babi dan penyakit

Upload: astri-amino

Post on 12-Jul-2015

325 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BABI DAN PENYAKIT

Program of Study Nutrition Science Diponegoro University

University Level-Instructor : Fitriyono Ayustaningwarno, S.TP., M.Si.

ASTRI PRATIWI 22030111120002

BABI DAN PENYAKIT

Babi adalah sejenis hewan ungulata yang bermancung panjang dan berhidung leper. Babi merupakan hewan yang berasal dari Eurasia. Orang Arab biasa menyebutnya khinzir, sedangkan orang Jawa biasa menyebutnya celeng, meski terkadang keduanya sering dibedakan berdasarkan tempat hidupnya. Babi biasa diternak dan celeng hidup liar di hutan. Babi termasuk dalam kelompok hewan omnivora yang berarti hewan yang mengkonsumsi segala makanan, baik daging maupun tumbuhtumbuhan. Selain itu, babi adalah salah satu mamalia yang paling pintar, dan dilaporkan lebih pintar dan mudah dipelihara dibandingkan dengan anjing dan kucing.[1]

Tabel. Klasifikasi ilmiah babi : Klasifikasi Ilmiah Kingdom Filum Kelas Ordo Familia Genus Spesies Animalia Chordata Mamalia Artiodacytla Suidea Sus Sus barbatus, Sus bucculentus, Sus cebifrons, Sus celebenis, Sus domesticus, Sus heureni, Sus philippenis, Sul savanius, Sus scrofa, Sus timoriensis, dan Sus verrucosus.

Dalam Al-Quran, sebagai hewan, babi hukumnya najis jika disentuh dan haram dimakan oleh umat Islam. Babi juga diharamkan untuk dikonsumsi oleh agama Yahudi dan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di kalangan Kristen.

Ciri Psikologis Babi Babi sangat suka berada pada tempat yang kotor, tidak suka berada di tempat yang bersih dan kering. Babi akan memakan kotoran apa pun di depannya, baik kotoran manusia, hewan, maupun tumbuhan, bahkan babi juga memakan kotorannya sendiri, hingga tidak ada lagi yang bisa dimakan di hadapannya. Kadang ia mengencingi kotorannya dan memakan kembali jika berada di hadapannya. Ia juga sangat suka memakan sampah busuk. Babi adalah hewan mamalia satu-satunya yang memakan tanah dalam jumlah besar dan dalam waktu lama jika dibiarkan.[2] Babi merupakan hewan pemalas dan tidak suka bekerja (mencari pakan), tidak tahan terhadap sinar matahari, tidak gesit, tapi makannya rakus (lebih suka makan dan tidur), bahkan paling rakus di antara hewan jinak lainnya. Tingkat kerakusan babi dibandingkan dengan hewan lain termasuk tinggi. Jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, maka ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi, untuk memuaskan kerakusannya. Ia bahkan memakan semua yang bisa dimakan. [2] Jika bertambah umur (semakin tua), jadi makin malas dan lemah (tidak berhasrat menerkam dan membela diri). Suka dengan sejenis dan tidak pencemburu.[3]

Ciri Fisik, Anatomi, Fisiologis Babi dan Dagingnya Babi memiliki back fat (lemak punggung) yang lumayan tebal. Sifat lemak punggung babi adalah mudah mengalami oxidative rancidity sehingga secara struktur kimia sudah tidak layak dikonsumsi. Konsumen babi sering memilih daging babi yg lemak punggungnya tipis, karena semakin tipis lemak punggungnya, dianggap semakin baik kualitasnya.[4] Kantong urine (air seni) babi sering bocor sehingga urine babi akan selalu merembes ke dagingnya. Tidak mengherankan jika kemudian kita dapat mencium aroma pesing khas air seni di daging babi. [3] Daging babi berwarna pucat hingga merah muda, berserat halus, konsistensi padat, lebih kenyak dan lembek, mudah direnggangkan, cenderung berair, baunya spesifik (amis), lemaknya tebal, basak, dan sulit dipisah dari dagingnya. Pada umur tua, daging babi berwarna lebih tua, sedikit lemak dan serabut kasar. Lemaknya jauh lebih lembek dibanding lemak sapi atau kambing.[4]

Tabel 1. Persentase kandungan lemak beberapa jenis daging[5] : Jenis Daging Babi Sapi Domba Gemuk 91 35 56 Sedang 60 20 29 Kurus 29 6 14

Karena kandungan lemaknya yang tinggi, daging babi adalah daging yang paling sulit untuk dicerna. Jika dibiarkan berada di udara terbuka maka daging yang pertama kali busuk adalah daging babi, diikuti daging domba dan yang terakhir adalah daging sapi. Dan jika daging-daging tersebut dimasak, maka yang paling lambat proses pemasakannya adalah daging babi.[6] Kadar asam urat (uric acid) yang terdapat di daging babi sangat tinggi. Asam urat (C5H4N4O3) adalah salah satu komponen yang terbentuk saat tubuh memecah nukleotida purin. Tingginya kadar asam urat di dalam darah (> 8mg/dL) dapat menyebabkan penyakit gout atau pirai atau peradangan sendi kronis. Tingginya kadar asam urat di dalam daging babi dikarenakan tubuh babi memiliki mekanisme ekskresi atau pemecahan asam urat yang berbeda. Berbanding terbalik dengan mekanisme ekskresi atau pemecahan asam urat pada manusia. Pada babi, 98% asam urat tertahan di tubuhnya, hanya 2 % saja yang disekresikan.

