beta donlod 22 okt 3

12
Universitas Gadjah Mada 1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN, ANATOMI, FUNGSI FISIOLOGIK DAN BIOLOGIK MUKOSA MULUT, BIBIR, LIDAH, PALATUM Mukosa Oral Mukosa oral adalah mukosa yang melapisi vestibulum oris dan rima oris. Terdapat tiga macam mukosa oral, yaitu: a. mukosa mastikatori b. lining mucosa c. sensory/specialized mucosa Fungsi mukosa oral adalah: 1) proteksi, 2) sensasi, 3) regutasi thermal, dan 4) sekresi. Mukosa oral tersusun atas epithet dan jaringan ikat. Antara epitel dan jaringan ikat dibatasi oleh lapisan basal. Epithet pada rongga mulut merupakan epitel skuamus kompteks. Lapisan epitel dalam rongga mulut teridiri atas dua macam set yaitu set-sel yang mengalami keratinasi dan set-set yang tak mengalami keratinasi. Dibawah jaringan ikat terdapat lapisan yang disebut dengan lamina propria. Lamina Propria terdiri atas: a. jaringan ikat longgar Terdapat serabut elastik yang terletak pada bagian superfisial b. pembuluh darah, c. glandula saliva minor, d. elemen-etemen lymphoid e. kelenjar sebasea (kadang-kadang) Submukosa: Submukosa tidak selalu ada pada semua jenis mukosa. Jaringan ini terdapat dalam lining mucosa : pada jaringan lemak, glandula, syaraf dan pembuluh darah. Kedudukan submukosa memisahkan lamina propria dengan tulang atau otot di bawahnya. Epithet merupakan jaringan penutup permukaan luar tubuh, permukaan dalam aiat tubuh yang berongga, saluran pernafasan dan saluran pencernaan. Epithet rongga mulut mempunyai variasi dalam ketebatan dan keratinisasi. Set-set dalam lapisan epitel oral sating berhubungan dan mempunyai fungsi sebagai barter atau proteksi. Selalu ada proses pembaruan pada lapisan epitel, yaitu dengan adanya mitosis pada set-set basal. Lapisan yang menyusun epitel rongga mulut adalah 1. lapisan set basal (stratum basale)

Upload: riskha-febriani-hapsari

Post on 03-Dec-2015

240 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hgjgj

TRANSCRIPT

Page 1: Beta Donlod 22 Okt 3

Universitas Gadjah Mada 1

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN, ANATOMI, FUNGSI FISIOLOGIK DAN

BIOLOGIK MUKOSA MULUT, BIBIR, LIDAH,

PALATUM

Mukosa Oral

Mukosa oral adalah mukosa yang melapisi vestibulum oris dan rima oris. Terdapat tiga

macam mukosa oral, yaitu:

a. mukosa mastikatori

b. lining mucosa

c. sensory/specialized mucosa

Fungsi mukosa oral adalah: 1) proteksi, 2) sensasi, 3) regutasi thermal, dan 4) sekresi.

Mukosa oral tersusun atas epithet dan jaringan ikat. Antara epitel dan jaringan ikat

dibatasi oleh lapisan basal. Epithet pada rongga mulut merupakan epitel skuamus kompteks.

Lapisan epitel dalam rongga mulut teridiri atas dua macam set yaitu set-sel yang mengalami

keratinasi dan set-set yang tak mengalami keratinasi.

Dibawah jaringan ikat terdapat lapisan yang disebut dengan lamina propria. Lamina

Propria terdiri atas:

a. jaringan ikat longgar

Terdapat serabut elastik yang terletak pada bagian superfisial

b. pembuluh darah,

c. glandula saliva minor,

d. elemen-etemen lymphoid

e. kelenjar sebasea (kadang-kadang)

Submukosa:

Submukosa tidak selalu ada pada semua jenis mukosa. Jaringan ini terdapat dalam

lining mucosa : pada jaringan lemak, glandula, syaraf dan pembuluh darah. Kedudukan

submukosa memisahkan lamina propria dengan tulang atau otot di bawahnya.

