belajar daripada zakheus.pptx
TRANSCRIPT
BELAJAR DARIPADA ZAKHEUS
LUKAS 19:1-10
Ayat Inti:
“Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus
dengan sukacita.” Lukas 19:6
Luk 19:1• Yesus masuk ke kota Yerikho dan
berjalan terus memasuki kota
itu.
Yerikho:• Yerikho adalah suatu kota di mana terletak di sebelah Timur
dari Yerusalem, dan dekat dengan sungai Yordan
• Ditempat inilah tempat tembok yang terkenal, yaitu tembok
Yerikho yang dirubuhkan oleh Yosua, atas bantuan Tuhan.
Ketika itu para iman berjalan mengelilingi tembok dan pada
hari ketujuh mereka mengelilingi tembok Yerikho
dan bersorak sorai, dan tembok itu runtuh
• (Yos 6:13-16).
YerikhoDi tempat ini juga seorang Samaria menolong seorang
Yahudi, setelah dia dirampok. Juga ada seorang buta, yang disembuhkan Yesus (Lukas
18:35-43).
Dan ditempat inilah terjadi suatu drama kehidupan, yang
memberikan pengharapan kepada semua pendosa,
termasuk kita semua, yaitu drama kasih yang membawa pertobatan yang sejati, kisah
Zakheus.
Luk 19:2 Di situ ada
seorang bernama Zakheus,
kepala pemungut
cukai, dan ia seorang yang
kaya.
Zakheus yang berarti “suci” , dari Zakchaios, atau
“zakkay”.Dia yang memang suci,
karena dimurnikan sendiri oleh Yesus Kristus. Dia seorang pendosa yang
diubah oleh Yesus menjadi seorang kudus. Dia adalah seorang pemungut cukai,
bahkan kepala dari pemungut cukai di daerah
Yerikho.
• Pada masa pemerintahan Roma, orang-orang Yahudi diharuskan untuk membayar pajak
kepada kaisar/pemerintah Roma. Dan sangat
umum pada waktu itu, bahwa seorang
pemungut pajak, biasanya memungut pajak lebih daripada yang ditetapkan oleh pemerintah Roma.
• Dengan kebiasaan seperti itu, maka seorang pemungut cukai menjadi
sangat dibenci rakyat. Karena Zakheus seorang
Yahudi, maka dia dianggap seorang yang
berkhianat terhadap bangsanya sendiri,
karena dia bekerja pada pemerintah Roma, bangsa penjajah.
Pertanyaan:
• Sebagai orangtua, apakah kita mengambil hak anak-anak, yang berhak untuk bercanda, bercerita, dan bersukacita bersama-sama dengan
orang tuanya?
• Sebagai seorang guru, apakah kita memberikan yang menjadi hak bagi murid, yaitu untuk mengetahui kebenaran, juga memberikan nilai-nilai
moral yang benar?
• Sebagai umat Tuhan, apakah kita juga sudah memberikan apa yang menjadi hak Tuhan, untuk disembah dan dimuliakan? Apakah kita juga seperti Zakheus, yang “korupsi waktu”, waktu untuk pergi ke gereja,
waktu berdoa, waktu membaca alkitab, dll?
• Tuhan tidak menentang kita untuk menjadi kaya, namun Tuhan menentang, jika kekayaan yang ada kita dapatkan dengan cara yang
tidak halal, dan merugikan orang lain.
Apakah kita seperti Zakheus, yang mengambil hak orang lain?
Luk 19:3 • Ia berusaha untuk
melihat orang apakah Yesus itu,
tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak,
sebab badannya pendek.
• Zakheus, tentu sudah mendengar tentang Yesus, dimana terlihat dari keinginannya untuk melihat Yesus. Dia sudah mendengar, bagaimana
Yesus sudah menyembuhkan begitu banyak orang dari berbagai macam penyakit, juga membuat begitu banyak mukjijat. Dia juga
mungkin sudah mendengar, bagaimana Yesus tidak pernah
menolak seorangpun untuk datang kepada-Nya, juga termasuk
pendosa …..
• Namun karena keterbatasannya, karena badannya pendek, dan juga ada begitu banyak orang, maka dia tidak dapat melihat
Yesus.
