bab_i piroxicam

33
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam sedian farmasi, telah diketahui dari sediaan obat yang beredar dan digunakan, tablet merupakan sediaan obat yang lebih disukai oleh para dokter maupun pasien, dibandingkan dengan bentuk sediaan lain. Hal ini disebabkan karena disamping mudah cara pembuatan dan penggunaannya, dosisnya lebih terjamin, relatif stabil dalam penyimpanan karena tidak mudah teroksidasi oleh udara, transportasi dan distribusinya tidak sulit. Secara ekonomis, sediaan ini relatif lebih murah harganya, kemudian memberikan dosis yang tepat dari segi kimianya, bentuknya kompak dan memberikan kestabilan pada unsur-unsur aktifnya. Tablet merupakan sediaan padat yang biasanya dibuat secara kempa cetak, berbentuk rata dan atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai (Ansel; 1994, Depkes RI; 1995). Tablet harus melepaskan zat berkhasiat kedalam tubuh dalam jumlah yang tepat dan menimbulkan efek yang diinginkan (Lachman, 1986).

Upload: nur-aida-murni

Post on 07-Dec-2015

96 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Farmasi

TRANSCRIPT

Page 1: BAB_I piroxicam

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam sedian farmasi, telah diketahui dari sediaan obat yang

beredar dan digunakan, tablet merupakan sediaan obat yang lebih disukai

oleh para dokter maupun pasien, dibandingkan dengan bentuk sediaan lain.

Hal ini disebabkan karena disamping mudah cara pembuatan dan

penggunaannya, dosisnya lebih terjamin, relatif stabil dalam penyimpanan

karena tidak mudah teroksidasi oleh udara, transportasi dan distribusinya

tidak sulit. Secara ekonomis, sediaan ini relatif lebih murah harganya,

kemudian memberikan dosis yang tepat dari segi kimianya, bentuknya

kompak dan memberikan kestabilan pada unsur-unsur aktifnya.

Tablet merupakan sediaan padat yang biasanya dibuat secara

kempa cetak, berbentuk rata dan atau cembung rangkap, umumnya bulat,

mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan penambahan bahan

tambahan farmasetika yang sesuai (Ansel; 1994, Depkes RI; 1995).

Tablet harus melepaskan zat berkhasiat kedalam tubuh dalam

jumlah yang tepat dan menimbulkan efek yang diinginkan (Lachman, 1986).

Tablet hanya memberikan efek yang diingkan jika memiliki mutu yang baik.

Untuk menghasilkan tablet dengan mutu yang baik dan memenuhi

persyaratan, pemilihan dan kombinasi bahan pembantu memegang pemeran

yang sangat penting dalam proses pembuatannya.

I.2 Maksud Percobaan

Dengan melakukan percobaan ini praktikan diharapkan dapat

mengetahui dan memahami tujuan penggunaan tablet dan evaluasinya.

I.3 Tujuan Percobaan

1. Mahasiswa diharapkan mampu untuk memformulasi suatu sediaan

farmasi berupa tablet serta mampu untuk membuat granul dari

formulasi tablet.

Page 2: BAB_I piroxicam

2. Mahasiswa diharapkan mampu untuk menentukan apakah suatu granul

memenuhi standar yang disyaratkan untuk menghasilkan tablet yang

baik.

3. Mahasiswa diharapkan mampu untuk menentukan apabila suatu tablet

memenuhi standar yang diharapkan.

Page 3: BAB_I piroxicam

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

A. Pengertian Tablet

Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi

obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode

pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi.

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, tablet adalah sediaan padat

mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet

berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar

yang digunakan untuk obat hewan besar (Ilmu Resep, 165)

Bentuk tablet umumnya berbentuk cakram pipih/ gepeng, bundar,

segitiga, lonjong dan sebagainya. Bentuk khusus ini dimaksudkan untuk

menghindari / mecegah / menyulitkan pemalsuan dan agar mudah dikenal

orang. Warna tablet umumnya putih. Tablet yang berwarna kemungkinan

karena zat aktifnya berwarna, tetapi ada tablet yang sengaja diberikan

warna dengan maksud agar tablet lebih menarik, mencegah pemalsuan,

membedakan tablet yang satu dengan tablet yang lain.