Epithet merupakan jaringan penutup permukaan luar tubuh, permukaan dalam aiat

tubuh yang berongga, saluran pernafasan dan saluran pencernaan. Epithet rongga mulut

mempunyai variasi dalam ketebatan dan keratinisasi. Set-set dalam lapisan epitel oral sating

berhubungan dan mempunyai fungsi sebagai barter atau proteksi. Selalu ada proses

pembaruan pada lapisan epitel, yaitu dengan adanya mitosis pada set-set basal.

Lapisan yang menyusun epitel rongga mulut adalah

1. lapisan set basal (stratum basale)

Page 2: Beta Donlod 22 Okt 3

Universitas Gadjah Mada 2

2. lapisan set pride (stratum spinosum)

Kontak antar set disebut desmosom

3. lapisan granuler (stratum granuiosum)

Terdapat grananula keratohialin

4. lapisan kornifikasi (stratum korneum)

Set-set hanya mengandung hialin

Jumlah lapisan set tergantung pada lokasi mukosanya. Ada bagian yang

tidak mempunyai stratum granulosum.

1. Stratum basale

Pada mukosa oral, stratum basale merupakan iapisan set yang terdiri dari 1-3 lapis

(tergantung regionya), terletak diatas membrana basalis, set-set berbentuk kuboid atau

kolumner pendek dengan warna gelap. Lapisan ini mempunyai kapasitas untuk

pembelahan sel, sehingga disebut stratum germinativum.

Turn over sel bervariasi antara 20 hingga 60 hari, dipengaruhi oleh :

- derajat keratinisasi

- hormon (epinephrin, glucocorticosteroid)

- inflamasi

- substansi faktor pertumbuhan

2. Stratum spinosum

Stratum spinosum terletak diatas lapisan sel basal. Set-set pada lapisan ini berbentuk

elips dengan processus lancip, menandakan adanya pengkerutan pada proses

histologik. Fungsi lapisan ini adalah sebagai jembatan seluler untuk kontak antar sel,

yaitu dengan desmosom.

3. Stratum granulosum

Lapisan ini merupakan lapisan set-set pipih yang mengandung granula basofitik yang

menghasilkan granula keratohiatin. Fungsi set-set pada stratum granutosum adalah

dalam proses keratinisasi.

Page 3: Beta Donlod 22 Okt 3

Universitas Gadjah Mada 3

4. Stratum corneum

Stratum corneum terdiri dari lapisan set pipih bersifat eosinofil. Sel- sel berinti dengan

sitoptasma yang mengandung tonofibril. Pada lapisan ini set-set epitel dapat mengalami

pengelupasan.

Page 4: Beta Donlod 22 Okt 3

Universitas Gadjah Mada 4

Hal-hal yang perlu diamati pada epitel rongga mulut adalah :

ratio sel keratinisasi : non keratinisasi

changing cells

"halo" di sekeliling inti

ratio inti : sitoplasma (1 : 6)

degenerasi vakuola

karioreksis

kerusakan membran set -> moth eaten

set terlalu kecil

pemulasan jelek

Indeks yang dapat digunakan :

KI: kariopiknotik index

El: eosiniphilik index

MI: Maturation index

Sebagai contoh, MI pada anak kurang katori protein (KKP) memberikan gambaran set-set

parabasal yang lebih banyak dari pada sel-sel lapisan intermedium dan superfisiale.

Demikian juga KI set-set parabasal pada penderita KKP lebih tinggi. Jenis-jenis mukosa oral

adalah sebagai berikut:

1. Lining mucosa

Disebut juga mukosa pelapis. Pada rongga mulct, mukosa pelapis terdapat pada

mukosa bukal, labial dan sublingual. Epitel yang menyusun mukosa pelapis adalah epitelium

skuamosa bertapis. Pada mukosa pelapis didapat bangunan yang disebut "rete pegs" yang

bentuknya pendek dan lebar. Epitelium ini tidak mengalami keratinisasi, dapat digerakkan

dan mempunyai sub mukosa.

Page 5: Beta Donlod 22 Okt 3

Universitas Gadjah Mada 5

2. Masticatory mucosa

Mukosa mastikatorik terdapat pada gingiva cekat dan palatum keras. Epitel pada

mukosa ini mengalami keratinisasi, mempunyai rete pegs panjang. Mukosa inii tidak dapat

digerakkan dan bersifat tahan terhadap pengunyahan.

