web viewadapun manfaat pengenalan dan ... semua makhluk hidup mengandung beragam jenis sel dengan...

71
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI HEWAN Kelompok 4 Asisten : Baidillah Zulkifli Disusun Oleh : Dirga Rizki Imanda (1302101010150) Lestari Sukma D (1302101010163) Lisa Sya’ Baniar (1302101010161) Maulana (1302101010009) Melia Sesva Dina (1302101010169) Sariah (1302101010149) Siti Prawita BR (1302101010152) Yusmadita Wulandari (1302101010171) LABORATURIUM HISTOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS SYAH KUALA

Upload: dinhthuy

Post on 30-Jan-2018

243 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI HEWAN

Kelompok 4

Asisten : Baidillah Zulkifli

Disusun Oleh :

Dirga Rizki Imanda (1302101010150)

Lestari Sukma D (1302101010163)

Lisa Sya’ Baniar (1302101010161)

Maulana (1302101010009)

Melia Sesva Dina (1302101010169)

Sariah (1302101010149)

Siti Prawita BR (1302101010152)

Yusmadita Wulandari (1302101010171)

LABORATURIUM HISTOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS SYAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ilmiah ini.

Salawat beriring salam, penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW,

selaku inspirasi dari umat islam di dunia.

Di dalam laporan ilmiah ini penulis menjabarkan tentang pengamatan

pengenalan dan penggunaan mikroskop, pengamatan struktur sel, pengamatan

sifat fisik sel, pengamatan fotosintesis dan respirasi.

Penulis menyadari bahwa laporan ilmiah ini masih terdapat kekurangan

baik dari penulisan kalimat serta pembahasan materi. Oleh karena itu, penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna untuk

penyempurnaan laporan ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih bagi semua pihak yang

telah membantu penyelesaian penulisan laporan ini sampai selesai.

Darussalam, Oktober 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................

Bab I Pengenalan Mikroskop ..............................................................................

Bab II Struktur Sel .................................................................................................

Bab III Sifat Fisik Sel ............................................................................................

Bab IV Fotosintesis dan Respirasi ..........................................................................

BAB I

PENGAMATAN DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroskop pertama kali ditemukan pada tahun 1632 oleh seorang ilmuan

berkebangsaan Belanda bernama Antony Van Leuwenhoek yang memakai lensa

sederhana berukuran berdiameter 270 mm. Pada`tahun 1880 telah dibuat

compound microscope, selanjutnya tahun 1903 diperkenalkan mikroskop gelap

(dark-field microscope), ultraviolet illumination (1925), electron microscope

(1940) dan phase contrast microscope pada tahun 1944 (Gabriel, 1996).

Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai

lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik

objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif

biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut gagang putar. Setiap lensa

objektif dapat diputar ketempat yang sesuai dengan perbesaran yang dikehendaki.

Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dan

menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksika keatas lensa okuler

untuk menghasilkan bvayangan maya yang kita lihat. Biasanya mikroskop

laboratorium dilengkapi dengan tiga lensa objektif : lensa 16mm berkekuatan

rendah (10x); lensa 4mm berkekuatan kurang tinggi (40-45x) dan lensa celup

minyak berkekuatan tinggi (97-100x).

Lensa tersebut terletak pada suatu hidung yang dapat berputar sehingga

obyektif yang dikehendaki dapat dengan mudah diletakkan pada posisi kerja.

Obyektif celup minyak memberikan perbesaran tertinggi dari ketiganya. Lensa

okuler terletak pada ujung atas mikroskop (Anshory,1984)

B. Tujuan Pratikum

Mahasiswa dapat mengenal bagian-bangian mikroskop dan mampu

menggunakannya terutama optik untuk pengamatan preparat biologi.

C. Manfaat

Adapun manfaat pengenalan dan penggunaan mikroskop antara lain,

mahasiswa dapat mengenal sejarah penemuan mikroskop dan dapat mengenal

sejarah penemuan mikroskop dan dapat menggunakannya dengan baik.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Mikroskop

Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek (1632-

1723) yang berkebangsaan Belanda, dengan mikroskop yang masing-masing

terdiri atas lensa tunggal hasil gosokan rumah yang ditanam dalam kerangka

kuningan perak. Kekuatan perbesaran tertinggi yang dapat dicapainya hanyalah

200-300 kali, mikroskop ini sedikit sekali persamaannya dengan mikroskop

cahaya majemuk yang ada sekarang 9Purba, 1999).

Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua

lensa cembung yaitu sebagai yaitu sebagai lensa objektif 9dekat dengan mata)

dan lensa okuler (dekat dengan benda). Macam-macam mikroskop,yaitu :

mikroskop cahaya merupakan mikroskop yang mempunyai bagian-bagian yang

terdiri dari alat-alat yang bersifat optic,berguna untuk mengamati benda-benda

atau preparat yang transparan.

Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa ialah mikroskop ultraviolet

tidak dapat dilihat oleh mata manusia maka bayangan benda harus direkam pada

piringan peka cahaya. Mikroskop ini menggunakan lensa kuarsa. Mikroskop

pendarflour, mikroskop ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda-benda asing

atau antigen dalam jaringan. Mikroskop medan gelap, mikroskop ini digunakan

untuk mengamati bakteri hidup, khususnya bakteri yang begitu tipis yang hampir

mendeteksi batas daya pisah mikroskop majemuk.

Mikroskop fasekontras, mikroskop ini digunakan untuk mengamati benda

dalam keadaan alamnya, tanpa menggunakan bahan pewarna. Pada bawah meja

obyeknya dan pada lensa objektifnya terpasang perlengkapan fase kontras.

Mikroskop electron, banyak komponen sel seperti mitokondria, ribosom

dan reticulumendoplasma yang begitu kecil tidak bias dilihat secara detail dengan

mikroskop biasa .Mikroskop electron pemayaran, mikroskop ini menggunakan

berkas tetapi yang seharusnya ditransmisikan secara serempak keseluruh medan

electron difokuskan sebagai titik yang sangat kecil dan dapat digerak maju

mundur pada spesimennya.

Secara garis besar mikroskop terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Bagian mekanik statif, kubus, revolver, meja benda, sekrup, pengatur

kubus (kasar,makrometer dan halus micrometer).

2. Bagian optik : lensa okuler, lensa objektif, kondensor, dan cermin

pengatur cahaya.

B. Fungsi - fungsi Mikroskop

1. Tombol lampu

2. Tombol pengatur intensitas cahaya.

3. Lensa okuler : membentuk bayangan maya, tegak dan diperbesar.

4. Tubus (tabung mikroskop) : mengatur focus dan menghubungkan lensa

okuler dengan lensa objektif.

5. Revolver (pemutar objektif) : mengatur perbesaran lensa objektif dengan

cara memutarnya.

6. Lensa objektif : membentuk bayangan maya, terbalik dan diperbesar.

7. Meja Preparat : meletakkan objek.

8. Tombol pengatur focus kasar (makrometer) : memfokuskan bayangan

objek secara cepat.

9. Tombol pengatur focus halus (mikrometer) : memfokuskan bayangan objek

secara lambat.

10. Pemegang Preparat : menjepit preparat diatas meja.

11. Pemegang(frame mikroskop).

12. Kondensor : mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan

dinaik turunkan.

13. Knop penggeser Y ( atas dan bawah).

14. Knop penggeser X ( kanan dan kiri).

15. Knop diafragma : mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.

16. Filter : menyaring cahaya yang masuk ke objektif.

17. Kaki mikroskop : menyangga atau menopang mikroskop.

METODE PERCOBAAN

A. Alat dan bahan

1. Mikroskop Biologi biokuler

2. Kaca benda/objek glass

3. Kaca penutup/cover glass

4. Bahan latihan

B. Cara kerja

1. Ambil mikroskop dengan hati-hati, salah satu tangan memegang

lengan mikroskop sedangkan tangan yang lain menyangga kaki

mikroskop.

2. Letakkan mikroskop diatas meja kerja dengan posisi yang baik yaitu

ujung lensa objektif tepat (tegak lurus) dengan tepi meja.

