bidang : pertanian topik tematik : perubahan iklim dan...

31
LAPORAN KEGIATAN APLIKASI RISET UJI PRODUKTIVITAS HASIL 16 VARIETAS UBI JALAR UNGGUL BARU UNPAD DALAM MENUNJANG PASOKAN INDUSTRI BERBAHAN BAKU UBI JALAR DI JAWA BARAT SELATAN Tim Pengusul Ir. Sitaresmi Dewayani,MM. (Ketua) Dr. Sc. Agr. Agung Karuniawan,Ir.,Sc.Agr. (Anggota) Tahun 2017 Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan Keragaman Hayati

Upload: domien

Post on 24-Mar-2019

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

LAPORAN KEGIATAN

APLIKASI RISET

UJI PRODUKTIVITAS HASIL 16 VARIETAS UBI JALAR UNGGUL BARU UNPAD

DALAM MENUNJANG PASOKAN INDUSTRI BERBAHAN BAKU UBI JALAR DI JAWA

BARAT SELATAN

Tim Pengusul

Ir. Sitaresmi Dewayani,MM. (Ketua)

Dr. Sc. Agr. Agung Karuniawan,Ir.,Sc.Agr. (Anggota)

Tahun 2017

Bidang : Pertanian

Topik tematik : Perubahan Iklim dan

Keragaman Hayati

Page 2: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

1

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Uji Produktivitas Hasil 16 Varietas Ubi Jalar Unggul Baru

Unpad Dalam Menunjang Pasokan Industri Berbahan

Baku Ubi Jalar di Jawa Barat Selatan

Bidang : Pertanian

Topik tematik : Perubahan Iklim dan Keragaman Hayati

Institusi : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa

Barat

Ketua

a. Nama : Ir. Sitaresmi Dewayani,MM.

b. NIP : 19670429200005 2001

c. Jabatan : POPT Muda

d. Email/HP : [email protected]

Anggota (1)

a. Nama : Dr.Sc.Agr. Agung Karuniawan,Ir.,M.Sc.Agr.

b. NIP/NIDN : 19661101 199103 1 001/ 0001116602

c. Institusi : Universitas Padjadjaran

Biaya Disetujui : Rp. 95.250.000,-

Bandung, 17 September 2017

Mengetahui,

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan

Hortikultura Provinsi Jawa Barat

Ir. Hendy Jatnika, MM

NIP.196110021986031010

Ketua Peneliti

Ir. Sitaresmi Dewayani,MM.

NIP. 19670429200005 2001

Page 3: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

2

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ………….……………………………………………….…… 1

DAFTAR ISI ………….……………………………………………….………………… 2

RINGKASAN LAPORAN .…..…………………………………………………………… 3

I. PENDAHULUAN ……….…………………………………………………….…….. 4

1.1. Latar Belakang ………….……………………………………………….………… 4

1.2. Tujuan ….………………………….…………………………………….………… 6

1.3. Luaran ….…………………………….…….……………………………………… 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ….…………………………………………………… 7

2.1. Tinjauan Umum Ubi Jalar ….…….……………………………………………… 7

2.2. Interaksi Genotip x Lingkungan Ubi Jalar .……….……….…………………… 8

III. METODOLOGI ….……….……………………………………………......…… 10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .……….……….…………………… .……….…… 13

4.1. Pengamatan Penunjang .……….……….…………………… .……….……….… 13

4.1.1. Gulma .……….……….…………………… .……….……….……………… 13

4.1.2. Hama dan Penyakit yang Menyerang .……….……….…………………… .… 13

4.2.Pengamatan Utama .….....................…….……….…………………… .………. 14

4.2.1. Variasi Karakter Komponen Hasil Ubi Jalar di Bogor dan Cikadu …...……… 14

4.2.2. Interaksi Genotip x Lingkungan .……….……….…………………… .……… 15

4.2.3. Potensi Hasil Ubi Jalar Unggul di Lokasi Bogor dan Cikadu …….…………… 17

V. KESIMPULAN DAN SARAN ….……………………………………….………. 18

DAFTAR PUSTAKA ….…………………………………………………………… 19

LAMPIRAN ….……….…………………………………………………………… 22

Page 4: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

3

RINGKASAN LAPORAN

Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan 2014 sekitar 15 t/hari untuk ekspor ubi “madu”, 20

t/hari untuk bahan baku stick ekspor, dan 25 t/hari untuk paste. Namun demikian, terdapat

empat masalah utamayang dihadapi oleh industri pertanian berbasis ubi jalar di Indonesia.

masalah utama tersebut adalah terbatasnya kapasitas dan kualitas produksi ubi jalar dalam

memenuhi permintaan pasar dan sesuai spesifikasi industri, serta belum dipetakannya

wilayah potensial bagi perluasan budidaya ubi jalar unggul terpilih di Jawa Barat. Universitas

Padjadjaran (UNPAD) telah menghasilkan beberapa inovasi dan teknologi terkait upaya

pemecahan persoalan ubi jalar. Temuan teknologi UNPADyang sudah tersedia adalah antara

lain klon-klon unggul ubi jalar yang dimuliakan khusus sesuai spesifikasi mitra yang beragam

serta teknologi rekyasa budidaya dan lahan pertanaman ubi jalar. UNPAD bersama Dinas

Pertanian Provinsi Jawa Barat, telah merancang kegiatan utama yang sudah dilaksanakan

dalam skema Usulan Aplikasi Riset. Kegiatan tersebut meliputi uji produktivitas dan kualitas

beberapa varietas ubi jalar unggul baru UNPAD sesuai standar industri, serta alih teknologi

budidaya ubi jalar. Metode yang digunakan yaitu : Field trials 10 klon Ubi Jalar unggul baru

terseleksi pada wilayah Jawa Barat selama satu musim tanam di lokasi Bogor dan Cikadu.

Saat ini telah diperoleh kandidat varietas unggul baru ubi jalar standar industri yang cocok

ditanam di lokasi Bogor yaitu Awachy 5, 15(112), 57(97), 80(109), 54(160), 68(120), dan

35(180). Sedangkan lokasi Cikadu terdapat empat kandidat varietas unggul baru yaitu

Awachy 1, 57(97), 80(109), dan 35(180). Kerjasama antara UNPAD, pemerintah Jawa Barat,

mitra petani produsen ubi jalar diharapkan akan lebih baik, melembaga dan saling

menguntungkan.

