biologi osmosis

Upload: evitia-yuliani-part-ii

Post on 14-Oct-2015

245 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

IAIN raden fatah plg

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    1/20

    41

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Osmosis adalah peristiwa yang juga terlibat dalam kehidupan sehari-hari

    kita tetapi kita yang tidak pernah menyadari arti dari osmosis itu sendiri dan

    contoh-contoh dari peristiwa osmosis tersebut. Molekul memiliki tipe energi

    yang disebut dengan gerak termal (panas atau kalor) dengan salah satu hasil

    dari gerak termal tersebut adalah adanya peristiwa osmosis. Osmosis sangat

    berkaitan erat dengan pergerakkan yang dilakukan oleh molekul pada suatu

    zat.

    Dalam pengetahuan biologi sel merupakan unit terkecil yang dapat

    melakukan aktifitas kehidupan. Selain itu, organisme terdapat alat transport

    yang mampu mengatur organisme lainnya. Sehingga membran sel tersusun

    atas senyawa fosfolipid bilayer. Oleh karena itu semampu melakukan

    transport zat, hal ini sangat diperlukan oleh tumbuhan agar mereka dapat

    mendistribusikan energi yang mereka dapatkan dari alam.

    Adanya fenomena fisik yang terdapat di dalam protoplasama membuat

    kami melakukan percobaan tentang osmosis tersebut. Fenomena tersebut

    terjadi karena adanya pergerakan-pergerakan yang dilakukan oleh molekul-

    molekul yang ada dalam protoplasma yang semakin tinggi temperature suhu

    tempat ia berada maka semakin besar pula gerakan yang dilakukan oleh

    molekul yang ada dalam protoplasma tersebut.

    Fenomena lain yang juga terdapat didalam protoplasma adalah molekul-

    molekul yang terdapat didalam protoplasma kebanyakan berukuran koloidyaitu 0,001 sampai dengan 0,1 mikron. Sehingga hal inilah yang

    menyebabkan molekul tersebut dapat bergerak dengan bebas dalam suatu

    protoplasma. Adanya fenomena-fenomena tersebut dalam protoplasma

    menghasilkan bermacam-macam efek yang sangat berperan penting terhadap

    adanya system kehidupan.

    Semua proses metabolisme tubuh organisme melibatkan transport pasif

    dan transport aktif. Transportasi dari dan keluar sel pada dasarnya adalah

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    2/20

    42

    melalui transport aktif dan pasif. Contoh transport pasif adalah osmosis.

    Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul air (pelarut) dari kerapatan air

    tinggi (konsentrasi larutan rendah) ke kerapatan air rendah dengan melewati

    membrane semipermeable

    Pertukaran zat yang terjadi antara sel dengan lingkungannya karena

    adanya mekanisme transport zat melalui membrane sel yang dapat

    berlangsung secara osmosis, difusi, atau justru transport aktif. Adanya

    peristiwa tersebut juga dikarenakan adanya sifat yang dimiliki oleh membrane

    sel yang bersifat semipermeabel. Sifat yang dimiliki oleh membrane inilah

    yang kemudian menyebabkan hanya beberapa zat tertentu yang dapat

    menembusnya.

    Beberapa zat yang kemungkinan dapat menembus membran

    semipermeabel adalah O, C, serta . Molekul polar kecil seperti gliserol

    dan molekul polar besar yang dapat berupa hidrokarbon akan sangat mudah

    menembus membrane sel. Dikarenakan hal tersebutlah kami melakukan

    penelitian tersebut dengan menggunakan larutan yang kebanyakan berupa air

    (hydrogen) agar larutan tersebut dapat menembus dinding membrane sel.

    1.2 Tujuan

    Memahami peristiwa osmosis pada sel

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    3/20

    43

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian osmosis dan efeknya pada keseimbangan air

    Para ahli kimia beranggapan bahwa osmosis adalah difusi yang tejadi

    sebagai akibat dari setiap pelarut yang telah melalui suatu selaput yang besifat

    permeabel secara diferensial. Hal ini dikarenakan membran sel lah yang telah

    meloloskan beberapa molekul tertentu namun menghalangi molekul lain, yang

    disebut dengan permeabel secara diferensiasi. Sedangkan secara sederhana

    osmosis diartikan sebagai difusi air yang melalui selaput yang bersifat

    permeabel secara diferensial dari suatu tempat yang mempunyai komsentrasi

    tinggi ke suatu tempat atau keadaan yang mempunyai konsentrasi rendah

    (Kimball, 1983).

    Konsentrasi sendiri diartikan sebagai konsentrasi yang dimiliki oleh

    pelarutnya. Yaitu air yang merupakan pelarut universal dan bukan zat terlarut

    atau ion maupun molekul dalam air tersebut. Pertukaran air yang terjadi antara

    sel dan lingkungannya merupakan suatu faktor yang sangat penting, sehingga

    dibutuhkan adanya suatu persamaan khusus yaitu osmosis (Kimball, 1983).