Sedangkan pada manusia, 98%nya dikeluarkan lewat urine, sisanya disimpan atau dipecah lewat sistem metabolisme tubuh.

Parasit dalam Babi Pada dasarnya, babi adalah hewan yang sangat kotor karena memiliki kebiasaan yaitu memakan segala sesuatu yang diberikan padanya mulai dari bangkai, kotorannya sendiri sampai kotoran manusia. Secara psikis babi memiliki tabiat yang malas, tidak menyukai matahari, sangat suka makan dan tidur, memiliki sifat tamak, dan tidak memiliki kehendak dan daya juang, bahkan untuk membela diri sekalipun. Secara fisik babi banyak menyimpan bibit penyakit. Babi dianggap hewan yang sama sekali tidak layak dikonsumsi. Daging babi mengandung benih-benih cacing pita dan cacing Trachenea lolipia. Cacing-cacing ini akan berpindah kepada manusia yang mengkonsumsi daging babi

tersebut. Patut dicatat, hingga saat ini, generasi babi belum terbebaskan dari cacingcacing ini.[9] Memakan daging babi yang terjangkiti cacing babi tidak hanya berbahaya, tetapi juga dapat menyebabkan peningkatan kandungan kolestrol dan memperlambat proses penguraian protein dalam tubuh. Hal itu kemungkinan mengakibatkan terserangnya beberapa penyakit, seperti kanker usus, iritasi kulit, eksim, dan rematik. [10] Babi juga membawa beberapa parasit-parasit, kuman, bakteri dan virus. Parasit tersebut antara lain sebagai berikut :[11] 1. Cacing Taenia sollum[11] Parasit berupa larva yang berbentuk gelembung pada daging babi atau berbentuk butiran-butiran telur pada usus babi. Jika seseorang memakan daging babi tanpa dimasak dengan baik, maka dinding-dinding gelembung ini akan dicerna oleh perut manusia. Peristiwa ini akan menghalangi perkembangan tubuh dan akan membentuk cacing pita yang panjangnya bisa mencapai lebih dari 3 meter. Cacing ini akan melekat pada dinding usus dengan cara menempelkan kepalanya lalu menyerap unsur-unsur makanan yang ada di lambung. Hal itu disebabkan seseorang kekurangan darah dan gangguan pencernaan karena cacing ini bisa mengeluarkan racun. Apabila pada diri seseorang, khususnya anaka-anak, telah diketahui terdapat cacing ini di lambungnya maka dia akan mengalami histeria atau perasaan cemas. Terkadang larva yang ada dalam usus manusia ini akan memasuki saluran peredaran darah dan terus menyebar ke seluruh tubuh, termasuk otak, hati, saraf tulang belakang, dan paru-paru. Dalam kondisi ini dapat menyebabkan penyakit yang mematikan. 2. Cacing Trichinia spiralis[11] Cacing ini ada pada babi dalam bentuk gelembung-gelembung lembut. Jika seseorang mengkonsumsi daging babi tanpa dimasak dengan babi tanpa dimasak dengan baik, maka gelembung-gelembung yang mengandung larva cacing ini, dapat tinggal di otot dan daging manusia, sekat antara paru-paru dan jantung, dan di daerah-daerah lain di tubuh. Penyerangan cacing ini pada otot dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan menyebabkan gerakan lambat,

ditambah lagis sulit melakukan aktivitas. Sedang keberadaannyadi sekat tersebut akan mempersempit pernapasan, yang bisa berakhir dengan kematian. 3. Cacing Schistosomoa japonicus[11] Jenis cacing ini lebih berbahaya daripada Schistosoma yang dikenal di Mesir. Babi adalah satu-satunya binatang yang mengandung cacing ini. Cacing ini dapat menyerang manusia apabila mereka menyentuh atau mencuci tangan dengan air yang mengandung larva cacing yang berasal dari kotoran babi. Cacing ini dapat menyelinap ke dalam darah, paru-paru, dan hati. Cacing ini berkembang dengan sangat cepat, dalam sehari bisa mencapai lebih dari 20.000 telur, serta dapat membakar kulit, lambung, dan hati. Terkadang juga menyerang bagian otak dan saraf tulang belakang yang berakibat pada kelumpuhan dan kematian. 4. Fasciolpesis buski[11] Parasit ini hidup di usus halus babi dalam waktu yang lama. Ketika terjadi percampuran antara usus dan tinja, parasit ini akan berada dalam bentuk tertentu yang bersifat cair yang bisa memindahkan penyakit pada manusia. Kebanyakan jenis parasit ini terdapat di daerah China dan Asia Timur. Parasit ini bisa menyebabkan gangguan pencernaan, diare, dan pembengkakan di sekujur tubuh serta bisa menyebabkan kematian. 5. Cacing Ascaris[11] Panjang cacing ini sekitar 25 cm. Cacing ini bisa menyebabkan radang paru-paru, tenggorokan, dan penyumbatan lambung. Cacing ini tidak bisa dibasmi di dalam tubuh, kecuali dengan cara operasi. 6. Cacing Anklestoma[11] Larva cacing ini masuk ke dalam tubuh dengan cara membakar kulit ketika seorang berjalan, mandi, atau minum air yang tercemar. Cacing ini bisa menyebabkan diare dan pendarahan di tinja, yang bisa menyebabkan kekurangan darah, kekurangan protein dalam tubuh, pembengkakan tubuh, dan

