berawan hujan ringan berawan sabu masuk lewat priok · 2011-04-16 · bayi itu hendak dibawa ke ......

1
Bambang Widjojanto Kuasa hukum 4 M EGA POLITAN Bayi itu hendak dibawa ke Banjarmasin.” Udik Tanang Kapolsek Tebet MI/SUSANTO Sabu Masuk lewat Priok SUMANTRI HANDOYO T IM narkotika Kantor Pusat Ditjen Bea dan Cukai menggagalkan upaya penyelundupan sabu jenis methamphetamine go- longan I seberat 17,9 kilogram (kg). Barang haram tersebut dise- lundupkan dengan cara disem- bunyikan dalam tiga jok be- lakang yang terdapat pada sebuah kontainer berukuran 20 feet. Sabu dikemas dalam em- pat kantong plastik berwarna hitam. Nilai sabu diperkirakan mencapai Rp36 miliar. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Thomas Sugijata meng- ungkapkan, tersangka yang berhasil diringkus adalah IRJ, 42, WN Iran, serta dua warga negara Indonesia AGS, 42, dan KWS, 40. Sementara warga negara Iran lainnya, SK, bersta- tus buron. Sabu tersebut meru- pakan milik IRJ dengan tujuan Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Thomas mengatakan pada awalnya pihak Bea dan Cu- kai Tanjung Priok mencurigai kargo yang berasal dari Iran menuju Taiwan yang dimuat dalam kontainer TGHU3081976 yang diangkut dengan kapal Sunset Bay Voy. Kapal tersebut tiba di Indonesia pada Jumat (24/3). Petugas Bea dan Cukai lantas memeriksa barang itu tersebut dengan menggunakan X-ray dan anjing pelacak. Hasil pemeriksaan mendapati se- suatu yang mencurigakan. “Dari hasil pemeriksaan X- ray dan dari image terlihat titik yang mencurigakan,” ujarnya. Berdasarkan hasil pemerik- saan laboratorium, diketahui barang tersebut adalah sabu. Aparat kemudian meman- cing ketiga tersangka untuk datang ke Bea Cukai Tanjung Priok dengan alasan ada do- kumen-dokumen yang tidak lengkap. IRJ, AGS, dan KWS pun langsung diringkus, Kamis (14/4) pukul 21.00. Pihak penyidik masih mela- kukan pengembangan terkait dengan hubungan kedua ter- sangka asal Indonesia dengan tersangka WN Iran. Ketiga tersangka terancam maksimal hukuman mati ber- dasarkan Undang-Undang No 35 Tahun 2009 Pasal 113 ayat 1 dan 2. Sabu di Bandara Sementara itu, WN Nigeria Uchenna Kingsley Okoye, 34, dibekuk petugas Kantor Peng- awasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta (KPPBC BSH) karena menye- lundupkan sabu seberat 1,3 kg dengan cara ditelan. Menurut Kepala KPPBC BSH, Iyan Ru- bianto, penangkapan yang terjadi pada Rabu (13/4) ber- awal dari kecurigaan petugas Customs Tactical Unit yang melakukan pengamatan terh- adap barang dan penumpang. Uchena yang merupakan penumpang pesawat Emirates Airline (EK 358) dengan rute Dubai-Jakarta menunjukkan gelagat yang aneh. Sehingga barang bawaannya diperiksa. Karena tidak ditemukan apa- apa, petugas memutuskan un- tuk melakukan rontgen. Hasil- nya, terlihat benjolan-benjolan berukuran ibu jari. Petugas kemudian memberi- kan obat pencahar. Sebanyak 81 butir kapsul yang berisi kristal bening berhasil dikeluarkan dari perut. “Setelah kita tes, kristal bening seberat 1,345 Kg itu positif sabu,” kata Iyan . Di hadapan petugas, Uchen- na Kingsley Okaye mengaku barang itu milik E yang juga WN Nigeria untuk diberikan kepada seseorang di Jakarta. Setelah dikembangkan ke salah satu hotel di Jakarta, petu- gas KPPBC BSH yang dibantu petugas Polres Metropolitan BSH berhasil meringkus Tony Okifar yang merupakan WN Kamerun. (*/FD/J-2) [email protected] Tiga orang ditangkap karena terlibat upaya menyelundupkan sabu senilai Rp36 miliar melalui Tanjung Priok. LINTAS BERITA PU Susun Kajian Pembatasan Truk PEMERINTAH lakukan kajian pembatasan jam operasional truk dalam kota DKI Jakarta. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memiliki waktu satu minggu untuk memberikan rekomendasi. Menteri PU Djoko Kirmanto mengatakan pengkajian dilakukan untuk menimbang dampak ekonomis pemberlakuan batas jam operasional truk memasuki kawasan DKI Jakarta. “Sekarang disurvei betul, dihitung berapa untung ruginya,” ujar Djoko di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, kemarin. Hasil kajian itu akan memberikan gambaran dampak ekonomis atas upaya penguraian kemacetan melalui pembatasan jam ope- rasional truk di dalam kota. Diakuinya, pelarangan truk masuk jalan tertentu di DKI Jakarta akan memberikan dampak baik. Namun, dampak ekonomis terhadap aktivitas perdagangan dan distribusi di pelabuhan dapat terganggu. Pemprov DKI Jakarta menghitung pembatasan itu mampu mengurai kemacetan Jakarta hingga 30%. (AO/J-2) Komnas HAM Desak Kasus Shakira KOMISI Nasional HAM mendesak Polsek Menteng untuk segera menuntaskan penembakan tiga waria yang menewaskan Faizal Harahap alias Shakira, Minggu (10/3). Hingga saat ini Polsek Menteng belum juga menetapkan tersangka. “Peristiwa ini kor- bannya waria, artinya kelompok khusus. Jadi, kami minta Polsek Menteng agar bekerja lebih spesik lagi,” ungkap komisioner Komnas HAM M Ridha Saleh di kantornya, kemarin. Langkah tersebut ditetapkan pascapertemuan Komnas HAM dengan lembaga advokasi hukum dan hak asasi manusia bagi transgender Arus Pelangi, kemarin. Selain peningkatan kerja, Komnas HAM akan meminta laporan perkembangan terkini tentang hasil penyelidikan dan hasil uji balistik yang telah dilakukan. Komnas HAM juga berniat menye- lidiki secara independen kasus itu. Hasil investigasi nanti akan dijadikan rekomendasi bagi pihak berwajib. “Senin (18/4) pekan depan kami akan lakukan koordinasi intern apakah kami akan turun ke lapangan untuk investigasi,” tandasnya. (VB/J-2) Jual Bayi untuk Bayar Persalinan KARENA terbentur masalah ekonomi, seorang ibu tega men- jual bayi perempuannya yang masih merah. Bayi yang sudah pindah ke tangan dua perantara itu berhasil diamankan Polsek Tebet, Jakarta Selatan. Kedua perantara, Indira, 33, dan Wulandari, 29, ditang- kap di sebuah kapal bersama Rina, 22, ibu kandung bayi, di Pelabuhan Tanjung Priok, Ja- karta Utara. “Mereka hendak membawa bayi itu ke Banjarmasin, Ka- limantan Selatan. Kami tiba 10 menit sebelum kapal be- rangkat,” ujar Kapolsek Tebet Komisaris Udik Tanang di Jakarta, kemarin. Bayi belum bernama itu di- hargai Rp11 juta. Berdasarkan pengakuan ketiga tersangka di kantor kepolisian, Rina akan menyerahkan bayinya setiba di Banjarmasin. Di sana sudah menunggu sepasang suami istri yang menginginkan bayi tersebut. Polsek Tebet mencurigai In- dira dan Wulandari merupakan anggota jaringan perdagangan anak. Kecurigaan itu berdasar- kan pengakuan Rina bahwa penawaran datang dari Indira dan Wulandari. Kedua orang itu menanyakan apakah berse- dia menjual bayinya. Awalnya Rina menolak, tapi belakangan mulai luluh. Ketiga tersangka tinggal di kawasan