badan penelitian dan pengembangan daerah · pdf filebermotor, cerobong asap pabrik dan...
TRANSCRIPT
KAJIAN PEMANFAATAN AIR GAMBUT
UNTUK AIR MINUM RUMAH TANGGA
PENGGUNAAN TEKNOLOGI CLEAN CHMECICAL BENTONE
(CCBN-RO)
Oleh :
Drs. H. M. Naswir, M.Si Universitas Jambi
Kerjasama Dengan
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI JAMBI
2009
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
KATA PENGANTAR
Krisis air bersih merupakan masalah sosial yang harus
mendapatkan perhatian yang serius dari semua pihak, karena air bersih
adalah salah satu kebutuhan pokok setiap orang yang hidup dimuka
bumi ini.
Keterbatasan ketersediaan air bersih bagi masyarakat yang hidup
di daerah gambut merupakan suatu permasalahan yang harus
diupayakan penyelesaianya dan tidak bisa dibiarkan berkepanjangan,
karena di daerah lahan gambut sebenarnya ketersediaan air cukup
banyak malah berlimpah ruah tak pernah habis, akan tetapi sumber
airnya adalah air gambut yang secara kualitas belum layak untuk
dikonsumsi, untuk itu diperlukan suatu kajian yang lebih mendalam
tentang penggunaan air gambut sebagai air minum rumah tangga.
Laporan ini selain mengungkap data-data yang mendukung untuk
pengolahan air gambut menjadi air minum rumah tangga, juga
dilengkapi dengan kajian teknonologi yang dapat diaplikasikan yaitu
teknologi CCBN, kemudian juga disertai dengan rekomendasi kepada
pemerintah dan pihak terkait untuk menindaklanjuti hasil kajian ini.
Dari rekomendasi tersebut diharapkan dapat dijadikan suatu bahan
pertimbangan untuk mengambil kebijakan dalam menyediakan air
bersih di pedesaan.
Kami menyadari bahwa laporan ini belum lengkap dan masih
punya keterbatasan-keterbatasaan, oleh karena itu saran dan kritik dari
semua pihak yang bersifat kontruktif kami tunggu, agar dapat
disempurnakan dimasa mendatang.
Selesainya kajian ini tidak terlepas dari bantuan segala pihak, oleh
karena itu dengan tulus kami menghaturkan terima kasih kepada
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Gubernur Jambi yang sudah membantu pelaksanaan kegiatan ini
melalui anggaran APBD, dan kepada Kepala Balitbangda juga tak lupa
kami haturkan terima kasih, demikian juga kepada teman-teman dan
staf yang telah ikut serta membantu pelaksanaan kajian ini.
Demikian harapan kami, semoga laporan yang kami tulis ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui penyediaan air bersih pedesaan.
Terima kasih.
Jambi, September 2009
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jambi
Kepala,
Prof.Dr.H.M.Havidz Aima, MS.
Pembina Utama Madya NIP. 19551206 197510 1 002
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………... DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. DAFTAR TABEL …………………………………………………………..... DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….
i ii iii iv
BAB.1. PENDAHULUAN ………………………………………………….
1.1. Latar Belakang ………………………………………………….. 1.2. Tujuan Kajian…. ………………………………………………… 1.3. Manfaat Kegiatan ………………………………………………. 1.4. Hasil yang diharapkan ………………………………………….
BAB 2. KAJIAN TEORITIS ……………………………………………….. 2.1. Air Sebagai Kebutuhan Pokok Manusia …………………… 2.2. Kebutuhan Manusia Terhadap Air Bersih …………………. 2.3. Syarat Syarat Air Bersih ………………………………………. 2.4. Air Gambut ……………………………………………………….. 2.5. Metode Pengolahan Air Gambut …………………………….. 2.6. Teknologi CCBN …………………………………………………..
BAB. 3. METODE PENELITIAN ................................................... 3.1. Lokasi Daerah Kajian …………………………………………… 3.2. Waktu Pelaksanaan Penelitian....……………………………. 3.3. Persiapan dan Perizinan ……………………………………….. 3.4. Pengumpulan Data ……………………………………………… 4.5. Analisis Data ……………………………………………………… 4.6. Demografi Daerah dan Kependudukan …………………….. 4.7. aaboratorium ………............…………………………………… 3.8. Analisis Ketersediaan Air ............……………………………. 3.9. Analisis Kebutuhan Air ………………………………………… 3.10. Metodologi Pengolahan Air Gambut dengan CCBN .......
BAB.4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................
4.1. Kondisi Geografis dan Administratif Secara Umum ......... 4.2. Profil Daerah Kabupaten Muaro Jambi ........................... 4.3. Iklim dan Curah Hujan ................................................... 4.4. Pemerintahan.................................................................. 4.5. Sarana dan Sumber Air Bersih Rumah Tangga ............. 4.6. Dampak Penggunaan Air Gambut terhadap Masyarakat 4.7. Masa-Masa Krisis Air Bersih .......................................... 4.8. Analisis Kebutuhan Air Bersih Masyarakat ..................... 4.9. Analisis Ketersediaan Bahan Baku (Air Gambut)............ 4.10. Analisis Kualitas Air Gambut ........................................
1 1 9 10 10
11 11 15 18 18 20 21
23 23 24 24 24 25 25 25 26 26 27
29 29 31 32 34 36 37 38 41 43 46
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
4.11. Teknologi CCBN ............................................................ 4.12. Teknologi CCBN-RO .....................................................
4.13. Hasil Pengujian Laboratorium ………………………………
BAB 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................... 5.1. Kesimpulan .................................................................. 5.2. Rekomendasi ................................................................. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................
48 51 55
59 59 60
61
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
1. Latar Belakang
Isue pemanasan global (global warming) kini menyita perhatian
para ahli lingkungan dunia untuk memperbincangkan guna mengatasi
dampak dari kerusakan lingkungan yang diakibatkan efek rumah kaca,
pencemaran udara yang ditimbulkan dari emisi gas buang kendaraan
bermotor, cerobong asap pabrik dan diperparah lagi dengan
penggundulan hutan yang tidak terkendali sehingga fungsi hutan
sebagai paru-paru dunia sudah tidak maksimal lagi, kondisi ini tentu
sangat mengkhawatirkan sehingga para ahli lingkungan dunia
memprediksikan bahwa 5 – 10 tahun kedepan, air hujan sudah tidak
dapat dikonsumsi lagi karena telah tercemar oleh zat-zat berbahaya.
Disisi publik, masih banyak masyarakat yang mengalami
kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih dalam kehidupannya sehari-
hari, hal ini dapat diartikan kegagalan negara menjamin hak setiap
warga negara untuk mendapatkan air bersih.
Indonesia membutuhkan anggaran 4 triliun per tahun untuk
memenuhi kekurangan air bersih mulai tahun 2000 lalu hingga 2015
mendatang, hal ini sesuai kesepakatan dari Millenium Development Goals
(MDG) dan Sidang Umum PBB mengenai Kebutuhan Air Bersih.
Menurut Dirjen Tata Perkotaan dan Perdesaan Departemen
Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Depkimraswil), jika pada tahun
2000 masyarakat yang membutuhkan air bersih baru mencapai 41 juta
atau 20 persen maka pada tahun 2015 mendatang ditargetkan 150 juta
atau 60 persen. Pada tahun 2015, jumlah penduduk yang mendapatkan
pelayanan air minum mencapai 80 persen di perkotaan dan 40 persen di
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
pedesaan, dan pada tahun 2015 jika penambahan penduduk sebanyak
180 juta jiwa maka jumlah penduduk terlayani air bersih menjadi 150
juta jiwa, karena pada tahun 2000 baru mencapai 41 juta jiwa. Saat ini
masih timbul permasalahan untuk merealisasikan MDG, disebabkan
kondisi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) masih mengalami krisis
keuangan “saat ini dari 300 PDAM yang beroperasi sebanyak 91 persen
dikategorikan kritis, serta hanya 9 persen yang dikategorikan sehat,
(Tempo Interaktif, Jakarta, 13 Mei 2004).
Air bersih merupakan suatu kebutuhan terpenting bagi manusia,
disamping untuk diminum air bersih juga dibutuhkan untuk mandi,
mencuci, memasak dan kegiatan lainnya. Bagi masyarakat yang
berdomisili didaerah gambut khususnya di Kabupaten Tanjung Jabung
Barat, Tanjung Jabung Timur dan sebahagian Muaro Jambi, air bersih
merupakan barang langka yang sulit didapat.
Ketersediaan air didaerah gambut sangat banyak dan melimpah
sepanjang tahun, akan tetapi air yang tersedia belum dapat
dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat karena sampai saat ini
masyarakat masih belum mampu mengolah air gambut menjadi air
bersih yang memenuhi standar baku mutu air bersih yang telah
ditetapkan oleh PERMENKES tahun 2002 sehingga air gambut hanya
digunakan sebatas untuk mandi dan mencuci alat-alat rumah tangga
saja, sedangkan untuk minum dan mencuci pakaian, masyarakat
menggunakan air hujan, oleh sebab itulah maka kebutuhan air bersih
masyarakat sangat tergantung pada air hujan. Pada saat musim
penghujan masyarakat dapat menampung sebatas tangki penampung
yang dimilikinya, namun bila musim kemarau tiba maka krisis air
bersihpun terjadi, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya
masyarakat terpaksa membeli air minum isi ulang.
Perkembangan sektor industri manufaktur dan konstruksi dalam
dua dekade terakhir ini, menjadikan permintaan pasar berbagai
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
komoditi bahan galian industri di Indonesia telah meningkat dengan
pesat, perkembangan pasar tersebut juga telah mendorong minat para
penanam modal untuk berkiprah disektor pertambangan bahan bahan
galian industri.
Bahan galian industri golongan C berdasarkan Perpu RI. No.27
Tahun 1980, merupakan kekayaan alam Propinsi Jambi yang hingga
saat ini belum banyak digali dan dimanfaatkan sebagai sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD), (Syaraifuddin, 1998).
Jambi dikenal dengan “propinsi harapan” karena letaknya sangat
strategis berada dipersimpangan Singapura Johor dan Indonesia yang
dikenal dengan SIJORI, daerah Jambi memiliki aset sumber daya alam
yang melimpah diantaranya adalah Bentonit. Bentonit mempunyai
prospek yang baik untuk di teliti dan dikembangkan penggunaannya
baik sebagai bahan lokal di gunakan untuk mempercepat pertumbuhan
industri hilir di dalam negeri maupun untuk di ekspor ke negara-negara
lain sebagai sumber devisa daerah.
Dalam menyongsong otonomi daerah dan era globalisasi,
Pemerintah Provinsi Jambi telah memacu/mendorong tumbuh
berkembangnya berbagai industri, baik industri hulu maupun industri
hilir terutama yang ada di Jambi, dengan memanfaatkan sumber daya
alam Jambi sendiri sehingga dapat merekrut tenaga kerja dan tidak
menimbulkan kerusakan lingkungan, pencemaran dan harus ramah
lingkungan, program pemerintah ini perlu didukung bersama oleh
semua pihak salah satunya adalah dengan memanfaatkan sumber daya
alam dengan sebaik baiknya.
Deposit bentonit di Propinsi Jambi sudah diketahui di tiga daerah,
yaitu Kabupaten Bangko dengan luas 4400 hektar, Kabupaten Bungo
Tebo = 520 hektar dan Kabupaten Batang Hari = 1350 hektar (
Dis.Pentam. Jambi, 1998), dan daerah-daerah lain yang belum
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
dilaporkan semuanya. Dari Riset yang telah dilakukan (Naswir, 2001,
2003, 2004), disimpulkan bahwa Bentonit yang sudah diformulasi
dengan material lain dapat dikembangkan pemanfaatannya secara
optimal dalam berbagai bentuk aplikasi, hal ini sangat memungkinkan
untuk mendirikan suatu pabrik bentonit di Jambi dan industri hilir dari
CPO dan Bentonit itu sendiri.
Dalam kurun 1982-2000 kosumsi Ca-Bentonit Indonesia terus
meningkat pesat terutama di industri minyak goreng, kimia dasar dan
bahan galian bukan logam. Tahun 1993 ketiga industri tersebut
mengkonsumsi sekitar 90,4 % dari total kosumsi (43,182 ton). Sisanya
dikonsumsi oleh industri pengecoran, sabun, kosmetika dan mesin jahit.
Laju pertumbuhan tahunan konsumsi di industri hilir tersebut adalah
32,7 %. Pada tabel 1. dan Tabel 2 disajikan perkembangan kebutuhan
bentonit Indonesia ( Direktorat Produsen BGI, 1992 Buletin Statistik Komoditi
Mineral 1996)
Bentonit mempunyai sifat unggul mengadsorpsi karena ukuran
partikel koloidnya sangat kecil dan memiliki kapasitas permukaan ion
yang tinggi. Pengembangan bentonit disebabkan oleh adanya
penggantian isomorphous pada lapisan okahedral (Mg oleh Al) dalam
menghadapi kelebihan muatan di ujung kisi-kisinya.
