bioprospeksi kelautan - newlms.ipb.ac.id
TRANSCRIPT
TEKNIK EKSTRAKSI SENYAWA METABOLIT
DARI MAKROALGA UNTUK BIOPROSPEKSI
BIOPROSPEKSI KELAUTAN
ITK - 212
1
Makroalga laut : sumber daya laut pesisir yang paling
mudah diakses & memiliki potensi penting sebagai
sumber senyawa biokimia.
Pentingnya pharmaceutical dari makroalga sdh
terkenal di seluruh duniaupaya ekstensif dilakukan
untuk mendapatkan senyawa tersebut.
Klasifikasi makroalga : Rhodophyta (alga merah),
Phaeophyta (alga coklat) & Chlorophyta (alga hijau)
Makroalga laut secara ekologis dan secara komersial
penting bagi banyak wilayah di dunia, terutama di
negara-negara Asia.
2
Digunakan sebagai makanan di banyak negara seperti
Cina, Jepang dan Taiwan. Di India, penggunaannya
sebagai makanan masih sangat terbatas.
Makroalga laut merupakan sumber protein, mineral,
serat makanan, vitamin, asam amino esensial dan asam
lemak esensial. Selain itu, makroalga laut juga
mengandung senyawa bioaktif potensial yang
menunjukkan kemampuan sebagai antibakteri, antivirus
dan antifungi, (Marinho-Soriano et al. 2006).
memiliki beragam fungsi seperti antioksidan,
antimutagenik, antikoagulan, antitumor dll, Dhargalkar
et al. (2005). Senyawa dengan aktivitas antioksidan,
antivirus, antijamur dan antimikroba telah terdeteksi
pada alga coklat, merah dan hijau, Yuan et al. (2005)
3
Makroalga telah digunakan sebagai bahan makanan
dalam diet Asia selama berabad-abad karena
mengandung karotenoid, serat makanan, protein, asam
lemak esensial, vitamin dan mineral.
Namun, komposisi nutrisi makroalga laut bervariasi
tergantung pada spesies, kematangan, kondisi
lingkungan pertumbuhan dan periode musiman, (Ortiz et
al. 2006).
digunakan sebagai obat herbal, pupuk,fungisida, dan
herbisida dan untuk penggunaan langsung dalam nutrisi
manusia juga, Cardozo et al.(2007).
Alga laut dieksploitasi terutama untuk produksi industri
phycocolloids seperti agar-agar, alginate dan carrageenan.
Merupakan sumber potensial bioaktif untuk industri farmasi
dalam pengembangan obat..
4
Alga laut kaya akan metabolit sekunder yang
meliputi alkaloid, fenol, flavonoid, saponin, steroid
dan sejenisnya telah banyak digunakan dalam
industri obat-obatan dan farmasi.
Senyawa metabolit (bioaktif) alga coklat adalah
senyawa fenolik, phlorotannins, Nagayama et al.
(2002). Phlorotannins secara ekologis berperan
seperti zat antifouling, dan antioksidan.
Alga laut dianggap sebagai sumber antioksidan
(Cahyana et al. 1992). Senyawa antioksidan
potensial pigmen (mis. Fucoxanthin, astaxanthin,
karotenoid) dan polifenol (mis. asam fenolik,
flavonoid, tanin) Heo et al. (2005).
5
TUJUAN EKSTRAKSI
6
Tujuan ekatraksi adalah untuk mengetahui
kandungan fitokimia dan biokimiawi
makroalga laut, yang diekstrak dengan
menggunakan pelarut seperti metanol,
aseton, dan air.
I. ANALISIS FITOKIMIA EKSTRAK MAKROALGA
1. Analisis kualitatif:
a) Saponin e) Glycoside
b) Terpenoid f) Alkaloid
c) Tannin g) Flavonoid
d) Steroid h) Phlobatannin
2. Analisis kuantitatif
i) Alkaloid iii) Tannin
ii) Phenol iv) Flavonoid
Analisis Biokimia: i) Chlorophyll
ii) Carbohydrate
iii) Protein7
PREPARASI SAMPEL MAKROALGA
Koleksi sejumlah makroalga laut
Lalu makroalga yang dikumpulkan dicuci secara
menyeluruh dengan air laut untuk menghilangkan
bahan asing (epifit, garam, pasir, batu kecil, dan
sampah lainnya), dan dibawa ke laboratorium dalam
kantong plastik yang berisi air untuk mencegah
penguapan.
dibersihkan dengan air mengalir, dipotong kecil-kecil
dan disebarkan kertas untuk menghilangkan
kelebihan air.
8
PERSIAPAN EKSTRAK
Bahan segar dikering anginkan di tempat yang teduh
(atau menggunakan oven pada suhu 50oC)
Setelah kering dihancurkan untuk mendapatkan bubuk
kasar.
Bubuk silpau kering (25 g) dimaserasi dengan 250 mL
metanol selama 24 jam, maserasi diulang dua kali.
Filtrat disaring melalui kertas saring Whatman no 41 dan
ditempatkan dalam wadah kaca.
Kemudian, filtrat diuapkan pada suhu 40oC
menggunakan rotary evaporator untuk mendapatkan
ekstrak pekat.
