thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2doc/2012-1-00906-si bab2002.doc · web viewskenario...

62
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Enterprise Architecture Pengertian Enterprise adalah area dari aktivitas dan tujuan umum dalam sebuah organisasi, dimana informasi dan sumber daya lainnya yang dipetukarkan (Bernard, 2005, p55). Enterprise biasanya terdiri dari komponen vertikal, horizontal, dan extended. Komponen vertikal (segment atau Line of Bussiness) adalah daerah kegiatan yang khusus untuk satu baris bisnis (contohnya; penelitian dan pengembangan). Komponen horizontal (crosscutting enterprise) adalah daerah yang lebih umum dari aktivitas yang melayani beberapa baris bisnis. Extended components terdiri lebih dari satu organisasi (Supply Chain dan Customer Relationship). Enterprise Architecture merupakan praktek kerja dan manajemen yang muncul yang ditunjukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan memungkinkan 8

Upload: hoangnga

Post on 24-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Enterprise Architecture

Pengertian Enterprise adalah area dari aktivitas dan tujuan umum dalam

sebuah organisasi, dimana informasi dan sumber daya lainnya yang dipetukarkan

(Bernard, 2005, p55). Enterprise biasanya terdiri dari komponen vertikal,

horizontal, dan extended. Komponen vertikal (segment atau Line of Bussiness)

adalah daerah kegiatan yang khusus untuk satu baris bisnis (contohnya;

penelitian dan pengembangan). Komponen horizontal (crosscutting enterprise)

adalah daerah yang lebih umum dari aktivitas yang melayani beberapa baris

bisnis. Extended components terdiri lebih dari satu organisasi (Supply Chain dan

Customer Relationship).

Enterprise Architecture merupakan praktek kerja dan manajemen yang

muncul yang ditunjukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan

memungkinkan mereka untuk melihat diri mereka sendiri dalam hal holistic dan

pandangan terpadu dari arah strategis, praktek bisnis, arus informasi, dan sumber

daya teknologi. Dengan mengembangkan pandangan yang terintegrasi dari versi

sekarang dan masa depan, perusahaan dapat lebih baik mengelola transisi

mencakup identifikasi tujuan-tujuan baru, kegiatan dan sumber daya modal dan

manusia (termasuk teknologi informasi) yang akan meningkatkan keuangan baris

8

Page 2: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

9

bawah dan misi kinerja (Bernand, 2005, p31). Dapat disimpulkan

enterprise architecture itu adalah Strategy + Bussiness + Technology

(Bernand, 2005, p32).

Gambar 2.1 Enterprise Architecture

2.1.1 Enterprise Architecture Documentation Method

Enterprise Architecture dokumentasi dapat dicapai melalui enam

elemen dasar (Bernard, 2005, p37), yaitu : (1) sebuah dokumentasi kerangka

kerja Enterprise Architecture, dan (2) metodologi implementasi yang

mendukung (3) saat ini dan (4) arsitektur pada masa depan, untuk

pengembangan (5) dan rencana pengelolaan EA untuk mengelola transisi

perusahaan dari saat ini ke arsitektur masa depan. Ada juga beberapa area

umum untuk semua tingkat kerangka yang disebut sebagai (6) tantangan

seperti yang ditunjukkan pada gambar.

Gambar 2.2 Elemen dasar Enterprise Architecture

EA = S + B + T

Enterpise Architecture = Strategy + Bussiness + Technology

Page 3: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

10

2.1.2 Enterprise Architecture Documentation Framework

Enterprise Architecture Framework merupakan kerangka kerja untuk

mengidentifikasi ruang lingkup arsitektur yang akan didokumentasikan serta

menghubungkan antar area-area arsitektur. Ruang lingkup ini direfleksikan

melalui desain geometric dan area yang diidentifikasikan untuk

didokumentasikan. Kerangka kerja membuat serangkaian pandangan abstrak

dari perusahaan melalui cara dokumentasi tersebut mengkoleksi dan

mengorganisasi informasi tersebut. Contoh yang digunakan adalah kerangka

kerja yang memiliki bentuk kubik tiga dimensi yang menghubungkan aspek-

aspek yang berbeda untuk mendokumentasikan perusahaan (Bernard, 2005,

p38).

Gambar 2.3 Enterprise Architecture Documentation Framework

Page 4: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

11

2.1.3 Enterprise Architecture Component

Enterprise Architecture komponen adalah tujuan, proses, standar, dan

sumberdaya yang berubah mungkin memperpanjang enterprise-wide atau

terkandung dalam garis spesifik bisnis, contoh komponen termasuk sasaran

strategis dan inisiatif produk bisnis dan servis arus informasi, gudang

pengetahuan dan data objek, informasi sistem, software aplikasi, program

sumber daya perusahaan, dan situs web, suara data dan video jaringan dan

mendukung infrastruktur yang melibatkan bangunan, ruangan server,

pengkabelan, dan peralatan capital (Bernard, 2005, p39).

Gambar 2.4 Contoh Komponen Enterprise Architecture

2.1.4 Enterprise Architecture Current Achitecture

Kondisi arsitektur sekarang mengandung komponen Enterprise

Architecture yang sudah ada di dalam perusahaan dan berada di setiap

kerangka kerja Enterprise Architecture. Kondisi ini biasa disebut “as-is” dan

menjadi dasar dari sumber daya awal dan aktifitas untuk melakukan

dokumentasi yang sesuai dengan design ke depan Enterprise Architecture.

Page 5: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

12

Mendapatkan analisa yang akurat dan komprehensif sangat penting untuk

perencanaan proyek, manajemen asset dan para pengambil keputusan.

Analisa atau arsitektur awal terdiri dari artefak atau pengumpulan informasi

(dokumen, diagram, data, gambar, proses bisnis, dan sebagainya) pada setiap

level kerangka (Bernard, 2005, p40).

