bahan ajar

63
C. URAIAN MATERI 1. Pengertian Bahan Ajar a. Menurut DIKMENJUR Bahan ajar merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching materials) yang disusun secara sistematis, menampilkan sososk utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa alam kegiatan pembelajaran. b. National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. c. Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. d. Sudjana (1996 : 95) Bahan ajar merupakan suatu pendekatan yang digunakan oleh seorang guru atau pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui tahapan-tahapan tertentu sehingga siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar. e. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( 2008 : 125)

Upload: manmanmuhibbuss-syhatree

Post on 13-Jul-2016

50 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Bahan Ajar

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Ajar

C.           URAIAN MATERI

1.             Pengertian Bahan Ajar

a.    Menurut DIKMENJUR

Bahan ajar merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching materials) yang

disusun secara sistematis, menampilkan sososk utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa

alam kegiatan pembelajaran.

b.   National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency

Based Training

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa

bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

c.    Badan Standar Nasional Pendidikan (2006)

Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk

perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

d.   Sudjana (1996 : 95)

Bahan ajar merupakan suatu pendekatan yang digunakan oleh seorang guru atau

pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui tahapan-tahapan tertentu sehingga

siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar.

e.    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( 2008 : 125)

Bahan ajar adalah secara garis besar terdiri dari pengetahuan keterampilan dan

sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah di

tentukan.

f.     Wingkel (1991 : 193)

Bahan ajar adalah bahan yang digunakan untuk belajar dan mencapai tujuan intruksional, dimana

siswa harus melakukan sesuatu terhadap sesuatu menurut perilaku tertentu.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahan ajar adalah kumpulan dari materi materi

pelajaran yang disusun dan dikemas secara sistematis baik berupa cetak maupun non cetak, yang

dapat digunakan dalam belajar dan pembelajaran.

Page 2: Bahan Ajar

2.             Keterkaitan Mata Kuliah Bahan Ajar dengan Kawasan Teknologi Pendidikan

Keterkaitan mata kuliah Bahan Ajar dengan jurusan Teknologi Pendidikan bisa dilihat dari

kawasan Teknologi Pendidikan itu sendiri. Yaitu:

1.      Kawasan Desain

Kawasan desain memiliki asal usul dari gerakan psikologi pembelajaran. Melalui Jim

Finn dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang

menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi pembelajaran.

