belajar hsm

Upload: anis

Post on 20-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 belajar hsm

    1/26

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Baja merupakan logam yang kuat, keras, dan kokoh sehingga digunakan sebagai

    penyokong di hampir seluruh bangunan-bangunan bertingkat di dunia. Kelebihan logam baja

    ini harusnya mengundang rasa curiousity kita sebagai insan akademis. Harus muncul

    pertanyaan-pertanyaan kritis dalam diri kita, Mengapa baja bisa sedemikian kuat?,

    Bagaimana cara pengolahan baja hingga bisa menopang hajat hidup orang banyak?

    Sebagai negara yang berkembang, Indonesia berusaha memajukan sektor industrinya

    untuk dapat bersaing dengan negara lainnya, terutama industri logam seperti industri baja

    yang saat ini sangat berkembang pesat. Salah satunya adalah PT. KRAKATAU STEEL,

    merupakan industri baja terpadu yang pertama berkembang dan berkualitas di Indonesia,

    bahkan merupakan salah satu BUMN dalam pengolahan baja terbesar di kawasan Asia

    Tenggara.

    Memasuki era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berperan besar

    untuk memajukan negara agar dapat bersaing terutama di bidang industri. Perkembangan

    iptek saat ini ikut mempengaruhi perkembangan industri di Indonesia. Untuk itu, kita sebagai

    mahasiswa keguruan yang akan menjadi pendidik penerus bangsa diharapkan memiliki ilmu

    yang berdasarkan pengalaman lapangan sehingga dapat ditransfer kepada siswa secara

    menyeluruh, bukan hanya bekal ilmu secara teori, salah satunya adalah melalui kuliah

    lapangan. Kuliah lapangan merupakan salah satu mata kuliah di Fakultas Tarbiyah dan

    keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, merupakan sarana untuk

    menambah wawasan serta menggali ilmu pengetahuan dan teknologi para calon guru yang

    berupa observasi lapangan secara langsung.

    Oleh karena itu, PT.KRAKATAU STEEL merupakan tempat yang tepat bagi

    mahasiswa untuk menambah wawasan serta menggali ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

    bidang industri.

    B. MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN

    Adapun maksud dan tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan laporan

    kuliah lapangan ini adalah:

    1. Untuk mengetahui proses metalurgi pembuatan baja.

    2. Memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang dunia industri.

  • 7/24/2019 belajar hsm

    2/26

    C. METODE PENULISAN

    Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan kuliah lapangan ini

    adalah:

    1. Studi lapangan (observasi), dilakukan dengan penelusuran langsung kelapangan

    2. Wawancara, dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait dalam pemecahan masalah tersebut.

    3. Studi literatur, dilakukan dengan penelusuran data di internet dan pencarian di buku-buku

    kuliah mahasiswa.

    D. BATASAN MASALAH

    Batasan masalah yang ditinjau dan diamati selama kuliah lapangan adalah observasi

    dilakukan pada pabrik:

    1. Besi Spons

    2. Baja Bilet

    3. Baja Slab

    4. Baja Lembaran Panas

    BAB II

    KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

    A. SEJARAH

    PT Krakatau Steel adalah industri pengolahan besi baja terbesar di Indonesia. PT.

    Krakatau Steel merupakanBUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang didirikan pada tanggal

    31 Agustus1970.Visi dari perusahaan ini yaitu Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan

    kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan

    terkemuka di dunia dan memiliki misiMenyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait

    bagi kemakmuranbangsa.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bajahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/BUMNhttp://id.wikipedia.org/wiki/31_Agustushttp://id.wikipedia.org/wiki/1970http://id.wikipedia.org/wiki/1970http://id.wikipedia.org/wiki/31_Agustushttp://id.wikipedia.org/wiki/BUMNhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Baja
  • 7/24/2019 belajar hsm

    3/26

    Secara kronologis, sejarah pendirian dan perkembangan PT. Krakatau Steel adalah

    sebagai berikut:

    1. Tahun 1956

    Munculnya gagasan pertama dari perdana menteri Ir.H. Djuanda bahwa suatu Negara

    berkembang perlu memiliki industri baja. Karena Indonesia merupakan negara berkembang,

    maka dibentuklah suatu pabrik baja yang terletak di Cilegon yang merupakan salah satu

    realisasi dari persetujuan pokok kerja sama dalam bidang ekonomi dan teknik antara

    pemerintah Indonesia dengan Uni Soviet yang ditandatangani pada tanggal 15 September

    1956.

    2. Tahun 1957

    Penelitian awal oleh biro perancangan negara, bekerja sama dengan konsultan asing.

    3. Tahun 1960

    Kontrak pembangunan pabrik baja Cilegon antara Indonesia dengan All Union Export

    Impor Corporation (Tzaspromex Pert) of Moscow, dengan kontrak No.80 tanggal 7 Juni

    1960.

    4. Tahun 1962

    Peletakan batu pertama atau peresmian pembangunan proyek besi baja Trikora di

    Cilegon pada tanggal 20 Mei 1962, menurut ketetapan MPRS No.2/1962 proyek ini harus

    sudah selesai sebelum tahun 1968.

    5. Tahun 1965

    Terhentinya kegiatan pembangunan proyek besi baja Trikora Cilegon karena adanya

    pemberontakan G 30 S/PKI.

    6. Tahun 1967

    Terbentuknya proyek besi baja Trikora menjadi bentuk Perseroan Terbatas (PT)

    berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia No.17 tanggal 28 Desember 1967.

    7. Tahun 1970

    PT. Krakatau Steel resmi didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.35 tanggal 31

    Agustus 1970 dengan maksud untuk melanjutkan, menyelesaikan dan mengoperasikan

    proyek besi baja Trikora di CilegonBanten, serta mengembangkan industri baja dalam arti

    luas.

    8. Tahun 1971

    Pendirian PT. Krakatau Steel disahkan dengan penandatanganan Akte Notaris No.35

    tanggal 23 Oktober 1971 di Jakarta dihadapan notaris Tan Thong Kie, dengan naskah No.25

    tanggal 19 Desember 1971.

  • 7/24/2019 belajar hsm

    4/26

    9. Tahun 19731974

    PT. Krakatau Steel dengan bantuan keuangan dari Pertamina telah memutuskan untuk

    memperluas kapasitas produksi agar bisa membuat billet sendiri dan baja lembaran, Slab, dan

    Hot Strip Mill.

    10. Tahun 1975

    Terbentuknya Kepres No.30 tanggal 27 Agustus 1975 tentang pembangunan PT.

    Krakatau Steel tahap pertama dengan kapasitas produksi 0,5 juta ton per tahun.

    11. Tahun 1977

    Peresmian pabrik besi beton, pabrik besi profil dan pelabuhan khusus Cigading oleh

    Presiden Soeharto pada tanggal 27 Juli 1977.

    12. Tahun 1979

    Presiden Soeharto pada tanggal 9 Oktober 1979 meresmikan pabrik besi spons, pabrik

    billet baja, Wire Rod, Krakatau Hoogovens Internasional Pipe Ltd, PLTU 400 MW dan pusat

    penjernihan air berkapasitas 2000 liter per detik yang berlokasi di Krenceng.