menyebabkan seorang anak mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan fisik dan mental, lemah jantung, dan akhirnya bisa menyebabkan kematian. 7. Calornorchis sinensis[11] Cacing ini masuk dan tinggal di dalam air empedu hati babi, yang merupakan sumber utama penularan penyakit pada manusia. Cacing ini terdapat di China dan Asia Timur, karena orang-orang di sana biasa memelihara dan mengkonsumsi daging babi. Virus ini menyebabkan pembengkakan hati manusia dan penyakit kuning yang disertai dengan diare yang parah, tubuh menajdi kurus dan berakhir dengan kematian. 8. Cacing Paragonimus[11] Cacing ini hidup di paru-paru babi. Cacing ini tersebar luar di China dan Asia Tenggara. Cacing ini menyebabkan radang paru-paru. Sampai sekarang belum ditemukan cara membunuh cacing di dalam paru-paru. Tapi yang jelas cacing ini tidak terdapat, kecuali di tempat babi hidup. Parasit ini bisa menyebabkan pendarahan paru-paru kronis, dimana penderita akan merasa sakit, ludah berwarna cokelat seperti karat, karena terjadi pendarahan pada kedua paruparu. 9. Swine erysipelas[11] Parasit ini terdapat di kulit babi. Parasit ini selalu siap pembakaran pada kulit manusia yang mencoba mendekati atau berinteraksi dengannya. Parasit ini bisa menyebabkan radang kulit manusia yang memperlihatkan warna merah dan suhu tubuh tinggi.

Kuman atau Bakteri dalam Babi Kuman-kuman yang terdapat tubuh babi dan dapat menimbulkan pelbagai macam penyakit[11], antara lain :

1. TBC Penyakit ini mungkin berasal dari babi yang dagingnya dimakan oleh manusia tanpa dimasak dengan baik. Bisa juga terjadi hanya dengan menyentuhnya.

2. Cacar (Small Pox) Virus ini pindah dari babi ke tubuh manusia dengan cara persentuhan atau memakan daging yang terkena penyakit ini.

3. Gatal-Gatal (Scabies) Penyakit ini bisa mengenai manusia dengan cara menyentuh kulit babi.

4. Kuman Rusiformas Yaitu kuman yang bisa melakukan pembusukan pada kedua kaki dan sulit untuk disembuhkan.

5. Salmonella Choler Suis Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negative berbentuk tongkat yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi.

6. Blantidium Coli Babi dianggap sebagai hewan utama yang menjadi tempat tumbuh suburnya parasit ini, yang menyebabkan disentri parah pada seseorang.

7. Mikroba Brocellosis Kotoran babi dianggap sebagai sumber utama munculnya mikroba ini. Penyakit yang ditimbulkan oleh mikroba ini sangat menular yang dapat

menimbulkan penyakit di daerah sekitarnya, serta bisa menyebabkan demam malta fever pada manusia.

8. Mikroba Toxoplasma Gondi Mikroba ini banyak sekali terdapat di tempat-tempat pemeliharaan babi. Penyakit ini menyerang manusia melalui makanan yang tercemar oleh kotoran babi atau menghirup udara atau debu yang mengandung gelembung-gelembung mikroba ini. Mikroba ini bisa masuk pada getah bening, limpa dan hati. Hal itu menyebabkan demam yang panjang dan menurunnya imunitas tubuh, radang otot dan jantung. Serta bisa menyebabkan gangguan pernafasan, karena mikroba ini juga menyerang paru. Mikroba ini juga dapat menyerang mata berupa peradangan parah pada daerah mata, yang akhirnya bisa menyebabkan kebutaan. Mikroba ini pun bisa menyerang sel-sel telinga bagian dalam yang bisa menyebabkan ketulian. Terkadang menyerang wanita hamil, yang karenanya janin yang lahir akan meninggal beberapa hari atau beberapa minggu setelah kelahiran. Atau bisa juga, bayi akan lahir dalam keadaan cacat.

Virus yang Ada dalam Babi Penelitian ilmiah modern di dua negara Timur dan Barat, yaitu Cina dan Swedia. Cina (mayoritas penduduknya penyembah berhala) dan Swedia (mayoritas

penduduknya sekuler) menyatakan, Daging babi merupakan penyebab utama kanker anus dan kolon. Persentase penderita penyakit ini di negara-negara yang penduduknya memakan babi, meningkat secara drastis, terutama di negara-negara Eropa, dan Amerika, serta di negara-negara Asia (seperti Cina dan India). Sementara di negaranegara Islam, persentasenya amat rendah, sekitar 1/1000. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan pada 1986, dalam Konferensi Tahunan Sedunia tentang Penyakit Alat Pencernaan, yang diadakan di Sao Paulo. Babi banyak mengandung parasit, bakteri, bahkan virus yang berbahaya, sehingga dikatakan sebagai Reservoir Penyakit. Pemerintah Amerika serikat juga pernah merilis bahaya mengkonsumsi babi.[14]

