bali basworo pramudito & setyo s.moersidik
DESCRIPTION
D AMPAK T ERHADAP K UALITAS U DARA. bali basworo pramudito & setyo s.moersidik. UDARA. SEBAGAI KOMPONEN PENTING KEHIDUPAN T ELAH MENGALAMI PERUBAHAN KUALITAS (SEGAR MENJADI KERING DAN KOTOR). ALAMI. ANTROPOGENIK. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
bali basworo pramudito & setyo s.moersidik
DAMPAK TERHADAP KUALITAS UDARA
UDARA
SEBAGAI KOMPONEN PENTING KEHIDUPAN TELAH MENGALAMI PERUBAHAN KUALITAS
(SEGAR MENJADI KERING DAN KOTOR)
ANTROPOGENIKALAMI
BILA TIDAK DITANGGULANGI AKAN BERDAMPAK NEGATIF THD KES. MANUSIA,
KEHIDUPAN HEWAN & TUMBUHAN, MATERIAL, VISIBILITAS, DAN ESTETIKA.
Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar
(berbentuk gas-gas dan partikel/aerosol) ke dalam udara.
1. asap kebakaran hutan, 2. letusan gunung berapi,3. debu meteorit,4. pancaran garam dari
laut 5. dekomposisi biotik,6. debu,7. spora, dll
1. kegiatan transportasi,2. industri,3. pembuangan sampah
(dekomposisi atau pembakaran)
4. pertanian, dll
ALAMI ANTROPOGENIK
PENCEMAR UDARA
PARTIKULAT: PADAT : Debu (Dust), Asap (Smoke),
Abu Terbang (Fly ash), Uap asap (Fumes)
CAIR : Halimun (Mist), Percikan (Spray)
GAS:ORGANIK : Hidrokarbon (hexane, benzene, etilen,
metana, butana), Formaldehid, Aseton, Chlorinated Hydrocarbon
ANORGANIK : Oksida karbon (CO, CO2), oksida sulfur (SOx), oksida nitrogen (NOx), H2S, HF,
Ammonia
1. ANTROPOGENIK – TRANSPORTASI
TRANSPORTASI DARAT/KENDARAAN BERMOTOR- CO- NOx- HC- SO2- Pb- Partikulat
ANTROPOGENIK SUMBER ALAMI>
ANTROPOGENIK – TRANSPORTASI
ANTROPOGENIK – TRANSPORTASI
2. ANTROPOGENIK – INDUSTRI
Emisi pencemaran udara oleh industri sangat tergantung dari jenis industri dan prosesnya.
Berbagai industri dan pusat pembangkit tenaga listrik menggunakan tenaga dan panas yang berasal dari pembakaran arang dan bensin, hasil sampingan dari pembakaran tersebut adalah SOx, asap, dan bahan pencemar lainnya.
Penggunaan energi dari bahan bakar fosil telah diikuti dengan peningkatan konsentrasi emisi gas-gas rumah kaca, utamanya CO2 ke lingkungan global. Gas-gas rumah kaca yang antropogenik tersebut diyakini sebagai penyebab terjadinya pemanasan global.
ANTROPOGENIK – INDUSTRI
2. ANTROPOGENIK – INDUSTRI
Masyarakat negara maju gunakan hampir 70% dari seluruh bahan bakar fosil dunia.
AS adalah negara pengemisi CO2 terbesar di dunia yaitu sekitar 1.387 juta metrik ton pada tahun 1994, dan disusul oleh China sekitar 67% di bawahnya.
Yang menarik adalah Indonesia, sebagai pengemisi ke 16 terbesar di dunia dengan jumlah sekitar 67 juta metrik ton.
Selama tahun 1989-1990 saja emisi CO2 Indonesia meningkat sangat mencolok yaitu sebesar 76,7%, sebagian besar karena peningkatan penggunaan gas alam.
2. ANTROPOGENIK – INDUSTRI
Pada tahun 1994, komposisinya adalah 74% emisi CO2 Indonesia berasal dari bahan bakar minyak dan 14% dari gas alam yang penggunaannya bertambah terus sejak tahun 1970.
Emisi CO2 perkapita Indonesia pada tahun 1994 adalah 0,34 metrik ton karbon, masih jauh lebih rendah dari rata-rata angka global, tetapi meningkat 10 kali lipat sejak tahun 1950.
Walaupun masih rendah, namun perlu diwaspadai karena besarnya jumlah penduduk.
3. ANTROPOGENIK – BAKAR SAMPAH
Proses pembakaran sampah walaupun skalanya kecil sangat berperan dalam menambah jumlah zat pencemar di udara, terutama debu dan hidrokarbon.
Hal penting yang perlu diperhitungkan dalam emisi pencemaran udara oleh sampah, adalah emisi partikulat akibat proses pembakaran, sedangkan emisi dari proses dekomposisi yang perlu diperhatikan adalah emisi hidrokarbon (HC) dalam bentuk gas methane.
LAUTAN SAMPAH DIMANA-MANA…
AYO MAIN SAMPAH DENGAN KAMI.............
