bab vku

22
81 BAB V HASIL PELAKSANAAN 1. Nama Kegiatan : Pengenalan dan Orientasi Safety PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk Tujuan : Mengetahui peraturan yang harus dipatuhi selama magang, mengetahui dan menerapkan aturan-aturan keselamatan di lingkungan perusahaan. Manfaat : Memperoleh pemahaman tentang aturan selama magang, syarat mendapatkan sertifikat, serta memperoleh pemahaman, pengetahuan tentang pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. Hasil : Pada kegiatan pengenalan dan orientasi safety yang dilaksanakan tanggal 2 april ini kami mendapatkan pengenalan dari pihak HRD Training Section yang menjelaskan tentang dasar peraturan yang harus dipatuhi selama kami melakukan magang di Chandra Asri seperti jadwal magang, jadwal masuk, jadwal pulang, jadwal istirahat termasuk makan dan berbagai peraturan lain. Kami juga mengisi berbagai berkas-berkas seperti biodata diri. Dan bagi kami yang tidak mempunyai peralatan safety untuk yang bertugas ke lapangan, diperkenankan meminjam sepatu safety, helm, earplug, dan kacamata dengan cara mengisi form peminjaman di HRD Training Section

Upload: meisya-kusumaningtias

Post on 19-Jan-2016

75 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB Vku

81

BAB V

HASIL PELAKSANAAN

1. Nama Kegiatan : Pengenalan dan Orientasi Safety PT. Chandra Asri

Petrochemical, Tbk

Tujuan : Mengetahui peraturan yang harus dipatuhi selama

magang, mengetahui dan menerapkan aturan-aturan

keselamatan di lingkungan perusahaan.

Manfaat : Memperoleh pemahaman tentang aturan selama magang,

syarat mendapatkan sertifikat, serta memperoleh

pemahaman, pengetahuan tentang pelaksanaan

keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan.

Hasil :

Pada kegiatan pengenalan dan orientasi safety yang dilaksanakan

tanggal 2 april ini kami mendapatkan pengenalan dari pihak HRD Training

Section yang menjelaskan tentang dasar peraturan yang harus dipatuhi

selama kami melakukan magang di Chandra Asri seperti jadwal magang,

jadwal masuk, jadwal pulang, jadwal istirahat termasuk makan dan berbagai

peraturan lain. Kami juga mengisi berbagai berkas-berkas seperti biodata diri.

Dan bagi kami yang tidak mempunyai peralatan safety untuk yang bertugas

ke lapangan, diperkenankan meminjam sepatu safety, helm, earplug, dan

kacamata dengan cara mengisi form peminjaman di HRD Training Section

Selain mendapatkan penjelasan dari HRD Training Section, di ruang

training pun kami mendapatkan orientasi safety dari pihak safety section PT.

Chandra Asri Petrochemical. Kami mendapatkan penjelasan melalui PPT

yang berisi produksi , bahan baku, plant perusahaan, zona area, alat

pelindung diri, safety awareness, dan program safety PT. Chandra Asri

Petrochemical, Tbk.

Ruang lingkup dari peraturan tersebut adalah seluruh lingkungan PT.

Chandra Asri Petrochemical, Tbk yang terbagi atas red area dan green area.

Red area merupakan daerah yang memiliki potensi bahaya serta resiko tinggi.

Red area terbagi menjadi red area A yang merupakan daerah dengan risiko

tinggi dan red area B yang merupakan daerah dengan risiko yang medium.

Ketika orang memasuki red area terdapat banyak peraturan yang dibuat

Page 2: BAB Vku

82

diantaranya adalah tidak boleh membawa handphone, kamera, dan harus

memakai celana bahan yang tidak ketat. Green area merupakan daerah yang

memiliki potensi bahaya serta resiko rendah. Orang yang dapat memasuki red

area merupakan orang yang telah memiliki ijin khusus (permitt) atau dengan

didampingi oleh orang user setiap departemen yang berkaitan. Semua

kendaraan hanya boleh parkir di parkir green area, dan kendaraan yang

diperbolehkan untuk masuk ke green area hanya kendaraan yang sudah

berstiker green area yang berwarna hijau. Tamu atau visitor yang akan

memarkirkan mobilnya pada parkiran green area harus menukarkannya

dengan SIM lalu mobil dapat masuk dan parkir di green area.

Salah satu program Safety awareness di PT. Chandra Asri

Petrochemical, Tbk dilakukan dengan memberikan BBS card (behaviour

based safety) kepada orang yang belum memenuhi standar safety.