Demikian juga Gagne dan briggs pada tahun 1960an

```````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````telah

menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang

membuat konsep pembelajaran menjadi hidup.

Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain adalah untuk

menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro seperti program dan kurikulum; dan pada

tingkat mikro seperti pelajaran dan modul. Kawasan desain meliputi studi mengenai desain

sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karateristik pemelajar.

Desain Sistem Pembelajaran (DSP)

Adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah penganalisaan, perancangan,

pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. Dalam istilah yang sederhana,

penganalisaan adalah proses perumusan apa yang akan dipelajari; perancangan adalah proses

penjabaran bagaimana cara mempelajarinya; pengembangan adalah proses penulisan dan

pembuatan bahan pembelajaran; pengaplikasian adalah pemanfaatan bahan dan strategi

pembelajaran; dan penilaian adalah proses penentuan ketepatan pembelajaran. Semua proses ini

harus tuntas agar dapat berfungsi sebagai alat kontrol.

Desain Pesan

Menurut Grabowski desain pesan meliputi ” perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik

dari pesan” (dalam Seels, Barbara B, 1994:33) yang mengandung prinsip perhatian, persepsi dan

daya serap agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima. Menurut Flemming dan levi

”Membatasi pesan pada pola-pola isyarat atau simbol yang memodifikasi perilaku

kognitif,afektif dan psikomotor” (dalam Seels, Barbara B.1994 :34). Karakteristik desain harus

spesifik terhadap medianya dan tugas belajarnya.

Page 3: Bahan Ajar

Strategi Pembelajaran

Menurut Reigeluth Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta

mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Strategi

pembelajaran meliputi situasi belajar seperti belajar induktif serta komponen proses belajar

mengajar seperti motivasi dan elaborasi (dalam Seels, BarbaraB,1994:34).

Menurut Reigeluth (1983a) membagi strategi pembelajaran menjadi 2 variabel strategi:

·           Variabel strategi mikro adalah metode dasar untuk mengorganisasikan pembelajaran

dalam suatu gagasan tunggal (yaitu sebuah konsep, prinsip yang tunggal dan sebagainya). Hal

tersebut mencakup komponen strategi seperti definisi, contoh, latihan, dan bentuk sajian lain.

·          Variabel strategi makro adalah metode dasar untuk mengorganisasikan aspek-aspek

pembelajaran yang berhubungan dengan gagasan lebih dari satu, seperti mengurutkan, membuat

sintesa, dan membuat ringkasan (mempreview dan mereview) gagasan-gagasan yang diajarkan

(dalam Seels, Barbara B, 1994:35).

Karakteristik Pemelajar

Karakteristik pemelajar adalah segi-segi latar belakang pengalaman pembelajar yang

berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya. Lingkup strategi pembelajaran menggunakan

penelitian motivasi untuk mengidentifikasi variabel yang harus diperhitungkan dan bagaimana

caranya hal tersebut dapat diperhitungkan. Oleh sebab itu karakteristik pemelajar mempengaruhi

komponen belajar yang diteliti dalam lingkup strategi pembelajaran. Karakteristik pemelajar

tidak hanya berinteraksi dengan strategi pembelajaran juga dengan situasi atau konteks dan isi

(menurut Bloom, 1976). (dalam Seels, Barbara B, 1994:35).

2.      Kawasan Pengembangan

Kawasan pengembangan ini berakar pada produksi media. Diawali dengan

perkembangan buku teks dan alat bantu pembelajaran non proyeksi sampai munculnya media

film yang merupakan tonggak perkembangan era audiovisual ke era teknologi pembelajaran

modern. Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam variasi

teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Kawasan pengembangan dapat dijelaskan

dengan adanya pesan yang didorong oleh isi, strategi pembelajaran yang didorong oleh teori dan

manifestasi fisik dari teknologi berupa perangkat keras, perangkat lunak dan bahan

Page 4: Bahan Ajar

pembelajaran. Kawasan pengembangan diorganisasikan dalam 4 kategori : teknologi cetak,

teknologi audiovisual, teknologi berasaskan komputer dan teknologi terpadu.

Teknologi Cetak

Adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti buku dan bahan-

bahan visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Teknologi

ini adalah dasar untuk pengembangan dan pemanfaatan dari kebanyakan bahan pelajaran lain.

Hasil teknologi ini berupa cetakan. Teks dalam penampilan komputer adalah contoh penggunaan

teknologi komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam bentuk cetakan, inilah

yang merupakan teknologi cetak. Berikut karakteristik dari teknologi cetak/visual :

         Teks dibaca secara linier, sedang visual direkam menurut ruang.

         Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah.

         Keduanya berbentuk visual statis.

         Pengembangannya sangat bergantung pada prinsip linguistik dan persepsi visual.

         Keduanya berpusat pada pemelajar.

         Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.

Teknologi Audiovisual

Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan peralatan mekanis dan

elektronis untuk menyajikan pesan audio (melalui pendengaran) dan visual (melalui

penglihatan). Peralatan audiovisual memungkinkan pemroyeksian gambar hidup, `pemutaran

suara dan penayangan visual yang berukuran besar seperti film, film bingkai dan transparansi.

Televisi merupakan teknologi unik yang menjembatani teknologi audiovisual ke teknologi

komputer dan terpadu. Karakteristik teknologi audiovisual sebagai berikut:

         Bersifat linier.

         Menampilkan visual yang dinamis.

         Digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer/pengembangnya.

         Cenderung berupa bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak.

         Dikembangkan berdasarkan prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif.

         Sering berpusat pada guru, kurang interaktif dengan pemelajar.

Teknologi Berbasis Komputer

Page 5: Bahan Ajar

Merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan

perangkat yang bersumber pada mikroprosesor. Teknologi ini berbeda dengan teknologi lain

karena menyimpan informasi secara elektronis dalam bentuk digital bukan sebagai bahan

cetak/visual dan ditampilkan melalui tayangan di layar monitor. Beberapa jenis aplikasi

komputer biasanya disebut Computer Based Instruction (CBI), Computer Assisted Instruction

(CAI), atau Computer Managed Instruction (CMI). Pengaplikasiannya dapat bersifat tutorial,

dimana pembelajaran utama diberikan: latihan dan perulangan untuk mengembangkan kefasihan

dalam bahan yang telah dipelajari, permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan

menggunakan pengethauan yang baru dipelajari, dan sumber data yang memungkinkan

pemelajar mengakses sendiri. Teknologi komputer baik perangkat lunak maupun keras memiliki

karakteristik sebagai berikut:

         Digunakan secara acak disamping secara linier.

         Dapat digunakan sesuai keinginan pemelajar, maupun menurut cara yang dirancang

desainer/pengembang.

         Gagasan diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol dan grafis.

         Belajar dapat berpusat pada pemelajar dengan tingkat interaksi yang tinggi.

Teknologi Terpadu

Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa

jenis media yang dikendalikan komputer. Komponen perangkat keras dari sistem terpadu dapat

terdiri dari komputer dengan memori besar yang dapat mengakses secara acak, memiliki internal

hard drive, dan sebuah monitor beresolusi tinggi. Peralatan pelengkapnya mencakup alat pemutar

video, alat penayangan tambahan, perangkat keras jaringan (networking), dan sistem audio.

Sedang perangkat lunaknya berupa disket video, compact disk, program jaringan, serta informasi

digital. Kesemuanya dijalankan dan dikendalikan dalam suatu program belajar hymermedia

menggunakan sistem authoring seperti hypercard atau toolbook. Pembelajaran dengan teknologi

terpadu ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:

         Digunakan secara acak disamping secara linier.

         Dapat digunakan sesuai keinginan pemelajar, maupun menurut cara yang dirancang

desainer/pengembang.

         Gagasan diungkapkan secara realistik dalam konteks pengalaman pemelajar, relevan dengan

kondisi pemelajar dan dibawah kendali pemelajar.

Page 6: Bahan Ajar

         Belajar dapat berpusat pada pemelajar dengan tingkat interaksi yang tinggi.

         Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan

bahan pembelajaran.

         Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengethauan

terbentuk pada saat digunakan.

         Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dari banyak sumber.

3.      Kawasan Pemanfaatan

Pemanfaatan mungkin merupakan kawasan Teknologi Pembelajaran / Pendidikan tertua

diantara kawasan-kawasan yang lain, karena penggunaan bahan audiovisual secara teratur

mendahului meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi media pembelajaran sistematik.

Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar mereka

yang terlibat dalam pemafaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokan pemelajar

dengan bahan dan aktivitas yang specifik, menyiapkan pemelajar agar dapat berintekrasi dengan

bahan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, membekan penilaian atas

hasil yang dicapai pemelajar serta memasukkannya ke dalam prosedur organisasi yang

berkelanjutan.

Pemanfaatan Media

Pemanfaatan Media adalah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar. Proses

pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi

desain pembelajaran.

Difusi Inovasi

Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan

