bank sampah kel 3

Upload: ovaria-suwandi

Post on 16-Jul-2015

674 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sejati, Kuncoro. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Yogyakarta : Kanisiu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemukiman yang bebas dari timbunan sampah dan bau menyengat merupakan dambaan setiap warga, baik di desa maupun kota. Karena itu, salah satu solusi kreatif yang dinilai mampu mengurangi timbunan sampah adalah melalui bank sampah, di mana warga dapat menyetor sampah dan menabung sesuai dengan nilai sampah tersebut. Selama ini bank sampah dikelola secara mandiri oleh warga. Bak gayung bersambut, pada September lalu,

Kementerian Lingkungan Hidup menargetkan akan membangun bank sampah di 250 kota di seluruh Indonesia. Pemasalahan Bank Sampah, Solusi Hidup Bersih Bank sampah bisa dijadikan solusi untuk mencapai pemukiman yang bersih dan nyaman bagin warganya. Dengan pola ini maka warga selain menjadi disiplin dalam mengelola sampah juga mendapatkan tambahan pemasukan dari sampah-sampah yang mereka kumpulkan. Tampaknya pemikiran seperti itu pula yang ditangkap oleh Kementerian Lingkungan Hidup. September lalu instansi pemerintah ini menargetkan membangun bank sampah di 250 kota di seluruh Indonesia. Namun menurut seorang penggagas dan pemilik bank sampah di Kampung Beting, Jakarta Utara sebaiknya pendirian bank sampah tidak dijadikan hanya sebagai target dan program semata. Ada hal penting yang harus dicapai yaitu perubahan pola pikir masyarakat tentang sampah sehingga memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Dengan adanya kesadaran ini maka bank sampah tidak hanya menjadi semangat diawal tetapi akan terus digerakkan. Nanang bersyukur karena masyarakat di kampungnya menyambut baik ide bank sampah yang

disusunnya meskipun tetap ada yang meragukannya. Kini nasabah dari bank sampah yang dikelolanya sudah mencapai 500 orang yang tidak hanya terbatas pada ibu rumah tangga yang kerap berurusan dengan sampah rumah tangga namun juga anak-anak. Bank Sampah di Sejumlah Daerah Sampah memang terus melekat dalam kehidupan masyarakat. Bagaimanapun sampah tidak bisa dihindari karena setiap produk yang kita pergunakan pastinya menyisakan sampah. Di kota-kota besar apalagi, dengan penduduk yang padat dan konsumsi harian yang tidak bisa terhindarkan. Yogyakarta misalnya, Walikota Yogyakarta Herry Zudianto bercerita setiap harinya warga kota tersebut menghasilkan 3 truk sampah. Bank sampah menurut Herry membantu masyarakat untuk belajar memilah sampah organik dan non organik. Sampah non organik bisa ditabungkan ke bank sampah sementara sampah organik bisa dimanfaatkan untuk kompos. Dengan begitu sampah menjadi memiliki nilai ekonomis. Tidak jauh berbeda dengan Yogyakarta, Kota Tangerang juga sedang berusaha menyadari pentingnya manfaat dari bank sampah. Jubir Pemkot Tangerang Maryoris Namaga mengatakan, meskipun saat ini bank sampah yang didirikan masyarakat baru satu yang dianggap berhasil namun pihaknya tidak berhenti berupaya terus menyadarkan masyarakat. Seperti misalnya memberikan bantuan bak sampah di masing-masing RT untuk merangsang minat masyarakat mendirikan bank sampah dan lomba kebersihan RW. Diharapkan sesuai dengan target Indonesia bersih 2013, bank sampah juga semakin diminati masyarakat. 1.2 Tujuan y y Untuk mengetahui sejauh mana tentang Bank Sampah Untuk mengetahui proses daur ulang yang tepat

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Bank Sampah Bank Sampah , Bank dalam arti sesungguhnya,Bank tempat menabung sampah dalam arti yang sebenarnya. Lebih jelas lagi, nasabah menabungkan sampah mereka di Bank tersebut.