Disamping itu bentonit sangat dibutuhkan untuk mendukung
kebutuhan industri hilir yang lainnya, spesifikasinya tergantung kepada
jenis industrinya seperti spesifikasi bentonit di Industri Sabun
(PT.Agrocorp Indonesia) adalah: Fuller`s earth, Kandungan air maksimum
1 %, Kandungan Pb : maksimum 1 %.. Sepsifikasi bentonit di industri
barang-barang dari semen (PT. Wijaya Karya) : ukuran bentuk serbuk
ukuran 200 – 300 mesh, Zn murni : 98 – 99 %, Kandungan Pb :
maksimum 1 %. Spesifikasi bentonit di industri kimia (obat-obatan)
:Mikrobial limit: Tidak mengandung eschericia coli, pH = 9,5 – 10,5, L.O.I
= 5,8 – 8,0 %, Gel Formation : 2 % dalam 24 jam, Swelling power = 2
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
gram dalam larutan air 100 mL= 24 ml dalam 2 jam., Ukuran butir= - 200
mesh. Spesifikasi untuk. pemuca: 4 % blenching earth.dan pH= 9 –
10,5
Dari hasil penelitian pendahuluan diketahui bahwa Bentonit
sangat potensial dan ekonomis digunakan sebagai bahan penjernih air
gambut, daya kerja bentonit akan lebih maksimal apabila
dikombinasikan dengan bahan pendukung, untuk ini perlu dicari
formula yang tepat antara bahan utama dan bahan pendukung sesuai
dengan jenis air gambut, karena air gambut mempunyai karaketeristik
yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainya.
Menurut Hayati, dkk (2000), ciri-ciri air gambut adalah : banyak
terdapat didaerah pasang surut, berwarna merah sampai coklat,
mempunyai keasaman tinggi, mengandung zat organic, pH berkisar
5,77-6,8, Kekeruhan berkisar 4 NTU-12 NTU, Warna berkisar 18,9-137
mg/L Pt-Co, Kesadahan berkisar 6,1-8,1 mg/L CaCO3, Angka KMNO4
berkisar 50,85-104,77 mg/L, Kadar besi berkisar 2,44-2,88ng/L dan
Kadar mangan berkisar tt-0,138mg/L.
Dari penelusuran pustaka diketahui bahwa metoda yang sudah
digunakan untuk memperbaiki kualitas air gambut ada berbagai macam
yaitu, diantaranya: Pemyulingan, reverse osmosis, Penyerapan warna
dengan lumpur dilanjutkan dengan saringan pasir lambat (Dep.PU),
Pengolahan cemikal dengan NaOH dan FeClSO4 (Aqua Peat 95),
Pengolahan cemikal dengan pembantu koagulan dilanjutkan dengan
flokulasi dan sedimentasi (BPP Teknologi), teknologi flokukasi dan
sedimentasi, namun sampai sekarang metode-metode tersebut belum
bisa diaplikasikan dilapangan, sehingga diperlukan metode lain yang
praktis dan murah biayanya, salah satu metode yang diajukan pada
riset ini adalah dengan Teknologi CCBN yang sederhana, murah dan
praktis.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Dilihat dari segi komersial produk CCBN mempunyai nilai ekonomi
dan komersial yang baik, sebagai ilustrasi jika harga CCBN ditetapkan
Rp.10.000/kg, yang mampu menghasilkan air bersih sebanyak 500-
1000 liter, sehinga harga produksi air bersih hanya Rp. 10 - 20 /liter,
cukup ekonomis dibanding dengan air isi ulang harganya Rp.
4000/gallon, isi 20 liter ( 200/liter), harga ini cukup terjangkau oleh
masyarakat, kemudian dari segi konsumen, jika masing masing
keluarga minimal membutuhkan 2 kg per bulan, misalkan 10.000
Keluarga saja yang menggunakan produk CCBN, sudah membutuhkan
20.000 kg (20 ton/bulan) dengan omset penjualan Rp. 200.000.000,- ini
baru perkiraan untuk wilayah Jambi, belum lagi di perluas konsumenya
ke daerah Riau dan Sumatera Selatan yang juga daerahnya adalah
daerah gambut.
Sebagian besar wilayah Indonensia terdiri dari lahan gambut,
terutama pulau Sumatera, Kalimantan dan sebagain Pulau Jawa. Di
wilayah Sumatera, wilayah gambut terbesar adalah di Provinsi Jambi,
Sumatera Selatan dan Riau. Daerah Provinsi Jambi, dan yang banyak
terdapat daerah gambut adalah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan sebagaian Kabupaten Muaro
Jambi.
Dalam memenuhi kebutuhan air bersih untuk dikonsumsi, pada
umumnya masyarakat yang berdomisili di daerah gambut menggunakan
air hujan sebagai sumber air bersih untuk kehidupan sehari hari,
karena di daerah ini belum sampai pendistribusian air bersih dari
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), maupun ketersediaan air tanah
dan air permukaan tidak memadai
Air Gambut, Air gambut yang mengalir di desa-desa ini
merupakan air permukaan dan air tanah yang jernih dan tawar, akan
tetapi telah terpengaruh oleh sifat gambut itu sendiri, sehingga
warnanya kuning kemerah-merahan dan bersifat asam. Air gambut
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
sebenarnya air hujan yang jatuh ke lahan gambut, karena terjadi kontak
maka kualitasnya berubah sesuai dengan lahan yang ditempati.
Krisis Air bersih di daerah gambut, sudah bertahun-tahun dialami
masyarakat, apalagi bila musim kemarau tiba, pada kondisi ini
masyarakat sangat sulit mendapatkan air bersih. Air hujan yang
diharapkan turun tak kunjung datang, sementara air tanah berupa air
sumur sudah mulai kering dan habis, stok-stok air dalam tadah
penampunganpun sudah tidak ada lagi, mau tidak mau masyarakat
terpaksa menggunakan air gambut atau membeli air galon meskipun
harganya cukup tinggi berkisar antara Rp. 5000 – 7.500/galon isi 18
Liter), jika satu diprediksi bulan satu keluarga (3-5 orang) minimal
membutuhkan 10 galon air, maka mereka harus menambah
pengeluaran sebanayak Rp.50.000 sampai Rp.75.000, ini baru
kebutuhan untuk air minum, belum termasuk untuk konsumsi yang
lain..
Dari data lapangan daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
Tanjung Jabung Timur dan Muaro Jambi, hampir 75% masyarakatnya
mengalami krisis air bersih, hanya sebahagian kecil masyarakat yang
mengkonsumsi air bersih dari PDAM atau sumur gali (air tanah),
disamping jangkauan distribusi PDAM yang terbatas, dan rata-rata
tanahnya adalah tanah gambut sehingga sulit menemukan sumber air
bersih baik dari mata air, air tanah dangkal maupun air tanah dalam.
kondisinya ini cukup memprihatinkan dari segi kelayakan air gambut
belum layak untuk dikonsumsi, hasil wawancara dari beberapa orang
ibu rumah tangga, pada umumnya mereka mengeluhkan, warna, bau
dan rasa dari air gambut yang tidak enak, mereka juga mengeluhkan
pakaian yang berwarna putih berubah menjadi kekuning-kuningan bila
dicuci dengan air gambut terutama baju putih seragam anak sekolah,
mereka belum punya alternative lain untuk mendapatkan air bersih,
berdasarkan uji laboratorium menunjukan bahwa kualitas air gambut
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
tidak layak untuk dikonsumsi karena kandungan zat organik, warna
dan trac elemen yang tidak sesuai dengan standar baku mutu air bersih
yang telah ditetapkan
Kondisi alam berbeda dengan kondisi alam 10 tahun yang lalu,
sepuluh tahun yang lalu alam masih bersifat alami pencemaran
lingkungan belum begitu parah, sedangkan kondisi alam khususnya
kualitas udara sekarang sudah banyak terkontaminasi dengan zat
polutan yang kerapkali terjadinya hujan asam disamping banyak debu
dan zat pencemar lainya, kemudian hutan juga sangat berkurang untuk
menetralisir zat polutan yang ada diudara, sehingga air hujan tidak
layak lagi dijadikan sebagai sumber air bersih untuk kehidupan
masyarakat, apalagi ketika musim kemarau tiba masalahnya menjadi
komplikasi, disamping hujan tidak turun kualitas air gambut juga
semakin buruk dan sangat perlu adanya sentuhan teknologi yang
mengtasi persolan tresebut.
BALITANGDA sebagai salah satu Instansi Pemerintah yang
bergerak dibidang Penelitian dan Pengembangan, mencoba
mengembangkan suatu teknologi pengolahan air gambut skala rumah
tangga dengan bahan penjernih CCBN, yang bekerjasama dengan pakar
perguruan tinggi dan instansi terkait.
.
1.2. TUJUAN KAJIAN
- Mengkaji prospek pemanfaatkan air gambut, menjadi sumber air
bersih sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhannya terhadap air bersih.
- Mengkaji pemanfaatan bentonit sebagai bahan baku CCBN yang
depositnya cukup banyak di daerah Jambi, sehingga dapat lebih
berdaya berdaya guna bagi kemaslahatan masyarakat
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
- Memberikan keterampilan masyarakat secara individual dan ber
kelompok masyarakat untuk menggunakan TTG CCBN untuk
pengolahan air gambut menjadi air bersih
- Memberikan alternative penyediaan air bersih untuk masyarakat
pedesaan di lahan gambut atau membantu masyarakat dalam
penyediaan air bersih pedesaan.
- Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui penyediaan air
bersih pedesaan.
- Membuka lapangan kerja baru, dan mengurangi tingkat
pengangguran di daerah Jambi
1.3. Manfaat Kegiatan
- Merupakan Terobosan teknologi baru untuk penyediaan fasilitas
air bersih dengan sumber air gambut, sehingga kelangkaan air
bersih di pedesaan dapat teratasi
- Akan memunculkan peluang usaha baru dalam bidang industri
pembuatan bahan baku CCBN, sehingga membuka peluang
lapangan kerja baru, yang otomatis dapat mengurangi
pengangguran.
- Menganeka-ragamkan produk unggulan daerah yang dapat
memberi kontribusi daerah dalam meningkatkan pendapatan asli
daerah (PAD).
- Meningkatkan hiygen dan sanitasi lingkungan
- Membantu program Pemerintah Daerah dalam melayani tuntutan
masyarakat terhadap fasilitas air bersih.
1.4. HASIL YANG DIHARAPKAN
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Hasil yang akan di capai dari pelaksanaan program ini adalah :
1. Desain Teknologi Pengolahan air gambut menjadi air brsih
skala rumah tangga dan skala menengah
2. Beberapa unit percontohan Penerapan Desain Teknologi di daerah
Muaro Jambi
3. Bahan Clean Chemical Bentonoe (CCBN)
4. Data tentang masyarakat pengguna air gambut di daerah Muaro
Jambi
5. Jurnal ilmiah untuk dipublikasikan
6. Rekomendasi untuk pendirian UKM-UKM untuk pengolahan
Bentonit, Arang Aktif dan industri CCBN di Jambi.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2.1. Air Sebagai Kebutuhan Pokok Manusia
Indonesia membutuhkan Rp 4 triliun per tahun untuk memenuhi
kekurangan air bersih mulai tahun 2000 lalu hingga 2015 mendatang.
Hal ini sesuai kesepakatan dari Millenium Development Goals (MDG) dan
Sidang Umum PBB mengenai kebutuhan air bersih.
Menurut Dirjen Tata Perkotaan dan Perdesaan Departemen
Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Depkimpraswil), Pantana
Rantetoding, jika tahun 2000 masyarakat yang membutuhkan air bersih
baru tercapai 41 juta atau 20 persen maka tahun 2015 mendatang
ditargetkan 150 juta atau 60 persen. "Pada tahun 2015, jumlah
penduduk yang mendapatkan pelayanan air minum mencapai 80 persen
di perkotaan, dan 40 persen di pedesaan," katanya di Jakarta,Kamis
TEMPO Interaktif, Jakarta: 13/5).
Pada tahun 2015, kata dia, jika penambahan penduduk sebanyak
108 juta jiwa maka jumlah penduduk terlayani air bersih menjadi 150
juta jiwa. "Karena, pada tahun 2000 baru mencapai 41 juta jiwa,"
tegasnya
Saat ini masih timbul permasalahan untuk merealisasikan MDG.
Disebabkan kondisi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) masih
mengalami krisis keuangan. "Saat ini dari 300 PDAM yang beroperasi
sebanyak 91 persen dikategorikan kritis, serta hanya 9 persen yang
dikategorikan sehat. PDAM yang tidak sehat rata-rata ekuitasnya tinggal
42 persen,“ ujarnya.