3. Perhatikan penjelasan asisten untuk mengenal bagian-bagian

mikroskop.

4. Periksalah kelengkapan bagian mikroskop yang sedang diamati.

5. Nyalakan lampu mikroskop ( tombol lampu) kemudian atur cahaya

dengan pengatur intensitas cahaya sampai terang.

6. Turunkan tabung dengan menggunakan pengatur kasar, usahakan

lensa objektif tidak membentur meja benda jika revolver diputar.

7. Putarlah revolver dan pilih objektif lemah sampai terdengar bunyi “

KLIK ‘ yang menandakan bahwa tabung dari lensa okuler sampai

lensa objektif telah lurus.

8. Letakkan specimen(preparat) pada meja benda.

9. Atur focus dengan jalan memutar pengatur focus dan atur diafragma

pada kondensor (biasanya agak ditutup pada pembesaran 100x

untuk mendapatkan kontras yang bagus).

10. Atur jarak pupil mata dengan lensa, usahakan mata dibuka kedua-

duanya.

11. Gunakan lensa objektif yang dikehendaki dan difokuskan.

12. Atur cahaya dengan pengatur intensitas cahaya.

13. Mulai pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Biologi Hewan.2013.Penuntun Praktikum Biologi Hewan.Banda Aceh :

Universitas Syiah Kuala.

BAB II

PENGAMATAN STRUKTUR SEL

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, juga diikuti perkembangan oleh

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terutama di bidang Sains.

Dewasa ini, telah banyak ditemukan teori-teori baru yang dapat memudahkan

manusia dalam melakukan berbagai macam aktifitas. Salah satunya adalah dengan

telah ditemukannya mikroskop, para ahli mampu menemukan bahkan

menjabarkan tentang pengamatan struktur sel, baik sel hewan maupun sel

tumbuhan.

Sel merupakan bagian terkecil pada organisasi kehidupan. Ilmu yang

mempelajari tentang sel disebut juga dengan sitologi. Ilmu ini semakin

berkembang setelah ditemukannya mikroskop elektron. Dengan mikroskop

elektron, para ahli dapat mempelajari lebih jauh apa yang sebenarnya terdapat di

dalam sel.

Secara umum, sel terbagi dua, yaitu sel hewan dan sel tumbuhan. Sel

tumbuhan dan sel hewan memiliki beberapa perbedaan, diantaranya sel tumbuhan

memiliki dinding sel yang melapisinya sehingga strukturnya lebih keras.

Sedangkan sel hewan tidak memiliki dinding sel. Dan banyak perbedaan lainnya

dari kedua sel tersebut.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pengamatan struktur sel adalah :

Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan memahami bagian-bagian sel.

Mahasiswa dapat membedakan antara sel hewan, sel tumbuhan, sel

batu hidup, dan sel batu mati.

Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk dan struktur sel tumbuhan dan

struktur sel hewan.

Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk dan struktur sel batu hidup dan

struktur sel batu mati.

C. Manfaat

Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan memahami bagian-bagian sel.

Mahasiswa dapat membedakan antara sel tumbuhan, sel hewan, sel

batu hidup, dan sel batu mati.

Mahasiswa dapat menjelaskan dan menggambarkan bentuk dan

struktur sel tumbuhan dan sel hewan.

Mahasiswa dapat menjelaskan dan menggambarkan bentuk dan

struktur sel batu hidup dan sel batu mati.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Sel

Ilmu yang mempelajari tentang sel disebut dengan sitologi. Ilmu ini

semakin berkembang setelah ditemukannya mikroskop elektron. Dengan

mikroskop elektron, para ahli dapat mempelajari lebih jauh apa yang sebenarnya

terdapat di dalam sel. (Eroschenco, 2010)

Penemuan mikroskop oleh Antonie van Leeuwenhoek telah banyak

membantu para ahli dalam kegiatan penyelidikannya. Kali ini Robert Hooke

(sekitar pertengahan abad XVII), dengan memanfaatkan mikroskop berhasil

sebagai orang pertama yang melihat ruang-ruang kecil yang di bentuk oleh irisan-

irisan pada jaringan-jaringan tumbuh-tumbuhan. Jaringan-jaringan itu dilihatnya

bagaikan tersusun dari banyak ruang kecil yang dibatasi oleh dinding-dinding

yang tipis. Ruang-ruang kecil ini dinamakan sel, atau lumen termasuk dinding-

dinding sel. (Yayan Sutrian, 2004).

Pada tahun 1831, Robert Brown menemukan nucleus dalam epidermis

suatu anggrek, Hugo von Mohl melihat perbedaan antara protoplasma dan cairan

sel pada tahun 1846, dan pada tahun 1862 Kolliker memperkenalkan istilah

sitoplasma. Sejak akhir abad 19 dan selama abad ke-20 penelitian sel berkembang

amat pesat sehingga membentuk ilmu tentang sel atau sitologi. (Estiti B

Hidayat,1995).

Thedore Schwann (1810-1882) dan Schleiden (1804-1881) menyatakan

bahwa sel merupakan kesatuan struktural organisme. Max Schutze (1825-1874)

menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan fungsional dari kehidupan. Rudolf

Virchow menyatakan bahwa semua sel berasal dari sel yang telah ada. (Tajudin,

2010).

Pada organisasai kehidupan, baik hewan atau tumbuhan, sel menempati

urutan tingkat organisasi yang paling rendah. Semua makhluk hidup mengandung

beragam jenis sel dengan fungsi utamanya adalah mempertahankan homoestatis

tubuh, yang mempertahankan lingkungan internal tubuh dalam keadaan relatif

konstan. Untuk melaksanakan tugas ini, sel-sel memiliki ciri-ciri struktural

tertentu yang di dalam sitoplasmanya yang dapat dijumpai di dalm semua sel.

Karena itu, sel dapat digambarkan dalam bentuk yang lebih umum dengan

berbagai organel sitoplasma. (Eroschenco, 2010)

Semua sel dikatakan hidup ditandai dengan ada dan berfungsinya inti serta

organel-organel sel. Secara umum, kematian sel ditandai dengan kematian intinya.

Sel yang hidup memliki bagian-bagian (organel-organel) yang sesuai dengan

fungsi sel tersebut. Adapun struktur sel secara umum, kita dapat melihat bahwa

sel yang sangat kecil itu disusun oleh bagian-bagian, seperti mebran plasma,

sitoplasma, dan nukleus atau inti sel.

B. Macam-macam Sel

Berdasarkan pada keberadaan inti sel atau nucleus, dikenal dua kelompok

organisme yakni prokariot yang tak memiliki inti dan eukariot yang memiliki inti.

Kelompok prokariot mencakup bakteri dan ganggang biru. Organisme lain

semuanya merupakan eukariot. (Estiti B Hidayat, 1995).

Gambar sel prokariot dan eukariot

Secara umum sel hewan merupakan gabungan dari seluruh struktur yang

paling sering ditemukan dalam sel hewan. Di dalam sel terdapat beragam

komponen yang disebut organel sel yang sebagian besar diselubungi oleh

membrane. Organel yang paling menonjol dalam sel hewan biasanya adalah

nucleus. Kromatin dalam nucleus terdiri atas DNA, yang membawa gen, bersama-

sama dengan protein. Kromatin ini sebenarnya merupakan kumpulan struktru

terpisah yang disebut kromosom, yang tampak sebagai unit terpisah hanya pada

sel yang sedang membelah.

Nukleus dibatasi oleh selubung berpori yang terdiri atas dua membran.

Sebagian besar kegiatan metabolisme sel terjadi di sitoplasma, seluruh daerah

antara nucleus dan membrane plasma yang melindungi sel. Yang mengisi bagian

terbesar sitoplasma ialah retikulum endoplasmatik (RE). RE terdapat dua bentuk

yakni kasar (ditonjoli oleh ribosom) dan halus. Aparatus golgi, merupakan jenis

lain organel membrane, terdidi atas tumpukan kantung pipih yang aktif dalam

sintesis, penyempurnaan, penyimpanan, penyortiran, dan ekskresi berbagai

produk kimiawi. (Campbell, 2000).