MAKAN DULU YUK….!!!
JENIS PENCEMAR
Dilihat dari ciri fisik, bahan pencemar dapat berupa: Partikel (debu, aerosol, timah hitam) Gas (CO, NOx, SOx, H2S, Hidrokarbon) Energi (suhu dan kebisingan)
Berdasarkan dari kejadian, terbentuknya pencemar terdiri dari: Pencemar primer (diemisikan langsung oleh sumber) Pencemar sekunder (terbentuk karena reaksi di udara antara berbagai zat.
Dilihat secara kimiawi, banyak sekali macam bahan pencemar (puluhan ribu bahkan tidak terbatas), sebagai contoh dari asap rokok telah diidentifikasikan lebih dari 200 macam bahan pencemar.
Namun biasanya yang menjadi adalah pencemar utama (major air pollutants) yaitu golongan: Oksida Karbon (CO, CO2), Oksida Belerang (SO2, SO3), Oksida Nitrogen (N2O, NO, NO3), Senyawa hasil reaksi foto kimia, Partikel (asap, debu, asbestos, metal, minyak, garam sulfat), penyawa anorganik (asbestos, HF, H2S, NH, H2SO4, HNO3), Hidrokarbon (CH4, C4H10), Unsur radioaktif (Tritium, Radon), Energi panas (suhu) dan kebisingan.
ZAT PENCEMAR EMISI TAHUNAN EFEK KESEHATAN% Total Urutan % Total Urutan
SO2 12,9% 3 14,6 4Partikulat 9,7% 4 27,9 1NO2 8,6% 5 18,6 2 HC 13,1% 2 17,7 3CO 55,7% 1 1,2 5
% Total UrutanSumber1.Pembangkit Tenaga 16,9% 22. Industri 15,3 33.Transportasi 54,5 14.Kebakaran hutan 7,3 45.Sampah 4,2 56.Lain-lain 1,8 6
SUMBER, TOTAL EMISI, & EFEK KESEHATAN
DAMPAK TERHADAP KESEHATAN
INDOOR: Sick Building Syndrome Asbestos Asap Rokok Senyawa Organik Volatil (VOC’s) Formaldehyde Pestisida Mikroorganisme Kenyamanan dalam Gedung Dan lain-lain
Pengaruh Sick Building Syndrome
Beberapa penyakit yang terdapat di dalam ruang : Iritasi mata, hidung, dan tenggorokan Kulit dan lapisan lendir yang kering Erythema Kelelahan mental, sakit kepala Infeksi saluran pernafasan, batuk Bersin-bersin Reaksi sensitivitas yang sangat tinggi (Sumber : WHO, 1984)
Sindrome Penyakit yang diakibatkan oleh kondisi gedung
Asbestos
Gejala-gejala:- Sesak nafas- Batuk dan banyak mengeluarkan lendir- Pelebaran ujung-ujung jari- Krepitasi halus di dasar paru-paru - Resiko kanker paru-paru 5x >
Asbes adalah campuran berbagai silikat dengan komponen utama magnesium silikat. Penyakit yang disebabkan oleh pengaruh debu asbes adalah asbestosis.
ASAP ROKOK
Kanker paru-paru (perokok pasif) → proses biologis senyawa2 kimia → asap sidestream.
Asap sidestream mengandung racun yang sama dan agent “tumor” seperti pada mainstream
Beberapa diantaranya → kondisi yang lebih tinggi → kondisi pembakaran (pembentukan sidestream)
Dampak bagi perokok aktif << perokok pasif → Dampak bagi perokok aktif << perokok pasif → Resiko terhadap kanker paru-paru & penyakit Cardio Resiko terhadap kanker paru-paru & penyakit Cardio Pulmonari.Pulmonari.
Senyawa Organik Volatil (VOC) Beberapa senyawa organik volatil yang ditemukan di
dalam ruangan: Formaldehyde Benzene Naphtalene Styrene
Beberapa gejala penyakit yang dijumpai di dalam ruangan: Sakit kepala Iritasi mata dan selaput lendir Iritasi sistem pernafasan Drowsiness (mulut kering) Fatigue (kelelahan) Malaise umum
Formaldehyde
Menyebabkan iritasi pada sistem pernafasan, iritasi pada mata, iritasi pada kulit dan tenggorokan serta sakit kepala.
Sifat Formaldehyde → molekul reaktif & kovalen dengan protein → iritasi / sensitifitas / alergi.
Dampak lainya pada efek kesehatan dan ketidak
nyamanan terhadap bau dan di dalam ruangan adalah sebagai berikut:
- limone,- a-pinene- n-hexanol- 1,3- xylenes
Formaldehyde banyak didapati pada perlengkapan dalam gedung.
Pestisida Efek pestisida bagi kesehatan:
Sakit kepala Mual Pusing Iritasi kulit dan mata
Efek akut pada pemakaian pestisida dgn konsentrasi tinggi ex ; pemakaian termisida dlm pengawetan kayu.
