bantuan hidup dasar

21
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) INDIKASI 1. Henti napas Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernapasan dari korban/pasien. Henti napas merupakan kasus yang harus dilakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar. Henti napas dapat terjadi pada keadaan: Tenggelam Stroke Obstruksi jalan napas Epiglotitis Overdosis obat-obatan Tersengat listrik Infark miokard Tersambar petir Koma akibat berbagai macam kasus. Pada awal henti napas oksigen masih dapat masuk kedalam darah untuk beberapamenit dan jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke otak dan organ vital lainnya,jika pada keadaan ini diberikan bantuan napas akan sangat bermanfaat agar korban dapattetap hidup dan mencegah henti jantung. 2. Henti jantug Pada saat terjadi henti jantung, secara langsung akan terjadi henti sirkulasi. Hentisirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital kekurangan oksigen.Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal) merupakan tanda awal akan terjadinyahenti jantung. Bantuan hidup dasar merupakan bagian dari pengelolaan gawat darurat medik yang bertujuan: 1.Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi.

Upload: adiie-kuzumma

Post on 01-Jul-2015

292 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BANTUAN HIDUP DASAR

BANTUAN HIDUP DASAR

(BHD)

INDIKASI

1. Henti napas

Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernapasan darikorban/pasien.Henti napas merupakan kasus yang harus dilakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar. Hentinapas dapat terjadi pada keadaan:

• Tenggelam

• Stroke

• Obstruksi jalan napas

• Epiglotitis

• Overdosis obat-obatan

• Tersengat listrik

• Infark miokard

• Tersambar petir

• Koma akibat berbagai macam kasus.Pada awal henti napas oksigen masih dapat masuk kedalam darah untuk beberapamenit dan

jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke otak dan organ vital lainnya,jika pada keadaan ini diberikan bantuan napas akan sangat bermanfaat agar korban dapattetap hidup dan mencegah henti jantung.

2. Henti jantugPada saat terjadi henti jantung, secara langsung akan terjadi henti sirkulasi. Hentisirkulasi ini

akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital kekurangan oksigen.Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal) merupakan tanda awal akan terjadinyahenti jantung.

Bantuan hidup dasar merupakan bagian dari pengelolaan gawat darurat medik yang

bertujuan:

1.Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi.

2.Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban yang

mengalami henti jantung atau henti napas melalui Resusitasi Jantung Paru (RJP).

Resusitasi jantung Paru terdiri dari 2 tahap, yaitu :

• Survei Primer (Primary Survey), yang dapat dilakukan oleh setiap orang• Survei Sekunder (Secondary Survey), yang hanya dapat dilakukan oleh tenagamedis dan paramedis terlatih dan merupakan lanjutan dari survei primer.SURVEI PRIMER

Page 2: BANTUAN HIDUP DASAR

Dalam survei primer difokuskan pada bantuan napas dan bantuan sirkulasi sertadefibrilasi. Untuk dapat mengingat dengan mudah tindakan survei primer dirumuskandengan abjad A, B, C, dan D, yaituA  a irwa y (jalan napas)B  b re a t h i n g (bantuan napas)C  c i rc u l a t i o n (bantuan sirkulasi)D  d efib rila tio n (terapi listrik)Sebelum melakukan tahapanA (airway), harus terlebih dahulu dilakukan prosedur awalpada korban/pasien, yaitu :1.Memastikan keamanan lingkungan bagi penolong

2.Memastikan kesadaran dari korban/pasien.Untuk memastikan korban dalam keadaan sadar atau tidak penolong harus melakukanupaya agar dapat memastikan kesadaran korban/pasien, dapat dengan cara menyentuhatau menggoyangkan bahu korban/pasien dengan lembut dan mantap untuk mencegahpergerakan yang berlebihan, sambil memanggil namanya atau Pak !!! /Bu!!!/Mas!!! /Mbak !!!.3. Meminta pertolongan.Jika ternyata korban/pasien tidak memberikan respon terhadap panggilan, segeraminta bantuan dengan cara berteriak "Tolong !!!" untuk mengaktifkan sistempelayanan medis yang lebih lanjut.4.Memperbaiki posisi korban/pasien.Untuk melakukan tindakan BHD yang efektif, korban/pasien harus dalam posisiterlentang dan berada pada permukaan yang rata dan keras. jika korban ditemukandalam posisi miring atau tengkurap, ubahlah posisi korban ke posisi terlentang.Ingat! penolong harus membalikkan korban sebagai satu kesatuan antara kepala,leher dan bahu digerakkan secara bersama-sama. Jika posisi sudah terlentang, korbanharus dipertahankan pada posisi horisontal dengan alas tidur yang keras dan keduatangan diletakkan di samping tubuh.5.Mengatur posisi penolong.Segera berlutut sejajar dengan bahu korban agar saat memberikan bantuan napas dansirkulasi, penolong tidak perlu mengubah posisi atau menggerakkan lutut.A(AIRWAY) Jalan Napas

Setelah selesai melakukan prosedur dasar, kemudian dilanjutkan denganmelakukkan tindakan :1.Pemeriksaan jalan napas.

Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya sumbatan jalan napasoleh benda asing. Jika terdapat sumbatan harus dibersihkan dahulu, kalau sumbatanberupa cairan dapat dibersihkan dengan jari telunjuk atau jari tengah yang dilapisidengan sepotong kain, sedangkan sumbatan oleh benda keras dapat dikorek denganmenggunakan jari telunjuk yang dibengkokkan. Mulut dapat dibuka dengan tehnikCross Finger, dimana ibu jari diletakkan berlawanan dengan jari telunjuk Pada mulutkorban.

Page 3: BANTUAN HIDUP DASAR

2.Membuka jalan napas.Setelah jalan napas dipastikan bebas dari sumbatan benda asing, biasa padakorban tidak

sadar tonus otot-otot menghilang, maka lidah dan epiglotis akanmenutup farink dan larink, inilah salah satu penyebab sumbatan jalan napas.Pembebasan jalan napas oleh lidah dapat dilakukan dengan cara Tengadah kepalatopang dagu (Head tild - chin lift) dan Manuver Pendorongan Mandibula. Teknikmembuka jalan napas yang direkomendasikan untuk orang awam dan petugas,kesehatan adalah tengadah kepala topang dagu, namun demikian petugas kesehatanharus dapat melakukan manuver lainnya.B(BREATHING) Bantuan napasTerdiri dari 2 tahap :1.Memastikan korban/pasien tidak bernapas.

Dengan cara melihat pergerakan naik turunnva dada, mendengar bunyi napasdan merasakan hembusan napas korban/pasien. Untuk itu penolong harusmendekatkan telinga di atas mulut dan hidung korban/pasien, sambil tetapmempertahankan jalan napas tetap terbuka. Prosedur ini dilakukan tidak bolehmelebihi 10 detik.2.Memberikan bantuan napas.

Jika korban/pasien tidak bernapas, bantuan napas dapat dilakukkan melaluimulut ke mulut, mulut ke hidung atau mulut ke stoma (lubang yang dibuat padatenggorokan) dengan cara memberikan hembusan napas sebanyak 2 kali hembusan,waktu yang dibutuhkan untuk tiap kali hembusan adalah 1,5 - 2 detik dan volumeudara yang dihembuskan adalah 7000 - 1000 ml (10 ml/kg) atau sampai dadakorban/pasien terlihat mengembang. Penolong harus menarik napas dalam pada saatakan menghembuskan napas agar tercapai volume udara yang cukup. Konsentrasioksigen yang dapat diberikan hanya 16 - 17%. Penolong juga harus memperhatikanrespon dari korban/pasien setelah diberikan bantuan napas.Cara memberikan bantuan pernapasan :oMulut ke mulu

Bantuan pernapasan dengan menggunakan cara ini merupakan cara yang tepat danefektif untuk memberikan udara ke paru-paru korban/pasien. Pada saat dilakukanhembusan napas dari mulut ke mulut, penolong harus mengambil napas dalamterlebih dahulu dan mulut penolong harus dapat menutup seluruhnya mulut korbandengan baik agar tidak terjadi kebocoran saat mengghembuskan napas dan jugapenolong harus menutup lubang hidung korban/pasien dengan ibu jari dan jaritelunjuk untuk mencegah udara keluar kembali dari hidung. Volume udara yangdiberikan pada kebanyakkan orang dewasa adalah 700 - 1000 ml (10 ml/kg). Volumeudara yang berlebihan dan laju inpirasi yang terlalu cepat dapat menyebabkan udaramemasuki lambung, sehingga terjadi distensi lambung.oMulut ke hidung

Teknik ini direkomendasikan jika usaha ventilasi dari mulut korban tidakmemungkinkan, misalnya pada Trismus atau dimana mulut korban mengalami lukayang berat, dan sebaliknya jika melalui mulut ke hidung, penolong harus menutupmulut korban/pasien.o

Page 4: BANTUAN HIDUP DASAR

Mulut ke StomaPasien yang mengalami laringotomi mempunyai lubang (stoma) yangmenghubungkan trakhea langsung ke kulit. Bila pasien mengalami kesulitanpernapasan maka harus dilakukan ventilasi dari mulut ke stoma.C (CIRCULATION) Bantuan sirkulasiTerdiri dari 2 tahapan :1.Memastikan ada tidaknya denyut jantung korban/pasien.

Ada tidaknya denyut jantung korban/pasien dapat ditentukan dengan merabaarteri karotis di daerah leher korban/ pasien, dengan dua atau tiga jari tangan (jaritelunjuk dan tengah) penolong dapat meraba pertengahan leher sehingga terabatrakhea, kemudian kedua jari digeser ke bagian sisi kanan atau kiri kira-kira 1 - 2 cmraba dengan lembut selama 5 - 10 detik.

Jika teraba denyutan nadi, penolong harus kembali memeriksa pernapasankorban dengan melakukan manuver tengadah kepala topang dagu untuk menilaipernapasan korban/pasien. Jika tidak bernapas lakukan bantuan pernapasan, dan jikabernapas pertahankan jalan napas.2.Memberikan bantuan sirkulasi.

