bahan spi
TRANSCRIPT
5/12/2018 bahan SPI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahan-spi 1/3
CONTOH SPI PUNYA DHARMAIS
Visi :Menjadi katalisator dalam penyempurnaan manajemen Rumah Sakit melalui pelayanan
pengawasan yang professional
Misi :1.Memberikan pelayanan pengawasan manajemen yang bermutu dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya Rumah sakit.
2.Membantu pimpinan rumah sakit dalam melaksanakan pengawasan dan pengendaliansumber daya rumah sakit.
3.Meningkatkan kinerja pengawasan dalam rangka membantu terwujudnya akuntabilitas
publik oleh manajemen rumah sakit.
KEDUDUKAN /PERAN1.Satuan Pemeriksaan Intern adalah satuan kerja fungsional yang berkedudukan langsung
dibawah Direktur Utama
2.Satuan Pemeriksa Intern dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada
Direktur UtamaTUGAS POKOK
1.Membantu Direktur Utama dalam melaksanakan pemeriksaan intern keuangan danOperasional.
2.Memberikan penilaian dan rekomendasi kepada Direktur Utama agar kegiatan rumah
sakit mengarah pada pencapaian tujuan dan sasarannya secara efektif, efisien dan
ekonomis.3.Membantu Direktur Utama dalam meningkatkan Corporate Governance Rumah Sakit,
terutama dengan efektifitas proses pengendalian manajemen resiko, implementasi etika
sosial dan pengukuran kinerja rumah sakit.4.Menciptakan nilai tambah dengan mengidentifikasi peluang-peluang untuk
meningkatkan kehematan, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan di rumah sakit.FUNGSI1.Melakukan pemeriksaan semua unsur pelaksana kegiatan di lingkungan Rumah Sakit
Kanker Dharmais yang meliputi :
a.Pengelolaan administrasi keuanganb.Administrasi pelayanan
c.Administrasi Umum dan SDM
2.Melakukan pengujian serta penilaian atas hasil laporan berkala atau sewaktu waktu dari
setiap unsur pelaksana kegiatan di lingkungan Rumah Sakit Kanker Dharmais atas petunjuk Direktur Utama
3.Melakukan penelusuran mengenai kebenaran laporan atau informasi tentang
hambatan ,penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang4.Memberikan saran dan alternatif pemecahan masalah kepada Direktur Utama dalam
hal terjadinya penyimpangan
5.Melakukan pemantauan tindak lanjut dari hasil temuan aparat pengawasan intern danekstern..
SUMBER DAYA MANUSIA
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Satuan Pemeriksaan Intern (SPI) Rumah
Sakit Kanker Dharmais didukung oleh 1 orang Kepala SPI, 4 orang Internal Auditor dan
5/12/2018 bahan SPI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahan-spi 2/3
1 orang Tata Usaha.
Kepala SPI dan Internal Auditor Rumah Sakit Kanker Dharmais telah menyelesaikan
pendidikan internal audit sehingga memperoleh gelar QIA(Qualified Internal Auditor).KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN SPI
1.Rencana Kerja dan Anggaran
2.Pemeriksaan operasional Rumah Sakit3.Pemeriksaan Keuangan
4.Pemeriksaan Khusus
BAHAN BACAAN MEMBUAT TOR
Suatu Pemikiran Bidang Audit
Tujuan pokok dari suatu pemeriksaan internal adalah membantu agar para anggota
organisasi dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Lebih luas lagi bahwakomponen sistem dapat berfungsi efektif sehingga system berjalan sebagaimana yang
diharapkan. Supaya tidak terjadi kesenjangan dalam hal komunikasi audit maka pemeriksa internal lebih banyak menempatkan diri untuk membantu para anggota
organisasi dalam menilai kinerja dan mengatasi persoalan atau hambatan yang terjadi
sehingga dapat berfungsi secara efektif dan kinerja menjadi optimal.
Bukan menempatkan diri sebagai oposisi yang dianggap setiap saat dapat “memangsa” para anggota organisasi. Jika hal ini yang berkembang maka yang terjadi justru
sebaliknya, para anggota menutup segala informasi sehingga potensi terbesar dari
organisasi tersebut menjadi semakin tersimpan rapat dan organisasi sulit berkembang.Dalam bidang apa saja pemeriksa internal membantu para anggota organisasi?