Yoshihiro Kawaoka et al[12] menyebutkan bahwa kerongkongan babi memiliki sel-sel tertentu yang mampu mengubah berbagai kuman menjadi virus berbahaya yang mengancam jiwa manusia. Kantor berita seperti BBC pun pernah mengulas secara luas peran babi yang menjadi pemicu virus-virus ganas dalam sejarah kesehatan dunia. Profesor Robin Weiss dari Institut Kajian Kanker London menemukan, bahwa daging babi memiliki banyak virus yang tak bisa dipisahkan atau dimatikan dari dagingnya karena virus-virus tersebut dibawa babi dalam DNA-nya. Lewat kajian yang dilakukannya, akhirnya Robin Weiss berhasil membuat pemerintah Inggris mengeluarkan larangan transplantasi organ babi pada manusia.[13] Berbagai virus yang ada di dunia menemukan tempat inkubasi yang sangat strategi dalam hewan seperti babi. Kemudian bermutasi menjadi virus-virus ganas yang menjangkiti para pemakan babi. Selanjutnya, para pemakan babi akan menularkan virus-virus tersebut kepada orang-orang yang bahkan menyentuh babi pun tak pernah. Inilah kesimpulan yang dihasilkan oleh para ilmuwan yang mempelajari kasus flu burung yang menghebohkan dunia belum lama ini. [32] Dalam tubuh babi-lah aneka virus tersebut bertemu dan bermutasi hingga akhirnya mengeluarkan virus baru yang mengandung material pendukungnya dengan sifat yang baru pula, ujar peneliti dari Pusat Penyakit Tropis, CA Nidom. Babi menyebabkan virus Avian Influenza menjadi ganas. Virus normal Avian Influenaza (Strain H1N1 dan H2N1) tidak akan menular secara langsung ke manusia. Virus Avian Influenza akan mati dengan pemanasan 60 0C atau pemasakan sampai mendidih. Namun, bila ada babi, maka dalam tubuh babi, Virus Avian Influenza dapat melakukan mutasi dan tingkat virulensinya bisa naik hingga menjadi H5N1. Virus Avian Influenza Strain H5N1 dapat menular ke manusia. Virus H5N1 ini pada Tahun 1968 menyerang Hongkong dan membunuh 700.000 orang (diberi nama Flu Hongkong). [32]

Penyakit Akibat Mengkonsumsi Daging Babi DR. Murad Hoffman, Daniel S. Shapiro, MD., seorang Pengarah Clinical Microbiology Laboratories, Boston Medical Center, Massachusetts, dan juga merupakan asisten Profesor di Pathology and Laboratory Medicine, Boston University

School of Medicine, Massachusetts, Amerika Serikat menyatakan terdapat lebih dari 25 penyakit yang bisa dijangkiti dari babi. Di antaranya[15] : 1. Anthrax, Anthrax adalah suatu penyakit pada hewan menyusui dan manusia, yang disebabkan oleh spora bakteri yang Bacillusanthracis. Anthrax hampir menyebar di seluruh dunia dan bersifat penyakit zoonosis, yang berarti bisa ditularkan dari hewan kepada manusia. Hewan yang menjadi inang penyakit ini antara lain sapi, domba, kambing, kuda, dan babi. 2. Ascariasis suum, Sumber penularan Ascariasis suum adalah ternak babi. Telur cacing penyebab ascariasis dikeluarkan oleh babi kemudian mencemari tanah, air sumur, sayur, atau buah. Pada manusia, cacing dewasa dapat ditemukan keluar dari anus, mulut, atau lubang hidung. Pada beberapa kasus ditemukan gangguan abdomen dan diare. Selain itu, infestasi cacing yang berat dapat menimbulkan nausea, muntah, nyeri abdominal, obstruksi usus, perforasi usus, atau apendistis.[34] 3. Botulism Botulisme adalah suatu keadaan yang jarang terjadi dan bisa berakibat fatal, yang disebabkan oleh keracunan toksin (racun) yang diproduksi oleh Clostridium botulinum. Bakteri Clostridium botulinum memiliki bentuk spora. Spora ini dapat bertahan dalam keadaan dorman (tidur) selama beberapa tahun dan tahan tehadap kerusakan. Jika lingkungan di sekitarnya lembab, terdapat cukup makanan dan tidak ada oksigen, spora akan mulai tumbuh dan menghasilkan toksin. Beberapa toksin yang dihasilkan Clostridium botulinum memiliki kadar protein yang tinggi, yang tahan terhadap pengrusakan oleh enzim pelindung usus. Sayuran, ikan, buah, rempah-rempah, daging, produki susu, daging babi, dan unggas merupakan sumber penyakit ini. 4. Brucella suis Brucella suis adalah bakteri yang menyerang babi dan sapi. Brucellosis adalah penyakit ternak menular yang secara primer menyerang sapi, kambing, babi dan sekunder berbagai jenis ternak lainnya serta manusia.