Manggarai Selatan, Tebet, Jakarta Selatan. Indira dan Wulandari mengetahui Rina membutuhkan uang sebab suaminya pergi entah ke mana dan tidak pernah mengirimkan uang sehingga harus berutang saat persalinan. Melalui bujuk rayu yang terus-menerus, Rina akhirnya bersedia menjual bayinya ke- tika ditawar seharga Rp11 juta. Uang itu akan digunakan mem- bayar utang persalinan dan biaya hidup sehari-hari. Supaya bayi berusia delapan bulan itu tidak rewel di jalan, Rina diajak serta ke Banjarmasin. Untunglah tetangga yang pernah mengetahui Rina dibu- juk agar menjual anaknya, segera melapor ke polisi. De- ngan mendeteksi sinyal telepon seluler Rina, akhirnya diketa- hui posisi mereka di atas kapal. Ketiga tersangka dijerat pasal pelanggaran perdagangan anak dengan ancaman hukuman penjara maksimum 12 tahun. (NY/J-1) LI P PE da m un op di Ka at ra jal N di m K KO m H M ba M Ko de tra pe ba lid di de tu KA ek ju m pi itu Te da ka Ri Pe ka ba lim 10 ra Ko Jak ha pe ka m di m ist ter di an an ka pe da itu di Ri m P ENDIAM dan kutu buku. Begitulah sosok Lisa, 26, bukan nama sebenarnya. Selain melahap buku, Lisa gemar mengikuti pengajian di lingkungan rumah. Tetangganya, Nita, juga bukan nama sebenarnya, yang mengajak ke pengajian, ternyata kaki tangan Negara Islam Indonesia (NII). Sejak Lisa karib dengan Nita, satu per satu barang berharga miliknya melayang. Awalnya jam tangan diminta, kemudian menjual cincin, lalu disuruh berbohong agar orang tua menambah uang kuliah. “Selain suka meminta uang dengan alasan macam- macam, ia suka bilang pergi ke tempat teman. Ketika dicek ke sana, ternyata tidak ada,” tutur Muhammad N, 60, ayah Lisa, kemarin. Selesai kuliah, Lisa meminta maaf kepada orang tua karena sudah banyak berbohong. “Saya bertobat,” katanya. Hati Muhammad dan istri sangat lega. Karena dasarnya pintar, Lisa diterima di perusahaan swasta di Tanah Abang, Jakpus. Suatu hari di pada Januari 2008, Lisa hilang. “Orang kantornya bilang Lisa tak masuk dari pagi. Padahal saya yang mengantar dan melihat dia masuk ke kantor. Saya langsung curiga jangan- jangan dia kena NII,” lanjut Muhammad. Degup jantung Muhammad dan sang istri seakan terhenti ketika kedatangan tamu yang mengaku orang tua pria yang menikahi Lisa. Orang tua itu menyebutkan anaknya anggota NII dan menunjukkan surat nikah Lisa. “Saya cek alamat di surat itu, semua palsu,” ucapnya. Sudah hampir 3,5 tahun Muhammad tidak melihat Lisa asyik membaca buku di sudut rumah. Selama masa itu pensiunan PNS itu mencurahkan seluruh waktunya mencari Lisa dengan berbagai cara. Polsek Pasar Minggu yang ia minta membantu, tak pernah serius melakukan pencarian. “Polisi malah menyarankan saya menghentikan laporan dengan dalih anak saya sudah dewasa dan lari bersama suaminya. Padahal jelas sekali tanda tangan saya dipalsukan. Saya akan terus kejar sisi penipuannya,” tandas Muhammad. Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan menyebutkan Muhammad hanya satu dari ratusan bahkan ribuan orang tua yang tengah mengharapkan kepulangan anak mereka. Ken yang juga mantan pengikut NII menguraikan calon korban dijebak dengan cara mengajak berdebat soal Islam. Pada saat berdebat itu, orang NII melihat kelemahan pemahaman calon korban soal Islam. “Lalu mereka menjelaskan hanya NII sebagai pencerah,” imbuhnya. Calon korban pun mau dibaiat (diambil sumpah). Mereka didoktrin sehingga bersedia mengorbankan harta, bahkan menyerahkan jiwa bila organisasi meminta. “Orang-orang yang mengikuti NII sangat rentan dimanfaatkan. Mereka sangat mudah dijadikan alat meneror lewat bom bunuh diri karena sudah disumpah,” pungkasnya. (Vini Mariyane Rosya/J-1) Mereka Bisa Jadi Alat Teror Bom Bunuh Diri SABTU, 16 APRIL 2011 se bu pe ru ju ya ter Isl Ni be Aw ke lal or ku ua a r Putusan Kasus Jonny Abbas Dinilai Aneh MAJELIS Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menjatuh- kan vonis 22 bulan penjara bagi tersangka Jonny Abbas atas tudingan melakukan penipuan saat mereekspor 30 kontainer berisi BlackBerry dan minu- man keras. Kuasa hukum Jonny Abas, Hermawanto, mengatakan putusan terhadap kliennya itu tergolong aneh. Sebab hakim menggunakan keterangan yang berasal dari Harry Mulya yang saat ini juga berstatus sebagai tersangka. “Masalahnya (tuduhan pe- nipuan itu) tak ada buktinya. Itu kan omongannya Harry dan Kim. Faktanya tidak ada kuitansi pemberian uang. Parahnya omongan yang di- jadikan bukti itu keluar dari mulut seorang tersangka,” ung- kap Hermawanto, kemarin. Sebelumnya, Bambang Wi- djojanto, kuasa hukum Jonny lainnya, mengatakan perkara yang membelit kliennya mem- perlihatkan ada rekayasa yang dibuat sedemikian sistematis oleh oknum penyidik dan jaksa yang memaksa kasus ini diba- wa ke pengadilan. Kasus ini sudah pernah digelar di pengadilan di Si- ngapura dengan hasil bahwa pihak ketiga perusahaan pe- lapor dikalahkan. Namun, tiga per usahaan tersebut malah melaporkan Jonny ke aparat Indonesia. Di sinilah muncul keanehan perkara tersebut. Hukum malah melindungi pe- nyelundup, tetapi Jonny yang cuma pengirim barang malah dipidanakan,” kata Bambang. Kasus reekspor ini menarik karena ditengarai melibatkan aparat hukum dan juga ang- gota Komisi III DPR. Bahkan serangkaian pertemuan dilaku- kan di Singapura dan Jakarta guna mengatur agar kasus ini tidak menyentuh gembong penyelundup BB dan minuman keras itu. Pengamat hukum Luhut MP Panggaribuan menyarankan agar Komisi Yudisial memerik- sa hakim kasus Jonny bila benar terjadi pengaturan kasus. AUK bantah terlibat Sementara itu, PT Anugrah Utama Karya (AUK) memban- tah keras terlibat dalam kasus sengketa hukum reekspor 30 kontainer itu. Juru bicara AUK Zuchli Imran Putra mengata- kan tuduhan yang mengaitkan perseroan dengan kasus hukum reekspor 30 kontainer itu sama sekali tidak berdasar. “Nama Harry Mulia tidak ada dalam akta pendirian pe- rusahaan yang disahkan Ke- menterian Hukum dan HAM, baik sebagai komisaris, direksi, maupun pemegang saham,” kata Imran. Imran mengaku tidak tahu- menahu soal motif oknum- oknum tertentu mengaitkan AUK dengan Harry Mulia. “Tapi sangat kental aroma per- saingan bisnis dalam tindakan itu,” tandasnya. (*/Ant/J-2) Berawan Hujan ringan Berawan Berawan Hujan ringan Berawan Berawan Hujan ringan Berawan Berawan Hujan ringan Hujan ringan Hujan ringan Hujan sedang Berawan Hujan ringan Berawan Berawan Berawan Hujan sedang Hujan ringan Berawan Hujan sedang Berawan Berawan Hujan ringan Hujan ringan Berawan Hujan sedang Hujan ringan Jakarta Pusat Jakarta Utara Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Barat Kepulauan Seribu Bogor Tangerang Bekasi Depok B b Widj j MI/SUSANTO p k