Jika telah dipastikan tidak ada denyut jantung, selanjutnya dapat diberikanbantuan sirkulasi atau yang disebut dengan kompresi jantung luar, dilakukan denganteknik sebagai berikut :oDengan jari telunjuk dan jari tengah penolong menelusuri tulang iga kanan ataukiri sehingga bertemu dengan tulang dada (sternum).oDari pertemuan tulang iga (tulang sternum) diukur kurang lebih 2 atau 3 jari keatas. Daerah tersebut merupakan tempat untuk meletakan tangan penolong dalammemberikan bantuan sirkulasi.oLetakkan kedua tangan pada posisi tadi dengan cara menumpuk satu telapaktangan di atas telapak tangan yang lainnya, hindari jari-jari tangan menyentuhdinding dada korban/pasien, jari-jari tangan dapat diluruskan atau menyilang.

oDengan posisi badan tegak lurus, penolong menekan dinding dada korban dengantenaga dari berat badannya secara teratur sebanyak 15 kali dengan kedalamanpenekanan berkisar antara 1.5 - 2 inci (3,8 - 5 cm).oTekanan pada dada harus dilepaskan keseluruhannya dan dada dibiarkanmengembang kembali ke posisi semula setiap kali melakukan kompresi dada.Selang waktu yang dipergunakan untuk melepaskan kompresi harus sama denganpada saat melakukan kompresi. (50% Duty Cycle).oTangan tidak boleh lepas dari permukaan dada dan atau merubah posisi tanganpada saat melepaskan kompresi.o

Page 5: BANTUAN HIDUP DASAR

Rasio bantuan sirkulasi dan pemberian napas adalah 15 : 2, dilakukan baik oleh 1atau 2 penolong jika korban/pasien tidak terintubasi dan kecepatan kompresiadalah 100 kali permenit (dilakukan 4 siklus permenit), untuk kemudian dinilaiapakah perlu dilakukan siklus berikutnya atau tidak.

Dari tindakan kompresi yang benar hanya akan mencapai tekanan sistolik 60 - 80mmHg, dan diastolik yang sangat rendah, sedangkan curah jantung (cardiac output)hanya 25% dari curah jantung normal. Selang waktu mulai dari menemukan pasien dandilakukan prosedur dasar sampai dilakukannya tindakan bantuan sirkulasi (kompresidada) tidak boleh melebihi 30 detik.D (DEFIBRILATION)Defibrilation atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan istilah defibrilasiadalah suatu terapi dengan memberikan energi listrik. Hal ini dilakukan jika penyebabhenti jantung (cardiac arrest) adalah kelainan irama jantung yang disebut denganFibrilasi Ventrikel. Dimasa sekarang ini sudah tersedia alat untuk defibrilasi (defibrilator)yang dapat digunakan oleh orang awam yang disebut Automatic External Defibrilation,dimana alat tersebut dapat mengetahui korban henti jantung ini harus dilakukandefibrilasi atau tidak, jika perlu dilakukan defibrilasi alat tersebut dapat memberikantanda kepada penolong untuk melakukan defibrilasi atau melanjutkan bantuan napas danbantuan sirkulasi saja.MELAKUKAN BHD 1 DAN 2 PENOLONG

Orang awam hanya mempelajari cara melakukan BHD 1 penolong. Teknik BHD yangdilakukan oleh 2 penolong menyebabkan kebingungan koordinasi. BHD 1 penolong padaorang awam lebih efektif mempertahankan sirkulasi dan ventilasi yang adekuat, tetapikonsekuensinya akan menyebabkan penolong cepat lelah.BHD 1 penolong dapat mengikuti urutan sebagai berikut :1. Penilaian korbanTentukan kesadaran korban/pasien (sentuh dan goyangkan korban dengan lembut danmantap), jika tidak sadar, maka2.Minta pertolongan serta aktifkan sistem emergensi.3. Jalan napas(A I RWAY )

oPosisikan korban/pasienoBuka jalan napas dengan manuver tengadah kepala-topang dagu.4. Pernapasan (BREATHING)Nilai pernapasan untuk melihat ada tidaknya pernapasan dan adekuat atau tidakpernapasan korban/pasien.

5Jika korban/pasien dewasa tidak sadar dengan napas spontan, serta tidak adatrauma leher (trauma tulang belakang) posisikan korban pada posisi mantap(Recovery positiotion), dengan tetap menjaga jalan napas tetap terbuka.

5Jika korban/pasien dewasa tidak sadar dan tidak bernapas, lakukkan bantuannapas. Di Amerika serikat dan di negara lainnya dilakukan bantuan napas awalsebanyak 2 kali, sedangkan di Eropa, Australia, New Zealand diberikan 5 kali.Jika pemberian napas awal terdapat kesulitan, dapat dicoba dengan membetulkanposisi kepala korban/pasien, atau ternyata tidak bisa juga maka dilakukan : Untuk orang awam dapat dilanjutkan dengan kompresi dada sebanyak 15 kali

Page 6: BANTUAN HIDUP DASAR

dan 2 kali ventilasi, setiap kali membuka jalan napas untuk menghembuskannapas, sambil mencari benda yang menyumbat di jalan napas, jika terlihatusahakan dikeluarkan. Untuk petugas kesehatan yang terlatih dilakukan manajemen obstruksi jalannapas oleh benda asing. Pastikan dada pasien mengembang pada saat diberikan bantuan pernapasan. Setelah memberikan napas 12 kali (1 menit), nilai kembali tanda-tanda adanyasirkulasi dengan meraba arteri karotis, bila nadi ada cek napas, jika tidakbernapas lanjutkan kembali bantuan napas.5 Sirkulasi (CIRCULATION)