2.1.5 Enterprise Architecture Future Achitecture

Gambaran masa depan pada enterprise architecture pasti baru atau

mengalami perubahan. Perubahan ini diperlukan untuk menutupi atau

menghilangkan celah yang ada atau mendukung inisiatif strategi baru,

kebutuhan operasional atau solusi teknologi.

Gambaran masa depan didorong oleh strategi dan taktis level dalam

tiga langkah, yaitu visi dan misi yang baru, mengubah prioritas bisnis dan

memunculkan teknologi. Pengendalu perubahan seharusnya mencakup

perencanaan kepada komponen Enterprise Architecture dalam jangka dekat

(1-3 tahun), juga perubahan dalam jangka panjang, yang dapat dilihat dalam

scenario operasi 4-10 tahun ke depan. Perencanaan ini menggabungkan

perbedaan pengarahaan internal dan eksternal, serta dapat memberi bantuan

untuk mengidentifikasi kebutuhan dalam prose perubahan, sumber daya atau

teknologi yang dapat diasumsikan perencanaan masa depan di mana

pengarahan perencanaan untuk komponen Enterprise Architecture yang baru

(Bernard, 2005, p41).

Page 6: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

13

Gambar 2.5 Pengendali perubahan

2.1.6 Enterprise Architecture Management Plant

Perencanaan managemen pada dokumentasi Enterprise Architecture

menyediakan deskripsi saat ini dan masa depan, memberikan urutan rencana

untuk mengolah transisi ke masa depan atau mengoperasikan teknologi di

lingkungan bisnis. Perencanaan manajemen ini merupakan hal yang penting

untuk mewujudkan keuntungan dari Enterprise Architecture berdasarkan

manajemen program, serta bagaimana perusahaan tetap beroperasi dan

berjalan dari situasi saat ini ke masa depan (Bernard, 2005, p42).

2.1.7 Enterprise Architecture Planning Threads

Dokumentasi Enterprise Architecture juga mempunyai ancaman pada

aktifitas di setiap kerangka kerja. Ancaman itu terdiri dari IT-related security,

standards, and workforce considerations (Bernard, 2005, p42).

- Keamanan IT. Keamanan lebih efektif ketika itu adalah bagian integral

dari program manajemen EA dan metodologi dokumentasi. Suatu IT

komprehensif program fokus pada beberapa area yang melibatkan

informasi, personel, dan fasilitas.

Page 7: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

14

- Standar IT. Satu dari kebanyakan fungsi yang penting dari EA adalah

menyediakan standar relasi teknologi pada semua tahap framework, EA

seharusnya menggambarkan kesepatakan internasional, nasional dan

standar industri dalam rangka untuk mem- promosikan pengunaan solusi

non-proprietary EA komponen. Peningkatan integrasi komponen EA,

serta mendukung switch-out dari komponen ketika dibutuhkan tenaga

kerja IT.

- Tenaga kerja IT. Perusahaan sangat mengharapkan sumber daya manusia

yang baik pada tenaga kerja mereka. Karena itu, kepentingan untuk

memastikan relasi staff IT, kemampuan dan kebutuhan latihan adalah

sangat penting untuk diidentifikasi di dalam Lines of Business (LOB) dan

mendukung aktifitas pelayanan pada setiap tahap frame work dan solusi

yang sesuai direfleksikan pada saat ini dan masa depan arsitektur.

2.1.8 Enterprise Architecture Repository

Enterprise Architecture Repository adalah sebuah database yang

menyimpan informasi dan menyediakan link ke sumber-sumber program atau

pengetahuan mengenai Enterprise Architecture (Bernard, 2005, p45).

Menyediakan akses yang mudah ke dokumentasi EA adalah hal yang paling

penting untuk digunakan dalam perencanaan maupun pengambilan

keputusan.Biasanya EA repository merupakan sebuah website dan database

yang menyimpan informasi dan menyediakan links ke EA tools dan sumber

program EA lainnya. Contoh dari desain EA repository :

Page 8: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

15

Gambar 2.6 EA Repository

2.1.9 Strategic Plan

Strategic plan adalah kebijakan tingkat tinggi dan merencanakan

dokumen yang digunakan sebuah perusahaan untuk mendokumentasi arahan,

stategi yang kompetitif, tujuan paling penting, dan memungkinkan program

dan proyek (Bernard, 2005, p115). Rancanagan strategi biasanya mencakup

3-5 tahun.

Sebuah rencana strategi adalah bagian dari Artifak EA yang

seharusnya menuntun arah tujuan perusahaan melebihi periode 3-5 tahun di

masa depan dengan menyediakan barang berikut, masing-masing yang artifak

EA primitif.

Page 9: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

16

Menyediakan sebuah visi dan misi perusahaan.

Mengembangkan arahan strategi yang cocok dengan tujuan perusahaan.

Membuat rangkuman hasil dari analisis SWOT.

Merangkum asumsi keadaan dan rencana untuk beberapa ‘konsep

operasional’. CONOPS Scenarios yang mendukung arahan strategi

perusahaan.

Mengembangkan Diagram CONOPS yang dalam setiap gambarnya

menangkap esensi dan peserta dalam skenario operasi saat ini.

Mengembangkan sebuah ‘General Competitive Stragegy’ untuk sebuah

perusahaan yang tidak terintegrasi dengan baik.

Identifikasi strategi tujuan yang akan menyelesaikan strategi yang

kompetitif dalam pencapaian tujuan.

Identifikasi strategi inisiatif dan sumber daya pendukung untuk inisiatif,

program yang terus-menerus atau pengembangan proyek yang akan

menyelesaikan setiap strategi tujuan.

Rangkuman hasil tindakan dari setiap strategi tujuan dan inisiatif,

menggunakan Balanced Scorecard atau pendekatan serupa.