3. Mukosa khusus

Mukosa khusus terdapat pada lidah. Hal ketebalan dan keratinisasi pada mukosa

lidah bervariasi. Pada permukaan mukosa terdapat papilla, tidak mempunyai submukosa,

tetapi mempunyai rete pegs.

Mukosa oral mempunyai vaskularisasi yang sangat balk. Pleksus kapiler yang

memberikan vaskularisasi pada epitel menyebabkan warns mukosa oral lebih terang dari

pada kulit. Nervus yang menunjang fungsi sensoris mukosa dekat epitel kehilangan myelin.

Pada epitel ini terdapat akhiran syaraf bebas dan reseptor-reseptor: Meissner's corpules

(sentuhan), Ruffini's corpules dan Krauss' end bulbs untuk rangsang dingin.

Perbandingan mukosa oral

a. Masticatory mucosa

-Terdapat pada gingiva dan palatum durum

-Menutup bagian yang terkena kekuatan abrasif dari pengunyahan

-Merupakan epitel tebal, orthokeratin

-Mempunyai epitel ridges dalam jumlah banyak

-Melekat pada tulang (oleh bundle kolagen pada lamina propria: mucoperiosteum)

Page 6: Beta Donlod 22 Okt 3

Universitas Gadjah Mada 6

-Tidak dapat digerakkan

b. Lining mucosa

-Dapat digerakkan atau direnggangkan

-Mempunyai epitel yang lebih tebal

-Merupakan epitel nonkeratin, tetapi beberapa merupakan parakeratin

-Epitel ridges lebih banyak

-Lamina propria lebih tebal, dengan kolagen sedikit dan bersifat irregular.

-Pada lamina propria terdapat serabut elastik, sehigga bersifat stretch

-Terdapat submukosa yang mengandung jaringan lemak, serabut otot,

glandula salivarius, serabut elastik , sehingga dapat digerakkan

c. Specialized mucosa

-Jenis mukosa ini terdapat pada dorsum lidah, berguna untuk menunjang fungsi mekanis

dan sensoris papilla.

-Ada empat macam papilla, yaitu:

Papilla circumvallata

Papilla ini terdapat pada_bagian V, dikelilingi groove muara glandula Von

Ebner. Pada bagian lateral terdapat a keratin, taste buds dalam jumlah

yang lebih lebih banyak. Pada bagian superior terdapat sel-sel yang

mengalami orthokeratin.

Papilla fungiform, foliata merupakan taste buds

Papilla filiform

Umur berpengaruh terhadap sifat-sifat jaringan mukosa. Perubahan-perubahan yang terjadi

karena pertambahan umur adalah:

1. Masticatory mucosa lebih tipis

2. Epithelial ridges lebih sedikit

3. Mitosis sel basal berkurang

4. Metabolisme menurun

5. Sel jaringan ikat berkurang

6. Serabut kolagen berkurang

7. Serabut elastik berkurang

Perbaikan pada masticatory mucosa lebih baik dari pada epitel kulit; jaringan sikatrik jarang

timbul.

Page 7: Beta Donlod 22 Okt 3

Universitas Gadjah Mada 7

PALATUM

Pembentukan palatum

Mula-mula bagian terdalam jaringan pit hidung mengalami degenerasi, sehingga

terbuka dan kemudian terbentuk celah/hubungan antara hidung (kavitas nasalis primitif)

dengan rongga mulut. Didepan celah tersebut berjalan serabut jaringan dengan arah

horizontal, disebut palatum primitif yang merupakan kombinasi dari prosesus nasalis medial

dan sebagian kecil dari prosesus maksilaris. Selanjutnya kedua prosesus palatal tumbuh ke

bawah, sepanjang sesi pembentukan lidah. Pada pertengahan atau akhir minggu ke-8 otot

lidah dapat berkontraksi, dan lidah bergerak ke arah luar. Setelah palatum bebas, dan

posisinya horizontal, tepi-tepinya berkontak, dari bagian depan ke arah belakang. Persatuan

terjadi antara tepi prosesus palatal dan struktur pada midline, dibentuk oleh kombinasi

prosesus nasalis medial. Fusi ini melibatkan perlekatan 3 struktur yaitu perlekatan seluler :

dibentuk oleh sel-sel epitel yg menutupi tepi-tepinya, kemudian 'rusak', seperti menghilang,

kemudian kontak kembali oleh mesenkhimnya. Penyatuan palatum terjadi seprti pada

"zipper", dari depan ke belakang. Pada minggu ke 8-12, ketika bagian terakhir palatum lunak

sudah menyatu, apabila penyatuan (fusi) tidak terjadi maka epitel tidak mengalami

`kerusakan'. Kalau fusi tidak terjadi secara sempuma maka akan menimbulkan celah

palatum. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, penyakit, dan faktor genetik.