Apakah kita seperti Zakheus, yang juga mempunyai
keterbatasan untuk bertemu dengan Yesus?
• Mungkin karena situasi pekerjaan kita, yang menuntut kita harus begitu sibuk, kita tidak
dapat meluangkan waktu untuk berdoa. Mungkin karena kesibukan kita, sebagai
seorang istri, begitu sibuk dengan melayani anak-anak, sehingga tidak ada waktu untuk
Tuhan. Juga sebagai pelayan di gereja, membuat kita terlalu sibuk dengan urusan gereja, sehingga tidak dapat meluangkan
waktu untuk berdoa?• Apakah kita juga terhalang bertemu dengan
Yesus, karena orang lain? Mungkin kita takut ditertawakan ketika kita mau
menunjukkan bahwa kita adalah murid Yesus. Kita takut dianggap pura-pura saleh?
•
Bagaimana kita dapat bertemu dengan Yesus?• Berdoa:
Yer 29:12-13 (Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa
kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu
menanyakan Aku dengan segenap hati).
Apakah kalau sedang berjalan, menunggu anak di sekolah, pada
saat mencuci piring, dll, kita melakukannya dengan doa?
• Membaca Firman Tuhan:
• 2Tim 3:15 (Ingatlah juga bahwa dari kecil
engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat
kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman
kepada Kristus Yesus).
Apakah kita benar-benar meluangkan waktu untuk
membaca Firman-Nya, yang sebenarnya adalah surat kasih dari
pencipta kita?
• Persekutuan: • Mat 18:20
(Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”).
Apakah kita lebih suka berkumpul untuk memuji Tuhan, ataukah kita lebih
suka berkumpul di restoran, berborak-borak, berbelanja,
dll?
• Pelayanan Kasih:
• Mat 25:45 (Maka Ia akan menjawab mereka:
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling
hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku).
Apakah kita juga peka terhadap orang-orang di sekitar kita yang
memerlukan kita? Mungkin bukan dalam bentuk uang, namun dalam
bentuk perhatian dan kasih?
Luk 19:4 • Maka berlarilah ia mendahului
orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus,
yang akan lewat di situ.
• Zakheus tidak menyerah karena keterbatasannya, dan karena
orang banyak yang menghalangi dia untuk bertemu dengan
Yesus. Yang dia lakukan adalah memanjat pohon ara.
Apakah kita seperti Zakheus, yang mau terus berusaha untuk bertemu dengan Yesus,
dengan segala keterbatasannnya? • Marilah kita lihat segala keterbatasan
yang kita miliki. Mungkin kita terbatas karena waktu terluang yang kita miliki adalah sedikit. Kita tidak mempunyai waktu untuk berdoa.
Pertanyaannya adalah, apakah kalau kita diberi waktu lebih, misal pada
waktu terluang, kita mau meluangkan waktu kita untuk
berdoa? Kalau kita mau menjawab dengan jujur, maka kita akan
menjawab tidak. Apakah ditengah keterbatasan kita, kita mau berdoa.
• Mungkin ada sebagian dari kita berkata “saya
tidak pandai untuk bicara di depan umum.
Saya mau melayani, tapi saya tidak mampu”.
Bagaimana kalau kita melayani dengan senyuman kita,
membawa damai di dalam kelompok atau
lingkungan kita? Melayani anggota keluarga dengan
sukacita?
• Kita punya banyak keterbatasan, namun kita juga punya kemampuan untuk berkata
“Di tengah keterbatasanku, aku mau seperti Zakheus, yang mau lari dan memanjat pohon ara untuk bertemu dengan Yesus.”
Luk 19:5 • Ketika Yesus sampai
ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus,
segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang
di rumahmu.”
• Lihatlah…. Karena Zakheus sudah
berusaha dengan segala
keterbatasannya, dia akhirnya dapat
berjumpa dengan Yesus. Benarlah apa yang dikatakan di
dalam Alkitab, bahwa Dia akan membiarkan
diri-Nya ditemukan oleh orang yang
mencari-Nya dengan tulus hati.
