bidikmisi, jurus meraih kuliah - unnes.ac.idunnes.ac.id/wp-content/uploads/02sm04c13-bidik.pdf ·...

1
SENIN, 4 MARET 2013 Tak boleh salah sasaran, berbagai cara dilakukan agar Bidikmisi sampai pada yang berhak. Survei oleh perguruan tinggi menjadi penentu pengajuan diterima atau tidak. Keputusan menerima atau menolak per- mohonan Bidikmisi memang melalui proses panjang. Pertama kali, surat permohonan diterima dari kepala sekolah. Itu pun setelah sekolah melakukan seleksi mandiri. Tim dari perguruan tinggi lalu memeriksa persyaratan administratif. Tak cukup diperiksa sekilas, tapi harus lembar per lembar. ”Kepala sekolah sendiri yang memberi garansi bahwa siswa yang diusulkannya memang layak mendapat Bidikmisi,” tutur Alamsyah, penanggung Jawa Program Bidikmisi Universitas Negeri Semarang. Survei Rumah Agar tak kecolongan, proses dilanjutkan dengan kunjungan dari rumah ke rumah. Tim survei datang untuk memastikan kondisi sebenarnya. Ini untuk mencegah pemohon memalsukan data atau keterangan dalam permohonannya. Tim tidak datang, melihat, lalu pulang, tapi mencatat kondisi rumah secara mendetail. Mengulik pekerjaan dan penghasilan orang tua, sudah pasti. Tapi itu tak cukup. Tim juga memeriksa halaman, din- ding, kepemilikan barang elektronik, kepe- meilikan kendaraan, hingga kondisi WC. Salah satu petugas survei itu adalah Kaharisma, mahasiswa Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Tahun 2010 lalu ia bergabung dengan puluhan sukarelawan lain untuk menyurvei rumah pemohon Bidikmisi. Selama seminggu tak kurang dari delapan rumah pemohon di Jepara ia kunjungi. Ia antara lain berkeliling dari Welahan, Manti- ngan, Kecapi, sampai Rauk. ”Selain menda- pat data melalui survei, kami juga menelusuri latar belakang keluarga pemohon dari tetang- ga dan kelurahan,” kenangnya. Supaya objektif, hasil pengamatan dikuan- tifikasi dengan skor tertentu. Skor dinding kayu berbeda dari skor tembok, lebih-lebih yang sudah halus dan bercat. Skor rumah berlantai tanah juga pasti berbeda dari skor rumah berlantai semen, apalagi keramik. Begitu pula kepemilikan sepeda akan diskor berbeda dari sepeda motor. Skor itulah yang kemudian dijumlahkan untuk mencari prioritas calon penerima. Tim penyurvei hanya berhak merekomen- dasikan hasil pengamatan. Keputusan diten- tukan berdasarkan data. ìDari delapan yang saya survei, hanya enam permohonan yang diterima,î kata Kaharisma. Itu saja cukup? Ternyata tidak. Tim verifikasi tetap membuka laporan dari masyarakat. Jika ada laporan bahwa mahasiswa penerima Bi- dikmisi telah memalsu dokumen, Un- nes tak segan-segan mendepaknya dari daftar penerima. ”Sejauh ini bebe- rapa laporan sudah kami terima. Tapi setelah kami verifikasi, ternyata katanya-katanya,” ungkap Alamsyah. Meski belum ada penerima bea- siswa ini yang dibatalkan karena pemalusan dokumen, sejauh ini telah ada dua penerima yang dikeluarkan lantaran meni- kah. Sebab, salah satu syarat penerima adalah la- jang. (37) Agar Tepat Sasaran, Survei Jadi Penentu K uliah, dulu hanya angan-angan bagi Raeni. Alumnus SMK Negeri 1 Kendal itu pes- imistis bisa melanjutkan kuliah. Ia menghi- tung biaya yang diperlukan terlalu besar untuk ditanggung