Brucellosis merupakan penyakit beresiko sangat tinggi, oleh karena itu alat-alat yang telah tercemar bakteri brucella sebaiknya tak bersentuhan langsung dengan manusia. Sebab penyakit ini dapat menular dari ternak ke manusia dan sulit diobati, sehingga brucellosis merupakan zoonosis yang penting. Tetapi manusia dapat mengkonsumsi daging dari ternak-ternak yang tertular sebab tidak berbahaya apabila tindakan sanitasi minimum dipatuhi dan dagingnya dimasak. Demikian pula dengan air susu dapat pula dikonsumsi tetapi harus dimasak atau dipasteurisasi terlebih dahulu. 5. Cryptosporidiosis, 6. Entamoeba polecki, 7. Erysipelothrix shusiopathiae, 8. Flavobacterium group IIb-like bacteria, 9. Influenza, Salah satu penyakit yang disebabkan oleh babi yang terjadi beberapa waktu lalu adala Flu Babi (Swine Flu). Flu babi adalah influenza yang disebabkan oleh berbagai tipe virus influenza yang endemis pada babi. Strain endemik pada babi tersebut disebut swine influenza virus (SIV). Dari tiga genus Orthomyxoviridae yang endemik pada manusia, dua diantaranya juga endemik pada babi, Influenzavirus A (umum terjadi) atau influenzavirus C (jarang terjadi). Influenzavirus B tidak pernah dilaporkan pada babi. Pada influenzavirus A dan influenzavirus C, strain endemik pada babi dan manusia sangat berbeda.[32] Gejala klinis penyakit saluran pernapasan akut pada babi disebabkan oleh virus influenza tipe A. Gejala klinis penyakit ini terlihat secara mendadak, yaitu berupa batuk, demam, dan sangat lemah. Penyakit ini dengan sangat cepat menyebar ke dalam kelompok ternak dalam waktu 1 minggu. Umumnya penyakit ini dapat sembuh dengan cepat kecuali bila terjadi komplikasi dengan bronchopneumonia dan akan berakibat pada kematian.[33] Seseorang yang bekerja dengan unggas dan babi, khususnya orang-orang dengan paparan yang intensif, memiliki resiko infeksi influenza dari hewan tersebut jika hewan tersebut membawa strain yang juga dapat menginfeksi manusia. SIV dapat bermutasi menjadi bentuk yang dapat menularkan dari

manusia ke manusia.[30] Strain yang bertanggung jawab pada wabah flu babi 2009 dipercaya telah terjadi mutasi. Pada manusia, gejala flu babi secara umum sama dengan influenza dan penyakit mirip flu. Pada banyak kasus, strain yang menyebabkan wabah flu babi 2009 hanya menyebabkan gejala ringan. Tubuh orang-orang yang sembuh dari infeksi virus H1N1 atau pandemi flu babi bisa menghasilkan super imunitas yang dapat melawan berbagai jenis virus flu. Dengan mengalahkan serangan virus H1N1, tubuh membentuk antibodi yang mampu mengatasi segala macam penyakit flu.[31] Dokter Patrick Wilson[31] mengungkapkan flu babi yang mencapai level pandemi dan menginfeksi sekitar 60 juta orang tahun lalu, telah memberikan kesempatan unik bagi para peneliti. Ia berharap dengan penelitian ini para peneliti dapat menemukan sebuah vaksin yang dapat mengatasi semua jenis flu. Dari enam pasien flu babi yang diteliti, mereka menemukan bahwa infeksi tersebut telah memicu produksi sejumlah besar antibodi di dalam tubuh. Lima antibodi yang berhasil diisolasi oleh tim peneliti terbukti dapat melawan berbagai jenis flu musiman, flu spanyol yang membunuh 50 juta orang pada 1918 silam dan berpotensi mampu mengatasi flu burung yang mematikan.[31] 10. Leptospirosis, Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp. yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis). Infeksi dalam bentuk sub akut tidak begitu memperlihatkan gejala klinis, sedangkan pada infeksi akut ditandai dengan gejala sepsis, radang ginjal interstisial, anemia hemolitik, radang hati dan keguguran. [36]. Leptospirosis pada hewan biasanya subklinis gejala klinis penyakit[37] [37] [37]

. Dalam keadaan ini, penderita tidak menunjukkan

. Leptospira bertahan dalam waktu yang lama di dalam

ginjal hewan sehingga bakteri akan banyak dikeluarkan hewan lewat air kencingnya . Leptospirosis pada hewan dapat terjadi berbulan-bulan sedangkan pada manusia hanya bertahan selama 60 hari[37]. Manusia merupakan induk semang terakhir sehingga penularan antar manusia jarang terjadi. [37]. 11. Pasteurella aerogenes, 12. Pasteurella multocida,

13. Pigbel, 14. Rabies, Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies.[41]

Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat[41]

ditularkan dari hewan ke manusia.

Virus rabies ditularkan ke manusia melalu

gigitan hewan misalnya oleh anjing, kucing, kera, rakun, babi, dan kelelawar. [41] Rabies disebut juga penyakit anjing gila. [42] 15. Salmonella cholerae-suis, 16. Salmonellosis 17. Sarcosporidiosis 18. Scabies (kudis). 19. Streptococcus dysgalactiae (group L), 20. Streptococcus milleri, 21. Streptococcus suis type 2 (group R), 22. Swine vesicular disease, 23. Taenia solium, 24. Trichinella spiralis, Trichinella spiralis atau disebut juga cacing otot adalah hewan dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Nematoda. Cacing ini menyebabkan penyakit trichinosis pada manusia, babi, atau tikus. Parasit masuk ke tubuh manusia melalui daging babi yang dimasak kurang matang. Di dalam usus manusia, larva berkembang menjadi cacing muda. Cacing muda bergerak ke otot melalui pembuluh limfa atau darah dan selanjutnya menjadi cacing dewasa. Untuk mencegah terinfeksi oleh cacing ini, daging harus dimasak sampai matang untuk mematikan cacing muda.[38] 25. Yersinia enterocolitica, Yersinia enterocolitica adalah spesies bakteri gram-negatif, tidak menghasilkan spora, fakultatif anaeobik, yang termasuk ke dalam golongan Enterobacteriacea.[39] Pada suhu 20-25 C, bakteri ini dapat bergerak (motil), namun pada suhu 37 C tidak terjadi pergerakan.[40] Sebagian galur (strain) dari bakteri ini merupakan patogen penyebab penyakit yang penyebarannya terjadi melalui makanan, seperti daging babi dan

susu.[39]

Infeksi

Y.

enterocolitica

pada

sistem

gastrointestinal

dapat

menyebabkan enterokolitis, limfadenitis, serta gastroenteritis. Gejala yang timbul akibat infeksi Y. enterocolitica adalah diare yang diikuti demam, muntah, dan sakit perut (abdominal).[40] 26. Yersinia pseudotuberculosis.

