berfikir kritis

7
Memecahkan Kasus Malpraktik Dengan Berfikir Kritis Dola Lonita 10.2013.342/D3 Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510 No. Telp (021) 5694-2061 [email protected] Pendahuluan Sekarang ini banyak terjadi kasus malpraktik yang dituduhkan kepada para dokter yang sedang menangani pasien. Tunduhan ini biasanya bergulir dari keluarga pasien yang tidak puas akan pelayanan dokter maupun rumah sakit dimana ia atau salah satu keluarganya dirawat. Dan tidak jarang tuduhan ini spontan dikeluarkan tanpa adanya alasan yang jelas. Berpikir kritis menuntut kita menangani masalah yang sejenis, yakni menangani masalah malpraktik yang sering terjadi. Pengembangan diri dalam keterampilan belajar juga menjadi suatu keharusan untuk mendapatkan hasil yang terbaik bagi semua pihak. Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah: 1. Mahasiswa mampu memahami tentang 3 dimensi dasar dalam setiap aktivitasnya. 2. Mahasiswa mampu memahami tentang berfikir kritis. 3. Mahasiswa mampu memahami tentang azas-azas pemikiran. 4. Mahasiswa mampu memahami tentang empat pertanyaan pokok. 5. Mahasiswa mampu memahami tentang keputusan. 6. Mahasiswa mampu memahami tentang penyimpulan. 7. Mahasiswa mampu memahami tentang silogisme. Opini menurut Dokter Standard Operating Procedures (SOP) Dikalangan professional layanan kesehatan, terdapat banyak definisi dan penggunaan kata “standar”. Istilah standar terkadang digunakan untuk menggambarkan protokol, standard operating procedures (SOP). Pengertian SOP adalah pedoman yang berfungsi sebagai referensi teknis yang dapat disesuaikan dari apa yang harus dan tidak boleh dilakukan

Upload: dola-lonita-intan-s

Post on 09-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pbl blok 2

TRANSCRIPT

Memecahkan Kasus Malpraktik Dengan Berfikir Kritis Dola Lonita10.2013.342/D3Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510No. Telp (021) [email protected]

PendahuluanSekarang ini banyak terjadi kasus malpraktik yang dituduhkan kepada para dokter yang sedang menangani pasien. Tunduhan ini biasanya bergulir dari keluarga pasien yang tidak puas akan pelayanan dokter maupun rumah sakit dimana ia atau salah satu keluarganya dirawat. Dan tidak jarang tuduhan ini spontan dikeluarkan tanpa adanya alasan yang jelas. Berpikir kritis menuntut kita menangani masalah yang sejenis, yakni menangani masalah malpraktik yang sering terjadi. Pengembangan diri dalam keterampilan belajar juga menjadi suatu keharusan untuk mendapatkan hasil yang terbaik bagi semua pihak.Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah:1. Mahasiswa mampu memahami tentang 3 dimensi dasar dalam setiap aktivitasnya.2. Mahasiswa mampu memahami tentang berfikir kritis.3. Mahasiswa mampu memahami tentang azas-azas pemikiran.4. Mahasiswa mampu memahami tentang empat pertanyaan pokok.5. Mahasiswa mampu memahami tentang keputusan.6. Mahasiswa mampu memahami tentang penyimpulan.7. Mahasiswa mampu memahami tentang silogisme.

Opini menurut DokterStandard Operating Procedures (SOP)Dikalangan professional layanan kesehatan, terdapat banyak definisi dan penggunaan kata standar. Istilah standar terkadang digunakan untuk menggambarkan protokol, standard operating procedures (SOP). Pengertian SOP adalah pedoman yang berfungsi sebagai referensi teknis yang dapat disesuaikan dari apa yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan pada kondisi tertentu, misalnya pedoman untuk cedera vaskular pada kasus frostbite (Imparato dan Rites,1989).1 Ada 3 macam cara agar suatu organisasi dapat secara jelas mendefinisikan apa yang diharapkannya pada:1. Input (sumber daya) seperti material, obat-obatan, perlengkapan, tenaga.2. Proses pemberian layanan, aktivitas, tugas, dan prosedur.3. Outcome yang diinginkan (hasil) dari proses itu.