Masalah air akan menjadi masalah besar bagi Indonesia, kalau
tidak segera dilakukan usaha perbaikan kondisi ketersediaan air dari
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
sekarang. Maka perlu dilakukan langkah-langkah penanganan agar
masalah air ini dapat teratasi. Tampaknya mulai perlu
mempertimbangkan kemungkinan memanfaatkan air permukaan
menjadi air bersih agar pengambilan air tanah yang terlalu besar tidak
menyebabkan intrusi air laut seperti yang telah terjadi di kota-kota
besar yang terletak di dekat pantai.
Pemerintah telah melakukan berbagai usaha untuk mengatasi
krisis air bersih terutama di musim kering, hal ini dapat dilihat dengan
anggaran yang cukup fantastis, untuk tahun 2007, anggaran
penyediaan air minum dari ABN mencapai 1,5 triliun atau 0,22 % dari
total ABPN, anggaran ini diperuntukan untuk membiayai dua program,
yaitu Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku (Rp.0,4 triliyun)
dan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah (Rp. 1,05 triliun), itu belum termasuk anggaran APBD setiap
daerah. Lalu apa yang keliru jika problem kesulitan air selalu muncul
setiap tahun pada musim kering ?, (Kuswanto, SA).
Diperlukan kajian tesendiri untuk mengetahui apa yang
menyebabkan masalah kesulitan air meskipun pemerintah telah
menjalankan program pengadaan air, apakah kurang efekifnya
penggunaan anggaran untuk pengadaan air bersih?, apakah
anggarannya yang kurang atau teknologi yang belum mampu
menyentuh kelapisan masyarakat terbawah yang hidup dipedesaan?.
Disisi publik, dengan banyaknya masyarakat mengalami krisis air bersih
dalam kehidupan sehari hari dapat diartikan kegagalan negara dalam
menjamin hak setiap warga negara untuk memperoleh air, yang tertuang
dalam pasal 5 Undang-undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air, bahkan dengan telah diratifikasinya kovenan international
tentang hak hak ekonomi, sosial dan budaya lewat Undang-undang
Nomor 11 tahun 2005 (Undang Undang HAM), akses warga negara atas
air untuk kebutuhan hidup sehari hari termasuk kovenan HAM.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat akan air sebagaimana
disebutkan dalam undang undang tersebut seharusnya menjadi misi
utama yang paling pokok dari pemerintah dalam urusan air, sangat
ironis jika dengan sumber daya air yang melimpah, masih banyak warga
masyarakat yang susah air, sementara sebahagian warga negara atau
kelompok masyarakat lainnya menikmati pelayanan yang lebih baik dari
cukup dan bahkan memperoleh keuntungan dari urusan air (Kuswanto
SA, 2007).
Keterbatasan anggaran dijadikan sebagai kambing hitam untuk
memaklumi bahwa pelayanan air bersih untuk masyarkat belum sesuai
dengan harapan, meskipun sumber daya air melimpah ruah, namun
ketersediaan ruang, waktu dan teknologi sangat terbatas, sehinga tidak
mudah melaksanakan dan memakan biaya besar untuk pendistribusian
dengan jaringan perpipaan yang merata keseluruh lapisan masyarakat.
Sebuah kajian menyebutkan bahwa investasi yang dibutuhkan untuk
membangun parasarana air bersih mencapai rata-rata Rp.4 juta/orang.
Jika pada tahun 2004 terdapat 177,4 juta orang yang belum
mendapat akses perpipaan (Dirjen Ciptakarya, 2007), maka diperlukan
Rp. 709,6 triliun untuk membangun jaringan perpipaan bagi seluruh
warga masyarakat, suatu angka yang fantastis dan tidak mungkin
disediakan oleh negara, bahkan dikhususkan bagi masyarakat
miskinpun yang jumlahnya lebih kurang 36,1 jiwa, dana yang
dibutuhkan masih cukup besar yaitu Rp. 144,4 triliun, dengan anggaran
APBD 1,5 triliun, diperlukan waktu satu abad untuk menjamin
pelayanan air melalui jaringan perpipaan.
Mengancu kepada sasaran RPJM (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah), tambahan sebanyak 73,5 juta jiwa diharapkan dapat
dilayani oleh jaringan perpipaan pada tahun 2009, Sementara untuk
mencapai target MDGs (Milleniun Development Goals), tambahan
sebanyak 30,4 % atau 81,52 juta jiwa diharapkan dapat dilayani oleh
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
jaringan perpipaan pada tahun 2015, sedang untuk target MGD
dibutuhkan dana sebesar Rp.294 triliun atau 58,8 triliun/tahun, untuk
mencapai target RPJM, sedangkan untuk target MDGs, terhitung mulai
tahun 2004. dibandingkan dengan alokasi dana dari APBN pada tahun
2007, jumlah dana tersebut tidak mungkin terpenuhi.
Menurut peneliti L3ES, untuk lebih efektifnya penggunaan
anggaran, perlu penyesuaian pelaksanaan kegiatan yang realisitis, yaitu
:
1. Fokus sasaran penyediaan air minum oleh pemerintah lebih
dipertajam dan dipersempit. Penajaman dapat dilakukan dengan
membidik langsung kelompok masyarakat yang secara teknis dan
ekonomis berada pada ambang batas pemenuhan kebutuhan air
minum. Jika mengacu kepada standar WHO, tingkat pelayanan
menengah rata-rata kebutuhan air sebanyak 50 liter/kapita/hari,
dapat dijadikan batas minimal tingkat pelayanan yang harus
dijamin oleh pemerintah. Batas ini masih jauh lebih rendah di
bawah standar yang kini diterapkan pemerintah (100
liter/kapita/hari), namun jika batas lebih rendah tersebut
terpenuhi, maka akan lebih baik, warga yang mengalami kriris air
bersih sudah berkurang dari tahun ketahun.
2. Prioritas sasaran diutamakan pda kawassan kawasan paling
kritis, baik perkotaan maupun desa.
3. Memanfaatkan potensi dan peran serta masyarakat setempat
untuk memenuhi kebutuhan air mereka masing-masing,
pemerintah dapat berperan sebagai fasilitator dan menyediakan
bantuan yang diperlukan sesuai kebutuhan. Prasarana juga dapat
dipilih yang paling mudah, murah dan sederhana.
4. Sebagai implikasi dari penajaman fokus tersebut pemerintah perlu
melakukan orientasi perannya agar lebih berkosentrasi pada misi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
pelayanan umum dalam penyediaan air minum dan membatasi
peranannya hanya sebagai regulator dalam penyediaan air minum
untuk tujuan komersial.
2.2. Kebutuhan Manusia Terhadap Air Bersih
Lebih dari 100 juta orang di Indonesia tidak memiliki akses
langsung terhadap air bersih dan 70% diantaranya mengambil air dari
sumber yang telah terkontaminasi, pencemaran lingkungan penyebab
tidak tersedianya air bersih sehingga banyak masyarakat menderita
penyakit, kata Public Outreach dan Communication Spesicialist,
Enviromental Service Program (ES) Sumbar, menurut Sayafrizaldi ((ESP,
Sumbar), penegelolan lingkungan hidup pada sejumlah daerah belum
mendukung ketersediaan air bersih di masyarakat, sehingga kondisi air
minum yang dihasilkan tidak memenuhi syarat kesehatan, selain itu
bagi masyarakat miskin akibat tekanan ekonomi, mereka tidak terlalu
memikirkan konsumsi air bersih, akibatnya mereka rentan terserang
penyakit dampak mengkonsumsi air minum yang tidak sehat, hampir 75
% penyakit, seperti penyakit kulit dan diare yang ditemukan di negara
berkembang disebabkan air yang terkontaminasi.
Ketersediaan air bersih di masyarakat belum dapat terpenuhi
akibat minimnya sarana, pelayanan air bersih melalui perpipaan
membutuhkan biaya yang besar, sementara itu ketersediaan air di
pedesaan ada yang melimpah ruah, maka perlu dukungan dari banyak
pihak, perlu peran serta semua pihak menjamin ketersediaan air bersih
masyarakat, dan kepedulian warga negara menjaga lingkungan yang
berdampak langsung terhadap ketersediaan air bersih.
Kebutuhan air bersih merupakan impian setiap orang, demikian
ungkapan Dewi Marolop Siagian (Medan Sumatera Utara, 2007). Bila
seandainya diadakan survey kepada setiap orang di berbagai wilayah di
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Indonesia, dengan pertanyaan sebagai berikut, “Apakah anda memiliki
impian untuk memiliki segala sesuatu dengan kualitas yang baik, dalam
hidup anda? Saya yakin 100% jawabannya adalah pasti mendambakan,
salah satu dambaannya adalah kebutuhan akan air bersih, karena
setiap melakukan aktifitas sepanjang hari setiap orang pasti
membutuhkan air, mulai dari bangun pagi untuk kegiatan mandi, cuci
gigi, makan, minum, cuci dan lain lain, untuk kegiatan dalam semua
bentuk, pertanian, perkantoran, perdagangan apalagi perindustrian
sangat membutuhkan air. Pendek kata semua aspek kegiatan manusia
membutuhkan air. Air bersih identik dengan kebersihan jiwa dan
kebeningan hati, jika kita memandang air yang jernih, bening, baik
dalam gelas apalagi waktu haus, di danau, sungai, mata air yang jernih,
hati kita jadi bening dan tentram, pikiran jadi tenang bukan?
Namun realita dilapangan dengan berbagai persoalan dan dalih,
mengapa pelayanan air bersih bagi masyarakat sulit dilaksanakan,
sehingga saat ini krisis air bersih selalu terjadi terutama pada musim
kering, debit air sungai sudah mulai menurun, air sumur sudah mulai
mengering dan air permukaanpun kepekatanya sudah semakin tinggi,
apabila air sumur atau air rawa ataupun air dari PDAM , kadang
kadang kualitasnya tidak begitu baik, keruh dan berwana kekuning
kuningan, dan apabila diendapkan terdapat endapan berupa kotoran air
dan warna airpun sudah tidak bening lagi, sehingga ada kekuatiran bagi
pengguna air untuk dikonsumsi.
Penurunan kualitas air juga disebabkan oleh zat zat pencemar,
baik berupa gas, padat ataupun cair, bencana alam, pengrusakan alam
dan fenomena alam itu sendiri.
Kesadaran diri sangat penting dalam menjaga kelestarian alam
dan air, kalau kita hanya sekedar tahu, mendengar, berkomentar, tetapi
tidak menjadi seorang pelaku yang benar, mustahil impian tersebut
akan terwujud. Pelaku yang benar adalah seorang yang bertindak,
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
didasari atas kepedulian dan keprihantinan terhadap suatu harapan
yang tidak menjadi kenyataan, untuk kepentingan bersama dan
terjaganya kelestarian alam.
Kelestarian lingkungan Air merupakan tanggung jawab bersama,
setiap orang wajib memelihara lingkungan air, dari segala sesuatu yang
menganggu kelestarian air. Semakin tinggi perhatian kita terhadap
lingkungan air akan semakin baik kualitas kehidupan generasi dimasa
mendatang, dan sebaliknya semakin tidak ada perhatian kita terhadap
lingkungan air akan semakin suram kehidupan anak cucu kita 5- 20
tahun ke depan.
2.3. Syarat-Syarat Air Bersih
Air yang akan dipergunakan harus memenuhi persyaratan,
persyaratan air bersih tidak sama satu dengan yang lainnya,
persyaratan air bersih sesuai untuk peruntukannya masing masing,
dan untuk apa air itu diigunakan, misalnya air golongan A, (air
minum, dan AMDK, persyaratanya berbeda dengan air golongan B
(air untuk pertanian dan perikanan), berbeda juga dengan air
golongan C (Air untuk perindustrian dll).
Di Indonesia persyaratan air bersih dan air baku sudah diatur
dalam peraturan pemerintah baik dalam peraturan Menkesehatan RI
No. 416/MENKES/Per/IX/1990 (Tabel 2.2) atau Surat Keputusan
Gubernur setiap daerah.
Parameter Analisis Kualitas Air Gambut sebelum dan setelah dilakukan
Proses pengolahan air gambut, akan dilakukan uji paramter kualitas dan mutu air
gambut. Analisis terhadap paremeter fisik dan kimiawi dan biologis, diantaranya
adalah pH, warna, Nitrat, Nitrit, zat Oraganik, TDS, ion Fe+2 dan Mn+2, YANG
terdapat pada air gambut, Analisis dilakukan dengan intrumen pH meter, alat TDS,
Spekrofotometr Visibel, kemudian dibandingkan dengan standar kualitas air
minum yang sudah baku.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2.4. Air Gambut
Air Gambut adalah air yang tersedia di lahan gambut pada umumnya berupa air permukaan atau air tanah yang telah terpengaruh oleh sifat gambut itu sendiri. Air gambut sebenarnya air hujan yang jatuh ke lahan gambut, karena terjadi kontak maka kualitasnya berubah sesuai dengan lahan yang ditempati.
