baku dengan metode material requirement...
TRANSCRIPT
‘’ ANALISIS PERENCANAAN DAN PERSEDIAAN BAHAN
BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT
PLANNING (MRP) UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA
PERSEDIAAN DI PT SANJAYA.
Disusun oleh :
AMMYA MOH.YUSUF
411306162
ABSTRAK
PT.SANJAYA adalah perusahaan yang bergerak pada bidang
industri sprepart sepeda motor untuk kebutuhan spare part dengan
kualitas setara tingkat merk tokaido diseluruh indonesia .Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk menentukan 1. perencanaan bahan baku
dengan metode MRP (Material Requirement Planning). 2 kebutuhan
bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi spare part motor.
Pada penelitian ini metode yang digunakan yaitu MRP (Material
Requirement Planning), perhitungan MRP input yang digunakan yaitu
Bill Of Material, data persediaan, jadwal induk produksi dengan
menggunakan data pesanan pada bulan januari 2017 sampai Desember
2017.
Masalah yang di rumuskan yaitu berapa jumlah kebutuhan
komponen sprepart dalam 6 periode mendatang dan berapa lonjor /
lembar yang akan kita beli untuk melakukan produksi selama 6 bulan .
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data permintaan dari
januari 2017 samapai desember 2017..produk yang diteliti adalah
bahan baku keburtuhan sparepart motor dengan alat analisis
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING .Melalui alat analisis
MRP dengan melihat master production schedule dapat diketahui
bahan baku untuk memproduksi sparepart motor dalam per periode
diantaranya pipa d’22,2 = 435,7 pipa d’19=164,12 pipa d’31,8=5 pipa
d’25 =.29 pipa kotak untuk arm = 75 as beton 12 = 145 as 17 = 72,8
kawat d’6= 67,8 dalam satuan lonjor dan membutuhkan plat 2,5mm=
58,7 plat 2mm=15 plat 4 mm = 10,99 dan plat 1,6 mm = 7,57 ,dengan
ini dapat diketahui report kebutuhan bahan baku dari Material
Requirement Planinng untuk pembelian periode 6 bulan mendatang.
Kata Kunci :
Kebutuhan Bahan Baku, MRP (Material Requirement Planning)
ABSTRAC
PT.SANJAYA is a company engaged in the sprepart
motorcycle industry for the needs of spare parts with the equivalent
quality level tokaido brand throughout Indonesia. The purpose of this
research is to determine 1. raw material planning by MRP (Material
Requirement Planning) method. 2 requirement of raw material needed
to produce motor spare part. In this research the method used is MRP
(Material Requirement Planning), calculation of MRP input used is Bill
Of Material, inventory data, master production schedule using order
data in january 2017 until December 2017.
The problem in the formulation of how the number of sprepart
component needs in the next 6 periods and how many lonjor / sheet we
will buy to do production for 6 months. the data used in this study is
the demand data from januari 2017 samapai december 2017..the
product studied is raw material spurt motor motor with analysis tool
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING. Through the MRP
analysis tools, the master production schedule can be known to produce
raw materials to produce motor spareparts in each period such as pipes
d'22,2 = 435,7 pipes d'19 = 164,12 pipes d'31,8 = 5 pipes d ' 25 = .29
box pipe for arm = 75 as concrete 12 = 145 as 17 = 72.8 wire d'6 =
67.8 in lonjor unit and requires plate 2.5mm = 58,7 plate 2mm = 15
plate 4 mm = 10.99 and plate 1.6 mm = 7.57, with this can be known
report raw material requirements from Material Requirement Planinng
for the purchase period of 6 months.
Keywords: Raw Material Requirement, MRP (Material Requirement
Planning)
1.1 Latar belakang masalah
PT.SANJAYA adalah perusahaan yang bergerak pada bidang
industri sprepart sepeda motor untuk kebutuhan spare part dengan kualitas
setara tingkat merk tokaido diseluruh indonesia. Perusahaan ini berada di
Desa Bulak Kecamatan Bulak,RT 04, RW 04, Kota surabaya berdiri pada
tahun 1982, berawal dari usaha kecil dan menengah (UKM) berupa
bengkel las. Pada awal produksi hanya menghasilkan produk kunci busi
sepeda motor dan sampai sekarang mampu memproduksi spart part yang
lainya terdiri dari stang setir , standart tengah , standart samping , arm ,
knalpot , pedal rem. PT. SANJAYA memiliki lebih dari 70 orang
karyawan , 2 mesin cnc bubut,1 mesin cnc milling,2 mesing cnc laser
cutting,1 mesin cnc waterjet,1 mesin cnc wire. PT. SANJAYA
melakukan produksi secara continue dengan hasil produksi rata – rata
500 produk tiap harinya dan permintaan dari konsumen yang tidak
menentu akan pemesanannya melebihi hasil produksi setiap harinya
dengan tenaga kerja yang tidak banyak dan jam kerja umumnya 8 jam.