Upload: nguyenque

Post on 08-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Berawan Hujan ringan Berawan Sabu Masuk lewat Priok · 2011-04-16 · Bayi itu hendak dibawa ke ... “Dari hasil pemeriksaan X-ray dan dari image terlihat titik ... Degup jantung

Bambang WidjojantoKuasa hukum

4 MEGAPOLITAN

Bayi itu hendak dibawa ke

Banjarmasin.”

Udik TanangKapolsek Tebet

MI/SUSANTO

325 X 42

Sabu Masuk lewat PriokSUMANTRI HANDOYO

TIM narkotika Kantor Pusat Ditjen Bea dan Cukai menggagalkan upaya penyelundupan

sabu jenis methamphetamine go-longan I seberat 17,9 kilogram (kg).

Barang haram tersebut dise-lundupkan dengan cara disem-bunyikan dalam tiga jok be-lakang yang terdapat pada sebuah kontainer berukuran 20 feet. Sabu dikemas dalam em-pat kantong plastik berwarna hitam. Nilai sabu diperkirakan mencapai Rp36 miliar.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Thomas Sugijata meng-ungkapkan, tersangka yang berhasil diringkus adalah IRJ, 42, WN Iran, serta dua warga negara Indonesia AGS, 42, dan KWS, 40. Sementara warga negara Iran lainnya, SK, bersta-tus buron. Sabu tersebut meru-pakan milik IRJ dengan tujuan Cisarua, Bogor, Jawa Barat.

Thomas mengatakan pada awalnya pihak Bea dan Cu-kai Tanjung Priok mencurigai kargo yang berasal dari Iran menuju Taiwan yang dimuat dalam kontainer TGHU3081976 yang diangkut dengan kapal Sunset Bay Voy. Kapal tersebut tiba di Indonesia pada Jumat (24/3). Petugas Bea dan Cukai lantas memeriksa barang itu tersebut dengan menggunakan X-ray dan anjing pelacak. Hasil pemeriksaan mendapati se-suatu yang mencurigakan.

“Dari hasil pemeriksaan X-ray dan dari image terlihat titik yang mencurigakan,” ujarnya.

Berdasarkan hasil pemerik-saan laboratorium, diketahui barang tersebut adalah sabu.

Aparat kemudian meman-cing ketiga tersangka untuk

datang ke Bea Cukai Tanjung Priok dengan alasan ada do-kumen-dokumen yang tidak lengkap. IRJ, AGS, dan KWS pun langsung diringkus, Kamis (14/4) pukul 21.00.

Pihak penyidik masih mela-kukan pengembangan terkait dengan hubungan kedua ter-sangka asal Indonesia dengan tersangka WN Iran.

Ketiga tersangka terancam maksimal hukuman mati ber-dasarkan Undang-Undang No 35 Tahun 2009 Pasal 113 ayat 1 dan 2.

Sabu di BandaraSementara itu, WN Nigeria

Uchenna Kingsley Okoye, 34, dibekuk petugas Kantor Peng-awasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta (KPPBC BSH) karena menye-lundupkan sabu seberat 1,3 kg dengan cara ditelan. Menurut Kepala KPPBC BSH, Iyan Ru-bianto, penangkapan yang terjadi pada Rabu (13/4) ber-awal dari kecurigaan petugas Customs Tactical Unit yang melakukan pengamatan terh-adap barang dan penum pang.

Uchena yang merupakan penumpang pesawat Emirates Airline (EK 358) dengan rute Dubai-Jakarta menunjukkan gelagat yang aneh. Sehingga barang bawaannya diperiksa. Karena tidak ditemukan apa-apa, petugas memutuskan un-tuk melakukan rontgen. Hasil-nya, terlihat benjolan-benjolan berukuran ibu jari.

Petugas kemudian memberi-kan obat pencahar. Sebanyak 81 butir kapsul yang berisi kristal bening berhasil dikeluarkan dari perut. “Setelah kita tes,

kristal bening seberat 1,345 Kg itu positif sabu,” kata Iyan .

Di hadapan petugas, Uchen-na Kingsley Okaye mengaku barang itu milik E yang juga WN Nigeria untuk diberikan kepada seseorang di Jakarta.