tujuan untuk diadopsi. Menurut Rogers (1983) langkah-langkah difusi tersebut adalah

pengetahuan, persuasi atau bujukan, keputusan, implementasi, dan konfirmasi.

Implementasi dan Pelembagaan

Implementasi dan pelembagaan adalah pengunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam

keadaan yang sesungguhnya, sedangkan pelembagaan adalah penggunaan yang rutin dan

pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi.

Page 7: Bahan Ajar

Kebijakan dan Regulasi

Kebijakan dan Regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat/ wakilnya yang

mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan Teknologi Pendidikan. Bidang Teknologi

Pendidikan telah ikut berjasa dalam penentuan kebijakan tentang televisi pembelajaran dalam

masyarakat

Keterkaitan Mata Kuliah Bahan Ajar dengan dengan Kompetensi S1 Teknologi

Pendidikan

Berdasarkan kompetensi lulusan, mata kuliah bahan ajar akan menjadikan mahasiswa

sebagai:

         Menghasilkan teknolog pendidikan/pembelajaran yang mampu merancang, mengembangkan,

memanfaatkan dan mengelola serta mengevaluasi program, proses dan produk

pendidikan/pembelajaran dan pelatihan

         Menghasilkan tenaga pendidik dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi serta

multimedia di jenjang pendidikan dasar dan menengah.

         Menghasilkan tenaga kependidikan sebagai pengembang kurikulum, pengelola atau teknisi

sumber belajar (termasuk perpustakaan sekolah), laboran dan tenaga administratif yang

menguasai teknologi informasi dan komunikasi.

         Menghasilkan karya akademik melalui kegiatan penelitian dan pengembangan dalam bidang

teknologi pendidikan/pembelajaran.

         Memberdayakan masyarakat melalui penerapan berbagai hasil karya teknologi

pendidikan/pembelajaran.

Berdasarkan kawasan TP, seorang sarjana teknologi pendidikan dapat berprofesi sebagai

berikut:

         Perancang proses dan sumber belajar ; dimana lingkup pekerjaannya meliputi perancangan

sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar

         Pengembang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan

teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbantuan komputer dan teknologi terpadu

lainnya.

         Pemanfaat/pengguna proses dan sumber belajar ; dimana lingkup pekerjaannya meliputi

pemnafaatan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi dan institusionalisasi

model inovasi pendidikan, serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.

Page 8: Bahan Ajar

         Pengelola proses dan sumber belajar ; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan proyek,

pengelolaan aneka sumber belajar, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan sistem

informasi pendidikan.

         Evaluator/peneliti proses dan sumber belajar ; dengan lingkup pekerjaan meliputi melakukan

analisis masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan penelitian

kawasan pendidikan lanilla.

Berdasarkan kompetensi lulusan, mata kuliah bahan ajar akan menjadikan mahasiswa

sebagai:

         Menghasilkan teknolog pendidikan/pembelajaran yang mampu merancang, mengembangkan,

memanfaatkan dan mengelola serta mengevaluasi program, proses dan produk

pendidikan/pembelajaran dan pelatihan

         Menghasilkan tenaga pendidik dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi serta

multimedia di jenjang pendidikan dasar dan menengah.

         Menghasilkan tenaga kependidikan sebagai pengembang kurikulum, pengelola atau teknisi

sumber belajar (termasuk perpustakaan sekolah), laboran dan tenaga administratif yang

menguasai teknologi informasi dan komunikasi.

         Menghasilkan karya akademik melalui kegiatan penelitian dan pengembangan dalam bidang

teknologi pendidikan/pembelajaran.

         Memberdayakan masyarakat melalui penerapan berbagai hasil karya teknologi

pendidikan/pembelajaran.

3.             Tujuan Penyusunan Bahan Ajar

Bahan ajar disusun dengan tujuan:

a.    Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan

kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau

lingkungan sosial peserta didik.

b.    Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks

yang terkadang sulit diperoleh

c.    Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Page 9: Bahan Ajar

4.           Manfaat Bahan Ajar

a.    Bagi Guru

1)        Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum

2)        Sebagai pegangan dalam menentukan metode pembelajaran

3)        Dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan bila direvisi dapat bertahan untuk waktu

yang lama

4)        Buku yanguniform memberikan kesamaan mengenai bahan dan kestandaran bahan ajar

5)        Memberi metode pengajaran yang mantap bila guru digunakan dari tahun ke tahun

6)        Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh

7)        Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi

8)        Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar

9)        Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena

peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya

10)    Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan

b.   Bagi Siswa

1)        Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengulang pelajaran atau mempelajari pelajaran baru

2)        Memberikan pengetahuan yang lebih mantap untuk siswa

3)        Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik

4)        Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran

guru.

c.       Bagi Pihak Terkait

1)      Dapat mendorong pihak terkait untuk memfasilitasi pengadaan bahan pembelajaran yang

dibutuhkan murid disekolah

2)      Dapat memberi masukan kepada guru atau penyusun bahan pembelajaran agar bahan

pembelajaran tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa dengan segenap lingkungannya

3)      Dapat membantu dalam pemilihan dan penetapan media serta alat pembelajaran lainnyya yang

medukung keberhasilan penguasaan bahan pembelajaran oleh siswa

4)      Sebagai alat pemberian reword terhadap guru yang secara kreatif menyusun serta

mengembangkan bahan pembelajaran

d.      Manfaat bahan ajar dalam pembelajaran individual dan kelompok

Page 10: Bahan Ajar

Metode pembelajaran individual lebih menekankan pada aktivitas siswa dibanding guru,

sehingga siswa dapat memahami dan menguasai materi secara mandiri.  Metode ini dirancang

sesuai dengan kebutuhan siswa secara individual dengan berbagai macam ragam  dan perbedaan

dalam kecepatan pembelajaran. Manfaatnya lebih bersifat sebagai bahan utama dan sangat

menentukan dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan bahan ajar individual atau mandiri

ini hanya berisi informasi dan pengetahuan tentang materi- materi yang harus dipelajari dan

dikuasai siswa, lebih dari itu harus tersusun dengan baik sehingga mampu mengontrol dan

mengawasi kegiatan belajar siswa.

Sedangkan manfaat bahan ajar dalam pembelaaran kelompok adalah sebagai bahan

pendukung atau suplemen dari bahan belajar utama dan seharusnya dirancang dan disusun

sedemikian rupa sehingga mampu menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

Metode pembelajaran kelompok diletakkan pada pendekatan dan teknik yang dirancang khusus

dan bahan belajarnya. Sehingga minim sekali membutuhkan bahan ajar dalam bentuk tertulis.

5.             Jenis-jenis Bahan Ajar

Dilihat dari aspek fungsi bahan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara langsung dan tidak langsung.

Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara langsung, bahan pembelajaran

merupakan bahan ajar utama yang menjadi rujukan wajib dalam penbelajaran. Contohnya : yaitu

buku teks, modul, hand out, dan bahan-bahan panduan utama lainnya. Bahan pembelajaran

dikembangkan mengacu pada kurikulum yang berlaku. Khususnya yang terkait dengan tujuan

dan materi kurikulum seperti kompetensi, standar materi dan indikator pencapaian.

Gambar 1 : Buku teks, modul dan hand out

Page 11: Bahan Ajar

Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung, bahan pembelajaran

merupakan bahan penunjang yang berfungsi sebagai pelengkap. Contohnya: buku bacaan,

majalah, program video, leaflat, poster dan komik pembelajaran. Bahan pembelajaran ini pada

umumnya disusun diluar lingkup materi kurikulum. Tetapi memiliki keterkaitan yang erat

dengan tujuan utamanya. Yaitu memberikan pendalaman dan pengayaan bagi siswa.

Gambar 2 : buku bacaan, komik pembelajaran dan leaflet

Gambar 3 : majalah dan poster

Selain itu juga ada jenis bahan ajar dilihat dari aspek wujudnya bahan ajar dibagi

menjadi dua jenis, yaitu : bahan ajar printed materials seperti : hand out, buku pelajaran, modul.

Dan electronic materials seperti : CD interaktive, TV dan radio.

Page 12: Bahan Ajar

8.             Macam-Macam Bahan Ajar

a.    Menurut Feren Universitaet and Open University respectively

Macam-macan bahan bahan ajar adalah Media tulis, audio visual elektronik, dan interaktif

terintegrasi yang kemudian disebut sebagai medienverbund (bahasa jerman yang berarti media

terintegrasi) atau mediamix.

b.      Bernd Weidenmann, 1994 dalam buku Lernen mit Bildmedien

Mengelompokkan bahan ajar menjadi tiga besar, yaitu :

1)            auditif yang menyangkut radio (Rundfunk), kaset (Tonkassette), piringan hitam (Schallplatte).

2)            visual (visuell) yang menyangkut Flipchart, gambar (Wandbild), film bisu (Stummfilm), video

bisu (Stummvideo), program komputer (Computer-Lernprogramm), bahan tertulis dengan dan

tanpa gambar (Lerntext, mit und ohne Abbildung).

3)            audio visual (audiovisuell) yang menyangkut berbicara dengan gambar (Rede mit Bild),

pertunjukan suara dan gambar (Tonbildschau),dan film/video.

c.    Berdasarkan teknologi yang digunakan

Berdasarkan teknologi yang digunakan bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan

hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact

disk, film. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI

(Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajarn interaktif, dan

bahan ajar berbasis web (web based learning materials).Bahan cetak dapat ditampilkan dalam

berbagai bentuk. Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan

beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, 1994 yaitu:

1)            Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi seorang guru untuk

menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari

2)            Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit

3)            Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah

4)            Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu

5)            Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja

6)            Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti

menandai, mencatat, membuat sketsa

7)            Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar

8)            Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri

Page 13: Bahan Ajar

d.   Bahan ajar cetak

1)            Handout

Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya

pengetahuan peserta didik. Menurut kamus Oxford hal 389, handout is prepared statement given.

Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara.

Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan

materi yang diajarkan/ KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Saat ini

handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara download dari internet,

atau menyadur dari sebuah buku.

Gambar 5 : Contoh handout

2)            Buku

Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari

pengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara misalnya: hasil penelitian,

hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang

disebut sebagai fiksi. Menurut kamus oxford hal 94, buku diartikan sebagai: Book is number of

sheet of paper, either printed or blank, fastened together in a cover. Buku adalah sejumlah

lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai bahan

ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum

dalam bentuk tertulis.

Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan

mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-

keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisannya.

Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk

belajar, buku fiksi akan berisi tentang fikiran-fikiran fiksi si penulis, dan seterusnya.

Page 14: Bahan Ajar

Gambar 6 : contoh buku Ajar

3)            Modul

Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar

secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang:

a)        Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)

b)        Kompetensi yang akan dicapai

c)        Content atau isi materi

d)       Informasi pendukung

e)        Latihan-latihan

f)         Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)

g)        Evaluasi

h)        Balikan terhadap hasil evaluasi

Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya.

Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan

tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan

peserta didik lainnya. Dengan demikian maka modul harus menggambarkan KD yang akan

dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi

dengan ilustrasi.

Gambar 7 : contoh modul

Page 15: Bahan Ajar

4)        Lembar Kegiatan Siswa

Kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus

dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk

menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas

KD yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa saja.

Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik

apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi

tugasnya.

Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teoritis dan atau tugas-tugas

praktis. Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat

resume untuk dipresentasikan. Sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau

kerja lapangan, misalnya survey tentang harga cabe dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat.

Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah bagi guru, memudahkan guru dalam melaksanakan

pembelajaran, bagi siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan

suatu tugas tertulis.

Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang

memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan

dengan tercapai/ tidaknya sebuah KD dikuasai oleh peserta didik.

Gambar 8 : contoh lembar kerja siswa

5)        Brosur

Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara

bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau

selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau

organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996). Dengan

demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan

Page 16: Bahan Ajar

dari KD yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang

menarik, karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak,

maka brosur didesain hanya memuat satu KD saja. Ilustrasi dalam sebuah brosur akan

menambah menarik minat peserta didik untuk menggunakannya.

Gambar 9 : contoh brosur

6)        Leaflet

A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched (Webster’s New World,

1996) Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak

dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi

dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami.

Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk

menguasai satu atau lebih KD.

Gambar 10 : contoh leaflet

7)        Wallchart

Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang

bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih menarik bagi siswa maupun

guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan tata warna dan pengaturan proporsi yang

baik. Wallchart biasanya masuk dalam kategori alat bantu melaksanakan pembelajaran, namun

dalam hal ini wallchart didesain sebagai bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar, maka

Page 17: Bahan Ajar

wallchart harus memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan

tentang KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untuk berapa

lama, dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai contoh wallchart tentang siklus makhluk

hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.

Gambar 11 : contoh wallchart

8)        Foto/Gambar

Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar

sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai melihat

sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya

menguasai satu atau lebih KD. Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien

menggambarkan bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi maknanya dari pada membaca

atau mendengar. Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat

20%, dan dari melihat yang diingat 30%. Foto/gambar yang didesain secara baik dapat

memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu

dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau

bahan tes.

Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memiliki kriteria sebagai berikut:

                                                (a)          Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan

informasi/data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar yang tidak mengandung arti atau

tidak ada yang dapat dipelajari.

                                                (b)          Gambar bermakna dan dapat dimengerti. Sehingga, si pembaca gambar

benar-benar mengerti, tidak salah pengertian.

                                                (c)          Lengkap, rasional untuk digunakan dalam proses pembelajaran, bahannya

diambil dari sumber yang benar. Sehingga jangan sampai gambar miskin informasi yang

berakibat penggunanya tidak belajar.

Page 18: Bahan Ajar

Gambar 12 : contoh foto dan gambar

e.    Bahan ajar non cetak audio

1)        Kaset/Piringanhitam/Compact disk

a)        Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.

b)        Petunjuk penggunaan kaset/PH/D, dimaksudkan agar kaset/PH/D mudah digunakan.

c)        Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik dalam bentuk tertulis

yang kemudian direkam dalampita kaset/Ph/CD.

d)       Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain,misalnya berupa tugas mendengarkan

dan menjawab pertanyaan.

e)        Tugas lain misalnya menugaskan siswa untuk mendengarkan kemudian menirukan

apa yang mereka dengar daripita kaset.

f)         Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan yaitu

sewaktu mereka menirukan apayang mereka dengar.

g)        Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya buku,

majalah, internet, jurnal hasilpenelitian sebagai bahan dalam membuat program audio.

Gambar 13 : contoh kaset, piringan hitam dan compact disc

2)        Radio

a)        Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.

b)        Petunjuk pemanfaatan radio, dimaksudkan agar siswa tahu bagaimana cara

menggunakan radio sebagai bahan ajar.

Page 19: Bahan Ajar

c)        Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik dalam bentuk tertulis

yang kemudian dibacakan ataudiputar dengan pita kaset pada program siaran radio.

d)       Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa tugas mendengarkan

program radio dan membuatlaporan tentang apa yang mereka dengar.

e)        Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan yaitu sewaktu mereka

menyusun laporan.

f)         Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya buku,

majalah, internet, jurnal hasilpenelitian sebagai bahan dalam membuat program radio.

f.     Bahan ajar pandang dengar (audio visual)

1)        Video /Film