Dengan tingkat produksi yang terbilang cukup tinggi dan waktu
rentang pemesanan yang cukup pendek, serta tidak adanya tempat khusus
untuk penyimpanan bahan baku. Maka perencanaan bahan baku mutlak
diperlukan guna menjamin lancarnya proses produksi dan
pemanfaatan ruang yang lebih efisien. Ketidakpastian akan permintaan
berpengaruh terhadap pengadaan bahan baku. Hal ini tanpa disadari
perusahaan akan menimbulkan kerugian-kerugian, baik berupa
permintaan pesanan yang mendadak.
1.2Rumusan masalah
1. Bagaimana menentukan kebutuhan bahan baku dengan
menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP)
untuk memenuhi permintaan produk sspare part motor kepada
konsumen
1.3Tujuan penelitian
1. Untuk menentukan kebutuhan bahan baku dengan
menggunakan
metode Material Requirement Planning (MRP) untuk
memenuhi permintaan produk spare part motor kepada
konsumen
2.1 Pengertian persediaan
Persediaan merupakan segala sesuatu atau sumber daya –
sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap
pemenuhan permintaan. Permintaan sumber daya mungkin internal
ataupun eksternal.ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam
proses,barang jadi atauproduk akhir,bahan – bahan pembantu atau
pelengkap, dan komponen – komponen lain yang menjadi bagian
keluaran produk perusahaan(Handoko,1987:333)
Sedangkan menurut jay hezer dan barry render untuk menjalankan
fngsi – fungsi persediaan , perusahaan harus memelihara empat jenis
persediaan ;
1. Persediaan bahan mentah (raw material inventory) telah dibeli, tetapi
belom di proses . persediaan ini dapat digunakan unutk memisahkan
(yaitu,menyaring) pemasok dari proses produksi. Meskipun demikian,
pendekatan yang lebih disukai adalah menghapus variabilitas pemasok
dalam kualitas, jumlah , atau waktu pengiriman sehingga tidak diperlukan
pemisahan
2. Persediaan barang dalam proses (work-in-process-WIP inventory) ialah
komponen – kmponen bahan mentah yang telah melewati beberapa proses
perubahan , tetapi belum selesai. WIP itu ada karena untuk membuat
produk diperlukan waktu (disebut juga waktu siklus) . Mengurangi waktu
siklus akan mengurangi persediaan WIP.Tugas ini tidaklah sulit. Selama
sebagian besar waktu sebuah produk “sedang dibuat”, produk itu
sebenarnya hanya berdiam.
3. MRO (maintenance/repair/operating) adalah persediaan yang disediakan
untuk perlengkapan pemeliharaan /perbaikan/operasi
()maintenance/repair/operation - MRO) yang dibutuhkan untuk menjaga
agar mesin dan proses tetap produktif. MRO ada karena kebutuhan dan
waktu pemeliharaandan perbaikan dari bebrapa peralatan tidak dapat
dikeahui. Walaupun permintaan untuk MRO ini seringkali merupakan
fungsidari jadwal pemeliharaan , permintaan MRO lain yang tidak
terjadwal harys antisipasi.
4. Perseiaan barang jadi (finish – good inventory) adalah produk yang telah
selesai dan tinggal menunggu pengiriman. Barang jadi dimasukkan ke
persediaan karena permintaan pelanggan pada masa mendatang tidak
diketahui.
2.3 Peramalan
Heizer dan Render (2011 : 136) menyatakan bahwa, seni atau
ilmu untuk memperkirakaan kejadian di masa depan disebut dengan
peramalan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan
data historis dan memproyeksikan ke masa mendatang dengan suatu
bentuk model matematis. Perusahaan melakukan perkiraan atau
peramalan besarnya permintaaan pelanggan akan produknya dengan
tujuan, untuk mengurangi resiko atau ketidakpastian yang akan
dihadapi di masa yang akan datang.