Perusahaan menerapkan kesadaran keselamatan tinggi untuk meminimalkan

risiko yang ada di lingkungan. Dalam safety awareness terdapat 4 tingkatan

yang dibedakan berdasarkan kesadaran dari orang yang melakukan tindakan

safety, yaitu reactive, dependent, independent, dan interdependent.

2. Nama Kegiatan : Pembuatan ID Card PT. Chandra Asri Petrochemical,

Tbk

Tujuan : Mendapatkan kartu tanda pengenal yang dapat digunakan

sebagai jalan akses masuk dan keluar lokasi perusahaan.

Manfaat : Memperoleh akses untuk masuk dan keluar perusahaan

dengan id card otomatis yang di scan otomatis pada gate 1

sekaligus sebagai absen kehadiran.

Hasil :

Pada tanggal 3 April 2014, kami diajak oleh training section untuk

menuju ruang security dan membuat id card yang dapat digunakan hanya

selama jadwal magang kami. Setelah magang berakhir maka id card akan

kadaluarsa. Pada Id card ini tercantum nama, pas foto, golongan darah,

golongan, dan area zona yang diijinkan. Semua yang sedang melakukan

praktek kerja lapangan/ magang termasuk dalam golongan kontraktor. Dan

karena kami bertiga magang di Fire Fighting Section maka zona area kami

adalah red area, artinya kami boleh memasuki seluruh plant perusahaan.

Page 3: BAB Vku

83

3. Nama Kegiatan : Perkenalan dan pengenalan Fire Fighting Section (FFS)

PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk

Tujuan : Mempelajari gambaran tentang FFS, struktur organisasi

dan jobdesc FFS, dasar peraturan proteksi kebakaran PT.

Chandra Asri Petrochemical, Tbk.

Manfaat : Mendapatkan informasi struktur organisasi serta job

description FFS, dasar peraturan proteksi kebakaran PT.

Chandra Asri Petrochemicsl, Tbk

Hasil :

Pada tanggal 3 April 2014, setelah kami mendapatkan id card, kami

diijinkan dan langsung diantar menuju tempat magang kami sesuai dengan

yang telah ditetapkan. Kami bertiga langsung diantar menuju FFS, disana kami

bertemu dengan Section Manager, Superintendent, Admin Support, Daily

Supervisor, Daily Technician, Shift Supervisor A, Shift Technician A, dan OB.

Setelah kami berkenalan, kami mendapatkan seorang pembimbing yaitu

Bapak Rahadian selaku Daily Supervisor. Kami mendapatkan informasi

mengenai struktur organisasi dan Job Description masing masing karyawan

FFS dari Admin Support. Dasar peraturan dan penjelasan umum proses

produksi kami dapatkan dari pembimbing kami saat di ruang meeting FFS.

Struktur organisasi di FFS yang kami dapatkan beserta jobdesc

sudah dilampirkan pada bab IV laporan ini dan juga di lampiran. Untuk

dasar peraturan pun sudah kami jelaskan di bab IV. Dasar peraturan yang

digunakan oleh PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk dalam proteksi

kebakaran sudah mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) tetapi

karena dasar aturan SNI tidak begitu pas untuk sebuah industri petrokimia,

maka selain menerapkan aturan SNI pun PT. Chandra Asri Petrochemical,

Tbk juga menggunakan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

dan juga NFPA.

4. Nama Kegiatan : Survei dan pengenalan bahan baku, proses produksi

dan hasil produksi plant OP dan PP PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk

Page 4: BAB Vku

84

Tujuan : Mengenal dan memperoleh gambaran bahan baku,

proses produksi, dan hasil produksi produksi PT. Chandra

Asri Petrochemical, Tbk

Manfaat : Selain memperoleh gambaran tentang bahan baku,

proses produksi, dan hasil produksi PT. Chandra Asri

Petrochemical, Tbk. , melihat dan mengidentifikasi alat-alat

proteksi yang digunakan pada setiap lokasi/line di plant.

Hasil :

Pada tanggal 5 April 2014, kami diajak oleh pembimbing untuk

berkeliling ke seluruh plant dan melihat alat proteksi kebakaran apa saja yang

digunakan pada setiap line. Saat survei ini juga kami diajak berkeliling untuk

mengetahui proses produksi beserta hasil produksi PT. Chandra Asri

Petrochemical, Tbk. dijelaskan dari mulai di cracker hingga jadi sebuah etilen

yang siap diolah kembali atau disalurkan ke pihak pembeli seperti PT.