Etiket pada tablet harus mencantumkan nama tablet / zat aktif yang

terkandung, jumlah zat aktif (zat berkhasiat) tiap tablet.

B. Komponen Tablet

Komponen atau formulasi tablet kempa terdiri dari zat aktif, bahan

pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, dapat juga

mengandung bahan pewarna yang diizinkan, bahan pengaroma dan

bahan pemanis.

1. Zat aktif harus memenuhi syarat yang ditentukan Farmakope

Indonesia.

2. Bahan excipient / bahan tambahan

a. Bahan pengisi (diluent) berfungsi untuk memperbesar volume

massa agar mudah diceetak atau dibuat. Bahan pengisi

Page 4: BAB_I piroxicam

ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa.

Misalnya laktosa, pati, dan selulosa mikrokristal.

b. Bahan pengikat (binder) berfungsi untuk memberikan daya

adhesi pada massa serbuk sewaktu granulasi serta menambah

daya kohesi pada bahan pengisi misalnya gom akasia, gelatin,

sukrosa, povidon, metilselulosa, CMC, pasta pati terhidrolisa,

selulosa mikrokristal.

c. Bahan penghancur/pengembang (desintegran) berfungsi

membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Misalnya pati, pati

dan selulosa yang termodifikasi secara kimia, asam alginat,

selulosa mikrokristal dan povidon sambung-silang.

d. Bahan pelicin (lubrikan) berfungsi mengurangi gesekan selama

proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah

massa talet melekat pada cetakan. Misalnya senyawa asam sterat

dengan logam, asam stearat, minyak nabati terhidrogenasi dan

talk. Umumnya lubrikan bersifat hidrofobik, sehngga dapat

menurunkan kecepatan desintegrasi dan disolusi tablet. Oleh

karena itu kadar lubrikan yang berlebihan harus dihindari. PEG

dan garam Lauril sulfat dapat digunakan tetapi kurang

memberikan daya lubrikasi yang optimal dan perlu kadar yang

lebih tinggi.

e. Glidan adalah bahan yang dapat meningkatkan kemampun

mengalirnya serbuk, umumnya digunakan dalam kempa

langsung tanpa proses granulasi. Misalnya Silika pirogenik

koloidal.

f. Bahan penyalut (coating agent)

Page 5: BAB_I piroxicam

3. Ajuvans

a. Bahan pewarna (colour) berfungsi meningkatkan nilai estetika

atau identitas produk. Misalnya zat pewarna dari tumbuhan.

b. Bahan pengharum (flavour) berfungsi menutupi rasa dan bau zat

khasiat yang tidak enak, biasanya digunakan untuk tablet yang

penggunaanya lama dimulut.

C. Metode pembuatan tablet

1. Granulasi Basah

Granulasi basah, yaitu memproses campuran partikel zat

aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan

menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga

terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Prinsip dari metode

granulasi basah adalah membasahi masaa tablet dengan larutan

pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula,

kemudian massa basah tersebut digranulasi.

2. Granulasi Kering

Granulasi kering disebut juga slugging, yaitu memproses

partikel zat aktif dan eksipient dengan mengempa campuran bahan

kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk

menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk

semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah granul secara

mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat, pelarut, ikatannya didapat

melalui gaya.

3. Metode Kempa Lansung

Etode kempa langsung, yaitu pembuatan tablet dengan

mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipient kering tanpa

melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan

metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya,

namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil

dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhdapa panas dan

lembab.