Periksa tanda-tanda adanya sirkulasi setelah memberikan 2 kali bantuanpernapasan dengan cara melihat ada tidaknva pernapasan spontan, batuk ataupergerakan. Untuk petugas kesehatan terlatih hendaknya memeriksa denyut nadi padaarteri Karotis.1.jika ada tanda-tanda sirkulasi, dan ada denyut nadi tidak dilakukan kompresidada, hanya menilai pernapasan korban/pasien (ada atau tidak ada pernapasan)2.Jika tidak ada tanda-tanda sirkulasi, denvut nadi tidak ada lakukan kompresi dadaoLetakkan telapak tangan pada posisi yang benaroLakukan kompresi dada sebanyak 15 kali dengan kecepatan 100 kalipermenitoBuka jalan napas dan berikan 2 kali bantuan pernapasan.oLetakkan kembali telapak tangan pada posisi yang tepat dan mulaikembali kompresi 15 kali dengan kecepatan 100 kali permenit.oLakukan 4 siklus secara lengkap (15 kompresi dan 2 kali bantuanpernapasan)

6. Penilaian UlangSesudah 4 siklus ventilasi dan kompresi kemudian korban dievaluasi kembali, Jika tidak ada nadi dilakukan kembali kompresi dan bantuannapas dengan rasio 15 : 2. Jika ada napas dan denyut nadi teraba letakkan korban pada posisi mantap. Jika tidak ada napas tetapi nadi teraba, berikan bantuan napas sebanyak 10 12 kalipermenit dan monitor nadi setiap saat. Jika sudah terdapat pernapasan spontan dan adekuat serta nadi teraba, jaga agarjalan napas tetap terbuka kemudian korban/pasien ditidurkan pada posisi sisimantap.PENATALAKSANAAN OBSTRUKSI JALAN NAPAS OLEH BENDA ASING .Pengertian obstruksi jalan napas oleh benda asing :

Obstruksi jalan napas oleh benda asing pada orang dewasa sering terjadi pada saatmakan, daging merupakan penyebab utama obstruksi jalan napas meskipun demikianberbagai macam bentuk makanan yang lain berpotensi menyumbat jalan napas padaanak-anak dan orang dewasa.

Page 7: BANTUAN HIDUP DASAR

Benda asing tersebut dapat menyebabkan obstruksi jalan napas sebagian (parsial)atau komplit (total). Pada obstruksi jalan napas partial korban mungkin masih mampumelakukan pernapasan, namun kualitas pernapasan dapat baik atau buruk. Pada korbandengan pernapasan yang masih baik, korban biasanya masih dapat melakukan tindakanbatuk dengan kuat, usahakan agar korban tetap bisa melakukan batuk dengan kuat sampaibenda asing tersebut dapat keluar. Bila sumbatan jalan napas partial menetap, makaaktifkan sistem pelayanan medik darurat. Obstruksi jalan napas partial denganpernapasan yang buruk harus diperlakukan sebagai Obstruksi jalan napas komplit.

Obstruksi jalan napas komplit (total), korban biasanya tidak dapat berbicara,bernapas, atau batuk. Biasanya korban memegang lehernya diantara ibu jari dan jarilainya. Saturasi oksigen akan dengan cepat menurun dan otak akan mengalamikekurangan oksigen sehingga menyebabkan kehilangan kesadaran, dan kematian akancepat terjadi jika tidak diambil tindakan segera.Penatalaksanaan obstruksi jalan napas oleh benda asing:• Manuver Heimlich

Untuk mengatasi obstruksi jalan napas oleh benda asing dapat dilakukan manuverHeimlich (hentakan subdiafragmaabdomen). Suatu hentakan yang menyebabkanpeningkatan tekanan pada diafragma sehingga memaksa udara yang ada di dalam paru-paru untuk keluar dengan cepat sehingga diharapkan dapat mendorong ataumengeluarkan benda asing yang menyumbat jalan napas. Setiap hentakan harus diberikandengan tujuan menghilangkan obstruksi, mungkin dibutuhkan hentakan 6 - 10 kali untukmembersihkan jalan napas.

Pertimbangan penting dalam rnelakukan manuver Heimlichi adalah kemungkinankerusakan pada organ-organ besar.Manuver Heimlich pada korban sadar dengan posisi berdiri atau duduk

Penolong harus berdiri di belakang korban, melingkari pinggang korban dengankedua lengan, kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan sisi jempol tangan kepalanpada perut korban, sedikit di atas pusar dan di bawah ujung tulang sternum. Pegang eratkepalan tangan dengan tangan lainnya, Tekan kepalan ke perut dengan hentakan yangcepat ke arah atas. Setiap hentakan harus terpisah dan dengan gerakan yang jelas.Manuver Heimlich pada korban yang tergeletak (tidak sadar)

Korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka keatas. Penolongberlutut disisi paha korban. Letakkan salah satu tangan pada perut korban di garis tengahsedikit di atas pusat dan jauh dibawah ujung tulang sternum, tangan kedua diletakkandiatas tangan pertama. Penolong menekan kearah perut dengan hentakan yang cepatkearah atas. Manuver ini dapat dilakukan pada korban sadar jika penolongnya terlampaupendek untuk memeluk pinggang korban.Manuver Heimlich pada yang dilakukan sendiri :Pengobatan diri sendiri terhadap obstruksi jalan napas