Organel terbungkus membrane lainnya seperti lisosom, yang mengandung

campuran enzim-enzim pencernaan, peroksisom yang mengandung enzim-enzim

yang melakukan proses metabolisme terspeliasasi dan vakuola yang memiliki

beragam fungsi penyimpanan dan metabolisme. Organel non membrane di dalam

sel termasuk mikrotubulus dan mikrofilamen. Keduanya membantu membentuk

kerangka yang disebut sitoskleton, yang memperkuat bentuk dan fungsi sel dalam

pergerakan sel. ( Campbell, 2000).

Seperti sel hewan, sel tumbuhan dikelilingi oleh membrane plasma dan

mengandung nucleus, ribosom, RE, apparatus golgi, mitokondria, peroksisom,

dan mikrofilamen serta mikrotubula. Akan tetapi, sel tumbuhan juga mengandung

sekumpulang organel diantaranya plastid yang berfungsi dalam fotosintesis, dan

vakuola sentral yang terdapat pada tumbuhan yang tua. ( Campbell, 2000).

Sel batu merupakan sel yang bertipe sel sklerenkim, yaitu mengacu pada

sel-sel dengan dinding yang tebal, sering dengan lignifikasi, yang berfungsi untuk

memberikan dukungan mekanisme pada tanaman. (Zulkarnain, 2009)

Penebalan lignin pada sklerenkim terjadi pada dinding sel primer dan

sekunder. Dinding tersebut menjadi sangat tebal sehingga hanya terdapat sedikit

rongga untuk protoplas yang menghilang pada saat dewasa. Sel-sel yang

menyusun jaringan sklerenkim terbagi atas dua tipe, yaitu sel serat (fiber) dan sel

batu (sklereid). Sel serat bentuknya memanjang dengan bagian ujung yang lancip

pada potongan membujurnya, sedangkan sel batu berukuran lebih tumpul dan

kecil, serta memliki bentuk yang bervariasi. (Taji et al, 1995)

C. Organel Sel

Menurut (Tajudin, 2010) menyatakan bahwa struktur sel dan fungsinya

terdiri atas:

1. Dinding Sel

Dinding sel merupakan penutup luar dari protoplasma yang bersifat agak

kaku, sehingga bentuk sel tumbuhan tetap. Pada tumbuhan, dinding sel berfungsi

sebagai pemisah antara sel yang satu dan sel yang lainnya. Dinding sel

mengandung seluosa, pektin, hemiselulosa, lignin, kutin, ketin, dan glikoprotein.

Macam-macam dinding sel adalah sebagai berikut:

Dinding sel primer, yaitu dinding sel yang terjadi sewaktu sel dalam

keadaan meristematis dan banyak mengandung selulosa.

Dinding sel sekunder. Semakin tua umur sel, pada bagian dalam

dinding sel yang berbatasan dengan membran sel akan terbentuk

dinding sel baru yang bersifat permeabel.

Dinding sel tersier, yaitu sel yang terbentuk setelah dinding sel

sekunder.

Pada dinding sel terdapat noktah. Pada noktah terjadi hubungan antarsel

melalui jaluran-jaluran protoplasma yang disebut plasmodesmata. Plasmodesmata

berfungsi sebagai tempat pertukaran zat dan pertukaran gas oksigen dan karbon

dioksida antarsel.

2. Sitoplasma

Sitoplasma atau cairan sel adalah matriks yang berada di dalam membran

plasma, tetapi di luar nukleus. Organel-organel yang terdapat dalam sitoplasma

sebagai berikut :

a. Selaput plasma

Tersusun dari lipoprotein. Lapisan luar terdiri atas protein,

sedangkan lapisan dalam terdiri atas lemak/lipid.

Bersifat semipermeabel, artinya hanya bisa dilalui oleh air dan zat

tertentu yang terlarut.

Berfungsi sebagai alat transportasi air, ion, dan molekul-molekul

kecil dari dan ke dalam sel.

b. Mitokondria

Berfungsi sebagai tempat proses oksidasi biologis (respirasi sel)

dan pembentukan ATP .

Mempunyai struktur yang berdinding rangkap.

Jumlah mitokondria di dalam sel bisa banyak, bisa juga sedikit.

c. Badan golgi

Berfungsi dalam proses pengeluaran sel atau ekskresi sel.

Banyak ditemukan pada sel-sel kelenjar.

Membentuk dinding sel.

Tidak terdapat pada sel yang anaerob.

d. Plastida

Hanya terdapat pada sel tumbuhan.

Terdiri dari leukoplas, kloroplas, dan kromoplas.

e. Retikulum endoplasma

Merupakan saluran-saluran halus dan berlekuk-lekuk., berfungsi

menghubungkan nukleus dengan sitoplasma (sebagai sistem respirasi

di dalam sel).

f. Ribosom

Terdapat di retikulum endoplasma, berupa butir-butir halus.

Berfungsi sebagai tempat sintesis protein.

g. Lisosom

Organel ini hanya terdapat pada sel hewan.

Benyak terdapat pada sel-sel yang berfungsi dalam imunitas,

seperti sel darah putih.

Berfungsi sebagai penghasil enzim-enzim pencernaan dan merusak

sel-sel asing.

h. Sentrosom

Hanya terdapat pada sel hewan

Mengandung dua sentriol, yang akan berfungsi jika sle membelah

(pada proses pembelahan sel).

3. Nukleus (Inti Sel)

Inti sel berfungsi sebagai pusat pengaturan seluruh proses yang terjadi di

dalam sel. Inti sel terdiri atas beberapa bagian yaitu:

a. Selaput Inti (Membran Inti / Karioteka )

Merupakan selaput rangkap yang tersusun dar lipoprotein.

Berfungsi sebagai pembatas antara plasma inti dan plasma sel.

Sel yang tidak memilik selaput inti dinamakan sel yang bersifat

prokarian, sedangkan sel yang memiliki selaput inti disebut

eukarian.

b. Plasma Inti (Nukleoplasma)

Merupakan plasma yang terdapat di dalam inti sel.

Berisi gula ribosa, nukleotida, dan asam nukleat.

c. Anak Inti (Nukleolus)

Pada sel biasanya terdapat satu atau lebh nukleolus.

Tersusun dari protein ribosom dan ribosom RNA (rRNA)

d. Benang-benag Kromatin

Tersusun dari butir-butir kromatin.

Pada saat sel mengalami proses pembelahan, benang-benang

kromatin akan memendek danmenebal membentuk kromosom. Di

dalam kromosom terdapat gen-gen yang mengendalikan sifat-sifat

keturunan.

4. Vakuola (Rongga Sel)

a. Sel Tumbuhan

Semakin tua sel, vakuola semakin besar.

Di dalam vakuola terdapat air atau cairan sel yang larut atau

mengendap di dalamnya. Zat-zat tersebut adalah alkaloida, asam-

asam organik, senyawa organik, senyawa anorganik, kristal-kristal,

butir-butir aleuron, dan butir-butir amilum.

b. Sel Hewan

Pada hewan bersel satu (protozoa) terdapat vakuola nonkontraktil

dan kontraktil.

Vakuola nonkontrkatil berfungsi sebagai tempat pencernaan

makanan.

Vakuola kontraktil berfungsi sebagai alat pengeluaran (ekskresi).

Tabel organel sel dan fungsinya.

