bahan cetak

53
2.1 Bahan Cetak 2.1.1 Definisi Bahan Cetak Bahan cetak merupakan bahan yang digunakan untuk membuat tiruan negatif dari rongga mulut, sehingga selanjutnya dapat dibuat model gigi darinya. Model gigi tersebut digunakan oleh dokter gigi sebagai model studi maupun sebagai model kerja. Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan untuk membuat tiruan dari jaringan intraoral dan ekstraoral (Anusavice, 2003). 2.1.2 Sejarah Penemuan Bahan Cetak A. Alginat Pada akhir abad yang lalu, seorang ahli kimia dari skotlandia memperhatikan bahwa rumput laut tertentu yang berwarna coklat (algae) bisa menghasilkan ekstrak lendir yang aneh. Disebut juga algin. Substansi alami ini kemudian diidentifikasikan sebagai suatu polimer linier dengan berbagai kelompok asam karboksil dan dinamakan asam anhydro-β-d mannuronic (disebut juga asam alginik). Asam alginik serta kebanyakan garam anorganik tidak larut dalam air, tetapi garam yang diperoleh dengan natrium, kalium, dan amonium larut dalam air (Anusavice, 2003). Ketika bahan cetak agar menjadi langka karena perang dunia II (jepang adalah sumber agar utama), penelitian untuk menemukan bahan pengganti yang cocok semakin dipercepat. Hasilnya sudah tentu, hidrokoloid irreversibel, atau bahan cetak alginat. (Anusavice, 2004). B. Elastomer 3

Upload: madherisa-paulita

Post on 01-Oct-2015

2.921 views

Category:

Documents


399 download

DESCRIPTION

BAHAN CETAK

TRANSCRIPT

2.1 Bahan Cetak

2.1.1 Definisi Bahan Cetak

Bahan cetak merupakan bahan yang digunakan untuk membuat tiruan negatif dari rongga mulut, sehingga selanjutnya dapat dibuat model gigi darinya. Model gigi tersebut digunakan oleh dokter gigi sebagai model studi maupun sebagai model kerja. Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan untuk membuat tiruan dari jaringan intraoral dan ekstraoral (Anusavice, 2003).

2.1.2 Sejarah Penemuan Bahan Cetak

A. Alginat

Pada akhir abad yang lalu, seorang ahli kimia dari skotlandia memperhatikan bahwa rumput laut tertentu yang berwarna coklat (algae) bisa menghasilkan ekstrak lendir yang aneh. Disebut juga algin. Substansi alami ini kemudian diidentifikasikan sebagai suatu polimer linier dengan berbagai kelompok asam karboksil dan dinamakan asam anhydro--d mannuronic (disebut juga asam alginik). Asam alginik serta kebanyakan garam anorganik tidak larut dalam air, tetapi garam yang diperoleh dengan natrium, kalium, dan amonium larut dalam air (Anusavice, 2003). Ketika bahan cetak agar menjadi langka karena perang dunia II (jepang adalah sumber agar utama), penelitian untuk menemukan bahan pengganti yang cocok semakin dipercepat. Hasilnya sudah tentu, hidrokoloid irreversibel, atau bahan cetak alginat. (Anusavice, 2004).B. Elastomer

Elastomer merupakan bahan tambahan terhadap gel hidrokoloid, merupakan bahan cetak elastic yang menyerupai karet. Bahan ini dikelompokkan sebagai karet sintetik, bahan tersebut dikembangkan untuk meniru karet alam ketika bahn tersebut menjadi sulit diperoleh selama Perang Dunia kedua. Awalnya disebut bahan cetak karet, bahan sintetik tersebut akhir-akhir ini disebut sebagai elastomer atau bahan cetak elastomeric. Secara kimia terdapat 4 jenis elastomer kedokteran gigi yang digunakan sebagai bahan cetak : polisulfida, silicon polimerisasi kondensasi, silicon polimerisasi tambahan, dan polieter (Anusavice, 2003).