Page 5: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.) merupakan salah satu sumberdaya nabati

potensial dengan kandungan karbohidrat tinggi yang dapat mendukung terwujudnya

ketahanan pangan nasional. Selain itu, ubi jalar juga mengandung mineral dan vitamin ubi

jalar yang tinggi (Ishida et al., 2000; Manrique and Roca, 2007; Burri, 2011). Ubi jalar dapat

dimanfaatkan sebagai alternatif bahan pangan maupun sebagai bahan baku industri seperti a)

Daun untuk sayuran dan pakan ternak, b) Batang untuk bahan tanam dan pakan ternak, c)

Kulit ubi untuk pakan ternak, d) Ubi segar digunakan sebagai bahan makanan, e) Tepung ubi

jalar sebagai bahan makanan, f) Pati ubi jalar dimanfaatkan untuk fermentasi, pakan ternak,

asam sitrat (Zuraida dan Supariati, 2001). Pemanfaatan ubi jalar sebagai bahan pangan, bahan

baku industri dan sumber energi merupakan respon terhadap kebijakan pemerintah tentang

“Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya

Lokal”(Peraturan Presiden No 22 tahun 2009), dan “Gerakan Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal” (Peraturan Menteri Pertanian No. 43/

Permentan/ OT.140/ 10/ 2009), menunjang visi misi Jawa Barat “meningkatkan ekonomi

pertanian” dengan prioritas tematik sektoral/tema riset potensial yaitu Jawa Barat bebas

rawan pangan (Common Goals Jawa Barat, 2015),serta dilandasi topik riset pilar pangan

Universitas Padjadjaran yaitu “pangan lokal untuk pangan nasional” (Renstra Unpad, 2012-

2016).

Permintaan pasar eksport ubi jalar yang beragam (ubi madu, stick, dan paste) terus

meningkat. Kebutuhan bahan baku ubi segar 2014 sekitar 15 ton/hari untuk ekspor ubi

“madu”, 20 ton/hari untuk bahan baku stick ekspor, dan 25 ton/hari untuk paste (komunikasi

pribadi dengan mitra industri PT. Indowooyang). Namun, dalam potensi tersebut terdapat

beberapa masalah yang dihadapi oleh industri berbasis ubi jalar di Indonesia diantaranya

adalah tidak terjaminnya kontinyuitas bahan baku ubi jalar dari produsen ubi jalar baik

kuantitas maupun kualitasnya, dan potensi hasil yang masih rendah. Hal ini terjadi karena

berbagai faktor yang terkait kegiatan usaha tani ubi jalar, seperti masih rendahnya kapasitas

produksi ubi jalar produsen (kuantitas dan kualitas), masih terbatasnya luasan tanam, masih

rendahnya pemahaman bisnis dari pelaku produsen ubijalar, dan masih rendahnya keterkaitan

antara produsen ubi jalar sebagai penghasil bahan baku industri dengan mitra industri.

Page 6: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

5

Luas areal tanam ubi jalar dari tahun ke tahun terus meningkat. Wilayah sentra

produksi utama adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Bali,

NTT, dan Papua (BPS, 2011). Namun budidaya ubi jalar yang berorientasi pada industri

sebagian besar berada di Jawa Barat. Belum adanya arahan pengembangan ubi jalar

menyebabkan petani melakukan uji tanam ubi jalar pada lahan yang belum tentu sesuai atau

di lahan marginal. Perbedaan lingkungan tumbuh ubi jalar menyebabkan perkembangan dan

hasil ubi baik secara kualitas maupun kuantitas dapat berbeda (Nedunchezhiyanet al.,2012).

Diketahuinya wilayah yang sesuai bagi pertumbuhan dan hasil ubi jalar dapat menunjang

ekstensifikasi budidaya ubi jalar secara optimal. Terlebih dengan adanya varietas ubi jalar

unggul yang berpeluang untuk digunakan secara luas. Hal ini dapat menunjang peningkatkan

ketersediaan pasokan bahan baku industri berbasis pangan ubi jalar.

Menurut Manrique and Roca (2007) Indonesia menyumbangkan 2% bagi produksi ubi

jalar di seluruh dunia. Tingkat adopsi petani akan varietas unggul ubi jalar di Indonesia

sangat rendah dan didominasi beragam varietas lokal yang spesifik lokasi. Dengan banyaknya

varietas lokal ini, maka kemungkinan variasi produktivitas ubi jalar di Indonesia berbasis

masyarakat melalui penanaman varietas lokal yang beragam sangatlah besar. Namun

demikian beragamnya varietas lokal yang dimanfaatkan masyarakat merupakan potensi

genetik potensial untuk meningkatkan kapasitas genetik. Temuan teknologi UNPAD berupa

varietas ubi jalar unggul baru yang sudah memiliki HKI PVT (varietas AWACHY1-5)

maupun calon klon ungul baru lainnya dapat memberikan dampak lebih pada petani dan

industri pengguna. Terlebih pengembangan varietas unggul tersebut dapat ditunjang dengan

ketersediaan informasi lokasi penanaman yang sesuai bagi pertumbuhan dan hasil ubi jalar.

Upaya peningkatan ketersediaan produksi dan hasil produk ubi jalar bagi industri belum

cukup apabila keterkaitan sektor produksi yang dilakukan oleh petani belum berkaitan erat

dengan sektor industri yang membutuhkannya. Keterkaitan timbal balik antara keduanya

diperlukan agar produksi yang dihasilkan sesuai dengan standar kebutuhan industri

sedangkan industri mendapatkan jaminan ketersediaan pasokan baik secara kualitas maupun

kuantitas. Hal ini dapat dilakukan melalui penerapan hubungan bisnis yang saling

menguntungkan diantara keduanya.