Air gambut bewarna kuning kecoklatan sampai kehitaman
dengan kekeruhan yang rendah dan pH-nya rendah (pH = 3,20 -
5,24), kalau digunakan untuk membilas sabun relatif lama hilang
dan memberikan kesan licin (Rahayu,19991), menurut Hayati, dkk
(2000), ciri-ciri air gambut adalah :banyak terdapat didaerah pasang
surut, berwarna merah sampai coklat, mempunyai keasaman tinggi,
mengandung zat organik
Air gambut yang selalu digunakan masyarakat warnanya
bermacam macam ada yang coklat tua, kemerah-merahan dan ada yang
warna orange dan kuning, kondisi ini tergantung kepada jenis dan lokasi
daerahnya, seperti pada gambar 1 di bawah ini :
Gambar 1. Air gambut yang digunakan masyarakat daerah Tangkit
dan Petaling Kabupaten Muaro Jambi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Air gambut yang terdapat di Kabupaten Muaro Jambi seperti di
daerah Tangkit, Bungur dan Sungai Gelam, semuanya mempunyai
spesifikasi yang hampir sama, antara lain:
1. pH berkisar 3,34 – 5,20
2. Kekeruhan berkisar 4 NTU-12 NTU
3. Warna berkisar 18,9-137 mg/L Pt-Co
4. Kesadahan berkisar 6,1-8,1 mg/L CaCO3
5. Angka KMNO4 berkisar 50,85-104,77 mg/L
6. Phospat total berkisar 0,07-0,02 mg/L
7. Kadar besi berkisar 2,44-2,88ng/L
8. Kadar mangan berkisar tt-0,138mg/L.
Kapasitas air gambut disuatu lokasi tergantung kepada jumlah
air hujan setempat dikurangi dengan evaporasi serta evaporasi
transpirasi, karena air gambut seluruhnya berasal dari air hujan.
dalam bentuk genangan.
2.5. Metode Pengolahan Air Gambut
Metoda yang sudah digunakan untuk mengolah air gambut ini
sudah beberapa macam yang dilakukan diantaranya adalah sebagi
berikut:
1. Penyulingan
Kelemahan dari cara yaitu mineral dari air hampir hilang
seluruhnya sehingga tidak memenuhi standar kesehatan.
1. Reverse Osmoss
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
kelemahan dari metoda ini yaitu membutuhkan biaya operasi
yang tinggi dengan operator yang berlatar belakang pendidikan
minimal SLTA.
2. Penggunaan lumpur dan saringan pasir lambat, kelemahan dari
metoda ini sulitnya merawat dari alat yang digunakan.
3. Pengolahan chemikal dengan NaOH dan FeCLSO4, kelemahan dari
metoda ini yaitu mahalnya biaya operasi karena sulitnya
mendapatkan FeClSO4.
4. Pengolah dengan koagulan, flokulasi dan sedimentasi, kelemahan
dari metoda ini yaitu tidak cocok untuk istalasi rumah tangga
dan instalasi yang berkapasitas kecil karena tingginya biaya
operasi.
5. Pemanfataan arang dari batu bara
Dalam proses penjernihan air, karbon aktif dapat mengadsorbsi
logam-logam seperti besi, tembaga dan nikel. Selain itu karbon aktif juga
berfungsi untuk menghilangkan bau, warna dan rasa yang terdapat
dalam larutan atau air buangan. Karena arang bersifat non polar, maka
komponen non polar yang berbobot molekul tinggi 4 hinggga 20 atom
karbon, (Beukens dkk,1985)
Disamping metode tersebut sudah juga dikembangkan metode lain
seperti: Penggunaan Biji Kelor, Penjernihan air gambut dengan
menggunakan tawas dan pecahan genteng, Penjernihan air dengan
menggunakan sekam padi dan penjernihan air gambut dengan
menggunakan koagulan tanah liat yang sudah dilakukan ( BPPSDA,
1995).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2.6. Teknologi CCBN
Teknologi Tepat Guna ‘CCBN”, merupakan teknologi baru
pengolahan air gambut, (Naswir,M.Si) Teknologi ini mepunyai beberapa
keunggulan antara lain: efektifitas dan efesiensinya sangat baik, mudah
diterapkan kepada masyarakat, maintenance dan pemeliharaannya
sangat mudah, dan bahan baku tersedia sangat banyak di Jambi.
Istilah “CCBN” merupakan singkatan dari Clean Chemical Bentonit, yang didefinisikan sebagai campuran beberapa bahan kimia dengan bentonit sebagai penjernih, bahan baku utama dari CCBN ini adalah BENTONIT dan beberapa bahan pendukung seperti karbon aktif dan pasir.
Bentonit (monmrollinonit) termasuk mineral silika, subklas
pillosilikat, dan dinyatakan sebagai aluminosilikat terhidrasi, Menurut
Gillsom (1960), bahwa 85% bentonit terdiri dari montmorillonit,
sedangkan komponen lainnya adalah beidellite, saponite, saponite dan
mineral lainnya. Struktur montmorillonit dapat mengalami subsitusi
logam lain diantara kisis-kisi, misalnya subsitusi alumium dan pospor
menggantikan logam silikon pada koordinat tetra hedral., dan logam, Fe,
Mg, Zn, Ni, Li dapat menggantikan kedudukan alumunium pada lapisan
oktahedral. Secara teoritis rumus kimia monmorilonit adalah
(OH)4Si8Al4O20. nH2O ( SiO2 66%, Al2O3 28,3% dan H2O 5%). (Deer,
1979).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Metode kajian meliputi kegiatan telaah pustaka, persiapan
laboratorium, survey lapangan, pengambilan data, data primer dan
sekunder, pengambilan sample air gambut, analisa laboratorium
untuk uji fisik dan kimia air gambut, perancangan teknologi dan
pembuatan desain dan contoh unit pengolahaan air gambut menjadi
air minum rumah tangga dan analisis kualitas air minum hasil
olahan dan terakhir pelaporan hasil kajian.
Untuk memperoleh hasil yang optimal dari kegiatan
penyelidikan ini, perlu direncanakan metoda kerja serta tahapan
pekerjaan. Tahapan kegiatan tersebut di mulai dari persiapan,
kegiatan lapangan sampai kepada pelaporan. Pada tahap persiapan
dilakukan studi literatur baik pada saat persiapan sebelum
berangkat ke lapangan maupun setelah kembali dari lapangan.
Pada saat persiapan dilakukan pengumpulan data hasil
penyelidikan terdahulu dari perpustakaan, baik berupa laporan
maupun peta. Data dari studi literatur ini akan diolah dan dikaji
sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk penerapan teknologi
yang dibuat.
3.1. Lokasi Daerah Kajian
Untuk lokasi kajian di lakukan di Kabupaten Muaro Jambi, yang
terdiri dari 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Kumpeh, Kumpeh Hulu,
Jambi Luar Kota, Sungai Bahar, dan Kecamatan Sekernan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3.2. Waktu Pelaksanaan Penelitan
Pelaksanaan penyelidikan berlangsung selama 3 bulan, yaitu
bulan Juni sampai Agustus 2009, dengan jumlah personalia 3 orang,
yang terdiri dari 1 orang tenaga ahli dibidang kimia, 1 orang dari
Balitbanda dan 1 orang tenaga teknisi lapangan.
3.3. Persiapan dan Pperijinan
Persiapan meliputi kegiatan koordinasi dengan Balitbangda
dan PEMDA Kabupaten Muaro Jambi, kemudian menyiapkan surat
pengantar dan perizinan, terhadap instansi-instansi terkait meliputi
pemda kabupaten, kecamatan, kelurahan dan RT/ RW setempat.
3.4. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, proses pengumpulan data dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Data primer, yang meliputi pengukuran kualiatas air gambut
dengan melakukan uji laboratorium, survey langsung pengambilan
sampel dan penyebaran quisioner kepada masyarakat.
b. Data sekunder, yang merupakan data yang didapat berdasarkan
dokumen dokumen atau peta yang telah tersedia di instansi
pemerintah, yaitu dari kecamatan Kumpeh Hulu, Kecamatan
Kumpeh Hilir dan Kecamatan Sungai Gelam, dan data dari desa-
desa yang ada di wilayah kajian, pengambilan data melalui kajian
studi studi terdahulu yang berkaitan dengan pengolahan air
gambut menjadi air bersih serta hasil-hasil penelitian terdahulu
yang berkaitan yang dapat dijadikan referensi.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3.5. Analisis Data
Pada penelitian ini, analisis dilakukan dengan mengolah data-
data yang telah diperoleh, baik di lapangan maupun di
laboratorium, kemudian disesuaikan dengan pustaka pustaka serta
hasil studi terdahulu yang terkait. Analisis terhadap data primer
maupun sekunder yang telah diperoleh .
3.6. Demografi daerah dan kependudukan
Data penduduk yang digunakan adalah data penduduk
masyarakat kabupaten Muaro Jambi, yang meliputi tiga kecamatan,
yaitu Kecamatan Kumpeh Hulu, Kumpeh Hilir dan Kecamatan
Sungai Gelam. Analisis kependudukan dilakukan untuk mengetahui
jumlah penduduk yang mengalami krisis air bersih, yang secara
geografis memungkinkan untuk dilayani oleh teknologi CCBN dalam
pengolahan air gambut
3.7. Analisa Laboratorium
Analisis Kualitas Air Gambut yang belum diproses (Rona Awal)
yang perlu dilakukan untuk mengetahui Kualitas air gambut
sebelum diproses Kegiatan ini meliputi analisis sifat-sifat fisik dan
kimiawi dari contoh-contoh air gambut yang diambil. Analisis
kualitas air ini dilakukan di Laboratorium Dinas Kesehatan Provinsi
Jambi, dan parameter air yang dianalisis mengacu pada
ketentuan/persyaratan kualitas air bersih dan air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
416/MENKES/Per/IX/1990 (Tabel 2.2). Selanjutnya kelayakan air
dilakukan dengan membandingkan parameter sampel air dengan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
baku mutu air bersih dan air minum berdasarkan Keputusan
Menkes No. 416 tahun 1990.
Parameter Analisis Kualitas Air Gambut sebelum dan setelah
dilakukan Proses pengolahan air gambut, akan dilakukan uji
paramter kualitas dan mutu air gambut. Analisis terhadap paremeter
fisik dan kimiawi dan biologis, dintaranya adaah pH, warna, Nitrat,
Nitrit, zat Oraganik, TDS, ion Fe+2 dan Mn+2, YANG terdapat pada air
gambut, Analisis deilakukan dengan intrumen pH meter, alat TDS,
Spekrofotometr Visibel, kemudian dibandingkan dengan standar
kualitas air minum yang sudah baku.
3.8. Analisis Ketersediaan Air
Tahapan analisis ketersediaan air dilakukan untuk
mendapatkan data tentang air gambut yang dapat dimanfaatkan
sebagai air minum rumah tangga. Data tersebut diperoleh dari
survey lapangan, dan dari quisioner yang dibagikan kepada
masyarakat di Kecamatan Kumpeh Hulu, Hilir dan Sungai Gelam
3.9. Analisis Kebutuhan Air
Untuk mengetahui cukup tidaknya persediaan air dapat
dilakukan dengan cara membandingkan jumlah persediaan air
bersih yang ada dengan kebutuhan air bersih. Hal itu sangat penting
mengingat laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif besar.
Besarnya kebutuhan air penduduk pedesaan mengacu pada
Petunjuk Teknik dan Manual Sistem Penyediaan Air Minum
Pedesaan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kimpraswil
(2002) yaitu sebesar 30 liter per orang per hari dengan faktor hari
maksimum adalah sebesar 1,1 dan sistem pelayanan air dilakukan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
melalui Kran Umum (KU) atau Hidran Umum (HU), sehingga dapat
diketahui kebutuhan air penduduk per-tahun. Selanjutnya tingkat
pelayanan air dianalisis dengan mengambil tingkat pelayanan 60%,
75%, dan 100% terhadap jumlah penduduk Kecamatan Kumpeh
Hulu, Hilir dan Sungai Gelam.