Heizer dan Render (2011 : 136), juga menyatakan bahwa
peramalan bisa diklasifikasi berdasarkan horizon waktu masa depan
yang dilingkupinya. Horizon waktu tersebut terbagi menjadi beberapa
kategori yaitu :
1. Peramalan Jangka Pendek (Short-range Forecast) : dimana jangka
waktu peramalan ini hingga satu tahun, tetapi umumnya kurang dari
tiga bulan, yang digunakan untuk merencanakan pembelian, jumlah
tenaga kerja, penugasan kerja, penjadwalan kerja dan tingkat produksi.
2. Peramalan Jangka Menengah (Medium-range Forecast) : dimana
jangka waktu peramalan ini mencakup hitungan bulan hingga tiga
tahun, yang digunakan untuk merencanakan penjualan, anggaran
kas, perencanaan dan anggaran produksi serta menganalisis bermacam-
macam rencana operasional.
3. Peramalan Jangka Panjang (Long-range Forecast) : dimana jangka
waktu peramalan ini umumnya untuk perencanaan tiga tahun atau
lebih. Peramalan jangka panjang digunakan untuk merencanakan
produk baru, lokasi atau pengembangan fasilitas, pembelanjaan modal,
serta penelitian dan pengembangan.
Pada prinsipnya, peramalan dapat dilakukan dengan dua
pendekatan, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif
didasarkan pada pendapat dari seseorang yang di anggap memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang baik untuk bisa memperkirakan
jumlah permintaan, sedangkan pendekatan kuantitatif didasarkan pada
pembangunan sebuah model matematis yang mengandalkan logika
tertentudan umumnya didua dasarkan pada kejadian masa lalu.
Terdapat dua pendekatan umum peramalan, yaitu kualitatif dan
kuantitatif (Heizer dan Render, 2005:140).peramalan subjektif atau
kualitatif menggabungkan faktor seperti emosi,pengalaman pribadi dan
sistem nilai pengambil keputusan untuk meramal.peramalan kuantitatif
menggunakan model matematis yang beragam dengan menggunakan
data masa lalu dan variabel sebab akibat untuk meramalkan pemintaan.
Peramalan time-series merupakan salah satu peramalan kuantitatif.
Model time-series membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan
merupakan fungsi masa lalu. Dengan kata lain mereka melihat ap yang
terjadi selama kurun waktu tertentu, dengan menggunakan data masa
lalu tersebut untuk melakukan peramalan. Meramalkan dat time-series
berati nilai masa depan diperkirakan hanya dari nilai masa lalu dan
bahwa variabel lain diabaikan, walaupum variabel – variabel tersebut
mungkin bisa sangat bermanfaat.
Menganalisis time-series berarti membagi data masa lalu menjadi
komponen – komponen, dan kemudian memproyeksikannya ke masa
depan. Time-series mempunyai empat komponen (Heizer dan
Render,2005:142),yaitu:
a. Tren,merupakan pergerakan data sedikit demi sedikit meningkat
atau menurun.
b. Musim,adalah pola data yang berulang pada kurun waktu tertentu
seperti hari, minngu, bulan atau tahun.
c. Siklus, adalah pola dalam data yang terjadi setiap bebrapa tahun.
Siklus ini biasanya terkait pada siklus bisnis dan merupakan satu
hal penting dalam hal analisis dan perencanaan bisnis jangka
pendek.
d. Variasi acak, merupakan satu titik khusus dalam data, yang
disebabkan oleh peluang dan situasi yang tidak biasa. Variasi acak
tidak mempunyai pola khusus, jika tidak dapat diprediksi.
2.3.2 Material Requirement Planning (MRP)
Elyased and thomas(edisi kedua : 191) mendefinisikan struktur
material merupakan bagian dari fondasi sistem mrp. di samping bill of
material database, database akurat status infomasi saat ini, routing
produk dan waktu tunggu produksi oleh bagian manufaktur, dan jadwal
induk diperlukan untuk menjalankan sistem perencanaan ini.