Page 6: BAB_I piroxicam

D. Keuntungan dan Kerugian Tablet (Anief, 1994)

a. Keuntungan tablet

volume dan bentuk kecil sehingga mudah dibawa, disimpan dan

diangkut

memiliki variabilitas sediaan yang rendah. keseragaman lebih

baik

dapat mengandung zat aktif lebih besar dengan bentuk volume

yang lebih kecil

tablet dalam bentuk kering sehingga kestabilan zat aktif lebih

terjaga

dapat dijadikan produk dengan pelepasan yang bisa diatur

tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air

merupakan sediaan yang mudah diproduksi masal dengan

pengemasan yang mudah dan murah

dapat disalut untuk melindungi rasa yang tidak enak dari

sediaan.

b. Kerugian/ kekurangan bentuk sediaan tablet :

beberapa pasien tidak dapat menelan tablet

formulasi tablet cukup rumit

zat aktif yang hidroskopis mudah untuk rusak

kebanyakan tablet yang ada dipasaran tidak menutupi rasa pahit/

tidak enak dari obat

II.2 Rancangan Formula

Page 7: BAB_I piroxicam

Tiap tablet 100 mg mengandung

Piroxicam 10 mg

Pati jagung 24 %

Mg stearat 1 %

Talk 5 %

Avicel pH 102 add 100

II.3 Alasan Penambahan

II.3.1 Alasan Formulasi

Tablet sublingual dimaksudkan untuk diletakkan di dalam

mulut, agar dapat melapaskan obatnya sehingga dapat diserap

langsung oleh selaput lendir mulut. Jenis tablet ini biasanya kecil

dan rata, diletakkan dibawah lidah. Obat-obat yang diberikan

dengan cara ini dimaksudkan agar memberi efek sistemik, dan

karena itu harus dapat diserap dengan baik oleh selaput lendir

mulut. Obat yang diserap oleh selaput lendir mulut masuk kealiran

darah, selanjutnya masuk kealiran darah umum. Obat yang diserap

melalui saluran cerna masuk ke sirkulasi darah usus, yang langsung

berhubungan dengan hati dan vena porta. Jadi penyerapan obat

melalui rongga mulut menyebabkan obat terhindar dari

metabolisme first-pass. Maka ada beberapa keuntungan yang

didapat dari pemberian obat seperti ini. Suasana dalam lambung,

yang dapat menyebabkan penguraian obat yang luas (untuk

beberapa steroid dan hormon) dapat dihindari oleh obat yang

diserap dengan baik dalam mulut. Obat dapat bekerja dalam waktu

yang lebih cepat daripada tablet yang harus ditelan (suatu

keuntungan bagi vasodilator yang diberi dengan cara ini). Efek

first-pass dapat dihindari, seperti telah diuraikan, dan untuk

beberapa obat (misalnya tiltestoteron) rasa mual yang dapat terjadi

bila obat tersebut ditelan dapat dihindari (Lachman; 713).

Piroxicam merupakan salah satu AINS dengan struktur baru

yaitu oksikam, derivat asam erolat yang berkhasiat sebagai

Page 8: BAB_I piroxicam

analgetik, antipiuretik, antiradang. Obat ini juga sering digunakan

untuk nyeri haid dan serangan encok (Fater; 241, OOP; 334)

II.3.2 Alasan Penambahan Zat Tambahan

a. Pati Jagung

Pati merupakan eksipien serba guna yang digubakan

terutama dalam oral dengan dosis formula dimana ia

digunakan sebagai pengikat, pengencer dan disintegran.

Konsentrasi 5-25% (Excipient; 686).

Dan juga mati memiliki efek pengikat (Buku Pegangan

Ilmu Pengetahuan Kosmetik; 106)

b. Selulosa Mikrokristal

Selulosa mikrokristal sering disebut Avicel, suatu zat yang

dapat dicetak langsung. Sifat menglirnya baik dan sifat-sifat

pencetak langsungnya bagus sekali. Zat ini merupakan bahan

pengisi yang banyak digunakan (R. Voight; 701).

Selulosa mikrokristal umumnya dianggap sebagai relatif

tidak beracun dan material non iritasi (Excipient; 131)

c. Mg Stearat

Magnesium stearat digunakan sebagai pelumas dalam

kapsul dan pembuatan tablet dan secara luas digunakan sebagai

eksipien farmasi yang dianggap tidak beracun. Konsentrasi

0,25% (Excipient; 405).