3.10. Metodologi Pengolahan dengan CCBN
Salah satu metode yang ditawarkan saat ini untuk pengolahan
air gambut menjadi air minum rumah tangga adalah teknologi
CCBN, langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan
teknologi CCBN ini adalah :
1. Penyiapan bahan baku CCBN, yang diambil dari daerah Jambi
berupa bentonit dan arang aktif
2. Menyiapkan fasilitas tahap pertama berupa dua buah tangki
atau drum yang sudah diinstalasi dengan pipa, mesin sanyo
dan pengaduk
3. Melakukan proses pengolahan/penjernihan dengan
menggunakan powder CCB pada taha pertama
4. Melakukan proses penyempurnaan pengolahan pada tahap dua,
yaitu dengan menggunakan satu untit alat yang terdiri dari
tabung filter, carbon blok, amperemeter, RO, dan lampu UV.
5. Proses penampungan air bersih dengan galon atau wadah yang
bersih dan steril, dan air bersih yang diperoleh siap untuk
diminum.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Gambar 1. Prospek komersial Produk CCBN dalam menunjang pembangunan
BAHAN BAKU UTAMA
BENTONIT
PROSES AKTIVASI
UKM
UKM
UKM
BAHAN BAKU PENDUKUNG
ARANG AKTIF KALSIT
KULIT KERANG DAN SIPUT
BATOK KELAPA
CAKANG SAWIT
UKM
UKM
UKM
UKM
UKM
PRODUK CCBN
BLENCING EART PEMUCAT CPO
LIMBAH/IPAL CPO
MERKURI (HG)/ PETI
PENJERNIH AIR GAMBUT GAMBUT
FENOL/LIMBAH KAYU
LIMBAH KERAJINAN
BATIK
UKM
UKM
UKM
UKM
LAPANGAN KERJA BAGI MASYARAKAT DAERAH JAMBI
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
4.1. Kondisi Geografis dan Administratif Secara Umum
Jambi adalah salah satu Provinsi di Indonesia yg berada di Pulau
Sumatera. Secara resmi menjadi Provinsi tahun 1958 sesuai dengan
Undang-undang No. 61 tahun 1958 tanggal 25 juni 1958. Provinsi Jambi
dengan luas wilayah 51.000 Km2 atau setara dengan 5.100.000 Ha
secara geografis terletak antara 00 450 LS s/d 20 450 LS dan diantara
1000 100 BT s/d 1040 550 BT. atau antara 0º 45¹ 2º 45¹ LS dan 101º 0¹
– 104º 55 BT, terletak ditengah pulau Sumatera membujur sepanjang
pantai timur sampai barat, dengan luas wilayah keseluruhan 53.435.72
Km², dengan luas daratan 51.000 km2, luas lautan 425,5 km2, dan
panjang pantai 185 km.
Secara Geografis Provinsi Jambi terletak pada Pantai Timur Pulau
Sumatera berhadapan dengan Laut Cina Selatan dan Lautan Pasific,
pada alur lalu lintas Internasional dan Regional.
Topografi bagian Timur Provinsi Jambi umumnya merupakan
rawa-rawa sedangkan wilayah Barat pada umumnya adalah tanah
daratan (lahan kering) dengan topografi bervariasi dari datar,
bergelombang sampai berbukit. Jenis tanah yang potensial untuk
pertanian secara umum didominasi oleh Podsolik Merah Kuning (PMK)
yaitu sebesar 44,56%. Jenis tanah lainnya adalah Latosol termasuk
Regosol 18,67% dan Gley Humus 10,74%. Sebahagian besar wilayah
Provinsi Jambi beriklim tipe B berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan
Ferguson dengan bulan basah antara 8-10 bulan dan bulan kering 2-4
bulan. Rata-rata CH bulanan Jambi adalah 179-279 mm pada bulan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
basah dan 68-106 mm pada bulan kering. Sedangkan jumlah penduduk
Jambi berdasarkan hasil sensus tahun 2003 sebesar 2.568.548 jiwa.
Secara administratif Pemerintahan Provinsi Jambi terdiri dari 10
Kabupaten/Kota yaitu : Kota Jambi, Kab. Muara Jambi, Kab. Batang
Hari, Kab. Tanjab Timur, Kab. Tanjab Barat, Kab. Tebo, Kab. Bungo,
Kab. Merangin, Kab. Sarolangun dan Kab. Kerinci. Sedangkan Ibukota
Provinsi berkedudukan di Jambi. Masing-masing kabupaten/kota
mempunyai potensi dan karakteristik yang berbeda baik luas wilayah,
sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
Gambar 3. Peta Provinsi Jambi
Dari sepuluh kabupaten yang ada di Provinsi Jambi, minimalnya
ada tiga kabupaten yang selalu mengalami krisis air bersih, yaitu Kab.
Tanjung Jabung Barat, Kab. Tanjung Jabung Timur dan Kab. Muaro
Jambi, karena daerahnya rata-rata daerah gambut.
4.2. Profil Daerah Kabupaten Muaro Jambi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Kabupaten Muaro Jambi mempunyai luas wilayah 5.246 km2,
yang terletak diantara lo151 -2o201 Lintang Selatan dan diantara
103o 101 – 104o 201 Bujur Timur. Kabupaten Muaro Jambi bebatasan
langsung dengan kabuapaten Tanjung Jabung Timur (Utara).
Sumatera Selatan (Timur), K abupaten Batang Hari dan Tanjug
Jabung Barat (Barat). Sebelum pemekaran Kabupaten muaro Jambi
terdiri dari 7 Kecamatan, dan setelah pemekaran menjadi 8
kecamatan (satu kecamatan pemekaran yaitu, Kecamatan Sungai
Gelam).
Tabel 1. Nama nama Kecamtan di lingkungan Kabupaten Muaro Jambi
No Kecamatan
District
Jumlah Desa
Vilages
Jumlah Penduduk
KK
1 Mestong 15 456999 10923 2 Sungai Bahar 24 44156 14057 3 Kumpeh Hulu 22 61409 15193 4 Kumpeh 17 25250 5801 5 Maro Sebo 19 27201 6249 6 Jambi Luar Kota 18 57764 13675 7 Sekernan 15 33792 8531 8 Sungai Gelam 8 23456 4532
Gambar 4. Peta kabupaten Muaro Jambi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Secara Geografis, Kabupaten Muaro Jambi, mempunyai
daratan yang cukup luas yaitu di daerah Kecamatan Sungai Bahar,
Mestong, Jambi Luar kota dan Muaro Sebo, dan Kecamatan
Sekernan, tanah di daerah ini pada umumnya tanah daratan yang
cukup keras, dan sumber air di daerah ini tidak berbentuk air
gambut, air dari sungai, mata air dan sumur gali.
Bagi daerah yang berada di Kecamatan Kumpeh , Kecamtan
Sungai Gelam dan sebagian besar Kecamatan Kumpeh Ulu
merupakan daerah gambut dan sumber air yang digunakan
masyarakat pada umumnya adalah air payau atau air gambut.
Sehingga masyarakat yang tinggal di daerah ini hampir 100%
mengalami krisis air bersih terutama pada musim kemarau bulan
Mei sampai Oktober.
4.3. Iklim dan Curah Hujan
Provinsi Jambi, termasuk Kabupaten Muaro Jambi merupakan
daerah tropis yang punya iklim musim panas dan musim hujan,
tetapi kedua musim tidak mempunyai perbedaan yang siginifican
sebagaimana iklim daera lain yang ada di Sumetera, pada waktu
musim kering atau musim panas yaitu bulan Mei sampai Oktober
juga dibarengi dengan hujan meskipun frekwensinya tidak sering,
begitu juga dengan musim hujan yang terjadi pada bulan November
sampai bulan Juni, walaupun curah hujan tinggi namun beberapa
hari dalam sebulan masih dibarengi dengan panas dengan intensitas
rendah.
Dari stasiun Klimatologi Provinsi Jambi yang bertempat di
desa Sungai Duren, diketahui data tahun 2006 menunjukan suhu di
kabupaten Muaro Jambi rata rata adalah 27,12 oC tiap hari dengan
curah hujan pada tabel berikut:
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 2 .Curah hujan dan hari hujan menurut Bulan di Kabupaten Jambi (Rainfall and By Moon in Muaro Jambi ) Tahun 2006
Bulan (Month)
Curah Hujan (Rainfall)
Hari Hujan (Days)
Januari 280,9 17 Pebruari 313,4 12
Maret 158,3 10 April 379,4 16 Mei 242,4 13 Juni 121,3 16 Juli 119,5 13
Agustus 76,1 5 September 150,1 8
Oktober 106,3 8 November 176,2 14 Desember 206,2 16
Sumber : Stasiun Klimatologi Provinsi Jambi di Sungai Duren
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa curah hujan di
kabupaten Muaro Jambi tergolong sedang ini terlihat dimusim
penghujan pada bulan November sampai bulan April curah hujan
rata-rata 234,6 mm atau rata-rata 14,25 hari dalam sebulan, pada
musim kemarau curah hujan tergolong kecil dengan rata-rata 113,2
mm atau 7 hari dalam sebulan yang terjadi pada bulan Juli sampai
Oktober.
Curah hujan ini berdampak terhadap kualitas dan kuantitas air
hujan. Pada bulan bulan musim penghujan frekwensi hujan sangat
sering sehingga masyarakat dapat menampung air hujan untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Meskipun air hujan sekarang ini
sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi karena sudah
terkontaminasi dengan zat polutan di udara, tetapi masyarakat
tetap menggunakannya karena belum punya pilihan lain, kemudian
pada musim kering yaitu bulan Juli sampai Oktober curah hujan
sangat sedikit, air permukaan sudah mulai menipis, pada musim ini
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
terjadilah krisis air bersih di masyarakat terutama yang berdomisili
di lahan gambut yang sulit mendapatkan air bersih baik dari sumur
maupun dari air permukaan yang lain. Pada waktu ini kebanyakan
masyarakat menggunakan air gambut untuk kebutuhan hidup
sehari-hari, baik untuk mandi, mencuci, bahkan untuk minum dan
memasak mereka sering mengunakan air gambut .
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Curah Hujan Rainfall
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Hari Hujan (Days
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Gambar 5. Curah hujan di Kecamatan Muaro Jambi perbulan
4.4. Pemerintahan
Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari 8 Kecamatan yaitu ;
Kecamatan Mestong, Sungai Bahar, Kumpeh Ulu, Kumpeh, Maro
Sebo, Sekernan, Jambi Luar kota dan Kecamatan Sungai Gelam
(merupakan kecamatan pemekaran dari kecamatan Jambi Luar
Kota).
Setiap kecamatan terdiri dari des-desa yang jumlahnya tidak
sama, kecamatan mestong terdapat 15 Desa, Kumpeh Hulu 17
Desa, Jambi Luar Kota 18 Desa dan begitu juga dengan kecamatan
yang lainnya seperti pada tabel 3. Setiap desa terdiri dari beberapa
RW dan RT, setiap Desa dipimpin oleh seorang kepala Desa dan
begitu juga setiap RT ada ketua Rtnya.
Tabel 3. Jumlah Desa dan Penduduk Kabupaten Muaro Jambi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
No Kecamatan District
Jmlh Desa Vilages
Jmlh KK
Jmlh Penduduk
1 Mestong 15 10923 456999 2 Sungai Bahar 24 14057 44156 3 Kumpeh Hulu 22 15193 61409 4 Kumpeh 17 5801 25250 5 Maro Sebo 19 6249 27201 6 Jambi Luar Kota 18 13675 57764 7 Sekernan 15 8531 33792
Sumber : Kantor PMD Kab.Muaro Jambi (2006_ Tabel 4. Jumlah penduduk dan fasilitas air bersih pedesaan Kecamatan Kumpeh
No Nama Desa Luas desa Jumla
h KK
JumlRT
Jmlh Pendudu
k
Fasilitas air
bersih
Fasilitas
Umum 1 Pulau Mentaro 3010 326 6 1415 12 5 2 Sungai Aur 378 5 1478 4 3 Gedong karya 412 8 1748 - 4 4 Jebus 1200 Ha 200 5 680 7 6 5 Londerang 22 Ha 650 6 1817 - 8 6 Betung 19000 Ha 525 7 1133 9 7 Mekar Sari 2230 Ha 700 13 3270 - 8 8 Pematang
Rman 16000 Ha 366 8 1510 2 7
9 Petanang 1700 115 3 423 6 5 10 Puding 1350 172 4 675 1 7 11 Sungai Bungur 1300 310 7 1388 - 7
Tabel 5. Jumlah penduduk dan fasilitas air bersih pedesaan Kecamatan Kumpeh Ulu
No Nama Desa Luas
desa Jumlah
KK Jumlah
RT Jmlh pdd
sarana air bersih
Fasilitas Umum
1 Sungai Terap 670 7 2030 2 5
2 Sumber Jaya 324 5 1299 - 4
3 Arang Arang 345 5 1389 - 3
Tabel 6. Jumlah penduduk dan fasilitas air bersih pedesaan Kecamatan Sungai Gelam
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
No Nama Desa Luas
desa Jumlah KK
Jumlah RT
Jmlh pdd
Sarana air bersih
Fasilitas Umum
1 Tangkit 29 140 9 5315 - 6 2 Tangkit Baru 16,11 529 10 2348 1 7 3 Sungai Gelam 35 1500 10 7850 - 8 4 Parit 16 100 3 1696 - 5 5 Petaling Jaya 50 170 6 6010 - 6 6 Sumber Agung 18,32 125 3 2414 - 4 7 Talang Belido 53,55 294 8 3847 - 5 8 Ladang Panjang 26,27 152 5 4227 - 3
Data diambil langsung kelapangan bulan Desember 2008
4.5. Sarana dan Sumber Air Bersih Rumah Tangga
Setiap Desa di Kecamatan Kumpeh, Kumpeh Ulu dan Kecamatan
Sungai Gelam belum memiliki fasilitas dan sarana air bersih yang
memadai, bahkan ada desa yang belum memiliki sarana air bersih
sama sekali. Sarana air bersih yang dimiliki masyarakat pada
umumnya adalah sumur gali, dan air tadah hujan.