Langkah awal dalam mengoperasikan sistem adalah
menentukan panjang cakrawala waktu perencanaan. Sebagai masalah
praktis, cakrawala waktu tidak boleh melebihi kemampuan untuk
meramalkan, dan lebih baik menggunakan cakrawala waktu di mana
pesanan yang ada relatif kokoh. kita juga harus memecah periode
horizon ke dalam interval waktu, yang disebut ember waktu. periode
perencanaan ini biasanya mingguan, dua mingguan, atau bulanan,
tergantung pada waktu tunggu antara departemen dan tingkat kontrol
yang diinginkan.
Heizer dan Render (2005:160) mendefinisikan sebagai sebuah teknik
permintaan terkait yang menggunakan daftar kebutuhan bahan baku,
persediaan, penerimaan yang diperkirakan, dan jadwal produksi induk
untuk menentukan kebutuhan material.
e. Gambar 1.1 sistem MRP
Dalam menentukan Master Production Schedulling diperlukan
informasi mengenai jumlah yang akan diproduksi untuk beberapa
waktu mendatang melalui perencanaan produksi yang ditetapkan
berdasarkan peramalan produk atau pesanan dari konsumen, dengan
mempertimbangkan kapasitas produksi. Selain MPS, metode MRP juga
memerlukan data persediaan baik barang jadi maupun komponen dan
daftar komponen ( Bill Of Material ) dsari suatu produk yang akan
diproduksi. Dari proses MRP akan diperoleh informasi tentang jumlah
komponen atau waktu dilakukannya pemesanan atau produksi
komponen tersebut.
2.3.4 Input Sistem MRP
Menurut Hendra (2009:173-176) ada empat masukan untuk
MRP, yaitu:
a. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedules (MPS))
Jadwal induk produksi merupakan rencana rinci tentang jumlah
barang yang akan diproduksi pada beberapa satuan waktu dalam
horizon perencanaan
b. Struktur Produk dan Bill of Materials (BOM)
Setiap item dan komponen produk harus memiliki identifikasi
yang jelas dan unik sehingga berguna pada saat komputerisasi. Hal ini
dilakukan dengan membuat struktur produk dan Bill of Material
(BOM) tiap produk. Struktur produk berisi informasi mengenai
hubungan antar komponen dalam perakitan.
c. Catatan Persediaan (inventory record files)
Sistem MRP didasarkan atas keakuratan data status persediaan
yang dimiliki sehingga keputusan untuk membuat atau memesan
barang pada suatu saat dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
d. Waktu ancang (lead time)
Prasyarat terakhir agar MRP dapat diterapkan dengan baik ialah
diketahuinya waktu ancang pemesanan komponen. Waktu
ancang (lead time) ini diperlukan mengingat MRP memilki dimensi
fase waktu yang akan sangat berpengaruh terhadap pola persediaan
komponen.
2.3.6 Langkah Dasar MRP
Menurut Hendra (2009:177-180) ada empat langkah dasar sistem
MRP,yaitu:
a. Proses Netting
Netting adalah proses perhitungan untuk menetapkan
jumlah kebutuhan bersih yang besarnya merupakan selisih antara
kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan (yang ada dalam
persediaan dan yang sedang dipesan). Masukan yang diperlukan
dalam proses perhitungan kebutuhan bersih ini adalah:
1) kebutuhan kotor (yaitu jumlah produk akhir yang akan
dikonsumsi) untuk tiap periode selama periode perencanaan
2) rencana penerimaan dari subkontraktor selama periode
perencanaan
3) tingkat persediaan yang dimilki pada awal periode perencanaan.
b. Proses Lotting
Proses lotting ialah proses untuk menentukan besarnya pesanan
yang optimal untuk masing-masing item produk berdasarkan hasil
perhitungan kebutuhan bersih. Proses lotting erat kaitannya dengan
penentuan jumlah komponen/item yang harus dipesan/disediakan.
Proses lotting sendiri amat penting dalam rencana kebutuhan bahan.
c. Proses Offsetting
Proses ini ditujukan untuk menentukan saat yang tepat guna
melakukan rencana pemesanan dalam upaya memenuhi tingkat
kebutuhan bersih. Rencana pemesanan dilakukan pada saat material
yang dibutuhkan dikurangi dengan waktu ancang.
d. Proses Explosion
Proses explosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor
item yang berada pada tingkat yang lebih bawah, didasarkan atas
rencana pemesanan yang telah disusun pada proses offsetting.