ayahnya yang bekerja sebagai penarik becak. Penghasilan ayahnya tidak menentu, antara Rp5.000 hingga Rp20.000 per hari. Kondisi berubah ketika Raeni mendapat beasiswa Bidik Misi, 2010 lalu. Dengan beasiswa itu, Raeni dapat kuliah tanpa harus menanggung biaya apa pun. Bahkan, setiap bulan ia mendapat uang saku Rp600.000 untuk menutup berbagai keperluan hidup, mulai dari kos, makan, hingga buku. Raeni kini dapat kuliah di Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi dan menjadi salah satu mahasiswa berprestasi. Gadis yang sejak kecil bercita-cita menjadi guru itu meraih indeks prestasi komulatif (IPK) nyaris sempurna: 3,98. Hal yang sama dirasakan Yeni Widowati, remaja kelahiran Desa Trikoyo Kecamatan Jaken, 30 km teng- gara kota Pati. Subuh, orang tua Yeni adalah petani yang tidak memiliki tanah garapan sendiri. Jangankan untuk membiayai kuliah, untuk memperbaiki rumahnya yang berdinding gedek dan papan yang mulai melapuk pun Subuh belum bisa. Melihat kondisi itu, Yeni merasa pelu- angnya untuk kuliah tertutup rapat. Tapi nasib berkata lain. Yeni memperoleh Beasiswa Bidik Misi yang disalurkan melalui Universitas Negeri Semarang (Unnes). Dengan beasiswa itu, Yeni kini bisa kuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Unnes, seperti yang telah lama didambakannya. Bidikmisi adalah beasiswa yang dikucurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan bea- siswa itu, penerimanya bebas dari segala biaya kuliah selama empat tahun atau delapan semester. Mahasiswa bahkan memperoleh biaya hidup Rp600.000 per bulan. Beasiswa ini diperuntukkan bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi namun berprestasi tinggi. Terbanyak Bidik Misi digulirkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sejak 2010. Pada tahun 2011, mahasiswa baru penerima Bidikmisi bertambah menjadi 30.000 di 117 perguruan tinggi negeri dengan adanya tambahan anggaran dari APBN-Perubahan. Tahun 2012 Bidikmisi dikembangkan menjadi 30.000 calon mahasiswa penerima yang diselenggarakan di 87 pergu- ruan tinggi negeri di bawah Kemdikbud dan program Bidikmisi yang dikelola oleh Kementerian Agama. Unnes menjadi penyalur Bidikmisi terbanyak di selu- ruh Tanah Air. Tahun 2010, Unnes menyalurkan 400 kuota Bidikmisi yang dimilikinya. Tahun berikut jumlah- nya meningkat signifikan menjadi 1.450. Tahun 2012, kuota Bidikmisi Unnes kembali bertambah menjadi 1.750 mahasiswa. Untuk mahasiswa baru tahun 2013 yang seleksinya sedang mulai berjalan, Unnes kembali menyediakan sedikitnya 1.750 bangku kuliah gratis dengan beasiswa ini. Rektor Unnes Sudijono Sastroatmodjo mengungkap- kan, penyaluran Bidikmisi adalah bagian dari komitmen Unnes untuk menyediakan minimal 20 persen bangku kuliah gratis bagi mahasiswa yang memiliki potensi akademik tinggi namun berasal dari keluarga tidak mampu. Menganggap itu sebagai amanat konstitusi, Sudijono bertekad menyalurkan Bidikmisi hanya kepada yang berhak. “Jangan sampai yang tidak berhak men- dapatkan, sedangkan yang berhak malah tidak mendapat- kan,” katanya. Karena itu, Unnes menyiapkan mekanisme sistematis untuk memastikan Bidik Misi diterima oleh siswa yang berhak. Seleksi tidak hanya dilakukan secara