No

Organel sel

FungsiHewan Tumbuhan

1. Nukleus Nukleus Pusat pengendali kegiatan sel

2. Ribosom Ribosom Tempat berlangsungnya sintesis protein

3. Mitokondria Mitokondria Tempat respirasi sel/sumber ATP

4. Retikulum

endoplasma

(RE)

Retikulum

endoplasma

(RE)

RE kasar : penyalur hasil sintesis protein

RE halus : tempat sintesis steroid dan

detoksifikasi

5. Badan golgi Badan golgi Berhubungan dengan sekresi sel, membentuk

vesikel, seperti lisosom

6. Lisosom - Tempat penyimpanan enzim hidrolisis

7. Sentrosom - Membantu proses pembelahan sel, yaitu

dalam hal pengaturan pergerakan kromosom

8. - Plastid Fotosintesis

9. - Vakuola Tempat penyimpanan air, senyawa organic,

serta pigmen antosianin

10. - Dinding sel Penguat/pelindung

11. Membrane sel Membrane sel Pengendali lalu lintas zat keluar/masuk sel

D. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan

Dari penjelasan organel-organel sel di atas, terdapat beberapa perbedaan

antara sel tumbuhan dan sel hewan antara lain:

1. Sel Tumbuhan

Mempunyai dinding sel.

Mempunyai vakuola berukuran lebih besar.

Mempunyai plastida (kloroplas, kromoplas, dan leukoplas)

Tidak mempunyai sentriol

2. Sel Hewan

Tidak mempunyai dinding sel.

Mempunyai vakuola berukuran kecil

Tidak mempunyai plastida

Mempunyai sentriol.

CARA KERJA

A. Alat

Mikroskop biologi

Kaca benda dan kaca penutup

Tusuk gigi

Pinset

Pisau silet tajam

B. Bahan

Lugol

Methylen Blue

Aquadest

Umbi bawang merah (Allium cepa)

Tempurung kelapa (Cocus nucifera)

Biji asam jawa (Tamarindus indica)

Mukosa pipi

C. Cara Kerja

1. Mengamati Sel Tumbuhan

Potonglah umbi bawang, ambil lapisan epidermis dalamnya dengan

menggunakan pinset.

Letakkan pada kaca benda.

Tetesi dengan sedikit lugol dan tutup dengan kaca penutup.

Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif 10x dan 40x.

2. Mengamati Sel Hewan

Teteskan sedikit Methylen Blue pada kaca benda.

Keroklah sedikit mukosa pipi dari mulut bagian dalam dengan

menggunakan tusuk gigi.

Aduklah ujung tusuk gigi yang berisi epitel tersebut pada Methylen

Blue (jika Methylen Blue terlalu pekat dapat ditambah setetes air)

Tutup dengan kaca penutup dan amati di bawah mikroskop dengan

pembesaran 10x dan 40x.

3. Mengamati Sel Batu Hidup

Belah biji asam dan dibersihkan kulit luarnya sampai telihat warna

putihnya.

Sayatlah bagian putih biji asam tersebut setipis mungkin secara

melintang.

Letakkan di atas kaca benda yang telah ditetesi aquadest.

Tutup dengan kaca penutup dan amati di bawah mikroskop dengan

pembesaran objektif 10x dan 40x.

4. Mengamati Sel Batu Mati

Keroklah atau sayatlah bagian dalam tempurung kelapa.

Letakkan di atas kaca benda yang telah ditetesi aquadest.

Tutup dengan kaca penutup dan amati di bawah mikroskop dengan

pembesaran objektif 10x dan 40x.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengamatan Sel Tumbuhan

Pada pengamatan sel tumbuhan ini, umbi bawang merah (Allium cepa)

dipotong dengan pisau, dan diambil lapisan epidermis dalamnya setipis mungkin.

Kemudian Allium cepa diletakkan di atas kaca benda yang kemudian ditetesi

dengan Lughol. Ketika pengamatan di bawah mikroskop dengan pembesaran

objektif 10x, tampak sel-sel Allium cepa yang tersusun rapi berwarna coklat

terang dengan inti berwarna coklat yang lebih gelap. Fungsi digunakannya reagen

Lughol pada pengamatan sel ini, karena Lughol dapat menembus sel tersebut

sehingga dapat memperjelas bagian sel dan inti sel yang sedang diamati di bawah

mikroskop.

Sel-sel pada umbi bawang merah (Allium cepa) tersusun sangat rapi.

Susunannya juga sering disebut dengan sel batu bata, karena bentuknya tersusun

seperti batu bata. Hal ini menunjukkan bahwa pada sel tumbuhan terdapat dinding

sel yang terdiri dari sellulosa (hemisellulosa) dan membran sel, sehingga

membuat sel tumbuhan terlihat lebih kokoh dan keras dibandingkan dengan sel

hewan.

Sel tumbuhan juga memliki vakuola yang lebih besar. Vakuola tersebut

berisi cairan sel yang mengandung protein dan lemak. Fungsi vakuola adalah

untuk menyimpan cadangan makanan.

B. Pengamatan Sel Hewan

Pada pengamatan sel hewan ini, bahan yang digunakan adalah mukosa

pipi pada mulut bagian dalam yang dikorek dengan ujung tusuk gigi. Mukosa pipi

diletakkan di atas kaja benda yang telah ditetesi Methylen Blue, kemudian ditutup

dengan kaca penutup. Pada pembesaran objektif 10x, dapat dilihat bahwa bentuk

sel hewan tidak teratur seperti sel tumbuhan. Hal ini dapat diperjelas dengan

pembesaran objektif 40x. Sel hewan memiliki bentuk yang tidak teratur karena sel

hewan tidak memiliki dinding sel, tetapi hanya dilapisi oleh membrane sel dari

lipoprotein sehingga sel hewan lebih elastis dibandingkan dengan sel tumbuhan.

Hasil dari pengamatan mikroskop, sel hewan terlihat berwarna kebiru-

biruan dengan inti yang lebih biru dari pada bagian lainnya. Hal itu dikarenakan

reagen yang digunakan adalah Methylen Blue. Methylen Blue dapat memberikan

warna biru dan digunakan untuk mengamati sel hewan karena dapat memperjelas

struktur sel tersebut dan dapat membedakan intinya dengan bagian yang lain.

C. Pengamatan Sel Batu Hidup

Praktikum pengamatan sel batu hidup ini menggunakan biji asam jawa

(Tamarindus indica). Biji asam jawa (Tamarindus indica) dibelah dan dibersihkan

kulitnya sampai terlihat bagian yang berwarna putih. Kemudian bagian yang

berwarna putih tersebut disayat dengan pisau secara melintang setipis mungkin.

Setelah itu objek diletakkan di atas kaca objek yang telah ditetesi aquadest.

Pada saat pengamatan di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif

10x, sel biji asam jawa (Tamarindus indica) terlihat tersusun rapi, namun belum

terlihat jelas bagian-bagiannya. Sedangkan pada pengamatan dengan pembesaran

objekti 40x dan 100x, bagian-bagian sel sudah mulai terlihat jelas. Komponen

utama sel batu hidup terdiri dari lamela, noktah, dan plasmodesmata, serta

penebalan dinding sel.

Noktah merupakan lekukan dalam dinding sel dengan penebalan sekunder,

di daerah seperti itu hanya ada dinding primer dam lamela tengah. Sedangkan

plasmodesmata adalah pori-pori penghubung pada dinding sel memungkinkan

setiap sel tumbuhan berkomunikasi dengan sel berdekatan lainnya.

Selain pada biji asam jawa (Tamarindus indica), sel batu hidup juga

terdapat pada biji salak.

D. Pengamatan Sel Batu Mati

Pada praktikum ini, objek yang digunakan adalah tempurung kelapa

(Cocus nucifera). Tempurung kelapa (Cocus nucifera) dikerok atau disayat di

bagian dalamnya menggunakan pisau, kemudian diletakkan di atas kaca objek

yang telah ditetesi aquadest. Setelah itu kaca objek ditutup dengan kaca penutup

(cover glass). Setelah diamati di bawah mikroskop dengam pembesaran objektif

10x, sel-sel tempurung kelapa terlihat memanjang dan tampak jelas karena objek

diberi sedikit aquadest untuk memperjelas selnya. Namun pada pembesaran

objektif 10x belum terlihat jelas bagian-bagian atau organel dari sel batu mati.

