bcct

65
BCCT Beyond Centers and Circles Time

Upload: herdin-nurdin

Post on 02-Aug-2015

53 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

BCCT

Beyond Centers and Circles Time

Guru –Guru TK Pasti Bisa MANTAP

C O C O N U TN U T N U T

Montesory high/scope Regio Emilia

35 tahun

Apa itu BCCT?• Suatu metode atau pendekatan dalam penyelenggaraan

pendidikan anak usia dini.• Dikembangkan berdasarkan hasil kajian teoritik dan

pengalaman empirik.• Merupakan pengembangan dari metode Montessori,

HighScope, dan Reggio Emilio.• Dikembangkan oleh Creative Center for Childhood

Research and Training (CCCRT) Florida, USA. • Dilaksanakan di Creative Pre School Florida, USA selama

lebih dari 36 tahun, baik utk anak normal maupun utk anak dg kebutuhan khusus.

CCCRTCreative Center for Childhood Research and Training

FLORIDA USA Pamela Phelp, P. Hd

Circle Time&

Sentra Bermain

Pendekatan Pembelajaran

Domain BCCT 8

AfeksiEstetikaKognisiPsikomotor

Bahasa SosialPem

bangunanMain

Pura-pura

Methode BCCT

1. Pembelajarannya berpusat pada anak;

2. Menempatkan setting lingkungan main sbg pijakan awal yang penting;

3. Memberikan dukungan penuh kpd setiap anak utk aktif, kreatif, dan

berani mengambil keputusan sendiri;

4. Peran guru sbg fasilitator, motivator, dan evaluator;

5. Kegiatan anak berpusat di sentra-sentra main yang berfungsi sbg pusat

minat;

6. Memiliki standar operasional prosedur yang baku;

7. Pemberian pijakan sebelum dan setelah anak main dilakukan dalam

posisi duduk melingkar.

Keunggulan BCCT

1. Kurikulumnya diarahkan untuk membangun pengetahuan anak yang

digali oleh anak sendiri melalui berbagai pengalaman main di sentra-

sentra kegiatan, sehingga mendorong kreativitas anak;

2. Pendidik lebih berperan sebagai perancang, pendukung, dan penilai

3. kegiatan anak dengan mengkondisikan setiap anak untuk berperan aktif;

4. Pembelajarannya bersifat individual, sehingga rancangan, dukungan,

dan penilaiannya disesuaikan dengan tingkat perkembangan, dan

kebutuhan setiap anak

Keunggulan BCCT

5. Kegiatan pembelajaran tertata dalam urutan yang jelas mulai dari

penataan lingkungan main sampai pada pemberian pijakan-pijakan

(scaffolding) sebelum, selama, dan sesudah main, sehingga dapat

dijadikan panduan bagi pendidik pemula;

6. Setiap anak memperoleh dukungan untuk aktif, kreatif, dan berani

mengambil keputusan sendiri, tanpa harus takut membuat kesalahan;

7. Setiap tahap perkembangan bermain anak dirumuskan secara jelas, sehingga

dapat menjadi acuan bagi pendidik dalam melakukan penilaian

perkembangan anak;

8. Penerapan metode BCCT ini tidak bersifat kaku, melainkan dapat dilakukan

secara bertahap, sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

Mengapa Harus BCCT ?

Anak akan belajar lebih baikJika lingkungan yang diciptkan ALAMIAH

1

Belajar akan lebih bermakna jika anak MENGALAMI apa Yang dipelajari bukan sekedar MENGETAHUI atau MENGHAPAL

Mengapa Harus BCCT ? 2

Pembelajaran akan lebih

BERMAKNA dan MENGENA

Mengapa Harus BCCT ? 3

1 2 3 4 5 4 3 15 4 3 1 2 3 4 5 1

7Contoh Sentra Bermain

• Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan

pengalaman sensori motor dan pengenalan sains untuk anak.

• Efek yang diharapkan: Anak dapat terstimulasi aspek

motorik halus secara optimal, dan mengenal sains sejak dini.

Sentra Bahan Alam 1

• Tempat bermain sambil belajar, dimana anak dapat mengembangkan daya imajinasi dan mengekspresikan perasaan saat ini, kemarin, dan yang akan datang. Penekanan sentra ini terletak pada alur cerita sehingga anak terbiasa untuk berfikir secara sistimatis. • Efek yang diharapkan: Anak dapat

bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman dan lingkungan sekitar dan mengembangkan kemampuan berbahasa secara optimal.