Asahimas dan disalurkan dengan menggunakan pipa. Kami berputar pada

area ethylene plant, lalu menyebrang hingga polyprophylene plant dan juga

melihat jetty sebagai sarana untuk impor dan ekspor baik bahan baku maupun

hasil produksi. Untuk proses produksi, bahan baku dan hasil produksi sudah

terlampir pada bab IV laporan ini.

5. Nama Kegiatan : Diskusi dan pengenalan Komitmen, Kebijakan & Hukum K3

dan Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Chandra Asri

Petrochemical, Tbk.

Tujuan :Mempelajari Komitmen, kebijakan & hukum K3;

Mengidentifikasi Jaminan Keselamatan dan Kesehatan

Tenaga Kerja

Manfaat : Mendapatkan informasi tentang proper perusahaan, award

dan reward perusahaan, penerapan safety awareness

dengan salam BBS (Behaviour Based Safety), dan

mendapatkan informasi tentang jaminan tenaga kerja serta

sarana kesehatan dan medis yang ada di PT. Chandra Asri

Petrochemical, Tbk.

Hasil :

Page 5: BAB Vku

85

Pada tanggal 5 April 2014, setelah istirahat makan siang. Kami melakukan

diskusi dengan karyawan FFS baik itu Superintendent, pembimbing dan dan

daily techinician tentang komitmen, kebijakan dan hukum K3. Audit SMK3 dan

ISO serta OSHAS yang sudah diperoleh perusahaan. Proper bendera di PT.

Chandra Asri Petrochemical, Tbk sudah berwarna hijau yang artinya sudah

aman dan menjaga kualitasnya serta limbah yang tidak mencemari lingkungan.

Bentuk komitmen dan kebijakan pun sudah tersebar luas dan disosialisasikan

kepada seluruh karyawan di PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk. salah satu

kebijakan perusahaan dalam memberikan keselamatan kepada pekerja adalah

dengan menerapkan salam BBS kepada pekerja bila tidak berperilaku aman

atau tidak menggunakan alat pelindung diri pada tempat yang harusnya

menggunakannya.

Bukti kebijakan K3 lainnya adalah dengan menjamin keselamatan tenaga

kerja melalui jamsostek sesuai undang-undang dan melakukan pemeriksaan

kesehatan secara rutin kepada pekerja. PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk

juga menggunakan fasilitas asuransi AIA untuk karyawan dan suami/istri dan 3

orang anak dalam mengganti biaya pengobatan dan perawatan.

Sarana kesehatan dalam meningkatkan produktivitas seluruh karyawan,

PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk menyediakan BAPORKES ( Badan

Penyelenggara Olahraga dan Kesehatan) yang menyediakan sarana olahraga

seperti futsal, badminton, dan lainnya untuk karyawan dan anggota

keluarganya.

6. Nama Kegiatan : Diskusi tentang papan fire incident record yang

terletak di depan ruang Fire Fighting section (FFS) di PT. Chandra Asri

Petrochemical, Tbk.

Tujuan : Mengidentifikasi data fire incident record dalam FFS dan

menganalisis penyebabnya sesuai dengan AIN yang berada

di safety section

Manfaat : Mendapatkan data fire incident record dan penyebab

incident tersebut serta penginvestigasian yang dilakukan

oleh FFS dan Safety Section

Hasil :

Page 6: BAB Vku

86

Pada tanggal 5 April 2014 pukul 15.00 saat kami sedang duduk di depan

ruang FFS kami melihat papan fire incident record dan kami diskusikan dengan

karyawan FFS serta karyawan Safety Section yang saat itu juga berada disitu

mengenai data tersebut dan penyebabnya.

1995199619971998199920002001200220032004200520062007200820092010201120122013

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

FIRE INCIDENT RECORD YEAR 1995-2014

Frekuensi

Gambar 5.1 Fire Incident Record Year 1995 - 2014

Dari grafik di atas, ditemukan bahwa fire incident di PT. Chandra Asri

Petrochemical, Tbk paling tinggi terjadi pada tahun 2007 sebanyak 17 kasus

dan jumlah kasus paling rendah pada tahun 2005 sebanyak 3 kasus. Pada tiga

tahun terakhir yaitu tahun 2011, 2012, dan 2013 fire incident mengalami

penurunan dan terakhir tahun 2013 ditemukan 9 kasus.