Pada pengamatan di bawah mikroskop dengan pembesaran 40x dan

100x, organel sel sudah mulai terlihat, diantaranya adalah terdapatnya lamela luar,

lamela dalam, rongga sel, dan penebalan dinding. Ini merupakan bagian-bagian

dari sel batu mati. Sel batu mati berwarna coklat dengan lapisan rongga sel dan

lamela tengahnya yang berwarna lebih coklat dari pada organel lainnya.

KESIMPULAN

a. Sel merupakan komponen terkecil dalam organisasi kehidupan.

b. Berdasarkan strukturnya, sel terbagi menjadi dua, yaitu sel hewan dan sel

tumbuhan.

c. Sel tumbuhan memiliki dinding sel sedangkan sel hewan tidak memiliki

dinding sel.

d. Sel tumbuhan memiliki struktur susunan sel yang rapi, sedangkan sel

hewan lebih bersifat elastis dan tidak beraturan.

e. Secara umum, sel memiliki bagian-bagian penting, yaitu dinding sel,

sitoplasma, vakuola, dan inti sel.

f. Berdasarkan keberadaan inti selnya, sel terbagi dua macam, yaitu sel

eukariotik dan sel prokariotik.

g. Pada sel batu hidup hanya terdapat lamela dalam, sedangkan pada sel batu

mati terdapat lamela luar, lamela tengah, dan lamela dalam.

h. Pada sel batu hidup terdapat noktah sedangkan pada sel batu mati tidak

terdapat noktah.

DAFTAR PUSTAKA

Anatomi Tumbuh-tumbuhan tentang Sel dan Jaringan. Jakarta: Rineka cipta.

Tajudin. 2010. Jago Biologi SMA. Jakarta: Kawan Pustaka

Tim Erlangga Fokus UN. 2013. Fokus UN SMA/MA 2013 Ilmu Pengetahuan

Alam. Jakarta: Erlangga.

Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tumbuhan. Jakarta: Bumi Aksara

Campbell, et al. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Eroschenco, V.P. 2010. Atlas Histologi diFiore. Jakarta: EGC

Hidayati, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB C.

Sutrian, Yayan. 2004. Pengantar

BAB III

PENGAMATAN SIFAT FISIK SEL

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, juga diikuti perkembangan oleh

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terutama di bidang Sains.

Dewasa ini, telah banyak ditemukan teori-teori baru yang dapat memudahkan

manusia dalam melakukan berbagai macam aktifitas. Salah satunya adalah teori

tentang Difusi,Osmosis,Tekanan tugor, dan Plasmolisis.

Semua makhluk hidup memerlukan nutrisi untuk kelasungan hidupnya.

Penyerapan nutrisi tersebut memerlukan suatu mekanisme yang disebut dengan

systim transport yang sangat penting bagi hewan dan tumbuhan.

Mekanika transport pada membran terdapat 2 mekanisme, yaitu tansport

pasif dan transport aktif. Transport pasif meliputi proses difusi merupakan

perpindahan zat (molekul,gas) secara acak dari tempat yang berkonsentrasi tinggi

ketempat yang berkonsentrasi rendah hingga mencapai tahap kesetimbangan. dan

osmosis merupakan perpindahan pelarut dari tempat yang berkonsentrasi tinggi

ketempat yang berkonsentrasi rendah melalui memran permeable differensial

hingga mencapai tahap kesetimbangan. Sedangkan tranport aktif adalah

mekanisme transportasi molekul dengan bantuan enegi.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pengamatan sifat fisik sel adalah :

Mahasiswa dapat memahami antara proses osmosis, difusi, tekanan

tugor, dan plasmolisis.

Mahasiswa dapat membedakan antara proses osmosis, difusi, tekanan

tugor, dan plasmolisis.

Mahasiswa dapat mengidentifikasi berbagai macam jenis pati.

Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana terjadinya proses osmosis,

difusi, takanan tugor, dan plasmolisis.

Mahasiswa dapat memanfaatkan proses osmosis, difusi,tekanan tugor,

dan plasmolisis dalam kehidupan sehari-hari.

C. Manfaat

Mahasiswa dapat mengetahui akibat dari proses osmosis, difusi,

tekanan tugor, dan plasmolisis pada sel

Mahasiswa dapat memanfaatkan cara kerja proses osmosis, difusi,

tekanan tugor, dan plasmolisis dalam kehidupan sehari-hari.

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan proses osmosis, difusi,

tekanan tugor, dan plasmolisis

Mahasiswa dapat menjelaskan proses terjadinya osmosis, difusi,

tekanan tugor, dan plasmolisis

TINJAUAN PUSTAKA

A. Difusi

Adalah pergerakan acak melekul-molekul dari lingkungan yang

berkonsentrasi tinggi (hipertonis) ke lingkungan yang berkonsentrasi lebih rendah

(hipotonis). molekul-molekul yang ditranportasikan secara difusi adalah molekul

berukuran kecil,molekul yang larut dalam lemak, dan zat bukan ion.

Molekul memiliki energi kinetik intrinsik yang disebut dengan gerak

termal(kalor). Suatu akibat dari gerak termal adalah difusi, kecendrungan molekul

setiap zat untuk menyebar keseluruh ruangan yang ada. Setip molekul bergerak

secara acak, namun difusi populasi molekul mungkin mempunyai arah.

Suatu substansi akan berdifusi dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke

tampat yang berkonsentrasi rendah. Dengan kata lain, setiap substansi akan

berdifusi menuruni garadien konsentrasinya(perbedaan konsentrasi) . Difusi

merupakan proses spontan karena difusi itu menurunkan energi bebas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi sebagai berikut.

a) Perbedaan Konsentrasi

Semakin besar perbedaan konsentrasi antara dua larutan, maka kecepatan

rata-rata difusinya semakin tinggi.

b) Ukuran molekul

Semakin kecil ukuran suatu molekul, maka semakin cepat zat tersebut

ditransportasikan(pada suhu yang sama)

c) Wujud materi

Wujud zat berupa gas-cair-padat, semakin kekenan wujud difusi semakin

lanbat.

d) Suhu

Semakin tinggi suhu, semakin cepat gerakan molekul-molekul sehingga

meningkatkan kecepatan rata-rata difusi.

e) Luas suatu daerah

Semakin besar luas suatu daerah maka semakin cepat kecepatan proses

difusi

Pada umumnya zat-zat terlarut dalam lipid, yaitu molekul hidrofobik, lebih

mudah berdifusi melalui mambran dari pada molekul hidrofilik. membran sel,

kurang permeabel terhadap ion-ion(seperti Na+,Cl-,K+) dibandingkan molekul

kecil yang tidak bemuatan.

Meskipun demikian molekul juga dapat masuk dalam sel. Yaitu dengan

cara difusi terbantu yaitu molekul bergerak ke arah gradien konsentrasi, yaitu arah

yang sendirinya diambil andaikata membran itu permeabel untuk molekul

tersebut. Tetapi membran sel juga mampu untuk “memompa” zat berlawanan

dengan zat konsentrasinya.

B. OsmosisDalam membandingkan dua larutan yang konsentrasi zat terlarutnya

berbeda, larutan dengan konsentrasi pelarut tinggi (hipertonik) dan laruran dengan

konsentrasi rendah (hipotonis). Yang mana pelarut akan berpindah dari

konsentrasi yang tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah melalui membran

semi permeable peristiwa ini disebut dengan osmosis.

Arah osmosis ditentukan oleh perbedaan konsentrasi zat terlarut total.

Macam-macam membran:

o Permeabel : dapat dilewati semua zat

o Permeabel diferensial : tidak dapat dilewati semua zat

o Selektif permeabel : tidak dapat dilewati semua zat

o Semi permeabel : tidak dapat dilewati semua zat

o Impermeabel : tidak bisa dilewati semua zat

Dua faktor penting yang mempengaruhi osmosis adalah :

a. Kadar dan materi terlarut yang ada di dalam sel.

b. Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel

Jika kecepatan desakan keluar air ini seimbang dengan masuknya air yang

disebabkan perbedaan konsentrasi, maka proses osmosis berhenti.

