batu ginjal

28
Batu Ginjal Gusna Ridha 11.2013.252

Upload: gusna-ridha

Post on 23-Dec-2015

56 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Batu Ginjal

TRANSCRIPT

Batu Ginjal

Gusna Ridha 11.2013.252

Batu Ginjal• Etiologi :• Faktor intrinsik– Herediter– Umur (30-50 th)– Jenis kelamin (laki laki > perempuan)

• Faktor ekstrinsik - Geografi (“Stone belt”)- Iklim dan temperature- Asupan air (tinggi meneral)- Diet (tinggi purin)- Pekerjaan (sedentary life)

Patogenesis • Sering pada tempat yang mengalami hambatan aliran urin

• Kristal dalam keadaan metastable tidak menimbulkan masalah

• Presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan

mengadakan agregasi dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi

kristal yang lebih besar

• Agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk

retensi kristal) mengendap membesar dan menyumbat

• Suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urine, laju aliran urine di dalam

saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang

bertindak sebagai inti batu

Faktor Risiko/ Predisposisi Utama

• Hiperkalsiuria

• Hipositraturia inhibitor pembentukan kalsium menurun

• Hiperurikosuria

• Hiperoksaluria memeberikan efek pembentukan kristal

kalsium oksalat lebih besar dibandingkan peningkatan

ekskresi kalsium

• Penurunan intake cairan

• batu kalsium : oksalat , fosfat• Batu asam urat• batu magnesium ammonium fosfat (batu infeksi), • batu xanthyn• batu sistein • batu jenis lainnya

Batu Kalsium • Kandungan batu jenis ini terdiri atas kalium oksalat, kalium fosfat, atau campuran

Faktor terbesar :

• Hiperkalsiuri (250-300 mg/24 jam)

• Penyebab hiperkalsiuri :

a. hiper kalsiuri absortif yang terjadi karena adanya peningkatan absorbsi kalsium

melalui usus.

b. hiperkalsiuri renal terjadi karena adanya gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium

melalui tubulus ginjal.

c. Hiperkalsiuri resorbtif terjadi karena adanya peningkatan resorpsi kalsium tulang

yang banyak terjadi pada hiperparatiroidisme primer atau tumor paratiroid.

Batu Struvit

• Disebut juga batu infeksi

• Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobacter, Pseudomonas, dan Stafilokokus

• Golongan kuman pemecah urea (urea splitter) enzim urease merubah urine

menjadi basa memudahkan garam-garam magnesium, ammonium, fosfat dan

karbonat membentuk batu magnesium amoniun fosfat

• Karena terdiri atas 3 kation Ca++ Mg++ dan NH4+ batu jenis ini dikenal dengan nama

batu triple-hosphate.

Manifestasi Klinis• Nyeri kolic:

– Otot polos sistem kalises berusaha menegluarkan batu tekanan

intraluminalnya meningkat peregangan dari terminal saraf yang memberikan

sensasi nyeri

– Nyeri bersifat tajam dan episodik di daerah pinggang (flank) yang sering

menjalar ke perut, atau lipat paha, bahkan pada batu ureter distal sering ke

kemaluan. Mual dan muntah sering menyertai

• Nyeri non kolik :

– Peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis atau

infeksi pada ginjal.

– Pemeriksaan fisik:

• nyeri ketok CVA

• Teraba ginjal akibat hidronefrosis

• terlihat tanda-tanda gagal ginjal, retensi urine, dan jika disertai

infeksi didapatkan demam-menggigil.

Diagnosis

Anamnesis dan pemeriksaan jasmani untuk

menegakkan diagnosis, penyakit batu perlu

ditunjang dengan pemeriksaan Radiologi ,

laboratorium dan penunjang lain untuk

menentukan kemungkinan adanya obstruksi

saluran kemih, infeksi dan gangguan faal ginjal.

Diagnosis Banding

• Kolik ginjal :

– Kolik saluran cerna

– Kanbdung empedu

– App akut

– Adneksitis

• Hematuria :

– Keganasan (terutama bila tanpa nyeri)

Pemeriksaan penunjang

• Foto polos abdomen

Jenis batu Radioopasitas

kalsium opak

MAP Semiopak

Urat / sistin Non opak

• PIV

– keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Selain itu PIV dapat mendeteksi

adanya batu semi-opak ataupun batu non opak yang tidak dapat

terlihat oleh foto polos abdomen

• USG

– Pemeriksaan USG dapat menilai adanya batu di ginjal atau di buli-buli

(yang ditunjukkan sebagai echoic shadow), hidronefrosis, pionefrosis,

atau pengkerutan ginjal

– Dilakukan pada pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV,

yaitu pada keadaan-keadaan: alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal

yang menurun, dan pada wanita yang sedang hamil.

• Pemeriksaan Mikroskopik Urin, untuk mencari

hematuria dan Kristal.

• Renogram, dapat diindikasikan pada batu staghorn

untuk menilai fungsi ginjal.