Dan bagaimana pertemuan Yesus dengan Zakheus? Yesuslah yang terlebih dahulu mengadakan inisiatif.
Dia yang terlebih dahulu membuka pembicaan dengan Zakheus. Yang Yesus lakukan adalah:
• BERHENTI. • Yesus berhenti di bawah
pohon tempat Zakheus ada. Dia mau berhenti
dimana saja, juga ditempat kita ada.
• Yesus berhenti setiap saat di dalam kehidupan kita, lebih-lebih pada saat kita benar-benar memerlukan
huluran kasih-Nya,
• MELIHAT KEATAS.
• Pada saat semua orang memandang rendah
Zakheus, Yesus justru melihat keatas, kepada
Zakheus. Pada saat mata Yesus bertemu dengan
mata Zakheus, mata-Nya bukanlah mata yang benci
dan menuduh, seperti yang dilakukan oleh orang-
orang Yahudi. Tatapan mata yang dipancarkan
oleh Yesus adalah tatapan penuh kasih.
Jangan pernah berfikir bahwa kita tidaklah layak untuk menerima Yesus, karena dosa-dosa kita.
Yesus tidak pernah merendahkan kita kalau kita menyadari dosa-dosa kita. Dia akan meninggikan
kita, dan membawa kita ke tempat yang seharusnya, yaitu menjadi
anak-anak Allah.
• MEMANGGIL.
• Bayangkan, tidak ada orang yang memanggil Zakheus dengan
namanya. Semua orang memanggil Zakheus dengan sebutan
“pemungut cukai”.Yesuslah yang juga memanggil kita dengan nama kita masing-masing,
“James, Heri, Doni, …”
• Terlebih dia juga memanggil kita dengan sebutan “sahabat”, karena
meskipun kita adalah hamba, namun Dia menganggap kita adalah
sabahat-Nya. Yang terpenting, adalah Dia memanggil kita dengan
sebutan “anak-anak Allah”. Sebutan yang memungkinkan kita untuk
memanggil Allah, sebagai Bapa kita.
• MEMINTA. • Jangankan meminta untuk menjadi
teman, berbicarapun orang segan kepada Zakheus. Tetapi Yesus, Dia meminta kepada Zakheus untuk
dapat tinggal dirumahnya.
• Mungkin pada saat ini, Tuhan Yesus, meminta sesuatu kepada
kita. Dan mungkin juga itu adalah permintaan yang sama, yaitu untuk
turun dari tempat kita, tempat di mana kita biasa berada. Tempat di mana dosa dan kebiasaan buruk
harus ditanggalkan.
• TINGGALYesus mau tinggal menginap di
rumah Zakheus. Tuhan, pencipta langit dan bumi, mau memilih
untuk tinggal di rumah Zakheus, sang pendosa, sementara orang
menganggap najis untuk menginjakkan kaki di rumah sang
pendosa.
• Yesus juga mau tinggal di hati kita, di kehidupan kita, di permasalahan
kita. Dia sudah menawarkan dirinya kepada kita. “….. Aku mau tinggal di rumah hatimu”. Lalu
apakah jawaban kita?•
Apakah kita seperti Zakheus yang mengalami pengalaman yang serupa?
Pengalaman di mana Yesus yang penuh kasih, mau menerima kita apa adanya?
• Pada saat kita sakit, kita dapat mengalami Yesus yang begitu baik, yang memberikan kekuatan
kepada kita. Dimana Dia selalu memberikan
kekuatan.
Luk 19:6 • Lalu Zakheus segera
turun dan menerima Yesus dengan
sukacita.• Dan dikatakan bahwa
“….Zakheus segera turun dan menerima
Yesus dengan sukacita”.
• Bayangkan jika ada seorang superstar atau presiden yang mengatakan, bahwa dia mau bermalam di rumah kita dan
makan bersama kita. Kita tentu akan segera bergegas dan
menyambutnya.
• Inilah, Yesus, Tuhan yang menciptakan seluruh alam
semesta, raja dari segala raja, meminta kita, untuk diperbolehkan
tinggal di hati kita.