Mikroorganisme Dampak bagi kesehatan : Alergi pernafasan → infeksi pernafasan & asma.
Tergantung sensitifitas perorangan/individu Tingkatan penyakit berbeda2 → tipe partikel
Sumber mikroorganisme: 1. Sistem pemanas udara yg terkontaminasi 2. Kelembaban yang terkontaminasi
Kenyamanan dalam GedungParameter :
Bau Kondisi panas Kelembaban relatif Kecepatan udara Turbulensi Temperatur dan radiasi Pakaian Parameter lain
DAMPAK TERHADAP KESEHATAN
OUTDOOR: Pencemaran oleh Karbon Monoksida (CO) Pencemaran oleh Nitrogen Oksida (NOX) Pencemaran oleh Belerang Oksida (SOX) Pencemaran oleh Hidrokarbon Pencemaran oleh Partikel Pencemaran Udara Lainnya
Dampak Pencemaran Udara Oleh Karbon Monoksida (CO)
Ciri-ciri Karbon Monoksida (CO):Tidak berbau Tidak berasaTidak berwarnaBersifat racun metabolisLebih stabil berikatan dengan darah
daripada oksigen
Dampak CO bagi lingkungan dan kesehatan
Bagi manusia
Pada konsentrasi tinggi→ gangguan kesehatan & menimbulkan kematian.
Gas CO→ paru2→ peredaran darah, akan menghalangi masuknya O2 yang dibutuhkan dalam tubuh.Hemoglobin + O2 → O2Hb (Oksihemoglobin)Hemoglobin + CO → COHb (Karboksihemoglobin)
Konsentrasi CO di udara (ppm)
Konsentrasi COHb dalam darah (%)
Gangguan pada tubuh
3 0,98 Tidak ada
5 1,3 Belum begitu terasa
10 2,1 Sistem syaraf sentral
20 3,7 Panca indera
40 6,9 Fungsi jantung
60 10,1 Sakit kepala
80 13,3 Sulit bernafas
100 16,5 Pingsan-kematian
Pengaruh konsentrasi CO di udara dan pengaruhnya pada tubuh bila kontak terjadi pada waktu yang lama
Dampak Pencemaran Nitrogen Oksida (NOx)Dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Gas nitrogen monoksida (NO)Konsentrasi Gas NO yg tinggi dpt menyebabkan gangguan pada sistem syaraf yg mengakibatkan kejang2.Gas NO sulit diamati → tidak berwarna & tidak berbau
2. Gas nitrogen dioksida (NO2)Paru2 yang terkontaminasi oleh gas NO2 akan membengkak → sulit bernafas yg dpt mengakibatkan kematian.Gas NO2 mudah diamati → baunya menyengat & berwarna coklat kemerahan
Sifat racun/ toksisitas gas NO2 4x lebih kuat daripada toksisitas gas NOMenyebabkan Peroxy Acetil Nitrates (PAN) → iritasi pada mata & kabut foto kimia yg mengganggu lingkungan (bercampur dgn senyawa kimia lain di udara)
Dampak pencemaran oleh Belerang Oksida (SOx)
Sebagian besar pencemaran udara oleh gas belerang oksida (SOX) berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, terutama batubara.
Menyebabkan hujan asam 2SO2 + O2 → 2SO3 SO2 + H2O → H2SO3 SO3 + H2O → H2SO4
Dampak hujan asam bagi lingkungan : terjadi kerusakan pada tanaman akibat kenaikan pH tanah menjadi asam → ketandusan lingkungan
Dampak bagi manusia :
Dampak Pencemaran Hidrokarbon (HC)
Senyawa HC Konsentrasi (ppm)
Pengaruh terhadap tubuh
Benzena
100 Iritasi terhadap mukosa
3.000 Lemas 7.500 Paralysys20.000 Kematian
Dampak Pencemaran oleh PartikelPenyakit Silikosis
Disebabkan o/ pencemaran debu silika bebas (SiO2) → paru-paru & mengendap
Gejala penyakit silikosis → sesak nafas yg disertai batuk-batuk yg tidsk disertai dahak.
Penyakit Asbestosis Disebabkan oleh debu/serat asbes di udara → paru-paru Gejala sesak nafas & batuk-batuk yg disertai dgn dahak.