Jika sel darah manusia dimasukan dalam air murni, maka molekul air akan

berdifusi kedalamnya. Osmosis ini terjadi karna diluar sel 100% terdapat

konsentrasi yang lebih tinggi dari pada di dalam sel. Air disekitar sel itu disebut

hipotonik terhadap sitoplasma sel.

Jika sel darah merah ditempatkan dalam air laut, maka air akan keluar dari

dalam sel dengan cara osmosis dan sel mengerut. Hal ini disebapkan karena suatu

volume tertentu air laut mengandung jumlah molekul air yang lebih kecil dari

pada volume yang sama dengan dari sitoplasma sel darah merah. Air laut disebut

hipertonik terhadap sitoplasma sel.

C. Tekanan turgor

Pada sel-sel tanaman air, air masuk kedalam sel dengan jalan osmosis.

Dengan meningkatnya jumlah molekul didalam sel, isi sel mulai menekan dinding

sel. Tekanan ini disebut dengan tekanan tugor.

Dinding selulosa dari yang kuat itu mampu bertahan terhadap tekanan ini. Dengan

cepat tekanan tugor didalam sel ini sama dengan tekanan osmosis meskipun

konsentrasi air di dalam tidak sama dengan diluar sel.

Dalam vakuola-vakuola sentral sel-sel tanaman darat acap kali terdapat

larutan dengan konsentrasi tinggi. Air diserap melalui tanah masuk kedalam sel

dengan jalan osmosis dan menimbulkan tekanan tugor. Hal ini membuat dinding

sel tersebut menjadi kaku. Jika tanaman darat tidak mampu mandapatkan cukup

air dari tanah maka sel-selnya akan kehilangan tekanan tugor dan tanaman itu

akan layu.

C. Plasmolisis

Jika sebatang tanaman air tawar atau darat diletakan kedalam air laut, sel-

selnya akan cepat kehilangan tugornya dan tanaman tersebut akan layu. Hal ini

disebapkan karena air laut itu hipertonik terhadap sitoplasma. Dengan demikian

air berdifusi dari sitoplasma ke air laut hingga sel-sel itu mengkerut. Keadaan ini

disebut plasmolisis.

CARA KERJA

A. Difusi

a) Teori

Difusi merupakan perpindahan zat secara acak dari tempat yang

berkonsentrasi tinggi ketempat yang berkonsentrasi rendah hingga mencapai tahap

kesetimbangan.

b) Tujuan

Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan bahwa

dalam peccobaan difusi yang menggunakan methylen blue. Yang mengalami

perpindahan dalam tranport tersebut adalah zat. Dari konsentrasi tinggi ke

konsentrasi rendah.

c) Alat dan bahan

o Alat

Gelas piala

Kertas saring

o Bahan

KMnO4

Air/aquadest

d) Cara kerja

1) Isilah gelas piala dengan air sampai penuh.

2) Letakan sedikit KMnO4/methylen blue diatas kertas saring, lalu

letakan kertas saring tersebut di atas gelas piala.

3) Biarkan selama sekitar 10-15 menit.

B. Osmosis

a) Teori

Osmosis merupakan perpindahan pelarut dari tempat yang berkonsentrasi

tinggi ketempat yang berkonsentrasi rendah melalui memran permeable

differensial hingga mencapai tahap kesetimbangan.

b) Tujuan

Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan bahwa

dalam peccobaan osmosis yang menggunakan kentang (Solanum tuberosum).

Yang mengalami perpindahan dalam tranport tersebut adalah pelarut(air). Dari

konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah

c) Alat dan bahan

o Alat

Pisau silet tajam

Cawan petri

o Bahan

Kentang (Solanum tuberosum)

Aquadest

Larutan eosin

Garam

d) Cara kerja

1) Potonglah kentang menjadi dua potongan yang sama, ratakan begian

bawahnya.

2) Lubangi bagian atas kentang hingga menyerupai cangkir.

3) Sediakan 2 buah cawan petri. Isilah sebuah cawan dengan air dan

cawan yang satunya lagi dengan laritan eosin.

4) Isilah garam kedalam cangkir kentang hingga penuh.

5) Mesukan sebuah kentang kedalam cawan petri yang berisi air. Dan

yang satunya lagi ke dalam larutan eosin.

6) Biarkan selama 15 menit.

C. Tekanan turgor

a) Teori

Tekanan tugor merupakan tekanan yang timbul pada memran dan diding

sel karena masuknya air kedalam vakuola yang disebabkan lingkungan di sekitar

sel yang hipotonis.

b) Tujuan

Tujuan percobaan ini adalah untuk memahami proses terjadinya tekanan

tugor.

c) Alat dan bahan

o Alat

Cawan petri

o Bahan

Wortel (Daucus carota)

Air/aquadest

Larutan garam10%

d) Cara kerja

1) Potong wortel secara melintang dengan ketebalan 3 mm sebanyak 4

buah.

2) Sediakan dua buah cawan petri. Isilah sebuah cawan petri dengan air

dan cawan yang satu lagi dengan larutan garan 10%.

3) Masukan masing-masing 2 buah potongan wortel kedalam masing-

masing cawan petri.

4) Biarkan selama 15 menit.

D. Plasmolisis

a) Teori

Plasmolisis merupakan peristiwa keluarnya air dari dalam vakuola

sehingga menggakibatkan plasma mengkerut dan pada suatu saat akan terlepas

dari memran dan dinding sel. hal ini dikarenakan kondisi lingkungan di sekitar sel

yang hipertonis.

b) Tujuan

Memahami proses terjadinya plasmolisiss pada sel

c) Alat dan bahan

o Alat

Mikroskop biologi

Kaca benda

Kaca penutup

Pisau

o Bahan

Daun adam hawa(Rhoeo discolor)

Aquadest

Larutan garan 10%

d) Cara kerja

1) Sayatlah bagian bawah daun adam hawa (Rhoeo discolor) yang

berwarna ungu setipis mungkin.

2) Letakan ditas kaca benda yang telah ditetesi air.

3) Tutup dengan kaca penutup dan amati di bawah mikroskop dengan

perbesaran objektif 10x dan 40x.

4) Gambarlah beberapa sel tersebut.

5) Beri 1-2 tetes larutan garam 10% di salah satu sisi kaca panutup dan

hisap dengan kertas saring di salah satu sisi yang berlawanan. Pastikan

larutan garam 10% dapat masuk menggantikan air sebagai reagennya.

6) Biarkan selama 10 menit.

7) Amati kembali dibawah mikroskop

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Difusi

Methylen blue yang diletakan di atas kertas saring perlahan-lahan mulai

bercampur dengan air dan setelah 15 menit pengamatan akhirnya larutan air

menjadi berwarna biru.

Gelas piala yang berisi air yang diatasnya diletakan kertas saring yang

berisikan Methylen blue. Mengakibatkan pertikel-pertikel (zat) methylen blue

berpindah dari serbuk methylen blue(konsentrasi tinggi) ke dalam air(konsentrasi

rendah) sampai terjadinya homogenisasi. Sehingga setelah 15 menit pengamatan

larutan air berubah warana menjadi biru. Air yang digunakan dalam pengamatan

ini berperan dalam untuk menperlihatkan perpindahan zat sehingga air yang

awalnya bening berubah waran menjadi biru yang menandakan bahwa prtikel/zat

methylen blue telah berpindah kedalam air.

B. Osmosis

Setelah 15 menit pengamatan Garam yang diletakan di dalam cangkir

kentang mencair. Hal ini dikarenakan berpindahnya pelarut dari larutan eosin ke

dalam cangkir kentang yang berisi garam.

Air yang berada di dalam larutan eosin masuk kedalam kentang karena

sifat kentang yang permeable diferensial yang mengakibatkan air masuk kedalam

cangkir melalui sisi kentang sehingga mencairkan garam yang terdapat di dalam

cengkir kentang. Sedangkan eosin tertinggal pada permukaan kentang yang

tercelup larutan eosin. Kentang sebagai memran permeable diferensial hanya

melewatkan air dari larutan eosin (hipertonis) ke garan(hipotonis)

C. Tekanan tugor

Setelah 15 menit pengamatan wortel dan kentang yang diletakan didalam

air semakin mengeras. dibandingkan wortel dan kentang yang diletakan didalam

larutan garam yang menjadi lembek.