Pengalaman menjadi pemeriksa intern di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Sukabumiselama 5 (lima) tahun sebagian besar waktu saya gunakan untuk mencairkan kebekuankomunikasi dengan para anggota organisasi. Karena kebanyakan anggota organisasi
“takut” dengan unit yang satu ini. Jika ini yang berkembang maka fungsi SPI menjadi
kurang efektif.Pengawasan dapat dilakukan dengan dua cara : oleh atasan langsung, dan oleh sistem.
Ranah pengawasan yang dilakukan oleh SPI fokus kepada penilaian efektifitas, analisa
gap dan penyempurnaan sistem dengan rekomendasi tindakan korektif dan pencegahan
serta verifikasi pelaksanaan yang direkomendasikan. Bagaimana sistem mampu danterlaksana secara efektif berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.
Supaya efektif dalam pelaksanaan fungsi SPI, yang harus dilakukan pertama, rekayasa
ulang paradigma Satuan Pengawas Internal (SPI). SPI bukanlah satuan pencari siapa yangsalah melainkan menganalisa system organisasi menemukan apa yang salah sekaligus
memberikan alternatif-alternatif pemecahan masalah secara rasional dan efektif.
Kedua, tim SPI harus memahami bidang-bidang yang akan diaudit. Organisasi rumahsakit memiliki karakteristik unik, maka SPI harus menyesuaikan diri dengan keunikan
rumah sakit. Untuk memiliki anggota yang lengkap dalam menjawab keunikan organisasi
rumah sakit kelihatannya sangat sulit walaupun tidak mustahil. Karena paradigma yang
berkembang tentang SPI dalam organisasi seringkali kurang menguntungkan.
5/12/2018 bahan SPI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahan-spi 3/3
Pengalaman dengan tim beranggota dua orang yang bukan berlatar belakang medis
(bukan dokter) sungguh bukan suatu pekerjaan yang mudah menjalankan fungsi SPI di
rumah sakit. Bagaimana strateginya supaya SPI dapat berfungsi efektif?Area audit dibagi menjadi 5 (lima) atau bisa juga dikembangkan menjadi 6 (enam) area.
Ini bukanlah sesuatu yang baku, yang penting bagaimana target pemeriksaan internal
dapat tercapai, system mutu efektif dalam menjamin mutu. Lima area tersebut adalah alatkerja, bahan kerja, sumber daya manusia, system, dan lingkungan kerja.
Jika masalah keuangan menjadi fokus tersendiri, dibentuk tim khusus akuntansi
keuangan. Mungkin akan timbul pertanyaan klasik dan kritis, bagaimana mengauditkinerja tenaga medis dan para medis? Seringkali para anggota organisasi terjebak dengan
idealisme kondisi rumah sakit sebagaimana keinginan publik khususnya tuntutan
terhadap kinerja dokter. Jika ini yang terjadi maka kinerja SPI justru akan stagnan.
Dengan pembagian menjadi enam area tersebut SPI cukup banyak membantu paraanggota organisasi dalam mendongkrak kinerjanya. Dalam beberapa kesempatan para
anggota organisasi justru menanyakan kapan unit kerja yang dia pimpin akan diaudit.
Ternyata belakangan mereka merasa banyak terbantu dengan adanya audit yang
dilaksanakan SPI.Ketiga, anggota tim dituntut menguasai “ilmu” keenam area tersebut dari mulai
menganalisa, melakukan penilaian, mengajukan saran-saran perbaikan sampai menilaikembali apakah proses perbaikan sudah dilakukan hingga persoalan benar-benar teratasi.
Keempat, komunikasi audit yang efektif dengan para anggota organisasi. Ketika solusi
yang muncul terkait penambahan SDM dan penggunaan keuangan, sangat diperlukan
keputusan direksi. Untuk ini perlu diselenggarakan manajemen review yang khususmembahas temuan dan rekomendasi SPI, baik yang sudah diselesaikan maupun yang
belum diselesaikan. Hambatan-hambatan yang muncul dalam penyelesaian rekomendasi
biasanya dapat diatasi dengan keputusan direksi. Untuk itu diperlukan komitmenmanajemen yang kuat tentang fungsi SPI.
Dari wacana ini mungkin akan terjadi diskusi menarik. Hasil penelitian hubungan persepsi pegawai tentang audit internal dengan efektifitas audit internal di rumah sakitdan menunjukkan hubungan yang signifikan. Mungkin penelitian ini masih perlu
disempurnakan, namun mudah-mudahan dapat membuka wacana tentang efektifitas
kinerja audit internal.