adminsi- trasi, tetapi kunjungan langsung dari rumah ke rumah. Berbekal panduan survei yang antara lain memuat kate- gori rumah, penghasilan orang tua, rekening listrik, dan indikator lainnya, petugas hanya merekomendasikan siswa yang layak. Pada proses ini, ratusan pemohon biasanya gugur karena dianggap mampu. Proses seleksi tidak berhenti di situ. Panitia menyi- lakan masyarakat untuk melapor jika menemukan pener- ima Bidikmisi tidak sesuai dengan kategori. Panitia akan kembali melakukan pengecekan untuk memastikan lapo- ran itu. Dan, bukan tidak mungkin, beasiswa dihentikan di tengah jalan jika dinilai melukai rasa keadilan. Tidak hanya menyalurkan bantuan biaya pendidikan, Unnes juga menyiapkan sejumlah program pembinaan untuk mahasiswa penerima Bidikmisi. Program tersebut meliputi pelatihan kepemimpinan, kewirausahaan, kemampuan berbahasa Inggris, dan berogranisasi. Ini dilakukan supaya mahasiswa tumbuh menjadi pribadi mandiri. Dengan begitu, visi Bidikmisi memutus mata rantai kemiskinan bukan angan-angan.(37) TAK sulit untuk meraih beasiswa full study Bidikmisi. Di Unnes saja tersedia sedikitnya 1.750 paket secara nasional serta syaratnya “hanya” tak mampu secara ekonomi namun berprestasi. Meski begitu, tetap saja ada yang sesungguhnya memenuhi syarat tapi tak mendapatkannya. Seba- liknya, mereka yang sebenarnya tak begitu pantas mendapatkannya, justru memperoleh kucuran dana dari skema ini. Sebagaiman dirilis di laman resmi Bidikmisi, bidik- misi.dikti.go.id, ada sejumlah hal yang mesti dipenuhi. Pendaftar merupakan siswa SMA/SMK/MA/MAK atau bentuk lain yang sederajat yang akan lulus pada tahun 2013. Selain itu, lulusan tahun 2012 yang bukan penerima Bidikmisi dan tidak bertentangan dengan ketentuan penerimaan mahasiswa baru di masing-masing pergu- ruan tinggi serta berusia paling tinggi saat mendaftar 21 tahun. Pendaftar juga mesti tergolong tidak mampu secara ekonomi. “Pendapatan kotor gabungan orangtua/wali (suami istri) sebesar-besarnya Rp3 juta per bulan. Pendapatan yang dimaksud meliputi seluruh penghasil- an yang diperoleh. Untuk pekerjaan non formal/informal pendapatan, yang dimaksud adalah rata rata penghasilan per bulan dalam satu tahun terakhir. Pendapatan kotor gabungan orangtua/wali dibagi jumlah anggota keluarga sebesar- besarnya Rp750.000 setiap bulan. Hal lain yang harus diperhatikan, pendidikan orang tua/wali setinggi-tingginya S1 atau Diploma 4. Pendaftar juga berpotensi akademik baik dan mendapatkan rekomendasi dari sekolah. Lantas, di jalur manakah untuk meraih beasiswa ini. Dengan mendaftar secara terpusat di laman tersebut, untuk PTN, peminat bisa mendaftarkan diri sesuai dengan tiga jalur yang tersedia. Ketiganya adalah Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang pendaftarannya berlangsung hingga 8 Maret mendatang, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMTPN), dan seleksi mandiri yang di Unnes bernama Seleksi Penerimaan Mahasiswa Unnes (SPMU). (37) Jurus Meraih Kuliah Nol Rupiah BIDIKMISI, Pemutus Rantai Kemiskinan BERBENTUK bantuan biaya pendidikan, Bidikmisi menghidupkan harapan ribuan anak muda untuk mengenyam pendidikan tinggi. Tujuannya: memutus mata rantai kemiskinan.