    13. Tahun 1983

    Untuk melengkapi pabrik yang sudah ada di PT.Krakatau Steel, Presiden Soeharto

    meresmikan pabrik slab baja, Hot Strip Mill dan pabrik besi spon unit 2 pada tanggal 24

    Februari 1983.

    14. Tahun 1985

    PT. Krakatau Steel mulai mengekspor besi baja ke beberapa negara seperti Jepang,

    Inggris, Amerika, India, China, Timur Tengah, Korea dan negara-negara ASEAN.

    15. Tahun 1989

    Berdasarkan keputusan Presiden RI No.44 tanggal 28 Agustus 1989, PT. Krakatau

    Steel bersama 8 perusahaan strategis lain yaitu: PT. Boma Bima Indra, PT. Dahana, PT.

    INKA, PT. IPTN, PT. LEN, PT Barata Indonesia, PT PINDAD, dan PT. PAL masuk dalam

    lingkungan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) yang diketuai oleh Prof. Dr. B. J.

    Habibie, status perusahaan menjadi Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS).

    16. Tahun 1990

    Peletakan batu pertama perluasan PT. Krakatau Steel pada tanggal 10 November 1990

    oleh Menteri Muda Perindustrian RI, Ir. Tungki Ari wibowo, selaku Direktur Utama PT.

    Krakatau Steel. Proyek perluasan ini direncanakan selesai tahun 1993/1994. Diantara proyek

    perluasan ini adalah Pabrik Besi Spons DRI, SSP dan HSM. Sasaran program perluasan dan

    modernisasi PT. Krakatau Steel adalah:

    a) Peningkatan kapasitas produksi dari 1,5 juta ton per tahun menjadi 2,5 juta ton per tahun.

  • 7/24/2019 belajar hsm

    5/26

    b) Peningkatan kualitas.

    c) Peragaman jenis baja yang dihasilkan.

    d) Efisiensi produk.

    17. Tahun 1993

    Peresmian perluasan kedua tahap pertama PT. Krakatau Steel tanggal 18 Februari 1993

    oleh Presiden yang meliputi :

    a) Modernisasi dan perluasan HSM (1,2 juta2 juta ton per tahun).

    b) Modernisasi HSM (peningkatan mutu dan efisiensi produksi).

    c) Perluasan pelabuhan pellet bijih besi (kapasitas pembongkaran dari 3 juta menjadi 6 juta per

    tahun).

    18. Tahun 1994

    PT Krakatau Steel mendapat Sertifikat ISO 9002, tanggal 17 November 1994.

    19. Tahun 1995

    Syukuran penyelesaian proyek perluasan dan modernisasi PT Krakatau Steel oleh

    Menteri Muda Perindustrian Republik Indonesia/Komisaris Utama PT Krakatau Steel, Ir.

    Tunky Ariwibowo, bertepatan HUT ke-25 PT KS tanggal 31 Agustus 1995.

    a) Production Control System IIPPC.

    Pabrik Besi SponsHyl III.

    Pabrik Slab Baja 2.

    Sizing Press HSM.

    Gardu Hubung III & Instalasi Kompensasi PLTU 400 MW.

    20. Tahun 1996

    PT Krakatau Steel memisahkan unit-unit otonom (unit penunjang) menjadi anak-anak

    perusahaan:

    PLTU 400 MW menjadi PT Krakatau Daya Listrik.

    Penjernihan Air Krenceng menjadi PT Krakatau Tirta Industri.

    Pelabuhan Khusus Cigading menjadi PT Krakatau Bandar Samudera.

    Rumah Sakit Krakatau Steel menjadi PT Krakatau Medika.

    21. Tahun 1997

    PT. Krakatau Steel mendapat Sertifikat ISO 14001 pada bulan April 1997.

    22. Tahun 1998

  • 7/24/2019 belajar hsm

    6/26

    PT. Krakatau Steel menjadi anak perusahaan PT. Pakarya Industri (Persero) pada

    tanggal 10 Agustus 1998 berdasarkan PP No. 35/1998.

    23. Tahun 1999

    PT. Pakarya Industri (Persero) berubah nama menjadi PT. Bahana Pakarya Industri

    Strategis (BPIS) total asset Rp 16 triliun.

    24. Tahun 2001

    Neuro Furnace Controller (NFC), yang merupakan sistem pengendali elektroda

    terpadu berbasis jaringan saraf tiruan, mulai diterapkan pada operasi rutin Electric Arc

    Furnace (EAF) pabrik SSP 2 PT. Krakatau Steel. NFC adalah hasil karya inovasi tenaga-

    tenaga PT. Krakatau Steel dengan LSDE-BPPT, dan telah dipatenkan dengan nomor

    P990187 sertameraih ASEANEngineering Awards (24 Oktober 2001).

    25. Tahun 2002

    Pemerintah melalui Forum RUPS Luar Biasa pada tanggal 28 Maret 2002 telah

    membubarkan PT BPIS. Pengalihan asset BUMNIS ke Pemerintah (Kantor Menneg BUMN

    sebagai pemegang kuasa Menteri Keuangan). Setiap perusahaan maupun instansi-instansi

    pastinya memiliki visi dan misi yang ingin dicapai pada masa mendatang.

    PT. Krakatau Steel sampai saat ini memiliki 6 pabrik yang dibangun dalam jangka

    waktu yang berbeda-beda, selain itu juga PT. Krakatau Steel memiliki 10 anak perusahaan

    yang tersebar di kawasan industri Cilegon, antara lain: (1) PT. Krakatau Daya Listrik (PT.

    KDL), (2) PT. Krakatau Bandar Samudera (PT. KBS), (3) PT. Krakatau Tirta Industri (PT.

    KTI), (4) PT. Krakatau Engineering Corporation (PT. KEC), (5) PT. Krakatau Wajatama (PT.

    KWT), (6) PT. Krakatau Information Teknologi (PT. KIT), (7) PT. Plat Timah Nusantara

    (PT. Latinusa), (8)PT. Krakatau Steel Industri Estate Cilegon (PT. KIEC), (9) PT. Krakatau

    Medika.

    PT. Krakatau Steel selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi

    karyawan-karyawannya, masyarakat maupun terhadap lingkungan disekitar kawasan industri

    PT. Krakatau Steel, melalui penerapan sistem tersebut maka PT. Krakatau Steel berupaya

    untuk meminimalisir kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari keberadaan perusahaan

    tersebut, misalnya dengan mencegah pencemaran, kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta

    melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

    B. NILAI PERUSAHAAN (CIRI PERUSAHAAN)

    1. Competence

  • 7/24/2019 belajar hsm

    7/26

    Mencerminkan kepercayaan akan kemampuan diri serta semangat untuk meningkatkan

    pengetahuan, ketrampilan, keahlian, dan sikap mental demi peningkatan kinerja yang

    berkesinambungan

    Integrity

    Mencerminkan komitmen yang tinggi terhadap setiap kesepakatan, aturan dan

    ketentuan serta undang-undang yang berlaku, melalui loyalitas profesi dalam

    memperjuangkan kepentingan perusahaan

    Reliable

    Mencerminkan kesiapan, kecepatan dan tanggap dalam merespon komitmen dan janji,

    dengan mensinergikan berbagai kemampuan untuk meningkatkan kepuasan dan kepercayaan

    pelanggan

    Innovative

    Mencerminkan kemauan dan kemampuan untuk menciptakan gagasan baru dan

    implementasi yang lebih baik dalam memperbaiki kualitas proses dan hasil kerja diatas

    standar.