C. Gipsum

Gipsum adalah mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia. Gipsum juga merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Secara kimia, gips yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihitrat (CaSO4.2H2O) murni. Berbagai bentuk gipsum yang berbeda telah digunakan selama berabad-abad untuk tujuan kontruksi. Produk yang dibuat dari gipsum digunakan secara luas dalam industri dan hampir semua rumah serta bangunan memiliki dinding yang terbuat dari plaster (Anusavice, 2003).

Produk gipsum digunkan dalam kedokteran gigi untuk membuat model studi dari rongga mulut serta struktur dari maksilo-fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi (Anusavice, 2003).D. Dental Wax / Malam Kedokteran GigiPada hakikatnya malam atau wax / liliin merupakan salah satu bahan yang memegang peranan penting di dalam ilmu bidang Kedokteran Gigi. Malam atau wax atau lilin dipergunakan sejak pertama kali di dunia Kedokteran Gigi sekitar abad 18, untuk tujuan pencatatan cetakan rahang yang tidak bergigi. Meskipun telah ditemukan bahan baru yang lainnya, malam masih digunakan dalam jumlah yang besar untuk keperluan klinik dan pekerjaan laboratorium. Pada perkembangan selanjutnya, malam dental sebagian besar digunakan dalam proses laboratorium, meskipun masih ada sebagian dari malam dental yang digunakan langsung pada rongga mulut penderita misalnya malam inlay untuk mencetak atau mengecek hasil dari preparasi sebuah gigi (Combe, 1992)2.1.3 Klasifikasi Bahan Cetak

Klasifikasi / penggolongan bahan cetak menurut Anusavice (2003) adalah sebagai berikut :i. Bahan cetak elastik = cetak hidrokoloid dan elastomer.

a. Bahan cetak hidrokoloid merupakan bahan cetak yang substansi dasarnya berupa koloid yang direaksikan dengan air, sehingga disebut hidrokoloid. Koloid merupakan kombinasi dari wujud benda apapun, terkecuali bentuk gas. Semua penghambur koloid disebut sol. Bahan cetak hidrokoloid sendiri dapat diklasifikasikan menjadi bahan cetak hidrokoloid irreversible, dan bahan cetak hidrokoloid reversible.

Bahan cetak hidrokoloid irreversible dapat dicontohkan dengan alginat. Bahan ini disebut irreversible, sebab bahan ini tidak dapat kembali menjadi wujud dasarnya setelah bereaksi membentuk wujud sol. Bahan ini ditemukan pada saat bahan cetak yang digunakan sebelumnya menjadi langka, yakni pada waktu perang dunia kedua. Bahan ini memiliki kelebihan dibandingkan bahan cetak lainnya, yakni proses manipulasinya yang mudah, nyaman bagi pasien, dan relatif tidak mahal karena tidak memerlukan banyak peralatan.

Bahan cetak hidrokoloid jenis reversible. Bahan ini dipengaruhi oleh suhu, sehingga bahan ini dapat kembali ke bentuk semula (reversible). Bahan ini leleh pada temperatur 70-100OC, sedangkan pada temperatur 37-50OC, bahan ini dapat menjadi gel. Contoh bahan cetak jenis ini ialah agar.

b. Elastomer merupakan jenis bahan cetak elastis lain diluar bahan cetak hidrokoloid. Suatu bahan cetak elastomer terdiri atas molekul atau polimer besar yang diikat oleh sejumlah kecil ikatan. Ikatan tersebut mengikat rantai polimer yang melingkar pada titik tertentu untuk membentuk jalinan 3 dimensi yang sering disebut sebagai gel. Pada keadaan ideal, peregangan menyebabkan rantai polimer membuka lingkaran hanya sampai batas tertentu yang dapat kembali ke keadaan semula, yaitu rantai kembali melingkar pada keadaan berikatan ketika diangkat. Banyaknya ikatan silang menentukan kekakuan dan sifat elastis bahan tersebut. (Anusavice, 2004: 117)

ii. Bahan cetak lainnya yakni bahan cetak non elastis = irreversible dan reversible.