Mg Stearat juga dapat mengurangi gesekan antara dinding

tablet dan dinding die, pada saat tablet ditekan keluar. Anti

lengket bertujuan untuk mengurangi melengket atau adhesi

bubuk atau granul pada permukaan punch atau dinding die.

Pelicin ditujukan untuk memacu aliran serbuk atau granul

dengan jalan mengurangi gesekan diantara partikel-partikel (R.

Voight; 703).

II.4 Uraian Bahan

1. Cellulose Microcrystalline (Excipient; 129, FI III; 135)

Page 9: BAB_I piroxicam

Nama Resmi : Cellulosum

Nama Lain : Selulosa, Avicel

RM/BM : C6H10O5 / 36

Pemerian : Serbuk hablur sangat halus, putih, tidak berbau

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam asam encer dan

dalam kebanyakan pelarut organik, sukar larut

dalam larutan natrium hidroksida encer P

Stabilitas : Stabil dengan keadaan zat higroskopik, harus

disimpan ditempat tertutup rapat dan kering

Incompatibilitas : pengoksidator kuat

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : zat pengisi dan pemanis

Konsentrasi : 5-15%

2. Mg Stearat (FI IV; 515, Excipient; 404-405)

Nama Resmi : Magnesium Stearate

Nama Lain : Dibasic Magnesium Stearate

RM/BM : C36H70MgO4 / 591,24

Pemerian : serbuk halus, putih dan voluminus, bau lemah

khas, mudah melekat dikulit, bebas dari butir-

butiran

Kelarutan : tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter

Stabilitas : stabil pada tempat yang kering dan tertutup rapat

Incompatibilitas : tidak kompatibel dengan asam kuat, alkalis dan

garam besi. Hindari pencampuran dengan bahan

pengoksidasi kuat. Mg stearat tidak dapat

digunakan dalam produk yang mengandung

aspirin, beberapa vitamin dan alkaloid garam

Penyimpanan : disimpan ditempat yang sejuk dan kering

Kegunaan : gligan

Konsentrasi : 0,25%

3. Pati Jagung (FI IV; 108, Excipient; 685)

Page 10: BAB_I piroxicam

Nama Resmi : Amylum Maydis

Nama Lain : Pati jagung

Pemerian : serbuk sangat halus, putih

Kelartuan : praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam

etanol

Stabilitas : pati kering stabil dilindungi dari kelembaban

tinggi. Pati akan lembab jika disimpan dibawah

kondisi normal. Pati secara fisik tidak stabil dan

mudah dimetabolisme oleh mikroorganisme bila

digunakan untuk granulasi basah

Penyimpanan : dalam wadah kedap udara, ditempat yang sejuk dan

kering

Kegunaan : zat pengikat

Konsentrasi : 5-10%

4. Piroksikam (FI IV; 683)

Nama Resmi : pirokxicamun

Nama Lain : Piroksikam

RM/BM : C15H13N304S / 331,35

Pemerian : serbuk, hampir putih atau coklat terang atau kuning

terang, tidak berbau, bentuk monohidrat berwarna

kuning

Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, dalam asam encer dan

sebagian besar pelarut organik, sukar larut dalam

etanol dan larutan alkali, mengandung alkali dan

air

Incompatibilitas : tidak kompatibel dengan oksidator, asam-asam

klorida, asam anhidra

Penyimpanan : dalam wadah tertutup, tidak menembus cahaya

Kegunaan : zat aktif

5. Talk (Effionora; 90, FI III; 591, Excipient; 728-729)

Nama Resmi : Talcum

Page 11: BAB_I piroxicam

Nama Lain : Altalc

Pemerian : serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu.

Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari

butiran

Kelarutan : praktis tidak larut dalam asam encer dan alkali,

organik pelarut dan air

Stabilitas : talk merupakan bahan yang stabil dan dapat

disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160ºC

selama tidak kurang dari 1 jam etilen oksida atau

radiasi gamma

Incompatibilitas : tidak kompatibel dengan senyawa surfaktan

Penyimpanan : harus disimpan dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : lubrikan

Konsentrasi : 1-10%

Page 12: BAB_I piroxicam

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat yang digunakan

III.2 Bahan yang digunakan

1. Avicel pH 102

2. Magnesium Stearat

3. Pati jagung

4. Piroxicam

III.3 Perhitungan Bahan

- Piroxicam 10 mg 10 mg

- Pati jagung 24%24100

x 100 = 24 mg

- Mg stearat 10%1

100 x 100 = 1 mg

- Talk 5%5

100 x 100 = 5 mg

- Avicel pH 102 add 100 mg – (10+24+5)

100 mg – 40 mg = 60 mg

III.4 Perhitungan Dosis

DM piroxicam −¿30 mg

- Dosis untuk umur 6 tahun

1 x pakai = tidak ada

Sehari = 6

12+1 x 30 mg

= 13,84 mg

- Dosis untuk umur 20 tahun

1 x pakai = tidak ada

Sehari = 2020

x 30 mg

= 30 mg

Aturan pakai :

- 6 – 12 tahun = 1 x 1

Page 13: BAB_I piroxicam

= 1 x 10 mg

= 10 mg < 13,84 mg (TOD)

- 20 tahun = 2 x 1

= 2 x 10

= 20 mg < 30 mg (TOD)

III.5 Cara Kerja

Menggunakan metode kempa langsung

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dibersihkan alat menggunakan alkohol 70%

3. Ditombang Piroxicam 10 mg, Pati jagung 24 mg, Mg stearat 1 mg, Talk

5 mg, Avicel pH 102 60 mg

4. Dimasukkan piroxicam 10 mg, pati jagung 24 mg, talk 5 mg, dan avicel

pH 102 ke dalam pencampur

5. Dimasukkan mg stearat 1 mg sebagai lubrikan ke dalam campuran

diatas

6. Dikempa langsung masa cetak dengan bobot 100 mg

Page 14: BAB_I piroxicam

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 HASIL PENGAMATAN

IV.1.2 Evaluasi tablet

a. Uji keseragaman bobot

Tablet 1 ¿730 mg−720 mg

720 mgx100 %=1,4 %

Tablet 2 ¿720 mg−720 mg

720 mgx100 %=0%

Tablet 3 ¿720 mg−720 mg

720 mgx100 %=0 %

Tablet 4 ¿720 mg−720 mg

720 mgx100 %=0%

Tablet 5 ¿710 mg−720 mg

720 mgx100 %=−1,4 %

Tablet 6 ¿720 mg−720 mg

720 mgx100 %=0%

Tablet 7 ¿730 mg−720 mg

720 mgx100 %=1,4 %

Tablet 8 ¿720 mg−720 mg

720 mgx100 %=0%

Tablet 9 ¿710 mg−720 mg

720 mgx100 %=−1,4 %

Tablet 10 ¿720 mg−720 mg

720 mgx100 %=0%

Tablet 11 ¿730 mg−720 mg

720 mgx100 %=−1,4 %

Tablet 12¿720 mg−720 mg

720 mgx100 %=0%

Tablet 13¿710 mg−720 mg

720 mgx100 %=−1,4 %

Tablet 14 ¿700 mg−720 mg

720 mgx100 %=−2,8 %

Tablet 15¿700 mg−720 mg

720 mgx100 %=−2,8 %

Page 15: BAB_I piroxicam

Tablet 16¿720 mg−720 mg

720 mgx100 %=0 %

Tablet 17¿710 mg−720 mg

720 mgx100 %=−2,8 %

Tablet 18¿700 mg−720 mg

720 mgx100 %=−2,8 %

Tablet 19¿710 mg−720 mg

720 mgx100 %=−1,4 %

Tablet 20¿710 mg−720 mg

720 mgx100 %=−1,4 %

Tablet 21¿720 mg−720 mg

720 mgx100 %=0%

Tablet 22¿720 mg−720 mg

720 mgx100 %=0 %

Tablet 23¿720 mg−720 mg

720 mgx100 %=0%

Tablet 24¿720 mg−720 mg

720 mgx100 %=0 %

Tablet 25¿720 mg−720 mg

720 mgx100 %=0%

b. Uji kerenyahan tablet

Diketahui :