    Jika kita renungkan maka pernyataan yang mengatakan bahwa jika suatu

    larutan dengan konsentrasi suatu zat terlarut yang lebih tinggi akan memiliki

    konsentrasi yang lebih rendah , yang kemudian akan menyebabkan air tersebut

    akan berdifusi pada larutan . Tetapi jika zat terlarut tersebut dalam keadaan

    yang encer ,zat terlarut tidak akan mempengaruhi konsentrasi pada suatu air.

    Sebaliknya akan pengumpulan rapat molekul air disekitar zat yang terlarut

    yang bersifat hidrofiilik akan mengakibatkan sebagian air tersebut tidakmampu melintasi membrane (Campbell, 2010).

    Pergerakan yang dilakukan oleh air yang melintasimembran sel dan

    keseimbangan yang terjadi antara sel dan lingkungannya akan bersifat krusial

    bagi suatu organisme. Faktor yang sangat diperhitungkan pada tonisitas adalah

    kemampuan suatu larutan yang dapat menyebabkan sel memperolah atau

    kehilangan banyak air. Tonisitas ini sangat bergantung dengan konsentrasi

    suatu zat terlarut yang tidak dapat melintasi suatu membrane. Yang relative

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    4/20

    44

    pada sel , akan tetapi jika ada suatu konsentrasi zat terlarut dan bukan

    penembus yang lebih tinggi diantara larutan disekitarnya air akan

    meninggalkan sel tersebut (Campbell, 2010).

    Kita dapat mengambil contoh jika ada suatu sel yang tidak mempunyai

    dinnding sel (sel hewan). Dan direndam dalam suatu larutan atau lingkungan

    yang bersifat isotonis terhadap suatu sel, maka kita tidak dapat melihat adanya

    pergerakkan netto air yang melintasi membrane plasma. Air memang mengalir

    melintasi membrane tersebut, akan tetapi dengan laju yang sama dalam kedua

    arah. Sedangkan pada lingkungan atau larutan yang isotonis maka volume sel

    hewan tersebut akan stabil dari keadaannya yang semula. Kemudia sel hewan

    tersebut dipindahkan pada lingkungan atau pada suatu larutan yang hipertonis

    (Campbell, 2010).

    Hipertonik memiliki arti yaitu lebih banyak, dan dalam keadaan ini

    mendekati atau mengacu pada zat terlarut bukan penembus. Sel akan

    kehilangan air yang kemudian menuju kelingkungan, mengecut atau mungkin

    juga dapat mengakibatkan sel tersebut dalam keadaan mati. Namun, bagi sel

    hewan mendapatkan banyaknya air yang diperolehnya, maka akan sama

    membahayakannya juga seprti kehilangan air. Saat kita meletakkan sel dalam

    suatu larutan yang hiportonik, terhadap sel hewan tersebut, air akan memasuki

    sel lebih cepat dibandingkan dengan air yang keluar dari sel hewan tersebut.

    Dan sel hewan yang telah terpenuhi oleh air akan membengkak dan akan

    mengalami proses lisis (Campbell, 2010).

    Sel yang tidak mempunyai dinding yang bersifat kaku, maka tidak dapt

    menoleransi pengambilan maupun kehilangan air yang secara berlebihan.

    Masalah tersebut dapat terselesaikan jika sel hewan tersebut hiudp dalamlingkungn yang bersifat isotonic. Contoh lingkungan yang bersifat isotonic

    adala air laut, sel-sel hewan penghuni darat biasanya terndam dalam suatu

    cairan ekstraseluler yang bersifat isotonic terhadap sel. Hewan dan organism

    lain yang tidak mempunyai dinding sel kaku tetapi hidup dalam lingkungan

    hipertonik atau hipotonik, harus mampu beradaptasi khusus agar dapat

    melakukan osmoregulasi (Campbell, 2010).

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    5/20

    45

    Kita dapat mengambil contoh prostitaParamacium hidup dalam air kolam

    yang hipotonik terhadap sel. Paramacium ini memiliki membrane plasma

    yang yang sangat kurang atau dapt dikatakan kurang permeabelterhadap air

    ibnadingkan dengan membrane yang sebgaian besar dimiliki oleh para sel

    lainnya. Namun justru hal tersebutlah yang membuat pengambilan air menjadi

    terlambat yang secara terus-menerus memasuki sel. Sel paramecium tersebut

    tidak akan mengalami peristuwa plasmolisis karena dilengkapi dengan

    vakuola kontraktil. Organel yang berfungsi sebagai pompa yang akan

    mendorong air keluar dari sel Paramecium tersebut secara cepat , secepat air

    tersebut masuk kedalam sel melalui peristiwa yang disebut dengan osmosis

    (Campbell, 2010).

    Sedangkan keseimbangan air pada sel yang mempunyai dinding sel , yaitu

    sel tumbuhan, prokariota,fungi dan beberapa protista. Ketika beberapa sel

    tersebut kita rendam melalui larutan hipotonik, contohnya air hujan maka

    dinding ssel tersebut akan membantu sel untuk menyeimbangkan air yang

    masuk dan air yang keluar. Sama seperti sel hewan sel tumbuhanpun akan

    mengembung apabila air masuk melalui peristiwa yag biasa kita sebut

    osmosis. Tetapi, untuk sel tumbuhan dindingnya relative tak bersifat elastis

    yang akan mengembang hanya sampai batas tertentu sebelum akan

    memberikan tekanan balik pada sel yang melawan pengambilan air

    selanjutnya (Campbell, 2010).