Kepalkan sebuah tangan, letakkan sisi ibu jari pada perut diatas pusat dandibawah tulang sternum, genggam kepalan itu dengan kuat dan berikan tekanan ke ataske arah diafragma dengan

Page 8: BANTUAN HIDUP DASAR

gerakan cepat, jika tidak berhasil dapat dilakukan tindakandengan menekan perut pada tepi meja atau belakang kursi.• Penyapuan jari

Manuver ini hanya dilakukan atau digunakan pada korban tidak sadar, denganmuka menghadap keatas buka mulut korban dengan memegang lidah dan rahang diantaraibu jari dan jari-jarinya, kemudian mengangkat rahang bawah. Tindakan ini akanmenjauhkan lidah dari kerongkongan serta menjauhkan benda asing yang mungkinmenyangkut ditempat tersebut. Masukkan jari telunjuk tangan lain menelusuri bagiandalam pipi, jauh ke dalam kerongkongan di bagian dasar lidah, kemudian lakukangerakan mengait untuk melepaskan benda asing serta menggerakkan benda asing tersebutke dalam mulut sehingga memudahkan untuk diambil. Hati-hati agar tidak mendorongbenda asing lebih jauh kedalam jalan napas.PENATALAKSANAAN JALAN NAPASMengenali adanya sumbatan jalan napas

Penyebab utama jalan napas pada pasien tidak sadar adalah hilangnya tonus otottenggorokan sehingga pangkal lidah jatuh menyumbat farink dan epiglotis menutuplarink. Bila pasien masih bernapas sumbatan partial menyebabkan bunyi napas saat

inspirasi bertambah (stridor), sianosis (tanda lanjut) dan retraksi otot napas tambahan.Tanda ini akan hilang pada pasien yang tidak bernapas.Tahap dasar membuka jalan napas tanpa alat

Tengadahkan kepala pasien disertai dengan mengangkat rahang bawah ke depan.Bila ada dugaan cedera pada leher lakukan pengangkatan rahang bawah ke depan disertaidengan membuka rahang bawah (Jaw thrust), jangan lakukan ekstensi kepala. Apabilapasien masih bernapas spontan, untuk menjaga jalan napas tetap terbuka posisikan kepalapada kedudukan yang tepat. Pada keadaan yang meragukan untuk mempertahankan jalannapas pasanglah oral/nasal airway.Tahap dasar membuka jalan napas dengan alat

Apabila manipulasi posisi kepala tidak dapat membebaskan jalan napas akibatsumbatan oleh pangkal lidah atau epiglotis maka lakukan pemasangan alat bantu jalannapas oral/nasal. Sumbatan oleh benda asing diatasi dengan perasat Heimlich ataularingoskopi disertai dengan pengisapan atau menjepit dan menarik keluar benda asingyang terlihat.Alat bantu jalan napas orofaring (oropharyngeal airway)

Alat bantu jalan napas orofaring menahan pangkal lidah dari dinding belakangfaring. Alat ini berguna pada pasien yang masih bernapas spontan atau saat dilakukanventilasi dengan sungkup dan bagging dimana tanpa disadari penolong menekan dagu kebawah sehingga jalan napas tersumbat. Alat ini juga membantu saat dilakukan pengisapanlendir dan mencegah pasien mengigit pipa endotrakheal (ETT).Cara pemasanganoBersihkan mulut dan faring dari segala kotoranoMasukan alat dengan ujung mengarah ke chefaladoSaat didorong masuk mendekati dinding belakang faring alat diputar 180°

Page 9: BANTUAN HIDUP DASAR

oUkuran alat dan penempatan yang tepat menghasilkan bunyi napas yangnyaring pada auskultasi paru saat dilakukan ventilasioPertahankan posisi kepala yang tepat setelah alat terpasangBahayaoCara pemasangan yang tidak tepat dapat mendorong lidah ke belakang atauapabila ukuran terlampau panjang epiglotis akan tertekan menutup rimaglotissehingga jalan napas tersumbatoHindarkan terjepitnya lidah dan bibir antara gigi dan alatoJangan gunakan alat ini pada pasien dimana refleks faring masih ada karenadapat menyebabkan muntah dan spasme laringAlat bantu napas nasofaring (nasopharyngeal airway)

Alat ini berbentuk pipa polos terbuat dari karet atau plastik. Biasanya digunakanpada pasien yang menolak menggunakan alat bantu jalan napas orofaring atau apabilasecara tehnis tidak mungkin. memasang alat bantu jalan napas orofaring (misalnyatrismus, rahang mengatup kuat dan cedera berat daerah mulut).