- Wo = 14,2838g

- W1=14,2747

Ditanya : %kerenyahan

Penyelesaian : W 0−W 1

W 1x 100 %

14,2838 g−14,274714,2747

x 100 %=0,026 %

c. Uji kekerasan dan diameter tablet

Tablet 1

d = 0,11mm

kekerasan = 110 newton

Tablet 2

Page 16: BAB_I piroxicam

d = 0,139mm

kekerasan = 124,5 newton

Tablet 3

d = 0,141mm

kekerasan = 1,30 newton

Tablet 4

d = 0,138mm

kekerasan = 129,8 newton

Tablet 5

d = 0,113mm

kekerasan = 127 newton

IV.2 PEMBAHASAN

Pada prektikum ini formula yang digunakan adalah

R/ piroxicam 10mg

Pati jagung 24%

Avicel pH 102 50%

Mg stearat 1%

Talk 5%

Formula di atas akan dirancang menjadi tablet sublingual dengan

menggunakan metode kempa lansung, denga jumlah tablet 100 tablet.

Metode kempa langsung itu sendiri adalah pembuatan tablet dengan

mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering, tanpa melalui

perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling

mudah, praktis dan cepat pengerjaannya namun hanya dapat digunakan pada

zat aktif yang memiliki dosis kecil, serta zat aktif tersebut tidak tahan akan

pemanasan dan lembab (Fardas, 169).

Pada formulasi di atas piroxicam digunakan sebagai zat aktif dimana

tablet ini dimaksudkan agar dapat memberikan efek sistemik karena dapat

diserap dengan baik oleh selaput lender mulut. Piroxicam sublingual tablet

ini, diindikasikan pada pasien yang menderita aktivitas antiinflamasi,

analgetik, antipiretik. Selain itu memberikan efek terapi simplomatik,

Page 17: BAB_I piroxicam

rematoid arthritis, asteortritis, ankilosing, spondilitis, gangguan

moskuloskeletal akut dan gout akut (Martindale, 117).

Pati jagung digunakan sebagai pengikat, pengencer, dan desintegran,

dimana pati merupakan eksipien serba guna yang digunakan dalam oral, pati

dapat digunakan sebagai pengikat apabila memiliki konsentrasi 5-25%

(Exipient, 686).

Selulosa mikrokristal sering disebut avicel, suatu zat yang dapat

dicetak langsung. Sifat mengalirnya baik dan sifat-sifat pencetak

langsungnya baik. Zat ini merupakan bahan pengisi yang bnyak digunakan

(R.voight.107).

Mg stearat digunakan sebagai pelumas dalam sediaan kapsul dan

pembuatan tablet, dan secara luas digunakan sebagai excipiet farmasi yang

dianggap tidak beracun, memiliki konsentrasi 0,25% (Excipient,405), dan

juga dapat mengurangi gesekan antar dinding tablet dan dinding die pada

saat tablet dicetak keluar. Anti lengket bertujuan untuk mengurangi

melengketnya bubuk atau granul pada permukaan punch atau dinding die,

dan pelicin ditujukan untuk memacu aliran serbuk atau granul, mengurangi

gesekan antar partikel-partikel (R,voight.703).

Talk digunakan karena talk diserap secara sistemik setelah konsumsi

oral hingga dianggap tidak beracun (Excipient, 730). Selama pengeluaran

tablet mengurangi gesekan tabket dengan dinding cetakan ketika tablet

dilempar dari mesin dan memberikan rupa yang bagus pada tablet yang

sudah jadi (Ansel.266). Talk mempunyai sifat anti lengket (Lachman,703).