    Pada saat inilah sel tersebut akan bersifat turgid (amat kaku) , yang

    merupakan kondisi sehat bagi sebagian besar sel tumbuhan. Tumbuhan yang

    tidak berkayu atau yang tidak mempunyai zat lignin, seperti tanaman rumah

    yang memperoleh sokongan mekanis dengan bergantung pada sel-sel yangdijaga tetap turgid oelh larutan hipotonik di sekelilingnya. Jika sel tumbuhan

    dan lingkungan disekitarnya bersifat isotonic, maka tidak akan terjadi

    kecenderungan dari air untuk masuk, dan tekstur sel akan menjadi lembek

    (Flacid). Sebaliknya dinding yang ada pada sel tumbuhan atau fungi, tidak

    akan memberikan keuntungan jika sel direndam dalam lingkungan yang

    bersifat hipertonik (Campbell, 2010).

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    6/20

    46

    Pada keadaan ini sel tumbuhan akan sama seperti sel hewan yang akan

    kehilangan air ke lingkungan dan akan menyusut. Ketika sel tumbuhan

    tersebut mengerut, maka membrane sel plasmanya akan terlepas dari dinding

    sel tumbuhan atau fungi tersebut. . Fenomena inilah yang dinamakan dengan

    peristiwa plasmolisis. Menyebabkan tumbuhan menjadi layu dan dapat

    menyebabkan tumbuhan mati. Sel berdinding milik bakteri dan fungi akan

    mengalami plasmolisis dalam suatu lingkungan hipertonik (Campbell, 2010).

    2.2 Sistem osmotik

    Alat ukur untuk mengukur peristiwa osmosis disebut dengan osmometer.

    Osmometer adalah perkakas laboratorium, akan tetapi sel hidup dapat pula

    dikatakan sebagai sisttem osmotik. Pada keduanya terdapat dua hal yang

    sangat penting dan harus diketahui, yaitu ketika dua larutan atau lebih atau

    dapat dikatakan air murni . Akan dipisahkan satu sama lain oleh membrane

    yang akan lebih membatasi pergerakan unsure terlarut dari pada molekul

    pelarut. Hal yang juga perlu kita ketahui yaitu biasanya terdapat sarana untuk

    membangun tekanan (Salisbury, 1995).

    Namun pada salah satu volumenya ,osmometer laboratorium

    menghasilkan tekanan secara harmonic dengan cara menaikkan larutan dan

    melawan gravitasi. Kemudian sarana yang digunakan adalah alat pengukur,

    setelah cairan mulai membesar pada sel yang mempunyai dinding akan

    menyebabkan naiknya tekanan. Perlu kita ketahui bahwa struktur dinding

    membrane sel akan berbeda, membrane molekul air akan melintas lebih cepat

    dan akan terlarut. Dinding sel primer biasanya permeable terhadap keduanya

    membrane sel yang dimiliki oleh tumbuhan akan memungkinkanberlangsungnya peristiwa osmosis (Salisbury, 1995).

    Tapi dinding tegar tersebutlah yang akan meimbulkan tekanan pada sel

    hewan yang tidak mempunyai dinding sel . Timbulnya tekanan didalamnya

    akan mengakibatkan sel tersebut menjadi pecah. Suatu contoh dapat kita ambil

    ketika kita menggunakan osmometer yang sempurna, membrane yang bersifat

    senipermeabel akan melalui pelarut (air) dengan mudah tetapi tidak melalui

    linarut. Larutan ynag demikian kuat akan terbatasi sehingga pergerakan air

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    7/20

    47

    didalam osmometer tidak banyak menaikkan volume larutan (Salisbury,

    1995).

    Osmometer yang hamper sempurna dapat dibuat dilaboratorium , akan

    tetapi sel tidak akan pernah berfungsi sebagai system osmotic yang sempurna.

    Jika disatu sisi membran terdapat larutan dan disisi lainnya memiliki

    konsentrasi yang berbeda, maka osmosis akan berlangsung. Larutan yang

    lebih pekat mempunyai potensialair yang lebih rendah. Jadi air akan berdifusi

    ke daerahnya dari larutan lain hingga tekanannya naik ke suatu titik, yaitu

    sampai potensial airnya sama dengan potensial air larutan yang kurang pekat

    (Salisbury, 1995).

    Kejadian tersebut dapat terjadi ketika keduanya mempunyai wadah . Jika

    difusi berlangsung menuju pada suatu larutan yang tidak berwadah, maka

    pergerakan tersebut akan berlangsung sampai larutan yang lebih pekat

    diencerkan yaitu sampai potensial airnya sama dengan potensial air larutan

    disisi lain suatu membrane . Pada saat itu, kedua larutan akan mempunyai

    potensial air yang bernilai negative dan sama. Sehingga kesetimbangan pun

    akan tercapai, sebenarnya proses tersebut dapat berlangsung umum. Tekanan

    dapat terjadi pada pada kedua larutan atau diluar larutan (Salisbury, 1995).