Dalam percobaan ini terdapat dua situasi, situasi yang petama yaitu

perendaman wortel dengan air dan yang kedua perendaman dengan larutan garam.

Pada situasi yang pertama menunjukan sifat dari wortel dan kentang yang berubah

menjadi lebih keras. Hal ini diakibatkan air(hipotonis) yang masuk kedalam sel

yakni kedalam vakuola(isotonis) sehingga mengakibatkan vakuola bertambah

besar sehingga mengakibatkan tekanan pada memran dan dinding sel. Sehingga

sel tersebut menjajadi lebih kokohkarena tekanan yang timbul dari dalam sel.

Yang mengakibatkan wortel dan kentang tersebut menjadi lebih keras.

Sedangkan pada situasi yang kedua. Wortel dan kentang berubah menjadi

lebih lembek hal ini dikarenakan air yang ada di dalam vakuola(isotonis) keluar

menuju larutan garam(hipertonis) sehingga air yang terdapat didalam sel menjadi

berkurang yang mengakibatkan wortel dan kentang tersebut menjadi lembek.

D. Plasmolisis

Pada pengamatan sel daun adam hawa ketika ditetesi air, semua sel daun

warna ungu. Dan ketika sel sitetesi dengan larutan garam, warna ungu pada

masing-masing sel menjadi berkurang.

Pada keadaan ketika sel titetesi dengan air maka tidak mengeluarkan air

dari dalam sel tersebut, sehingga wana ungu pada sel tidak hilang.

Dan pada keadaan ketika sel tersebut ditetesi dengan larutan garam maka yang

terjadi adalah air keluar dari vakuola(isotonis) karena lingkungan di sekitar sel

yang hipertonis. Sehingga warna ungu pada sel berkurang. Dan pada kondisi yang

terlalu lama karena air yang terus keluar dari vakuola sehingga vakuola manjadi

lebih kecil dan kemudian plasma sel akhirnya mengkerut dan pada suatu saat

plasma akan terlepas dari memran sel.

KESIMPULAN

a. Difusi adalah perpindahan zat(atom,molekul, dan zat) dari tempat yang

berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah hingga mencapai

tahap homogenisasi.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi yaitu :

konsentarsi,suhu,ukuran zat,

c. Osmosis adalah perpindahan pelarut dari tempat yang berkonsentrasi tinggi

ke rempat yang berkonsentrasi rendah melalui membran permeable

diferensial.

d. Faktor-faktor yang mempengruhi kecepatan osmosis adalah konsentrasi air

dan zat terlarut yang ada di dalam dan luar sel, ketebalan membran, dan suhu.

e. Tekanan tugor adalah tekanan dari dalam vakuola terhadap plasma yang

mengakibatkan tekanan pada memran dan dinding sel. Karena kondisi

lingkungan di sekitar sel yang hipotonis.

f. Plasmolisis adalah keluarnya air dari vakuola dan akan mengakibatkan

plasma mengerut dan akan membuat plasma terlepas dari memran sel. Hai ini

disebabkan oleh lingkungan di sekitar sel yang hipertonis.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, reece, mitchell 2000 biologi jilid 1. Erlangga. Jakarta

Stephen bresnick, M.D. 1996 intisari biologi. Hipokrates. Jakarta

John w . kimball 1998 .biologi jilid 1 .P.T. gelora aksara pratama.

BAB IV

PENGAMATAN FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap makhluk hidup mengalami metabolisme dalam tubuhnya.

Metabolisme adalah proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang

disertai dengan adanya perubahan energy (Arif Priadi, 2010).

Pada proses metabolisme itu terjadi proses fotosintesis dan respirasi.

Fotosintesis adalah suatu peristiwa pembuatan senyawa komplek dari senyawa

sederhana dengan bantuan cahaya matahari. Fotosintesis disebut juga peristiwa

anabolisme. Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya fotosintesi adalah zat

warna ( terutama klorofil ), adanya cahaya matahari, ketersediaan air, dan

karbondioksida (CO2). Hasil akhirnya adalah terbentuknya amilum dan

dikeluarkannya oksigen.

Sedangkan respirasi kebalikan dari fotosintesi yaitu proses penguraian

senyawa komplek menjadi senyawa sederhana. Respirasi merupakan peristiwa

katabolisme. Proses respirasi membutuhkan oksigen dan menghasilkan

karbondioksida (CO2).

Reaksi fotosintesis :

6 CO2 (g) + 6 H2O(l) klorofil C6H12O6 + 6 O2(g)

cahaya matahari

Reaksi respirasi :

C6H12O6 + 6 O2(g) 6 CO2(g) + 6 H2O(l)

B. Tujuan

Mahasiswa dapat mambuktikan bahwa pada proses fotosintesis

menghasilkan oksigen dan pada proses respirasi membutuhkan oksigen.

C. Manfaat

Dari percobaan yang dilakukan tentang proses fotosintesis dan respirasi

terdapat beberapa manfaat, yaitu:

1. Dapat mengetahui bagaimana proses fotosintesis yang terjadi pada

tumbuhan Hydrilla sp.

2. Dapat mengetahui banyak gelembung yang dikeluarkan saat proses

fotosintesis pada tumbuhan Hydrilla sp.

3. Dapat mencari rata-rata jumlah gelembung yang keluar dari proses

fotosintesis pada tumbuhan Hydrilla sp.

4. Dapat membedakan aliran sitoplasma pada pengamatan struktur sel

antara proses rotasi dan proses sirkulasi pada tumbuhan Hydrilla sp.

5. Dapat mengetahui proses respirasi pada toge.

6. Dapat membuktikan bahwa pada fotosintesis menghasilkan oksigen dan

proses respirasi membutuhkan oksigen.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Fotosintesis

Fotosintesis merupakan suatu peristiwa pembuatan senyawa kompleks dari

senyawa sederhana dengan ban cahaya matahari. Fotosintesis pada umumnya

berlangsung didalam sel-sel tumbuhan yang memiliki kloroplas. Didalam

kloroplas terdapat pigmen-pigmen yang berfungsi dalam proses fotosintesis yait

klorofil. Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya proses ini adalah adanya zat

warna (terutama klorofil), adanya cahaya matahri, ketersediaan air dan karbon

dioksida (CO2). Hasil akhirnya adalah terbentuknya amilum dan dikeluarkannya

oksigen.

Fotosintesis adalah proses pembentukan molekul-molekul makanan yang

kompleks dan berenergi tinggi dari komponen-komponen yang lebih sederhana

oleh tumbuhan hijau dan organisme autotrofik lainnya dengan keberadaan energi

cahaya.

Fotosintesis melibatkan konversi energi cahaya, karbon dioksida, dan air

menjadi glukosa, gula lain, dan senyawa organik: fotosintesis merupakan

mekanisme yang paling penting untuk menghasilkan oksigen. Oksigen dibutuhkan

untuk tahap akhir respirasi selular.

Kehidupan di bumi digerakkan oleh energi matahari. Kloroplas tumbuhan

menangkap energi cahaya yang telah menempuh jarak 160 juta km dari matahari

dan mengubahnya menjadi energi kimiawi yang disimpan dalam gula dan molekul

organik lainnya. Proses ini disebut fotosintesis.

Proses fotosintesis tersusun atas serangkaian jalur metabolik rumit yang

dapat dirangkum sebagai berikut: tahapan reaksi tergantung cahaya menghasilkan

NADPH dan ATP, yang kemudian akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi

karbohidrat melalui reaksi “gelap”. Reaksi terang memerlukan cahaya hanya

untuk satu dari dua tahapan reaksi tersebut.

Faktor yang mempengaruhi fotosintesis:

Faktor eksternal, yaitu karbondioksida (CO2), air, spektrum cahaya dan suhu.