    C. FASILITAS PRODUKSI YANG DIMILIKI PT. KRAKATAU STEEL

    Pabrik-Pabrik yang dimiliki PT. Krakatau Steel yaitu :

    1. Pabrik Besi Spons (Direct Reduction Plant)

    Pabrik Besi Spons (Direct Reduction Plant) menerapkan teknologi berbasis gas alam

    dengan proses reduksi langsung menggunakan teknologi Hyl dari Meksiko. Pabrik ini

    menghasilkan besi spons (Fe) dari bahan mentahnya berupa pellet bijih besi (Fe2O3 and

    Fe3O4), dengan menggunakan gas alam (CH4) dan air (H2O).

    DR Plant memiliki 2 (dua) buah unit produksi dan menghasilkan 2,3 juta ton besi spons

    per tahun. Unit produksi yang pertama yaitu Hyl I mulai beroperasi tahun 1979. Unit ini

    beroperasi dengan menggunakan 4 modul batch process dimana setiap modulnya mempunyai

    2 (dua) buah reaktor. Unit ini memiliki kapasitas produksi sebesar 1.000.000 ton besi spons

    per tahun.

    Unit produksi yang kedua yaitu Hyl III memulai operasinya pada tahun 1994 dengan

    menggunakan 2-shafts continuous process. Unit ini memiliki kapasitas produksi sebesar

    1.300.000 ton besi spons per tahun.

    Besi spons yang dihasilkan oleh pabrik ini memiliki keunggulan dibanding sumber lain

    terutama disebabkan karena rendahnya kandungan residual. Sementara itu tingginya

    kandungan karbon menyebabkan proses di dalam Electric Arc Furnace (EAF) menjadi lebih

  • 7/24/2019 belajar hsm

    8/26

    efisien dan proses pembuatan baja menjadi lebih akurat. Lebih lanjut hal tersebut menjamin

    konsistensi kualitas produk baja yang dihasilkan.

    2. Pabrik Slab Baja (Slab Steel Plant)

    Pabrik Slab Baja (Slab Steel Plant) terdiri dari 2 (dua) buah pabrik. Yang pertama

    adalah SSP-1 yang menerapkan teknologi MAN GHH dari Jerman dan memiliki kapasitas

    produksi sebesar 1.000.000 ton per tahun, sedangkan yang kedua adalah SSP-2 yang

    dilengkapi dengan teknologi Voest Alpine dari Austria dan memiliki kapasitas produksi

    sebesar 800.000 ton per tahun.

    Fasilitas produksi yang dimiliki oleh kedua pabrik tersebut adalah sebagai berikut:

    a. Electric Arc Furnace

    Electric Arc Furnace menghasilkan baja cair dari bahan baku berupa besi spons (sponge

    iron), iron scrap dan kapur (lime) untuk mengontrol kandungan fosfor dan sulfur.

    Ladle Furnace

    Aktivitas utama di dalam ladle furnace adalah:

    1) menurunkan kandungan oksigen dalam baja dengan menggunakan aluminium;

    2) homogenisasi temperatur dan komposisi kimia dengan bubbling Argon; dan

    3) menambahkan alloy untuk mendapatkan spesifikasi yang diinginkan.

    RH-Vacuum Degassing

    RH-degasser diperlukan untuk memenuhi permintaan produk baja high-grade dari

    konsumen.

    Continuous Casting Machine

    Baja slab diperoleh dari proses pencetakan kontinyu (continuous casting) dimana

    perlindungan menggunakan gas argon diperlukan antara ladle dan tundish. Ukuran slab yang

    dihasilkan mempunyai ketebalan 200mm, lebar 800-2080mm dan panjang maksimum

    12000mm.

    3. Pabrik Billet Baja (Billet Steel Plant)

    Pabrik Billet Baja (Billet Steel Plant) mulai beroperasi pada tahun 1979. Pabrik ini

    menerapkan teknologi MAN GHH dari Jerman dan memiliki kapasitas produksi sebesar

    500.000 ton per tahun. Fasilitas produksi yang dimiliki pabrik ini adalah:

    a. Electric Arc Furnace

    Electric Arc Furnace menghasilkan baja cair dari bahan baku berupa besi spons (sponge

    iron), iron scrap dan kapur (lime) untuk mengontrol kandungan fosfor dan sulfur.

    b. Ladle Furnace

    Aktivitas utama di dalam Ladle Furnace adalah:

  • 7/24/2019 belajar hsm

    9/26

    1) menurunkan kandungan oksigen dalam baja dengan menggunakan aluminium;

    2) homogenisasi temperatur dan komposisi kimia dengan bubbling Argon;

    3) menambahkan alloy untuk mendapatkan spesifikasi yang diinginkan.

    c. Continuous Casting Machine

    Baja billet diperoleh dari proses pencetakan kontinyu (continuous casting) dimana

    perlindungan menggunakan gas argon diperlukan antara ladle dan tundish. Ukuran billet yang

    dihasilkan adalah 110x110mm 120x120mm; 130x130mm dan panjang maksimum mencapai

    12000mm.

    4. Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot Strip Mill)

    Pabrik Baja Lembaran Panas mulai beroperasi pada tahun 1983 menggunakan

    teknologi SMS dari Jerman. Konfigurasi fasilitas produksi pada pabrik ini terdiri dari:

    a. Reheating Furnace

    b. Sizing Press

    c. Roughing Mill

    d. Finishing Mill

    e. Laminar Cooling

    f. Down Coiler

    g. Shearing Line

    h. Hot Skin Pass Mill

    5. Pabrik Baja Lembaran Dingin (Cold Rolling Mill)

    Pabrik Baja Lembaran Dingin bergabung menjadi unit produksi PT Krakatau Steel pada

    tahun 1991 dan dilengkapi dengan teknologi CLECIM dari Perancis. Pabrik Baja Lembaran

    Dingin terdiri dari unit-unit produksi (Line) sebagai berikut:

    a. Continuous Pickling Line

    b. Tandem Cold Mill

    c. Electrolytic Cleaning Line

    d. Batch Annealing Furnace

    e. Continuous Annealing Line

    f. Temper Mill

    g. Finishing Line

    6. Pabrik Baja Batang Kawat (Wire Rod Mill)

    Pabrik Baja Batang Kawat mulai beroperasi pada tahun 1979 dengan menggunakan

    teknologi 2 Lines Stelmor World Chaster dan teknologi No Twist Danielly. Pada tahun 1992

    dan 1995 telah dilakukan modernisasi pabrik dan pada tahun 1999 mulai dikerjakan proyek

  • 7/24/2019 belajar hsm

    10/26

    penambahan strand menjadi 2 strand produksi serta penggantian/modifikasi fasilitas produksi.