Opini menurut Non Dokter3 Dimensi Dasar dalam Setiap Aktivitasa. Ontologi (ontos = sesuatu/realitas) adalah dunia kenyataan/realitas pada dirinya atau realitas sebagaimana adanya yang sesungguhnya.5b. Epistemologi (Epistm = pengetahuan) adalah pengetahuan tentang kenyataan/realitas atau cara bagaimana manusia dapat mengetahui kenyataan/realitas.c. Axiolog/Etika (axioma = prinsip; ethos = prinsip dasar tindakan) adalah prinsip-prinsip dasar mengenai tindakan/perbuatan yang sebaiknya dilakukan oleh manusia.Contoh dalam kasus:Pasien merupakan golongan orang tidak mampu yang hidup tanpa jaminan asuransi kesehatan. Pasien tersebut tinggal dilingkungan yang tidak sehat dan punya kebiasaan yang juga tidak sehat (merokok). Berdasarkan diagnosa pasien tersebut memiliki kelainan jantung sejak muda. Karena pasien tahu bahwa ia memiliki kelainan jantung maka pasien memeriksakan diri ke dokter. Dokter sudah memberikan prosedur tetap emergency kepada pasien. Namun dokter tersebut sering pergi praktik ke rumah sakit lain yang lebih menguntungkan dan di duga menelantarkan pasien gagal jantung yang meninggal akibat komplikasi. Oleh sebab itu Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (LBHI) menuntut dokter telah melakukan malpraktik.Berfikir kritisBerpikir kritis merupakan proses yang penuh makna untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam membuat suatu keputusan. Proses tersebut memberikan berbagai alasan sebagai pertimbangan dalam menentukan bukti, konteks, konseptualisasi, metode dan kriteria yang sesuai (American Philosophical Association 1990) metode Delphi.2Berpikir Kritis Mengkritik, Mengecam. Mendebat Berpikir kritis tidak sama dengan sikap argumentatif atau mengecam orang lain. Berpikir kritis bersifat netral, objektif, tidak bias. Meskipun berpikir kritis dapat digunakan untuk menunjukkan kekeliruan atau alasan-alasan yang buruk, berpikir kritis dapat memainkan peran penting dalam kerja sama menemukan alasan yang benar maupun melakukan tugas konstruktif .3 Pemikir kritis mampu melkukan introspeksi tentang kemungkinan bias dalam alasan yang dikemukakannya.Contoh kasus: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (LBHI) menuntut dokter atas tuduhan malpraktik.

Asas-asas pemikiranmerupakan dasar yang terdalam dari setiap pemikiran dan pengetahuan. Azas adalah sesuatu yang mendahului yang hanya bisa melaluinya segala pengetahuan lain bergantung dan dapat dimengerti.4 Maka, azas merupakan titik tolak (titik awal) dari mana sesuatu muncul dan berkembang. Azas pemikiran dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu;a. Asas-asas Primer Asas Identitas: sesuatu adalah sebagaimana adanya, dan bukan yang lain. Asas Kontradiksi: perumusan negatif dari azas identitas Asas Kecakupan Penalaran (principle of sufficient reason/PSR): segala yang ada memiliki alasan yang cukup untuk adanya, dan karena itu segala yang ada dapat dijelaskan oleh nalar. Asas Non-Kontradiksi: sebuah keputusan tidak dapat sama-sama salah atau sama-sama benar. A=A, dan bukan AAb. Asas-asas Sekunder Dari isi keputusan: Asas kesesuaian: Jika A = B, dan B = C, maka A = C. Asas ketidaksesuaian: Jika A = B, dan B C, maka A C. Dari luas keputusan: Dari pengertian universal, dapat ditarik kesimpulan universal. Dari pengertian partikular hanya dapat ditarik kesimpulan yang juga partikular, bukan universal. Dari modal keputusan: Jika premis mutlak, kesimpulan juga mutlak. Premis yang mustahil dapat membawa pada kesimpulan yang benar atau salah. Dari apa yang Ada dapat ditarik kesimpulan tentang apa yang Mungkin Ada. Tetapi, dari apa yang Mungkin Ada tidak dapat ditarik kesimpulan tentang apa yang sesungguhnya Ada. Dari apa yang tidak mungkin dapat ditarik kesimpulan tentang apa yang tidak ada. Tetapi, dari yang tidak ada tidak dapat ditarik kesimpulan tentang apa yang tidak mungkinContoh dalam kasus: Dalam skenario tersebut sebagian besar masuk dalam asas kecakupan penalaran. Dimana pasien telah mengidap penyakit kelainan jantung sejak muda namun tetap berkebiasaan buruk dan situasi tersebut memperburuk kadaan pasien. Maka dapat disimpulkan segala yang ada memiliki alasan yang cukup untuk adanya, dan karena itu segala yang ada dapat dijelaskan oleh nalar.