Pada waktu lahir, panjang dan lebar palatum hampir sama. Setelah post natal :

panjang bertambah, karena adanya pertumbuhan aposisi tuberositas maksila. Pada umur 1-

2 tahun petumbuahan sutura palatina bagian tengah melambatiberhenti, kemudian terjadi

aposisi bagian lateral sampai umur 7 tahun, dan merupakan puncak pertumbuhan daerah

anterior. Kemudian dilanjutkan pertumbuhan ke arah posterior , merupakan pertumbuhan

panjang.

Pada masa bayi dan anak-anak teri aposisi permukaan inferior dan resorpsi

permukaan superior, disebut remodeling. Adanya pertumbuhan pada prosesus alveolaris

menyebabkan palatum bertambah dalam dan lebar. Pertumbuhan pros esus alveolaris ke

lateral menghasilkan terbentuknya `kerucutan' arah anteroposterior. Gerakan lidah dari sisi

ke sisi menyebabkan terbentuknya alur `rugae' yang cocok untuk retensi pada waktu bayi

menyusu. Rugae akan mendatar pada anak umur 3-4 tahun atau setelah tidak menyusu,

kecuali pada kebiasaan menghisap jari.

Ketainan pada pembentukan palatum :

a. Fusi ke 3 struktur harus sinkron dengan pembentukan lidah, mandibula dan

pertumbuhan kepala. Kesalahan di setiap proses pertumbuhan balk karena

pengaruh lingkungan ataupun faktor genetik dapat mengakibatkan kegagalan fusi

Page 8: Beta Donlod 22 Okt 3

Universitas Gadjah Mada 8

yang sempurna, sehingga menyebabkan timbulnya celah palatum dengan berbagai

derajat keparahan.

b. Sisa-sisa epitel pada garis fusi pada midline palatum keras menyebabkan timbulnya

kista.

c. Kelambatan perubahan arah dari vertikal ke horizontal, sementara tulang kepala

terus tumbuh.

d. Celah palatum : - 'bivid uvula' >

Keparahan semakin bertambah apabila celah lebih ke arah posterior. Bila

celah melibatkan alveolus

Antara insisivus lateralis dengan kaninus

Dapat sampai bibir atas

Dapat unilateral, bilateral

Dapat sampai septum nasalis vertikalis

Celah pada palatum lunak akan mengakibatkan:

Menyebabkan gangguan fungsi bicara

Menimbulkan problem penelanan

Menyebabkan ketidaksempurnaan penutupan orofarings dan

nasofarings

Ceiah pada palatum keras :

Hampir selalu melibatkan palatum lunak

Menimbulkan problem fungsi makan, terutama pada bayi

Makanan dapat masuk ke fossa nasalis (proses menelan memerlukan rongga

mulut yang vakum seperti pada palatum yang utuh)

Page 9: Beta Donlod 22 Okt 3

Universitas Gadjah Mada 9

LIDAH

Lidah tumbuh dari dinding ventral oropharyng primitif, dari lapisan dalam arcus

branchialis I. Pada minggu ke-4 pertumbuhan janin, terjadi penebalan mesenkhim, sepasang

kanan kin. Pada bagian internal arkus branchialis terbentuk benjolan. Sebelah belakang

antara benjolan terbentuk tuberkulum, sebelah caudal dibatasi foramen caecum. Kedua

benjolan terus tumbuh, akhirnya bersatu sehingga tuberculum seperti mengecil. Lapisan

ektoderma akan menutup mukosa 2/3 bagian anterior lidah. Sepertiga bagian posterior /akar

terbentuk dari arcus branchialis III dan IV. Foramen caecum menghasilkan bentuk V. Pada

minggu ke-5 intrauterine terbentuk papilla valata, kemudian pada minggu ke-11 intra uterine

terbentuk papilla filiform dan fungiform. Yang merupakan indera pengecap rasa adalah