Apa yang dilakukan oleh Zakheus:• TURUN
• Zakheus turun dari pohon untuk bertemu dengan Yesus secara
pribadi. Kita juga harus turun dari ketinggian pohon yang
menghalangi kita untuk berjumpa dengan Yesus lebih dekat lagi. Kita
harus meninggalkan segala kesombongan kita, masa lalu kita,
ketakutan, kekuatiran, merasa sikap merasa tidak dikasihi,
kesendirian kita, untuk bertemu secara pribadi dengan Yesus.
• MENERIMA • Sama seperti Zakheus, pada saat
Yesus datang dan memanggil kita, kita harus menerima-Nya. Adalah
untuk kebaikan kita untuk menerima panggilan-Nya, agar kita dapat merasakan damai sejahtera
dan agar kita mendapatkan kekuatan dalam mengarungi
bahtera kehidupan ini yang penuh tentangan.
Apakah kita seperti Zakheus yang bereaksi sama, yaitu menyambut
Yesus dengan penuh sukacita?
• Pada saat kita melayani yang terkecil, anak-anak, saudara satu iman yang memerlukan
bantuan kita, apakah kita melakukannya dengan penuh sukacita? Bagaimana di dalam
pelayanan kita, apakah kita melayani Tuhan dengan hati yang bersuka dan gembira?
Luk 19:7 • Tetapi semua orang yang melihat
hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang
berdosa.”
• Semua orang bersungut-sungut, merasa bahwa Yesus yang begitu suci tidak layak untuk tinggal di rumah sang pendosa dan sang pendosa tidaklah layak untuk
menerima Yesus, sang Maha Suci.•
•
Apakah kita seperti semua orang yang bersungut-sungut,
melihat bahwa Yesus mau tinggal bersama dengan
pendosa?• Apakah kita sering mengatakan
dalam hati kita, bahwa kita lebih baik dari orang lain? Bahwa kita lebih layak untuk melayani Tuhan daripada orang lain?
• Ketika seorang bekas pemabuk, orang yang tidak pernah ke gereja, tiba-tiba mengalami kasih Kristus, dan menjadi orang yang berubah, kita mungkin mengatakan “Ah, dia kan dulu hidupnya nggak baik… kok sok-soknya melayani begitu. Kalau aku sih memperbaiki hidup dulu, baru melayani.”
• Kita semua adalah seperti orang banyak dalam cerita ini. Kita
semua adalah “orang-orang yang munafik”. Namun Tuhan mengerti segala kekurangan kita, dan Dia
yang secara terus-menerus menyempurnakan kita, hingga
suatu saat kita akan bertemu Dia, muka dengan muka. Dan pada saat itulah, kita menyerupai Dia, dimana
tidak ada selubung kemunafikan lagi, karena semua yang terjadi di dalam kegelapan akan dibawa ke
dalam terang.•
Luk 19:8 • Tetapi Zakheus berdiri dan berkata
kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada
orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari
seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”
• Salah satu bentuk dari pertobatan
yang benar adalah semangat dan tindak lanjut untuk melakukan sesuatu untuk memperbaiki
kesalahan. •
• Yesus mengatakan kepada Maria Magdalena, si
pelacur itu “…. Pergilah dan
janganlah berbuat dosa lagi…
(Yoh 8:11)”.
Dan saudaraku, kasih merubah segalanya.
• Mungkin ada banyak orang yang mengatakan kepada Zakheus bahwa dia harus berubah, dan mungkin semua itu membuat Zakheus semakin marah. Namun kasih dari Yesus,
yang mau menyapa dan tinggal bersama dia, yang mau menerima dia apa adanya, menjadi suatu kekuatan untuk
merubah apa yang tidak dapat dia rubah sebelumnya.
• Bahkan Zakheus ingin mengakui dan menebus segala dosa-dosanya. Mengembalikan empat kali lipat adalah hukum
orang Yahudi bagi orang yang mencuri lembu atau domba, dia harus menggantinya empat kali lipat (lihat kel 22:1).
• Secara hukum/adat dengan mengganti empat kali lipat sudahlah lebih dari cukup, namun tidak bagi Zakheus yang baru saja menerima kasih yang berlimpah dari Yesus. Kasih dari Yesus meluap, seperti yang digambarkan Daud dalam mazmurnya “… pialaku penuh
melimpah (Mazmur 23:5)”.