2.2 Strategi Mengintegrasikan Dua Sistem

Komponen-komponen yang akan sangat berpengaruh dalam proses

pengintegrasian adalah sebagai berikut (Indrajit dan Djokopranoto, 2003,

p169):

Page 10: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

17

1. Pada tingkat paling rendah, terdapat komponen transmisi yang

harus diperhatikan. Infrastruktur ini akan sangat berpengaruh

terhadap pengiriman sinyal digital dari tempat yang satu ke tempat

yang lain. Secara fisik, medium transmisi biasanya akan melalui

tiga jalur: darat, laut dan udara.

2. Di atas komponen transmisi terdapat peralatan-peralatan (devices)

yang menghubungkan computer yang satu dengan computer yang

lainnya, atau jaringan yang satu dengan jaringan yang lainnya,

melalui medium transmisi tersebut, contoh : hub atau router.

3. Setelah masuk ke peralatan yang berfungsi sebagai jembatan antar

berbagai computer dan jaringan, barulah melalui kabel transmisi

dihubungkan ke perangkat computer personal, notebook, atau

lainnya.

4. Ketiga komponen di atas baru merupakan anatomi perangkat

kerasnya, yang dapat dilihat secara fisik. Sebuah perangkat lunak

“minimal” yang harus dimiliki adalah sistem operasi (operating

system), karena komponen inilah yang berfungsi untuk

menjalankan.

5. Setelah sistem operasinya dimiliki, baru kemudian dipasang

aplikasi dasarnya, yaitu bahasa pemrograman dan sistem basis

data.

Page 11: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

18

6. Kedua perangkat lunak di atas tersebut merupakan modal untuk

membangun aplikasi, baik yang dikembangkan sendiri oleh

perusahaan maupun yang dibeli dari vendor perangkat lunak.

7. Di pasaran dijual pula beberapa perangkat lunak analisis yang

telah siap pakai dengan syarat perusahaan telah memiliki

komponen-komponen dasarnya seperti yang dideskripsikan di

atas.

8. Komponen yang terakhir biasa disebut interface atau sistem

antarmuka, yaitu sistem input dan output yang menghubungkan

computer sebagai mesin dengan manusia.

Gambar 2.7 Komponen Pengintegrasi

Page 12: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

19

2.3 Objek Yang Diintegrasikan Menurut Zachman

Menurut Zachman, dilihat dari manajemen perspektif, ada tiga hal

utama yang harus diintegrasikan dan dapat dipisahkan satu dari yang lainnya.

Pada dasarnya, struktur anatomi yang cukup kompleks tersebut bisa dibagi

menjadi tiga komponen mendasar, yaitu data, proses dan teknologi (Indrajit

dan Djokopranoto, 2003, p180).

Gambar 2.8 Komponen Mendasar Menurut John Zachman

Pada level data, yang diintegrasikan oleh perusahaan sebenarnya

adalah system basis data (database) yang dimiliki. Yang diperhatikan adalah

berbagai aspek yang berkaitan dengan struktur data, atau bagaiman di dalam

sistem basis data tersebut seluruh rekaman transaksi bisnis direpresentasikan

dalam format-format digital tertentu dan dikelola. Penggabungan basis data

yang sama dapat menggunakan RDMS (Relational Database Management

System).

Page 13: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

20

Pada level proses, yang diintergrasikan adalah aplikasi antar

perusahaan. Yang menghubungkan kedua perusahaan terkait. Sedangkan

level terakhir adalah teknologi. Dimana hal yang paling mudah untuk

diintegrasikan antara dua buah perusahaan. Yang dimaksud dengan teknologi

adalah berbagai hal yang berkaitan dengan perangkat keras computer dan

komponen-komponennya. Hal utama yang harus menjadi perhatian adalah

spesifikasi dari masing-masing peralatan fisik tersebut sehingga dapat

dipelajari tingkat kompleksitas pengintegrasian kedua buah komponen

teknologi yang ada.

Pengintegrasian terhadap ketiga unsur baru berkisar pada

pengintegrasian teknologi informasi dari dua perusahaan, belum meliputi

keseluruhan sistem informasi. Jika ingin melakukan “penggabungan”

terhadap dua sistem informasi dibutuhkan sebuha kerangka baru yang

merupakan perluasan dari teori Zachman.

Gambar 2.9 Gambar Kerangka Baru “Penggabungan”

Page 14: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

21

Pada gambar di atas terlihat bahwa tidak hanya data, proses dan

teknologi saja yang harus diperhatikan, namun lebih luas lagi, yaitu mengarah

kepada sumber daya manusia, waktu dan motivasi. Prose pengintegrasian

juga memerlukan peta teknis (blue print) dari berbagai komponen yang ada

seperti yang terlihat pada gambar di atas. Contohnya : untuk

mengintergrasikan data dibutuhkan model data dan desain data, untuk proses

dibutuhkan kode program dan diagram alur proses, untuk pengguna computer

(users) dibutuhkan structure organisasi dan organogram dan seterusnya.

2.4 Skenario Pengintegrasian

Dalam segi teknis, ada tiga pilihan scenario dalam pengintegrasian

dua buah sistem teknologi informasi (Indrajit dan Djokopranoto, 2003, p183),

yaitu :

Gambar 2.10 Skenario Pengintegrasian

Page 15: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

22

1. Implementasi sistem baru

Membeli sistem yang sama sekali baru merupakan pilihan yang

ideal. Permasalahannya dengan pendekatan ini adalah diperlukan

investasi yang sangat besar, mengingat semua perusahaan harus

“membeli” dan mempergunakan sistem baru tersebut. Sistem baru

di sini dapat berarti membeli yang sudah tersedia di pasaran

(package implementation) atau membuat yang baru dengan

mempergunakan bantuan konsultan atau SDM internal perusahaan

(custom development)

2. The Best of Breed

Pilihan kedua adalah dengan mempertahankan sistem dari salah

satu perusahaan dan “memaksa” perusahaan lain untuk migrasi ke

sistem ini, atau dikenal dengan istilah the best of breed. Cara ini

jelas lebih murah dibandingkan dengan full migration karena

paling tidak investasi hanya dikeluarkan untuk migrasi

perusahaan-perusahaan lain ke sistem yang ada. Pemilihan

menggunakan cara ini haruslah dipilih yang terbaik. Yang

dimaksud dengan terbaik, misalnya :

Yang paling cocok dengan strategi perusahaan baru hasil

pengintegrasian dua buah sistem.