    Larutan diluar osmometer dapat lebih pekat (air akan bergerak keluar),

    tetapi bila kesetimbanganya telah tercapai potensial air akan sama diseluruh

    bagian system . Dua larutan yang terpisahkan oleh membrane dan berada

    dalam suatu kesetimbangan akan mempunyai potensial air negtaif yang sama.

    Kenyataannya potensial tekanan timbul akibat adanya tambahan dari tekanan

    dan sama dengan tekanan nyata dibagian suatu system tertentu. Dan potensial

    osmotic terjadi karena adanya unsure terlarut, karena potensial tekananmerupakan suatu tekanan yang nyata (Salisbury, 1995).

    2.3 Potensial Osmotik

    Pada titik kesetimbangan nilai yang mutlak dimiliki oleh potensial osmotik

    (yang negative) akan setara dengan tekanan nyata (yang positif) di osmometer

    sempurna maka potensial suatu larutan dapat dikur secara langsung.

    Pengukuran suatu besaran ini banyak dilakukan pada abad ke-19 oleh

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    8/20

    48

    Wilhelm FP Pfeferr (1877). Ia membuat membrane yang hamper mendekati

    keadaan yang sempurna, tegar dan semi-permeabel. Melalui cara yang

    dilakukannya yaitu merendam sebuah mangkuk yang berpori dan terbuat dari

    tanah liat dari kalium ferosianida (Salisbury, 1995).

    Yang kemudian dalam kupro sulfat akan mengendapkan tembaga

    ferosianida pada pori-porinya. Dengan bertambahnya pengertian tentang suatu

    sifat larutan , pengukuran yang lebih sederhana dapat dilakukan dan kemudian

    menyatakan datanya yang diubah ke potensial osmotik. Cara pengukuran telah

    banyak ditetapkan , akan tetapi tak ada metode yang dapat menunjukan

    kebenaran yang memuaskan untuk mengukur potensial pada peristiwa osmotik

    zat cair dalam sel tumbuhan (Salisbury, 1995).

    Metode tekanan uap yang digunakan untuk mengukur potensial air, dapat

    juga diterapkan untuk mengukur potensial osmmotik. Akan tetapi untuk

    menerapkan metode tersebut, tekanan pada tumbuhan haruslah dikurangi.

    Pembekuan yang dapat kita lakukan adalah dengan memberi kristal es yang

    akan mengecilkan membrane sel tersebut. Perlakuan tersebut akan

    menyebabkan tercampurnya sitoplasma, vakuola dan air yang terkandung

    dalam suatu dinding sel (Salisbury,1995).

    Hal tersebut mengakibatkan potensial pada peristiwa osmotik akan

    berubah sehingga nialainya akan berbeda. Titik beku dan juga tekanan uap,

    ada dalam suatu fraksi mol dan terdapat pada fungsi potensial osmotik. Sifat

    larutan yang ditentukan oleh fraksi mol disebut dengan sifat koligatif, yang

    meliputi titik beku, titik didih, tekanan uap dan potensial osmotik. Mengukur

    potensial osmotik dinamakan dengan metode krioskopik atau metode titik

    beku (Salisbury, 1995).Telah kita ketahui bahwa, potensial osmotik yang ideal dari 1 molal

    larutan yang tak mengion, 0C adalah -2,27 MPa. Pengaruh potensial osmotik

    pada suatu titik beku juga berlaku pada suatu larutan yang seperti cairan yang

    terdapat pada tumbuhan. Jadi potensial osmotik suatu larutan yang berwujud

    encer dan belum dikenal dapat ditaksirkan titik bekunya. Memperoleh cairan

    murni pada tumbuhan sangatlah sulit, cairan tersebut dapat keluar hanya bila

    kita memberikan tekanan, membekukan jaringan untuk merusak sel tersebut,

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    9/20

    49

    dan kemudian memeras cairannnya atau menggosok suatu jaringan dalam

    blender (Salisbury, 1995).

    Nilai suatu zat yang diblender akan menghasilkan larutan yang biasanya

    paling negative dan paling pekat. Sedangkan hasil cairan dari perasan dengan

    menggunakan tangan bersifat paling kurang negative. Namun, metode-metode

    tersebut menghasilkan tingkat percampuran yang berbeda pada setiap

    sitoplasma , air dinding sel , serta bahan lain dengan cairan vakuola. Cairan

    vakuola biasanya lebih banyak dibandingkan dengan sitoplasma, sitoplasma

    dan vakuola berada dalam kesetimbangan osmootik karena tak adanya

    penghalang yang tegar diantara keduanya (Salisbury,1995).

    Vakuola yang besar justru akan memberikan kestabilan osmotik

    (kemampuan menyangga pada sel ) . Masalah yang juga menjadi pemikiran

    serta timbul adalah bahwa pemerasan suatu sel hidup adalah saat diperolehnya

    air yang hamper murni sebagai akibat dari terjadinya penyaringan osmotik.

    Dengan adanya banyak kekurangan pada metode krioskopik telah banyak

    digunakan. Jika cairan disetiap jaringan tumbuhan berada pada kesetimbangan

    osmotik dengan larutan luar disekitarnya pada tekanan atmosfer (Salisbury,

    1995).