Ekstrak siap untuk skrining fitokimia9
TABLE 1. SOLVENTS USED FOR ACTIVE COMPONENT EXTRACTION
10
Tiwari et al. 2011
Phytochemical screening and
Extraction: A Review
1. ANALISIS KUALITATIF
Analisis fitokimia dari makroalga dilakukan dengan
skrining ekstrak untuk mengetahui ada tidaknya
metabolit sekunder aktif seperti Saponin, Terpenoid,
Tannin, Steroid, Glikosida, Alkaloid, Flavonoid,
Phlobatannin, Anthraquinone dan Phenol.
Analisis Fitokimia secara kualitatif
ditentukan dengan menggunakan metode oleh
Aiyelaagbe dan Osamudiamen (2009),
Egwaikhide et al. (2007) dan Mariita et al. (2010).
11
1. ANALISIS KUALITATIF:
a. Deteksi Alkaloid
1 ml ekstrak dicampur dengan 5 ml metanol dalam tabung
reaksi dan disaring, kumpulkan filtrat. Filtrat ditambahkan
dengan reagen Wagner.
Formasi endapan coklat / kemerahan menunjukkan
adanya alkaloid.
b. Deteksi Terpenoid
0,5 ml ekstrak dicampur dengan 2 ml kloroform dalam
tabung reaksi. Ditambahkan dengan hati-hati ke dalam
campuran 3 ml asam sulfat pekat untuk membentuk
lapisan.
keberadaan terpenoid ditandai dengan terbentuknya
warna coklat kemerahan12
1. ANALISIS KUALITATIF:
c. Deteksi Saponin
1 ml ekstrak dicampur dengan 4 ml air suling dan dikocok
dengan kuat dapatkan buih persisten yang stabil. Buih itu
kemudian dicampur dengan 3 tetes minyak zaitun kemudian
diamati.
pembentukan emulsi, yang menunjukkan adanya saponin
d. Deteksi Flavonoid
Ekstrak 0,5ml dimasukkan dalam tabung reaksi. Tambahkan
5ml air suling. Campur dengan baik,
saring dan kumpulkan filtrat. Ambil 1 ml filtrat berair,
tambahkan 2,5 ml larutan amonia encer. 1 ml asam sulfat
pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam
campuran.
terbentuknya Warna kuning menunjukkan adanya flavonoid.13
1. ANALISIS KUALITATIF:
e. Deteksi Tanin
0,5 ml larutan ekstrak masukkan dalam tabung reaksi,
tambahkan 5 ml air suling dan 2 tetes larutan besi klorida
kemudian amati
warna hijau kecoklatan atau warna biru kehitaman
mengindikasikan adanya tanin.
f. Deteksi Glikosida
0,5 ml ekstrak diambil dan tambahkan 0,5 ml HCl, 0,5
ml NaOH. Lalu tambahkan beberapa tetes larutan
Fehling A dan B.
Endapan merah bata menunjukkan kehadiran
glikosida. 14
1. ANALISIS KUALITATIF:
g. Deteksi Steroid
Sekitar 0,5 g ekstrak ditambahkan dengan 2 ml
asetat anhidrida bersama dengan 2 ml
H2SO4.
Transformasi warna dari ungu ke hijau atau biru
menunjukkan adanya steroid.
h. Deteksi phlobatannin
Ekstrak 0,5 g dicairkan dalam air suling dan
kemudian disaring. Setelah itu dipanaskan dengan
larutan asam klorida 2%.
Munculnya endapan warna merah menunjukkan
adanya phlobatannin.15
1. ANALISIS KUALITATIF:
i. Deteksi Anthraquinone
0,5 g ekstrak masukkan ke dalam tabung reaksi kering dan 5
ml benzena ditambahkan dan dikocok selama 5 menit.
Ekstrak disaring dan filtratnya dikocok dengan 5 ml larutan
amonia 10%.
Warna ungu muda atau merah menunjukkan adanya
Anthraquinone.
j. Deteksi senyawa fenolik
1 ml ekstrak dilarutkan dalam 5 ml campuran alkohol. Lalu
beberapa tetes larutan besi klorida (FeCl3) ditambahkan ke
dalam campuran.
Warna hijau tua atau biru atau hijau kecoklatan atau
kecoklatan atau merah kecoklatan mengindikasikan adanya
senyawa fenolik.
16
TABLE 2: STRUCTURAL FEATURES AND ACTIVITIES OF
VARIOUS PHYTOCHEMICALS FROM PLANTS
17
Tiwari et al. 2011.Phytochemical screening
and Extraction: A Review
TABLE 3 BIOGENIC COMPOUNDS ISOLATED FROM THE CHLOROPHYCEAE, RHODOPHYCEAE &
PHAEOPHYCEAE SOURCE
18
TABLE 3 BIOGENIC COMPOUNDS ISOLATED CHLOROPHYCEAE, RHODOPHYCEAE AND (CONT.)
19
TABLE 3 BIOGENIC COMPOUNDS ISOLATED CHLOROPHYCEAE, RHODOPHYCEAE AND (CONT.)
20
Bhadury et al. 2004. Exploitation of marine algae: biogenic compounds for potential
antifouling applications