batas-batas atterberg
DESCRIPTION
BATAS CAIR, BATAS PLASTIS, BATAS SUSUTTRANSCRIPT
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
I. TUJUAN
Tujuan dari pengujian batas-batas atterberg antara lain adalah:
1. Menentukan harga batas cair (liquid limits) dari suatu contoh tanah.
2. Menentukan harga batas plastis (plastis limits) dari suatu contoh tanah.
3. Menentukan harga batas susut (shrinkage limits) dari suatu contoh tanah.
II. DASAR TEORI
Sifat konsistensi tanah selalu berubah-ubah sesuai dengan perubahan kadar
airnya. Bila kadar air brtambah, maka interaksi antara butir-butir yang
bersentuhan semakin kecil bahkan hilang sama sekali sehingga konsistensi
tanah akan bersifat seperti cairan.
Pada tahun 1911, seorang ilmuwan dari Swedia bernama Atterberg
mengembangkan suatu metode untuk menjelaskan sifat konsistensi tanah
berbutir halus pada kadar air yang bervariasi. Bilamana kadar airnya sangat
tinggi, sifat campuran tanbah dan air akan menjadi sangat lembek seperti
cairan. Oleh karena itu, atas dasar yang dikandung tanah, tanah dapat
dipisahkan kedalam empat keadaan dasar, yaitu: padat, semi padat, plastis dan
cair.
Perubahan kadar air dari maksimum ke minimum atau sebaliknya akan
mengalami 4 fase/keadaan yang dikemukakan oleh A. Atterberg. Batas-batas
fase ini disebut sebagai batas konsistensi Atterberg yang ditunjukkan oleh
kandungan kadar airnya pada masing-masing batas tersebut.
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
Batas – batas dari empat keadaan diatas, yaitu :
1. Batas Cair ( Liquid Limits ) ( LL )
Batas cair adalah harga kadar air suatu tanah pada batas antara
keadaan cair dan plastis, atau dengan perkataan lain adalah harga kadar
air minimum dimana tanah masih berada dalam keadaan cair, atau mulai
mengalir karena beratnya sendiri.
Berdasarkan percobaan dengan menggunakan mangkuk
Cassagrande, maka nilai batas cair adalah kadar air pasta tanah saat
dicapai ketukan mangkuk Cassagrande 25 kali, dimana celah standar yang
dibentuk menutup sepanjang 12,7 mm dalam 25 kali ketukan sangatlah
sulit didapatkan. Mangkok kuningan dapat diangkat dan dijatuhkan di
atas bantalan karet keras dengan sebuah pengungkit eksentris dijalankan
oleh suatu alat pemutar. Untuk melakukan uji batas cair, pasta tanah
diletakkan di dalam mangkok kuningan kemudian di gores tepat di
tengahnya dengan menggunakan alat penggores standar. Dengan
menjalankan alat pemutar, mangkok kemudian dinaik-turunkan dengan
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
ketinggian 0,3937 in (10 mm). Pengujian akan lebih baik dilakukan
paling sedikit empat kali pada tanah yang sama tetapi dengan kadar air
yang berbeda-beda sehingga jumlah ketukan N, yang dibutuhkan untuk
menutup goresan bervariasi antara 10 sampai 40 tumbukan.
Keterangan :
W1 : Berat cawan (gr)
W2 : Berat cawan + tanah basah (gr)
W3 : Berat cawan + tanah kering (gr)
Kadar air=W 2−W 3
W 3−W 1
x 100 %
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
Menentukan batas cair
¿=ω( N25 )
0,121
Dimana :
N : Jumlah Ketukan
ω : Kadar air (%)
2. Batas Plastis ( Plastics Limits ) ( PL )
Batas plastis adalah harga kadar air pada batas antara keadaan
plastis dan semi solid, atau dengan kata lain harga kadar air pada batas
dimana tanah masih mudah dibentuk. PL dinyatakan dalam persen,
dimana tanah apabila di gulung sampai dengan diameter 0,125 in (3,2
mm) menjadi retak-retak rambut
Kadar Air =
W 2−W 3
W 3−W 1 x 100
Dimana : W1 = Berat krus (gr)
W2 = Berat krus + tanah basah (gr)
W3 = Berat krus + tanah kering (gr)
3. Batas Susut ( Shrinkage Limits ) ( SL )
Batas susut adalah harga batas kadar air pada batas antara keadaan
semi padat, atau nilai batas kadar air dimana volume tanah tidak
mengalami perubahan akibat berkurangnya kadar air tanah. Suatu tanah
akan menyusut apabila air yang dikandungnya secara perlahan-lahan
hilang dalam tanah. Dengan hilangnya air secara terus-menerus, tanah
akan mencapai suatu keseimbangan dimana penambahan kehilangan air
tidak akan mencapai suatu keseimbangan dimana penambahan kehilangan
air tidak akan menyebabkan perubahan volume. Kadar air, dinyatakan
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
dalam persen, dimana perubahan volume suatu massa tanah berhenti
didefinsikan sebagai batas susut.