Sentra Main Peran 2

• Tempat bermain sambil belajar untuk mempresentasikan ide ke dalam bentuk

nyata (bangunan). Di sentra ini anak dapat memainkan balok dengan perbandingan 1

anak ± 100 balok plus assesoris. Penekanan sentra ini pada start and finish, di mana

anak mengambil balok sesuai kebutuhan dan mengembalikan dengan mengklasifikasi

berdasarkan bentuk balok • Efek yang diharapkan: Anak dapat berfikir

tipologi, mengenal ruang dan bentuk sehingga dapat mengembangkan

kecerdasan visual spasial secara optimal dan anak dapat mengenal bentuk – bentuk

geometri yang sangat berguna untuk pengetahuan dasar matematika

Sentra Balok 3

• Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan pengalaman keaksaraan. Di sentra ini anak difasilitasi dengan permainan yang dapat mendukung pengalaman baca, tulis, hitung dengan cara yang menyenangkan dan anak dapat memilih kegiatan yang diminati • Efek yang diharapkan: Anak dapat

berpikir teratur, senang membaca, menulis dan menghitung.

Sentra Persiapan 4

• Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan kecerdasan jamak dimana kegiatan main lebih menitik beratkan pada kegiatan keagamaan. Di sentra ini anak difasilitasi dengan kegiatan bermain yang memfokuskan pada pembiasaan beribadah dan mengenal huruf hijaiyyah dengan cara bermain sambil belajar.

• Efek yang diharapkan: Tertanamnya perilaku akhlakul karimah, ikhlas, sabar dan senang menjalankan perintah agama.

Sentra Ibadah 5

• Tempat bermain sambil belajar yang menitik beratkan pada kemampuan anak dalam berkreasi. Kegiatan di sentra ini dilaksanakan dalam bentuk proyek, dimana anak diajak untuk menciptakan kreasi tertentu yang akan menghasilkan sebuah karya. • Efek yang diharapkan: Anak

dapat berfikir secara kreatif

Sentra Seni dan Kreatifitas 6

• Tempat bermain sambil belajar untuk mengenalkan beragam

musik terutama musik tradisional, dan permainan tradisional dari

berbagai daerah.

• Efek yang diharapkan dari sentra ini :Anak dapat mengenal nada,

birama dan ritme disamping dapat mengenal keragaman permainan

tradisional yang dapat mengembangkan berbagai aspek

perkembangan

Sentra Musik dan Budaya 7

KULLA YAUMIN

Kulla yaumin Aqum mubakiranUratibu adawatin naumFa aghtasil Wa unazhifuSholah subhi laa ansaha

• A َبFِّكDرًا Hُم أُقHوم NومFَي PَّلHُك

• SومFًالَن SًاِتFًاَوFأَد HُبDِّت Fأَر

• HُفDِّظFَنH أ Fَو Hَّل SِسFَتaْغFَأ Fَف

• F َاهَا Fِسaأَن ال Sَبِح Hًالُص HُةFَال Fَص

Pijakan dalam SelingPijakan (Scaffolding Process)

adalah dukungan yang

berubah-ubah yang

disesuaikan dengan

perkembangan untuk

mencapai perkembangan

yang lebih tinggi.

Pijakan LingkunganDilakukan dengan menata alat dan bahan bermain yang akan digunakan sesuai rencana dan jadwal kegiatan yang telah disusun untuk memberikan gagasan kepada anak agar dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal

Guru memberikan gagasan sebelum anak melakukan kegiatan bermain di sentra.

Pijakan Sebelum Bermain

Dukungan yang diberikan guru secara individual kepada anak sesuai kebutuhan dan tahap perkembangan untuk meningkatkan pada tahap perkembangan selanjutnya.

Pijakan Saat Bermain

Guru memperkuat konsep yang telah diperoleh anak selama bermain.

Pijakan Setelah Bermain

Pengelolaan Kelas KLASIKAL

Opening

Closing

Snack time

Pengelolaan Kelas kelompok/individual

Main Activity

Attention!!!

Sentra bermain dirancang dan direncanakan sehingga semua peserta didik dapat mengikuti kegiatan untuk mencapai tahap perkembangan.

Attention!!!

Kegiatan pembelajaran dilengkapi dengan sentra‑sentra yang diperlukan hari itu.

Attention!!!

Jumlah dari kegiatan dan ragam kesempatan masing‑masing sentra sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan jumlah anak.