    Saat ini fasilitas produksi yang dimiliki oleh pabrik Batang Kawat adalah:

    a. Reheating Furnace

    b. Pre-roughing Mill

    c. Roughing Mill

    d. Finishing Mill

    e. Cooling Zone

    f. Down Coiler Kapasitas Terpasang Pabrik Besi Spons (Direct Reduction Plant) memiliki

    kapasitas produksi sebesar 2.300.000 ton besi spons per tahun:

    - HYL I : 1.000.000 ton

    - HYL III : 1.300.000 ton Pabrik Slab Baja (Slab Steel Plant) memiliki kapasitas produksi

    sebesar 1.800.000 ton per tahun:

    - SSP I : 1.000.000 ton

    - SSP II : 800.000 ton Pabrik Billet Baja (Billet Steel Plant) memiliki kapasitas produksi sebesar

    675.000 ton per tahun. Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot Strip Mill) memiliki kapasitas

    produksi sebesar 2.000.000 ton per tahun. Pabrik Baja Lembaran Dingin (Cold Rolling Mill)

    memiliki kapasitas produksi sebesar 650.000 ton per tahun. Pabrik Batang Kawat (Wire Rod

    Mill) memiliki kapasitas produksi sebesar 450.000 ton per tahun. Kapasitas Terpakai

    D. PERUSAHAAN PENDUKUNG PRODUKSI PT. KRAKATAU STEEL

    Di kawasan industri PT Krakatau Steel, terdapat beberapa anak perusahaan PT.

    Krakatau Steelguna menunjang kegiatan produsi besi dimulai dari pengolahan bijih besi,

    hingga sampai ke produk yang siap dipasarkan. Terdapat sepuluh anak perusahaan yang

    dimiliki oleh PT. Krakatau Steel, yaitu :

    No. Nama Perusahaan Profil

    1 PT KHI Pipe Industry Berdiri pada tahun 1972, merupakan

    satu-satunya industri pipa spiral di

    Indonesia yang memiliki standar yang

    diakui Internasional dengan kapasitas

    produksi 155 ribu ton per tahun.

    2 PT Pelat Timah

    Nusantara

    Berdiri pada tahun 1983, merupakan

    satu-satunya produsen baja lapis timah

    di Indonesia dengan kapasitas produksi

  • 7/24/2019 belajar hsm

    11/26

    150 ribu ton per tahun.

    3 PT Krakatau

    Wajatama

    Berdiri pada tahun 1992, merupakan

    produsen besi beton, besi profil, dan

    kawat baja dengan kapasitas produksi

    masing-masing 150 ribu, 150 ribu, dan

    20 ribu ton per tahun.

    4 PT Krakatau

    Engineering

    Berdiri pada tahun 1988, bergerak di

    bidang jasa engineering dengan total

    asset pada tahun 2003 senilai Rp 71,5

    Milyar.

    5 PT Krakatau

    Industrial Estate

    Berdiri pada tahun 1992, bergerak di

    bidang property industri dan komersial

    dengan total aset pada tahun 2003

    senilai Rp 267,6 Milyar.

    6 PT Krakatau

    Information

    Technology

    Berdiri pada tahun 1993, menyediakan

    jasa konsultasi, perencanaan, instalasi,

    pengembangan, implementasi dan

    penyedia jasa pendukung termasuk

    komunikasi dan procurement perangkat

    lunak sistem informasi dengan total

    asset pada tahun 2003 senilai Rp 31,4

    Milyar.

    7 PT Krakatau Daya

    Listrik

    Berdiri pada tahun 1996, merupakan

    perusahaan pembangkit tenaga listrik

    dengan kapasitas produksi 400 MW per

    tahun.

    8 PT Krakatau Tirta

    Industri

    Berdiri pada tahun 1996, bergerak

    dibidang pengolahan dan distribusi air

    bersih bagi industri maupun perumahan

    dengan kapasitas produksi sebesar 33

    Juta M3.

    9 PT Krakatau Bandar Berdiri pada tahun 1996, merupakan

  • 7/24/2019 belajar hsm

    12/26

    Samudra operator dan penyedia jasa pelabuhan

    dengan dengan total aset pada tahun

    2003 senilai Rp 118 Milyar.

    10 PT Krakatau Medika Berdiri pada tahun 1996, merupakan

    pemberi jasa pelayanan kesehatan dan

    operator rumah sakit dengan total aset

    pada tahun 2003 senilai Rp 48 Milyar

    Selain itu, PT Krakatau Steel juga memiliki enam perusahaan joint venture,

    diantaranya :

    1. PT Cipta Marga Nusaphala Persada

    PT Krakatau Steel menguasai 6% dari jumlah saham perusahaan yang memusatkan

    operasi pengelolaan jalan toll-nya ke dalam 4 area, yaitu konstruksi proyek, manajemen

    proyek, operasi jalan toll, dan investasi dalam bidang yang terkait dengan total asset pada

    tahun 2003 sebesar Rp 1,19 Trilyun dengan nilai penjualan sebesar Rp 354,5 Milyar.

    2. PT Marga Mandala Sakti

    PT Krakatau Steel menguasai 1,29% dari jumlah saham perusahaan yang merupakan

    operator jalan tol Tangerang Merak dengan total aktiva pada tahun 2003 sebesar Rp 791,4

    Milyar dan memiliki pendapatan bersih sebesar Rp 121,6 Milyar.

    3. PT. METBELOSA

    PT Krakatau Steel menguasai 15% dari jumlah saham perusahaan yang bergerak dalam

    bidang industri produksi KWH meter dengan total aktiva pada tahun 2003 sebesar Rp 40,99

    Milyar dan pendapatan sebesar Rp 56 Milyar.

    4. PT. INDAREF

    PT Krakatau Steel menguasai 10% dari jumlah saham perusahaan yang bergerak di

    bidang industri refractory dengan total aktiva pada tahun 2003 sebesar Rp 7,45 Milyar dan

    penjualan bersih sebesar Rp 8,89 Milyar.

    5. PT Seamless Pipe Indonesia Jaya

    PT Krakatau Steel menguasai 4,73% dari jumlah saham perusahaan yang bergerak

    dalam industri pipa tanpa kampuh dengan total aktiva pada tahun 2003 sebesar USD 326,48

    Juta dan penjualan bersih sebesar USD 46,79 Juta.

    6. PT. Kerismas Witikco Makmur

  • 7/24/2019 belajar hsm

    13/26

    PT Krakatau Steel menguasai 30% dari jumlah saham perusahaan yang bergerak di

    bidang usaha produksi baja lapis seng polos, baja lapis seng warna, dan drum baja dengan

    kapasitas produksi berturut-turut 98.820 ton, 48.000 ton, dan 1.500.000 unit per tahun.

    E. VISI, MISI DAN FALSAFAH PT. KRAKATAU STEEL

    aan (corporate vision)

    Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang

    secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia.

