bali edutrip (educational tours of bali ritual plants) sebagai daya tarik wisata dan upaya...
DESCRIPTION
Educational Tours of Bali Ritual Plants) Sebagai Daya Tarik Wisata Dan Upaya Menghindari Kelangkaan Tanaman UpakaraTRANSCRIPT
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
Bali EDUTRIP (Educational tours of Bali ritual plants) Sebagai Daya Tarik
Wisata dan Upaya Menghindari Kelangkaan Tanaman Upakara
BIDANG KEGIATAN
PKM-GT
Diusulkan oleh:
I Made Parwita Yasa NIM.1212014003 Angkatan 2012
Dewa Ayu Lia Anggraeni NIM.1206205104 Angkatan 2012
I Gede Darmajaya Sugisna NIM.1312014013 Angkatan 2013
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
RINGKASAN ........................................................................................... 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah ................................................................. 2
Tujuan dan Manfaat........................................................................ 2
GAGASAN
Kondisi Kekinian ........................................................................... 3
Solusi Yang Pernah Dilakukan ....................................................... 5
Kehandalan Gagasan ...................................................................... 5
Pihak-Pihak Yang Dipertimbangkan Dapat Membantu ................... 6
Strategi Penerapan .......................................................................... 6
KESIMPULAN
Gagasan Yang Diajukan .............................................................. 6
Teknik Implementasi ................................................................... 7
Prediksi Hasil ............................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 8
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Biodata Ketua dan Anggota ......................................................... 9
Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas ........... 12
Surat Pernyataan Ketua Tim ........................................................ 13
iii
BALI EDUTRIP (EDUCATIONAL TOURS OF BALI RITUAL PLANTS)
SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DAN UPAYA MENGHINDARI
KELANGKAAN TANAMAN UPAKARA
I Made Parwita Yasa1)
, Dewa Ayu Lia Anggraeni2)
, I Gede Darmajaya Sugisna3)
1D4 Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana
email: [email protected]
2Manajemen, Fakultas Ekonimi dan Bisnis, Universitas Udayana
email: [email protected]
3D4 Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana
email: [email protected]
RINGKASAN
Bali merupakan salah satu tujuan wisatawan mancanegara karena
budayanya. Budaya yang terjaga baik maka akan membuat pariwisata Bali akan
baik juga. Bali yang saat ini diselimuti oleh banyak ritual sepanjang tahun tentu
membutuhkan banyaknya bahan dalam menunjang ritual tersebut.
Sebelum dasawarsa 80-an, untuk mendapatkan bahan-bahan ritual yang
berupa tanaman seperti bungan, daun, kayu sarana upakara tidak sulit karena
disetiap wilayah desa dipastikan sudah terpenuhi kebutuhan tersebut. Namun
ketika lahan pertanian terdesak fungsi hunian dan kegiatan industri pariwisata,
ketersediaan tanaman upakara tersebut menjadi langka dan sulit didapat.
Sebagian besar masyarakat Bali khususnya kalangan pemuda dan pemudi
tidak tahu mengenai tanaman-tanaman tersebut, sehingga diperlukan suatu
tempat dimana terdapat semua tanaman upakara tersebut sebagai wisata edukasi
dan sumber tanaman upakara apabila nantinya di suatu daerah mengalami
kelangkaan bahkan kepunahan.
Solusi yang ditawarkan adalah membuat tempat pelestarian tanaman
upakara masyarakat Hindu di Bali serta menggunakannya sebagai daya tarik
wisata edukasi mengenai tanaman upakara dan hasilnya yang disebut Bali
EDUTRIP(Educational tours of Bali ritual plants).
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bali merupakan salah satu tujuan wisatawan mancanegara karena budayanya.
Budaya yang terjaga baik maka akan membuat pariwisata bali akan baik juga. Bali
yang saat ini diselimuti oleh banyak ritual sepanjang tahun tentu membutuhkan
banyaknya bahan dalam menunjang ritual tersebut.
Sebelum dasawarsa 80-an, untuk mendapatkan bahan-bahan ritual yang
berupa tanaman seperti bunga, daun, kayu sarana upakara tidak sulit karena
disetiap wilayah desa dipastikan sudah terpenuhi kebutuhan tersebut. Namun
ketika lahan pertanian terdesak fungsi hunian dan kegiatan industri pariwisata,
ketersediaan tanaman upakara tersebut menjadi langka dan sulit didapat.