a)        Judul diturunkan dari kompeternsi dasar atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.

b)        Membuat sinopsis yang menggambarkan secara singkat dan jelas tentang materi yang akan

dibahas dalam sebuah program video.

c)        Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik dalam

storyboard/naskah. Gunakan berbagai sumber belajar untuk memperkaya materi

misalnya buku, majalah, video, internet, jurnal hasil penelitian. Sebuah storyboard biasanya

ditulis dalam duakolom, dimana kolom satu berisi tantang gambar/bagan yang dilengkapi dengan

perintah-perintah pengambilan gambar dan kolomlainnya berupa narasi yang menjelaskan

gambar.

d)       Kejelasan sebuah storyboard akan memudahkan dalam memproduksi sebuah programvideo/film.

e)        Pengambilan gambar dilakukan atas dasar storyboard. Agar hasilnya baik dikerjakan oleh orang

yang menguasai alat rekam gambar.

f)         Editing dilakukan oleh yang mengetahui alat edit didampingi oleh orang yang menguasai

substansi/isimateri video/film.

g)        Agar hasilnya memuaskan, sebaiknya sebelum digandakan dilakukan penilaian terhadap

program secara keseluruhan baik secarasubstansi,edukasi maupun sinematografinya.

h)        Program video/film biasanya tidak interaktif, namun tugas-tugasnya dapat diberikan pada akhir

penayangan melalui presenter

i)          Tugas-tugas dapat juga ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa tugas praktek yaitu

mempraktekkan apa yang telahdilihat dalam program video

Page 20: Bahan Ajar

j)          Tugas dapat diberikan secara individu atau kelompok.

k)        Penilaian dapat dilakukan terhadap jawaban tertulis dari pertanyaan dalam program video/film

atau hasil karya dari tugas yangdiberikan.

2)        Orang/Narasumber

a)        Judul diturunkan dari kompeternsi dasar atau materi pokok disesuaikan dengan besar kecilnya

materi.

b)        Menentukan orang/nara sumber sesuai dengan materi yang akan disajikan.

c)        Nara sumber biasanya digunakan untuk materi-materi spesifik yang memerlukan ahli, misalnya

untuk materi yang berkaitan denganperkembangan teknologi informasi, materi tentang

pencemaran lingkungan mengundang ahli lingkungan dari kementerianKLH.

d)       Informasi yang akan diberikan oleh nara sumber diberitahukan terlebih dahulu kepada nara

sumber tentang ruang lingkup bahasanyangharus disajikan. Sebaiknya disampaikan kepada nara

sumber dalam bentuk tulisan.

e)        Tugas yang harus dilakukan oleh peserta didik misalnya membuat notulen hasil pemaparan dan

diskusi dengan nara sumber.

f)         Tugasdapat dilakukan secara individual atau kelompok.

g)        Penilaian dilakukan terhadap hasil notulen yang dilakukan oleh peserta didik.

h)        Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted

Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web

(web based learning materials).

D.           RANGKUMAN

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa

bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.(National Center for Vocational Education Research

Ltd/National

Bahan ajar disusun dengan tujuan: (a) menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan

tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang

sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik, (b) membantu

peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang

sulit diperoleh, dan (c) memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Page 21: Bahan Ajar

Sedangkan manfaat bahan ajar terbagi atas dua yaitu : (1)Manfaat bagi guru meliputi

diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta

didik, tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, memperkaya

karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, menambah khasanah

pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, membangun komunikasi

pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa

lebih percaya kepada gurunya, menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan

diterbitkan ; (2) manfaat bagi peserta didik yaitu kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik,

kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran

guru, mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya

(Center for Competency Based Training).Guru harus memiliki atau menggunakan bahan ajar

yang sesuai dengan kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar.

Perbedaan bahan ajar dengan buku teks. (1) bahan ajar : menimbulkan minat baca, ditulis

dan dirancang untuk siswa, menjelaskan tujuan instruksional , disusun berdasarkan pola belajar

yang fleksibel , struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai,

memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih, mengakomodasi kesulitan siswa, memberikan

rangkuman, gaya penulisan komunikatif dan semi formal, kepadatan berdasar kebutuhan siswa,

dikemas untuk proses instruksional, mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik

dari siswa dan menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.

Sedangkan buku teks mengasumsikan minat dari pembaca , ditulis untuk pembaca (guru,

dosen), dirancang untuk dipasarkan secara luas, belum tentu menjelaskan tujuan instruksional,

disusun secara linear, stuktur berdasar logika bidang ilmu, belum tentu memberikan latihan,

tidak mengantisipasi kesukaran belajar siswa, belum tentu memberikan rangkuman, gaya

penulisan naratif tetapi tidak komunikatif, sangat padat, dan tidak memilki mekanisme untuk

mengumpulkan umpan balik dari pembaca.

Jenis Bahan Ajar : (a) bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed) seperti

antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan

non cetak (non printed), seperti model/maket, (b) bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio,

piringan hitam, dan compact disk audio, (c) bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti

video compact disk, film, dan (d) bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material)

Page 22: Bahan Ajar

seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran

interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

E.            LATIHAN

1.    Rumuskan pengertian bahan aja menurut Anda sendiri !

2.    Jelaskanlah perbedaan antara buku teks dengan bahan ajar!

3.    Jelaskan alasan yang melatarbelakangi guru perlu membuat bahan ajar!

F.            DAFTAR BACAAN

Jasmadi, dkk. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Wahyu, Wibowo.2012. Menulis Buku Ajar Perguruan Tinggi. Jakarta: Bidik Phronesia

Arifin, samsul. 2007. Sukses Menulis Buku Ajar & Referensi. Jakarta: PT Grasindo

1. Apa bahan ajar (materi pembelajaran) itu?

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.

2. Apa prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar?

Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: (a) prinsip relevansi, (b) konsistensi, dan (c) kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi

Page 23: Bahan Ajar

dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

3. Bagaimana langkah-langkah dalam memilih bahan ajar?

Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi : (a) mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, (b) mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, (c) memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi., dan (d) memilih sumber bahan ajar. Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987). Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.

2. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.

Page 24: Bahan Ajar

3. Memilih sumber bahan ajar.Setelah jenias materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb.

3. Bagaimana menentukan cakupan dan urutan bahan ajar?

a. Menentukan cakupan bahan ajar

Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu, perlu diperhatikan pula prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh siswa. Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan (adequacy). Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh murid terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

b. Menentukan urutan bahan ajar

Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari. Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis. Pendekatan prosedural yaitu urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video. Sedangkan pendekatan hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.

4.Apa yang dimaksud dengan sumber bahan ajar?

Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya, sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud

Page 25: Bahan Ajar

dapat disebutkan di bawah ini: (a) buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas, (b) laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir, (c) Jurnal penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya, (d) Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar yang dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dsb., (e) Profesional yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan, (f) Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi, (g) Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulananyang banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu matapelajaran, (h) Internet yang yang banyak ditemui segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi, (i) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi, dan (j) lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi). Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku atau terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak tepat pula tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan. Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain.

5. Bagaimana strategi dalam memanfaatkan bahan ajar?

Secara garis besarnya, dalam memanfaatkan bahan ajar terdapat i dua strategi, yaitu: (a) Strategi penyampaian bahan ajar oleh Guru dan (b) Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa

a. Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru

Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru, diantaranya: (1) Strategi urutan penyampaian simultan; (2)Strategi urutan penyampaian suksesif; (3) Strategi penyampaian fakta; (4) Strategi penyampaian konsep; (5) Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip; dan (6) Strategi penyampaian prosedur.

1. Strategi urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global);

Page 26: Bahan Ajar

2. Strategi urutan penyampaian suksesif, jika guru harus manyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.

3. Strategi penyampaian fakta, jika guru harus manyajikan materi pembelajaran termasuk jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dsb.),

4. Strategi penyampaian konsep, materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, menggeneralisasi, dsb.Langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama sajikan konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk mencari contoh lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes;

5. Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip, termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dsb.

6. Strategi penyampaian prosedur, tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut.

b. Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa

Ditinjau dari guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan guru menyampaikan atau mengajarkan kepada siswa. Sebaliknya, ditinjau dari segi siswa, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi pembelajaran. Secara khusus dalam mempelajari materi pembelajaran, kegiatan siswa dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu : (1) menghafal; (2) menggunakan; (3) menemukan; dan (4) memilih.

1. Menghafal (verbal parafrase). Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal (remember verbatim) dan menghafal parafrase (remember paraphrase). Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Terdapat materi pembelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa adanya, misalnya nama orang, nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah, nama-nama bagian atau komponen suatu benda, dsb. Sebaliknya ada juga materi pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang penting siswa paham atau mengerti, misalnya paham inti isi Pembukaan UUD 1945, definisi saham, dalil Archimides, dsb.

2. Menggunakan/mengaplikasikan (Use). Materi pembelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran siswa perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasikan materi yang telah dipelajari. Penggunaan fakta atau data adalah untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan keputusan. Penggunaan materi konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Selain itu, penguasaan atas suatu konsep digunakan untuk menggeneralisasi dan membedakan. Penerapan atau penggunaan prinsip adalah untuk memecahkan masalah pada kasus-kasus lain. Penggunaan materi prosedur adalah untuk

Page 27: Bahan Ajar

dikerjakan atau dipraktekkan. Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuai nilai atau sikap yang telah dipelajari. Misalnya, siswa berhemat air dalam mandi dan mencuci setelah mendapatkan pelajaran tentang pentingnya bersikap hemat.

3. Menemukan. Yang dimaksudkan penemuan (finding) di sini adalahmenemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan merupakan hasil tingkat belajar tingkat tinggi. Gagne (1987) menyebutnya sebagai penerapan strategi kognitif. Misalnya, setelah mempelajari hukum bejana berhubungan seorang siswa dapat membuat peralatan penyiram pot gantung menggunakan pipa-pipa paralon. Contoh lain, setelah mempelajari sifat-sifat angin yang mampu memutar baling-baling siswa dapat membuat protipe, model, atau maket sumur kincir angin untuk mendapatkan air tanah.

4. Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan dengan memilih di sini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya memilih membaca novel dari pada membaca tulisan ilmiah. Memilih menaati peraturan lalu lintas tetapi terlambat masuk sekolah atau memilih melanggar tetapi tidak terlambat, dsb.

6. Apa yang dimaksud dengan materi prasyarat dan perbaikan, dan pengayaan?

Dalam mempelajari materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar terdapat beberapa kemungkinan pada diri siswa, yaitu siswa belum siap bekal pengetahuannya, siswa mengalami kesulitan, atau siswa dengan cepat menguasai materi pembelajaran. Kemungkinan pertama siswa belum memiliki pengetahuan psyarat. Pengetahuan prasyarat adalah bekal pengetahuan yang diperlukan untuk mempelajari suatu bahan ajar baru. Misalnya, untuk mempelajari perkalian siswa harus sudah mempelajari penjumlahan. Untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki pengetahuan prasyarat, guru harus mengadakan tes prasyarat (prequisite test). Jika berdasar tes tersebut siswa belum memiliki pengetahuan prasyarat, maka siswa tersebut harus diberi materi atau bahan pembekalan. Bahan pembekalan (matrikulasi) dapat diambil dari materi atau modul di bawahnya. Dalam menghadapi kemungkinan kedua, yaitu siswa mengalami kesulitan atau hambatan dalam menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan materi perbaikan (remedial). Materi pembelajaran remedial disusun lebih sederhana, lebih rinci, diberi banyak penjelasan dan contoh agar mudah ditangkap oleh siswa. Untuk keperluan remedial perlu disediakan modul remidial. Dalam menghadapi kemungkinan ketiga, yaitu siswa dapat dengan cepat dan mudah menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan bahan pengayaan (enrichment). Materi pengayaan berbentuk pendalaman dan perluasan. Materi pengayaan baik untuk pendalaman maupun perluasan wawasan dapat diambilkan dari buku rujukan lain yang relevan atau disediakan modul pengayaan. Selain pengayaan, perlu dipertimbangkan adanya akselerasi alami di mana siswa dimungkinkan untuk mengambil pelajaran berikutnya. Untuk keperluan ini perlu disediakan bahan atau modul akselerasi.

=========

Disarikan : dari Depdiknas. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta

Page 28: Bahan Ajar

10/03/12

PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

Dalam mengembangkan bahan ajar tentu perlu memperhatikan prinsisp-prinsip pembelajaran.Gafur (1994) menjelaskan bahwa beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran diantaranya meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Ketiga penerapan prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagai berikut:

1.      Relevansi: keterkaitan, ada kaitan;

Artinya ada kaitan, hubungan, atau bahkan ada jaminan bahwa bahan ajar yang dipilih itu

menunjang tercapainya kompetensi yang dibelajarkan (KD, SK). Cara termudah ialah dengan

mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan prinsip

Page 29: Bahan Ajar

dasar ini, guru akan mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan tersebut materi fakta,

konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya guru

terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan pencapaian SK dan

KD.

Contoh:

KD 1.1 SMP Kelas IX Mengidentifikasi bangun-bangun yang sama dan sebangun (kongruen),

maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya “Syarat dua bangun yang

sama dan sebangun (kongruen), foto dan model berskala, syarat dua bangun yang sebangun, dan

panjang sisi pada dua bangun yang sama dan sebangun (kongruen).

2.      Konsistensi: keajegan;

Artinya ada kesesuaian (jumlah/banyaknya) antara kompetensi dan bahan ajar; jika kompetensi

dasar yang ingin dibelajarkan mencakup keempat keterampilan berbahasa, bahan yang

dipilih/dikembangkan juga mencakup keempat hal itu.

Contoh:

KD  5.1 SMP Kelas IX, Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar, maka

kompetensi yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan mengidentifikasi sifat-sifat bilangan

berpangkat dan bentuk akar, misalkan membedakan bilangan berpangkat dan bentuk akar, serta

membedakan sifat-sifat  keduanya.

3.      Kecukupan: memadai keluasannya, ketercukupannya;

Artinya bahan ajar yang dipilih/ dikembangkan ada jaminan memadai/ mencukupi untuk

mencapai kompetensi yang dibelajarkan; tidak terlalu sedikit sehingga kurang menjamin

tercapainya KD/SK. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu

sedikit akan kurang membantu mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan

membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

Pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran. Di antara

prinsip pembelajaran tersebut adalah:

Page 30: Bahan Ajar

1.      Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang

abstrak,

Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang

mudah atau sesuatu yang kongkret, sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka. Misalnya

untuk menjelaskan konsep pasar, maka mulailah siswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang

terdapat di tempat mereka tinggal. Setelah itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara

tentang berbagai jenis pasar lainnya.

2.      Pengulangan akan memperkuat pemahaman

Dalam pembelajaran, pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu konsep.

Dalam prinsip ini kita sering mendengar pepatah yang mengatakan bahwa 5 x 2 lebih baik

daripada 2 x 5. Artinya, walaupun maksudnya sama, sesuatu informasi yang diulang-ulang, akan

lebih berbekas pada ingatan siswa. Namun pengulangan dalam penulisan bahan belajar harus

disajikan secara tepat dan bervariasi sehingga tidak membosankan.

3.      Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa

Seringkali kita menganggap enteng dengan memberikan respond yang sekedarnya atas hasil

kerja siswa. Padahal respond yang diberikan oleh guru terhadap siswa akan menjadi penguatan

pada diri siswa. Perkataan seorang guru seperti ’ya benar’ atau ‚’ya kamu pintar’ atau,’itu benar,