Teknologi varietas terbaru, informasi sumberdaya lahan potensial bagi budidaya ubi

jalar, konsep teknologi budidaya serta kemitraan bisa menjadi salah satu solusi untuk

mengatasi masalah yang dihadapi dalam pengembangan industri berbasis ubi jalar. Kegiatan

penelitian ini meliputi uji daya hasil varietas unggul baru ubi jalar dalam menunjang pasokan

Page 7: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

6

industri berbahan baku ubi jalar di jawa barat serta alih teknologi budidaya ubi jalar sehingga

adopsi hasil kegiatan penelitian berlangsung optimal.

1.2.Tujuan

i. Mendapatkan varietas ubi jalar unggul baru UNPAD sesuai spesifikasi industri yang

memiliki potensi hasil tinggi pada wilayah spesifik.

ii. Meningkatkan kapasitas produksi ubi jalar untuk jaminan kontinyuitas industri

1.3.Luaran

Luaran yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

i. Varietas ungul baru ubi jalar standar industri spesifik lokasi yang memiliki daya hasil

tinggi

ii. Publikasi artikel ilmiah nasional/internasional

Dampak (outcome) dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan kapasitas peneliti (pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan).

2. Peningkatkan produktivitas ubi jalar di masyarakat melalui teknologi budidaya ubi jalar

yang baik.

3. Berkembangnya industri pangan yang menggunakan ubi jalar sebagai bahan baku

utamanya.

Page 8: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Ubi Jalar

Ubi jalar (Ipomoea batatas L. (Lam ) adalah salah satu tanaman yang hampir ada di

setiap negara. Rossel et al. (2000) menyebutkan bahwa tanaman ubi jalar merupakan

introduksi tanaman pertama dari Amerika ke Eropa dari pelayaran Columbus pada tahun

1492. Dari Eropa tanaman ini dibawa oleh penjelajah Portugis pada abad keenam belas ke

Afrika, India, Asia Tenggara dan Hindia. Papua nugini merupakan salah satu centre of

diversity ubi jalar (Roullier el al., 2013). Di wilayah Indonesia, Papua Nugini, dan kepulauan

di Pasifik Selatan ditemukan sekitar lima ribu kultivar lebih pada daerah-daerah yang

terisolasi hingga ketinggian 2.800 meter di atas permukaan laut (m dpl), bahkan di atas 3.000

m dpl (Mok and Schneider, 1998).

Ubi jalar banyak digunakan sebagai bahan baku makanan,baik olahan rumah tangga

maupun industri. Yasni dkk. (2009) menyebutkan bahwa pemanfaatan bahan pangan lokal

seperti ubi jalar dapat dijadikan alternatif dalam diversifikasi pangan substitusi beras dalam

rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional. Potensi ubi jalar sebagai pangan substitusi

beras tersebut didukung oleh budidaya tanaman ubi jalar sesuai dengan agroklimat sebagian

besar wilayah Indonesia.

Di beberapa negara, ubi jalar merupakan produk komersial yang cukup diminati.

Negara-negara seperti Jepang, China, Korea, dan Singapura sudah memanfaatkan bahan

pangan ini sebagai produk olahan bernilai gizi tinggi, dan secara ekonomis memiliki peluang

pasar yang besar. Bahkan di Vietnam, industri mie di sana sudah menggunakan tepung ubi

jalar sebagai bahan bakunya (Pratiwi J.,2013). Di Indonesia sekitar 89% produksi ubi jalar di

Indonesia digunakan untuk bahan pangan, sisanya untuk pakan ternak dan bahan baku

industri. Akan tetapi, pengembangan ubi jalar belum mendapat perhatian serius,

sebagaimana tercermin dari luas tanam yang fluktuatif dengan produktivitas yang baru

mencapai 9,5 t umbi/ha.

Banyaknya industri yang menggunakan ubi jalar sebagai bahan baku utama tidak

terlepas dari kandungan pati yang terdapat dalam ubi jalar. Tsuno (1992) mengatakan bahwa

pati merupakan karbohidrat utama yang paling banyak ditimbun di dalam umbi dan sukrosa

merupakan bentuk karbohidrat utama yang ditranslokasikan ke dalam proses pembentukan

umbi dan juga merupakan gula non reduksi yang utama.

Page 9: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

8

2.2. Interaksi Genotip x Lingkungan Ubi Jalar

Varietas lokal potensial meningkatkan kapasitas produksi agroindustri berbasis bahan

baku ubi jalar. Pengggunaan plasma nutfah ubi jalar lokal sebagai sumber perbaikan genetik

adalah dalam upaya pelestarian sumber genetik potensial dari kepunahan, dan dapat dijadikan

acuan karakteristik spesifik dalam pembentukan varietas unggul baru. Ubi jalar lokal ini

merupakan kumpulan gen “baik” hasil seleksi masyarakat berdasarkan pendekatan kearifan

lokal (Shaumi et al., 2011a; Waluyo and Karuniawan, 2011). Adanya keragaman pada ubi

jalar lokal pada dasarnya memberikan pilihan kepada petani untuk menanam ubi jalar sesuai

dengan kebutuhannya.

Saat ini penelitian tentang peningkatan kapasitas genetik ubi jalar dengan diferensiasi

fungsi bahan baku sedang dilaksanakan berdasarkan konservasi dan pemanfaatan varietas-

varietas lokal agar tidak punah. Unpad telah melakukan eksplorasi dan mengoleksi aksesi-

aksesi ubi jalar lokal dari Jawa Barat (Chandria et al., 2009b; Karuniawan et al., 2011a,

2012a; b), dan sebagian telah diidentifikasi serta dikarakterisasi untuk dimanfaatkan dalam

program pemuliaan tanaman (Karuniawan et al., 2011a; Rahmannisa et al., 2011b; Waluyo

and Karuniawan, 2011). Persilangan telah dilakukan berdasarkan metode polycros dan

keragaman juga diperlihatkan oleh keturunan-keturunan ubi jalar asal biji yang memberikan

peluang kepada petani untuk menyeleksi sendiri (Maulana et al., 2010; Roosda et al., 2010).

Aksesi ubi jalar lokal dimanfaatkan sebagai tetua persilangan akan menghasilkan calon-

calon tetua yang potensial berdasarkan karakter yang diinginkan (Ma et al., 2009).