Upload: lamxuyen

Post on 02-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SENIN, 4 MARET 2013

Tak boleh salah sasaran, berbagai caradilakukan agar Bidikmisi sampai pada yangberhak. Survei oleh perguruan tinggi menjadipenentu pengajuan diterima atau tidak.

Keputusan menerima atau menolak per-mohonan Bidikmisi memang melalui prosespanjang. Pertama kali, surat permohonanditerima dari kepala sekolah. Itu pun setelahsekolah melakukan seleksi mandiri. Tim dariperguruan tinggi lalu memeriksa persyaratanadministratif. Tak cukup diperiksa sekilas, tapiharus lembar per lembar.

”Kepala sekolah sendiri yang memberigaransi bahwa siswa yang diusulkannyamemang layak mendapat Bidikmisi,” tuturAlamsyah, penanggung Jawa ProgramBidikmisi Universitas Negeri Semarang.Survei Rumah

Agar tak kecolongan, proses dilanjutkandengan kunjungan dari rumah ke rumah. Timsurvei datang untuk memastikan kondisisebenarnya. Ini untuk mencegah pemohonmemalsukan data atau keterangan dalampermohonannya. Tim tidak datang, melihat,lalu pulang, tapi mencatat kondisi rumah

secara mendetail. Mengulik pekerjaan danpenghasilan orang tua, sudah pasti. Tapi itutak cukup. Tim juga memeriksa halaman, din-ding, kepemilikan barang elektronik, kepe-meilikan kendaraan, hingga kondisi WC.

Salah satu petugas survei itu adalahKaharisma, mahasiswa Jurusan SejarahFakultas Ilmu Sosial (FIS). Tahun 2010 lalu iabergabung dengan puluhan sukarelawan lainuntuk menyurvei rumah pemohon Bidikmisi.Selama seminggu tak kurang dari delapanrumah pemohon di Jepara ia kunjungi. Iaantara lain berkeliling dari Welahan, Manti-ngan, Kecapi, sampai Rauk. ”Selain menda-pat data melalui survei, kami juga menelusurilatar belakang keluarga pemohon dari tetang-ga dan kelurahan,” kenangnya.

Supaya objektif, hasil pengamatan dikuan-tifikasi dengan skor tertentu. Skor dindingkayu berbeda dari skor tembok, lebih-lebihyang sudah halus dan bercat. Skor rumahberlantai tanah juga pasti berbeda dari skorrumah berlantai semen, apalagi keramik.Begitu pula kepemilikan sepeda akan diskorberbeda dari sepeda motor.

Skor itulah yang kemudian dijumlahkanuntuk mencari prioritas calon penerima. Timpenyurvei hanya berhak merekomen-dasikan hasil pengamatan. Keputusan diten-tukan berdasarkan data. ìDari delapan yangsaya survei, hanya enam permohonan yangditerima,î kata Kaharisma.

Itu saja cukup? Ternyata tidak. Timverifikasi tetap membuka laporandari masyarakat. Jika ada laporanbahwa mahasiswa penerima Bi-dikmisi telah memalsu dokumen, Un-nes tak segan-segan mendepaknyadari daftar penerima. ”Sejauh ini bebe-rapa laporan sudah kami terima. Tapisetelah kami verifikasi, ternyatakatanya-katanya,” ungkap Alamsyah.

Meski belum ada penerima bea-siswa ini yang dibatalkan karenapemalusan dokumen, sejauh initelah ada dua penerima yangdikeluarkan lantaran meni-kah. Sebab, salah satusyarat penerima adalah la-jang. (37)

Agar Tepat Sasaran, Survei Jadi Penentu

Kuliah, dulu hanya angan-angan bagi Raeni.Alumnus SMK Negeri 1 Kendal itu pes-imistis bisa melanjutkan kuliah. Ia menghi-tung biaya yang diperlukan terlalu besaruntuk ditanggung ayahnya yang bekerja

sebagai penarik becak. Penghasilan ayahnya tidakmenentu, antara Rp5.000 hingga Rp20.000 per hari.