papilla fungiform : sudah ada pada waktu lahir, dan papilla (c) valata ; yang dibentuk post

natal. Pada perkembangan dari lahir hingga dewasa terjadi pertambahan panjang, lebar,

ketebalan ke segala arah mencapai ukuran dua kalinya. Pertumbuhan lidah relatif lebih

cepat daripada mulut, mencapai maksimum pada umur 8 tahun. Pertumbuhan ini ada

hubungannya dengan aktivitas menghisap. Permukaan luar lidah dilapisi oleh mukosa

khusus dengan ciri-ciri: 1) terdapat papila, 2) beberapa mempunyai fungsi mekanis, 3)

mengandung indera pengecap rasa. Pada 2/3 anterior Iidah, papilla bersifat horizontal pada

rongga mulut, sedangkan 1/3 posterior mempunyai arah vertikal yaitu akar/basis dilapisi

jaringan tonsiler.

Papilla filiformis merupakan papilla dengan jumlah yang paling banyak, menyebar pada

dorsum lidah, mempunyai fungsi mekanik dan mempunyai indera pengecap rasa. Papilla

fungiformis berjumlah lebih sedikit dan terdistribusi antara papilla filiformis. Papilla ini terlihat

seperti bintik merah dengan epitel tipis, berbentuk seperti bentuk jamur dan mempunyai

indera pengecap rasa. Papilla valata merupakan papilla besar yang letaknya ada pada

bentuk V, pada batas antara body dan akar lidah. Jumlah papilla ini ada 8-12 bush,

bentuknya seperti papilla fungiformis tetapi tampak pada permukaan Iidah. Pada sekeliling

papilla terdapat lekukan yang tertutup epitel berkeratin. Terdapat indera pengecap rasa dan

glandula von Ebner. Papilla foliata berjumiah 4-11 deret, sejajar satu sama lain pada tiap sisi

Iidah di dekat akar. Secara klinis tidak tampak, tertutup epitel berkeratin. Pada papilla ini

terdapat jugs indera pengecap rasa. Peta rasa di Iidah:

Page 10: Beta Donlod 22 Okt 3

Universitas Gadjah Mada 10

Sketsa Hanig

- manis : maksimal pada ujung lidah, minimal pada pangkal lidah

pahit : maksimal pada pangkal lidah, minimal pada ujung lidah

asin : hampir pada sekeliling lidah

- asam : minimal pada pangkal lidah maksimal pada tepi bagian tengah ujung lidah

Page 11: Beta Donlod 22 Okt 3

Universitas Gadjah Mada 11

Set indera pengecap rasa berbentuk seperti bawang, teriri dari 50-100 set rasa,

masing-masing mempunyai microvilli dan taste pore. Interpretasi rasa : asin, manis, asam,

pahit, umami. Letak set-set indera ini berjalan dari membrana basalis sampai bagian luar

epitel. Terdapat bangunan yang disebut taste hair pada epitel dan taste pore yang berkontak

dengan makanan. Urutan rangsang pada indera pengecap dimulai dad taste cell, diteruskan

ke nervus, kemudian ke central nervous system, dan setanjutnya diidentifikasikan. Bahan

kimia penyusun makanan (tastant) yang larut datam saliva, apabita berkontak dengan sel

rasa, dimana pada set ini terdapat kanal ion yang dapat ber interaksi dengan reseptor rasa

(protein), maka adan terjadi perubahan elektrokimia yang memicu pelepasan sinyal kimia,

berupa neurotransmitter yang akan diteruskan sebagai impuls ke otak. Setiap sel rasa tidak

hanya diprogram untuk satu macam rasa, tapi ada yang dominan rasa tertentu, misatnya;

untuk rasa asin dan asam : langsung bergerak melalui kanal ion, sedangkan untuk rasa

pahit dan manis: ada pengikatan dengan senyawa kimia pada reseptor.

Rasa asin : misal NaCI

Ion Na+ masuk ke dalam kanal ion pada mikrovilli. Akumulasi ion Na menyebabkan

terjadinya perubahan elektrokimia (depolarisasi). Pada saat ion Ca masuk ke dalam set,

sel akan melepaskan sinyal kimia (neurotransmiter) yang terkemas datam vesikel.