Pembentukan koleksi inti dapat dilakukan melalui identifikasi morfologi dengan pendekatan

analisis statistik (Shiotani et al., 1990; Sahuquillo et al., 1997; Tutel et al., 2005; Afuape et

al., 2011) yang diperkuat dengan identifikasi marka molekular (Komaki et al., 1998; Huaman

et al., 1999; Mondal et al., 2006; Veasey et al., 2007; Tairo et al., 2008; Karuri et al., 2010;

Manifesto et al., 2010). Gichuru et al. (2004) menganalisis keragaman kultivar –kultivar ubi

jalar dari wilayah agroekologi yang berbeda menggunakan karakter morfologi dan marka

SSR untuk analisis genetik yang berguna dalam program pemuliaan tanaman ubi jalar.

Hasil studi menunjukkan varietas penampilan varietas lokal sangat dipengaruhi oleh

interaksi genotip x lingkungan (Chandria et al., 2010). Dari hasil persilangan varietas lokal

dapat dihasilkan genotip genotip potensial yang dapat digunakan untuk bahan baku yang

spesifik (Maulana et al., 2010; Roosda et al., 2010). Dengan demikian genotip-genotip baru

hasil persilangan yang diajukan untuk calon varietas unggul harus diuji penampilan pada

wilayah yang luas. Penampilan calon varietas unggul sebaian akan dipengaruhi oleh interaksi

genotip lingkungan (Jusuf et al., 2008). Interaksi genotip x lingkungan pada ubi jalar

Page 10: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

9

merupakan fenomena respons genotip terhadap lingkungan dalam menampilkan hasil

maksimal (Ngeve, 1993; Hartemink et al., 2000; Moussa et al., 2011). Allard dan Bradshaw

(1964) mengemukakan, pertumbuhan dan hasil tanaman sangat dipengaruhi oleh interaksi

genotip x lingkungan. Bilbro dan Ray (1976) mengemukakan bahwa keberhasilan program

pemuliaan tanaman akan tercapai jika memperhatikan aspek (i) tingkat hasil genotip yang

mempunyai hasil di atas rata-rata, (ii) adaptasi, yaitu bentuk lingkungan yang dapat

memunculkan genotip-genotip terbaik, dan (iii) stabilitas, yaitu konsistensi hasil suatu

genotip dibandingkan dengan genotip lain. Suatu pengukuran pengaruh lingkungan terhadap

hasil adalah juga merupakan pengukuran untuk mengetahui daya adaptasi (Nor and Cady,

1979). Berdasarkan uji adaptasi ini dapat ditentukan calon varietas yang beradaptasi luas dan

beradaptasi spesifik wilayah (Asfaw et al., 2009; Fritsche-Neto et al., 2010).

Page 11: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Uji Produktivitas Hasil 16 Varietas Ubi Jalar Unggul Baru Unpad Dalam Menunjang Pasokan

Industri Berbahan Baku Ubi Jalar di Jawa Barat Selatan

Petani Mitra : Kelompok Tani Jawa Barat Selatan

Kegiatan : Uji Produktifitas Varietas 16 Ubi Jalar Unggul Baru

Sesuai Standar Industri

Metode : Percobaan lapangan dilakukan pada dua lokasi tanam

yaitu Bogor dan Cikadu menggunakan metode eksperimen

yang disusun berdasarkan prosedur uji multilokasi Kementrian

Pertanian RI. Percobaan dilaksanakan di dilokasi Bogor

dilaksanakan pada tanggal 3 November 2016 sampai 18 Maret

2017 dan lokasi Cikadu, Cianjur Selatan, sejak tanggal 28

Januari 2017. Sepuluh klon unggul baru terpilih dan enam

varietas cek diuji produktivitas dan kualitasnya di Jawa Barat.

Karakter yang diukur adalah karakter komponen hasil dan

kualitas hasil serta Interaksi Genotip x Lingkungan pada

karakter hasil dan komponen hasil.

Analisis data : Analisis data akan menggunakan perangkat lunak Ms. Office

Excel dan SPSS.

Page 12: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

11

Bahan dan Alat Percobaan

Bahan yang digunakan dala percobaan ini adalah 10 Varietas ubi jalar unggul baru

dan 6 varietas cek/ kontrol, pupuk urea, pupuk KCl, pupuk SP 36. Sedangkan alat yang

digunakan adalah gunting, cangkul, kored, sabit, patok, alat tulis, label, benang kasur, jangka

sorong, meteran, refractometer, dan timbangan.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak kelompok (RAK)

menggunakan 10 Varietas ubi jalar madu tipe baru dan 6 varietas cek sebagai kontrol dengan

tiga kali ulangan. Menurut Gomez and Gomez (1995), model linear untuk RAK adalah

sebagai berikut :

Yij = µ + τi + βj + ɛij

Keterangan :

Yij = Nilai pengamatan perlakuan (genotip) ke-i dalam ulangan ke j

µ = Nilai tengah hasil pengamatan

τi = Pengaruh perlakuan ke i (genotip)

βj = Pengaruh ulangan ke j

ɛij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke i ulangan ke j

Berdasarkan model linear di atas, dapat disusun daftar analisis varians per musim seperti

terlihat pada Tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Analisis Varians Rancangan Acak Kelompok

Sumber Varians Derajat Bebas KT Varians F hitung

Ulangan r-1 KTB 𝜎e + t𝜎r2 KTB/KTE

Genotip g-1 KTT 𝜎e + t𝜎g2 KTT/KTE

Galat (r-1)(g-1) KTE 𝜎e2

Total rg-1 Sumber : Gomez dan Gomez (1995)

Keterangan :

G = jumlah kombinasi perlakuan, r = jumlah ulangan, 𝜎g2 = komponen varian genetik, 𝜎r2 = komponen varians

ulangan, 𝜎e2 = komponen varians galat.

Dari hasil uji F pada analisi varians tunggal, apabila menunjukkan perbedaan yang

nyata maka karakter – karakter yang diamati memberikan variasi yang nyata setiap lokasinya.