Di Desa Tangkit sudah ada satu unit PDAM dan sudah
beroperasi, keberadaan PDAM ini sangat berarti bagi masyarakat,
karena dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan air bersih,
sekarang sebahagian masyarakat desa Tangkit telah dapat
menikmati air bersih dari PDAM tersebut namun kemampuan PDAM
untuk mendistribusikan air bersih masih terbatas, karena biaya yang
diperlukan cukup tinggi dan jarak rumah masyarakat cukup jauh
antara satu dengan lainnya, oleh sebab itu sebahagian masyarakat
desa Tangkit masih tetap menggunakan air gambut untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Demikian juga di desa lain
walaupun sudah ada beberapa sumur, akan tetapi air sumur belum
dapat dikonsumsi karena masih berbau dan juga warnanya masih
kuning kemereh merahan terutama pada musim kering, rata rata air
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
sumur tersebut sudah makin berkurang debit nya dan warnanya
semakin pekat.
Sumber air yang digunakan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan sehari hari adalah dari; air hujan, air gambut, air sumur
dan sebahagian ada yang membeli air galon yang dijual oleh
pengusa.
Tabel 7. Sumber air bersih masyarakat kabupaten Muaro Jambi
No Nama Desa Jmlh Responden
Air Hujan
Air gambut
Air Sumur
1 Kumpeh 175 106 146 15
2 Kumpeh Ulu 75 42 71 5
3 Sungai Gelam 125 55 94 11
0
204060
80100
120140
160180
Jlh
Responden
Air gambut
Kumpeh
Kumpeh Ulu
Sungai Gelam
4.6. Dampak Penggunaan Air Gambut terhadap Masyarakat Ditinjau dari syarat air bersih yang ditetapkan pemerintah
untuk air baku, maka air gambut tidaklah memenuhi persyaratan
untuk dikonsumsi baik untuk, mandi, mencuci, masak dan untuk
aktifitas lainnya, disamping warnanya kecoklatan, air gambut juga
mengandung zat organik yang tinggi, kandungan logam Fe dan
Mangan juga tinggi, kemudian air gambut karena berasal dari
rembesan gambut dan mengalir lepas juga tercemar oleh kotoran
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
binatang yang di duga mengandung bakteri dan zat-zat pencemar
lainya yang dapat menganggu kesehatan masyarakat. Berdasarkan
quisioner yang dibagikan kepada masyarakat diketahui bahwa ada
beberapa dampak yang terjadi setelah mengkonsumsi air gambut,
seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 8. Gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi air gambut
No Nama Kecamatan
Jmlh Responden
Filek/ batuk
Gatal-gatal
Sakit perut
1 Kumpeh 175 22 86 39
2 Kumpeh Ulu 75 11 33 16
3 Sungai Gelam 125 20 69 9
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Jlh
Responden
Gatal-gatal
Kumpeh
Kumpeh Ulu
Sungai Gelam
Gambar 7. Kurva dampak negatif terhadap kesehatan setelah mengkonsumsi air gambut
4.7. Masa Masa Krisis Air Bersih
Kesulitan masyarakat untuk mendapatkan air bersih di
Kecamatan Kumpeh, Kumpeh Ulu dan Sungai Gelam hampir tiap
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
hari, karena memang di daerah ini belum tersedia fasilitas air bersih
yang memadai, pada umumnya masyarakat menggunakan air hujan,
air sumur dan air gambut. Kesulitan yang paling tinggi dialami
masyarakat adalah ketika musim kering tiba, yaitu pada bulan Juni
sampai Oktober setiap tahun karena pada waktu ini hujan jarang
turun, kalaupun ada hujan tidak lebat dan sebentar sehingga
kualitas air hujan sangat jelek mengandung debu, partikel dan asam
yang dikenal dengan hujan asam (rain acid), air sumur yang
dihandalkan sudah mulai mengering, air gambut yang mengalirpun
sudah mulai berkurang, sementara stok air di tadah penampungan
sudah semakin menipis, sungguh memprihatinkan kondisi
masyarakat pada waktu ini, dari hasil kunjungan lapangan di desa
Sungai Gelam (transpir), kondisi air di daerah ini sangat parah,
bahkan hampir satu kampung mau pindah hijrah mencari tempat-
tempat yang punya air bersih.
Gambar 8. Mushalla Tempat ibadah yang kekurangan air bersih
Dari gambar di atas nampak sebuh Moshala untuk tempat
ibadah bagi kaum muslim, mereka mengalami kesulitan
mendapatkan air bersih untuk berwudhu’, mereka menggunakan air
gambut yang sangat pekat warnanya, dan sudah debitnyapun sudah
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
mulai menipis, sedangkan gambar yang di sebelah kanan adalah
gambar sebuah kanal air gambut yang mengalir di perumahan
masyarakat di desa Traspir Sungai Gelam.
Sebagai gambaran waktu yang sangat sulit mendapatkan air
bersih bagi masyarakat Kecamatan Kumpeh, Kumpeh Ulu dan
Sungai Gelam dapat dilihat pada tabel berikut :
0
50
100
150
200
Kumpeh
Kumpeh Ulu
Sungai Gelam
Kumpeh 175 80 175 88 78
Kumpeh Ulu 75 47 74 45 45
Sungai Gelam 125 98 107 105 98
Jlh Resp. Peb-Jun Juli-Okt Nov-JanSetiap
hari
Gambar 9. Waktu yang dominan krisis air bersih masyarakat Muaro Jambi
Pada bulan Juli sampai Oktober masyarakat Muaro Jambi
khususnya daerah Kumpeh Ulu, Kumpeh dan Sungai Gelam hampir
100% masyarakatnya mengalami masalah air bersih, waktu ini adalah
musim kering, jarang terjadi hujan, sumur-sumur sudah kering dan air
sungai semakin jelek kualitasnya, sedangkan pada bulan Pebruari
sampai Juni dan November sampai Desember masyarakat mengalami
krisis air bersih 46%, karena bulan bulan ini adalah musim penghujan,
sehingga rata rata penduduk menampung air hujan dan juga ada yang
menggunakan air sumur, pada waktu ini air sumur juga sudah cukup
baik.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
4.8. Analisis Kebutuhan Air Bersih Masyarakat
Dari quisoner yang dibagikan kepada responden dapat diketahui
bahwa kebutuhan air bersih untuk rumah tangga baik untuk mandi,
mencuci, minum dan lain sebagainya rata-rata adalah 50–100 liter
perhari untuk satu KK dengan anggota keluarga 3–5 orang, kalau
jumlah anggotanya kecil dari 3 orang kebutuhan akan air bersih
dibawah 50 liter perhari. Pada tabel 9 di bawah dapat dilihat kebutuhan
air bersih masyarakat Kecamatan Kumpeh, Kumpeh Ulu dan Sungai
Gelam, dengan rincian desa Kecamatan Kumpeh tediri dari 7 desa yang
diambil sebagi sampel, Kecamatan Kumpeh Ulu 3 Desa yaitu : Desa
Arang-arang, Sumber Jaya dan Sungai Terap, sedangkan Kecamatan
Sungai Gelam terdiri dari 5 desa : Tangkit, Tangkit baru , Sungai Gelam
, Parit dan Petaling Jaya.
Tabel 9. Kebutuhan air bersih untuk rumah tangga setiap hari di tiga Kecamatan Kumpeh Hulu, Kumpeh dan Sungai Gelam
No Nama Kecamatan
Jmlh Responden
20-50 L/hari
50-100
L/hari
100 – 200 L/hari
> 200 L/hari
1 Kumpeh 175 22 138 15 0
2 Kumpeh Ulu 75 9 58 7 0
3 Sungai Gelam 125 21 90 10 4
Jika mengacu kepada suatu rujukan rujukan (kajian pustaka)
diketahui bahwa, Untuk dapat bertahan hidup, kebutuhan air
minimal yang harus diterima tubuh, dapat melalui makanan atau
minuman adalah sebanyak 2.5-3 liter per hari, Kebutuhan untuk
kepentingan kesehatan minimal 2-6 liter per hari dan Kebutuhan
untuk memasak minimal 3-6 liter per hari, jika di total maka
kebutuhan air untuk satu orang dewasa minimal 7,5-15 liter per hari
(variasi kebutuhan tergantung dari berat badan dan iklim).
Berdasarkan perkiraan di atas, maka dapat diprediksi kebutuhan air
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
gambut bagi masyarakat Kabupaten Muaro Jambi adalah sebagai
berikut :
Tabel 10. Prediksi kebutuhan air bersih masyarakat pedesaan Kecamatan Kumpeh Ulu
No Nama Desa
Jumlah KK
Jmlh Penduduk
Kebutuhan air bersih/hari
Jmlh min. fasilitas air bersih (unit)
1 Sungai Terap 670 2030 15,23 m3– 30,45 m3 13
2 Sumber Jaya 324 1299 9,75 m3 – 19,48 m3 6
3 Arang Arang 345 1389 10,41 m3 – 20,84 m3 7
Tabel 11. Prediksi kebutuhan air bersih masyarakat pedesaan kecamatan Kumpeh
No Nama Desa
Jumlah KK
Jmlh Penduduk
Kebutuhan air bersih/hari
Fasil.Air bersih minim
1 Pulau Mentaro 326 1415 10,62 m3 – 21,23 m3 7 2 Sungai Aur 378 1478 11,09 m3 – 22,17 m3 8 3 Gedong karya 412 1748 13,11 m3 – 26,22 m3 9 4 Jebus 200 680 5.10 m3 - 10.20 m3 4 5 Londerang 650 1817 13,63m3 - 27,26 m3 13 6 Betung 525 1133 8,50 m3 – 16,99 m3 10 7 Mekar Sari 700 3270 24,53 m3 - 49,05 m3 14 8 Pematang
raman 366 1510 11,33 m3 - 22,65 m3 7
9 Petanang 115 423 3,17 m3 - 6,35 m3 3 10 Puding 172 675 5,06 m3 - 10,13 m3 3 11 Sungai Bungur 310 1388 10,41 m3 – 20,82 m3 5 JUMLAH 4,154 15.537 116,55 m3 – 233,07
m3
Tabel 12. Prediksi kebutuhan air bersih masyarakat pedesaan Kecamatan Sungai Gelam
No Nama Desa Jumlah
KK Jmlh pdd
Kebutuhan air bersih/hari
Jmlh min. fasilitas air bersih (unit)
1 Tangkit 140 5315 39,86 m3 – 79,72 m3 3 2 Tangkit Baru 529 2348 17,61 m3 - 36,57
m3 11
3 Sungai Gelam 1500 7850 58,88 m3 – 117.75 30
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
m3 4 Parit 100 1696 12,74 m3 – 25,44 m3 2 5 Petaling Jaya 170 6010 45,08 m3 – 90,15 m3 4 6 Sumber Agung 125 2414 18,11 m3 - 36,21
m3 3
7 Talang Belido 294 3847 29,06 m3 – 57,71 m3 6 8 Ladang Panjang 152 4227 31,70 m3 – 63,41 m3 3
4.9. Analisis Ketersediaan Bahan Baku (Air Gambut)
Air Gambut adalah air yang tersedia di lahan gambut pada
umumnya berupa air permukaan atau air tanah yang telah
terpengaruh oleh sifat gambut itu sendiri. Air gambut sebenarnya air
hujan yang jatuh ke lahan gambut, karena terjadi kontak maka
kualitasnya berubah sesuai dengan lahan yang ditempati.