    (An integrated steel company with competitive edges to grow continuously toward a

    leading global enterprise)

    haan (corporate mission)

    Menyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait bagi kemakmuran bangsa.

    (Providing the best-quality steel products and related services for the prosperity of the

    nation).

    usahaan

    Partnership for Sustainable Growth

    BAB III

    PENGOLAHAN DAN PRODUKSI BESI

    A. PABRIK BESI SPONS

    Pabrik Besi Spons (Direct Reduction Plant) menerapkan teknologi berbasis gas alam

    dengan proses reduksi langsung menggunakan teknologi Hyl dari Meksiko. Pabrik ini

    menghasilkan besi spons (Fe) dari bahan mentahnya berupa pellet bijih besi (Fe2O3 and

    Fe3O4), dengan menggunakan gas alam (CH4) dan air (H2O).

    Pabrik spons mereduksi langsung bahan baku biji besi (pellet) menjadi besi spons

    (sponge iron) yang nantinya akan menjadi bahan baku bagi pabrik lainnya, yaitu slab steel

    dan billet plant.

  • 7/24/2019 belajar hsm

    14/26

    Direct Reduction Iron (DRI) atau besi spons adalah material hasil olahan dari pellet

    (bijih besi) yang direduksi dengan H2 dan CO. Komposisi besi spons yang dihasilkan oleh PT

    Krakatau Steel adalah sebagai berikut :

    No Komposisi Jumlah

    1 Fe toal 88-91

    2 Fe metallic 76-82

    3 Metaisasi 86-92

    4 Karbon total 1,8-2,5

    5 FeO 6-15

    6 SiO2 1,25-2,5

    7 Al2O3 0,6-1,3

    8 CaO 1,5-2,8

    9 MgO 0,31-1,25

    10 Fosfor 0,014-0,41

    Kelebihan besi sponge antara lain :

    a. Komposisi homogen dan dapat diketahui secara pasti

    b.

    Mudah membentuk leburan dengan scrap

    c. Kandungan fosfor dan sulfur kecil

    d. Mudah diangkut dan murah

    1. Bahan baku

    Biji pelet (Fe2O3and Fe3O4), dengan menggunakan gas alam (CH4) dan air (H2O).

    2. Alat

    Tanur, bahan bakar yang digunakan untuk tanur tinggi ini adalah batu bara yang telah

    dikeringkan (kokas). Kokas dengan kandungan karbon (C) diatas 80%, tidak hanya berfungsi

    sebagai bahan bakar, tetapi juga berfungis sebagai pembentuk gas CO yang berfungsi sebagai

    reduktor.

    3. Proses Pengolahan

    Pabrik spons mereduksi langsung bahan baku biji besi (pellet) menjadi besi spons

    (sponge iron) yang nantinya akan menjadi bahan baku bagi pabrik lainnya, yaitu slab steel

    dan billet plant. Pabrik besi spons memiliki 2 (dua) buah unit produksi dan menghasilkan 2,3

    juta ton besi spons per tahun. unit produksi yang pertama yaitu Hyl I mulai beroperasi tahun

  • 7/24/2019 belajar hsm

    15/26

    1979. Unit ini memiliki kapasitas produksi sebesar 1 juta ton besi spons per tahun. Unit

    produksi yang kedua yaitu Hyl III memulai operasi pada tahun 1994 dengan kapasitas

    produksi sebesar 1,3 juta ton besi spons per tahun. Pabrik besi spons terdiri dari 4 buah

    module. Setiap module terdiri dari 4 buah reaktor dengan kapasitas tiap reaktor 300 ton sekali

    pengisian. Proses produksi pabrik besi spons sebagai berikut:

    Proses Pengolahan Pabrik Besi Spons

    Pabrik Besi Spons (Direct Reduction Plant) menerapkan teknologi berbasis gas alam

    dengan proses reduksi langsung menggunakan teknologi Hyl dari Meksiko. Pabrik ini

    menghasilkan besi spons (Fe) dari bahan mentahnya berupa pellet bijih besi (Fe2O3 and

    Fe3O4), dengan menggunakan gas alam (CH4) dan air (H2O).

    DR Plant memiliki 2 (dua) buah unit produksi dan menghasilkan 2,3 juta ton besi spons

    per tahun. Unit produksi yang pertama yaitu Hyl I mulai beroperasi tahun 1979. Unit ini

    beroperasi dengan menggunakan 4 modul batch process dimana setiap modulnya mempunyai

    2 (dua) buah reaktor. Unit ini memiliki kapasitas produksi sebesar 1.000.000 ton besi spons

    per tahun.

    Unit produksi yang kedua yaitu Hyl III memulai operasinya pada tahun 1994 dengan

    menggunakan 2-shafts continuous process. Unit ini memiliki kapasitas produksi sebesar

    1.300.000 ton besi spons per tahun.

    Besi spons yang dihasilkan oleh pabrik ini memiliki keunggulan dibanding sumber lain

    terutama disebabkan karena rendahnya kandungan residual. Sementara itu tingginya

    kandungan karbon menyebabkan proses di dalam Electric Arc Furnace (EAF) menjadi lebih

    efisien dan proses pembuatan baja menjadi lebih akurat. Lebih lanjut hal tersebut menjamin

    konsistensi kualitas produk baja yang dihasilkan.

    4. Reaksi kimia

    Tujuan proses reduksi adalah untuk menghilangkan ikatan oksigen dari biji besi.

    Proses reduksi ini memerlukan gas reduktor seperti hidrogen atau gas karbon monoksida

    (CO). Proses reduksi ini ada 2 macam yaitu proses reduksi langsung dan proses reduksi tidak

    langsung.

    a) Proses Reduksi Langsung

    Proses ini biasanya digunakan untuk merubah pellet menjadi besi spons (sponge iron)

    atau sering disebut: besi hasil reduksi langsung (direct reduced iron). Gas reduktor yang

    dipakai biasanya berupa gas hidrogen atau gas CO yang dapat dihasilkan melalui pemanasan

    gas alam cair (LNG) dengan uap air didalam suatu reactor yaitu melalui reaksi kimia berikut :

  • 7/24/2019 belajar hsm

    16/26

    Dengan menggunakan gas CO atau hidrogen dari persamaan diatas maka proses reduksi

    terhadap pellet biji besi dapat dicapai melalui reaksi kimia berikut ini :

    Atau

    b) Proses Reduksi Tidak Langsung

    Proses ini dilakukan dengan menggunakan tungku pelebur yang disebut juga tanur

    tinggi (blast furnace). Biji besi hasil penambangan dimasukkan ke dalam tanur tinggi tersebut

    dan didalam tanur tinggi dilakukan proses reduksi tidak langsung .Bahan bakar yang

    digunakan untuk tanur tinggi ini adalah batu bara yang telah dikeringkan (kokas). Kokas

    dengan kandungan karbon (C) diatas 80%, tidak hanya berfungsi sebagai bahan bakar, tetapi

    juga berfungsi sebagai pembentuk gas CO yang berfungsi sebagai reduktor. Untuk

    menimbulkan proses pembakaran maka ke dalam tanur tersebut ditiupkan udara dengan

    menggunakan blower sehingga terjadi proses oksidasi sebagai berikut :

    2C + O2 2CO + Panas

    B. PABRIK BILET BAJA

    Pabrik baja billet menghasilkan baja batangan dengan bahan baku utama adalah:

    1. Bahan

    Besi spons, besi tua (scrab), paduan ferro (alloy ferro)

    2. Alat

    Baja dapur listrik.