Penyakit Bisinosis Disebabkan o/ pencemaran debu kapas/serat kapas di
udara → paru2 Gejala penyakit pneumokoniosis Gejala kronis: bronkitis kronis & disertai emphysema
PENYAKIT ANTRAKOSIS Disebabkan o/ pencemaran debu batubara →
mengandng debu silikat → penyakit silikosis Gejala penyakit saluran pernafasan → Rasa sesak
nafas → Penyakit silikoantrakosis
PENYAKIT BERILIOSIS Disebabkan o/ pencemaran debu logam berilium Gejala penyakit pernafasan (beriliosis) ex;
nasoparingitios, bronkitis & pneumonitis
Pencemaran Udara Lainnya
Dampak Kebisingan Menggangu kenyamanan pendengaran > 50dB → kebisingan 65-80 dB → kerusakan alat pendengaran, tuli, stress
Dampak Pemakaian Insektisida Merangsang timbulnya kanker & gangguan
pernafasan Dampak Kerusakan Ozon dan Efek Rumah Kaca
Kanker kulit Suhu bumi naik
KARAKTERISTIK PENCEMAR UDARA
PENCEMAR UDARA
KARAKTERISTIK SUMBER DAMPAK
Partikulat Partikel padatan tersuspensi di udara
Unit penggilingan, pengeringan, pembakaran, kendaraan bermotor
Mengurangi visibilitas, korosi logam, merusak bangunan, gangguan pernafasan/kesehatan
NOX Berwarna kemerahan, lebih berat dari udara, NO, NO2
Pembakaran, kendaraan bermotor
Menghambat pertumbuhan tanaman, gangguan kesehatan, hujan asam pemanasan global, korosi logam
SOX Tidak berwarna, relatif stabil di atmosfer, berbau tajam, SO, SO2
Pembakaran terutama batubara dan minyak bumi, gunung berapi
Hujan asam, korosi logam, merusak tumbuhan dan batuan, mengganggu pernafasan
KARAKTERISTIK PENCEMAR UDARA
PENCEMAR UDARA
KARAKTERISTIK SUMBER DAMPAK
CFC Stabil, tidak beracun, tidak mudah terbakar, CFCl3, CF2Cl2
Refrigeran dan propelan, produk-produk spray
Penipisan ozon
Karbon Oksida
Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, CO, CO2
Pembakaran, kendaraan bermotor
CO beracun, bereaksi dgn haemoglobin dgn afinitas 300X dibanding dgn oksigen. CO2 menangkap panas di atmosfer, pemanasan global.
Hidrokarbon Tidak berwarna, relatif stabil di atmosfer, berbau tajam, SO, SO2
Tangki penyimpanan, pembakaran tidak sempurna, kendaraan bermotor, sawah,penambangan batubara, minyak dan gas bumi
Kanker, gangguan pernafasan, CH4 terlibat dalam pemansan global
Perubahan lingkungan global yang langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kesehatan adalah:
1. Pemanasan Global2. Lubang atau Penipisan Lapisan Ozon3. Efek Rumah Kaca4. Hujan Asam5. Naiknya permukaan air laut
DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN
Sebagian panas sinar matahari yang diterima permukaan bumi dipantulkan kembali sebagai radiasi sinar infra merah ke angkasa efek rumah kaca (fenomena rumah kaca)
Panas yang timbul di dalam lapisan atmosfer bawah, dekat dengan permukaan bumi, akan terperangkap. Keseimbangan energi antara kedua proses tersebut akan menentukan temperatur rata-rata di permukaan bumi.
Fenomena rumah kaca sudah berlangsung sejak lama di lapisan troposfer.
Gas rumah kaca: CO2, CO, methana, N2O, CFC, dll.
EFEK RUMAH KACA
PENIPISAN LUBANG OZON
Turunnya derajat keasaman air hujan karena terjadinya reaksi antara polutan dengan air di udara membentuk suatu komposisi baru di udara yang bersifat asam dan turun bersama hujan.
Hujan Asam pH < 5,5
Sumber penyebab hujan asam SOx (bahan bakar fosil), dan NOx.
Dampak:1. H2SO4 berikatan dengan partikulat masuk ke sal.
Pernafasan gangguan paru-paru kronis hingga kanker.2. Kematian tumbuhan dan hewan. Area jadi gersang.3. Korosif thd material dan memudarkan warna akibat adanya
asam nitrat yang menjadi oksidator.
HUJAN ASAM
Bau adalah sesuatu yang disebabkan oleh zat/senyawa an organik atau organik, umumnya bersifat volatil yang memberikan efek rangsang terhadap penciuman.
Bau adalah parameter kualitas udara yang bersumber dari pembusukan limbah (industri/domestik) yang mengandung unsur sulfida dan nitrogen yg diuraikan oleh bakteri baik di air, tanah, atau udara secara anareob menghasilkan senyawa H2S, NH3, Karbon disulfida (CS2), dll.
Dampak:1. NH3 iritasi pada sal. Pernafasan, batuk, muntah, dll2. H2S iritan thd paru-paru, melumpuhkan sal. pernafasan, hingga
kematian karena tersumbatnya sal pernafasan.
KEBAUAN (ODOUR)
KEBISINGAN & GETARANBising (Noise) dan Getaran (Vibration) sering dijelaskan perbedaannya dengan menyebut bahwa bising adalah sesuatu fenomena yang dapat didengar (Hearing) sedangkan getaran adalah fenomena yang dapat dirasakan (Feeling).
Pada umumnya tidak semua suara menimbulkan getaran yang dapat dirasakan. Namun dapat dikatakan bahwa semua getaran pasti dapat didengar.
PENGERTIAN
Kebisingan dapat diartikan sebagai bentuk suara yang tidak dikehendaki atau bentuk suara yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya. Pengertian bising dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan didefinisikan sebagai Bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.