Untuk melihat homogenitas varians galat dari keempat lokasi maka digunakan uji Bartlett

(Gomez dan Gomez, 1995) sebagai berikut :

Page 13: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

12

X2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =(2,3026)f(log 𝑆2p − ∑i (log 𝑆2i))

1 + (K + 1

3kf )

Keterangan :

K = Banyaknya varians yang diuji

F = Derajat bebas varians yang diuji

S2i = Nilai varians pada penelitian lingkungan ke i

S2p = Nilai penduga varians gabungan dari seluruh lingkungan penelitian = i∑k S2

i/ k

Apabila X2 hitung > X2 tabel maka galat tidak homogen dan pengujian dilakukan

terpisah, tetapi apabila X2 hitung < X2 tabel, maka varians galat adalah homogen sehingga

perlu dilakukan analisis gabungan (Gomez dan Gomez, 1995).

Analisis gabungan yang akan digunakan adalah model analisis Eberhart dan Rushell

yang telah dideskripsikan oleh Singh dan Chaudhary (1977) :

Yijr = µ + gi + lj + (gl)ij + ɛijr

Yijr = Hasil pengamatan dari genotip ke i, lingkungan ke j, dan ulangan ke r

µ = Nilai tengah rata-rata umum

gi = Pengaruh genotip ke i

lj = Pengaruh lingkungan ke j

(gl)ij = Pengaruh interaksi genotip ke i dan lingkungan ke j

ɛijr = Pengaruh galat percobaan

Berdasarkan model linear di atas, maka dapat disusun tabel analisis varians gabungan

menurut Gomez dan Gomez (1995).

Tabel 3. Analisis Varians Dalam Beberapa Musim Tanam

Sumber Varians Derajat Bebas KT KTH F hitung

Musim (l-l)

Musim Replikasi l(r-1)

Genotip (g-1) M3 σ2e + r σ2

gl + rl σ2g M3/M2

Genotip x Musim (r-1)(g-1) M2 σ2e + r σ2

gl M2/M1

Error l(r-1)(g-1) M1 σ2e

Total (glr-1) Sumber : Gomez dan Gomez (1995)

Untuk mengetahui interaksi antara genotip dengan lingkungan tumbuh tanaman

digunakan uji F taraf 5%. Apabila berbeda nyata maka menunjukkan bahwa penampilan

genotip-genotip yang diuji dipengaruhi oleh interaksi genotip dalam lingkungan.

Page 14: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengamatan Penunjang

4.1.1. Gulma

Gulma yang tumbuh selama percobaan yaitu rumput teki (Cyperus rotundus), Mimosa

pudica, Mimosa indica, Kakawatan (Cynodon dactylon), Cyperus iria, dan Euphorbia

hirta(Gambar 3). Pengendalian gulma dilakukan dengan cara penyiangan secara mekanik.

Pengendalian gulma dilakukan pada saat fase vegetatif dan generatif awal. Tujuan dari

pengendalian gulma adalah untuk mencegah adanya kompetisi antara gulma dengan tanaman

ubi jalar.

Gambar 3. Gulma yang menyerang pada saat percobaan : a. Kakawatan (Cynodon dactylon)b.

Euphorbia hirta c. Mimosa pudica d. Cyperus iria e.Cyperus rotundus f.Mimosa

indica

4.1.2. Hama dan Penyakit yang Menyerang

Hama yang menyerang selama percobaan berlangsung yaitu boleng atau lanas (Cylas

formicarius). Hama ini menyerang pada semua genotip yang diuji. Umbi yang terserang lanas

dapat dilihat pada Gambar 4. Gejala yang ditimbulkan oleh serangan hama lanas ini adalah

umbi menjadi bau dan rasanya pahit. Selama percobaan, penyakit yang menyerang tanaman

yaitu penyakit scab yang disebabkan oleh jamur Spacheloma batatas.

a b c

d e f

Page 15: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

14

Gambar 4. a. Ubi yang terserang oleh hama lanas (Cylas formicarius); b. Tanaman ubi jalar

yang terserang penyakit scab (Sphaceloma batatas)

4.2. Pengamatan Utama

4.2.1. Variasi Karakter Komponen Hasil Ubi Jalar di Bogor dan Cikadu

Karakter komponen hasil termasuk ke dalam karakter kuantitatif yang dikendalikan

oleh banyak gen dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Karakter komponen hasil yang

diamati adalah jumlah ubi total, jumlah umbi pertanaman, bobot ubi pertanaman, bobot ubi

ekonomis, panjang ubi, diameter ubi, kadar kemanisan (brix).

Analisis ragam terhadap tujuh karakter pada 16 klon ubi jalar unggul unpad bersifat

menyebar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat karakter yang mempunyai

keragaman genotip di lokasi Bogor dan ada karakter yang tidak menunjukkan keragaman

genotip pada lokasi tersebut (Tabel 4). Karakter-karakter komponen hasil yang menunjukkan

keragaman di lokasi pengujian adalah bobot ubi pertanaman, bobot ubi ekonomis, panjang

ubi, diameter ubi, dan kadar kemanisan ubi (brix).

Tabel 4 . Nilai F Hitung Karakter Komponen Hasil 16 Varietas Ubi Jalar Pada Lokasi Bogor

No. Sumber Ragam Bogor Cikadu

Means F. hitung KV (%) Means F. hitung KV (%)

1 Bobot ubi pertanaman (Kg) 0,3426 2,2000* 16,64 0,4300 6,7167* 11,62

2 Bobot ubi ekonomis (Kg) 1,2546 2,6016* 40,37 8,0520 1,1816 67,81

3 Jumlah ubi total 29,195 1,9648 47,94 82,6875 1,4427 31,55

4 Jumlah ubi pertanaman 2,2833 1,8818 33,14 2,4236 1,0948 23

5 Panjang (cm) 15,8757 4,7031* 22,42 13,0229 1,108 25,75

6 Diameter (cm) 6,5158 2,8674* 23,74 5,5085 0,9724 17,94

7 Brix (o brix) 6,6892 4,1209* 17,11 10,9458 2,75* 14,04

Keterangan : *Berbeda nyata pada taraf 5%

Karakter komponen hasil yang diamati pada lokasi tersebut menunjukkan kuantitas

dan kualitas yang berbeda serta daya dukung lingkungan yang berbeda pada setiap ulangan

Page 16: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

15

pengujian. Hal ini diduga karena kontribusi faktor genetik setiap klon ubi jalar berbeda

terhadap pengaruh lingkungan.