Efek Negatif Mengkonsumsi Daging Babi Selain menimbulkan berbagai macam penyakit, babi juga memberikan efek negatif dari segi akhlak. Bagi umat Islam, salah satu hikmah diharamkannya babi adalah untuk menjauhkan manusia dari sifat tamak dan untuk melepaskan diri dari kebiasaan yang tidak baik. Pemakan daging babi atau bagian tubuh lainnya akan terpengaruh karakter hewan yang dimakannya, sedangkan babi adalah hewan yang memiliki karakter yang sangat buruk. Selain itu memakan daging babi akan memepengaruhi sifat kesucian dan kemulian orang karena babi merupakan hewan yang kotor (suka memakan kotoran).[16] Babi juga mengandung lemak jenuh yang sangat tinggi. Selain itu babi juga tinggi natrium, sehingga daging babi tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh orang yang mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi). Karena struktur DNA babi mirip dengan struktur DNA manusia, dapat dikatakan bila kita memakan daging babi sama halnya dengan kita memakan daging manusia (kanibal).

Keharaman Daging Babi (Bagi Umat Islam) Jenis hewan yang diharamkan secara tegas oleh nash Al-Quran dalam surat alBaqarah ayat 173[25], al-Anaam ayat 145 [26], an-Nahl ayat 115[27], dan al-Maidah ayat 3[28] adalah babi. Dengan demikin para ulama sepakat bahwa babi mutlak haram secara keseluruhan. Ibnu Hazm[17] menyebutkan bahwa para ulama sepakat bahwa babi, baik jantan maupun betina, kecil maupun besar, hukumnya haram. Haram dagingnya, syarafnya, otaknya, tulang rawannya, otaknya, isi perut (usus), kulitnya dan anggota tubuhnya yang lain. Maka tidak diperkenankan bagi umat Islam makan sebagian dari salah satu

bagian tubuh babi, baik yang berupa daging, kulit, lemak, dan anggota tubuh lainnya.[1822]

Kemiripan DNA Antara Babi dengan Manusia Xenotransplantation adalah transplantasi sel hidup, jaringan atau organ tubuh salah satu spesies ke spesies lain, contohnya organ tubuh babi ditransplantasikan ke organ manusia yang mengalami kerusakan. Babi merupakan kandidat donor organ, sel, dan jaringan nomor satu dengan alasan jumlahnya yang banyak dan mudah berkembang biak.[7] Walaupun sampai saat ini terdapat kontroversi mengenai metode transplantasi ini, yang terkait dengan isu keagamaan dan medis, namun permintaan pasar sangat besar membuat popularitas metode ini menjadi terkenal. Isu agama terkait dengan syariat Islam yang melarang pemanfaatan babi dan turunan-turunannya dalam hal apapun. Isu medis terkait dengan resiko infeksi yang dihapai oleh resipien akibat terapi immunosuppression yang menyebabkan resipien mudah diserang virus dan penyebab infeksi lain. Selain itu, resiko infeksi tinggi juga dapat berasal dari organ hewan yang kemungkinan menyimpan mikroorganisme patogen, dalam kasus babi adalah PERV (Porcine Endogenous Retro Virus).[8] Dari hasil penelitian para scientist, terindikasi bahwa kesuksesan transplantasi ditentukan oleh kedekatan genetik antara spesies pendonor dan penerima. Selama ini, xenotransplantation dari babi ke manusia telah sukses dilakukan. Hal ini berarti memang susunan DNA babi dan manusia tidak jauh berbeda. [7] Beberapa bagian dari babi yang pernah dan atau masih menyumbangkan perannya dalam industri farmasi adalah sebagai berikut[44] : 1. Kelenjar adrenal Kelenjar ini terdapat pada ginjal. Kelenjar ini dapat menghasilkan hormon yang disebut sebagai steroid dan epinephrine. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal babi pernah merupakan sumber penting yang digunakan untuk mengatasi beberapa penyakit yang disebabkan oleh yang

ketidakseimbangan tubuh. Namun sekarang hormon-hormon tersebut sudah banyak diproduksi secara sintetis.

2. Kelenjar pankreas Salah satu hormon yang dihasilkan oleh organ ini adalah insulin. Insulin sangat berhubungan dengan penderita diabetes. Insulin berfungsi untuk mengatur metabolisme gula dalam tubuh. Salah satu sumber insulin yang sudah tidak asing lagi digunakan dalam dunia kedokteran adalah insulin babi. Untuk menghasilkan 1 pound insulin didapatkan dari 60 ribu ekor babi serta diperkirakan mampu mengobati pasien diabetes sebanyak 750-1.000 orang selama setahun . Jika produksi babi pertahun sebanyak 85 juta maka insulin yang mampu dihasilkan selama setahun adalah 1.400 pound. Jumlah tersebut dapat mengobati pasien sebanyak 1, 050 juta 1,4 juta pertahunnya. Jumlah yang cukup spektakuler. Saat ini ada alternatif lain pengganti insulin seperti humulin yang walaupun lebih sedikit mahal, ternyata cukup diminati oleh pasien untuk mengganti hormon insulin babi.