Contoh bahan cetak jenis irreversible ialah plaster of paris dan zinc oxyde eugenol.

Sedangkan contoh reversible ialah malam dan compound. Bahan cetak jenis ini memiliki sifat keras dan tidak dapat dikeluarkan melalui undercut tanpa mematahkan atau mengubah bentuk cetakan.

Bahan cetak tidak elastis ini digunakan untuk semua cetakan sebelum ditemukannya cetakan agar. Meskipun bahan tersebut sudah tidak dipakai lagi untuk pasien bergigi, bahan tidak elastis ini memiliki keunggulan dalam pembuatan cetakan untuk pasien tak bergigi. Sebenarnya bahan cetak zinc oxyde eugenol dan plaster of paris disebut bahan cetak mukostatik karena bahan tersebut tidak menekan jaringan selama perlekatan cetakan. (Anusavice, 2004: 94)

2.1.4 Syarat Bahan Cetak Kedokteran Gigi

Suatu bahan dapat diklasifikasikan sebagai bahan cetak kedokteran gigi apabila memenuhi syarat-syarat seperti :

1. Bahan tersebut harus cukup air untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta cukup kental untuk tetap berada dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke mulut.

2. Selama di mulut bahan tersebut harus berubah (mengeras) menjadi bahan padat menyerupai karet dalam waktu tertentu, idealnya waktu pengerasan total harus kurang dari tujuh menit.

3. Cetakan yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan dari mulut dan dimensi bahan harus tetap stabil sehingga bahan cor dapat dituang (Anusavice, 2004).

SYARAT BAHAN CETAK( Pasien 1. Rasa enak & tdk bau 2. Setting time pendek 3. Sendok cetak sesuai 4. Mudah dilepaskan / dikeluarkan 5. Non toxic( Dokter gigi 1. Mudah manipulasinya 2. Working time pendek 3. Mudah dilepaskan / dikeluarkan 4. Kualitasnya baik 5. Biaya murah 6. Mudah didisinfeksi

Menurut cara penggunaannya Bahan Cetak terbagi 2 yaitu:( Bahan cetak mukostatis : encer sehingga saat ditekankan pada rahang tidak menyebabkan pergeseran/penekanan pada jaringan ( Bahan cetak mukokompresi lebih kental sehingga ketika ditekankan pada rahang menyebabkan penekanan jaringan

2.2 Bahan Cetak ElastikBahan cetak elastis dapat secara akurat memproduksi baik struktur keras maupun lunak dari rongga mulut, termasuk undercut dan celah interproksimal. Meskipun bahan ini dapat dipakai untuk mencetak pasien tanpa gigi, kebanyakan dibuat untuk model cor untuk gigi tiruan sebagian cekat atau lepasan serta untuk unit restorasi tunggal (Anusavice, 2004). Bahan cetak elastis dibagi lagi menjadi dua, yaitu bahan cetak hidrokoloid reversible dan bahan cetak hidrokoloid irreversible.2.2.1 HidrokoloidBahan cetak hidrokoloid merupakan bahan cetak yang substansi dasarnya berupa koloid yang direaksikan dengan air. Koloid merupakan kombinasi dari wujud benda apapun, terkecuali bentuk gas. Semua penghambur koloid disebut sol. Bahan cetak hidrokoloid dibagi lagi menjadi dua, yaitu (Anusavice, 2004):

A. Hidrokoloid Reversibel

Bahan reversibel dipengaruhi oleh suhu, sehingga bahan ini dapat kembali ke bentuk semula. Bahan ini leleh pada temperatur 70-1000C, sedangkan pada temperatur 37-500C, bahan ini dapat menjadi gel, contohnya adalah agar. Komposisi agar yaitu: 1) koloid hidrofilik organik yang diekstrat dari rumput laut (8-15%), 2) air (