Kondisi berubah ketika Raeni mendapat beasiswaBidik Misi, 2010 lalu. Dengan beasiswa itu, Raeni dapatkuliah tanpa harus menanggung biaya apa pun. Bahkan,setiap bulan ia mendapat uang saku Rp600.000 untukmenutup berbagai keperluan hidup, mulai dari kos,makan, hingga buku.

Raeni kini dapat kuliah di Jurusan PendidikanEkonomi Akuntansi dan menjadi salah satu mahasiswaberprestasi. Gadis yang sejak kecil bercita-cita menjadiguru itu meraih indeks prestasi komulatif (IPK) nyarissempurna: 3,98.

Hal yang sama dirasakan Yeni Widowati, remajakelahiran Desa Trikoyo Kecamatan Jaken, 30 km teng-gara kota Pati. Subuh, orang tua Yeni adalah petani yangtidak memiliki tanah garapan sendiri. Jangankan untukmembiayai kuliah, untuk memperbaiki rumahnya yangberdinding gedek dan papan yang mulai melapuk punSubuh belum bisa. Melihat kondisi itu, Yeni merasa pelu-angnya untuk kuliah tertutup rapat.

Tapi nasib berkata lain. Yeni memperoleh BeasiswaBidik Misi yang disalurkan melalui Universitas NegeriSemarang (Unnes). Dengan beasiswa itu, Yeni kini bisakuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Unnes, sepertiyang telah lama didambakannya.

Bidikmisi adalah beasiswa yang dikucurkan olehKementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan bea-siswa itu, penerimanya bebas dari segala biaya kuliahselama empat tahun atau delapan semester. Mahasiswa

bahkan memperoleh biaya hidup Rp600.000 per bulan.Beasiswa ini diperuntukkan bagi mereka yang berasaldari keluarga kurang mampu secara ekonomi namunberprestasi tinggi.Terbanyak

Bidik Misi digulirkan Kementerian Pendidikan danKebudayaan (Kemendikbud) sejak 2010. Pada tahun2011, mahasiswa baru penerima Bidikmisi bertambahmenjadi 30.000 di 117 perguruan tinggi negeri denganadanya tambahan anggaran dari APBN-Perubahan. Tahun2012 Bidikmisi dikembangkan menjadi 30.000 calonmahasiswa penerima yang diselenggarakan di 87 pergu-ruan tinggi negeri di bawah Kemdikbud dan programBidikmisi yang dikelola oleh Kementerian Agama.

Unnes menjadi penyalur Bidikmisi terbanyak di selu-ruh Tanah Air. Tahun 2010, Unnes menyalurkan 400kuota Bidikmisi yang dimilikinya. Tahun berikut jumlah-nya meningkat signifikan menjadi 1.450. Tahun 2012,kuota Bidikmisi Unnes kembali bertambah menjadi1.750 mahasiswa. Untuk mahasiswa baru tahun 2013yang seleksinya sedang mulai berjalan, Unnes kembalimenyediakan sedikitnya 1.750 bangku kuliah gratisdengan beasiswa ini.

Rektor Unnes Sudijono Sastroatmodjo mengungkap-kan, penyaluran Bidikmisi adalah bagian dari komitmenUnnes untuk menyediakan minimal 20 persen bangkukuliah gratis bagi mahasiswa yang memiliki potensiakademik tinggi namun berasal dari keluarga tidakmampu. Menganggap itu sebagai amanat konstitusi,Sudijono bertekad menyalurkan Bidikmisi hanya kepadayang berhak. “Jangan sampai yang tidak berhak men-dapatkan, sedangkan yang berhak malah tidak mendapat-kan,” katanya.

Karena itu, Unnes menyiapkan mekanisme sistematisuntuk memastikan Bidik Misi diterima oleh siswa yangberhak. Seleksi tidak hanya dilakukan secara adminsi-trasi, tetapi kunjungan langsung dari rumah ke rumah.Berbekal panduan survei yang antara lain memuat kate-gori rumah, penghasilan orang tua, rekening listrik, danindikator lainnya, petugas hanya merekomendasikansiswa yang layak. Pada proses ini, ratusan pemohonbiasanya gugur karena dianggap mampu.