    3. Proses Pengolahan

    Besi spons dan besi tua (scrab), paduan ferro (alloy ferro) bersama-sama dilebur dan

    diolah didalam Baja dapur listrik untuk dicairkan dan diproses seperti pada pembuatan baja

    slab. Setelah menjadi cairan, kemudian baca dituang didalam cetakan. Billet di PT krakatau

    steel mempunyai 4 buah dapur listrik untuk proses pembuatan baja billet masing-masing

    berkapasitas 65 ton baja cair tiap peleburan, serta 2 buah mesin tuang kontinu dengan 4 buah

    train. Pabrik ini menggunakan sumber radio aktif untuk mengukur level baja cair. Ukuran

    dapur lebih kecil daripada dapur untuk baja slab. Penampung pada pabrik ini ada 3 macam:

    ukuran 110 m x 110 m, 120m x 120 m

    ukuran 130m x 130m

    ukuran 6m, 9m, 12m

    Proses Pengolahan Pabrik Besi Bilet

    Fasilitas produksi yang dimiliki pabrik ini adalah:

  • 7/24/2019 belajar hsm

    17/26

    a. Electric Arc Furnace

    Electric Arc Furnace menghasilkan baja cair dari bahan baku berupa besi spons (sponge

    iron), iron scrap dan kapur (lime) untuk mengontrol kandungan fosfor dan sulfur.

    b. Ladle Furnace

    Aktivitas utama di dalam Ladle Furnace adalah:

    1) menurunkan kandungan oksigen dalam baja dengan menggunakan aluminium;

    2) homogenisasi temperatur dan komposisi kimia dengan bubbling Argon;

    3) menambahkan alloy untuk mendapatkan spesifikasi yang diinginkan.

    c. Continuous Casting Machine

    Baja billet diperoleh dari proses pencetakan kontinyu (continuous casting) dimana

    perlindungan menggunakan gas argon diperlukan antara ladle dan tundish. Ukuran billet yang

    dihasilkan adalah 110x110mm 120x120mm; 130x130mm dan panjang maksimum mencapai

    12000mm.

    C. PABRIK SLAB BAJA KRAKATAU STEEL

    1. Bahan

    Pada proses peleburan baja, tidak terlepas dari bahan baku, baik bahan baku utama

    maupun bahan baku buatan (additive)

    a) Bahan baku utama:

    1) Scrap (besi tua), diperoleh dari tiga sumber:

    Home scrap, besi bekas hasil sisa produksi PT. Krakatau Steel

    Import scrap, besi bekas yang di import dari luar negeri

    Lokal scrap, besi beksas dari luar pabrik namun masih dalam wilayah indonesia

    Scrab Hasil Pemilihan dan Pemotongan

    2) Direct Reduction Iron (DRI) atau besi sponge adalah material hasil olahan dari pellet (bijih

    besi yang direduksi oleh H2dan CO)

    3) Lime stone (batu kapur) CaCO3

    4) Grafit

    b) Bahan tambahan

    Merupakan material yang ditambahkan dengan maksud untuk mengikat pengotor

    yang kemudian membentuk suatu sistem oksida yang akan keluar dalam bentuk terak (slag).

    Bahan tambahan yang dimaksud diantaranya yaitu:

  • 7/24/2019 belajar hsm

    18/26

    a. Ferro alloy, campuran unsur-unsur yang akan mempengaruhi sifat, dimana penggunaanya

    harus dibatasi, yaitu: Si, Mg, Va, Al, Ni, Mo, Cu, Ca, Ti,.

    b. Fluks, digunakan untuk membuat baja lebih bersih. Senyawa fluks antara lain:

    CaCl dan CaCO digunakan untuk membentuk slag yang mengikat sgala kotoran, abu sisa

    pembakaran serta menahan busur listrik yang berada di dapur agar tidak merusak batu tahan

    api (refractory)

    CaF2 digunakan untuk mengencerkan slag

    CaSi digunakan untuk deosidizer.

    c. Non ferro alloy, Bahan campuran yang tidak mengandung besi dan karbon, sebagai unsur

    dasarnya adalah grafit.

    2. Alat

    Peralatan utama yang digunakan dalam pabrik slab baja:

    a. Furnance shell (badan dapur), dapur yang digunakan untuk melebur baja adala EAF (Electrik

    Arc Funance), dengan diameter dapur 6700 mm dan kapasitas 130 ton baja cair. Dapur busur

    listrik ini dilengkapi dengan batu tahan api (refractory).

    Spesifikasi EAF:

    b. Dedusting system, dipasang dengan tujuan untuk memproses debu yang diakibatkan oleh

    pros es pe leb uran . Alat tersebut ber guna un tuk menangkap debu agar men guran gi

    po lus i yang diakibat kan pada saat proses baja di dapur busur listrik. Polusi debudari

    proses dapur listrik ini dikategorikan Debu yang mengandung B3,sehingga harus

    diminimalisasi pencemarannya.

    c. Continous feeding, untuk mengisi bahan baku seperti spons besi dan batu kapur. Dilakukan

    setelah dapur dengan bahan baku 40% dari total bahan yang harus dilebur. Sehingga dengan

    demikian continous feeding dilakukan pada saat kondisi furnance bekerja pada saat potensi

    maksimum.

    d. Mould, alat yang berada pada continous casting machine, berguna untuk pencetakan slab

    baja. Disamping itu dilakukan pengukuran panjang dan lebar baja sesuia permintaan

    konsumen.

    e. Electric system transformer, merupakan sistem elekt rik yang memegang peranan

    pent ing dalam proses peleb uran baja . Trans former yangdigunak an un tuk

    mensuplai daya ke dapur listrik. Pada sekundernya dilengkapi dengan tap-tap pengatur

    tegangan, dengantujuan untuk menghasilkan panas pada elektrode sesuai

    denganyang diinginkan. Dengan demikian kestabilan panas pada baja cair dapat dijaga

  • 7/24/2019 belajar hsm

    19/26

    sehingga mempercepat proses peleburan dan menjaga dinding dapur agar tidk cepat gugur

    akibat radiasi panas yang berlebihan.

    f. Hidraulic system, sistem ini sangat dominan. Digunakan untuk menggerakan peralatan

    mekanik, seperti : Roof (tutup dapur), mengatur posisi tungku (furnace), dan

    menggerakkan peralatan- peralatan dengan piston silinder.

    g. Electroda karbon, terbuat dari grafit yang dapat menghasilkan arus listrik dan dikonversikan

    menjadi energi panas yang tinggi.

    h. Sistem pendingin, sistem ini menggunakan sistem air yang didinginkan, sehingga

    temperaturnya tidak boleh lebih dari 50oC, makan EAF akan aman dari temperatur

    berlebihan.