Batas susut dapat ditentukan dengan cara pasta tanah basah, sisa
percobaan batas cair dicetak dengan mangkok kecil (Shrinkage dish) yang
diketahui volumenya, ditimbang beratnya (W1), kemudian dikeringkan
dalam oven sampai beratnya kering dan ditimbang (W2).
Volume kering (V2) ditentukan dengan bantuan air raksa. Contoh
tanah yang sudah dikeringkan tersebut dicelupkan kedalam air raksa,
maka volume air raksa yang dipindahkan sama dengan volume tanah
tersebut.
Air raksa yang tumpah dikumpulkan dan ditimbang maka
V 2=V airraksa=berat air raksa yang tumpah
γair raksa
Untuk menghitung SL adalah sebagai berikut:
Batas susut ( SL )=ω0−V 0−V s
W s
x100 %
Dimana :
ω0 = Kadar air (%)
V 0 = Volume awal (cm3)
V s = Volume akhir (cm3)
W s = Berat tanah kering (gr)
Dari nilai LL dan PL dapat diperoleh nilai Indeks plastis (Plastis
Index = PI) yaitu daerah dimana tanah tersebut berada dalam keadaan
plastis, dan nilainya adalah selisih dimana tanah tersebut berada dalam
keadaan plastis, dan nilainya adalah selisih antara kadar air batas cair dan
batas plastis, PI = LL – PL
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
Indeks Plastis ( PI ) Yaitu perbedaan antara batas cair dan batas
plastis suatu tanah.
PI = LL – PL
Dimana :
PI = Indeks Plastis/Plasticity Index
LL = Batas Cair
PL = Batas Plastis
Tabel hubungan indeks plastisitas dengan derajat plastisitas :
Plasticity Indeks Degree of Plasticity
0 % - 5 %
5 % - 15 %
15 % - 40 %
> 40 %
Not Plastic
Moderately Plastic
Plastic
High Plastic
III.PERALATAN DAN BAHAN
1. Peralatan
N
ONAMA PERALATAN GAMBAR
1 Alat batas cair Cassagrande
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
2Alat pencoak (grooving tool)
3Pelat kaca
4 Krus kadar air
5 Timbangan
6 Dessikator
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
7 Oven
8 Air Suling
9
Batang pembanding dengan
diameter 3,2 mm dengan
panjang 10 cm
10 Shrinkage disk
11 Spatula
\
2. Bahan
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
N
ONAMA PERALATAN GAMBAR
1 Sampel tanah
2 Air Raksa
IV. LANGKAH KERJA
A. Batas Cair
1. Siapkan peralatan dan bahan
2. Contoh tanah yang lolos saringan No. 40 sebanyak ± 500 gram diaduk
diatas pelat kaca, sambil ditambah air suling hingga benar-benar
homogen.
3. Mengatur tinggi jatuh dari cawan batas cair 1 cm
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
4. Memasukkan contoh ke dalam cawan, aduk lagi dengan spatula,
kemudian ratakan permukaannya sehingga diperoleh ketebalan bagian
tengahnya ± 1 cm
5. Tekan alat pencoak tegak lurus terhadap permukaan cawan dari
belakang ke muka, sehingga contoh tanah terbelah menjadi 2 bagian.
6. Melakukan pengetukan dengan memutar engkol dari alat Cassagrande,
hingga bagian tengah dari coakan menyatu sepanjang ½” (1,27 cm),
hal ini dapat dikontrol dengan tangkai alat pencoak, dan mencatat
jumlah ketukannya. Pada percobaan pertama ini, diusahakan untuk
mendapatkan jumlah ketukan antara 40 – 50. Bila lebih dari 50
ketukan (yang diinginkan), coakannya belum menyatu sepanjang 1,27
cm, maka contoh tanah diaduk lagi sambil menambahkan air suling.