• Kasih inilah yang mendorong Zakheus untuk melakukan hal yang
lain, yang melebihi hukum yang berlaku, melebihi tingkat keadilan, yaitu dengan mengatakan “Tuhan,
setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin…”
Apakah kita seperti Zakheus, yang sudah mengalami kasih
Yesus, dan hidup kita berubah 180 darjah?
• Apakah kita sudah mengalami kasih yang seperti Zakheus alami, di mana merubah
seluruh kehidupan kita? Merubah cara pandang kita terhadap kehidupan ini? Sampai
kita mengalami kasih ini, maka kehidupan rohani kita akan berhenti dan tidak
bergerak…. Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu… (Maz 34:8)
• Apakah kita mengalami kasih yang Tuhan berikan adalah berlimpah dan tidak mungkin
kita simpan hanya untuk kita sendiri?•
Luk 19:9 • Kata Yesus
kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan
kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.
• Saudaraku, Yesus mengatakan “… Hari ini, telah terjadi keselamatan…”.
• Pertobatan yang benar selalu akan menghasilkan keselamatan. Zakheus yang mengalami kasih Tuhan, dan kemudian bertobat
dan meminta ampun atas dosa-dosanya, akhirnya mendapatkan sesuatu yang paling berharga, yaitu mendapatkan keselamatan.
• Kitapun sama seperti Zakheus, bahwa kita adalah anak-anak Abraham di dalam iman. Kita mempunyai iman seperti Abraham.
Abraham dibenarkan karena iman, kitapun dibenarkan karena iman, yaitu iman kepada Yesus Kristus.
• Namun lebih lagi keselamatan yang kita terima adalah melulu karena kasih karunia Tuhan, pemberiaan cuma-cuma dari Tuhan.
Kalau kita mencari siapa yang layak menerima keselamatan, maka semua orang tidak layak untuk menerimanya, karena kita
semua telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah.
Apakah kita sama seperti Zakheus, yang menerima
perkataan Yesus “.. Hari ini terjadi keselamatan, karena
engkau sudah beriman kepadaku..?”.
• Yesus yang pertama-tama merindukan untuk mengucapkan perkataan ini kepada kita semua. Dia rindu agar kita semua, dan seluruh umat manusia untuk mendapatkan keselamatan. Agar hidupnya juga diberkati dan melimpah, dan damai
• Apakah kita juga menjadi alat Tuhan untuk keselamatan keluarga kita, komunitas kita, tempat kerja kita? Saudaraku, selama kita terus membawa Yesus dalam setiap hal yang kita lakukan, maka kita akan terus menjadi alat-Nya.
Luk 19:10
• Sebab Anak Manusia datang
untuk mencari dan menyelamatkan
yang hilang.”•
• Yesus datang ke dunia ini untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang. Sama seperti gembala yang baik, Ia tidak membiarkan satu dombapun hilang dari kawanannya. Sama seperti yang Dia katakan, bahwa
orang sakitlah yang memerlukan dokter.
Kita semua adalah orang yang sakit, yang memerlukan
doktor, doktor dari segala dokt0r, yaitu Yesus sendiri.
• Kita mungkin sakit karena kurang kasih dan perhatian. Tersiksa karena masa lalu kita, dan kuatir akan masa
depan. Sakit, karena kurang peka terhadap penderitaan sesama,
terlalu ego, mengejar kesenangan sendiri. Mungkin kita sakit, karena
menganggap bahwa harta, karir adalah nombor satu dalam hidup ini.
• Mari pada saat ini kita mengundang Yesus untuk masuk dalam hidup kita, dalam setiap sendi kehidupan kita,
dan dalam keberadaan diri kita, sehingga kita dapat menjadi bait
suci-Nya yang kudus.
Kesimpulan:Marilah kita belajar dari
kehidupan Zakheus, kita harus:
• 1. Memiliki tekad yang kuat dan komitmen sungguh-
sungguh untuk mengenal Yesus.• 2. Ramah terhadap semua
orang.• 3. Bersukacita dalam Yesus.
• 4. Bertobat setiap hari