DUA HAL YANG MENENTUKAN KUALITAS BISING SUATU BUNYI:
1. Frekuensi, yang dinyatakan dalam jumlah getaran per detik atau disebut Hertz (Hz), yaitu jumlah dari gelombang-gelombang yang sampai di telinga setiap detiknya.
2. Intensitas atau arus energi per satuan luas, biasanya dinyatakan dalam suatu logaritmis yang disebut decibel. (dB(A)).
Skala A artinya pembobotan dengan skala A=Weighted Sound Level, karena telinga manusia kurang memberikan reaksi pada frekuensi rendah dan tinggi dibandingkan frekuensi seperti pada saat berbicara.
SKALA INTENSITAS KEBISINGANDESIBEL BATAS DENGAR TERTINGGI
Menulikan120110
HalilintarMeriamMesin uap
Sangat Hiruk10090
Jalan hiruk pikukPerusahaan sangat gaduhPluit polisi
Kuat8070
Kantor gaduhJalan pada umumnyaRadioPerusahaan
Sedang6050
Rumah gaduhKantor umumnyaPercakapan kuatRadio perlahan
Tenang4030
Rumah TenangKantor PeroranganAuditoriumPercakapan
Sangat Tenang 20100
Suara daun-daunBerbisikBatas dengar terendah
1. BISING YANG KONTINYU (STEADY NOISE). Jenis bising ini mempunyai tingkat tekanan
suara yang relative sama selama terjadinya bising. Contoh penyebab bising ini adalah
air terjun, mesin pembangkit tenaga listrik, mesin industri, dan lain-lain.
2. BISING YANG TIDAK TERUS-MENERUS. Jenis bising ini mempunyai tingkat tekanan
suara yang berbeda-beda selama bising berlangsung. Contoh penyebab bising ini adalah lalu lintas kendaraan bermotor (dari jarak dekat), suara senjata, pesawat terbang sedang lewat, dan sebagainya.
JENIS KEBISINGAN
DAMPAK TERHADAP MANUSIA
Gangguan kebisingan dapat berakibat buruk bagi manusia, baik secara psikis maupun fisik. Gangguan fisik adalah jika kebisingan itu mengakibatkan kerusakan organ pendengaran manusia, sedangkan gangguan psikis adalah reaksi manusia pada kebisingan yang cenderung menjurus stress.
Tinggi rendahnya tingkat kebisingan akan mempengaruhi tinggi rendahnya dampak pada manusia. Tingkat kebisingan di atas 85 dB(A), tidak hanya mengganggu aspek psikologis, tetapi juga akan merusak aspek fisiologik ke pendengaran sesudah periode ulangan pemaparan selama 8 jam atau lebih.
SUMBER BISING
ALAT PENDENGARAN
MEDIA PENCEGAH
DAMPAK NEGATIF KEBISINGAN1. Gangguan psikologik, yang berupa:
- Sukar berkonsentrasi & Sukar tidur- Mudah marah- Kepala pusing & Cepat lelah- Menurunkan daya kerja- Menimbulkan stress
2. Gangguan pendengaran, yaitu hilangnya pendengaran seseorang, jika dibiarkan berlanjut dapat menderita ketulian yang bersifat:
- Sementara, - Permanen
3. Gangguan tubuh lainnya, yang dapat berupa:- Ketegangan otot- Kontraksi pembuluh darah- Meningkatnya tekanan darah- Meningkatnya denyut jantung- Meningkatnya produksi adrenalin
International Standard Organization (ISO) mengeluarkan acuan tentang derajat gangguan1. Gangguan pendengaran tingkat ringan, jika seseorang tidak
dapat mendengar bunyi nada pada tingkat kebisingan 25-40 dB(A) (hearing loss 25-40 dB(A)).
2. Gangguan pendengaran tingkat sedang, jika seseorang tidak dapat mendengar bunyi nada pada tingkat kebisingan 40-55 dB(A) (hearing loss 40-55 dB(A)).
3. Gangguan pendengaran tingkat berat, jika seseorang tidak dapat mendengar bunyi nada pada tingkat kebisingan > 55 dB(A) (hearing loss >55 dB(A))).
4 Jadi pada hearing loss pada tingkat kebisingan 0-25 dB(A) masih dalam keadaan normal atau tidak ada gangguan pendengaran.
PENGARUH KEBISINGAN DISEBABKAN BEBERAPA FAKTOR1. Intensitas Kebisingan
Makin tinggi intensitasnya, makin besar risiko untuk terjadinya gangguan pendengaran.
2. Frekuensi KebisinganMakin tinggi frekuensi kebisingan, makin besar
kontribusinya untuk terjadinya gangguan pendengaran.
3. Jenis KebisinganKebisingan yang kontinyu lebih besar kemungkinannya
untuk menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran daripada kebisingan yang terputus-putus.
4. Lama PemaparanMakin lama pemaparannya, makin besar risiko untuk
terjadinya gangguan pendengaran.