Sebaliknya bila kurang dari jumlah ketukan yang diinginkan
coakannya sudah menyatu 1,27 cm atau lebih, maka contoh tanah
didiamkansebentar hingga kadar airnya berkurang, kemudian diaduk
kembali dan percobaan diulangi.
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
7. Mengambil contoh pada bagian coakan yang menyatu tersebut, dan
ukur kadar airnya.
8. Melakukan lagi percobaan seperi diatas (langkah 4 sampai 7) sampai 4
kali, sehingga diperoleh jumlah ketukan pada masing-masing
percobaan sbb:
a. Percobaan II : antara 30 – 40 ketukan
b. Percobaan III : antara 20 -30 ketukan
c. Percobaan IV : antara 10 -20 ketukan
9. Setelah kadar air dari masing-masing percobaan tersebut diketahui
maka datanya diplot pada grafik semi-logaritma dengan jumlah
ketukan (N) sebagai absis dan kadar air (ω) sebagai ordinat. Batas cair
adalah harga kadar air (ω) pada ketukan (N) ke 25.
*Bila contoh tanah berbutir kasar, maka keringkan contoh tersebut dan
hancurkan gumpalan-gumpalannya dengan palu karet kemudian saring
dengan saringan No. 40. Bagian yang lolos diberi air (air suling) sambil
diaduk dan didiamkan selama ± 24 jam supaya kadar airnya merata. Bila
contoh tanah mengandung sedikit butir kasar dapat langsung dilakukan
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
percobaan, tapi pada waktu pengadukan, butiran-butiran yang kasar
dikeluarkan
B. Batas Plastis
1. Contoh tanah yang lolos saringan No. 40, diaduk di atas pelat kaca
sehingga benar-benar homogen.
2. Siapkan 3 buah krus kadar air.
3. Mengambil sedikit contoh tanah giling di telapak tangan hingga
menjadi bulat-bulatan kira-kira sebesar kelereng, kemudian giling
diatas pelat kaca sehingga membentuk batangan-batangan kecil dengan
diameter 3 mm. Percobaan penggilingan dilakukan dengan seksama
hingga diperoleh batangan-batangan contoh tanah yang retak/ patah
pada diameter tepat 3.2 mm. Bila belum mencapai diameter 3,2 mm
contoh sudah retak, maka contoh diremas kembali sambil ditambahkan
sedikit kadar airnya dan bila sudah lebih kecil dari 3,2 mm contoh
belum retak, contoh diremas kembali sambil dibiarkan kadar airnya
berkurang.
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
4. Setelah diperoleh contoh tanah yang retak/ patah pada diameter tepat
3,2 mm, ukur kadar airnya. Harga kadar airnya tersebut adalah harga
batas plastisnya.
Catatan : Minimal harus diperoleh dua harga kadar air, kemudian
dirata-ratakan.
C. Batas Susut
1. Contoh tanah dicampur dengan air suling secukupnya dan diaduk
sehingga menyerupai pasta pada cawan persiapan, sehingga mudah
diisikan kedalam cawan penyusut (shrinkage disk) tanpa membawa
serta masuk gelembung udara. Banyaknya air yang dibutuhkan supaya
tanah mudah diaduk dengan kekentalan yang diinginkan kira-kira sama
atau sedikit lebih besar dari keadaan batas cair.
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
2. Cawan penyusut dibersihkan dan bagian dalamnya dilapisi tipis
dengan vaseline atau grease yang kental untuk mencegah melekatnya
tanah kedalam cawan. Contoh tanah yang sudah berupa pasta tadi
dimasukkan kedalam cawan penyusut (shrinkage disk) kira-kira 1/3
vokumenya dan tana diletakkan pada tengah-tengah cawan dan
dibiarkan mengalir dengan mengetuk-ngetuk cawan penyusut.
Memasukkan tanah sedikit demi sedikit sambil cawan diketuk-ketuk
sampai cawan terisi penuh terisi pasta tanah dan dibiarkan sampai
meluber agar udara masih tersekap terbawa kepermukaan. Tanah yang
kelebihan diluar cawan dibersihkan.
3. Setelah rata dan pemukaannya luarnya bersih, timbang berat cawan
beserta isinya (W1). Pasta tanah dibiarkkan mengering sebentar diudara
sehingga warna pasta berubah dari tua menjadi muda, lalu dimasukkan
kedalam oven.
4. Setelah kering menimbang berat cawan beserta isinya (W2) dan
menimbang juga berat cawan penyusut dalam keadaan kosong dan
bersih (W3).