Proses seleksi tidak berhenti di situ. Panitia menyi-lakan masyarakat untuk melapor jika menemukan pener-ima Bidikmisi tidak sesuai dengan kategori. Panitia akankembali melakukan pengecekan untuk memastikan lapo-ran itu. Dan, bukan tidak mungkin, beasiswa dihentikandi tengah jalan jika dinilai melukai rasa keadilan.

Tidak hanya menyalurkan bantuan biaya pendidikan,Unnes juga menyiapkan sejumlah program pembinaanuntuk mahasiswa penerima Bidikmisi. Program tersebutmeliputi pelatihan kepemimpinan, kewirausahaan,kemampuan berbahasa Inggris, dan berogranisasi. Inidilakukan supaya mahasiswa tumbuh menjadi pribadimandiri. Dengan begitu, visi Bidikmisi memutus matarantai kemiskinan bukan angan-angan.(37)

TAK sulit untuk meraih beasiswa full study Bidikmisi.Di Unnes saja tersedia sedikitnya 1.750 paket secaranasional serta syaratnya “hanya” tak mampu secaraekonomi namun berprestasi.

Meski begitu, tetap saja ada yang sesungguhnyamemenuhi syarat tapi tak mendapatkannya. Seba-liknya, mereka yang sebenarnya tak begitu pantasmendapatkannya, justru memperoleh kucuran danadari skema ini.

Sebagaiman dirilis di laman resmi Bidikmisi, bidik-misi.dikti.go.id, ada sejumlah hal yang mesti dipenuhi.Pendaftar merupakan siswa SMA/SMK/MA/MAK ataubentuk lain yang sederajat yang akan lulus pada tahun2013.

Selain itu, lulusan tahun 2012 yang bukan penerimaBidikmisi dan tidak bertentangan dengan ketentuanpenerimaan mahasiswa baru di masing-masing pergu-ruan tinggi serta berusia paling tinggi saat mendaftar 21tahun.

Pendaftar juga mesti tergolong tidak mampu secaraekonomi. “Pendapatan kotor gabungan orangtua/wali(suami istri) sebesar-besarnya Rp3 juta per bulan.Pendapatan yang dimaksud meliputi seluruh penghasil-an yang diperoleh.

Untuk pekerjaan non formal/informal pendapatan,yang dimaksud adalah rata rata penghasilan per bulandalam satu tahun terakhir. Pendapatan kotor gabunganorangtua/wali dibagi jumlah anggota keluarga sebesar-besarnya Rp750.000 setiap bulan.

Hal lain yang harus diperhatikan, pendidikan orangtua/wali setinggi-tingginya S1 atau Diploma 4. Pendaftarjuga berpotensi akademik baik dan mendapatkanrekomendasi dari sekolah.

Lantas, di jalur manakah untuk meraih beasiswa ini.Dengan mendaftar secara terpusat di laman tersebut,untuk PTN, peminat bisa mendaftarkan diri sesuaidengan tiga jalur yang tersedia.

Ketiganya adalah Seleksi Masuk Perguruan TinggiNegeri (SNMPTN) yang pendaftarannya berlangsunghingga 8 Maret mendatang, Seleksi Bersama MasukPerguruan Tinggi Negeri (SBMTPN), dan seleksimandiri yang di Unnes bernama Seleksi PenerimaanMahasiswa Unnes (SPMU). (37)

Jurus Meraih KuliahNol RupiahBIDIKMISI,

Pemutus Rantai Kemiskinan BERBENTUK bantuan biaya pendidikan, Bidikmisi menghidupkan

harapan ribuan anak muda untuk mengenyam pendidikan tinggi.

Tujuannya: memutus mata rantai kemiskinan.