pada bank sampah, masyarakat menabung dalam bentuk sampah yang sudah dikelompokkan sesuai jenisnya. Mereka juga mendapatkan sejenis nomor rekening dan buku tabungan. Pada buku tabungan mereka tertera nilai Rupiah dari sampah yang sudah mereka tabung dan memang bisa ditarik dalam bentuk Rupiah (uang) . jadi bukan menabung sampah menarik sampah

Bank sampah bekerjasama dengan pengepul barang-barang plastik, kardus dan lain-lain, untuk bisa me-rupiahkan tabungan sampah masyarakat. Juga dengan pengolah pupuk organik untuk menyalurkan sampah organik yang ditabungkan. Bank sampah memotong dana 15 persen dari nilai sampah yang disetor nasabah. Dana itu digunakan untuk membiayai kegiatan operasional, seperti fotokopi, pembuatan buku tabungan, dan biaya lainnya. Bank Sampah, Bukan Sembarang Manajemen Meskipun namanya bank sampah, bukan berarti pengelolaannya bisa dilakukan sesuka hati. Penggagas dan pemilik bank sampah Karya Peduli di Kampung Beting, Jakarta Utara, Nanang bercerita, pengelolaan bank sampah miliknya dilakukan dengan rapi dan layaknya sebuah bank profesional yang dipadu dengan kepedulian terhadap lingkungan. Nasabah diberi buku tabungan sehingga penyetoran mereka akan tercatat dengan rapi. Bahkan bank sampah yang dikelolanya bisa memberikan kredit sehingga nasabah yang membutuhkan dapat mengajukan permohonan. Uniknya lagi, kredit tersebut nantinya dibayar dengan sampah, kreditpun tanpa

bunga dan jaminan. Bukan hanya itu saja keistimewaannya, bank sampah Karya Peduli ini juga melayani nasabah yang ingin membayar listrik dengan memotong langsung dari saldo yang dimiliki oleh nasabah. Dengan adanya target pendirian bank sampah di 250 kota di Indonesia oleh Kementerian Lingkungan Hidup, Nanang berharap pemerintah memberikan penguatan kepada bank sampah yang sudah berdiri. Misalnya dengan membuka peluang pasar bagi produk daur ulang sampah sehingga produksinya terserap pasar. begitupun misalnya jika masyarakat menghasilkan kompos dari sampah organik. Kartu nama bank sampah Sama seperti di bank-bank penyimpanan uang, para nasabah dalam hal ini masyarakat bisa langsung datang ke bank untuk menyetor. Bukan uang yang di setor, namun sampah yang mereka setorkan. Sampah tersebut di timbang dan di catat di buku rekening oleh petugas bank sampah. Buku tabungan sampah Dalam bank sampah, ada yang di sebut dengan tabungan sampah. Hal ini adalah cara untuk menyulap sampah menjadi uang sekaligus menjaga kebersihan lingkungan dari sampah khususnya plastik sekaligus bisa dimanfaatkan kembali (reuse). Biasanya akan di manfaatkan kembali dalam berbagai bentuk seperti tas, dompet, tempat tisu, dan lain-lain. 2.2 Produk daur ulang sampah Syarat sampah yang dapat di tabung adalah yang rapi dalam hal pemotongan. Maksudnya adalah ketika ingin membuka kemasannya, menggunakan alat dan rapi dalam pemotongannya. Kemudian sudah di bersihkan atau di cuci. Yang terakhir, harus menyetorkan minimal 1 kg.