• Analisis batu, untuk mengetahui asal terbentuknya.

• Kultur urin, untuk mecari adanya infeksi sekunder.

• DPL, ureum, kreatinin, elektrolit, kalsium, fosfat,

urat, protein, fosfatase alkali serum

• Terapi Konservatif• Indikasi : Ukuran batu ureter <5 mm • Kontra indikasi :

– Infeksi– Obstruksi– Kolik berulang, isk– Pasien khusus (ginjal tunggal, ginjal trasplan dan penurunan fungsi ginjal)

• Terapi bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin dengan pemberian diuretikum, berupa:

• Minum sehingga diuresis 2 liter/ hari• α - blocker• NSAID

• Batas lama terapi konservatif adalah 6 minggu.

ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)

• Dengan ESWL sebagian besar pasien tidak perlu dibius, hanya

diberi obat penangkal nyeri. Pasien akan berbaring di suatu alat

dan akan dikenakan gelombang kejut untuk memecahkan

batunya

• Posisi pasien sendiri bisa telentang atau telungkup sesuai posisi

batu ginjal. Batu ginjal yang sudah pecah akan keluar bersama air

seni. Biasanya pasien tidak perlu dirawat dan dapat langsung

pulang

• ESWL : hanya sesuai untuk menghancurkan batu ginjal dengan ukuran

kurang dari 3 cm serta terletak di ginjal atau saluran kemih antara ginjal

dan kandung kemih (kecuali yang terhalang oleh tulang panggul)

• Batu yang keras (misalnya kalsium oksalat monohidrat) sulit pecah dan

perlu beberapa kali tindakan. ESWL tidak boleh digunakan oleh penderita

darah tinggi, kencing manis, gangguan pembekuan darah dan fungsi ginjal,

wanita hamil dan anak-anak, serta berat badan berlebih (obesitas)

• Sebab ada kemungkinan terjadi kerusakan pada ovarium. Meskipun belum

ada data yang valid, untuk wanita di bawah 40 tahun sebaiknya

diinformasikan sejelas-jelasnya

Endourologi

• Tindakan Endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk

mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah

batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui

alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih.

• Alat itu dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada

kulit (perkutan). Proses pemecahan batu dapat dilakukan secara

mekanik, dengan memakai energi hidraulik, energi gelombang

suara, atau dengan energi laser

• Beberapa tindakan endourologi antara lain

a. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) yaitu mengeluarkan batu yang berada di

dalam saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kalises

melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu

menjadi fragmen-fragmen kecil

b. Litotripsi (untuk memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukkan

alat pemecah batu/litotriptor ke dalam buli-buli)

c. ureteroskopi atau uretero-renoskopi. Keterbatasan URS adalah tidak bisa untuk

ekstraksi langsung batu ureter yang besar, sehingga perlu alat pemecah batu

seperti yang disebutkan di atas. Pilihan untuk menggunakan jenis pemecah batu

tertentu, tergantung pada pengalaman masing-masing operator dan

ketersediaan alat tersebut.

• Ekstraksi Dormia (mengeluarkan batu ureter dengan

menjaringnya melalui alat keranjang Dormia).

Pengembangan ureteroskopi sejak tahun 1980 an telah

mengubah secara dramatis terapi batu ureter. Kombinasi

ureteroskopi dengan pemecah batu ultrasound, EHL, laser

dan pneumatik telah sukses dalam memecah batu ureter.

Juga batu ureter dapat diekstraksi langsung dengan

tuntunan URS. Dikembangkannya semirigid URS dan

fleksibel URS telah menambah cakupan penggunaan URS

untuk terapi batu ureter.

Bedah Terbuka• Terutama pada penderita-penderita dengan kelainan

anatomi atau ukuran batu ureter yang besar.

Pemasangan Stent• sebagai tindakan tambahan dalam penanganan batu

ureter. Misalnya pada penderita sepsis yang disertai

tanda-tanda obstruksi, pemakaian stent sangat perlu.

Juga pada batu ureter yang melekat (impacted).

Pencegahan1. minum cukup dan diusahakan produksi urin 2-3 liter per hari.2. Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu.3. Aktivitas harian yang cukup.4. Pemberian medikamentosa.

Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah:a. Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan

menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.b. Rendah oksalat.c. Rendah garam, karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri.d. Rendah purin.e. Diet rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada pasien yang menderita

hiperkalsiuri tipe II

Komplikasi

• Striktur ureter • Obstruksi • Infeksi• hematuria

Prognosis

• tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan

adanya infeksi serta obstruksi.

• Pada pasien dengan batu yang ditangani dengan ESWL, 60%

dinyatakan bebas dari batu, sisanya masih memerlukan

perawatan ulang karena masih ada sisa fragmen batu dalam

saluran kemihnya. Pada pasien yang ditangani dengan PNL,

80% dinyatakan bebas dari batu, namun hasil yang baik

ditentukan pula oleh pengalaman operator

Terima kasih