    Dan tak akan pernah ada tekanan atau tegangan di dalam jaringan , maka

    potensial osmotik cairan tersebut tidak akan sama dengan potensial osmotik

    pada lingkungan sekitarnya. Masalah yang dihadapi adalah diperolehnya

    tekanan nol dalam jaringan yang kemudian tidak akan mengubah lagi sifat

    osmotik lainnnya jika tidak kita perlukan. Metode tersebut digunakan untuk

    mengukur potensial osmotik dengan mengamati plasmolisis insipien

    (Salisbury, 1995).Sampel jaringan akan dimasukkan pada suatu larutan seri yang bertingkat

    serta potensil osmotiknya diketahui. Sesudah melalui masa penyetimbangan

    (biasanya 30 menit sampai 1 jam) jaringan akan diamati di bawah mikroskop.

    Para ahli fisiologi tumbuhan banyak yang menganggap bahwa plasmolisis

    insipient hanya terjadi pada bagian-bagian yang jaringannya mempunyai

    separuh dari jumlah sel baru yang dimilikinya akan mengalami plasmolisis

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    10/20

    50

    yaitu peristiwa ketika protoplasma baru mulai terlepas dari dinding sel

    (Salisbury, 1995).

    Lepasnya dinding sel tersebut dikarenakan adanya tekanan dalam yang

    sama dengan nol. Jika pernyataan tersebut benar maka potensial osmotik

    sebagai penyebab plasmolisis insipient akan setara dengan potensial osmotik

    di dalam sel, sesudah kesetimbangan dengan larutan telah tercapai.

    Terlepasnya protoplas dari dinding sel disebabkan oleh penyusutan atau

    pengurangan volume , karena cairan diadalam protoplas sudah menjdai lebih

    pekat karennya berpotensial osmotik lebih negative . Bila pengukuran volume

    jaringan awal dan jaringan akhir setelah terjadinya plasmolisis , maka pada

    keadaan plasmolisis insipien harus dilakukan secara hati-hati (Salisbury,

    1995).

    Pendekatan lain yang digunakan pada metode lain adalh dengan

    menggunakan metode bom tekanan. Dan mampu meberikan beberapa macam

    data yang berkaitan dengan status air dalam suatu tumbuhan . Untuk

    mengukur potensial osmotik, satu daun atau cabang yang dipetik dari

    tumbuhan biasanya dihidrasi (bergantung pada spesiesnya) dengan cara

    memasukan ujungnya yang terpotong kedalam air murni selama beberapa jam

    atau semalaman . Yang kemudian akan kita tutup dengan kantong plastic

    untuk mendaptkan RH 100%. Dari pengamatan dapat diketahui bahwa

    potensial osmotik dapat berubah sedikit selama waktu yang

    mempengaruhinya. Cabang yang telah terhidrasi akan diletakkan didalam bom

    tekanan dengan ujung yang akan terpotong tersembul keluar (Salisbury, 1995).

    Tekanan diberikan, dan cairan tumbuhan mulai keluar dari ujung yang

    terpotong tersebut. Cairan tersebut hamper berupa air murni karenadikeluarkan dengan cara osmosis-balik dengan tekanan didalam bom

    dinaikkan kenilai positif yang lebih tinggi dari pada potensial osmotik yang

    negative dan akan menyebabkan air berdifusi keluar dari sel (Salisbury, 1995).

    2.4 Contoh peristiwa osmosis

    Lubang bawah dari tabung gelas yang akan kita guanakan untuk percobaan

    kita tutup dengan selaput selofan. Selaput tersebut berfungsi sebagai

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    11/20

    51

    membrane permeable secara diferensial, yang kemudian akan meloloskan

    molekul-molekul air secara cepat. Akan tetapi menghalangi molekul lain yang

    lebih besar, tabung yang diisi dengan molase, suatu larutan gula dan air yang

    pekat . Tabung tersebut kemudian akan dimasukkan kedalam gelas piala yang

    telah berisikan air suling (Kimball, 1983).

    Konsentrasi yang berada dalam gelas piala adalah 100% sedangkan

    konsentrasi yang ada didalam tabung kurang dari 100%. Karena dalam suatu

    volume molase tertentu terdapat lebih sedikit molekul air dibandingkan

    dengan suatu volume air suling yang sama besar. Karena terjadi suatu gerakan

    air melalui selaput selofan ke dalam tabung tersebut. Karena molekul air

    tersebut masuk kedalam tabung maka volume cairan akan bertambah

    (Kimball, 1983).

    Molase tersebut terdesak ke atas, desakan tersebut sebagai akibat dari

    tekanan yang terjadi karena difusi dalam molekul air kedalam tabung.

    Tekanan tersebutlah yang dinamakan dengan tekanan osmosis, makin besar

    perbedaan konsentrasi air pada kedua sisi dinding suatu selaput , maka makin

    besar kecenderungan terjadinya osmosis. Dan dengan demikian makin besar

    tekanan osmosis dan jika kolom molase tersebut berhenti naik, kita akan

    mendapatkan suatu ukuran kasar tentang besarnya tekanan osmosis pada

    system tersebut. Tekanan berat dari kolam air akan mengimbangi tekanan

    osmosis dan dengan demikian proses osmosis pun akan berhenti (Kimball,

    1983).