Pada Tabel 4 juga terlihat nilai koefisien variasi (KV). Nilai KV yang dihasilkan dari hasil

pengamatan menunjukkan nilai yang relativ besar dengan rentang antara 16,64%-47,94%

pada lokasi Bogor dan 11,62% - 67,81% pada lokasi Cikadu. Nilai KV yang besar disebabkan

oleh nilai galat baku rata-rata penampilan klon terhadap rata-rata total. Menurut gomez dan

gomez (1995), besarnya nilai KV tergantung pada jenis percobaan, tanaman yang diuji, serta

karakter yang diamati. Semakin besar nilai KV menunjukkan bahwa data yang diperoleh dari

hasil percobaan bersifat heterogen. Pada percobaan yang dilakukan, besarnya nilai KV

kemungkinan disebabkan oleh perbedaan pengaruh lingkungan pada setiap ulangan yang

tidak homogen sehingga menimbulkan respon yang berbeda setiap klon yang diuji pada

lokasi percobaan.

4.2.2. Interaksi Genotip Dengan Lingkungan

Informasi mengenai interaksi genotip dengan lingkungan sangat diperlukan dalam

perakitan varietas unggul tanaman. Hal ini diperlukan untuk mengetahui klon-klon mana saja

yang memiliki penampilan stabil di suatu wilayah atau beradaptasi spesifik wilayah dan

beradaptasi luas. Adanya interaksi genotip x lingkungan akan mempengaruhi penampilan

suatu klon ubi jalar apabila ditanam pada lingkungan yang berbeda. Analisis interaksi genotip

x lingkungan berguna untuk memberikan informasi apakah klon – klon ubi jalar yang diuji

memperlihatkan tingkat penampilan yang sama di setiap lingkungan yang berbeda (Petersen,

1994). Tabel 5 menunjukkan hasil analisis varians gabungan karakter komponen hasil.

Tabel 5. Analisis Varians Gabungan Pada Sembilan Karakter Komponen Hasil Ubi Jalar

Karakter Fhitung Kuadrat Tengah KV (%)

Bobot ubi pertanaman (Kg) 2,3063* 1,7678 41,93

Bobot ubi ekonomis (Kg) 1,4517 1,9252 67,40

Jumlah ubi total 0,9602 5,9387 38,53

Jumlah ubi pertanaman 0,7546 0,1273 30,34

Jumlah ubi ekonomis 2,1302* 2,9861 42,10

Panjang (cm) 1,0696 0,9789 26,55 Diameter (cm) 1,0131 0,9056 19,28

Brix (o brix) 1,6646 0,2179 12,41

Keterangan : * Berbeda nyata pada taraf 5%

Page 17: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

16

Berdasarkan Tabel 5 tersebut terlihat bahwa penampilan karakter komponen hasil

yang diuji tidak dipengaruhi interaksi genotip x lingkungan. Kondisi tersebut menunjukkan

klon-klon ubi jalar untuk penanaman pada tiga lokasi tanam berdasarkan karakter komponen

hasil memberi respon yang berbeda.

Adanya interaksi genotip x lingkungan yang mempengaruhi penampilan karakter

komponen hasil, disebabkan oleh adanya pengaruh faktor perbedaan lingkungan dalam

percobaan yang dilakukan. Hal tersebut karena kondisi lingkungan pada dua lokasi percobaan

memiliki perbedaan. Sehingga menyebabkan berbedanya respon dan penampilan klon ubi

jalar di antara ketiga lokasi penanaman tersebut. Oleh karena itu, analisis gabungan pada dua

wilayah penanaman dengan kondisi lingkungan yang berbeda menyebabkan munculnya

interaksi genotip x lingkungan.

Pada Tabel 5 juga trelihat nilai koevisien variasi (KV) hasil analisis gabungan

menunjukkan nilai yang relativ besar. Nilai KV yang besar disebabkan oleh nilai galat baku

rata-rata penampilan klon terhadap rata-rata total. Menurut gomez dan gomez (1995),

besarnya nilai KV tergantung pada jenis percobaan, tanaman yang diuji, serta karakter yang

diamati. Semakin besar nilai KV menunjukkan bahwa data yang diperoleh dari hasil

percobaan bersifat heterogen. Pada percobaan yang dilakukan, besarnya nilai KV

kemungkinan disebabkan oleh perbedaan lingkungan tumbuh yang tidak homogen sehingga

menimbulkan respon yang berbeda setiap klon yang diuji pada setiap lokasi percobaan.

4.2.3. Potensi Hasil Klon Ubi Jalar Unggul Di Lokasi Bogor dan Cikadu

Penampilan karakter hasil 16 klon ubi jalar menunjukkan penampilan yang bervariasi.

Penampilan suatu karakter selalu terdiri dari kontribusi faktor genotip, lingkungan, dan

interaksinya (Annichiarico, 2002). Untuk mengestimasi potensi hasil suatu klon dilakukan

analisis pada karakter bobot per tanaman. Seleksi potensi hasil ubi jalar pada lokasi tanam di

Bogor, Jawa Barat dihitung bredasarkan potensi hasil masing-masing klon pada lokasi

tersebut. Tabel potensi hasil klon-klon yang diuji tersaji pada Tabel 6.