Ada dua bentuk tabungan di bank sampah. Yang pertama yaitu tabungan rupiah di mana tabungan ini di khususkan untuk masyarakat perorangan. Dengan membawa sampah kemudian di tukar dengan sejumlah uang dalam bentuk tabungan. Beberapa contoh kemasan plastik yang dapat di tukar yaitu menurut kualitas plastiknya. Kualitas ke 1 yaitu plastik yang sedikit lebar dan tebal (karung beras, detergen, pewangi pakaian, dan pembersih lantai). Kualitas ke 2 yaitu plastik dari minuman instan dan ukurannya agak kecil (kopi instan, suplemen, minuman anak-anak, dan lain-lain). Kualitas ke 3 yaitu plastik mie instan. Kemudian kualitas ke 4 yaitu botol plastik air mineral. Yang paling rendah yaitu kualitas 0 adalah bungkus plastik yang sudah sobek atau tidak rapi dalam membuka kemasannya. Karena akan susah untuk di gunakan kembali dalam berbagai bentuk seperti tas, dompet, tempat tisu, dan lain-lain. Untuk kualitas yang terakhir, harus di setor dalam bentuk guntingan kecil-kecil (di cacah). Tas Unik dari karung beras (Gadis2 & Ibu2 pasti suka) Bentuk tabungan sampah yang kedua di sebut tabungan lingkungan. Tabungan lingkungan adalah partisipasi perusahaan dan kalangan bisnis untuk pelestarian lingkungan. Tabungan ini tidak dapat di uangkan, tetapi nasabahnya akan di publish ke media sebagai perusahaan atau kalangan bisnis yang melestarikan lingkungan. Lebih lanjut akan di berikan piagam BUMI setiap hari lingkungan hidup. Inilah salah satu alternatif untuk memecahkan masalah sampah dan ikut berpartisipasi melestarikan lingkungan. Yang pada akhirnya berdampak baik untuk bumi ini. Sekecil apa pun yang kita lakukan untuk bumi ini, pasti akan berdampak besar bagi kelangsungan bumi itu sendiri. Pemukiman yang bebas dari timbunan sampah dan bau menyengat merupakan dambaan setiap warga, baik di desa maupun kota. Karena itu, salah satu solusi kreatif yang dinilai mampu mengurangi timbunan sampah adalah melalui bank sampah, di mana warga dapat menyetor sampah dan menabung sesuai dengan nilai sampah tersebut. Selama ini bank sampah dikelola

secara mandiri oleh warga.

Bak gayung bersambut, pada September lalu, Kementerian

Lingkungan Hidup menargetkan akan membangun bank sampah di 250 kota di seluruh Indonesia. 2.3 Pentingnya Pengendalian Sampah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sampah merupakan barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi. Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah organik biasanya diolah melalui komposter dan dijadikan pupuk kompos. Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak dapat terdegradasi secara alami dan tidak dapt membusuk, seperti plastik pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, dan sebagainya. Sampah anorganik biasanya dikumpulkan di suatu tempat. Di kota Padang, tempat untuk mengumpulkan sampah tersebut dinamakan Bank Sampah. Bank Sampah digunakan untuk menampung sampah anorganik yang berasal dari setiap keluarga di masyarakat. Masyarakat dengan sadar selalu menaruh sampah anorganik yang dimilikinya di Bank Sampah dan tidak pernah membuangnya di sungai atau sembarang tempat. Bank Sampah di kota Padang dikelola dengan baik. Ada beberapa orang yang ditunjuk untuk bertanggung jawab mengurusi Bank Sampah. Pengurus Bank Sampah melaksanakan tugasnya dengan baik. Bank Sampah dikelola setiap hari Minggu pukul 16.00 WIB. Pada hari itu, pengurus Bank Sampah menata dan memilah jenis sampah anorganik. Pengurus yang bertugas diatur sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.