Ada sekitas 300 jenis (species) tanaman yang lazim digunakan sebagai sarana
upakara dalam upakara. Tidak semua tanaman digunakan di satu tempat tapi bisa
digunakan ditempat lainnya. Perbedaan pemanfaatan tanaman tersebut berkaitan
dengan kondisi setempat (desa kala patra). Bagian tanaman yang digunakan ada
berupa buah, bunga, daun dan umbi tanaman. Sehingga penggolongan tanaman
mengikuti bagian tanaman tersebut yang digunakan dalam upakara.
Tujuan dan Manfaat
1. Untuk menhindari kelangkaan tanaman upakara.
2. Sebagai salah satu daya tarik wisata edukasi mengenai tanaman upakara dan
hasilnya sebagai bahan ritual.
2
GAGASAN
Kondisi Kekinian
Tanaman upakara merupakan tanaman yang digunakan oleh masyarakat
umat Hindu di Bali sebagai bahan yang digunakan untuk ritual sepanjang tahun.
Ritual tersebut yang disebut yadnya terdiri atas Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, Rsi
Yadnya, Manusa Yadnya dan Bhuta Yadnya. Begitu banyknya ritual yang wajib
dilaksanakan maka akan membuat kebutuhan tanaman upakara tersebut tinggi.
Namun, semakin tahun tanaman tersebut sulit didapat. Sebagian besar masyarakat
bali khususnya kalangan pemuda dan pemudi tidak tahu mengenai tanaman-
tanaman tersebut, sehingga diperlukan suatu tempat dimana terdapat semua
tanaman upakara tersebut sebagai wisata edukasi dan sumber tanaman upakara
apabila nantinya di suatu daerah mengalami kelangkaan bahkan kepunahan.
Ada sekitar 300 jenis (species) tanaman yang lazim digunakan sebagai
sarana upakara dalam upakara. Tidak semua tanaman digunakan di satu tempat
tapi bisa digunakan ditempat lainnya. Perbedaan pemanfaatan tanaman tersebut
berkaitan dengan kondisi setempat (desa kala patra). Bagian tanaman yang
digunakan ada berupa buah, bunga, daun dan umbi tanaman.
Berikut tanaman-tanaman upakara dan fungsinya :
1. Kelapa (nyuh) seperti kelapa surya, sudamala, cenik, bulan, gading, rangda,
gadang, udang, bojog, mulung berfungsi untuk seperti bebangkit,
durmenggala, pendeman, pule kerti, Panjang ilang, penglukatan, tetukon, dan
banten caru.
2. Tiying (pering) seperti tiying tali, gelepung, santong, tamblang, tutul, ampel
berfungsi sebagai seperti adegan tutuan, bale gading peselang, sunari, sanan
pule kerti, bale gading peselang, dan keplugan.
3. Kayu ( taru) seperti kayu bingin, pule, teja, ancak, dapdap, sukasti, cemara,
intaran, nagasari, sisih, girang, tingkih, pala, kelor, tulak, delima, kapas,
cendana, sandat ,majegau berfungsi untuk tandingan catur, tebasan, pule kerti,
tutuan, pancalayuan, pendeman, penglukatan, guru piduka, neg tegang,
penuntun nyegara gunung, sekah, tetukon, durmenggala agung, anyakan,
pemelaspasan bade, jenak liwat, peangkat-angkat, pebangkit, banten propras,
3
lis selepan pengurip urip, pawintenan, penglukatan, pancalayuan, pebangkit
suci, pasucian pererai, panca tebasan, penegtegan, panca layuan, alat potong
gigi, mandikan sawa, suci, pebangkit, penglukatan, eteh eteh gelar sang,
bambang resi gana, panca layuaan, pebangkit, lis selepan, panglukatan,
pesucian pasepan.
4. Biu (pisang) seperti biu kayu, gancan, payasan, sasih, mas, bali, lalung
berfugsi untuk penuntun, rakan banten, pule kerti, dangsil, rakan banten,
tetukon, sanggar tutuan, pawintenan, rakan banten, sanggar tutuan, banten
colongan, rakan banten, soroan, pebangkit, rakan banten sanggah tutuan.
5. Pala Bungkah sperti Keladi, biah, ubi, kesela berfungsi sebagai canang yasa,
lampadan, tetukon panjang ilang, suci canang yasa.
6. Daun (ron) seperti daun putih kalah, delem, base, kedukduk, kayu sugih, padi
padi, tegteg, intaran, kemedangan, katugtugan, parijata, pradnyan, mendep,
sudamala berfungsi sebagai durmenggala agung, tandingan suci, pule kerti,
neg tegang, penuntun, pebangkit, dewa dewi, perosan, panjang ilang, tetukon,
peangkat angkat, penglukatan, wadah, base tampel, negtegang, pebangkit,
lampadan, tubungan mandi sawa, bebangkit lampan dan, penglukatan,
bebayuan dan ampadan.