3.2 Tempat dan waktu penelitian
a. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bagian bahan baku dan
proses produksi pembuatan penyangga tengah pada motor yang
berada di jln kyai tambak deresno 27, kenjeran, surabaya.
b. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan dimulai pada awal bulan
maret sampai akhir maret 2017
3.3 Teknik pengumpulan data
Penelitian ini dilakukan pada objek pada objek penelitian di PT.
SANJAYA dan yang akan di analisa adalah perencanaan pengendalian
bahan baku. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penerapan
metode Material Requirement Planning (MRP). Pengumpulan data –
data ini dilakukan dengan bebrapa cara:
3.3.3. Data – Data yang Diperlukan Dalam Penelitian ini Antara
Lain :
Tahap penyusunan variabel ini adalah untuk perhitungan dengan
menggunakan metode MRP yang di ambil di perusahaan
PT.SANJAYA, variabel tersebut antara lain
a. Data permintaan pelanggan
Permintaan pelanggan adalah sejumlah barang yang di beli
atau dimina suatu harga dan waktu tertentu.
b. Jadwal induk produksi
Jadwal induk produksi merupakan rencana rinci tentang
jumlah barang yang akan diproduksi pada beberapa satuan
waktu dalam horizon perencanaan.
c. Struktur produk
Struktur produk merupakan identifikasi item dan komponen
produk yang diproduksi.
d. Waktu ancang (lead time)
Waktu ancang adalah waktu yang diperlukan mulai dari
saat pesanan item dilakukan sampai dengan saat item tersebut
diterima dan siap untuk digunakan, baik item produk yang harus
dibuat sendiri maupun item produk yang dipesan dari luar
perusahaan.
e. Biaya pesan (ordering cost)
Biaya pemesanan adalah biaya – biaya yang
dikeluarkan berkenaan dengan pemesanan barang – barang atau
bahan – bahan penjual sejak dari pemesanan (order) dibuat dan
dikirim sampai barang – barang atau bahan – bahan tersebut
dikirim dan diserahkan secara diinspeks di gudang.
f. Biaya penyimpanan
Biaya penyimpanan adalah biaya – biaya yang diperlukan
berkenaan dengan adanya persediaan yang meliputi seluruh
pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat dari
adanya sejumlah persediaan.
3.4Teknik Analisis Data
Langkah – langkah penelitian ini sebagai berikut :
3.4.1 Plotting data
Plotting data dilakukan dengan cara membuat
diagram pencar dari data permintaan. Digram pencar ini digunakan
untuk menentukan trend peramalan, sehingga bisa ditentukan
metode yang paling sesuai untuk peramalannya.
3.4.2 Teknik Pengolahan Data
1. Peramalan
Peramalan dilakukan dengan software Winqsb yang dapat
meramalkan data sesuai dengan metode yang diinginkan. Software
ini dapat menampilkan hasil peramalan untuk bebrapa periode
kedepan dan juga menampilkan plot data, sehingga dapat
memudahkan proses peramalan itu sendiri.
2. Penentuan metode peramalan
Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Weight Moving Average
b. Eksponensial Smoothing
3. Perhitungan Mean Absolut Deviation (MAD)
ANALISIS DATA PENELITIAN
Bab ini memuat data yang merupakan hasil dari penelitian, atau
hasil pengukuran penelitian dari berbagai metode pengukuran atau
pengambilan data selama penelitian. Seluruh data yang didapat dari
hasil pengukuran pekerjaan berbentuk data mentah, yang selanjutnya
diolah dengan pengujian dan pengolahan data.
4.1 Pengumpulan Data
4.1.1 Data Harga Jenis Bahan Baku
Data harga jenis-jenis bahan baku yang digunakan dalam
pembuatan standart tengah adalah sebagai berikut :
a) Pipa AT 25,4mm =Rp 90.000 / batang
b) Pipa AS 22,2mm =Rp 80.000 / batang
c) Pipa DTT 19,1 mm =Rp 60.000 / batang
d) Plat XY 2mm =Rp 245.000/ lembar
e) Beton neiser 12mm =Rp.98.000 / batang
f) Betn neiser 17 =Rp.125.000/batang
g) Kawat =Rp.40.000
4.1.2 Data Permintaan
PT. SANJAYA Surabaya merupakan perusahaan yang
bergerak dalam industri sparepart khususnya standar tengah,
PT.SANJAYA memproduksi produksinya berdasarkan hasil
permintaan masa lalu (data historis) dari konsumen. Data permintaan
yang digunakan adalah data permintaan produk standart tengah selama
satu tahun, yaitu bulan Januari 2017 - Desember 2017. Data
permintaan ini digunakan untuk meramalkan permintaan untuk Bulan
Januari 2018 - Juni 2018 sebagai Jadwal Produksi Induk (Master
Production Schedule). Tabel berikut menyajikan data permintaan
produk standart tengah selama satu tahun.