Page 18: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

17

Tabel 6. Potensi Hasil 16 Genotip Ubi Jalar di Lokasi Bogor dan Cikadu

No. Genotip Potensi hasil (ton/ha)

Bogor Cikadu

1 RANCING 19,075 18,200

2 AC PUTIH 14,525 20,980

3 AYAMURASAKI 9,158 12,380

4 BENIAZUMA 26,506 10,820

5 NARUTOKINOTOKI 9,566 8,680

6 KRITING MAJA 12,405 19,508

7 AWACHY 1 12,425 21,520

8 AWACHY 2 4,637 12,060

9 AWACHY 4 4,748 8,588

10 AWACHY 5 30,041 9,020

11 15(112) 18,841 12,540

12 57(97) 38,966 27,400

13 80(109) 15,471 17,400

14 54(160) 26,833 11,200

15 68(120) 20,825 10,480

16 35(180) 11,579 26,760

Pada Tabel 6 terlihat potensi hasil setiap klon ubi jalar pada lokasi Bogor. Setiap klon

menunjukkan variasi potensi hasil pada lokasi tersebut. Maulana et al. (2015) menyebutkan

bahwa potensi hasil yang memberikan keuntungan bagi petani adalah klon yang dapat

menghasilkan panen ubi sebanyak 15 ton per hektar. Hal ini dikuatkan oleh hasil komunikasi

pribadi dengan perusahaan mitra (PT. INDOWOOYANG) yang menyebutkan bahwa hasil

panen 15 ton per hektar sudah memberikan keuntungan bagi petani ubi jalar. Dari hasil

pengujian potensi hasil, terdapat enam klon yang memeiliki potensi hasil lebih dari 15 ton/ ha

pada lokasi Bogor yaitu Awachy 5, 15(112), 57(97), 80(109), 54(160), dan 68(120),

sedangkan pada lokasi Cikadu terdapat empat klon yaitu Awachy 1, 57(97), 80(109), dan

35(180). Sedangkan untuk varietas cek, hanya terdapat 2 varietas yang memiliki potensi hasil

diatas 15 ton/ha yaitu Rancing dan Beniazuma, sedangkan pada lokasi Bogor Rancing, AC

putih dan Kriting maja. Klon-klon baru tersebut potensial untuk dikembangkan sebagai

varietas spesifik lokasi Bogor dan Cikadu untuk menunjang industri pangan Jawa Barat.

Page 19: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

18

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat interaksi genotip x lingkungan pada dua karakter hasil dan komponen hasil,

yaitu karakter bobot ubi pertanaman dan jumlah ubi ekonomis

2. Diperoleh kandidat klon ubi jalar standar industri yang memiliki potensi hasil tinggi

di lokasi bogor yaitu Awachy 5, 15(112), 57(97), 80(109), 54(160), dan 68 (120),

lokasi Cikadu Awachy 1, 57(97), 80(109), dan 35(180)

5.2.Saran

Klon-klon unggul baru yang memiliki potensi hasil tinggi di setiap wilayah, dapat dijadikan

sebagai kandidat klon unggul spesifik wilayah. Informasi interaksi genotip x lingkungan

dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan produk ubi jalar

kedepannya.

Page 20: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

19

DAFTAR PUSTAKA

Aigster A, Susan ED, Frank DC, William EB. 2011. Physicochemical properties and sensory

attributes of resistant starch-supplemented granola bars and cereals. Food Science and

Technology 44 (2011) 2159-2165.

Allard, R.W., and A.D. Bradshaw. 1964. Implication of genotype-environment in applied

plant breeding. Crop Sci. 4: 503–507.

Bilbro, J.D., and L.L. Ray. 1976. Environmental stability and adaptation of several cotton

cultivars. Crop Sci. 16: 821–824.

Burri, B.J. 2011. Evaluating sweet potato as an intervention food to prevent Vitamin A

deficiency. Comprehensive Reviews In Food Science And Food Safety 10: 118–130.

Chandria, W., and A. Karuniawan. 2010. Genetic relationships of exotic sweet potato

(Ipomoea batatas (L.) Lam) collected from West Java based on cluster analysis of agro-

morphological traits. [in Bahasa Indonesia with an English abstract]. In Proceeding on a

National Seminar “Perhimpunan Hortikultura Indonesia” (PERHORTI), in cooperation

with Center for Horticultural Crops, University of Udayana Bali. 25-26 November

2010. Denpasar, Bali.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian. 2013. KeragaanAgribisnis Ubi

Jalar dan Aneka Ubi.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian. 2013. Pedoman Teknis

Pengelolaan Produksi Ubi jalar& Aneka Umbi.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian. 2013. Prospek Pengembangan

Agribisnis Ubi Jalar dan Aneka Ubi.

Fritsche-Neto, R., G.V. Miranda, R.O. DeLima, and H.N. De Souza. 2010. Factor analysis

and SREG GGE biplot for the genotype × environment interaction stratification in

maize. Ciência Rural 40(5): 1043–1048Available at

http://www.scielo.br/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S0103-

84782010000500007&lng=en&nrm=iso&tlng=en.

Hasanuddin, A. dan J. Wargiono. 2003. Research Priorities for Sweet Potato in Indonesia. Di

dalam: Fuglie, K.O. (ed). Progress in Potato and Sweetpotato Research in Indonesia.

Proceedings of CIP-Indonesia Reserch Revies Workshop. Pp.15-19. International

Potato Center (CIP), Bogor.

Page 21: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

20

Isnaeni, N.F. 2007. Formulasi Produk Pure Instan Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam)

Sebagai Salah Satu Upaya Diversifikasi Pangan Pokok. Skripsi. Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Jusuf, M., S.A. Rahayuningsih, T.S. Wahyuni, and J. Restuono. 2008. Adaptasi dan stabilitas

hasil klon harapan ubi jalar. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 27(1): 37–41.

Karuniawan, A., Hanny Hidayati Naf’ah, Fitratul H. Rusli, and Debby Ustary. 2015.

Selection Of 180 Sweet Potato Superior Clones In Wet Land And Dry Land. Paper. In

SABRAO 13th Congress and International Conference, Bogor 14-16 September 2015.

Karuniawan, A., B. Waluyo, S.L. Rahmannisa, and H. Maulana. 2011b. Potential loss of

genetic resources honey sweetpotato from Cilembu Village, Sumedang Indonesia.

Paper. In International Conference on Sustainable Agriculture and Food Security:

Challenges and Opportunities (ICSAFS 2011). Bandung-Indonesia 27-28 September

2011. Organized by Faculty of Agiculture, Faculty of Animal Husbandry, Faculty of

Fisheries and Marine Sciences, and Faculty of Agro-Industrial Technology- Universitas

Padjadjaran., Bandung.

Manifesto, M.M., S.M.C. Tartara, C.M. Arizio, M.A. Alvarez, and N.R. Hompanera. 2010.