Yang paling canggih (state-of-the-art)

Yang paling banyak penggunanya, dengan alasan

memperkecil investasi untuk biaya migrasi.

Page 16: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

23

Yang paling mudah untuk melakukan migrasi karena

paling kecil resikonya.

Alasan-alasan lain yang didasari oleh pertimbangan-

pertimbangan khusus (mutu pelayanan purnabeli, akses ke

vendor di Indonesia, fasilitas support and services,

pengalaman masa lalu dengan sistem yang sama dan

sebagainya).

3. Sistem Antarmuka (Interfacing)

Skenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi

yang memadai hanya perlu membuat jembatan atau sistem

antarmuka untuk menjembatani dengan sistem-sistem yang

berlainan.

2.5 Metode perancangan Object Oriented Analysis and Design

Pembahasan teori - teori yang berkaitan dengan metode yang di pakai

dalam merancang dan mendesain sistem informasi dengan menggunakan

metode Object Oriented Analysis And Design.

2.5.1 Pengertian Object Oriented Analysis and Design

Menurut Withen (2001, p97), Object Oriented Analysis and Design

(OOAD) adalah upaya untuk menggabungkan data dan proses menjadi

konstruksi singular yang disebut objek. OOAD memperkenalkan diagram-

diagram yang mendokumentasikan suatu sistem dalam bentuk objek-objek

beserta interaksinya.

Page 17: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

24

Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p135), OOAD adalah

metode untuk menganalisis dan merancang sistem dengan pendekatan

berorientasi objek.

Dan masih menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p4), objek

diartikan sebagai suatu entitas yang memiliki identitas, state dan behavior.

Pada Analisis, objek merupakan gambaran dari fenomena dalam isi sistem.

Objek menjelaskan bagaimana seorang user membedakannya dari objek lain,

dan behavior objek digambarkan melalui event yang dilakukannya.

Sedangkan pada perancangan, objek adalah bagian dari sistem. Objek

digambarkan dengan cara bagaimana objek lain mengenalinya sehingga dapat

diakses, dan behavior objek digambarkan dengan operation yang dapat

dilakukan objek tersebut yang dapat mempengaruhi objek lain dalam sistem.

2.5.2 Rich Picture

Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p26), Rich Picture

merupakan gambaran informal mengenai situasi yang digambarkan ilustrator.

Rich Picture memiliki fokus pada aspek-aspek penting dari situasi yang

digambarkan. Sebelum penggambaran rich picture diperlukan penggambaran

seluruh entitas penting seperti orang, objek-objek, organisasi, peran maupun

tugas yang dilakukan.

2.5.3 Aktivitas Utama OOAD

Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p15), ada empat aktivitas

utama yang terdapat dalam OOAD, yaitu:

Page 18: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

25

Gambar 2.11 Aktivitas Utama OOAD

1. Analisis Problem Domain

Analisis problem domain bertujuan untuk mengidentifikasi dan memodelkan

suatu problem domain. Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p45),

problem domain adalah bagian dari konteks yang diadministrasikan, dimonitor,

dan dikendalikan oleh sistem. Sedangkan model adalah deskripsi dari class,

objek, structure dan behavior dalam sebuah problem domain. Aktivitas-aktivitas

yang dilakukan pada analisis problem domain:

a. Classes

Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p49), class adalah deskripsi

dari kumpulan objek-objek yang memiliki attribute, structure, dan behavior

pattern yang sama. Tujuannya adalah untuk memilih elemen-elemen dari

sebuah model problem domain dan objek diberi karakter yang sesuai dengan

eventnya. Objek merupakan suatu entitas yang memiliki identitas, state dan

behavior. Event adalah peristiwa yang terjadi saat itu juga, yang melibatkan

satu objek atau lebih.

Menurut (Bernard, 2005, p315)Sistem Data Flow Diagram yang lebih

dikenal sebagai 'Data Flow Diagram' dan dimaksudkan untuk menunjukkan

Page 19: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

26

proses dalam suatu sistem yang melakukan pertukaran data, dan bagaimana

pertukaran terjadi. Fungsi dari 'Data Flow Diagram' :

Menangkap dan menggambarkan fungsi sistem dan data mengalir di

antara mereka.

Dokumen sistem hirarki fungsional.

Tujuan utama adalah untuk:

a Mengembangkan deskripsi yang jelas mengenai arus sistem data

yang diperlukan yang input (dikonsumsi) dan output (yang

dihasilkan) oleh sistem masing-masing.

b Pastikan konektivitas fungsional selesai

c Dukungan tingkat

d Sesuai dekomposisi fungsional untuk detail tambahan

Gambar 2.12 Sistem Data Flow

Page 20: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

27

b. Structure

Structure bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan struktural antara class

dan objek dalam problem domain. Menurut Mathiassen (Mathiassen et al.,

2000, p69), konsep hubungan strukturalnya, terdiri dari:

Struktur antar class.

Generalization merupakan sebuah class umum (super class) yang

menjelaskan properties pada sekelompok kelas khusus (subclass).

Cluster merupakan sekumpulan class yang saling berhubungan.

Struktur antar objek

Aggregation merupakan sebuah objek superior (the whole) yang

mengandung sejumlah objek (the parts).

Association merupakan sebuah relasi penting antara sejumlah objek.

c. Behavior

Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p89) tujuan behavior adalah

untuk memodelkan dinamika dari problem domain. Behavior merupakan

susunan event-event yang melibatkan sebuah objek Dalam aktivitas behavior,

definisi class dalam class diagram diperluas dengan menambahkan deskripsi

behavioral pattern dan atribut dari tiap class. Konsep behavior:

- Event Trace: Serangkaian event yang berurutan yang melibatkan sebuah

objek khusus.