Setelah dikembangkan ke salah satu hotel di Jakarta, petu-gas KPPBC BSH yang dibantu petugas Polres Metropolitan BSH berhasil meringkus Tony Okifar yang merupakan WN Kamerun. (*/FD/J-2)

[email protected]

Tiga orang ditangkap karena terlibat upaya menyelundupkan sabu senilai Rp36 miliar melalui Tanjung Priok.

LINTAS BERITA

PU Susun Kajian Pembatasan TrukPEMERINTAH lakukan kajian pembatasan jam operasional truk dalam kota DKI Jakarta. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memiliki waktu satu minggu untuk memberikan rekomendasi.

Menteri PU Djoko Kirmanto mengatakan pengkajian dilakukan untuk menimbang dampak ekonomis pemberlakuan batas jam operasional truk memasuki kawasan DKI Jakarta. “Sekarang disurvei betul, dihitung berapa untung ruginya,” ujar Djoko di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, kemarin.

Hasil kajian itu akan memberikan gambaran dampak ekonomis atas upaya penguraian kemacetan melalui pembatasan jam ope-rasional truk di dalam kota. Diakuinya, pelarangan truk masuk jalan tertentu di DKI Jakarta akan memberikan dampak baik. Namun, dampak ekonomis terhadap aktivitas perdagangan dan distribusi di pelabuhan dapat terganggu.

Pemprov DKI Jakarta menghitung pembatasan itu mampu mengurai kemacetan Jakarta hingga 30%. (AO/J-2)

Komnas HAM Desak Kasus ShakiraKOMISI Nasional HAM mendesak Polsek Menteng untuk segera menuntaskan penembakan tiga waria yang menewaskan Faizal Harahap alias Shakira, Minggu (10/3). Hingga saat ini Polsek Menteng belum juga menetapkan tersangka. “Peristiwa ini kor-bannya waria, artinya kelompok khusus. Jadi, kami minta Polsek Menteng agar bekerja lebih spesifi k lagi,” ungkap komisioner Komnas HAM M Ridha Saleh di kantornya, kemarin.

Langkah tersebut ditetapkan pascapertemuan Komnas HAM dengan lembaga advokasi hukum dan hak asasi manusia bagi transgender Arus Pelangi, kemarin.

Selain peningkatan kerja, Komnas HAM akan meminta laporan perkembangan terkini tentang hasil penyelidikan dan hasil uji balistik yang telah dilakukan. Komnas HAM juga berniat menye-lidiki secara independen kasus itu. Hasil investigasi nanti akan dijadikan rekomendasi bagi pihak berwajib. “Senin (18/4) pekan depan kami akan lakukan koordinasi intern apakah kami akan turun ke lapangan untuk investigasi,” tandasnya. (VB/J-2)

Jual Bayi untuk Bayar Persalinan

KARENA terbentur masalah ekonomi, seorang ibu tega men-jual bayi perempuannya yang masih merah. Bayi yang sudah pindah ke tangan dua perantara itu berhasil diamankan Polsek Tebet, Jakarta Selatan.

Kedua perantara, Indira, 33, dan Wulandari, 29, ditang-kap di sebuah kapal bersama Rina, 22, ibu kandung bayi, di Pelabuhan Tanjung Priok, Ja-karta Utara.

“Mereka hendak membawa bayi itu ke Banjarmasin, Ka-limantan Selatan. Kami tiba 10 menit sebelum kapal be-rangkat,” ujar Kapolsek Tebet Komisaris Udik Tanang di Jakarta, kemarin.

Bayi belum bernama itu di-hargai Rp11 juta. Berdasarkan pengakuan ketiga tersangka di kantor kepolisian, Rina akan menyerahkan bayinya setiba di Banjarmasin. Di sana sudah menunggu sepasang suami istri yang menginginkan bayi tersebut.

Polsek Tebet mencurigai In-dira dan Wulandari merupakan anggota jaringan perdagangan anak. Kecurigaan itu berdasar-kan pengakuan Rina bahwa penawaran datang dari Indira dan Wulandari. Kedua orang itu menanyakan apakah berse-dia menjual bayinya. Awalnya Rina menolak, tapi belakangan mulai luluh.