Proses pembuatan tablet sublingual menggunakan metode kempa

langsung, terlebih dahulu di timbang semua bahan piroxicam 10 mg, pati

jagung 24 mg, mg stearat 1 mg, talcum 5 mg, dan avicel pH 102 60 mg.

kemudian dimasukan proxicam, pati jagung, talcum, dan avicel kedalam alat

pencampur, smpur hingga homogen. Setelah homogen tambahkan mg

stearat sebagai lubrikan kedalam bahan yang telah tercampur tadi, di kempa

langsung masa cetak dengan bobot 100 mg. Selanjutnya dilakukan evaluasi

tablet yang meliputi:

Page 18: BAB_I piroxicam

1. Uji kekerasan dan kerenyahan tablet

2. Uji keseragaman ukuran tablet

3. Uji keseragaman bobot tablet

4. Uji waktu hancur tablet

5. Uji disolusi tablet

Pada pengujian keseragaman bobot dengan syarat tidak boleh ada dua

tablet yang menyimpang lebih besar dari yang ditetapkan pada kolom A dan

tidak boleh ada satu tablet yang menyimpang lebih besar dari yang

ditetapkan kolom B. pada tablet 1 dengan bobot 1,4%, tablet 2-4 (0%),

tablet 5 (-1,4%), tablet 6 (0%), tablet 7 (1,4%), tablet 8 ( 0%), tablet 9 (-

1,4%), tablet 10 ( 0%), tablet 11 (-1,4%), tablet 12 (0%), tablet 13 (1,4%),

tablet 14-15 (-2,8), tablet 16 (0%), tablet 17 (-1,4%), tablet 18 (-2,8%),

tablet 19-20 (-1,4%,) tablet 21-25 (0%). Jadi tablet ini baik karena tidak

menyimpang dari syarat yang telah ditetapkan

Pengujian dari kerenyahan tablet yakni 0,026%. Sehingga tablet

tersebut baik karena masih dalam syarat dari kerenyahan yakni 0,8%.

Setelah itu dilakukan uji kekerasan dan diameter dari tablet yaitu tablet 1

diameter 0,11 mm dengan kekerasan 110 N. tablet 2 diameter 0,139 mm

dengan kekerasan 130 N. tablet 3 diameter 0,141 mm dengan kekerasan 130

N. tablet 4 diameter 0,138 mm dengan kekerasan 129,8 N. dan tablet 5

diameter 0,113 mm dengan kekerasan 127 N.

Page 19: BAB_I piroxicam

BAB V

PENUTUP

V. 1 Kesimpulan

1. Dari percobaan yang dilakukan piroxicam sublingual tablet memenuhi

standar yang disyaratkan dimana ditemukan hasil dari evaluasi sebagai

berikut, pada tablet 1 dengan bobot 1,4%, tablet 2-4 (0%), tablet 5 (-

1,4%), tablet 6 (0%), tablet 7 (1,4%), tablet 8 ( 0%), tablet 9 (-1,4%),

tablet 10 ( 0%), tablet 11 (-1,4%), tablet 12 (0%), tablet 13 (1,4%),

tablet 14-15 (-2,8), tablet 16 (0%), tablet 17 (-1,4%), tablet 18 (-

2,8%), tablet 19-20 (-1,4%,) tablet 21-25 (0%). Jadi tablet ini baik

karena tidak menyimpang dari syarat yang telah ditetapkan. Pengujian

dari kerenyahan tablet yakni 0,026%. Sehingga tablet tersebut baik

karena masih dalam syarat dari kerenyahan yakni 0,8%. Setelah itu

dilakukan uji kekerasan dan diameter dari tablet yaitu tablet 1

diameter 0,11 mm dengan kekerasan 110 N. tablet 2 diameter 0,139

mm dengan kekerasan 130 N. tablet 3 diameter 0,141 mm dengan

kekerasan 130 N. tablet 4 diameter 0,138 mm dengan kekerasan 129,8

N. dan tablet 5 diameter 0,113 mm dengan kekerasan 127 N.

2. Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa piroxicam

sublingual tablet memenuhi syarat.

V.2 Saran

Saran untuk laboratorium, diharapkan agar mahasiswa dapat menjalankan alat sendiri. Agar lebih paham bagaimana cara kerja atau jalannya alat.