Faktor internal, yaitu pigmen klorofil yang merupakan komponen terpenting

dalam melakukan fotosintesis dan enzim yang berfungsi sebagai biokatalisator.

B. Respirasi

Peristiwa respirasi sering diibaratkan kebalikan dari peristiwa fotosintesis.

Jika fotosintesis peristiwa anabolisme (penyusunan senyawa kompleks dari

senyawa sederhana) maka respirasi merupakan peristiwa katabolisme, yaitu

perombokan senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana. Proses respiasi

membutuhkan oksigen dan mnghasilkan karbondioksida.

Selama respirasi glukosa seluruhnya dioksitasi menjadi karbon dioksida.

Langkah reaksi redoks membebaskan sejumlah energi seubstansial untuk

menyintesis ATP. Secara keseluruhan, sekitar 40% energi yang dibebaskan dari

glukosa ditangkap sebagai ATP, dan sisanya hilang sebagai panas. Sebagian besar

pembentukan ATP terjadi pada tahap akhir respirasi. Dalam respirasi, oksigen

merupakan akseptor elektron terakhir. Oksigen direduksi menjadi air.

Respirasi melibatkan glikolisi, siklus krebs, dan transpor elektron.

Glikolisis dan siklus krebs menyediakan elektron melalui (NADH) yang

menggerakkan fosforilasi oksidatif. Glikolisis terjadi dalam sitosol dan siklus

krebs dalam matriks mitokondria. Rantai transpor elektron disusun dalam

membran-dalam mitokondria.

Pada respirasi, energi dilepaskan ketika molekul-molekul seperti glukosa

(C6H12O6) dioksidasi menjadi CO2 dan H2O. Energi yang dilepaskan disimpan

sebagai ATP. Kebanyakan ATP yang dibentuk saat respirasi berasal dari reaksi-

reaksi yang terjadi dalam mitokondria.

Respirasi ada 2 macam yaitu: respirasi aerob adalah suatu respirasi yang

memerlukan oksigen dan respirasi anaerob (fermentasi) adalah respirasi yang

tidak menggunakan oksigen.

CARA KERJA

A. Fotosintesis

a. Alat dan bahan

Alat : Bahan :

1. Gelas ukur 1. Hydrilla sp.

2. Batang kaca pengaduk 2. Air

b. Cara kerja

1. Ambillah grlas ukur 100 ml dan isi dengan air hingga penuh

2. Ambil sebatang Hydrilla sp. Dan ikat pada batang kaca pengaduk

sehingga bagian pangkal menghadap ke atas. Masukkan Hydrilla sp.

Yang telah diikat tadi kedalam gelas ukur.

3. Dekatkan ke sumber cahaya matahari dan tunggu hingga gelembung

yang keluar dari pangkal tumbuhan telah teratur. Bila gelembung tidak

keluar dengan lancar, dapat di buat sayatan pangkal Hydrilla

sp.dengan kemiringan tertentu.

B. Aliran Sitoplasma

a. Alat dan bahan

Alat : Bahan :

1. Mikroskop 1. Hydrilla sp.

2. Kaca benda / objeck glass 2. Air

3. Kaca penutup / cover glass

b. Cara kerja

1. Ambil sehelai daun Hydrilla sp. pada pecobaan 1.

2. Letakkan di atas kaca benda tetesi dengan sedikit aquadest dan tutup

dengan kaca penutup.

3. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 10x dan 40x.

C. Respirasi

a. Alat dan bahan

Alat : Bahan :

1. Gelas ukur 1. Toge

2. Gelas piala 2. Kapas

3. Statif 3. Larutan KOH

4. Kertas karbon

b. Cara kerja

1. Isikan toge kedalamgelas ukur hingga setengahnyatetapi jangan terlalu

padat lalu sumbat dengan kapas.

2. Balut gelas ukur dengan kertas karbon persis sampai batas

penyumbatan kapas.

3. Isikan larutan KOH kedalam gelas piala kira-kira dua per tiganya dan

letakkan pada dasar statif.

4. Ikatlah gelas ukur pada gagang statif dengan karet sedangkan ujung

gelas mengarah ke bawah.

5. Turunkan perlahan-lahan gelas ukur tersebut sehingga mulut gelas

ukur masuk kedalam KOH yang berada dalam gelas piala.

6. Ukur batas permukaan KOH yang berada di dalam gelas piala. Biarkan

selama sekitar 20 menit lalu ukur lagi batas permukaan KOH tersebut.

Apakah terjadi kenaikan?

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Fotosintesis

Hydrilla sp. menghasilkan gelembung setelah didekatkan ke sumber

cahaya matahari, ini menandakan bahwa Hydrilla sp. berfotosintesis. gelembung

yang keluar teratut tetapi jumlah gelembung yang dihasilkan setiap menitnya

berkurang.

Tabel hasil pengamatan

Menit Jumlah gelembung

1 31

2 28

3 27

4 26

5 26

Total 138

Rta-rata 27.6

Diagram hasil pengamatan

1 2 3 4 5To

tal

Rata-ra

ta0

20406080

100120140160

Pengamatan Fotosintesis

Jumlah gelembung

B. Aliran sitoplasma

Setelah daun Hydrilla sp. diamati dibawah mikroskop terlihat sel berwarna

hijau, hal ini membuktikan bahwa Hydrilla sp. memiliki zat warna (klorofil).

Terlihat gelembung di bagian tepi sel Hydrilla sp. . Gelembung yang hanya

mengelilingi dalam sel disebut rotasi sedangkan gelembung yang mengelilingi ke

luar sel disebut sirkulasi.

C. Respirasi

Setelah beberapa menit batas permukaan mengalami kenaikan dan

volumenya bertambah. Pada gelas ukur terdapat uap air dari hasil respirasi yang

menyebabkan permukaan KOH mengalami kenaikan. Karena proses respirasi

menghasilkan CO2 dan uap air (H2O) yang diperoleh dari KOH. Dalam

persamaan kimianya : KOH(l) + CO2(g) KOHCO2

Karena CO2 yang dihasilkan sedikit maka KOH bereaksi lagi dengan

KOHCO2 menjadi : KOHCO2 + KOH(l) K2CO3 + H2O(l)

Larutan KOH berkurang karena KOH berpindah ke kecambah (toge) melalui

gelas ukur sebab ditutup dengan kertas karbon karena proses respirasi tidak

membutuhkan cahaya matahari (reaksi gelap).

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :

1. Fotosintesis merupakan peristiwa anabolisme yaitu peristiwa pembuatan

senyawa kompleks dari senyawa sederhana dengan bantuan cahaya

matahari.

2. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi terjadinya fotosintesis adalah

adanya zat warna (terutama klorofil), adanya cahaya matahari,

ketersediaan air dan karbondioksida (CO2).

3. Hasil akhir dari fotosintesis adalah terbentuknya amilum dan

dikeluarkannya oksigen.

4. Rotasi adalah perputaran aliran sitoplasma yang mana sitoplasma tetep

berada didalam sel (tidak keluar dari dinding sel).

5. Sirkulasi adalah perputaran aliran sitoplasma yang mana sitoplasma

pindah ke bagian lain (keluar melalui dinding sel).

6. Respirasi merupakan peristiwa katabolisme yaitu perombakan senyawa

komplek menjadi senyawa sederhana.

7. Hasil akhir respirasi adalah karbondiaksida dan membutuhkan oksigen.

DAFTAR PUSTAKA

Bresnick stephen, M.D.2003. intisari biologi. Jakarta: hipokrates.

Campbell, Reece, Mitchell. 2000 . Biologi fifth edition edisi ke lima jilid 1.

Jakarta: erlangga.

H. fried, george Ph.D dan Goerge J. Hademenos, Ph.D.2005. Schaum’s Outlines

of Theory and Problems of Biology. Jakarta:erlangga.

Tajudin, S.Si.2010. Jago Biologi SMA kelas 1, 2, 3. Jakarta:kawan pustaka.

Tim Biologi Hewan.2013.Penuntun Pratikum Biologi Hewan.Banda Aceh:

Universitas Syiah Kuala.