7. Bunga (sekar) seperti bunga ratna, menori, tunjung, blangsah, merak, menuh
(melati) pudak, selasih miyik, kamajaya kama ratih, landeplandep, kwante
jepun negtegang, penuntun, pebangkit, dewadewi, isin orti, panjang ilang,
tetukon, tetandingan suci, pebersihan, penuntun mepandes, panca dewi, siwa
wista, penglukatan, suci, panjang ilang negtegang, lampadan suci, pebangkit,
suci,negtegang, lampadan suci.
8. Temua-temuan seperti temu gongseng, tis, ireng, agung, poh lawak, kunci
berfungsi sebagai pule kerti, rujak segara gunung, tetukon, dan ketopot.
9. Bumbu-bumbuan seperti bawang, kesuna, dan tabia berfungsi sebagai
segehan dan pule kerti.
10. Bebungkilan seperti kunyit, cekuh, isen, bangle, gamongan, jahe berfungsi
sebagai durmenggala agung, tandingan suci,pulekerti,
11. dan jahe bang berfungsi sebagai salaran, ketopot, pulekerti dan pregembal.
4
12. Wangenan/jatu seperti mica, tabia bun, lenge geti-geti, ketumbah, dan cengkeh
berfungsi sebagai neg tegang, pebangkit, tetukon, isin keben, pedamel, dan
ceraken.
13. Kacang seperti kacang ranti, juleh, kare, gede, undis, dan kedele berfungsi
sebagai Lampadan, soda, suci, ulam banten, dandanan, tetandingan,
perangkatan, ayaban, dan pecaruan.
14. Ketimun seperti ketimun gantung, putih, paya, lisah, bligo, dan walung
berfungsi sebagai raka-raka, durmenggala agung, tetukon, banten pewintenan,
dan biakala agung.
15. Tebu seperti tebu malem, biasa, ratu, sale, ireng, dan rejuna berfungsi sebagai
tetukon, pedamel, Penuntun, rakan banten, dan banten pewintenan.
16. Padang seperti padang kawat, lepas jerman dan kasna berfungsi sebagai pule
kerti, peangkat-angkat, tanda bilang bucu, dan lepas puser.
Solusi Yang pernah Dilakukan
Solusi yang pernah diterapkan adalah dibentuknya unit pembibitan
tanaman upakara yang disebut Bumi Banten. Pembibitan tersebut dilakukan oleh
Pusat Pengkajian dan Pembibitan Tanaman Budaya LPM UNUD. Kegiatan
tersebut menghasilkan data base mengenai tanaman upakara, penggunaan tanaman
tersebut sebgai banten/upakara, dan lokasi atau pemilik tanaman tersbut.
Kehandalan Gagasan
Saat ini tanaman upakara banyak untuk sulit didapatkan. Meskipun
terdapat tempat pembibitan namun masih banyak yang belum mengetahui. Untuk
itu gagasan isi mengenai membuat tempat budidaya tanaman upakara dan
kemudian dikemas menjadi sebuah daya tarik wisata.
Dengan pelestarian tanaman upakara serta menjadikannya wisata edukasi
maka pelestarian tersebut bukan hanya sebagai tempat pembibitan saja, namun
sebgai daya tarik wisata serta mendidik masyarakat Bali yang untuk mengetahui
mengenai tanaman yang sering dipakai pada saat kegiatan upacara Yadnya dan
hasilnya sebagai bahan ritual.
5
Pihak-Pihak Yang Dipertimbangkan Dapat Membantu
Pihak-pihak yang mengkin terlibat dalam disini adalah sebagai berikut:
1. Pusat Pengkajian dan Pembibitan Tanaman Budaya LPM UNUD dengan
kontribusi berupa dukungan dan informasi mengenai data base mengenai
tanaman upakara, penggunaan tanaman tersebut sebagai banten/upakara, dan
lokasi atau pemilik tanaman tersbut.
2. Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dengan kontribusi berupa dukungan.
Strategi Penerapan
Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk
mengimplementasikan gagasan sehingga tujuan atau perbaikan yang diharapkan
tercapai adalah sebagai berikut.
1. Mengumpulkan informasi yang berupa data base mengenai tanaman upakara,
penggunaan tanaman tersebut sebgai banten/upakara, dan lokasi atau pemilik
tanaman tersebut.