    Perlu kita ketahui bahwa konsentrasi disebelah menyebelah selaput masih

    belum dalam keadaan yang sama. Akan tetapi peningkatan tekanan pada

    permukaan dalam dari selaput yang disebabkan oleh berat kolom molase.Yang kemudian akan menyebabkan molekul air terdesak kembali melalui pori

    selaput. Jika kecepatan desakan keluar air ini seimbang dengan masuknya air

    yang disebabkan oelh perbedaan konsentrasi, maka proses osmosis yang

    terjadi akan berhenti (Kimball, 1983).

    Ketika sel darah manusia dimasukkan kedalam air mmurni, maka molekul

    air tersebut akan berdifusi kedalamnya . Osmosis akan terjadi karena diluar sel

    (100%) terdapat konsentrasi air yang lebih tinggi daripada didalam sel . Air

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    12/20

    52

    yang berada disekitar sel tersebut disebut dengan hipotonik terhadap

    sitoplasma sel. Dinding sel dari sel darah merah sangat rapuh dan tidak tahan

    akan peningkatan tekanan didalam sel , yang kemudian sel tersebut akan

    mengalami peristiwa plasmolisis dan sel tersebut pecah (Kimball, 1983).

    Bila sel darah merah ditempatkan didalam air laut, maka air akan keluar

    dari sel dengan cara osmosis dan sel mengerut . Hal ini disebabkan karena

    suatu volume tertentu air laut akan mengandung jumlah molekul air yang lebih

    kecil daripada volume yang sama dari sitoplasma sel darah merah. Air laut

    disebut hipertonik terhadap sitoplasma sel. Tetapi jika sel darah merah

    ditempatkan dalam medium atau media dengan konsentrasi air yang sama

    dengan sitoplasmanya (plasma darah atau larutan garam 0,9%). Sela darah itu

    tidak akan dapat tambahan atau akan kehilangan air dengan cara osmosis,

    larutan demikianlah yang disebut dengan larutan isotonik (Kimball, 1983).

    Gambar 2.4

    (Sunber: Naza, 2012)

    Contoh lain peristiwa osmosis adalah Difusi terjadi pada semua jenis zat,

    termasuk gas-gas, ion-ion dan air. Masuknya air dari luar ke jaringan akar juga

    merupakan peristiwa difusi. Air bergerak dari daerah yang airnya lebih banyak

    ke daerah yang airnya lebih sedikit. Kandungan air dalam tanah relatif tidak

    terbatas (potensial air sebesar-besarnya = mendekati 0) daripada air jaringan

    akar. Adanya perbedaan kadar air ini mendorong air berdifusi masuk ke dalam

    akar. Air yang masuk ke dalam akar akan mengisi ruang-ruang antar sel atau

    masuk ke dalam sel. Air dapat masuk ke dalam sel-sel akar setelah air

    menembus dinding dan membran sel. Air yang bergerak menembus membran

    sel inilah yang disebut osmosis. Dengan kata lain, osmosis adalah difusi air

    menembus membran sel (Suyitno, 2008).

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    13/20

    53

    Faktor penyerapan secara osmosis dipengaruhi oleh faktor penting sesuai

    dengan hukum Fick pertama yang menentukan laju osmosis ke dalam jaringan

    (melewati membran), yaitu : Faktor perbedaan (gradien) potensial air antara

    cairan sel penyerapan dengan larutan tanah di luarnya. Serta permeabilitas

    membran terhadap zat-zat (Suyitno, 2008).

    2.5 Penyesuaian Dengan Lingkungan Hipotonik dan Hipertonik

    Konsentrasi yang ada dalam air tawar akan menyebabkan kandungan air

    yang berada dalam sitoplasma berbeda jauh dengan konsentrasi air didalam air

    murni. Pada sel-sel tanaman air , air masuk kedalam sel melalui peristiwa

    osmosis. Dengan meningkatnya jumlah molekul yang ada didalam sel, isi sel

    tersebut akan menekan dinding sel. Tekanan inilah yang disebut dengan

    tekanan turgor. Dinding selulosa dari sel yang kuat tersebut mampu bertahan

    dengna tekanan osmosis meskipun konsentrasi air didalam tidak sama dengan

    yang ada diluar sel. Dalam vakuola-vakuola sentral sel sel tanaman darat

    seringkali terdapat larutan dalam konsentrasi yang tinggi (Kimball, 1983).

    Air yang diserap dari tanah tersebut akan masuk kedalam sel dengan jalan

    osmosis dan akan menimbulkan tekanan turgor. Hal inilah yang akan

    membuat dinding-dinding sel tersebut menjadi kaku . Tekanan turgor inilah

    yang menyebabkan kekakuan pada bagian dari tanaman yang tidak berkayu

    atau yang tidak mempunyai zat lignin. Anggota tumbuhan tersebut adalah

    daun, bunga dan sebgainya. Jika tanaman darat tidak mampu mendapatkan

    cukup air dari tanah maka sel-selnya akan kehilangan tekanan turgor yang

    menyebabkan tanaman atau tumbuhan tersebut menjadi layu (Kimball, 1983).