Attention!!!

Ada kesesuaian antara pijakan, sentra, dan alat yang akan dipergunakan dalam pembelajaran.

WudluBaca Bismillah lalu cuci tangan

Kumur-kumur basuh hidung basuh muka

Tangan sampai ke siku

Kepala dan telinga

Terakhir basuh kaki lalu do’a

Tertib.

HAPPY YE…

Contoh Langkah Penataan Lingkungan

Sebelum anak datang, guru menyiapkan bahan dan alat bermain yang digunakan sesuai rencana dan jadwal kegiatan yang telah disusun untuk kelompok yang dibimbingnya. Guru menempatkan alat dan bahan bermain yang akan digunakan yang mencerminkan rencana pembelajaran yang telah dibuat sehingga tujuan anak selama bermain dengan alat tersebut dapat dicapai.

Kegiatan Sebelum Masuk kelas/Penyambutan Anak (10 menit)

Guru menyambut kedatangan anak dengan tegur sapa, senyum dan salam. Anak‑anak langsung diarahkan untuk bermain bebas bersama teman‑teman sambil menunggu kegiatan dimulai. Kondisi awal yang harus diketahui oleh guru dan peserta didik saat datang adalah ekspresi emosi yang menunjukkan rasa nyaman berada di sekolah. Bila kondisi ekspresi emosi anak saat datang menunjukkan kesedihan/murung, maka guru perlu menetralisir emosi anak terlebih dahulu dengan kegiatan transisi, seperti membaca buku cerita, puzzle, dan sebagainya.

Contoh Pembukaan/Pengalaman Gerakan Kasar (20 menit)

Guru menyiapkan seluruh anak dalam lingkaran, lalu menyebutkan kegiatan pembuka yang akan dilaksanakan. Kegiatan pembuka dapat berupa gerak musik, permainan, dan jurnal, dan sebagainya. Satu guru yang memimpin, guru lainnya menjadi peserta bersama anak (mencontohkan).

Contoh Transisi (10 Menit)

• Selesai pembukaan, anak‑anak diberi waktu untuk "pendinginan" dengan cara bernyanyi dalam lingkaran, atau membuat permainan tebak‑tebakan. Tujuannya agar anak kembali tenang. Setelah tenang, anak secara bergiliran dipersilahkan untuk minum atau ke kamar kecil. Gunakan kesempatan ini untuk melatih kebersihan diri anak. Kegiatannya dapat berupa cuci tangan, cuci muka, cuci kaki maupun buang air kecil.• Sambil menunggu anak minum atau ke kamar kecil,

masing‑masing guru siap di tempat bermain yang sudah disiapkan untuk kelompoknya masing‑masing

Contoh Pijakan pengalaman Sebelum Bermain (15 menit)

Guru dan anak duduk melingkar, guru memberi salam pada anak‑anak, kabar anak‑anak, dan dilanjutkan dengan kegiatan:a)     Guru meminta anak untuk memperhatikan siapa teman yang tidak hadir. Minta anak mengambil "nametag" dan menempelkan ke papan absen, membalik, atau menunjukkan.b)     Berdoa bersama, anak secara bergilir memimpin doa.c)     Guru menyampaikan tema hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan anak.d)     Guru membacakan buku yang terkait dengan tema. Setelah selesai, menyanyakan kembali isi cerita.e)     Guru mengatkan isi cerita dengan kegiatan bermain yang dilakukan anak.f)      Guru mengenalkan semua tempat dan alat bermain yang suclah disiapkan.g)     Dalam memberi pijakan, guru harus mengaitkan kemampuan apa yang diharapkan muncul pada anak, sesuai rencana pembelajaran yang telah disusun.h)     Guru menyampaikan bagaimana aturan bermain (digali dari anak), memilih ternan bermain, memilih alat bermain, cara menggunakan alat‑alat, kapan memulaii dan mengakhihbermain, serta merapikan kembali alat yang sudah dimainkan.i)      Guru mengatur teman lain dengan memberi kesempatan kepada anak untuk memilih teman mainnya. Apabila ada anak yang hanya memilih anak tertentu sebagai teman mainnya, maka guru agar menawarkan untuk menukar teman mainnya.j)      Setelah anak siap bermain, guru mempersilahkan anak untuk mulai bermain. Agar tidak berebut serta lebih tertib, guru dapat menggilir kesempatan setiap anak untuk mulai bermain, misainya berclasarkan warna baju, usia anak, huruf depan nama anak, atau cara lainnya agar lebih teratur.