    3. Proses Pengolahan

    Proses produksi pabrik baja slab dapat dilihat pada gambar berikut:

    Pabrik Slab Baja (Slab Steel Plant) terdiri dari 2 (dua) buah pabrik, yang pertama

    adalah SSP-1 yang menerapkan teknologi MAN GHH dari Jerman dan memiliki kapasitas

    produksi sebesar 1.000.000 ton per tahun, sedangkan yang kedua adalah SSP-2 yang

    dilengkapi dengan teknologi Voest Alpine dari Austria dan memiliki kapasitas produksi

    sebesar 800.000 ton per tahun. Fasilitas produksi yang dimiliki oleh kedua pabrik tersebut

    adalah sebagai berikut:

    a. Electric Arc Furnace

    Electric Arc Furnace menghasilkan baja cair dari bahan baku berupa besi spons (sponge

    iron), iron scrap dan kapur (lime) untuk mengontrol kandungan fosfor dan sulfur

    b. Ladle Furnace

    Aktivitas utama di dalam ladle furnace adalah:

    1) menurunkan kandungan oksigen dalam baja dengan menggunakan aluminium;

    2) homogenisasi temperatur dan komposisi kimia dengan bubbling Argon; dan

    3) menambahkan alloy untuk mendapatkan spesifikasi yang diinginkan.

    c. RH-Vacuum Degassing. RH-degasser diperlukan untuk memenuhi permintaan produk baja

    high-grade dari konsumen.

    d. Continuous Casting Machine Baja slab diperoleh dari proses pencetakan kontinyu

    (continuous casting) dimana perlindungan menggunakan gas argon diperlukan antara ladle

    dan tundish. Ukuran slab yang dihasilkan mempunyai ketebalan 200mm, lebar 800-2080mm

    dan panjang maksimum 12000mm.

    4. Reaksi Kimia yang terjadi

  • 7/24/2019 belajar hsm

    20/26

    Reaksi kimia terjadi pada proses refining, yaitu proses yang dilakukan untuk mengikat

    atau menghilangkan unsur-unsur pengotor yang tidak diinginkan, dan mencapai kadar karbon

    sesuia target. Pada proses refining kadar karbon diturunkan dengan melakukan injeksi

    oksigen. Oksigen inilah yang akan mengikat karbon. Bertujuan untuk mempersingkat

    effective melting time dan meningkatkan hasil dapur sehingga kinerja peleburan lebih baik.

    Selain itu injeksi oksigen juga berfungsi untuk mengikat posfor sehingga dihasilkan baja

    dengan kandungan forfor antara 0,015%-0,025%. Proses pengikatan ini dilakukan dengan

    membuat suasana basa dengan penambahan kapur. Reaksi yang terjadi adalah:

    P + O2 P2O5

    FeS + CaO CaS + FeO

    5. Pengolahan Limbah

    Pada Pabrik Slab baja hasikan limbah yaitu debu yang akan mengakibatkan

    pencemaran udara. Dedusting system, dipasang dengan tujuan untuk memproses debu yang

    diakibatkan oleh proses peleburan. Alat tersebut berguna untuk menangkap debu

    agar mengurangi polusi yang diakibatkan pada saat proses baja di dapur busur listrik.

    Polusi debudari proses dapur listrik ini dikategorikan Debu yang mengandung B3,sehingga

    harus diminimalisasi pencemarannya. Berikut ini merupakan gambar dedusting system:

    6. Hasil Olahan

    Pabrik baja Slab PT. Krakatau Steel menghasilkan baja slab dengan ukuran:

    a. Tebal : 150-200 mm.

    b. Lebar : 950-2.080 mm.

    c. Panjang :Length group I : 4.500-6.000 mm.

    Length group II : 6.700-8.600 mm.

    Length group III : 8.600-10.500 mm.

    Length group IV : 10.500-12.000 mm.

    d. Berat Maksimum : 30 ton.

    Pabrik baja slab mempunyai kapasitas produksi sebesar 1 juta ton per tahun, dimana bahan

    baku utamanya adalah sponge iron. Selain itu pula pabrik SSP II dengan kapasitas 1,8 juta

    ton per tahun.

    D. PABRIKHOT STRIP MILL

    Hot Strip Mill(HSM) merupakan salah satu divisi di PT. Krakatau Steel dimana produk

    utamanya berupa HRC (Hot Rolled Coil). Pabrik ini memproduksi baja lembaran dengan cara

  • 7/24/2019 belajar hsm

    21/26

    pengerolan panas dengan bahan baku slab baja dari Slab Steel Plant.Produk dari divisi HSM

    ini banyak digunakan pada kerangka kapal laut dan pesawat terbang.

    1. Bahan

    Baja slab hasil produksi divisi SSP untuk kemudian dilakukan proses pengerolan panas

    (milling)

    2. Alat

    Dua furnace yang berfungi untuk memanaskan slab, Sizing press, roughing mill, Enam

    finishing stand, dua buah coiler, sumber radio aktif untuk mengukur ketebalan dan profil strip

    untuk mengatur slab dan furnace.

    3. Proses Pengolahan

    Pabrik ini memproduksi baja lembaran dengan cara pengerolan panas, berkapasitas 2,5

    juta ton per tahan dan bahan baku yang digunakan adalah slab baja dari Slab Steel Plant.

    Pabrik ini mulai beroperasi pada tahun 1983 dengan menghasilkan produk dengan ukuran

    ukuran sebagai berikut :

    Tebal : 18 - 25 mm.

    Lebar : 650 - 2080 mm.

    Berat maksimal : 30 ton per gulung.

    Kapasitas produksi adalah 1 juta ton per tahun. Pengontrolan ketebalan dan

    ukuranukuran lainnya dengan menggunakan sensor radioaktif yang dilengkapi dengan sistem

    proses dalam rangka optimasi produk. Berikut adalah Proses Pabrik Baja Lembaran Panas

    (HSM).

    Pabrik Baja Lembaran Panas mulai beroperasi pada tahun 1983 menggunakan

    teknologi SMS dari Jerman. Konfigurasi fasilitas produksi pada pabrik ini terdiri dari:

    - Reheating Furnace

    - Sizing Press

    - Roughing Mill

    - Finishing Mill

    - Laminar Cooling

    - Down Coiler

    - Shearing Line

    - Hot Skin Pass Mill

    Proses produksi pabrik hot strip mill

    4. Limbah

  • 7/24/2019 belajar hsm

    22/26

    Telah dilakukan pembuatan magnet Barium Stronsium Ferit dari bahan baku utama

    millscale dari hot strip mill yang merupakan limbah PT. Krakatau Steel. Dipilihnya millscale

    dari hot strip mill sebagai bahan baku utama magnet permanen ferit karena limbah tersebut

    banyak mengandung FeO yang dapat diolah menjadi a-Fe203. Hasil percobaan telah

    mencapai karakteristik magnet motor DC pada kondisi kehalusan bahan baku 400 mesh,

    temperatur kalsinasi 1200oC, temperatur sintering 1250oC holding time 60 menit dengan

    komposisi kimia (0.7BaO.0.3SrO)3.5Fe2O3. Percobaan pembuatan prototipe magnet motor

    DC mini dengan tekanan 3.5 ton/cm2sudah mencapai nilai magnetik motor DC mini acuan

    dengan karakteristik magnetik sebagai berikut ; Induksi remanen, Br= 2.30 kG, koersifitas,

    Hc= 1.735 kOe danBHmaks= 1.04 MGO

    5. Hasil Olahan

    Pabrik ini memproduksi baja lembaran dengan cara pengerolan panas, berkapasitas 2,5

    juta ton per tahun dengan menghasilkan produk dengan ukuranukuran sebagai berikut :

    Tebal : 18 - 25 mm.