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    14/20

    54

    BAB III

    METODOLOGI PRATIKUM

    3.1 Waktu dan tempat

    Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 05 Desember 2013,

    pada pukul 10.15 11.15 WIB. Di Laboratorium biologi Institut Agama

    Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.

    3.2 Alat dan bahan

    3.2.1 Alat

    Alat yang kami gunakan dalam percobaan tentang osmosis adalah

    mikroskop. Yang akan digunakan untuk meneliti darah burung darah

    setelah diberi larutan garam, gula serta aquades. Deckglass dan obyek

    glass juga digunakan pada percobaan kali ini sebagai tempat untuk

    melihat objek yang akan kita amati melalui mikroskop, dengan bantuan

    dari deckglass tersebut sehingga gelembung-gelembung udara yang ada

    tidak teramati. Adapun alat lain yang kami gunakan adalah gelas beaker

    yang berfungsi sebagai wadah untuk meletakkan kentang yang telah

    dipotong dan merendam kentang tersebut pada larutan garam, gula, serta

    aquades

    3.2.2 Bahan

    Sedangkan untuk bahan yang digunakan adalah kentang yang akan

    dipotong sesuai ukurannya dan akan direndam pada larutan yang telah

    ditentukan, darah burung darah, larutan ringer, serta aquades yang akan

    membantu dalam percobaan tentang osmosis kalli ini.

    3.3 Cara Kerja

    3.3. 1 Plasmolisis dan krenasi

    1. Siapkan tiga buah obyek glass cekung dan tiga buah deck glass2. Obyek glass I ditetesi larutan garam3. Obyek glass II ditetesi larutan gula4. Obyek glass III ditetesi aquades

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    15/20

    55

    5. Tambahkan darah pada setiap tetesan6. Tutuplah dengan deckglass hati-hati7. Amati di bawah mikroskop, amati perubahan yang terjadi

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    16/20

    56

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil

    Tabel 1 hasil pengamatan osmosis pada kentang

    Indikator Jenis larutan

    Waktu

    5 Menit 10 Menit 20 Menit

    Warna

    Larutan garam Kuning Kuning Kuning

    Larutan gula Pucat Pucat Pucat

    Aquades Lebih pucat Lebih pucat Pucat

    Bentuk / ukuran

    Larutan garam Tetap Tetap Menciut

    Larutan gula Tetap Tetap Menciut

    Aquades Tetap Tetap Membesar

    Tekstur

    Larutan garam Keras Lembut Lentur

    Larutan gula Keras Keras Lentur

    Aquades Keras Keras Keras

    Tabel 2 hasil pengamatan osmosis yang terjadi pada darah burung dara

    Jenis larutan

    Indikator

    KerapatanBentuk sel

    darah

    warna

    Larutan garam Oval Merah tidak pekat Rapat

    Larutan gula Oval Merah tidak pekat Rapat

    Aquades Oval dan lebih

    besar

    Merah pekat Renggang

    4.2 Pembahasan

    Peristiwa yang terjadi pada kentang merupakan peristiwa osmosis. Dapat

    kita lihat perubahan warna yang terjadi pada kentag dari menit pertama hingga

    mneit berikutnya yaitu sampai menit ke 20, tidak terjadi perubahan warna

    yaitu warna kentang tetap seperti keadaannya semula yang berwarna kuning.

    Bentuk serta ukuran dari kentang degan yang direndam menggunakan larutan

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    17/20

    57

    garam pada hasil dari percobaan kami bahwa kentang tersebjut pada menit

    pertama hingga menit kedua berukuran seperti keadaannya yang semula.

    Akan tetapi pada menit ketiga atau pada waktu perendaman selama 20

    menit ukuran serta benuk kentang tersebut berubah menjadi lebih kecil atau

    menciut dari ukurannya yang semula.Sedangkan tekstur kentang tersebut yang

    direndam dengan larutan garam menunjukkan kelenturan pada menit ke 20.

    Perubahan-perubahan yang terjadi pada kentang dikarenakan larutan garam

    tersebut bersifat hipertonik pada kentang itu sendiri.

    Tidak terjadinya perubahan warna pada kentang dikarenakan air akan

    keluar didalam sel kentang tersebut dengan car osmosis. Hal ini disebabkan

    karena suatu volume tertentu air garam tersebut mengandung jumlah molekol

    air yang lebih kecil dai pada volume yang sama dngan yang dimiliki pada

    kentang terebut (Kimball, 1983).

    Kareana larutan tersebut mengeluarkan air yang terdapat didalam sel

    sehingga warna kentang tersebut tetap pada keadaannya yang semula yaitu

    berwarna kuning. Sedangkan perubahan bentuk pada kentang serta tekstur

    kentang itu sendiri juga dikarenakan air pada kentang tersebut keluar melalui

    membannya . Peristiwa tekstur kentang menjadi lembur adalah terjadinya

    peristiwa plasmolisis pada kentang tersebut.