Page 21: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

28

- Behavioral Pattern : Deskripsi kemungkinan event trace untuk semua

objek dalam sebuah class.

- Attribute : Sebuah sifat deskriptif dari sebuah class atau event.

Menurut (Bernard, 2005, p306)Diagram keadaan transisi

menggunakan notasi dari bahasa pemodelan terpadu untuk menunjukkan

bagaimana siklus hidup objek data tertentu. Diagram ini menunjukkan

perubahan atribut, link, dan / atau perilaku dari objek pesanan online yang

merupakan hasil dari aktivitas sistem internal atau eksternal yang memicu

perubahan dalam tahapan.

Gambar 2.13 Object State and Transition

2. Analisis Application Domain

Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p115), application merupakan

suatu organisasi yang mengadministrasi, memonitor, atau mengontrol suatu

problem domain. Analisis application domain bertujuan untuk menentukan

kebutuhan-kebutuhan pemakaian suatu sistem. Untuk menganalisis application

domain harus terfokus pada pekerjaan pengguna dan kemudian

Page 22: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

29

menspesifikasikan berbagai kebutuhan secara terperinci. Aktivitas-aktivitas yang

dilakukan pada analisis application domain, yaitu:

a. Usage diagram

Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p119), usage menjelaskan

bagaimana actor berinteraksi dengan sebuah sistem. Actor adalah abstraksi

atau pemisahan pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan target

sistem. Sedangkan usecase adalah pola interaksi antara sistem dan actor

dalam application domain.

Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p343), diagram usecase

menunjukkan relasi antara actor dengan usecases. Dalam diagram ini, actor

dan usecases merupakan elemen terpenting. Keduanya dapat dihubungkan

satu sama lain untuk menggambarkan pola interaksi antara actor dengan

bagian sistem tertentu.

Menurut (Bernard, 2005, p322)Sebuah narasi kasus penggunaan

bahasa pemodelan (UML) format untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis,

konteks, orang yang berkepentingan (aktor), dan aturan bisnis untuk interaksi

mereka dengan sistem, layanan, dan aplikasi yang diidentifikasi sebagai

solusi teknologi yang membutuhkan perkembangan.

Page 23: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

30

Gambar 2.14 Use Case Diagram

b. Sequence Diagram

Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p340), sequence diagram

menjelaskan tentang interaksi antara objek dalam urutan waktu. Sequence

diagram bisa menunjukkan hal yang lebih detail mengenai situasi yang

bersifat kompleks dan dinamis yang melibatkan objek-objek yang dihasilkan

oleh class di dalam class diagram. Pada sequence diagram, sumbu horizontal

melambangkan objek yang ikut serta dan sumbu vertical melambangkan

urutan waktu.

c. Functions

Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p137) function (fungsi) adalah

fasilitas untuk membuat sebuah model yang berguna bagi actor. Fungsi

bertujuan untuk menentukan kemampuan pemrosesan sistem informasi.

Fungsi berfokus pada apa yang dapat dilakukan sistem untuk membantu tugas

actor. Prinsipnya adalah mengidentifikasi semua Fungsi, menspesifikasikan

Page 24: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

31

Fungsi yang rumit, dan mengecek kelengkapan daftar Fungsi. Empat macam

Fungsi, yaitu:

- Update merupakan fungsi yang diaktifkan oleh suatu event problem

domain dan menghasilkan suatu perubahan dalam model-model state.

- Read adalah aktivitas akan kebutuhan informasi dalam sebuah tugas kerja

actor dan hasilnya berupa tampilan sistem yang relevan dari model.

- Signal adalah fungsi yang diaktifkan oleh sebuah perubahan dalam model

state dan menghasilkan suatu reaksi di dalam konteks. Reaksi ditujukan

kepada actor dalam application domain.

- Compute adalah fungsi yang diaktifkan oleh suatu kebutuhan akan

informasi dalam tugas actor dan terdiri dari suatu perhitungan termasuk

informasi yang disajikan oleh actor. Hasilnya berupa tampilan mengenai

hasil perhitungan.

Menurut (Bernard, 2005, p310)Matriks entitas/aktivitas pemetaan

yang dikembangkan oleh entitas data dipengaruhi oleh garis terkait kegiatan

usaha. sering disebut matric 'mentah' karena mengidentifikasi jenis dasar

dari transformasi yang dilakukan pada data (membuat, membaca,

memperbarui, menghapus) melalui proses bisnis.

d. Interface

Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p151), konsep-konsep

mengenai interface adalah sebagai berikut:

Page 25: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

32

- Interface adalah fasilitas yang memungkinkan sebuah model sistem dan

fungsi dapat digunakan oleh pengguna.

- User Interface adalah sebuah interface untuk pengguna.

- System Interface adalah sebuah interface untuk sistem lain.

- Navigation Diagram merupakan jenis khusus dari statechart diagram

yang memfokuskan pada keseluruhan dinamika user interface

(Mathiassen et al., 2000, p344). Diagram ini menunjukkan windows yang

berpartisipasi dan bagaimana transisi diantara mereka. Setiap Windows

mempresentasikan sebuah state.

3. Architectural Design

Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p173), tujuannya adalah untuk

menstrukturkan sistem terkomputerisasi. Dalam buku Mathiassen

Architectural Design itu secara general atau Dekstop Application, tetapi

perbedaan Dekstop Application dengan Web Application atau Web Server

hanya dari cara permintaan data.

Gambar 2.15 Skema N-tier

Page 26: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

33

4. Component Design

Menurut Mathiassen (2000, p231) tujuan component design adalah untuk

mendefinisikan implementasi kebutuhan-kebutuhan di dalam kerangka

arsitektur.

Menurut (Bernard, 2005, p13)Sistem Interface Diagram dengan

menyediakan suatu deskripsi tentang bagaimana data yang dikomunikasikan

antara sistem di seluruh perusahaan, dan termasuk spesifik tentang link, jalan,

jaringan, dan media.