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
5. Volume cawan = volume tanah basah diukur dengan diisi penuh air
raksa, buang yang berlebihan dengan cara menekan kaca kuat-kuat
diatas cawan. Kemudian ukur dengan gelas ukur banyaknya air raksa
yang ada di dalam cawan penyusut = volume tanah basah = V
6. Volume tanah kering diukur dengan mengeluarkan tanah kering dari
cawan penyusut lalu dicelupkan kedalam gelas yang penuh dengan air
raksa, dengan cara sebagai berikut:
a. Cawan gelas diisi penuh air raksa dan kelebihan air raksa dibuang
dengan cara menekan prong plate (pelat kaca dengan tiga buah
kawat baja) diatas cawan gelas.
b. Air raksa yang melekat diluar cawan gelas dibersihkan.
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
c. Letakkan cawan gelas yang berisi air raksa itu kedalam cawan
gelas yang lebih besar.
d. Letakkan tanah kering diatas air raksa pada cawan gelas.
e. Tekan hati-hati tanah kering kedalam air raksa dengan
menggunakan prong plate, sampai prong plate rata dengan bibir
cawan. Perhatikan betul-betul, jangan sampai ada udara yang
terbawa masuk kedalam air raksa
f. Air raksa yang tumpah diukur volumenya dengan gelas ukur =
volume tanah kering = Vs
7. Mencatat dan menghitung kadar air batas susut.
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
V. DATA DAN PERHITUNGAN
1. Data
Terlampir
2. Perhitungan
A. Batas Cair (LL)
a. Nomor Percobaan 4
1) Sampel 1
Jumlah ketukan : 41
Berat Cawan : 15,45 gr
Berat Cawan + Tanah Basah : 26,92 gr
Berat Cawan + Tanah Kering : 23,61 gr
Berat Air : 3,31 gr
Berat Tanah Kering : 8,20 gr
kadar air (ω)=W 2−W 3
W 3−W 1
x 100 %
¿ 26,92−23,6123,61−15,45
x 100 %=40,37 %
¿=ω( N25 )
0,121
=40,37 ( 4125 )
0,121
=42,86 %
2) Sampel 2
Jumlah ketukan : 41
Berat Cawan : 15,67 gr
Berat Cawan + Tanah Basah : 25,63 gr
Berat Cawan + Tanah Kering : 22,76 gr
Berat Air : 2,87 gr
Berat Tanah Kering : 7,09 gr
kadar air (ω)=W 2−W 3
W 3−W 1
x 100 %
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
¿ 25,63−22,7622,76−15,67
x100 %=40,48 %
¿=ω( N25 )
0,121
=40,48( 4125 )
0,121
=42,98 %
LLrata−rata=∑ ¿
n=
40,48+42,982
=42,92 %
b. Nomor Percobaan 2
1) Sampel 1
Jumlah ketukan : 22
Berat Cawan : 15,58 gr
Berat Cawan + Tanah Basah : 23,48 gr
Berat Cawan + Tanah Kering : 21,15 gr
Berat Air : 2,33 gr
Berat Tanah Kering : 5,57 gr
kadar air (ω)=W 2−W 3
W 3−W 1
x 100 %
¿ 23,48−21,1521,15−15,58
x100 %=41,83 %
¿=ω( N25 )
0,121
=41,83( 2225 )
0,121
=41,19 %
2) Sampel 2
Jumlah ketukan : 22
Berat Cawan : 15,61 gr
Berat Cawan + Tanah Basah : 24,91 gr
Berat Cawan + Tanah Kering : 22,18 gr
Berat Air : 2,73 gr
Berat Tanah Kering : 6,57 gr
kadar air (ω)=W 2−W 3
W 3−W 1
x 100 %
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
¿ 24,91−22,1822,18−15,61
x 100 %=41,55 %
¿=ω( N25 )
0,121
=41,55( 2225 )
0,121
=40,91 %
LLrata−rata=∑ ¿
n=
41,19+40,912
=41,65 %
c. Nomor Percobaan 1
1) Sampel 1
Jumlah ketukan : 11
Berat Cawan : 16,00 gr