Ketiga tersangka tinggal di kawasan Manggarai Selatan, Tebet, Jakarta Selatan. Indira dan Wulandari mengetahui Rina membutuhkan uang sebab suaminya pergi entah ke mana dan tidak pernah mengirimkan uang sehingga harus berutang saat persalinan.

Melalui bujuk rayu yang te rus-menerus, Rina akhirnya bersedia menjual bayinya ke-tika ditawar seharga Rp11 juta. Uang itu akan digunakan mem-bayar utang persalinan dan biaya hidup sehari-hari. Supaya bayi berusia delapan bulan itu tidak rewel di jalan, Rina diajak serta ke Banjarmasin.

Untunglah tetangga yang pernah mengetahui Rina dibu-juk agar menjual anaknya, segera melapor ke polisi. De-ngan mendeteksi sinyal telepon seluler Rina, akhirnya diketa-hui posisi mereka di atas kapal. Ketiga tersangka dijerat pasal pelanggaran perdagangan anak dengan ancaman hukuman penjara maksimum 12 tahun. (NY/J-1)

LI

PPEdam

unopdiKa

atrajalNdi

m

KKOmHMbaMKo

detra

pebaliddidetu

KAekjumpiituTe

dakaRiPeka

balim10raKoJak

hapekamdimistter

dianankapedaitudiRim

PENDIAM dan kutu buku. Begitulah sosok Lisa, 26, bukan nama

sebenarnya. Selain melahap buku, Lisa gemar mengikuti pengajian di lingkungan rumah. Tetangganya, Nita, juga bukan nama sebenarnya, yang mengajak ke pengajian, ternyata kaki tangan Negara Islam Indonesia (NII).

Sejak Lisa karib dengan Nita, satu per satu barang berharga miliknya melayang. Awalnya jam tangan diminta, kemudian menjual cincin, lalu disuruh berbohong agar orang tua menambah uang kuliah.

“Selain suka meminta uang dengan alasan macam-

macam, ia suka bilang pergi ke tempat teman. Ketika dicek ke sana, ternyata tidak ada,” tutur Muhammad N, 60, ayah Lisa, kemarin.

Selesai kuliah, Lisa meminta maaf kepada orang tua karena sudah banyak berbohong. “Saya bertobat,” katanya. Hati Muhammad dan istri sangat lega. Karena dasarnya pintar, Lisa diterima di perusahaan swasta di Tanah Abang, Jakpus.

Suatu hari di pada Januari 2008, Lisa hilang. “Orang kantornya bilang Lisa tak masuk dari pagi. Padahal saya yang mengantar dan melihat dia masuk ke kantor. Saya langsung curiga jangan-jangan dia kena NII,” lanjut

Muhammad.Degup jantung Muhammad

dan sang istri seakan terhenti ketika kedatangan tamu yang mengaku orang tua pria yang menikahi Lisa. Orang tua itu menyebutkan anaknya anggota NII dan menunjukkan surat nikah Lisa. “Saya cek alamat di surat itu, semua palsu,” ucapnya.

Sudah hampir 3,5 tahun Muhammad tidak melihat Lisa asyik membaca buku di sudut rumah. Selama masa itu pensiunan PNS itu mencurahkan seluruh waktunya mencari Lisa dengan berbagai cara. Polsek Pasar Minggu yang ia minta membantu, tak pernah serius

melakukan pencarian.“Polisi malah menyarankan

saya menghentikan laporan dengan dalih anak saya sudah dewasa dan lari bersama suaminya. Padahal jelas sekali tanda tangan saya dipalsukan. Saya akan terus kejar sisi penipuannya,” tandas Muhammad.

Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan menyebutkan Muhammad hanya satu dari ratusan bahkan ribuan orang tua yang tengah mengharapkan kepulangan anak mereka.

Ken yang juga mantan pengikut NII menguraikan calon korban dijebak dengan cara mengajak berdebat soal

Islam. Pada saat berdebat itu,

orang NII melihat kelemahan pemahaman calon korban soal Islam. “Lalu mereka menjelaskan hanya NII sebagai pencerah,” imbuhnya.