namun akan lebih baik kalau begini...’ akan menimbulkan kepercayaan diri pada siswa bahwa ia

telah menjawab atau mengerjakan sesuatu dengan benar. Sebaliknya, respond negatif akan

mematahkan semangat siswa. Untuk itu, jangan lupa berikan umpan balik yang positif terhadap

hasil kerja siswa.

4.      Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar

Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih berhasil dalam belajar. Untuk

itu, maka salah satu tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan

(motivasi) agar siswa mau belajar. Banyak cara untuk memberikan motivasi, antara lain dengan

memberikan pujian, memberikan harapan, menjelas tujuan dan manfaat, memberi contoh,

ataupun menceritakan sesuatu yang membuat siswa senang belajar, dll.

Page 31: Bahan Ajar

5.      Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian

tertentu.

Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan. Untuk mencapai suatu

standard kompetensi yang tinggi, perlu dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat anak tangga,

semakin lebar anak tangga semakin sulit kita melangkah, namun juga anak tangga yang terlalu

kecil terlampau mudah melewatinya. Untuk itu, maka guru perlu menyusun anak tangga tujuan

pembelajaran secara pas, sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam bahan ajar, anak tangga

tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator kompetensi.

6.      Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan

Ibarat menempuh perjalanan jauh, untuk mencapai kota yang dituju, sepanjang perjalanan kita

akan melewati kota-kota lain. Kita akan senang apabila pemandu perjalanan kita

memberitahukan setiap kota yang dilewati, sehingga kita menjadi tahu sudah sampai di mana dan

berapa jauh lagi kita akan berjalan. Demikian pula dalam proses pembelajaran, guru ibarat

pemandu perjalanan. Pemandu perjalanan yang baik, akan memberitahukan kota tujuan akhir

yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, kota-kota apa saja yang akan dilewati, dan

memberitahukan pula sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi perjalanan. Dengan demikian,

semua peserta dapat mencapai kota tujuan dengan selamat. Dalam pembelajaran, setiap anak

akan mencapai tujuan tersebut dengan kecepatannya sendiri, namun mereka semua akan sampai

kepada tujuan meskipun dengan waktu yang berbeda-beda. Inilah sebagian dari prinsip belajar

tuntas.

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN GURU

Dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu mengidentifikasi dan

mempertimbangkan hal-hal berikut:

1.      Potensi peserta didik; meliputi potensi intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan potensi

vokasional.

2.      Relevansi dengan karakteristik daerah.

Page 32: Bahan Ajar

Jika peserta didik dan sekolah berlokasi bertempat di daerah pantai, maka pengembangan materi

pembelajaran diupayakan agar selaras dengan kondisi masyarakat pantai.

3.      Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik.

4.      Kebermanfaatan bagi peserta didik.

Pengembangan materi pembelajaran diupayakan agar manfaatnya dapat dirasakan peserta didik

dalam waktu yang relatif singkat setelah suatu materi pembelajaran tuntas dilaksanakan.

5.      Struktur keilmuan.

Mengembangkan materi pembelajaran matematika harus didasarkan pada struktur keilmuan

matematika.

6.      Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran.

Mengembangkan materi pembelajaran hendaknya selalu mempertimbangkan potensi peserta

didik, tingkat perkembangan peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, alokasi waktu,

dan perkembangan peradaban dunia.

7.      Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan.

8.      Alokasi waktu.

Page 33: Bahan Ajar

DAFTAR PUSTAKA

Azis, Abdul. 2005. Pengambangan Bahan Ajar,

(http://blog.uin-malang.ac.id/azistatapangarsa/2011/06/05/pengembangan-bahan-ajar/, diakses 8

Maret 2012).

Icetea. 2010. Materi Pelajaran, (http://iceteazegeg.wordpress.com/2010/09/10/materi-pelajaran/, diakses

8 Maret 2012).

Zulkarnaini. 2009. Teknik Penyusunan Bahan Ajar,

(http://zulkarnainidiran.wordpress.com/2009/06/28/131/, diakses 8 Maret 2012).

Page 34: Bahan Ajar

Kriteria Pemilihan Bahan Ajar

Bahan ajar yang baik akan menunjang pembelajaran yang efektif. Hal ini ditegaskan Prastowo (2011: 23) yang menyatakan bahwa “Bahan ajar memiliki kontribusi yang besar bagi keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan.” Oleh sebab itu guru harus selektif dalam memilih dan menyusun ajar. Beberapa kriteria selazimnya diterapkan agar bahan ajar itu tepat dan sesuai bagi siswa.

Pengertian Bahan Ajar

Menurut National Centre For Competency Based Training dalam Prastowo (2011: 16) “Bahan Ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.”

Sedangkan menurut Pannen dalam Prastowo (2011: 17) “Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.”

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi pelajaran yang dibuat atau disusun secara sistematis guna membantu guru atau instruktur dalam proses pembelajaran.

Tujuan Penyusunan Bahan Ajar

Bahan ajar disusun dengan berbagai tujuan dan manfaat baik bagi guru maupun bagi siswa. Menurut Prastowo (2011: 23) ada empat pokok tujuan penyusuan bahan ajar, yakni:

a. membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu

b. menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, sehingga mencegah timbulnya rasa bosan pada peserta didik

c. memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran

d. agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

Kriteria Pemilihan Bahan Ajar

Audrey dan Nichols dalam Hidayat (2001: 93) mengungkapkan kriteria bahan ajar sebagai berikut.

Page 35: Bahan Ajar

1) Isi pelajaran hendaknya cukup valid, artinya kebenaran materi tidak disangsikan lagi dan dapat dipahami untuk mencapai tujuan.

2) Bahan yang diberikan haruslah cukup berarti atau bermanfaat. Hal itu berhubungan dengan keluasan dan kedalaman bahan.

3) Bahan hendaknya menarik.

4) Bahan hendaknya berada dalam batas-batas kemampuan anak untuk mempelajarinya.

Keempat kriteria pemilihan bahan ajar itu harus diperhatikan agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik.

Bahan Ajar Valid

Maksudnya, bahan ajar yang disuguhkan haruslah memiliki kebenaran materi dan terutama sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sehubungan dengan kriteria ini, Semi dalam Noviyanti (2011: 103) menjelaskan sebagai berikut.

Bahan ajar dan bahan belajar itu valid untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini guru harus menyadari dan memahami konsepsi pendidikan dan tujuan pembelajaran sastra, yaitu membina kemampuan menulis puisi secara kreatif, sehingga para peserta didik memperoleh nilai-nilai manusia dan kemanusiaan, dapat mengembangkan imajinasi, ekspresi seni, kreativitas dan kepekaan sosial.

Bahan Ajar Berarti atau Bermanfaat

Bahan ajar selazimnya memberikan arti atau kebermanfaatan bagi siswa. Artinya dari bahan ajar itu siswa bisa mendapatkan berbagai hal, pemahaman hidup, pengembangan estetis, daya khayal dan lain-lain. Hal ini ditegaskan Semi dalam Noviyanti (2011: 116) yang menyatakan “Bahan ajar atau bahan belajar hendaknya dapat memenuhi kebutuhan pengembangan insting, etis dan estetis pengembangan imaji, dan daya kritis.”

Bahan Ajar Menarik

Penyusunan bahan ajar hendaknya menarik sehingga merangsang minat dan perhatian siswa. Bahan ajar yang menarik dan sesuai dengan minat dan perhatian siswa diharapkan mampu membuat mereka lebih bersemangat, antusias dan termotivasi mengikuti pembelajaran.

Bahan Ajar Berada dalam Batas Kemampuan Siswa

Page 36: Bahan Ajar

Kriteria yang terakhir maksudnya bahan ajar yang disusun selajimnya memperhatikan batas kemampuan intelektual siswa. Artinya bahan ajar itu

II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis

maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center

for Competency Based Training).

Menurut Mulyasa (2006), bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar

kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari

pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan dan sikap atau nilai. Sedangkan, menurut

Gafur (2004) bahan ajar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus diajarkan oleh guru

dan dipelajari oleh siswa. Bahan ajar tersebut berisi materi pelajaran yang harus dikuasai oleh guru dan

disampaikan kepada siswa.

Mulyasa (2006) juga menjelaskan bahwa bahan ajar merupakan salah satu bagian dari sumber

belajar yang dapat diartikan sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran, baik yang diniatkan secara

khusus maupun bersifat umum yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran. Dengan kata

lain bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun

bahan tidak tertulis.

Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan instruksional

yang akan dicapai, memotivasi peserta didik untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar peserta

didik sehingga menyediakan bimbingan bagi peserta didik untuk mempelajari bahan tersebut,

memberikan latihan yang banyak, menyediakan rangkuman, dan secara umum berorientasi pada

Page 37: Bahan Ajar

peserta didik secara individual (learner oriented). Biasanya, bahan ajar bersifat mandiri, artinya dapat

dipelajari oleh peserta didik secara mandiri karena sistematis dan lengkap (Panen dan Purwanto, 2004).

2.2 Bentuk-bentuk Bahan Ajar

Menurut Mulyasa (2006), bentuk-bentuk bahan ajar atau materi pembelajaran antara lain:

a. Bahan cetak (Printed)

Bahan ajar cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar cetak tersusun secara

baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Steffen

Peter Ballstaedt, (1994) yaitu:

1) Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi seorang guru untuk

menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari.

2) Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit.

3) Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara

Mudah.

4) Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi

individu.

5) Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja.

6) Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk

melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa

7) Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar

8) Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri

Menurut Bandono (2009) dalam http://bandono.web.id, penyusunan bahan ajar cetak

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Page 38: Bahan Ajar

a. Susunan tampilan

b. Bahasa yang mudah

c. Menguji pemahaman

d. Stimulan

e. Kemudahan dibaca

f. Materi instruksional

Bahan cetak terdiri dari

a. hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart.

b. Audio Visual, seperti video/film,Video Compact Disc (VCD)

c. Audio, seperti radio, kaset, Compact Disc (CD) audio, piringan hitam

d. Visual, seperti foto, gambar, model/maket.

e. Multi Media, seperti CD interaktif, Computer Based, Internet

2.3 Kriteria Bahan Ajar yang Baik

Bahan ajar yang baik dan menarik mempersyaratkan penulisan yang menggunakan ekspresi tulis

yang efektif. Ekspresi tulis yang baik akan dapat mengkomunikasikan pesan, gagasan, ide, atau konsep

yang disampaikan dalam bahan ajar kepada pembaca/pemakai dengan baik dan benar. Ekspresi tulis

juga dapat menghindarkan salah tafsir atau pemahaman.

Bahan ajar yang diberikan kepada siswa haruslah bahan ajar yang berkualitas. Bahan ajar yang

berkualitas dapat menghasilkan siswa yang berkualitas, karena siswa mengkonsumsi bahan ajar yang

berkualitas. Menurut Furqon (2009) dalam http://www.tek-nologipendidikan.co.cc, bahan ajar yang baik

harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Substansi yang dibahas harus mencakup sosok tubuh dari kompetensi atau sub kompetensi yang relevan

dengan profil kemampuan tamatan.

Page 39: Bahan Ajar

2. Substansi yang dibahas harus benar, lengkap dan aktual, meliputi konsep fakta, prosedur, istilah dan

notasi serta disusun berdasarkan hirarki/step penguasaan kompetensi.

3. Tingkat keterbacaan, baik dari segi kesulitan bahasa maupun substansi harus sesuai dengan tingkat

kemampuan pembelajaran.

4. Sistematika penyusunan bahan ajar harus jelas, runtut, lengkap dan mudah dipahami.

Sedangkan menurut Anonim (2009) dalam http://pbsindonesia.fkip-uninus.org, dalam

pengembangan bahan ajar, maka bahan ajar harus memiliki beberapa kriteria sebagai berikut:

a) Bahan ajar harus relevan dengan tujuan pembelajaran

b) Bahan ajar harus seuai dengan taraf perkembangan anak;

c) Bahan yang baik ialah bahan yang berguna bagi siswa baik sebagai perkembangan pengetahuannya dan

keperluan bagi tugas kelak di lapangan

d) Bahan itu harus menarik dan merangsang aktivitas siswa

e) Bahan itu harus disusun secara sistematis, bertahap, dan berjenjang

f) Bahan yang disampaikan kepada siswa harus menyeluruh, lengkap dan utuh.

2.4 Fungsi Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki fungsi strategis bagi proses pembelajaran yang dapat membantu guru dan

siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru tidak terlalu banyak menyajikan materi. Di samping

itu, bahan ajar dapat menggantikan sebagian peran guru dan mendukung pembelajaran individual. Hal

ini akan memberi dampak positif bagi guru, karena sebagian waktunya dapat dicurahkan untuk

membimbing belajar siswa. Dampak positifnya bagi siswa, dapat mengurangi ketergantungan pada guru

dan membiasakan belajar mandiri. Hal ini juga mendukung prinsip belajar sepanjang hayat ( life long

education).

Menurut Anonim (2009) dalam http://pbsindonesia.fkip-uninus.org, fungsi bahan ajar adalah

sebagai motivasi dalam proses kegiatan belajar mengajar yang lakukan oleh guru dengan materi

pembelajaran yang kontekstual agar siswa dapat melaksanakan tugas belajar secara optimal. Sedangkan

Page 40: Bahan Ajar

menurut Furqon (2009) dalam http://www.tek-nologipendidikan.co.cc, bahan ajar berfungsi sebagai

berikut:

1. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus

merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan/dilatihkan kepada siswanya.

2. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus

merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.

3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran

4. Membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar

5. Membantu siswa dalam proses belajar

6. Sebagai perlengkapan pembelajaran untuk mencapai tujuan pelajaran

7. Untuk menciptakan lingkungan / suasana balajar yang kondusif

2.5 Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar

2.5.1 Tujuan Penyusunan Bahan Ajar

Tujuan dari penyusunan bahan ajar adalah :

a) Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan

kebutuhan pesrta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan

sosial peserta didik.

b) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

c) Mambantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping buku-buku teks yang

terkadang sulit diperoleh.

2.5.2 Manfaat Penyusunan Bahan Ajar bagi Guru dan Pesetra Didik

a) Manfaat bagi guru

Page 41: Bahan Ajar

1) Diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar

peserta didik

2) Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk dipeoleh.

3) Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi.

4) Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar.

5) Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dan peserta didik karena peserta didik

akan merasa lebih percaya kepada gurunya.

6) Menambah angka kredit jika dikumpulkan dan diterbitkan.

b) Manfaat bagi peserta didik.

1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik2. Kesempatan untuk belajar secara lebih mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap

kehadiran guru.3. Menadapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.

2.6 Prinsip-prinsip Pemilihan Bahan Ajar

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi

pembelajaran, yaitu:

1. Prinsip relevansi

Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitannya

dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Misalnya, jika kompetensi yang

diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus

berupa fakta atau bahan hafalan.

2. Prinsip konsistensi

Page 42: Bahan Ajar

Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam,

maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar

yang harus dikuasai siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian.

3. Prinsip kecukupan

Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa

menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu

banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk

mempelajarinya.

2.7 Langkah-langkah dalam Pemilihan Bahan Ajar

Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa

hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar

kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi:

1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar.

Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut

perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis

materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar

kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis,

yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987). Materi jenis fakta adalah materi berupa

nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen

suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi

jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema. Materi jenis prosedur berupa

langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara

Page 43: Bahan Ajar

pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik. Materi pembelajaran aspek afektif meliputi:

pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran aspek

motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.

2. Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip,

prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis

materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya.

Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi

tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.

Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis

materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem

evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah

dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk

mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.

3. Memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

telah teridentifikasi tadi

4. Memilih sumber bahan ajar.

Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar.

Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran,

majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb.

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang

peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Page 44: Bahan Ajar

Dengan menerapkan bahan ajar yang telah dikembangkan tersebut, diharapkan menjadi

alternatif bagi guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran sehingga proses belajar mengajar

akan berjalan lebih baik dan bervariasi yang pada akhirnya hasil belajar siswa juga ikut meningkat. maka

dalam makalah ini penulis akan membahas tentang bahan ajar yang merupakan bagian dari hasil

perencanaan seorang guru sebelum mengajar di kelas.

3.2 Saran

Guru sebagai pengembang bahan ajar hendaknya mengetahui tentang apa dan bagaimana yang

ingin dikembangkan sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar atau tujuan yang telah ditentukan

sehingga hasil bahan ajar yang dikembangkan guru dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran

dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Diposkan oleh Nur Hidayati di