Page 20: BAB_I piroxicam

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 1994. Farmasetika Dasar. Gadjah Mada University Press

Ansel, C. Howard. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI - Press

Dirjen, POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Depkes RI

Dirjen, POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Depkes RI

Effionora, A. 2012. Eksipien Dalam Sediaan Farmasi. Jakarta: PT. Dian Rakyat

Ganiswarna, Sulistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: UI – Press

Lachman, L, Lieberman. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi III. Jakarta: UI - Press

Syamsuni, H. A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta: EGC

Tjan, Hok. 2010. Obat-obat Penting. Jakarta: PT. Alex Media Computindo

Rowe, R. 2004. Handbook Of Pharmaceutical Excipient 6th edition. Washington: Pharmaceutical Press

Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: GMU Press

Page 21: BAB_I piroxicam

LAMPIRAN

1. Skema Kerja2. Foto-foto

Page 22: BAB_I piroxicam

3. Etiket

ROIALXICAM®

Komposisi :Tiap tablet 100 mg mengandung 10 mg piroxicam

Indikasi :Terapi simpatomik rematoid arthritis, osteathritis, antikilosing spondilitis, gangguan maskoskelet akut dan gout akut.

Kontaindikasi :Penderita yang hiper sensitif terhadap piroxicam dan yang mengalami uritkaria, angioderma, bronkospasme, rintis berat dan syok akibat anti inflamasi.

Efek samping :Keluhan grastrantestinal, misalnya anareksia, nyeri perut konstipasi, diare, flatulen, mula muntah, perforasi, tukak lambung dan duodenum.

Peringatan dan perhatian :Tidak dianjurkan pemberian pada wanita hamil dan menyusui. Hati-hati pemberian pada gangguan pencernaan, jantung, hipertensi, dan keadaan predesposisi retensi air, ginjal dan hati.

Aturan pakai :Dosis untuk untuk umur 6 tahun 1 x 1 sehari. Dosis untuk 20 tahun (dewasa) 2 x 1 sehari.

Penyimpanan :Simpan ditempat sejuk da terhindar dari cahaya matahri.

Kemasan :Isi 1 botol @ 100 tablet

No. Reg : DBL 14 374 002 12 A2No. Batch : E4 374 002

Diproduksi oleh PT. CITO FARMAGorontalo, Indonesia

Page 23: BAB_I piroxicam

4. Brosur

ROIALXICAM®

Komposisi :Tiap tablet 100 mg mengandung 10 mg piroxicam

Indikasi :Terapi simpatomik rematoid arthritis, osteathritis, antikilosing spondilitis, gangguan maskoskelet akut dan gout akut.

Farmakologi :NSAID cepat diserap setelah konsumsi oral, dan konsentrasi plasma puncak biasanya ditempuh dalam waktu 2-3 jam. Semua NSAID COX-2 selektif diserap dengan baik. Kebanyakan NSAID secara luas terikat pada protein plasma (95% - 99%) biasanya albumin. Plasma t-½ bervariasi antara NSAID misalnya piroxicam memiliki t-½ dari 50 jam. Pada kondisi mapan yang dapat mengikat menjadi 75 jam pada orang tua.

Kontaindikasi :Penderita yang hiper sensitif terhadap piroxicam dan yang mengalami uritkaria, angioderma, bronkospasme, rintis berat dan syok akibat anti inflamasi.

Efek samping :Keluhan grastrantestinal, misalnya anareksia, nyeri perut konstipasi, diare, flatulen, mula muntah, perforasi, tukak lambung dan duodenum.

Peringatan dan perhatian :Tidak dianjurkan pemberian pada wanita hamil dan menyusui. Hati-hati pemberian pada gangguan pencernaan, jantung, hipertensi, dan keadaan predesposisi retensi air, ginjal dan hati.

Aturan pakai :Dosis untuk untuk umur 6 tahun 1 x 1 sehari. Dosis untuk 20 tahun (dewasa) 2 x 1 sehari.

Penyimpanan :Simpan ditempat sejuk da terhindar dari cahaya matahri.

Kemasan :Isi 1 botol @ 100 tablet

No. Reg : DBL 14 374 002 12 A2No. Batch : E4 374 002

PT. CITO FARMAGorontalo, Indonesia