5. Lama TinggalMakin lama seseorang tinggal di sekitar kebisingan,
makin besar risiko untuk terjadinya gangguan pendengaran.
6. UmurPada umumnya, sensitivitas pendengaran berkurang
dengan bertambahnya umur.
7. Kerentanan IndividuTidak semua individu yang terpapar dengan
kebisingan pada kondisi yang sama akan mengalami perubahan nilai ambang pendengaran yang sama pula. Hal ini disebabkan karena respon tiap-tiap individu pada kebisingan berlainan, tergantung dari kerentanan tiap-tiap individu.
PERUNTUKAN KAWASAN/LINGKUNGAN KEGIATAN
TINGKAT KEBISINGANdB (A)
A. Peruntukan Kawasan1. Perumahan dan Permukiman2. Perdagangan dan Jasa3. Perkantoran dan Perdagangan4. Ruang Terbuka Hijau5. Industri6. Pemerintahan dan Fasum7. Rekreasi
Bandar Udara* Stasiun Kereta Api* Pelabuhan Laut Cagar Budaya
B. Lingkungan Kegiatan1. Rumah Sakit dan Sejenisnya2. Sekolah atau sejenisnya3. Tempat Ibadah atau Sejenisnya
55706550706070
7060
555555
BAKU MUTU TINGKAT KEBISINGAN
KepMen LH No. 48/MNLH/11/1996
NILAI AMBANG BATAS
Untuk mencegah kemungkinan gangguan pada manusia terutama ketulian akibat bising (noise induced hearing loss), maka telah ditetapkan batas pemaparan yang aman terhadap bising untuk jangka waktu tertentu, dan dikenal dengan sebutan Nilai Ambang Batas (threshold limit value).
Nilai ambang batas dimaksudkan sebagai batas konsentrasi dimana seseorang dapat terpapar dalam lingkungan kerjanya selama 8 jam sehari, 40 jam seminggu berulang-ulang kali tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan yang tidak diinginkan.
NILAI AMBANG BATAS
Derajat Kebisingan
Lama Pemaparan yang Diperbolehkan (jam)
859095
100105110115
8441
0,50,25
0,125
DAMPAK GETARAN DAPAT DIKELOMPOKKAN MENJADI:
1. Terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia.
2. Dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan dan komponen bangunan.
3. Dampak Getaran Kejut.
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
Upaya pengendalian pencemaran udara dapat dilakukan melalui:1. Penelitian dan Pemantauan2. Peraturan Perundangan3. Teknologi Pengendalian Pencemaran
PENGENDALIAN PENCEMARAN
1.TEKNOLOGIPerubahan paradigma pengelolaan limbah:End of Pipe Treatment minimisasi limbahminimisasi limbah
a. Source Reduction (reduksi pada sumbernya) substitusi bahanb. Reusec. Recycle 3Rd. Recovery
2. PERATURAN PERUNDANGAN & PROGRAM KEBIJAKANa. Baku Mutu (ambien, emisi, effluen, down stream, upstream)b. Amdal, UKL-UPL, Audit Lingkungan, c. PROPER, Adipura, Kota Praja, Produksi Bersih, Langit Biru, Prokasih, dll.
PENGENDALIAN PENC. UDARA
1. TEKNOLOGI.Contoh:1. Dust Precipator/Collector2. Filter3. Catalitic Converter4. Substitusi Bahan Baku
2. PENEMPATAN SUMBER EMISI (dengan mempertimbangkan hasil simulasi terhadap kondisi meteorologis, topografi,
self purification, dll)
3. PENEMPATAN PENGHALANG
4. PERATURAN
5. MONITORING
PENGENDALIAN KEBISINGAN
PENGURANGAN KEBISINGAN PADA SUMBERNYA:a. Mengurangi vibrasi sumber kebisingan, berarti mengurang
tingkat kebisingan yang dikeluarkan sumbernya.b. Menutupi sumber suara.c. Melemahkan kebisingan dengan bahan penyerap suara atau peredam suara.
PENEMPATAN PENGHALANG:d. Menghalangi merambatnya suara (penghalang).e. Memperpanjang jarak antara sumber bising & manusia.f. Melindungi ruang tempat manusia atau makhluk lain berada dari suara.
PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRIg. Melindungi telinga dari suara (tutup telinga/ear muffs/ ear plugs).
CONTOH LAIN PENGENDALIAN KEBISINGAN
1. Menggunakan alat-alat yang lebih rendah kebisingan yang dikeluarkannya.
2. Menggunakan cara pengelolaan yang kurang bising.3. Pemilihan bahan-bahan yang mengurangi kebisingan.4. Penanaman pagar dan tanaman peredam suara
(tanaman hanya mampu mereduksi kebisingan hingga 2,23 dB(A) dan nilai ini masih jauh lebih rendah dibandingkan tembok yang mampu mereduksi 6,59 dB(A).