2.6 SWOT Analisis

SWOT analisis adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis

untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika

yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang

(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(Weakness) dan ancaman (Threats) (Rangkuti ,2006, p18).

Analisis SWOT merupakan analisis untuk mengidentifikasikan

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki internal perusahaan dan mengkaji

peluang dan ancaman dari eksternal perusahaan.

1. S : Strengths

Merupakan keunggulan perusahaan yang menjadikan kekuatan internal

perusahaan. Contohnya :

a) Knowledge atau kepakaran yg dimiliki

b) Produk baru atau pelayanan yg unik

c) Lokasi tempat perusahaan berada

Page 27: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

34

d) Kualitas produk atau proses

2. W : Weakness

Merupakan kelemahan atau kekurangan dari internal perusahaan.

Contohnya:

a) Kurangnya pengetahuan marketing

b) Produk yg tidak dapat dibedakan dgn produk kompetitor

c) Lokasi perusahaan yg terpencil

d) Kualitas produk yg jelek

e) Reputasi yg buruk

3. O : Opportunities

Merupakan peluang perusahaan yang berasal dari luar perusahaan atau

eksternal perusahaan, memberikan peluang kepada perusahaan untuk

lebih berkembang. Contohnya:

a) Pasar yg berkembang

b) Penggabungan 2-3 perusahaan atau aliansi

c) Segmen pasar yg baru

d) Pasar internasional

e) Pasar yg luang karena kompetitor yg tidak sanggup memenuhi

permintaan customer

4. T : Threats

Merupakan ancaman yang berasal dari eksternal perusahaan. Contohnya :

a) Kompetitor baru di area yg sama

b) Persaingan harga dgn kompetitor

c) Kompetitor mengeluarkan produk baru yg inovatif

Page 28: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

35

d) Kompetitor memegang pangsa pasar terbesar

e) Diperkenalkannya pajak penjualan

Analisis SWOT dilakukan dengan :

1. Menganalisis Faktor Strategis Internal dan Eksternal

Menginventarisir faktor internal yang mempengaruhi pencapaian

goals/sasaran, visi, dan misi yang telah ditetapkan secara rinci (detail)

dengan teknik brainstorming dan atau NGT/Non Group Tecnique.

Kemudian mendiskusikan setiap faktor internal apakah termasuk

kekuatan atau kelemahan dibandingkan dengan perusahaan lain, dengan

cara poling pendapat.

• Kekuatan adalah kegiatan (proses) dan sumberdaya yang sudah baik.

• Kelemahan adalah kegiatan (proses) dan sumberdaya yang belum

baik.

Menginventarisir faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian

goals/sasaran, visi dan misi yang telah ditetapkan secara rinci (detail)

dengan teknik brainstorming dan NGT/Non Group Tecnique. Kemudian

mendiskusikan setiap faktor eksternal apakah termasuk peluang atau

ancaman dibanding perusahaan lain, dengan cara poling pendapat.

- Peluang adalah faktor eksternal yang positif.

- Ancaman adalah faktor eksternal yang negatif.

Page 29: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

36

2. Membuat Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS = Internal Strategic

Factors Analysis Summary) dan Matriks Faktor Strategis Eksternal

(EFAS =

External Strategic Factors Analysis Summary).

Tujuannya adalah melihat berapa posisi tiap faktor yang telah termasuk

kedalam kekuatan, kelemahan, peluang ataupun ancaman setelah

dilakukan pembobotan, peratingan, dan penilaian

3. Membuat Matrik Ruang (Space matriks).

Tujuannya adalah menggambarkan posisi/kedudukan strategis perusahaan

pada matriks ruang (space matrix). Dengan bantuan matrik ruang yang

terdiri dari 4 ruang, sehingga akan terlihat pada posisi ruang atau kuadran

mana perusahaan berada.

- Kuadran 1

Kuadran ini merupakan posisi yang terbaik, karena lembaga berada

pada daerah yang “kuat” dan “berpeluang”. Pada daerah ini, sangat

memungkinkan bagi lembaga untuk melakukan pertumbuhan yang

agresif karena memiliki peluang dan kekuatan yang dibutuhkan.

Strategi yang harus ditetapkan pada posisi ini adalah kebijakan

pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).

- Kuadran 2

Kuadran ini menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi

dilain pihak menghadapi beberapa kendala kelemahan internal. Fokus

Page 30: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

37

strateginya adalah meminimalkan masalah-masalah internal lembaga

sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih besar.

- Kuadran 3

Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, lembaga

menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal.

- Kuadran 4

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, lembaga masih memiliki

kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang

dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

4. Menyusun keputusan strategis

Merumuskan keputusan strategi dengan menghubungkan antara baris

faktor internal (S dan W) dan kolom factor eksternal (O dan T). Pada

pertemuan keduanya, melakukan analisis strategi yang mungkin

dikembangkan dengan memanfaatkan keterkaitan keduanya. Untuk

mempermudah analisis ini, perhatikan saran umum dalam

mengembangkan strategi tersebut di bawah ini.

o Strategi yang menghubungkan antara S dan O. Strategi dibuat

berdasarkan jalan pikiran yaitu dengan memanfaatkan seluruh

kekuatan untuk merebut dan memanfaat peluang yang sebesar-

besarnya.

Page 31: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

38

o Strategi yang menghubungkan antara - Strategi yang

menghubungkan antara S dan T. Strategi yang dipilih adalah

menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman

yang dihadapi.

o Strategi yang menghubungkan antara W dan O. Strategi ini

diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada.

o Strategi yang menghubungkan antara W dan T. Strategi ini

berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.6.1 Matrik EFAS (External Strategy Factor Analysis Summary)

Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu

mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal, EFAS (External Factors

Analysis Summary) (Rangkuti, 2006, p22). Berikut ini adalah cara-cara

penentuan faktor strategi eksternal (EFAS) :

Page 32: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

39

Tabel 2.1 Contoh Matrik External Strategy Factor Analysis Summary

Penjelasan :

1. Menyusun peluang dan ancaman dalam kolom 1.

2. Memberikan nilai bobot faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat

penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Jumlah semua bobot

tersebut tidak boleh lebih dari 1,00.

