bahan berbahaya dan beracun

Upload: retno-utami

Post on 18-Jul-2015

168 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PAPER TOKSIKOLOGI PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Oleh Arif Hidayatullah Moh. Firman H Retno Utami Jihadiah Nur Ikromah Yudha Wahyu J Elok Nur LF 102310101014 102310101016 102310101045 102310101067 102310101076 102310101086

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2012

1.1 Klasifikasi Bahan Berbahaya A. HCS Hazards Communication Standart/HMIS OSHA merupakan klasifikasi bahanbahan berbahaya dari OSHA berdasar 29 CFR 101010.1200. Klasifikasi berdasar HACS Pysical Hazards 1. Fire hazards Health hazards 1. Acute hazards Bahan-bahan korosif Bahan-bahan penyebab iritasi Sensitizer Bahan-bahan beracun Cairan mudah terbakar Aerosol mudah menyala Gas mudah menyala Cairan mudah menyala Padatan mudah menyala Oksidator Bahan-bahan pyroporic

2. Explosion hazards Gas-gas bertekanan Bahan-bahan peledak

3. Reactive hazards Peroksida organik Bahan-bahan reaktif yang tidak stabil Bahan-bahan yang reaktif dengan air

Bahan-bahan sangat beracun Bahan-bahan berpengaruh pada organ target

2. Chronic hazards Bahan-bahan penyebab kanker Bahan-bahan yang berpengaruh pada organ target

B. Work hazards material information system (canada) 1. Class A compressed gas 2. Class B flammabel and combustible material Division 1 : flammable gas Division 2 : flammable liquid Division 3 : combustible liquid Division 4 : flammable solid Division 5 : flammable aerosol Division 6 : reactive flammable material

3. Class C oxidizing material 4. Class D poisonous and infectious material 5. Class E - corrosive material 6. Class F dangerously reactive material C. UN-DOT UN-DOT adalah bahan yang digunakan untuk keparluan transportasi. Identifikasi bahan-bahan berdasarkan rekomendasi dari united nations commite of experts on the transport of dangerous goods menggunakan Un number, sebagai contoh ackrilamida mempunyai UN2074. Identifikasi bahan-bahan ini juga sama dengan department of transportation USA yang menggunakan kode NA (North American). Klasifikasi bahaya UN 1. Bahan yang dapat meledak 2. Gas-gas 3. Cairan mudah menyala

4. Padatan mudah menyala 5. Senyawa pengoksidasi dan peroksidasi organik 6. Senyawa beracun dan penyebab infeksi 7. Bahan radioaktif 8. Senyawa korosif 9. Senyawa dan barang-barang berbahaya lain D. NFPA (national fire protection assosiation ) Identifikasi bahaya : 1. Merah : bahaya kebakaran 2. Biru : bahaya kesehatan 3. Kuning : reaktivitas 4. Putih : informasi spesifik Klasifikasi PP 74 Tahun 2001 1. Mudah meledak 2. Pengoksidasi 3. Sangat mudah sekali menyala 4. Sangat mudah menyala 5. Mudah menyala 6. Amat sangat beracun 7. Sangat beracun 8. Beracun 9. Berbahaya 10. Korosif 11. Bersifat iritasi 12. Berbahaya dari lingkungan 13. Karsinogenik 14. Teratogenik 15. Mutagenik

E. Klasifikasi GHS Berbagai negara mempunyai sistem klasifikasi dan pelabelan yang berbeda. Berbagai negara sepakat untuk mengatur klasifikasi bahan kimia, menggunakan sistem global GHS (globally harmonized system of classification and labelling of chemicals). Klasifikasi bahaya GHS 1. Bahaya fisik 2. Bahaya kesehatan 3. Bahaya lingkungan 1.2 Limbah Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu perlu adanya suatu tempat yang digunakan untuk penyimpanan sementara limbah B3 sebelum diserahkan kepada pemanfaat dan atau pengolah dan atau penimbun limbah B3. Secara umum suatu tempat penyimpanan bahan berbahaya dan beracun haruslah dirancang untuk menghindari, atau setidaknya meminimalkan, munculnya risiko bahaya yang dapat menimbulkan dampak pada manusia, lingkungan, dan harta benda. Tempat penyimpanan bahan berbahaya dan beracun harus sejak awal dirancang agar sesuai dengan bahan yang akan disimpan. Perubahan jenis bahan yang disimpan akan mengubah rancangan dan tata letak tempat penyimpanan. Oleh sebab itu, konstruksi dari Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3 yang baik harus memiliki system ventilasi, penerangan yang sesuai dengan standar yang ada, sistem penyalur petir (grounding), sistem labeling dan memiliki penataan ruang yang sesuai dengan standar.

1.3 Klasifikasi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun adalah sebagai berikut a. Limbah mudah meledak (Explosive) adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan. b. Limbah mudah terbakar (Flammable) adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar. c. Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi. d. Limbah beracun (toxic) adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. e. Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi. f. Limbah yang bersifat korosif (corrosive) adalah limbah yang

menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa. g. Limbah yang berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment) adalah limbah yang menyebabkan kerusakan lingkungan terutama hewan air misalnya pestisida dan sebagainya. h. Limbah yang bersifat Karsinogenik (carcinogenic) adalah limbah yang dapat menyebabkan timbulnya sel-sel kanker. i. Limbah yang bersifat teratogenik (teratogenic) adalah limbah yang dapat mengakibatkan kerusakan janin. j. Limbah yang bersifat mutagenik (mutagenic) adalah limbah yang dapat menyebabkan kerusakan struktur genetic.

1.4 Pengolahan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) Sistem pengelolaan limbah B3 dilaksanakan dengan menggunakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk keselamatan terhadap semua tahap dan operasi yang melibatkan keseluruhan tahapan. Tahapan dasar dalam pengelolaan limbah B3 tergantung pada: Jenis limbah Perlakuan pendahuluan Pengolahan Stabilisasi, dan Disposal.

Masing-masing tahap harus dengan hati-hati direncanakan dan dilaksanakan, serta pengaruh aktivitas pengelolaan limbah B3 masa datang, terutama disposal harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Kegiatan pengelolaan limbah B3 meliputi 1. pengumpulan limbah, 2. pemindahan, 3. penyimpanan, 4. pengolahan, 5. pengurangan limbah, 6. daur ulang dan pembakaran. Pengelolaan limbah medis dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Insinerator khusus adalah untuk limbah berbahaya dan cytostatica 2. Daur ulang adalah untuk limbah kimia dan limbah cytostatic 3. Instalasi pengolah limbah

Mahasiswa yang paling rajin : Retno Utami Mahasiswa yang paling tidak rajin : Moh. Firman H

DAFTAR PUSTAKA Ariens, E.J. 1994. Pengantar toksikologi umum. Yogyakarta: gajah mada university press WHO. 2005. Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan. Jakarta:EGC I Made Agus Gelgel Wirasuta. 2006. Buku ajar toksikologi umum. Udayana university press. Salman dan Bishop. 2000. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa material. Surabaya: Erlangga.