Pertanyaan pokok untuk menguji pemikiran1. Titik tolaknya (premisnya) atau pokok permasalahannya?2. Atas dasar apa hal itu diajukan dan apa alasan-alasan pendukungnya?3. Bagaimana jalan pikiran atau langkah-langkah untuk sampai kepada pemikiran itu, dan apakah langkah-langkah itu sahih (valid)? 4. Apakah hasil kesimpulan pemikiran itu benar atau hanya kemungkinan, dan bagaimana memastikannya?KeputusanKeputusan adalah kegiatan nalar manusia yang melaluinya manusia mengambil sikap terhadap kenyataan. Dalam kegiatan itu akal budi manusia mempersatukan (mengakui) dan/atau memisahkan (memungkiri) sesuatu.PenyimpulanPenyimpulan adalah kegiatan pengetahuan yang melaluinya pengetahuan manusia bergerak menuju ke pengetahuan yang baru, dengan bertolak dari pengetahuan yang ada. Antara pengetahuan yang baru dan pengetahuan sebelumnya terdapat hubungan yang mendasar. Hubungan ini disebut konsekuensi ( consequentia ) atau hubungan penyimpulan.SilogismeSillogisme adalah proses jalannya penyimpulan atau cara kerja penyimpulan, di mana dari dua keputusan disimpulkan suatu keputusan yang baru. Contoh dalam kasus: Pasien berdasarkan diagnosa medis pasien mengalami kelainan jantung sejak muda, karena hal itu dokter menangani pasien tersebt dengan menerapkan prosedur tetap emergency.Opini sayaDalam kasus seperti skenario, saya tidak akan memihak kepada salah satu pihak. Karena menurut pendapat saya keduanya memiliki sisi benar dan sisi salah baik dalam hal pandang pasien maupun dokter. Dimana jika dilihat dari sisi benarnya dari sudut pandang dokter adalah ia telah menangani pasien sesuai dengan prosedur tetap emergency. Dan dari sudut pandang pasien, ia juga tidak benar. Karena memeriksakan dirinya ke dokter, namun dilihat dari sisi salah pasien tetap sajak melakukan kebiasaan buruknya merokok. Dan dari sisi salah dokter, beliau berpergian ke rumah sakit lain yang lebih menguntungkan.

Kesimpulan Hipotesa diterima. Dokter yang bertindak sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) akan terhindar dari malpraktik.

Daftar pustaka1. Fauziah Munaya, Lukman Andri. Mutu Pelayanan Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 2009.2. Mustaji (2012).Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran. Tersedia online: http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-berpikir-kritis-dan-kreatif-dalam-pembelajaran diakses tanggal 23-12-2012.3. Edward de Bono (2007). Rovolusi Berpikir. Bandung: PT Mizan Pustaka. Hal 2044. Ganda Yahya. Petunjuk Praktis Cara Mahasiswa Belajar di Perguruan Tinggi. GRASINDO, Jakarta 2008.5. Hidayat komaruddin. The Wisdom of Life. PT.Kompas Media Nusantara, Jakarta 2008