3. Menghitung rating dalam kolom 3, yang mempunyai skala mulai dari

4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan kondisi

perusahaan tersebut. Pemberian nilai rating pada faktor yang bersifat

positif yaitu peluang (semakin besar peluang diberi rating 4, tetapi

jika peluangnya kecil diberi rating 1). Pemberian rating ancaman

adalah kebalikan, jika ancamannya sangat besar nilai rating 1,

sedangkan jika ancaman sedikit diberi rating 4.

4. Mengalikan bobot kolom 2 dengan rating di kolom 3, kemudian hasil

pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya mulai dari 4,0

sampai 1,0 pada kolom 4.

5. Pada kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa

faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya

dihitung.

6. Menjumlahkan skor pembobotan (kolom 4), untuk memperoleh total

nilai bagi perusahaan yang menunjukan bagaimana perusahaan

bereaksi terhadap faktor-faktor strategi eksternalnya dan juga dapat

digunakan untuk perbandingan dengan perusahaan pesaing.

Page 33: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

40

2.6.2 Matrik IFAS (Internal Strategy Factor Analysis Summary)

Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan di

identifikasi, suatu table IFAS (Interval Strategic Factors Analysis Summary)

disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam

kerangka kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) perusahaan

(Rangkuti, 2006, p24)..

Tabel 2.2 Contoh Matrik Internal Strategy Factor Analysis Summary

Penjelasan :

1. Menyusun kekuatan dan kelemahan dalam kolom 1.

2. Memberikan nilai bobot faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat

penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Jumlah semua bobot

tersebut tidak boleh lebih dari 1,00.

3. Menghitung rating dalam kolom 3, yang mempunyai skala mulai dari

4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan kondisi

perusahaan tersebut. Pemberian nilai rating pada faktor yang bersifat

Page 34: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

41

positif yaitu kekuatan (semakin besar kekuatan diberi rating 4, tetapi

jika kekuatannya kecil diberi rating 1). Pemberian rating kelemahan

adalah kebalikan, jika kelemahannya sangat besar nilai rating 1,

sedangkan jika kelemahan sedikit diberi rating 4.

4. Mengalikan bobot kolom 2 dengan rating di kolom 3, kemudian

hasilnya pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya

mulai dari 4,0 sampai 1,0 pada kolom 4.

5. Pada kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa

faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya

dihitung.

6. Menjumlahkan skor pembobotan (kolom 4), untuk memperoleh total

nilai bagi perusahaan yang menunjukan bagaimana perusahaan

bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya dan juga dapat

digunakan untuk perbandingan dengan perusahaan pesaing.

Page 35: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

42

2.6.3 SWOT Diagram

Gambar 2.16 SWOT Diagram

Penjelasan :

1. Kuadran 1

Merupakan dimana kondisi memiliki peluang dan kekuatan sehingga

perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman

sehingga mendukung strategi agresif.

2. Kuadran 2

Merupakan dimana kondisi mendukung strategi diversifikasi yaitu

menggunakan kekuatan untuk meminimalkan ancaman dan

memanfaatkan peluang.

Page 36: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

43

3. Kuadran 3

Merupakan kondisi perusahaan menghadapi peluang yang besar tetapi

di lain pihak menghadapi kelemahan sehingga mendukung strategi

Turnround.

4. Kuadran 4

Merupakan kondisi perusahaan yang sangat tidak menguntungkan,

karena selain mempunyai kelemahan perusahaan harus menghadapi

ancaman sehingga mendukung strategi defensif.

2.7 CONOPS and CONOPS diagram

CONOPS Scenario merupakan konsep dari skenario operasi adalah

dokumen narasi yang menjelaskan bagaimana perusahaan beroperasi saat ini

atau akan beroperasi beberapa tahun dalam waktu yang diberikan faktor-

faktor tertentu internal dan eksternal menyatakan diidentifikasi dalam analisis

SWOT (Bernard, 2005, p119).

CONOPS Diagram adalah gambaran grafis tingkat tinggi tentang

bagaimana fungsi perusahaan, baik secara keseluruhan maupun area tertentu

yang harus diperhatikan.

2.8 Swinlane

Stakeholder menunjukkan diagram aktivitas dimana orang yang

berkepentingan (orang-orang yang mempunyai kepentingan dalam

perusahaan) yang terlibat dengan lini proses bisnis, dan interaksi dengan

lingkungan. Diagram menggunakan format untuk mengatur jalur stakeholder

Page 37: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

44

dengan berurutan, dan jangka waktu menurut kolom, kemudian membuat

diagram dengan alur kegiatan simbologi (Bernard, 2005, p.299).

Gambar 2.17 Swimlane Diagram Process

2.9 Teori Lima Daya Porter

Menurut (Ward dan peppard, 2002, p95), teori ini telah memberikan

pengaruh yang nyata dalam perencananaan strategi bisnis berbagai

perusahaan selama 20 tahun terakhir ini.

Lima faktor porter dapat dijelaskan sebagai berikut (wheelen and

hunger, 2004, p61):

1. Ancaman pesaing sejenis

Persaingan tersebut bertingkat dari industri yang kuat sampai industri

yang lemah. Ketika tingkat persaingan tinggi, keuntungan akan menjadi

cenderung rendah dan sebaliknya. Menurut porter tingkat persaingan

dipengaruhi oleh factor, yaitu: jumlah competitor. Tingkat pertumbuhan

Page 38: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

45

industri, karakteristik produk, biaya tetap yang besar, kapasitas dan

hambatan keluar.