3. Lambung Lapisan dalam lambung mengandung protein dan enzim. Bagian ini secara komersial digunakan untuk memproduksi sejenis bahan untuk membantu pencernaan (digestive aids) dan antacid.

4. Usus halus Heparin adalah bahan yang ditemukan secara ekslusif pada dinding dalam usus halus (babi). Heparin diklasifikasikan sebagai produk

pharmaceutical yang esensial.

5. Jantung Jantung babi digunakan untuk keperluan transplantasi untuk mengganti katup jantung yang sudah tidak berfungsi lagi. Katup jantung babi yang digunakan pada manusia, ternyata sangat minimal mengalami penolakan pada tubuh manusia. Hal ini menunjukkan bahwa banyak kemiripan system vital yang terjadi pada manusia dan babi.

6. Kulit Kulit dalam bentuk gelatin digunakan dalam industri pembuatan kapsul. Selain itu kolagen yang merupakan bagian dari kulit digunakan untuk menstimulasi pembekuan darah selama operasi. 7. Darah Fibrin darah yang diekstraks dari darah babi digunakan untuk membuat asam amino yang menjadi bagian dari cairan infus yang ditujukan untuk memberikan nutrisi bagi pasien yang mengalami beberapa operasi tertentu. Darah babi juga dipergunakan untuk keperluan media microbial dan kultur sel.

Peringatan Bagi Kita Seperti yang telah diuraikan penulis sebelumnya, babi banyak mengandung parasit, mikroba, bakteri, dan virus di dalam tubuh. Babi tidak hanya menjadi inang (rumah) bagi parasit-parasit tersebut, tapi sejak lahir babi juga sudah mengandung berbagai macam virus. Bahkan, virus yang terdapat di dalam tubuh babi, dapat menyebabkan virus avian influenza menjadi lebih ganas. Banyak orang mengatakan bahwa babi saat ini sudah higenis dari parasitparasit tersebut. Mereka mengatakan bahwa saat ini sistem peternakan babi sudah modern sehingga babi tidak memakan kotorannya sendiri lagi karena sudah disediakan cukup makanan dan kandang babi yang sangat bersih menyebabkan persentase terkontaminasi babi dari parasit-parasit tersebut sangat kecil. Namun, terlepas dari hal tersebut, secara psikologis babi memiliki sifat yang sangat buruk, bahkan terburuk diantara semua hewan yang ada di bumi ini. Disini penulis menyarankan kepada para pembaca agar tidak mengkonsumsi daging babi karena daging babi banyak sekali efek negatifnya baik dari segi kesehatan maupun segi psikologis.

Referensi1. Yoga Permana Wijaya. Fakta Ilmiah Tentang Keharaman Babi. Jawa Barat ; 2009. Aviable from : http://duniadownload.com/ebook-gratis-agama-

religi/ebook-fakta-ilmiah-tentang-keharaman-babi.html 2. Kumari, drh. Waspada Flu Babi. Yogyakarta : Ayyana ; 2009. Chapter 1, 1001 Fakta Tentang Babi ; p. 9-10. 3. A.V. Nalbandov, N.V. Nalbandov. Adaptive Physiology on Mamals and Birds [Sunaryo Keman, trans]. Jakarta : UI Press ; 1990. 4. Nura Mayasari. Moms Guide : Memilih Makanan yang Halal. Jakarta : Qultum Media ; 2007. 5. Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad Sayyid. Rahasia Kesehatan Nabi (Edisi kedokteran Islam). Solo : Tiga Serangkai ; 2004. (p. 186-199) 6. Kumari, drh. Waspada Flu babi. Yogyakarta : Ayyana ; 2009. Chapter 6, Bahaya Daging Babi ; p. 52. 7. Journal of Philosophy and Ethics in Health Care and Medicine, No.1, pp.11-26, July 2006. 8. AORN (The Association of perioperative Registered Nurses) edisi September 1999 9. Dr. Muhammad Abdul Khair. Ijtihdt fi at Tafsr al Qur'an al Karm. (p. 112) 10. Dr. Murad Hoffman. Pergolakan Pemikiran: Catatan Harian Muslim Jerman. (p. 130-131) 11. Yoga Permana Wijaya. Fakta Ilmiah Tentang Keharaman Babi. Jawa Barat ; 2009. p. 15-18. Aviable from : http://duniadownload.com/ebook-gratis-agamareligi/ebook-fakta-ilmiah-tentang-keharaman-babi.html 12. Yoshihiro Kawaoka. Journal of Virology. University Winscosin, USA. 1997. 13. Robin Weiss. Campaign for Responsible Transplantation Press Releases 1998, New Biotech Partnership Threatens Public Health, Oct. 21 1998 14. Washington Post. 31 Mei 1952. 15. Kumari, drh. Waspada Flu Babi. Yogyakarta : Ayyana ; 2009. Chapter 1, 1001 Fakta Tentang Babi ; p. 15-17.