Analysis of the morphological attributes of a sweetpotato. Ann. Appl. Bio. 157: 273–

281.

Maulana, H., W. Chandria, and A. Karuniawan. 2010. Evaluation and selection of F1 sweet

potato (Ipomoea batatas (L.) Lam) var Cilembu based on Vegetative traits in

Jatinangor. [in Bahasa Indonesia with an English abstract]. In Proceeding on a National

Seminar “Perhimpunan Hortikultura Indonesia” (PERHORTI), in cooperation with

Center for Horticultural Crops, University of Udayana Bali 25-26 November 2010.

Denpasar, Bali.

Maulana, H., M. Divo Nugroho, Lucyana Trimo, and Agung Karuniawan. 2015. Participatory

Selection Of Sweet Potato Based On Farmers Preferences In Banjar City, West Java,

Indonesia. Paper. In SABRAO 13th Congress and International Conference, Bogor 14-

16 September 2015.

Moussa, S.A.M., H.A. Abd-Aal, and N.I.A. El-Fadl. 2011. Stability study of sweet potato

yield and its component characters under different environments by joint regression

analysis. Jurnal of Horticultural Science and Ornamental Plants 3(1): 43–54.

Neduncheshiyan M, Byju G, Jata SK. 2012. Sweet Potato Agronomy. Fruit, Vegetable and

Cereal Science and Biotechnology. 6 (Special Issue 1): 1-10. Global Science Books

Page 22: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

21

Nor, K.M., and F.B. Cady. 1979. Methodology for identifying wide adaptability in crops.

Agron. J. 71: 556–559.

Rahmannisa, S.L., B. Waluyo, and A. Karuniawan. 2011a. Keragaman Varietas Ubi Jalar

Asal Desa Cilembu Berdasarkan Karakter Kuantitatif di Daerah Jatinangor. Makalah.

In Seminar Nasional Hortikultura 2011 Kemandirian Produk Hortikultura untuk

Memenuhi Pasar Domestik dan Ekspor. Kerjasama Perhimpunan Hortikultura

Indonesia (Perhorti), Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Balai Penelitian Tanaman

Sayuran (BALITSA), Lembang, Bandung Barat 23-24 November 2011.

Rahmannisa, S.L., B. Waluyo, and A. Karuniawan. 2011b. Penampilan dan Parameter

Genetik Varietas Lokal Ubi Jalar asal Desa Cilembu Jawa Barat. Makalah. In Seminar

Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi “Inovasi Teknologi dan Kajian Ekonomi

Komoditas Aneka Kacang dan Umbi Mendukung Empat Sukses Kementerian

Pertanian”, Balitkabi, Malang 15 November 2011. Balai Penelitian Kacang-kacangan

dan Umbi-umbian, Balitkabi, Malang 15 November 2011.

Roosda, A., A. Ismail, W. Chandria, and A. Karuniawan. 2010. Evaluation and selection of

F1 clones of sweet potato (Ipomoea batatas (L.) Lam) var. Japan in Jatinangor. [in

Bahasa Indonesia with an English. In Proceeding on a National Seminar “Perhimpunan

Hortikultura Indonesia” (PERHORTI), in cooperation with Center for Horticultural

Crops, University of Udayana Bali 25-26 November 2010. Denpasar, Bali

Suda, I., T. Oki, M. Masuda, M. Kobayashi, Y. Nishiba, and S. Furuta. 2003. Physiological

functionality of purple-fleshed sweet potatoes containing anthocyanins and their

utilization in foods. JARQ 37(3): 167 – 173Available at http://www.jircas.affrc.go.jp.

Thoyib, M. 2007. Model pembelajaran partisipatif.Website.Departemen Sosial RI.

http://www.mirror.depsos.go.id/, Di akses, 5 Agustus 2015.

Truong, V.-D.and R.Y. Avula. 2010. Sweet Potato Purees ad Powders For Functional Food

and Ingredients. Nova Science Publishers, Inc., New York.

Woolfe (1992). Sweet potato: An Untapped Food Resource. Cambridge University Press,

Cambridge.

Zhang Z, Wheatlet CC, Corke H. 2002. Biochemical changes during storage of sweet potato

roots differing in dry matter content. Journal of Postharvest Biology and Technology.

24(3): 317-325

Zuraida N, Supariati Y. 2001. Usaha tani Ubi Jalar sebagai Bahan Pangan Alternatif dan

Diversifikasi Sumber Karbohidrat. Buletin Agrobio. 4(1): 13-23.

Page 23: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

22

Gambar 1. Pengolahan Lahan untuk persiapan tanam di Kabupaten Bogor

Gambar 2. Pertumbuhan Ubijalar umur 1 bulan

Page 24: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

23

Gambar 3. Pemupukan pada umur 2 bulan setelah tanam

Gambar 4. Pengambilan stek untuk penanaman musim ke 2

Page 25: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

24

Gambar 5. Panen 4 bulan setelah tanam

Gambar 6. Panen dan pembongkaran tanaman

Page 26: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

25

Gambar 7. Panen Varietas Biang

Gambar 8. Panen Ubi

Page 27: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

26

Gambar 9. Pengolahan lahan Persiapan tanam Ubijalar di Cikadu

Gambar 10 lahan telah diolah di Kecamatan Cikadu Cianjur

Page 28: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

27

Gambar 11. Pembuatan lubang tanam

Gambar 12. Persiapan Penenaman

Page 29: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

28

Gambar 13. Penanaman 16 Varietas Ubijalar Unngul

Baru UNPAD di Cikadu

Gambar 14. Kondisi lahan setelah

penanaman di Cikadu

Page 30: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

29

Gambar. 15. Kondisi pertanaman sehari setelah tanam

Gambar 16. Pertanaman Ubijalar pada usia 2 bulan setelah tanam

Page 31: Bidang : Pertanian Topik tematik : Perubahan Iklim dan ...distan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files_download/LAPORAN... · RINGKASAN LAPORAN Kebutuhan bahan baku ubi segar tahan

30

Gambar 17. Pertumbuhan Ubijalar yang cukup baik. Pada umur 2 bulan setelah tanam

Gambar 18. Pertumbuhan ubijalar pada umur 3 bulan setelah tanam