Calon korban pun mau dibaiat (diambil sumpah). Mereka didoktrin sehingga bersedia mengorbankan harta, bahkan menyerahkan jiwa bila organisasi meminta.

“Orang-orang yang mengikuti NII sangat rentan dimanfaatkan. Mereka sangat mudah dijadikan alat meneror lewat bom bunuh diri karena sudah disumpah,” pungkasnya. (Vini Mariyane Rosya/J-1)

Mereka Bisa Jadi Alat Teror Bom Bunuh Diri

SABTU, 16 APRIL 2011

sebuperujuyaterIsl

NibeAwkelalorku

ua

ar

Putusan Kasus Jonny Abbas Dinilai AnehMAJELIS Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menjatuh-kan vonis 22 bulan penjara bagi tersangka Jonny Abbas atas tudingan melakukan penipuan saat mereekspor 30 kontainer berisi BlackBerry dan minu-man keras.

Kuasa hukum Jonny Abas, Hermawanto, mengatakan putusan terhadap kliennya itu tergolong aneh. Sebab hakim menggunakan keterangan yang berasal dari Harry Mulya yang saat ini juga berstatus sebagai tersangka.

“Masalahnya (tuduhan pe-nipuan itu) tak ada buktinya. Itu kan omongannya Harry dan Kim. Faktanya tidak ada

kuitansi pemberian uang. Parahnya omongan yang di-jadikan bukti itu keluar dari mulut seorang tersangka,” ung-kap Hermawanto, kemarin.

Sebelumnya, Bambang Wi-djojanto, kuasa hukum Jonny lainnya, mengatakan perkara yang membelit kliennya mem-perlihatkan ada rekayasa yang dibuat sedemikian sistematis oleh oknum penyidik dan jaksa yang memaksa kasus ini diba-wa ke pengadilan.

Kasus ini sudah pernah digelar di pengadilan di Si-ngapura dengan hasil bahwa pihak ke tiga perusahaan pe-lapor di kalahkan. Namun, tiga per usahaan tersebut malah

melaporkan Jonny ke aparat Indonesia. Di sinilah muncul keanehan perkara tersebut. Hukum malah melindungi pe-nyelundup, tetapi Jonny yang cuma pengirim barang malah dipidanakan,” kata Bambang.

Kasus reekspor ini menarik

karena ditengarai melibatkan aparat hukum dan juga ang-gota Komisi III DPR. Bahkan serangkaian pertemuan dilaku-kan di Singapura dan Jakarta guna mengatur agar kasus ini tidak menyentuh gembong penyelundup BB dan minuman keras itu.

Pengamat hukum Luhut MP Panggaribuan menyarankan agar Komisi Yudisial meme rik-sa hakim kasus Jonny bila benar terjadi pengaturan kasus.

AUK bantah terlibatSementara itu, PT Anugrah

Utama Karya (AUK) memban-tah keras terlibat dalam kasus sengketa hukum reekspor 30

kontainer itu. Juru bicara AUK Zuchli Imran Putra mengata-kan tuduhan yang mengaitkan perseroan dengan kasus hukum reekspor 30 kontainer itu sama sekali tidak berdasar.

“Nama Harry Mulia tidak ada dalam akta pendirian pe-rusahaan yang disahkan Ke-menterian Hukum dan HAM, baik sebagai komisaris, direksi, maupun pemegang saham,” kata Imran.

Imran mengaku tidak tahu-menahu soal motif oknum-oknum tertentu mengaitkan AUK dengan Harry Mulia. “Tapi sangat kental aroma per-saingan bisnis dalam tindakan itu,” tandasnya. (*/Ant/J-2)

BerawanHujan ringan Berawan

BerawanHujan ringanBerawan

BerawanHujan ringanBerawan

BerawanHujan ringanHujan ringan

Hujan ringanHujan sedangBerawan

Hujan ringanBerawanBerawan

BerawanHujan sedangHujan ringan

BerawanHujan sedangBerawan

BerawanHujan ringanHujan ringan

BerawanHujan sedangHujan ringan

Jakarta Pusat Jakarta Utara Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Barat Kepulauan Seribu Bogor Tangerang Bekasi Depok

B b Widj jMI/SUSANTO

pk