2. Ancaman masuknya pendatang baru

Masuknya pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi

perusahaan yang sudah ada. Ancaman masuknya pendatang baru ke

dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung

dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan

oleh pendatang baru. Jika rintangan atau hambatan ini besar dan atau

pendatang baru memperkirakan akan ada perlawanan yang keras dari

pesaing lama, maka ancaman masuknya pendatang baru akan rendah.

Terdapat tujuh sumber utama rintangan masuk yaitu:

a. Skala ekonomis, dapat terjadi pada hampir semua fungsi bisnis,

meliputi manufaktur, pembelian, penelitian dan pengembangan,

pemasaran, jaringan pelayanan, distribusi, dan sebagainya.

b. Diferensiasi produk, artinya perusahaan tertentu mempunyai

identifikasi merek dan kesetiaan pelanggan, yang disebabkan oleh

periklanan, pelayanan terhadap pelanggan, perbedaan produk di masa

yang lampau, atau sekedar karena merupakan perusahaan pertama

yang memasuki industri. Diferensiasi menciptakan hambatan masuk

dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar

untuk mengatasi kesetiaan pelanggan yang ada.

c. Kebutuhan modal, untuk menanamkan modal yang besar bila akan

memasuki industri, dapat bersaing menciptakan hambatan masuk,

Page 39: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

46

khususnya jika modal tersebut diperuntukkan untuk periklanan yang

tidak dapat kembali lagi atau untuk kegiatan penelitian dan

pengembangan yang penuh risiko.

d. Biaya beralih pemasok, hambatan masuk tercipta dengan adanya

biaya peralihan pemasok (switching costs) yaitu biaya satu kali (one

time cost) yang harus dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari

produk pemasok tertentu ke produk pemasok lainnya. Biaya peralihan

ini dapat meliputi biaya melatih karyawan, biaya peralatan pelengkap

yang baru, dan waktu untuk menguji atau menerima sumber baru.

e. Akses ke saluran distribusi, makin terbatasnya saluran distribusi untuk

suatu produk dan makin banyak pesaing yang telah banyak mengikat

saluran ini, jelas akan berat usaha untuk masuk ke dalam industri.

f. Biaya yang tidak menguntungkan terlepas dari skala, perusahaan yang

mempunyai keunggulan biaya yang tidak dapat ditiru oleh pendatang

baru yang akan masuk tidak peduli berapapun besarnya dan

berapapun pencapaian skala ekonomis dari pendatang baru tersebut.

g. Kebijakan pemerintah, pemerintah dapat membatasi atau bahkan

menutup kemungkinan masuk ke dalam industri dengan peraturan-

peraturan yang berlaku.

3. Ancaman dari produk pengganti

Pada tingkat ancaman ini menjadi lebih tinggi maka keuntungan

organisasi akan menjadi rendah dan pelanggan akan berubah ketika harga

produk menjadi tinggi. Contohnya :

Page 40: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

47

o Apakah kualitas pengganti tersebut lebih baik atau tidak? 

o Keinginan pembeli untuk beralih ke produk jasa pengganti. 

o Harga dan performa dari produk jasa pengganti 

o Biaya untuk beralih ke produk jasa pengganti. Apakah mudah untuk

mengubah ke produk lain

4. Kekuatan tawar menawar kembali

Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu

mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk,

meningkatkan mutu dan pelayanan, serta mengadu perusahaan dengan

pesaingnya.

5. Kekuatan tawar – menawar terhadap pemasok

Pemasok dapat mempengaruhi industry melalui kemampuan mereka

menaikan harga atau mengurangi kualitas produk barang atau jasa yang

ditawarkan

Page 41: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

48

Gambar 2.18 Swimlane Diagram Process

2.10 Teori PEST

Menurut (Ward dan Pepard, 2002, p70) analisis PEST adalah analisis

terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik,

ekonomi, sosial, teknologi. PEST digunakan untuk menilai pasar dari suatu

unit bisnis atau unit organisasi.

Arah analisis PEST adalah kerangka untuk menilai sebuah situasi, dan

menilai strategi atau posisi arah perusahaan, rencana pemasaran atau ide.

Dimana analisis ini dapat diambil suatu peluang atau ancaman baru bagi

perusahaan.

Page 42: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

49

1. Faktor Politik

Faktor politik meliputi kebijakan pemerintah, masalah-masalah hukum,

serta mencakup aturan – aturan formal dan informal dari lingkungan

dimana perusahaan melakukan kegiatannya. Contohnya :

• Kebijakan pada pajak.

• Peraturan tenaga kerja.

• Peraturan daerah.

• Peraturan perdagangan.

• Peraturan impor dan ekspor produk.

• Peraturan registrasi produk.

• Peraturan pada bea cukai.

• Stabilitas politik.

• Pemilu.

2. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi meliputi faktor yang mempengaruhi daya beli pelanggan

dan mempengaruhi daya tingkat biaya perusahaan. Contohnya :

• Pertumbuhan ekonomi.

• Tingkat suku bunga.

Page 43: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

50

• Standar nilai tukar.

• Tingkat inflasi.

• Krisis ekonomi global.

• Harga minyak mentah dunia.

• Harga bahan baku.

• Biaya pengiriman produk.

3. Faktor Sosial

Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan

dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar

yang ada. Contohnya :

• Tingkat pendidikan masyarakat.

• Tingkat pertumbuhan penduduk.

• Kondisi lingkungan sosial.

• Kondisi lingkungan kerja.

• Keselamatan dan kesejahteraan sosial.

• Tingkat kebutuhan hidup .

• Pengaruh budaya asing.

Page 44: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-00906-SI Bab2002.doc · Web viewSkenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi yang memadai hanya perlu membuat

51

4. Faktor Teknologi

Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam

menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis.

Contohnya :

• Aktivitas penelitian dan pengembangan.

• Otomatisasi.

• Dukungan teknologi.

• Tingkat kemajuan teknologi.

• Ketergantungan terhadap teknologi.

• Tuntutan dalam persaingan