5. Maintenance dan Housekeeping yang baik terhadap peralatan.
6. Dan lain sebagainya.
CONTOH LAIN PENGENDALIAN KEBISINGAN AKIBAT KEGIATAN LALU LINTAS
1. Penggunaan peredam suara mesin mobil (knalpot)2. Mengurangi kepadatan lalu lintas3. Membuat landscaping yang dapat meredam suara,
misalnya dengan menanami pohon, semak dan perdu di kiri-kanan jalan.
4. Membuat badan jalan yang meredam dan permukaan jalan yang halus.
5. Dan sebagainya.
PERHITUNGAN TINGKAT KEBISINGAN
RUMUS:
L24 = 10 Log 1/24 (16.10 0,1 . LS + 8.10 0,1 . (Lm + 10))
Dimana:L24 = nilai Leq selama 24 jamLs = nilai Leq sepanjang siang hari (16
jam) dari jam 06.00 s/d 22.00.Lm = nilai Leq sepanjang malam hari (8
jam) dari jam 22.00 s/d 06.00
GETARAN Getaran adalah suatu gerakan dari hasil kegiatan yang dapat dirasakan (feeling).
1. Akibat Tingkat Getaran tertentu yang dihasilkan dari suatu kegiatan dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia, makhluk hidup lainnya dan lingkungan.
2. Getaran adalah gerakan bolak-balik suiatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan.
3. Getaran Mekanik adalah getaran yang disebabkan oleh sarana/peralatan kegiatan manusia.
4. Getaran Kejut adalah getaran yang berlangsung secara tiba-tiba dan sesaat.
5. Baku Tingkat Getaran Mekanik dan Getaran Kejut adalah batas maksimal Tingkat Getaran Mekanik yang diperbolehkan dari suatu usaha atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan.
Metode Pengumpulan Data Kimia Fisika (Udara)
Metode Pengumpulan Data Kimia Fisika (Udara)
1. LOKASI DAN TITIK PENGAMBILAN SAMPEL
2. PARAMETER KUALITAS LINGKUNGAN
3. UKURAN, JUMLAH, DAN VOLUME SAMPEL
4. HOMOGENITAS SAMPEL
5. JUMLAH TITIK PENGAMBILAN SAMPEL
6. WAKTU PENGAMBILAN SAMPEL
Pengaruh parameter meteorologis sangat perlu diperhatikan.
Konsentrasi senyawa yang diukur akan merupakan suatu fungsi dari:1. intensitas emisi sumber emisi,2. keadaan meteorologis, 3. potensi dispersi atmosfer (angin, kecepatan, arah, kelembaban, radiasi, sinar matahari, tekanan,
temperatur,4. jarak titik pengukuran
PERILAKU KONSENTRASI SENYAWA ATMOSFER
1. SAMPLING UDARA AMBIEN.
mengetahui tingkat pencemaran yang adadi suatu daerah, dengan mengacukannya pada ketentuan – perundangan yang berlaku.
Data Base dalam evaluasi pengaruh (pengembangan kota, tata guna lahan,
transportasi, evaluasi penerapan strategi pengendalian pencemaran)
Pengamatan kecenderungan tingkat pencemaran
Mengaktifkan & menentukan prosedur pengendalian darurat.
TUJUAN SAMPLING DAN ANALISIS
Untuk pengambilan sampel udara ambien, yang perlu diukur adalah:a. kecepatan angin, b. arah angin, c. suhu dan, d. kelembaban udara,
Pengukuran itu sangat berguna sebagai bahan interpretasi data hasil pengujian di labora torium.
Pertimbangan sampling udara ambien Di samping itu, faktor meteorologi, seperti arah angin, kecepatan angin, suhu udara, kelembaban, dan faktor geografi, seperti topografi dan tata guna lahan, harus dipertimbangkan.
Beberapa acuan dalam menentukan titik pengambilan adalah:1) Hindari daerah yang dekat dengan gedung, bangunan,
dan atau pepohonan yang dapat mengabsorpsi atau mengadsorpsi pencemar udara ke gedung atau pepohonan tersebut.
2) Hindari daerah di mana terdapat pengganggu kimia yang dapat memengaruhi polutan yang akan diukur. Contoh pengganggu itu adalah gas emisi kendaraan bermotor yang secara kimiawi dapat menggangu pengukuran ozon.
3) Hindari daerah di mana terdapat pengganggu fisika yang dapat memengaruhi hasil pengukuran. Sebagai ilustrasi,
pengukuran total partikulat di dalam udara ambien tidak diperkenankan di dekat insinerator.
Pertimbangan sampling udara ambien
Sedapat mungkin letakkan peralatan di daerah terbuka atau di daerah dengan gedung atau bangunan relatif rendah dan saling berjauhan. Penempatan peralatan di atap bangunan lebih haik bagi daerah pemukiman yang cukup padat atau perkantor an. Lalu, apabila peralatan tersebut diletakkan di sana, harus dihindari pengaruh emisi gas buang dan dapur, insinerator, atau sumber lainnya.
Sementara itu, roadside adalah tepi jalan raya yang secara langsung memengaruhi pencemaran udara sumber bergerak yang disebabkan oleh relatif tingginya kepadatan lalu lintas.