Contoh Pijakan pengalaman Selama Bermain ( 60 menit)

a)     Guru mengamati dan memastikan semua anak melakukan kegiatan bermain.

b)     Memberi contoh cara bermain pada anak yang belum bisa menggunakan bahan alat.

c)     Memberi dukungan berupa pernyataan positif tentang pekedaan yang dilakukar anak.

d)     Memancing dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas cara bermain anak Pertanyaan terbuka

artinya pertanyaan yang ticlak cukup dengan dijawab ya ata tidak saja, tetapi banyak

kemungkinan jawaban yang dapat diberikan anak.

e)     Memberikan bantuan pada anak yang membutuhkan.

f)      Mendorong anak untuk mencoba dengan cara lain, sehingga anak memilik pengalaman bermain

yang kaya.

g)     Mencatat yang dilakukan anak jenis bermain, tahap perkembangan, taha sosial).

h)     Mengumpulkan hasil kerja anak. Jangan lupa mencatat nama dan tanggal lembar kerja anak.

i)      Bila waktu tinggal 5 menit, guru memberitahukan pada anak-anak untuk bersiap-siap

menyelesaikan kegiatan mainnya.

Contoh Pijakan pengalaman Setelah Bermain ( 15 menit)

a)   Apabila waktu bermain selesai, guru memberitahukan saatnya membereskan alat dan bahan yang

sudah digunakan melibatkan anak-anak.

b)   Bila anak belum terbiasa untuk membereskan, guru dapat membuat permainan yang menarik agar

anak ikut membereskan.

c)    Saat membereskan, guru menyiapkan tempat yang berbeda untuk setiap jenis alat, sehingga anak

dapat mengelompokkan alat bermain sesuai dengan tempatnya.

d)   Bila bahan mainan sudah dirapikan kembali, satu guru membantu anak membereskan baju anak

(menggantinya bila basah), sedangkan guru lainnya dibantu orang tua membereskan semua mainan

hingga semua rapi di tempatnya.

e)   Bila anak sudah rapim mereka diminta duduk melingkar bersama guru. Setelah semua anak duduk

dalam lingkaan, guru menanyakan pada setiap anak kegiatan bermain yang telah dilakukan pada

hari itu. Kegiatan menanyakan kembali (recalling) melatih daya ingat anak mengemukakan gagasan

dan pengalaman mainnya (memperluas perbendaharaan kata anak).

• I love you, you love me

• We are happy family

(We’re best friend like friend should be)

• With a great big hug

• And the kiss from me to you

• Won’t you say you love me too

I love you

Snack time

• Usahakan setiap pertemuan ada kegiatan makan bersama. Jenis makanan berupa kue atau makanan lainnya yang disiapkan sekolah atau yang dibawa oleh masing-masing anak. Sekali dalam satu bulan diupayakan ada makanan yang disediakan untuk perbaikan gizi.

• Sebelum makan bersama, guru mengecek apakah ada anak yang tidak membawa makanan. Jika ada tanyakan siapa yang mau berbagi makanan pada temannya.

• Guru memberitahukan jenis makanan yang baik dan kurang baik.

• Jadikan waktu makanan bersama sebagai pembiasaan tata cara makan yang baik (adab makan)

• Libatkan anak untuk membereskan bekas makanan dan membuang bungkus makanan ke tempat sampah).

Kegiatan Penutup

• Setelah semua anak berkumpul membentuk lingkaran, guru dapat mengajak anak menyanyi atau membaca puisi. Guru menyampaikan rencana kegiatan hari berikutnya, dan menganjurkan anak untuk bermain yang sama di rumah masing-masing.

• Guru memberi kesempatan kepada anak secara bergiliran untuk memimpin doa penutup.

• Untuk menghindari berebut saat pulang, digunakan urutan berdasarkan warna baju, usia, atau cara lain untuk keluar dan bersalaman lebih dahulu.

Penilaian

Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru hendaknya mencatat segala hal yang terjadi, baik terhadap program kegiatan maupun terhadap perkembangan peserta didik. Segala catatan guru digunakan sebagai bahan masukan bagi keperluan plenilaian. Setiap semester, hasil laporan perkembangan anak dilaporkan kepada orang tua secara lisan dan tertulis berupa rapor dalam bentuk narasi.

TERIMA KASIH