Tabel 4.1 Data Permintaan spare part motor
Periode Standart
tengah
Standart
samping Arm knalpot
Satang
setir
Pedal
rem
Jan-17 6800 2900 890 230 800 8500
Feb-17 6775 2200 750 190 700 9000
Mar-17 7390 2500 850 250 950 8000
Apr-17 7530 3500 800 200 750 7950
Mei-17 6980 4000 900 300 650 10000
Jun-17 6700 2200 990 350 800 10700
Jul-17 7980 2000 700 400 900 9600
Agu-17 8120 3000 785 270 1000 8700
Sep-17 6790 3700 900 200 1200 10200
Oct-17 7690 4000 950 300 890 11000
N0v-17 7800 3500 870 290 970 9900
Des-17 6900 3250 900 350 1000 10000
Sumber : Data PT Sanjaya Surabaya
Gambar 4.1 scatter diagram pencar spare part motor
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
Chart Title
standart standart arm knalpot stang stang
4.1.3 Struktur Produk & Bill Of Material
Langkah pertama yang dilakukan dalam sistem MRP adalah
menentukan struktur produk dari produk yang dipilih. Pada penelitian
ini produk yang dipilih adalah produk standart tengah. Struktur produk
standart tengah dapat dilihat pada Gambar 4.1 . Pembuatan struktur
produk nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk membuat BOM
(Bill of Materials).
.
Standart tengah
Bos stand = p (8cm)
Pipa p1 = 2 (23cm)
Bantalan Plat =2
Struktur produk standart tengah
Level 0
Level 1
level2Pen stand tengah=1
Gambar 4.2 struktur produk standart tengah
no Nama
komponen Kode Level Jumlah
Material yang
digunakan Ukuran mm
1 Standart
tengah St 0 1
2 Bos stand Bs 1 2 Pipa 22,2 24
3 Pipa p1 Pa 1 1 Pipa 22,2 80
4 Bantalan p 1 1 Pipa 22,2 250
5 Pen stand Bn 2 1 Besi 12,7 120
Tabel 4.37 hasil nilai peramalan spare part motor PT.SANJAYA 6
bulan kedepan
4.4 Perencanaan Agregat dan Jadwal Induk Produksi
Perencanaan produksi akan mudah dibuat dalam menetapkan
rencana produksi bulanan bila tingkat permintaan konstan atau bila
waktu produksi tidak menjadi kendala, Perencanaan agregat
menyatakan bahwa perencanaan dibuat pada tingkat dasar untuk
memenuhi kebutuhaan semua produk yang akan dihasilkan.
Setelah perencanaan agregat dibuat hasilnya akan disagregasikan
kedalam kebutuhan - kebutuhan bedasarkan tahapan waktu untuk
masing-masing jenis produk (individu produk),dan perencanaan ini
disebut Jadwal Induk Produksi(JIP) atau MPS.
Data yang diperlukan untuk membuat perencanaan JIP :
Waktu operasi spare part motor per produk dalam perencanaan agregat
waktu yang dibutuhkan di antarannya adalah waktu operasi , kapasitas
waktu yang tersedia.
Tabel 4.38 waktu opersai pengelasan setiap produk
No. Nama produk Waktu operasi
(menit)
Proges
(100%)
1 Standart
tengah
5 0,05 %
2 Standart
samping
3 O,03
3 Arm 10 0,1%
4 Knalpot 15 0,15%
5 Stang setir 10 0,1%
6 Pedal rem 5 0,05%
total 48 0,48 %
Tabel 4.37 hasil nilai peramalan spare part motor PT.SANJAYA 6
bulan kedepan
Tabel 4.39 perencanaan agregat
Periode Standart
tengah
Standart
samping Arm knalpot
Satang
setir
Pedal
rem
Jan-18 7295 3390 881 344 1015 10000
Feb-18 7295 3390 881 344 1015 10000
Mar-18 7295 3390 881 344 1015 10000
Apr-18 7295 3390 881 344 1015 10000
Mei-18 7295 3390 881 344 1015 10000
Jun-18 7295 3390 881 344 1015 10000
4.4 Material Requirement Planning (MRP)
Material Requiment Planning (MRP) merupakan metode yang
digunakan untuk merencanakan kebutuhan material dengan
menggunakan lot sizing. Untuk dapat menghitung MRP dibutuhkan
beberapa input yaitu :
Jadwal induk produksi
Catatan persediaan
Data kebutuhan material
4.4.1 Data yang dibutuhkan dalam proses MRP
Berikut adalah data data yang diperlukan yang nantinya akan
digunakan sebagai input dalam proses MRP
4
.