Cara pernasangan• Pilih alat dengan ukurang yang tepat, lumasi dan masukkan menyusuri bagian tengahdan dasar rongga hidung hingga mencapai daerah belakang lidah• Apabila ada tahanan dengan dorongan ringan alat diputar sedikit.Bahaya

• Alat vang terlalu panjang dapat masuk oesophagus dengan secgala akibatnya

• Alat ini dapat merangsang, muntah dan spasme laring

• Dapat menyebabkan perdarahan akibat kerusakan mukosa akibat pernasangan, olehsebab itu alat penghisap harus selalu siap saat pernasangan.Ingat !!• Selalu periksa apakah napas spontan timbul setelah pemasangan alat ini.• Apabila tidak ada napas spontan lakukan napas buatan dengan alat bantu napas yangmemadai.• Bila tidak ada alat bantu napas yang memadai lakukan pernapasan dari mulut kemulutPernapasan buatanPernapasan mulut ke mulut dan mulut ke hidung

Cara ini merupakan tehnik dasar bantuan napas. Upayakan memakai pelindung(barrier) antara mulut penolong dengan pasien berupa lembar plastik/silikon berlubangditengah atau memakai sungkup, sungkup khusus ini dikenal dengan namaPocketfacemask. Keterbatasan cara ini adalah konsentrasi oksigen ekspirasi penolongrendah (16-17%).Pernapasan mulut ke sungkup muka (pocket facemask)

Memegang sungkup dengan tepat memerlukan latihan dan konsentrasi, akantetapi alat ini merupakan alat bantu efektif untuk napas buatan. Sungkup muka inimemiliki beberapa

Page 10: BANTUAN HIDUP DASAR

ukuran, bening untuk memudahkan melihat adanya regurgitasi danmemiliki lubang masuk untuk oksigen tambahan. Keuntungan dari penggunaan sungkupmuka ini adalah mencegah kontak langsung dengan pasien dan dapat memberikanoksigen tambahanCara melakukan

Bila memungkinkan lakukan dengan dua penolong, posisi dan urutan tindakansama seperti tanpa menggunakan sungkup, kecuali pada tehnik ini digunakan sungkupsebagai pelindung, Jadi diperlukan keterampilan memegang sungkup. Dengan duapenolong seorang melakukan kompresi dada dan yang lain melakukan napas buatan. Bilatersedia berikan oksigen tambahan dengan aliran 10 liter/menit (FiO2 =50%) dan 15liter/menit (FiO2=80%). Bila tidak ada penolakan pasang alat bantu jalan napas orofaring.Tengadahkan kepala dan pasang sungkup pada mulut dan hidung pasien dengan cara ibujari dan telunjuk kedua tangan menekan sungkup sedangkan tiga jari kedua tanganmenarik mandibula sambil tetap mempertahankan kepala dalam posisi tengadah,

sehingga tidak terjadi kebocoran. Berikan tiupan melalui lubang sungkup sambilmemperhatikan gerakan dada, tiup dengan lambat dan mantap dengan lama inspirasi 1-2detik. Pada pasien dengan henti jantung dengan jalan napas belum terlindungi lakukan 2ventilasi setiap 15 kompresi dada. Apabila jalan napas terlindungi (misalnya sudahterpasang ETT, Laringeal Mask Airway atauCombitube) lakukan kompresi 100kali/menit dengan ventilasi dilakukan. tanpa menghentikan kompresi (asingkron) tiap 5detik (kecepatan 12 kali/menit). Apabila ada penolong ketiga lakukan tekanan padakrikoid untuk mencegah distensi lambung dan regurgitasi.Bantuan napas dengan. menggunakan bagging sungkup dan alat bantu jalan napaslainnya.Bagging telah lama digunakan sebagai alat bantu napas utama dikombinasikan.dengan alat bantu jalan napas lainnya misalnya sungkup muka, ETT, LMA, danCombitube. Penggunaanbagging memungkinkan pemberian oksigen tambahan.Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan bagging :

• Volume tidal berkisar antara 10-15 ml/kg BB

• Bagging dewasa umum mempunyai volume 1600 ml.

• Bila memungkingkan bagging dilakukan oleh dua penolong untuk mencegahkebocoran, seorang penolong mempertahankan sungkup dan kepala pasien, dan yanglainnya melakukan pemijatan bagging• Masalah kebocoran dan kesulitan mencapai volume tidal yang cukup tidak akanterjadi jika dipasang ETT, LMA, atau Combitube.Tahap lanjut membuka jalan napas.Pernasangan pipa endotrakeal (ETT)Pemasangan pipa endotrakeal menjamin terpeliharanya jalan napas dan sebaiknyadilakukan sesegera mungkin oleh penolong yang terlatih.Keuntungan :

• Terpeliharanya jalan napas

• Dapat memberikan oksigen dengan konsentrasi tinggi

• Menjamin tercapainya volume tidal yang, diinginkan

Page 11: BANTUAN HIDUP DASAR

• Mencegah teriadinya aspirasi

• Mempermudah penghisapan lendir di trakea

• Merupakan jalur masuk beberapa obat-obat resusitasiKarena kesalahan letak pipa endotrakeal dapat menyebabkan kematian makatindakana ini sebaiknya dilakukan oleh penolong yang terlatihIndikasi pemasangan :• Henti jantung• Pasien sadar yang tidak mampu bernapas dengan baik (edema paru, Guillan-Baresyndrom, sumbatan jalan napas)• Perlindungan jalan napas tidak memadai (koma, arefleksi)