16. Kamil Musa. Ahkamul Ath-Imatil fil Islaami [Suyatno, trans : Ensiklopedi Halal Haram Dalam Makanan dan Minuman]. Surakarta : Ziyad Visi Media ; 2006. (p. 64-66) 17. Ibnu Hazm. Maraatibul Ijma. (p.148) 18. Bidayatul Mujtahid, Jilid 1. (p. 488) 19. al-Qowaniin al-Fiqhiyyah. (p.34) 20. Ibnu Qudamah. al-Mughniy, jilid 1. (p.136) 21. Mugni al-Muhtaj, jilid 1. (p.77) 22. Imam Qulyuubiy. Syarhuj Minhaj, jilid 1. (p-69) 23. Fauzi Muhammad Abu Zaid. Hidangan Islami: Ulasan Komprehensif Berdasarkan Syari'at dan Sains Modern. Cetakan 1. Jakarta : Gema Insani Press ; 2007 24. Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi. Halal dan Haram dalam Islam (Bab.2) [H. Muammal Hamidy, trans]. PT. Jawa Timur : Bina Ilmu ; 1993. 25. Qs. Al-Baqarah ayat 173 artinya, Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 26. Qs. Al-An'aam ayat 145 artinya, Katakanlah, Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - karena sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 27. Qs. An-Nahl Ayat 115 artinya, Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan

atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa

memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 28. Qs. Al-Maa'idah Ayat 3 artinya, Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 29. Vivek Shinde, Carolyn B. Bridges, Timothy M. Uyeki, Bo Shu, Amanda Balish, Xiyan Xu, Stephen Lindstrom, Larisa V. Gubareva, M.D., Ph.D., Varough Deyde, Ph.D., Rebecca J. Garten, Ph.D., Meghan Harris, M.P.H., Susan Gerber, M.D., Susan Vagasky, D.V.M., Forrest Smith, M.D.,Neal Pascoe, R.N., Karen Martin, M.P.H., Deborah Dufficy, D.V.M., M.P.H., Kathy Ritger, M.D., M.P.H., Craig Conover, M.D., Patricia Quinlisk, M.D., M.P.H., Alexander Klimov, Ph.D., Joseph S. Bresee, M.D., and Lyn Finelli, Dr.P.H. Triple-Reassortant Swine Influenza A (H1) in Humans in the United States, 20052009. The New England Journal of Medicine. June 18, 2009. 30. Klaus Sthr. Avian Influenza and Pandemics Research Needs and Opportunities. The New England Journal of Medicine. January 27, 2005. 31. Jens Wrammert, Dimitrios Koutsonanos, Gui-Mei Li, Srilatha Edupuganti, Jianhua Sui, Michael Morrissey, Megan McCausland, Ioanna Skountzou, Mady Hornig, W. Ian Lipkin, Aneesh Mehta, Behzad Razavi, Carlos Del Rio, NaiYing Zheng, Jane-Hwei Lee, Min Huang, Zahida Ali, Kaval Kaur, Sarah Andrews, Rama Rao Amara, Youliang Wang, Suman Ranjan Das, Christopher David ODonnell, Jon W. Yewdell, Kanta Subbarao, Wayne A. Marasco, Mark J. Mulligan, Richard Compans, Rafi Ahmed, and Patrick C. Wilson. Broadly

cross-reactive antibodies dominate the human B cell response against 2009 pandemic H1N1 influenza virus infection. Journal of Experimental Medicine. Vol. 208, No. 1, January 17, 2011. 32. Benvie. Flu Babi atau Swine Influenza [internet] 2009 [updated 2009 May 01 ; cited : 2011 December 10]. Avaiable from : http://doctorology.net/?p=260 33. Kumari, drh. Waspada Flu Babi. Yogyakarta : Ayyana ; 2009. Chapter 1, 1001 Fakta Tentang Babi ; p. 19-26. 34. Soeharsono. Zoonosis : Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia. Yogyakarta : Kanisius ; 2002. (p. 133-135) 35. Dharmojono. Leptospirosis-Antthrax-Mulut dan Kuku-Sapi Gila, Waspadailah Akibatnya! (edisi ke-1). Jakarta : Pustaka Populer Obor. hlm. 1-10. 36. Subronto. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing dan Kucing (edisi ke-1). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm. 188-192. 37. Nurheti Yuliarti. Hidup Sehat Bersama Hewan Kesayangan (edisi ke-1). Yogyakarta: Andi Offset. hlm. 243-250. 38. D. A. Pratiwi, Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S. BIOLOGI SMA Jilid 1 untuk Kelas X Berdasarkan Standar Isi 2006. Jakarta : Erlangga ; 2007. 39. Richard Lawley, Laurie Curtis, Judy Davis. The Food Safety Hazard Guide Book. Royal Society of Chemistry ; 2008. (p.97) 40. Julia A. McMillan, Ralph D. Feigin, Catherine DeAngelis, M. Douglas Jones. Oski's pediatrics: principles & practice. Lippincott Williams & Wilkin ; 2006 (p.1159-1160) 41. Madigan MT. Brock Biology of Microorganisms Twelfth Edition. 2009. hlm. 1003-1005. 42. JS. Smith. New aspects of rabies with emphasis on epidemiology, diagnosis, and prevention of the disease in the United States . Clin Microbiol Rev 9 (2): 166, 171. April 1996. Aviable From : http://cmr.highwire.org/content/9/2/166.full.pdf 43. Yoga Permana Wijaya. Fakta Ilmiah Tentang Keharaman Babi. Jawa Barat ; 2009. p. 23-28. Aviable from : http://duniadownload.com/ebook-gratis-agamareligi/ebook-fakta-ilmiah-tentang-keharaman-babi.html