2. Menyipakan tempat yang cocok dengan akses yang baik sebagai tempat
pembibitan dan pelestarian tanaman upakara serta ahli untuk mengolah
tanaman tersebut menjadi bentuk bahan ritual seperti banten.
3. Membuat hasil jadi dari tanaman upakara tersebut sehingga masyarakat bisa
mengenal tanamannya dan mengenal fungsinya.
4. Promosi sehingga dikenal masyarakat.
KESIMPULAN
Gagasan Yang Diajukan
Membuat tempat pelestarian tanaman upakara masyarakat Hindu di
Bali serta menggunakannya sebagai daya tarik wisata edukasi mengenai
tanaman upakara dan hasilnya sebagai bahan ritual yang disebut Bali
EDUTRIP (Educational tours of Bali ritual plants)
6
Teknik Implementasi
Mengumpulkan data sehingga mempunyai data base mengenai tanaman
upakara, penggunaan tanaman tersebut sebgai banten/upakara, dan lokasi atau
pemilik tanaman tersebut kemudian melestarikannya dalam suatu tempat.
Prediksi Hasil
Terdapat daya tarik wisata edukasi mengenai tanaman upakara masyarakat
Hindu di Bali serta terdapat sumber tanaman upakara apabila terjadi kelangkaan
bahkan kepunaan pada daerah-daerah di Bali.
7
DAFTAR PUSTAKA
Sardiana, I Ketut. 2010. ”Gumi Banten : Unit Pembibitan Tanaman Ritual
(Upakara)”. Universitas Udayana. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah,
1(1), 2010, 13-21
Trisna Eka Putri, I.A dan N. M. Ariani. 2011. ”Penerapan Sadar Wisata dan
Penguatan Citra Wisata Melalui Penanaman Tanaman Upakara di
Kerambitan Kabupaten Tabanan”. Universitas Udayana. Udayana
Mengabdi 10 (2): 90’94
Sardiana, I.K dan K.K Dinata. 2010. ”Studi Pemanfaatan Tanaman dalam
Kegiatan Ritual (upakara) oleh Umat Hindu di Bali”. Universitas
Udayana. Jurnal Bumi Lestari, Volume 10 No. 1, hlm. 123-127
Mahendra, Made Sudiana, I.M Sukewijaya dan I G.A.A Rai Asmiwyati. 2011.
”Pemetaan Pohon Bernilai Budaya Bali Yang Langka di Kota
Denpasar”. Universitas Udayana. Jurnal Bumi Lestari, Volume 11 No.
1, hlm. 66-77
Sudiana, I Gusti Ngurah. 2002. ”Tumbuh-tumbuhan Sebagai Sarana Upakara”.
Dalam Taman Gumi Banten. Universitas Udayana
Suarna. I.W., A.A.GR. Dalem., dan N.N. Wirastiti. 2006. ”Jenis Pohon,
Pemanfaatan serta Kepercayaan Masyarakat Desa Peliatan. Kecamatan
Ubud, Gianyar-Bali”. Jurnal Bumi Lestari 6(1): 29-48
Adipura, N. 2009. ”Horticultural, Medicinal, and Ceremonial Plants in Pentiga
Village, Tabanan Bali Province”. Jurnal Bumi Lestari 9 (1):87-96
Astiti, N.P.A., R. Kawur, dan I.K. Ginantra. 208. ”Jenis Status, dan Pemanfaatan
Tumbuhan Jenis Pohon di Desa Adat Baturning, Kecamatan
Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali”. Jurnal Bumi Lestari 8 (2):168-
175
Supraptini, Nunuk, 2013. ”. Bauran Pemasaran: Strategi Pemasaran Pariwisata di
Kabupaten Semarang”. Jurnal Ilmiah Inkoma, Volume 24, Nomor 1,
Februari 2013
Purnawan, N.L. Ramaswati dan I.P. Sudana. Wisata Edukasi Budaya Bali. Jurnal
Ngayah. Vol 3, No 4 (2012)
8
Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama/NIM Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
Uraian
Tugas
1 I Made Parwita
Yasa/
1212014003
D4
Pariwisata
Pariwisata 10
jam/minggu
Mengontrol
Kegiatan
2 Dewa Ayu Lia
Anggraeni
Manajemen
Ekonomi
dan Bisnis
Ekonomi 10
Jam/minggu
Sekretasis
3 I Gede Darmajaya
Sugisna
Fakultas
Pariwisata
Pariwisata 10
Jam/minggu
Bendagara
12
13