• Penolong tidak mampu memberi bantuan napas dengan cara konvensionalPersiavan alat untuk pemasangan pipa endotrakeal (ETT) Laringoskop, lengkap denganhandle danbladenya Pipa endotrakeal (ETT) dengan ukuran :oPerempuan: No 7,0 ; 7,5 ; 8,0oLaki laki: No 8,0 ; 8,5oKeadaan emergensi: No 7,5

Stilet (mandrin)

Forsep margil

Jeli

Spuit 20 atau 10 cc

Stetoskop

Bantal

Plester dan gunting

Alat penghisap lendir (Suction aparatus)Tekhnik pemasangan

Cek alat-alat yang diperlukan dan pilih ETT sesuai ukuran

Lakukan hiperventilasi minimal 30 detik sambil dilakukansell ick maneuver

Beri pelumas pada ujung ETTsampai daerahcuff

Letakkan bantal setinggi ± 10 cm di oksiput dan pertahankan kepala tetap ekstensi

Bila perlu lakukan penghisapan lendir pada mulut dan faring

Page 12: BANTUAN HIDUP DASAR

Buka mulut dengan cara cross finger dan tangan kiri memegang laringoskop

Masukan bilah laringoskop menelusuri mulut sebelah kanan, sisihkan lidah ke kiri.Masukan bilah sampai sampai mencapai dasar lidah, perhatikan agar lidah atau bibirtidak terjepit diantara bilah dan gigi pasien Angkat laringoskop ke atas dan ke depan dengan kemiringan 30° - 40°, jangansampai menggunakan gigi sebagai titik tumpu Bila pita suara sudah terlihat, masukan ETT sambil memperhatikan bagian proksimaldari cuff ETT melewati pita suara ± 1-2 cm atau pada orang dewasa kedalaman ETT± 19-23 cm Waktu untuk intubasi tidak boleh lebih dari 30 detik Lakukan ventilasi dengan menggunakan bagging dan lakukan auskultasi pertamapada lambung kemudian pada paru kanan dan kiri sambil memperhatikanpengembangan dada Bila terdengar suara gargling pada lambung dan dada tidak mengembang, lepaskanETT dan lakukan hiperventilasi ulang selama 30 detik kemudian lakukan intubasikembali Kembangkan balon cuff dengan menggunakan spuit 20 atau 10 cc dengan volumesecukupnya sampai tidak terdengar lagi suara kebocoran di mulut pasien saatdilakukan ventilasi Lakukan fiksasi ETT dengan plester agar tidak terdorong atau tercabut Pasang orofaring untuk mencegah pasien menggigit ETT jika mulai sadar

Lakukan ventilasi terus dengan oksigen 100 % (aliran 10 – 12 liter/menit)Penekanan krikoid (Sellick Manuever) :

Perasat ini dikerjakan saat intubasi untuk mencegah distensi lambung, regurgitasiisi lambung dan membantu dalam proses intubasi. Perasat ini dipertahankan sampai balonETT sudah dikembangkan.Cara melakukan Sellick maneuver :• Cara puncak tulang tiroid (Adam's Apple)• Geser jari sedikit ke kaudal sepanjang garis median sampai menemukan lekukkankecil (membran krikotiroid)• Geser lagi jari sedikit ke bawah sepanjang garis median hingga ditemukan tonjolankecil tulang (kartilago krikoid)• Tekan tonjolan ini diantara ibu jari dan telunjuk ke arah dorsokranial. Gerakan iniakan menyebabkan oesophagus terjepit diantara bagian belakang kartilago krikoiddengan tulang belakang dan lubang trakhea/rimaglotis akan terdorong ke arah dorsalsehingga lebih mudah terlihat.Memastikan letak ETT dengan menggunakan alatBerbagai alat mekanik atau elektronis dapat digunakan untuk tujuan ini misalnvadetektor end tidal CO2 (kwantitatif dan kwalitatif).Melakukan bantuan napas dengan ETT selama RJP.

Volume tidal napas berkisar antara 10-15 ml/kg BB, secara klinis keadaan dapatdiketahui dengan pengamatan dada. Dengan volume 10 ml/kg BB dada akan tampakmulai mengembang dan dengan 15 ml/kg BB dada akan mengembang, lebih besar lagi(naik antara 4-6 cm). Bila tidak diberikan oksigen tambahan dan pada pasien gemukberikan volume yang lebih

Page 13: BANTUAN HIDUP DASAR

besar sedangkan bila diberikan oksigen tambahan atau padapasien kurus berikan volume yang lebih kecil. Kecepatan pemberian napas berkisarantara 10-12 kali/menit atau satu kali setiap 5-6 detik dengan lama inspirasi sekitar 2detik. Pada keadaan ini tidak ada lagi perbandingan antara kompresi dan ventilasi.Kecepatan kompresi berkisar 100 kali/menit, sedangkan ventilasi diberikan setiap 5 detik(tidak perlu seirama dengan kompresi).Komplikasi pemasangan ETT

ETT masuk kedalam oesophagus, yang dapat menyebabkan hipoksia.

Luka pada bibir dan lidah akibat terjepit antara laringoskop dengan gigi.

Gigi patah.

Laserasi pada faring dan trakhea akibat stilet (mandrin) dan ujung ETT.

Kerusakan pita suara.

Perforasi pada faring dan oesophagus.

Muntah dan aspirasi.