Neurotransmitter akan menuju ke sel syaraf dan diteruskan ke dalam susunan syaraf

pusat, kemudian set kembali ke polarisasi semuta (reset) hingga kanal terbuka.

Rasa asam

Rasa asam terjadi karena ion H- dalam larutan yang masuk ke dalam sel dan memblokir

kanal ion Ca pada mikrovilli dan mengikat kanal pada mikrovilli. Ion-ion bermuatan positif

masuk ke sel dan terakumulasi hingga terjadi pelepasan neurotransmitter.

Rasa manis

Rasa manis memicu perubahan dalam sel pada saat ada senyawa yang terikat pada

reseptor, yang kemudian berikatan dengan molekul protein G. Selanjutnya , ß, protein

G terbelah menjadi , β hingga enzim yang ada didekatnya manjadi aktif, menutup

kanal K+, sehingga ion Ca masuk dan terjadi pelepasan neurotransmitter.

Rasa pahit

Proses hingga terjadi rasa pahit sampai dengan aktivasi enzim sama dengan rasa

manis. Setelah enzim taraktivasi ion Ca lepas dari retikulum endoplasma hingga terjadi

akumulasi ion Ca dan pelepasan neurotrasmitter.

Umami (lezat, sedap)

Rasa ini ditimbulkan oleh makanan-makanan yang mengandung glutamat, asam amino

(ikan, daging, legum). Proses timbulnya rasa umami adalah sama dengan proses

timbulnya rasa yang lain.

Page 12: Beta Donlod 22 Okt 3

Universitas Gadjah Mada 12

KELAINAN PADA LIDAH

1. Makroglosi

Jenis kelainan ini termasuk jarang. Biasanya terjadi karena reaksi alergi, trauma, atau

kelainan kongenital. Pada anak yang menderita kretinisme, tipe mongol, terjadi kelainan

pertumbuhan tulang rahang hingga terdapat maloklusi klas III. Perawatan yang diberikan

tergantung pada faktero etiologinya.

2. Ankiloglosi

Kelainan ini dan menyebabkan gangguan dalam gerakan dan bicara karena frenulum lingua

pendek Jenis kelainan ini termasuk jarang.

3. Fissured tongue

Kelainan ini jarang terjadi. Biasa tampak pada anak kretinisme tipe mongol. Pada dorsum

lidah terdapat fissure simetris memanjang. Menurut Robinson hal ini disebabkan kekurangan

vitamin B kompleks. Keadaan ini menyebabkan banyaknya sisa makanan, sehingga dapat

menyebabkan inflamasi.

4. "Coated tongue"

Pada permukaan lidah terdapat lapisan tipis berwarna putih, terdiri dari epitel yg keratinisasi,

sisa makanan, mikroorganisme. Hal ini disebabkan karena aliran saliva yang kurang. Selain

faktor lokal, faktor sistemik jugs berperanan dalam timbulnya kelainan ini, misalnya pada

saat demam.

5. "White Strawberry tongue"

Pada "White Strawberry tongue terjadi pembesaran papilla fungiformis dan deskuamasi

papilla filiformis. Kelainan ini dapat terjadi pada penderita demam, dimana pada saat demam

sembuh, kelainan pada lidah menghilang.

6. "Black hairy tongue"

Pada kelainan ini papilla filiformis memanjang pada 1/3 bagian tengah lidah. Faktor

penyebabnya dapat berupa pemakaian antibiotik, terutama pada remaja. Gejala yang timbul

bersifat asimtomatik, dan dapat menghilang dengan sendirinya.

7. Geographic tongue (migratory glossitis)

Lesi pada kelainan ini dapat berpindah-pindah. Kelainan ini sering dijumpai, meskipun

demikian faktor penyebabnya belum diketahui secara pasti. Faktorfaktor yang dicurigai

antara lain adalah infeksi bakteri, fungi, gangguan gastrointestinal dan faktor psikosomatis.

Terjadi deskuamasi lapisan epitel yang dapat disertai dengan inflamasi. Kelainan ini

menggambarkan kondisi kesehatan mulut yang buruk. Pada permukaan lidah terdapat area

merah halus pada papilla filiform dengan tepi lesi sedikit menonjol.

8. Crenation

Crenation menunjukkan adanya bekas-bekas permukaan lingual gigi pada tepi lidah.