Pengambilan sampel udara roadside yang bertujuan mengetahui kualitas udara setelah memperoleh dampak emisi kendaraan bermotor harus memenuhi ketentuan seperti pengambilan sampel udara ambien. Ada pun lokasi pengambilannya ditentukan pada jarak 1—5 meter dan tepi jalan raya dengan ketinggian 1,5—3 meter dan permukaan jalan (RSNI, 2004).
2. SAMPLING UDARA SUMBER/EMISI
Mengetahui dipenuhi tidaknya peraturan emisi. Mengukur tingkat emisi berdasarkan laju
produksi industri yang ada. (kesetimbangan proses & emisi)
Evaluasi keefektifan metode pengendalian dan peralatan pengendali
Beberapa jenis kesalahan:a. Kesalahan sampling dengan pertimbangan
faktor lingkungan, metode penangkapan b. Kesalahan dalam analisis laboratorium
TUJUAN SAMPLING DAN ANALISIS
TITIK PEMANTAUAN DISESUAIKAN DENGAN MAKSUD DAN TUJUAN BERDASARKAN SUMBER PENCEMAR:
1. PEMANTAUAN TITIK SUMBER (EMISI) mengukur kadar emisi sumber emisi
2. PEMANTAUAN DAERAH DAMPAK mengukur di sebelah hilir angin (down wind) yang
menerima secara langsung pengaruh emisi.
3. PEMANTAUAN DAERAH REFERENSI mengetahui latar belakan kualitas udara
(rona awal/kontrol) up wind area atau hulu.
4. PEMANTAUAN PENGARUH SUMBER LAIN mengetahui pengaruh sumber utama pencemar lain
selain sumber yang diamati
TITIK PEMANTAUAN
PETA LOKASI SAMPLING
UNIV. KHAIRUN
LERENG HUTAN
LAHAN KOSONG
LAHAN KOSONG
LAHAN KOSONG
SUNGAI
AIR DINGI
N
RUMAH PENDUDUK
KANTOR MAHKAMAH
SYARIAHSINABANG
JL. RAYA KARANGWANGKAL
U
DRAINASE
Rencana Tapak Asrama Perawat RS
PERKANTORAN PEMDA
RUMAH PENDUDUK
U
LAHAN KOSONG
LAHAN KOSONG
SUNGAI
RUMAH PENDUDUKRUMAH PENDUDUK
ARAH ANGIN
ARAH ANGINPOINT SAMPLING UDARAPOINT SAMPLING AIR PERMUKAAN
Pengambilan sampel dilakukan pada bagian cerobong yang beru kuran delapan kali diameter bawah atau dua kali diameter atas dan bebas dan gangguan aliran seperti bengkokan, ekspansi, atau penyusutan aliran di dalam cerobong.
TEKNIK PENGUMPULAN & ANALISIS DATAKUALITAS UDARA AMBIEN, NOISE & OPASITAS
PARAMETER ALAT SAMPLING METODE SAMPLING
METODE ANALISIS
HIDROCARBON CARBON TUBE & AIR PUMP
DRY METHOD FLAME IONIZATION
SULFUR DIOKSIDA IMPINGER & AIR PUMP WET METHOD PARAROSANILIN
NITROGEN OKSIDA IMPINGER & AIR PUMP WET METHOD SALTZMAN
OZON IMPINGER & AIR PUMP WET METHOD CHEMILUMINESCENT
KARBON MONOKSIDA IMPINGER & AIR PUMP WET METHOD NDIR
KARBON DIOKSIDA IMPINGER & AIR PUMP WET METHOD INFRA RED
DEBU HVAS DRY METHOD GRAVIMETRIKTIMBAL HVAS DRY METHOD AASKEBISINGAN SOUND LEVEL METER DIRECT READING MATHEMATICOPASITAS OPASIMETER DIRECT READING DIRECT READING
WAKTU SAMPLING
SOx pagi (06.00-09.00), siang (11.00-13.00), sore (16.00-18.00).
NOx idemCO idemHC idemCO2 idemDebu idemPb idemKebisingan idem (+ malam hari)O3 pagi (06.00-09.00),
HIGH VOLUME AIR SAMPLER – HVAS- sampling debu, logam, outdoor (dry method by filter paper)
INSTRUMEN LAPANGAN PENGUMPULAN DATA KUALITAS KIMIA FISIKA UDARA
KUALITAS UDARA1. Air Pump : Pompa udara (prinsip vakum)2. HVAS – LVAS : Vakum penghisap udara untuk
sampling debu/partikulat3. Impinger : Tabung larutan penyerap4. Botol Sampel : Botol sampel untuk wet method5. Anemometer : Ukur kecepatan angin6. Hygrometer Sling : Ukur kelembaban7. Opasimeter : Ukur kemampuan tembus cahaya
matahari8. Sound Level Meter : Ukur kebisingan9. Cool Box : Tempat sampel/pendingin10. Kertas Label : Coding sample11. Alat Tulis12. GPS : Tentukan koordinat lokasi sampling
TERIMA KASIH