Berat Cawan + Tanah Basah : 24,56gr
Berat Cawan + Tanah Kering : 21,91 gr
Berat Air : 2,65 gr
Berat Tanah Kering : 5,25gr
kadar air (ω)=W 2−W 3
W 3−W 1
x 100 %
¿ 24,56−21,9121,91−16,00
x100 %=44,34 %
¿=ω( N25 )
0,121
=44,34 ( 1125 )
0,121
=40,60 %
2) Sampel 2
Jumlah ketukan : 11
Berat Cawan : 15,41 gr
Berat Cawan + Tanah Basah : 23,21 gr
Berat Cawan + Tanah Kering : 20,83 gr
Berat Air : 2,38 gr
Berat Tanah Kering : 5,41 gr
kadar air (ω)=W 2−W 3
W 3−W 1
x 100 %
¿ 23,21−20,8320,83−15,41
x 100 %=43,99 %
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
¿=ω( N25 )
0,121
=43,99( 1125 )
0,121
=39,83 %
LLrata−rata=∑ ¿
n=
40,60+39,832
=40,22 %
d. Nomor Percobaan 3
1) Sampel 1
Jumlah ketukan : 37
Berat Cawan : 28,05 gr
Berat Cawan + Tanah Basah : 42,27gr
Berat Cawan + Tanah Kering : 38,14 gr
Berat Air : 4,13 gr
Berat Tanah Kering : 10,99 gr
kadar air (ω)=W 2−W 3
W 3−W 1
x 100 %
¿ 42,27−38,1438,14−28,05
x100 %=40,93 %
¿=ω( N25 )
0,121
=40,93( 3725 )
0,121
=40,92 %
2) Sampel 2
Jumlah ketukan : 37
Berat Cawan : 15,59 gr
Berat Cawan + Tanah Basah : 25,35 gr
Berat Cawan + Tanah Kering : 22,58 gr
Berat Air : 2,77 gr
Berat Tanah Kering : 6,99 gr
kadar air (ω)=W 2−W 3
W 3−W 1
x 100 %
¿ 25,35−22,5822,58−15,59
x100 %=39,63 %
¿=ω( N25 )
0,121
=39,63( 3725 )
0,121
=41,55 %
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
LLrata−rata=∑ ¿
n=
40,92+41,552
=42,24 %
Dari keempat percobaan tersebut didapat ¿
¿=42,92+41,05+40,22+42,244
=41,61 %
ω=40,37+40,48+41,83+41,55+44,84+43,99+40,93+39,638
¿41,70 %
¿=ω( N25 )
0,121
→ N=25( 0,121√ 41,6141,70 )=25 Ketukan
B. Batas Plastis (PL)
Berat Cawan : 27,38 gr
Berat Cawan + Tanah Basah : 30,90 gr
Berat Cawan + Tanah Kering : 30,15 gr
Berat Air : 0,75 gr
Berat Tanah Kering : 2,77 gr
kadar air (ω)=W 2−W 3
W 3−W 1
x 100 %
¿ 30,90−30,1530,15−27,38
x100 %=27,08 %
Maka nilai kadar air sebesar 27,07 % merupakan batas plastis.
C. Batas Susut (SL)
Berat Cawan : 10,10 gr
Berat Cawan + Tanah Basah : 36,79 gr
Berat Cawan + Tanah Kering : 28 gr
Berat Air : 8,79 gr
Berat Tanah Kering (Ws) : 17,90 gr
Kadar air (ω0¿ : 49,11 %
Volume awal, (V 0) : 16,84 cm3
Berat air raksa : 145,41 gr
LAPORAN LABORATORIUM UJI TANAHJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
SubjekTopik
: Pengujian Laboratorium: Pengujian Batas – Batas Atterberg
No. Uji : 8Tgl Uji : 4 Oktober 2012Halaman : 1/22
Volume akhir (V s ¿ : 10,46 cm3
Batas susut ( SL )=ω0−V 0−V s
W s
x100 %
¿49,11−16,84−10,4617,90
x 100 %
¿13,47 %
Perhitungan Indeks Plastis
IP = LL – PL = 41,61-27,08=14,53%
Dimana : IP = Indeks Plastis
LL = Liquid Limit
PL = Plastis Limit
VI. KESIMPULAN
Dari percobaan Atterberg, diperoleh data sebagai berikut :
1. Batas Cair (Liquid Limit) = 41,61 %
2. Batas plastis (Plastis Limit) = 20,08 %
3. Indeks Plastis (PI) = 14,47%
4. Dari hasil tersebut di dapat Liquid Limit (LL) < 50 %, dan dapat
disimpulkan bahwa tanah tersebut termasuk kepada tanah dengan plastis
tinggi.