Air gambut bewarna kuning kecoklatan sampai kehitaman
dengan kekeruhan yang rendah dan pH-nya rendah (pH = 3,20 -
5,24), kalau digunakan untuk membilas sabun relatif lama hilang
dan memberikan kesan licin (Rahayu,19991), menurut Hayati, dkk
(2000), ciri-ciri air gambut adalah: banyak terdapat didaerah pasang
surut, berwarna merah sampai coklat, mempunyai keasaman tinggi,
mengandung zat organik
Air gambut yang selalu digunakan masyarakat warnanya
bermacam macam ada yang coklat tua, kemerah-merahan dan ada yang
warna orange dan kuning, kondisi ini tergantung kepada jenis dan lokasi
daerahnya, seperti pada gambar 1 di bawah ini :
Gambar 10. Air gambut yang diginakan masyarakat daerah
Tangki dan Petaling Kabupaten Muaro Jambi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Gambar 11. Pak Herman sedang mengambil sampel air gambut di desa
Tangkit Baru
Setiap Desa di dua kecamatan yiatu Kecamatan Kumpeh (17
Desa) dan Kecamatan Sungai Gelam (8 Desa), memiliki sumber Daya Air
Gambut yang melimpah, di Kecamatan Kumpeh hilir tepatnya dekat
Desa Bungur dan Suak Kandis juga terdapat persediaan air gambut
yang melimpah, terdapat sebuah sungai yang cukup besar, dan
mempunyai debit air gambut yang sangat banyak dan tak pernah kering.
Gambar 12. Air Gambut di Suak Kandis Kecamatan Kumpeh
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Gambar 13 . Air Gambut yang digunakan masyarakat untuk mandi di Desa Bungur
Gambar 14 . Pak Herman sedang mengambil sampel air gambut di desa Bungur yang dibantu masyarakat
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Gambar 15. Fasilitas SD dan Kantor Kepala Desa Sungai Gelam yang berada di lahan Gambut
Gambar 16. Air Gambut yang dimanfaatkan masyarakat untuk mencuci d dan mandi di Desa Sungai Gelam
4.10. Analisis Kualitas Air Gambut
Air gambut merupakan air permukaan yang sudah bercampur
baur dengan berbagai macam zat, oleh karena itu kualitas air gambut
sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi, berbagai keluhan masyarakat
terjadi setelah mengkonsumsi air gambut. Pada umumnya air gambut
pHnya rendah rata-rata di bawah 5 bersifat asam, warna kuning
kecoklatan dan mengandung ion Fe+2 dan Mn+2 yang tinggi.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Daerah ini terletak di dekat pantai yang dikenal dengan daerah
pasang surut air gambutnya sudah bercampur dengan air laut pada
waktu pasang (biasanya sore sampai malam hari), rasa air gambut di
daerah pasang surut ini agak asin.
Kualitas air gambut sangat dipengaruhi oleh musim, musim hujan
kualitas air gambut agak lebih baik dibanding dengan musim panas,
dengan banyaknya air hujan yang bercampur dengan air gambut
maka terjadi pengenceran material yang terkandung dalam air
gambut, warnanya tidak separah pada waktu musim panas. Pada
musim panas air gambut agak pekat dan debitnya menurun,
warnanya semakin pekat dan baunyapun semakin tidak enak , tentu
saja kualitasnya lebih buruk dibanding dengan musim hujan.
Sebagai gambaran hasil analisis laboratorium terhadap beberapa
parameter air gambut diwaktu musim panas dan musim hujan
berturut turut dapat dilihat pada tabel 13 dan 14 di bawah ini :
Tabel 13. Uji Parameter Kualitas Air Gambut Daerah Jambi, pada musim Panas atau kemarau
No Parameter Satuan Kadar Standar
1 Kekeruhan NTU, 4 - 12 25 2 pH* 3,34 – 5,20 6,5 – 9,0 3 TDS Mg/L 166 1500 4 Warna* mg/LPt-Co, 952, 380 50
5 Kesadahan* mg/L 777,76 500 6 Angka KMNO4 mg/L 50,8-104,7 - 7 Phospat mg/L 0,07-0,02 -
8 Besi (Fe)* mg/L. 2,44-2,88 1,0 9 Mangan ( Mn)* mg/L. 0,13 1,0
10 Nitrit mg/L 0,002 1,0
11 Nitrat mg/L 2,084 10 12 Sulfat mg/L 3,58 400 12 Chlorida mg/L. 110,6 600 13 Zat Organik* mg/L. 332,10 10
Data : Lab.Kes Bulan Juli 2007 Tabel 14. Uji Parameter Kualitas Air Gambut Daerah Jambi,
pada musim hujan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
No Parameter Satuan Kadar Standar
1 Kekeruhan NTU, 1,1 – 2,3 25
2 pH* 4,2 – 5,00 6,5 – 9,0 3 TDS Mg/L 465 1500 4 Warna* mg/LPt-Co, 6-10 50
5 Kesadahan* mg/L 6,1 – 8,2 500 6 Besi (Fe)* mg/L. 0,12 – 0,73 1,0 7 Mangan ( Mn)* mg/L. ttd 1,0
8 Nitrit mg/L 0,012 – 0,018 1,0 9 Nitrat mg/L 7,20 – 8,73 10
10 Sulfat mg/L 0,88 – 1,33 400 11 Chlorida mg/L. 8,56 – 12,23 600
12 Zat Organik* mg/L. 41,7 - 47,4 10
13 Flourida Mg/l ttd
Data hasil pengujian lab.Kes . 14 Mei 2009
4.11. Teknologi CCBN
Teknologi CCBN merupakan lanjutan dari invensi yang
ditemukan tentang Formula Penjernih Air Gambut, formula yang
ditemukan diberi nama dengan “CCBN” singkatan dari “Clean
Chemical Bentone” artinya bahan kimia bentonit sebagai penjernih).
Riset untuk penemuan formula ini dilakukan lebih kurang empat
tahun, mulai dari tahun 2002-2005, dan hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa air bersih yang dihasilkan dari pengolahan air
gambut sudah cukup baik dan kualitasnya sudah memenuhi standar
air bersih yang ditetapkan pemerintah sesuai SK.Menkes RI no. 20
Tahun 2000.
Perbandingan pemakaian CCBN dengan air gambut adalah
0,01-0,03 % artinya 1-3 kg produk CCBN mampu menjernihkan
1000–2000 liter air gambut dalam waktu 1 -2 jam
Pada invensi ini ditemukan formulasi campuran bahan
Bentonit alam dengan bahan pendukung Na,Ca).(Al.Mg)12 Si4H10(OH)2
nH20, dengan komposisi 65 % dengan terner tiga zat padat yang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
saling bercampur membentuk suatu system. Formula ini dinamakan
“CCBN” (Clean Chemical Bentone), artinya Bentonit sebagai bahan
alam dengan beberapa bahan kimia dengan komposisi tertentu
menjadi bahan penjernih atau pembersih).
Secara umum hasil riset menunjukan bahwa CCBN
mempunyai keistimewan dan kemampuan yang baik dalam
menjernihkan air berwarna, baik air alam seperti air gambut dan air
limbah buangan indsutri seperti air limbah CPO, limbah kerajinan
batik, dan juga mempunyai kemampuan mengadsorpsi logam berat
yang bersifat toksit di lingkungan
Secara spesifik formula CCBN diperuntukkan untuk Penjernih
air gambut dalam skala besar maupun kecil dari berbagai jenis dan
kualitas air gambut. Formula CCBN, mempunyai kemampuan
memutus, atau merombak warna air, menetralkan , mengikat dan
mengkoagulasi sehingga dalam waktu yang relative cepat
membentuk koagulan. Pada saat koagulasi logam berat (Fe+2 dan
Mn+2) yang ada pada air gambut sekaligus diadsorpsi , sehingga air
bersih yang dihasilkan dapat memenuhi standar air bersih yang
sudah ditetapkan.
Produk CCBN dikemas dalam kemasan plastik dengan ukuran
berat netto 500 gr, 1 kg dan 2 kg, dan juga kemasan dalam botol aqua
bekas dengan berat 500 gr.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Gambar 17. Produk Powder CCBN
Untuk pengolahan air gambut dengan menggunakan serbuk
CCBN, dapat digunakan alat yang sederhana, bisa menggunakan ember,
drum, tangki dan bak dari sement, yang penting wadah yang dapat
menampung air dan punya saluran untuk memasang pipa air masuk
dan keluar.
Untuk simulasi, rancangan di bawah ini dapat dijadikan sebagai
contoh sederhana, satu unit pengolahan terbuat dari kaca (boleh diganti
dengan drum) yang terdiri dari dua buah tangki atau drum, kemudian
pengaduk dan pipa penghubung, kemudian satu buah meja (bisa
diganti dengan tiang) dan pipa-pipa yang dirangkai dengan mesin sanyo,
kalau tidak ada mesin sanyo bisa dengan sistim manual, dituang saja
pakai ember ke dalam tangki dan dilengkapi dengan filter yang dibuat
sendiri dari pipa paralon, di isi dengan; pasir kuarsa, ijuk, arang aktif
dan kerikil.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Gambar 18. Teknologi pengolahan air gambut dengan CCBN
Teknologi ini mepunyai beberapa ke unggulan antara lain:
efektifitas dan efesiensinya sangat baik, mudah diterapkan kepada
masyarakat, maintenance dan pemeliharaannya gampang, dan bahan
baku cukup banyak di Jambi, air bersih yang dihasilkan kualitasnya
memenuhi standar aoir bersih, dan dapat digunakan untuk air minum,
mencuci, mandi dan lain sebagainya. Hasil olaha denganmenggunakan
poder CCBN, sudah dapat dinikmati seperti gambar berikut :
Gambar 19 . Inventor ,M. Naswir memperlihatkan air bersih hasil olahan dengan CCBN dan Suryadi sedang menikmati air bersih tersebut
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
.
4.11. Teknologi CCBN-RO
Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, maka Teknologi CCBN
yang sudah diterapkan selama ini sekarang sudah dibuat lebih baik lagi
dengan mengkontibelkan dengan alat Reverse Osmosis (RO) dan lampu
UV sehingga air bersih yang dihasilkan lebih sehat, lebih steril dan lebih
terjamin kualitasnya, gambar dibawah ini adalah satu unit Teknologi
CCBN yang sudah dimodifikasi dan dilengkapi dengan RO dan lampu
UV.
Gambar 20. Unit pengolahan air gambut dengan Teknologi CCBN
yang sudah di modifikasi
Satu unit TTG CCBN, terdiri dari dua tahap proses, Proses
pertama adalah pengolahan Air Gambut dengan powder CCBN, unit ini
dibuat dengan menggunakan dua buah tangki, satu stirer, pipa dan satu
buah mesin sanyo, proses yang terjadi pada tahap ini adalah terjadi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
kontak atau rekasi kimia anatara Air Gambut dengan serbuk CCBN,
sehingga terjadi pemutusan beberapa ikatan kimia, penyerapan zat
organik, dan logam berat, dan proses pemebentan koagulan dan
pengendapan. Air bersih di tahap ini dipindahkan ke taangki ke dua
dengan cara gravitasi, kemudian dari tangki dilanjutkan ke tahap dua,
tahap ini bertujuan untuk lebih meningkatkan kualitas air bersih yang
dihasilkan pada tahap pertama dengan menggunakan alat yang lebih
canggih, yaitu menggunakan reverse osmosis, filtrasi blok karbon dan
menggunakan lampu UV untuk membunuh kuman dan bakteri yang
kemungkinan ada dalam air bersih tersebut, secara rinci proses
teknologi CCBN untuk pengolahan Air Gambut dapat diuraikan sebagai
berikut;
1. Pengolahan Awal
Tangki terdiri dari dua buah drum atau bak, yang ukuranya
dapat disesuaikan dengan kebutuhan, tangki pertama letaknya lebih
tinggi dari tangki ke dua, supaya dengan gaya grafitasi saja sudah bisa
memindahkan air dari tangki pertama ke tagki ke dua, kemudian pada
unit ini dilengkapi dengan instalasi pipa-pipa yang menghubungkan
sumber air yan akan diolah dengan tangki pertama, proses pengadukan
dan menghubungkan tangki pertama dan kedua, untuk itu diperlukan
satu buah mesin sanyo ukuran kecil, atau bisa juga dengan sistem
manual dengan cara menumpahkan/menuangkan air gambut kedalam
tangki pertama dengan ember. Kemudian dilakukan pengadukan dengan
kayu atau boleh juga dengan tangan kalau tangki rendah dan ukuran
sedang.
Tangki kedua berfungsi menampung air bersih dari tangki
pertama, pada tangki kedua tidak ada proses perlakuan, hanya
berfungsi untuk penampungan untuk diteruskan kepada alat RO dan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
UV, pada alat ini dilakukan proses filtrasi lanjut dan strerilisasi.