5
.
3
R
e
p
ort MRP bahan baku per produk dalam permintaan 4 periode kedepan
Ket :
pipa 1 lonjor = 6000 mm
plat 1200 x 2400 = 2880000
Nama produk Total operasi
waktu menit /
bulan
Waktu opersai per
menit
Jip
Standart tengah 36475 5 7292
Standart
samping
10176 3 3390
Arm 8810 10 881
Knalpot 5010 15 334
Stang setir 10150 10 1015
Pedal rem 50000 5 10000
Periode komponen jumlah standart standart
arm knalpot stang pedal
tengah samping setir rem
pipa d 19 164,12 121 29 14,12
pipa d 22,2 453,57 429 24,57
pipa d 31,8 5 5
pipa d 25,4 29 29
Jan-18 pipa kotak 75 75
as beton 12 145 145
as 17 72,8 5 67,8
kawat d 6 67,8 67,8
plat 2,5 mm 58,7 7,7 38 8 5
plat 2 mm 15 4 4 7
plat 4 mm 10,99 3,29 2 1 4,7
plat 1,6 mm 7,57 2,57 5
total 1104,6 699 71,09 92,7 100,14 50 91,62
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Berdasarkan hasil dari pengumpulan pengolahan data dan analisa
di atas maka dapat di ambil kesimpulan dari report MRP bahwa
kebutuhan bahan baku per komponen material spare part sepeda motor
untuk 6 periode kedepan dibutuhkan bahan baku sebagai berikut :
Tabel 5.1 hasil kebutuhan bahan baku komponen spare part motor
Periode komponen per periode
total
keb.
6
periode
pipa d 19 164,12 984,72
pipa d 22,2 453,57 2721,42
pipa d 31,8 5 30
Jan sd Jun 18 pipa d 25,4 29 174
pipa kotak 75 450
as beton 12 145 870
as 17 72,8 436,8
kawat d 6 67,8 406,8
plat 2,5 mm 58,7 352,2
plat 2 mm 15 90
plat 4 mm 10,99 65,94
plat 1,6 mm 7,57 45,42
SARAN
PT.SANJAYA perlu menerapkan perencanaan metode dan
persediaan material secara baik untuk mengontrol persediaan bahan
baku agar tidak terlalu berlebihan dan kekurangan. Perusahaan harus
membuat rencana produksi untuk masa yang akan datang , keuntungan
dari membuat perencanaan produksi dimasa yang akan datang adalah
perusahaan dapat mengatur strategi apa yang akan diambil untuk
mengantisipasi permintaan konsumen dimasa yang akan datang dengan
melihat hasil perhitungan perencanaan produksi yang telah tersusun
DAFTAR PUSTAKA
Elyased , elyased a. and Boucher thomas o. Analysis and Control OF
Productionsystem.edisikedua.DepartemenEnginneringIndustri;
perguruan tinggi universitas rutgers.
Heizer, Jay dan Render, Barry.2005. Operation Management :
Manajemen Operasi. Buku 2 . Edisi Ketujuh. Jakarta :
Salemba Empat.
Kusuma , hendra. 2002.Manajemen Produksi, Perencanaan &
Pengendalian Produksi. Edisi 2 Perpusatakaan Nasional.
Yogyakarta : ANDI
Pardede, pontas M. 2005. Manajemen Operasi dan Produksi : Teori
,Model, dan Kebijakan. Edisi 1. Perpustakan nasional.
Yogyakarta : ANDI
Nasution, Arman Hakim. 2006. Manajemen Industri . Edisi 1
Perpustakaan Nasional. Yogyakarta : ANDI