Pelepasan adrenalin dan noradrenalin akibat rangsangan intubasi sehingga terjadihipertensi, takikardi dan aritmia.

ETT masuk ke salah satu bronkus. Umumnya masuk kebronkus kanan, untukmengatasinya tarik ETT 1-2 cm sambil dilakukan inspeksi gerakan dada danauskultasi bilateral.Penanganan jalan napas pada pasien trauma

Gerakan kepala dan leher yang berlebihan pada pasien cedera leher dapatmenyebabkan cedera yang lebih hebat. Pasien trauma muka, multiple dan kepala harusdianggap disertai dengan cedera leher.Langkah pernanganan pada pasien atau tersangka cedera leher.1.Jangan tengadahkan kepala, hanya angkat rahang dan buka mulut pasien2.Pertahankan kepala pada posisi netral selama nianipulasi jalan napas.3.Pasien fraktur basis dan tulang muka lakukan pemasangan ETT dalam keadaan tulangbelakang distabilisasi.4.Bila tidak dapat dilakukan intubasi lakukan krikotiroidektomi atau trakheostomi.5.Bila diputuskan untuk dilakukan intubasi melalui hidung (blind nasal intubation)maka harus dilakukan oleh penolong yang berpengalaman.6.Bila pasien melawan dapat diberikan obat pelemas otot dan penenang.Tehnik tambahan untuk penanganan jalan napas invasif dan ventilasiAda dua alat bantu jalan napas yang termasuk kelas IIb yaitu : Laryngeal Mask airway (LMA) Esophageal Tracheal CombitubeLaryngeal Mask airway (LMA)

LMA berupa sebuah pipa dengan ujung distal yang menyerupai sungkup dengantepi yang mempunvai balon sekelilingnya. Pada terpasang bagian sungkup ini harusberada di daerah hipofaring, sehingga saat balon dikembangkan maka bagian terbuka darisungkup akan menghadap kearah lubang trakhea membentuk bagian dari jalan napas.Beberapa kelebihan LMA sebagai alat bantu jalan napas adalah :

Page 14: BANTUAN HIDUP DASAR

♦ Dapat dipasang tanpa laringoskopi.♦ atau leher sehingga menguntungkan pada pasien dengan cedera leher atau pada pasienyang sulit dilakukan visualisasi lubang trakhea.♦ Karena LMA tidak perlu masuk kedalam trakhea maka resiko kesalahan intubasidengan segala akibatnya tidak ditemukan pada LMA.Kekurangan LMA adalah tidak dapat melindungi kemungkinan aspirasi sebaik ETT.CombitubeAlat ini merupakan gabungan ETT dengan obturator oesophageal. Pada alat ini terdapat 2daerah berlubang, satu lubang di distal dan beberapa lubang ditengah, lubang lubang inidihubungkan melalui 2 saluran yang terpisah dengan 2 lubang di proksimal yangmerupakan interface untuk alat bantu napas. Selain itu terdapat 2 buah balon, satuproksimal dari lubang distal dan satu proksimal dari deretan lubang di tengah. Ventilasimelalui trakhea dapat dilakukan melalui lubang distal (ETT) dan tengah (obtutator). Alat

ini dimasukan tanpa laringoskopi, dari penelitian dengan cara memasukan seperti ini 80%kemungkinan masuk ke eosophagus. Setelah alat ini masuk kedua balon dikembangkandan dilakukan pemompaan, mula-mula pada obturator seraya dilakukan inspeksi danauskultasi apabila ternyata dari pengamatan ini tidak tampak adanya ventilasi parupemonpaan dipindahkan pada ETT dan lakukan kembali pemeriksaan klinis. Kinerjaventilasi, oksigenasi dan perlindungan terhadap aspirasi alat ini sepadan dengan ETTdengan keunggulan lebih mudah dipasang dibanding ETT.Krikotiroidektomi

Tindakan ini dilakukan untuk membuka jalan napas sementara dengan cepat,apabila cara lain sulit dilakukan. Pada tekhnik ini membran krikotiroid disayat kecilvertikal, dilebarkan dan dimasukan ETT.TrakheostomiTekhnik ini bukan pilihan pada keadaan darurat (life saving). Tindakan ini sebaiknyadilakukan di kamar bedah oleh seorang yang ahli. Ada dua jenis yang biasa dipakai :1.Penghisap faring yang kaku, pada alat ini diperlukan tekanan negatif yang rendahsekali.2.Penghisap trakheobronkhial yang lentur, alat ini mempunyai syarat :oUjung harus tumpul dan sebaiknya memiliki lubang di ujung dan di sampingoLebih panjang dari ETToLicinoSteril dan sekali pakaiCara melakukan penghisapan lendir1.Lakukan hiperventilasi dengan Fi02 100% selama 15 - 30 detik2.Gunakan kateter trakheobronkhial dengan diameter tidak lebih dari ? diameter dalamETT3.Lama penghisapan tidak lebih dari 10 detik

Page 15: BANTUAN HIDUP DASAR

4.Bila setelah penghisapan selama 10 detik ternyata masih belum bersih maka dapatdilakukan pengisapan kembali, diantara pengisapan harus diselingi dengan ventilasiseperti diatas.5.Setelah selesai pengisapan lakukan hiperventilasi dengan FiO2 100 % selama 15 - 30detik