    Sedangkan untuk larutan gula pada perubahan warna menunjukkan warna

    yang lebih pucat daripada kentang yang direndam dengan larutan gula. Hal

    tersebut membuktikan bahwa air yang keluar pada kentang terlalu banyak

    dikarenakan molekul air tersebut sangat kecil dibandingkan dengan molekul

    yang terdapat pada kentang. Sedangkan untuk tekstur dan ukuran kentang itu

    sendiri menunjukkan data yang hamper sama dengn kentang yang direndampada larutan garam. Sehingga dapat kami simpulkan bahwa larutan gula juga

    bersifat hipertonik terhadap kentang.

    Percobaan perendaman kentang dengan merendam kentang tersebut

    mengggunakan larutan aquades menunjukkan data yang berbeda dengan

    perendaman yang terjadi pada larutan garam dan larutan gula. Pada perubahan

    warna kentang yang idrendam dengan aquades warna kentang langsung

    menunjukkan warna yang lebih pucat dari keadaannya yang semula. Bahakan

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    18/20

    58

    ukuran kentangpun semakin membesar dari keadaannya yang awal serta

    tesktur untuk kentang itu sendiri menjadi lebih keras.

    Molekul air akan berdifusi kedalmnya, osmosisi terjadi diakarenakan

    diluar sel (100%) terdapat konsentrasi air yang lebih tinggi daripada yang

    terdapat didalam sel. Air disekitar sel tersebut disebut dengan hipotonik

    terhadap sitoplasma sel (Kimball, 1983).

    Sedangkan percobaan osmosis dengan menggunakan sel darah merah dari

    burung dara dapat kita lihat bahwa saat sel darah tersebut ditetesi dengan

    larutan garam, keadaaan sel darah tersebut menjadi oval dan rapat sedangkan

    warna dari sel darah merah tersebut berubah menjadi merah yang tidak terlalu

    pekat.

    Sel darah merah berubah menjadi oval dikarenakan menurunnya cairan

    sel darah merah yang mengalir keluar sehingga sel darah merah mengkerut

    atau mengalami krenasi. Sel darah merah dapt menjadi lebih mengkerut lagi

    karena cairan pada sel darah merah yang memiliki konsentrasi rendah keluar

    menuju larutan garam yang memiliki konsentrasi tinggi. Peristiwa ini

    dinamakan osmosis (Lophee, 2011).

    Sama seperti larutan garam, kentang yang direndam dengan larutan gula

    menunjukkan dat yang sama ketika kentang tersebut direndam dengan larutan

    garam. Hal ini dikarenakan larutan gula juga bersifat hipertonik terhadap

    sitoplasma sel darah burung dara tersebut.

    Dikatakan bila konsentrasi zat yang terlarut dalam air lebih tinggi di

    bagian dalam sel dari pada di luar sel, maka air cenderung bergerak ke dalam

    sel melalui membran. Jika konsentrasi air di bagian dalam sel lebih tinggi

    dibandingkan di bagian luar sel, atau konsentrasi zat yang terlarut dalam air dibagian luar sel lebih tinggi dari pada di dalam sel, maka air cenderung

    bergerak ke luarsel melalui membran (Aman, 2008).

    Sedangkan pada perendaman dengan aquades menunjukkan bentuk oval

    dan lebih besar dibandingkan dengan larutan yang lainnya. Dan warna dari sel

    darah burng dara pun berwarna merah pekat dan renggang dibandingkan

    dengan sel darah merah yang ditetesi dengan larutan garam serta larutan gula.

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    19/20

    59

    Setelah ditetesi dengan aquades sel darah merah burung darah mulai

    mengembang karena aquades masuk ke dalam sel darah merah. Sehingga sel

    darah merah mengembang atau mengalami hemolisis. Hal ini terjadi karena

    aquades yang memiliki konsentrasi rendah masuk menuju sel darah merah

    yang memiliki konsentrasi tinggi. Peristiwa ini dinamakan osmosis (Lophee,

    2011).

  • 5/24/2018 Biologi Osmosis

    20/20

    60

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Dari percobaan yang telah dilakukan dapat saya simpulkan bahwa

    osmosis diartikan sebagai difusi air yang melalui selaput yang bersifat

    permeabel secara diferensial dari suatu tempat yang mempunyai komsentrasi

    tinggi ke suatu tempat atau keadaan yang mempunyai konsentrasi rendah.

    Sedangkan pada percobaan kami sendiri dapat disimpulkan bahwa larutan

    gara, dan larutan gula merupakan larutan yang bersifat hipertonik terhadap

    kentang dan sel darha burung dara . Dan larutan gula bersifat hipotonik

    terhadap kentang dan sel darah burung dara.

    5.2 Saran

    Pada percobaan mengamati sel darah merah burung dara sebaiknya diamati

    dulu keadaan awal dari sel darah tersebut sehingga dapat membedakan

    perubahan wujud atau warna dari sel darah tersebut sesudah dan sebelum

    ditetesi oleh larutan. Para praktikkan juga hendaknya lebih cepat mengamati

    sel darah merah burung dara, hal ini dikarenakan sel darah merah burung dara

    bersifat mudah kering.