    Lebar : 650 - 2080 mm.

    Berat maksimal : 30 ton per gulung.

    Kapasitas produksi adalah 1 juta ton per tahun. Pengontrolan ketebalan dan

    ukuranukuran lainnya dengan menggunakan sensor radioaktif yang dilengkapi dengan sistem

    proses dalam rangka optimasi produk.

    Baja lembaran panas yang berupa coil dan pelat adalah jenis produk baja yang

    dihasilkan dari proses pengerolan panas. Pabrikan dan para pengguna jenis baja ini umumnya

    menyebut produk ini 'baja hitam' sebagai pembeda terhadap produk baja lembaran dingin

    yang juga biasa dikenal sebagai 'baja putih'.

    Krakatau Steel juga memproduksi baja plain carbon dan baja micro-alloyed yang dapat

    digunakan untuk berbagai penggunaan, dari kualitas umum atau komersial hingga kualitas

    khusus, seperti struktur rangka baja, komponen dan rangka kendaraan bermotor, tiang

    pancang, komponen alat berat, fabrikasi umum, pipa dan tabung umum, pipa dan tabung

    untuk jalur pipa dan casing, tabung gas, baja tahan korosi cuaca, bejana bertekanan, boilers,

    dan konstruksi kapal.

    Ketebalan pelat baja lembaran panas berkisar antara 1,80 hingga 25 mm, sedangkan

    lebarnya antara 600 hingga 2060 mm. Produk baja lembaran panas dapat diberikan dalam

    bentuk coil dan pelat. Kondisinya dapat berupa gulungan atau sebagai produk yang melalui

    prosespicklingdan oiling(hot rolled coil-pickled oiledatau HRC-PO).

  • 7/24/2019 belajar hsm

    23/26

    Krakatau Steel mampu menghasilkan baja lembaran panas berkualitas tinggi untuk

    penggunaan khusus karena Krakatau Steel telah menjalankan proses kontrol thermomekanik

    dan proses desulfurisasi menggunakan ladle furnace.

    Penggunaan baja lembaran panas meliputi aplikasi-aplikasi seperti yang tercantum di

    bawah ini:

    Konstruksi umum dan Las

    Pipa dan Tabung

    Komponen dan Rangka Otomotif

    Jalur pipa untuk Minyak dan Gas

    Casing dan Tubing pipa sumur minyak

    Tabung gas

    Baja tahan korosi cuaca

    Rerolling

    Konstruksi kapal

    Boiler dan pressurized container

    BAB IV

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Proses pengolahan besi PT Krakatau Steel berbeda untuk setiap pabrik sesuai dengan

    karakteristik pabrik masing-masing. Pabrik Besi Spons (Direct Reduction Plant) menerapkan

    teknologi berbasis gas alam dengan proses reduksi langsung menggunakan teknologi Hyl dari

    Meksiko. Pabrik ini menghasilkan besi spons (Fe) dari bahan mentahnya berupa pellet bijih

    besi (Fe2O3and Fe3O4), dengan menggunakan gas alam (CH4) dan air (H2O).

  • 7/24/2019 belajar hsm

    24/26

    Pabrik Billet Baja (Billet Steel Plant) mulai beroperasi pada tahun 1979. Pabrik ini

    menerapkan teknologi MAN GHH dari Jerman dan memiliki kapasitas produksi sebesar

    500.000 ton per tahun.

    Pabrik Slab Baja (Slab Steel Plant) terdiri dari 2 (dua) buah pabrik, yang pertama

    adalah SSP-1 yang menerapkan teknologi MAN GHH dari Jerman dan memiliki kapasitas

    produksi sebesar 1.000.000 ton per tahun, sedangkan yang kedua adalah SSP-2 yang

    dilengkapi dengan teknologi Voest Alpine dari Austria dan memiliki kapasitas produksi

    sebesar 800.000 ton per tahun.

    Pabrik ini memproduksi baja lembaran dengan cara pengerolan panas, berkapasitas 2,5

    juta ton per tahan dan bahan baku yang digunakan adalah slab baja dari Slab Steel Plant.

    Pabrik ini mulai beroperasi pada tahun 1983 dengan menghasilkan produk dengan ukuran

    ukuran sebagai berikut :

    Tebal : 18 - 25 mm.

    Lebar : 650 - 2080 mm.

    Berat maksimal : 30 ton per gulung.

    B. SARAN

    Kuliah lapangan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa calon keguruan karena dapat

    menambah wawasan serta dapat menggali ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun tentu saja

    dalam kuliah lapangan tahun ini masih banyak hal-hal yang perlu diperhatikan agar kuliah

    lapangan tahun-tahun selanjutnya lebih baik, seperti:

    1. Penentuan tempat kuliah lapangan tidak harus terlalu jauh agar dosen dan mahasiswa tidak

    lelah dalam perjalanan dan lebih menghemat biaya.

    2. Jika didalam perusahaan terdapat banyak pabrik, maka pabrik yang nantinya akan dituliskan

    dalam laporan lebih spesifik agar observasi mahasiswa lebih terfokus.

  • 7/24/2019 belajar hsm

    25/26

    DAFTAR PUSTAKA

    Farida, Ida. 2009. Materi Perkuliahan Kimia Kimia Anorganik II. Bandung: UIN Sunan Gunung

    Djati Bandung.

    http://anitasipil.wordpress.com/2008/01/10/pt-kerakatau-steel/ (diakses tanggal 15 januari 2012)

    http://www.docstoc.com/docs/20978830/PROSES-PRODUKSI (diakses tanggal 15 januari 2012)

    http://www.krakatausteel.com/pdf/KS-PROSPEKTUS.pdf(diakses tanggal 15 januari 2012)

    http://anitasipil.wordpress.com/2008/01/10/pt-kerakatau-steel/http://www.docstoc.com/docs/20978830/PROSES-PRODUKSIhttp://www.krakatausteel.com/pdf/KS-PROSPEKTUS.pdfhttp://www.krakatausteel.com/pdf/KS-PROSPEKTUS.pdfhttp://www.docstoc.com/docs/20978830/PROSES-PRODUKSIhttp://anitasipil.wordpress.com/2008/01/10/pt-kerakatau-steel/
  • 7/24/2019 belajar hsm

    26/26

    Lampiran-lampiran

    1. Gunungan Bijih besi

    2. Hasil Produksi Pabrik Bilet Baja

    3. Pemotongan slab di Continuous Casting Machine