Kompenennya alat ini terdiri dari :
Gambar 21. Proses pengolahan tahap pertama dengan CCBN
2. Pengolahan lanjut
Pengolahan lebih lanjut atau tahap kedua, adalah dengan
menggunakan alat yang lebih modern, yaitu, RO, filter carbon blok, dan
lampu UV. Proses dimulai dengan mengalirkan air bersih dari tangki
kedua (tangki pengolahan dengan powder CCBN) ke filter dari unit ke
dua, kemudian terus ke filter carbon blok, kemudian terus ke RO dan
terakhir melewati lampu UV. Satu unit alat tahap ke dua dapat dilihat
pada gambar berikut :
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Gambar 22. Proses Pengolahan Tahap Kedua CCBN-RO
Dari gambar di atas dapat dilihat komponen komponen pada unit
ke dua, terdiri dari tabung filter yang berwarna kehijau hijauan dengan
panjang 2 M dan diameter 30 cm, kemudian filter carbon blok 3 buah
berwarna putih dan di atas tabung filter carbon blok dipasang alat RO,
dari alat ini terus ke lampu UV dan terakhir masuk ke galon sudah
menjadi air bersih siap minum. Tabung Filter yang berisi pasir kuarsa,
kemudian air bersih dari filter ini dialirkan ke filter karbon blok, yang
terdiri dari 3 buah filter, kemudian untuk mengatur tekanan air dari
filter carbon blok ke alat Reverse Osmosis digunakan amperemeter, yang
pasang di pipa bagian bawah.
2. Reverses Osmosis
Alat ini berfungsi untuk melakukan penyaringan terhadap
partikel yang sangat halus yang masih terdapat dalam air bersih dari
pengolahan tabung filter, diharapkan air yang keluar dari RO ini
kualitasnya sudah sangat baik, kemudian dari alat ini air diteruskan ke
Lampu UV.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Gambar 23. Alat Reverse Osmosis ( RO)
4.13. Hasil Pengujian Laboratorium Penggunaan teknologi CCBN untuk pengolahan air gambut
menjadi air bersih sudah dilakukan sejak tahun 2004 oleh Muhamad
Naswir (Peneliti dari Universitas Jambi), kemudian dengan adanya
saran dari BPOM dan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, maka
dilakukan pengembangan dan inovasi tenologi CCBN, dengan
harapan teknologi tersebut lebih aplikatif, efektif dan air bersih
hasil pengolahan mempunyai kualitas yang lebih baik lagi,
berdasaran itu dilakukan inovasi dengan mengkombinasikan dengan
alat Reverses Osmosis (RO), rangkaian alat ini disebut dengan istilah
Teknologi CCBN-RO, gambar 24 di bawah menunjukan satu unit alat
CCBN-RO
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Gambar 24. Satu unit Teknologi CCBN-RO pengolahan air gambut
Air Gambut hasil pengolahan dengan teknologi CCBN-RO
cukup bagus, sudah memenuhi standar kualitas air minum yang
ditetapkan. Semua parameter yang dipersyaratkan sudah memenuhi
baku mutu air minum. Seperti pada tabel berikut:
Tabel.15. Hasil uji laboratorium Air Bersih hasil pengolahan dengan
menggunakan teknologi CCBN
No Parameter Satuan Kadar Standar
1 Kekeruhan NTU, 1,50 25 2 pH* 7,08 6,5 – 9,0 3 TDS Mg/L 82 1500 4 Warna* mg/L Pt-Co, 0,846 50 5 Kesadahan* mg/L 25,93 500 6 Besi (Fe)* mg/L. 0,209 1,0 7 Mangan ( Mn)* mg/L. 0,027 1,0 8 Nitrit mg/L ttd 1,0 9 Nitrat mg/L 0,485 10 10 Chlorida mg/L. 78,35 600 11 Zat Oraganik* mg/L. 6,009 10 12 Coliform 0 nihil 13 Colitinja 0 nihil
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Dari tabel di atas diketahui bahwa dengan perlakuan
penambahan powder CCBN, air gambut dapat di olah menjadi air
bersih yang memenuhi standard baku mutu sebagai air minum, hal
ini dapat dilihat dari semua parameter yang dipersyaratkan
semuanya sudah sesuai dengan baku mutu (standard air bersih),
syarat fisika dan balkteriologis sudah memenuhi, begitu juga dengan
syarat chemis juga sudah memenuhi standar walaupun
kandungannya logam berat dan zat organiknya masih ada.
Teknologi CCBN dikombinasikan dengan alat RO, dengan
tujuan agar kualiatas air bersih yang dihasilkan lebih baik lagi dan
dapat dijadikan sebagai air minum, dari perlakuan yang dilakukan
dengan penambahan alat RO ternyata air bersih yang dihasilkan
hasil kualitasnya sangat bagus semua parameternya sesuai dengan
baku mutu yang ditetapkan pemerintah melalui SK.Menkes RI
No.907 Th.2002, sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini :
Tabel 16. Hasil uji Paramter air minum hasil pengolahan dengan Teknologi CCBN-RO
No Parameter Satuan Kadar
Standar
Menkes No.907
Th.2002 1 Kekeruhan NTU, 0,40 5 2 pH* 7,21 6,5 – 8,5 3 TDS Mg/L 20 1000 4 Warna* mg/L Pt-Co, 0,00/ttd 15 5 Kesadahan* mg/L 2,060 500 6 Besi (Fe)* mg/L. 0,094 0,30 7 Mangan ( Mn)* mg/L. 0,00/ttd 1,0 8 Nitrit mg/L ttd 1,0 9 Florida mg/L ttd 1,5 10 Chlorida mg/L. 3,748 250 11 Zat Oraganik* mg/L. 0,00/ttd 10 12 Sulfat(SO4) Mg/L 0,1176 400
Dari hasil uji laboratorium yang tercantum dalam tabel di
atas, dapat dilihat bahwa semua parameter yang dipersyaratkan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
untuk parameter air minum sudah terpenuhi dengan baik, baik
parameter fisika, chemis dan bakteriologisnya, jika dibandingkan
dengan menggunakan CCBN saja, ternyata dengan menggunakan
CCBN-RO kualitas air minum yang dihasilkan lebih baik dan
berkualitas.
Dengan menggunakan CCBN kandungan besinya 0,209 ppm
sedangkan dengan menggunakan CCBN-RO kandungan besinya
hanya 0,094 mg/L, begitu juga dengan parameter yang lainnya,
seperti zat organik dengan menggunakan CCBN hasilnya adalah
6,009 mg/L, sedangkan dengan menggunakan CCBN-RO
kandunganaya zat organiknya hilang sampai seratus persen menjadi
0,000 mg/L sedangkan kesadahanya dengan menggunakan CCBN
hasil uji menunjukan kandungannya adalah 25,93, mg/L, dan jika
menggunakan CCBN-RO kesadahannya hanya 2,060 mg/L. dengan
demikian air minum hasil olahan dengan menggunakan CCBN-RO
lebih baik dan lebih berkualitas dan layak dijadikan sebagai air
minum, namun demikian untuk lebih steril lagi disarankan juga
kepada konsumen untuk dapat memasak airnya terlebih dahulu
sehingga lebih steril dan dapat digunakan untuk buat kopi atau teh
manis yang lebih sedap.
Dari hasil kajian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dengan
pengolahan yang baik, ternyata air gambut dapat dijadikan sumber
air minum rumah tangga.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
1. KESIMPULAN
Dari hasil kajian yang dilakukan di Kabupaten Muaro Jambi dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebagian besar daerah di Kabupaten Muaro Jambi sangat
membutuhkan fasilitas air minum. Hampir 85% masyarakat di
Kecamatan Kumpeh Hilir, Kumpeh Hulu dan Sungai Gelam
mengalami krisis dan kekurang air bersih, terutama dalam
menghadapi musim kering pada bulan ( Mei – Oktober).
2. Dampak negatif yang terjadi terhadap kesehatan masyarakat setelah
mengkonsumsi air gambut adalah penyakit gatal-gatal, sakit perut
dan kerapuhan gigi.
3. Diperlukan minimalnya ±200 unit pengolahan air gambut di daerah
Kabupaten Muaro Jambi dengan kapasitas 1 unit untuk ±50 Kepala
Keluarga.
4. Dengan pengolahan yang baik Air Gambut mempunyai prospek
yang baik untuk dijadikan air minum rumah tangga
5. Bentonit sebagai bahan baku CCBN yang depositnya cukup banyak di
daerah Jambi dapat digunakan untuk pengolahan air gambut
menjadi air minum rumah tangga
6. Teknologi CCBN-RO dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
penyediaan air minum rumah tangga dengan bahan baku air gambut.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2. REKOMEDASI
Dari hasil kajian penggunaan air gambut untuk air minum di
Kabupaten Muaro Jambi, dapat direkomendasikan sebagai berikut :
1. Hasil Kajian ini perlu ditindak lanjuti oleh pemerintah dalam
bentuk aplikasi dan pengadaan unit pelayanan air bersih untuk
kesehatan masyarakat pedesaan dengan menggunakan teknologi
CCBN-RO
2. Fokus sasaran penyediaan fasilitas air minum oleh pemerintah agar
lebih dipertajam dan disegerakan dengan prioritas sasaran kawasan
kawasan paling kritis air bersih di Kab. Tanjung Jabung Barat,
Tanjung Jabung Timur dan Muaro Jambi
3. Memanfaatkan potensi dan peran serta masyarakat setempat sangat
diperlukan, pemerintah dapat berperan sebagai fasilitator dan
menyediakan bantuan yang diperlukan sesuai kebutuhan.
4. Perlunya PEMDA mendirikan UKM-UKM untuk membuka lapangan
kerja baru dalam pengolahan air gambut, penyediaan bahan baku
CCBN dan industri pengolahan CCBN di Provinsi Jambi
5. Perlu dilakukan Penyuluhan kepada masyarakat pedesan di
Kabupaten Muaro Jambi (Kumpeh, Kumpeh Hilir dan Sungai
Gelam) tentang kesehatan, air bersih dan sanitasi lingkungan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2002, Instalasi Pengolahan Air Gambut , Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air
.Anonim, 1998. Bentonit dan Prospeknya, Propil Bahan Galian Golongan C . tim Inventarisasi dan Promosi Bahan Galian, Dinas Pertambangan Propinsi Dati I Jambi
Anonim, 2007. Muaro Jambi dalam Angka Azizah.D dan JS.Rudyanto, 1984. Pembuatan arang aktif dari
tempurung Inti Sawit Balai Penelitian Dan Pengembangan Industri, Medan.
Anonim, 2000. Buku Pedoman Riset Unggulan Terpadu (RUT) IX Tahun Anggran 2002. Kantor Menteri Negara Ristek. Jakarta
Anonim, 2007, Kajian Fasilitas Air Bersih dan Sanitasi Sekolah di jogonolan Klaten, Jawa tengah. Enviromental Service Program WWW.ESP.OR.Id
Sudarajat. A dan Arifin.M, 1996. Prospek Pengusahaan Bentonit di Indonesia. PPTM Bandung.
Cooney,D.O, 1980. Activated Charcol, antidotal and Other Medical Uses. Marcel Dekker Inc. New York.
Davis.C.W and Vacher H.C, 1976. Bentonite, its Properties Mining, Preparation and Utilatization
David.C.W and Messer.L.R, 1959. Some properties of Filler Earth and acid treated Earth as Oil Refening Adsorbent. Technical Publication No.227. The American Institut of Mining and Metallurgical Enginer, new-York.
Dewi Marolop.S, 2007. Kebutuhan Air Bersih, Impian Setiap orang, Medan
Hassle.J.W, 1974. Purifcation With Activated Carbon Industrial Commercial and
Kuswanto, 2007. Penuhi Kebutuhan Pokok Air Masyarakat. LP3ES, Suara Publik
Anonim, 2007. Biaya Kebutuhan Air Bersih Rp.4 Triliun, Tempo Interaktif, Jakarta
Naswir, M.dkk. 2001. Pemanfaatan Bentonit untuk Penjernihan Air gambut. FKIP Universitas Jambi
Naswir, M, dkk, 2002. Penggunaan Bentonit untuk pengolahan air buangan limbah batik Jambi, FKIP Universitas Jambi
Naswir, M, dkk, 2003 Penggunaan bentonit untuk penyerapan logam berat berbahaya dalam air (Hg, Cd dan Pb). FKIP Universitas Jambi
Naswir, M, Intan Lestari, 2003, Efektivitas penggunaan Bentonit dan Arang aktif caking sawit untuk penjernihan dan penurunan kadar ion besi pada air gambut. FKIP Universitas Jambi,
Naswir, M (2004), Penerapan IPTEK Air Bersih Chemicalbenton, PEMDA Tanjung Jabung Barat Jambi. Laporan IPTEK
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Naswir, dkk (2003), Pengembangan Model Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri CPO di Provinsi Jambi. Laporan Penelitian , Bapedalda Provinsi Jambi
Rahayu, B. 1991. Teknologi Pengendalian Air Gambut , Proseding Tanah Gambut III, USU. Medan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.