MANFAAT SAMPAH ANORGANIK BAGI PRODUKTIFITAS MASYARAKAT Sampah sering dianggap sebagai sesuatu yang mengotori lingkungan terutama sampah anaorganik. Sampah anorganik dikatakan mengotori lingkungan karena tidak bisa membusuk. Akan tetapi anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Tidak selamanya sampah anorganik mengotori lingkungan. Sampah anorganik tidak akan mengotori lingkungan jika dikelola dengan baik. Pemanfaatan sampah anorganik dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Pemanfaatan kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas seperti kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air minum dalam kemasan kepada pengepul. Bank Sampah di kota Padang sangat membantu masyarakat dan mengantarkannya pada produktifitas warga. Sampah anorganik yang ada di Bank Sampah diolah dan dimanfaatkan menjadi barang yang berguna. Pelatihan mengolah sampah anorganik menjadi barang berguna itu dilakukan setiap hari pukul 15.00 WIB di salah satu rumah warga. Pengolahan sampah dilakukan oleh ibu-ibu. Sampah anorganik tersebut dicuci dan dibersihkan. Setelah itu dipotong kemudian dibentuk menjadi sedemikian rupa yang menghasilkan kerajinan tangan dari sampah anorganik. Sampah anorganik itu dibuat kerajinan tangan dengan cara dijahit maupun diberi lem. Hasil kerajinan tangan yang dibuat berupa tas, anting-anting, bros, anyaman, bunga, dompet, aneka hiasan rumah dan sebagainya. Hasil kerajinan tangan tersebut digunakan sendiri, dijual dan pernah di pamerkan dalam suatu pameran di Bantul. Sampahsampah anorganik seperti kaca, botol dan sebagainya yang tidak dapat diolah sendiri oleh warga akan dijual ke pengepul. Hasil semua penjualan itu dimasukkan dalam sebagai uang kas warga masyarakat. Uang kas dapat digunakan untuk kepentingan warga. Selain mendapatkan uang, pengolahan sampah anorganik dapat mengembangkan kreativitas masyarakat. Kreativitas tersebut tertuang dan terlihat melalui berbagai bentuk hasil karya yang telah diciptakan dari pengolahan sampah anorganik. Pendek kata, pemanfaatan sampah anorganik menjadi barangbarang yang berguna dapat meningkatkan produktifitas masyarakat. Pemilahan sampah sampai pada pengolahannya belum dilakukan oleh semua masyarakat di Indonesia. Banyak orang yang belum peduli terhadap kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah. Sampah masih sering dijumpai di setiap tempat. Kesadaran untuk mengolah sampah masih sangat rendah. Alangkah baiknya jika setiap orang menyadari akan pentingnya pengolahan sampah khusunya sampah anorganik. sampah anorganik ternyata dapat diolah menjadi barang-barang yang bermanfaat. Selain hasil dari pengolahan sampah anorganik dapat dipakai sendiri juga dapat meningkatkan produktifitas masyarakat. Tidak ada salahnya dan belum terlambat apabila akan meneladani apa yang telah dilakukan di dusun Sabrang.

Dengan demikian, kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan melalui pengelolaan seta pengolahan sampah anorganik harus ditingkatkan dan kesadaran tersebut dimulai dari diri sendiri. Sampah yang dimanfaatkan dengan baik pasti akan mengurangi pencemaran lingkungan.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Sampah memang terus melekat dalam kehidupan masyarakat. Bagaimanapun sampah tidak bisa dihindari karena setiap produk yang kita pergunakan pastinya menyisakan sampah. Di kota-kota besar apalagi, dengan penduduk yang padat dan konsumsi harian yang tidak bisa terhindarkan. Caranya mengubah pola pengelolaan yang dulunya kumpul, angkut, buang dan bakar menjadi 5R, yakni rethink, reduce, re-use, recovery, dan recycling atau memikirkan, membatasi, pakai ulang, memperbaiki dan daur ulang. Mari kita akhiri pemahaman bahwa

sampah adalah barang kotor yang setelah dibuang keluar rumah menjadi urusan pemerintah, terlebih sudah ada UU 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, tandasnya.

3.2 Saran Masyarakat seharusnya lebih peduli terhadap sampah agar terhindar dari penyakit yang berbasis lingkungan diiringi juga dengan partisipasi pemerintah.

KATA PENGATAR

DAFTAR ISI KATA PENGATAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan .. . 1 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Bank Sampah 2.2 Produk Ulang Sampah 2.3 Pengertian Pengendalian Sampah . 3 4 6

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran 8 8

DAFTAR PUSTAKA