Setelah selesai incident, report akan dicatat oleh safety section dan

dilakukan investigasi kemudian akan dimasukkan dalam AIN (Accident-

Incident-Near Miss). Dalam pelaporan fire incident dijelaskan bahwa penyebab

terjadinya fire incident adalah karena peratalan (tool/equipment), orang

(people/human error), bahan (material) dan metodologi kerja (methodology of

work/SOP). Dari beberapa penyebab tersebut, penyebab paling banyak adalah

karena metodologi kerja atau standar prosedur yang belum dipenuhi dan

human error.

Superintendent dan seluruh technician FFS mengatakan bahwa angka

incident ada bukan karena sebuah kebakaran pada proses, bahan atau hasil,

Page 7: BAB Vku

87

atau alat. Tetapi karena kebakaran seperti rumput yang terbakar akibat

kejatuhan api akibat angin yang berasal dari flare.

7. Nama Kegiatan : Survey alat proteksi pasif di polyethylene dan

butadiene plant PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk

Tujuan : Mengenal dan mempelajari jenis alat proteksi pasif sesuai

bahaya agar efektif dan efisien dan mengetahui cara

menggunakan alat proteksi tersebut

Manfaat : Mendapatkan informasi tentang proteksi pasif PT. Chandra

Asri Petrochemical, Tbk dan dapat menjelaskan bagaimana

alat tersebut bekerja.

Hasil :

Survei lapangan yang dilakukan pada hari senin, tanggal 14 April 2014

yang ditemani oleh pembimbing pada area PE plant dan butadiene untuk

mengenal alat proteksi pasif. Alat proteksi pasif di PT. Chandra Asri

Petrochemical, Tbk diantaranya ada Fire proofing yang terdapat pada tank

storage, Daek/ tanggul, sarana exit di lapangan maupun di admin building dan

CCR, satu kesatuan panel alarm system yang terdiri dari detektor (Heat

detector, Smoke detector, Flame detector, dan Gas Detector) yang

ditempatkan pada alat, mesin, area produksi; Call point di line area; panel

alarm system yang terletak di Control Room dan FFS; serta Sirine bahaya /

alarm. Jenis, foto, fungsi dan cara pengoperasian terlampir pada bab IV

laporan ini.

8. Nama Kegiatan :Mempelajari dan Mengenal Prinsip Pencegahan dan

Pemadaman Kebakaran

Tujuan :Untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman

mengenai prinsip dan pencegahan kebakaran, khususnya di

PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk.

Ruang Lingkup :Elemen-elemen pokok keselamatan bangunan terhadap

kebakaran yaitu perencanaan tapak, sarana jalan ke luar,

sistem proteksi pasif (bahan bangunan dan konstruksi aman

kebakaran), sistem proteksi aktif (sistem deteksi dan alarm,

Page 8: BAB Vku

88

sistem pemadam basis air, sistem pemadam kimia dan

khusus) dan fire safety management.

Hasil dan Analisa

Pengenalan dan orientasi lapangan tentang pencegahan dan pemadaman

kebakaran dilaksanakan pada tanggal 10 April 2014. Berikut hasil dari

pengenalan tentang pencegahan dan pemadaman kebakaran.

Prinsip pencegahan dan pemadaman kebakaran di PT. Chandra Asri

Petrochemical, Tbk mengacu pada salah satu peraturan yaitu Kepmeneg PU

Nomor 10 Tahun 2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap

Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Dalam Pasal 1,

pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan

lingkungan adalah segala upaya yang menyangkut ketentuan dan persyaratan

teknis yang dieprlukan dalam mengatur dan mengendalikan penyelenggaraan

pembangunan bangunan gedung, termasuk dalam rangka proses perizinan,

pelaksanaan dan pemanfaatan/pemeliharaan bangunan gedung, seta

pemeriksaan kelaikan dan keandalan bangunan gedung terhadap bahaya

kebakaran.

PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk menerapkan sistem proteksi total

yang terdiri atas sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif dan fire safety

management. Sistem proteksi kebakaran harus diperhitungkan sejak awal

tahapan perencanaan industri. Elemen-elemen pokok keselamatan bangunan

terhadap kebakaran adalah perencanaan tapak, sarana jalan ke luar, sistem

proteksi pasif (bahan bangunan dan konstruksi aman kebakaran), sistem

proteksi aktif (sistem deteksi dan alarm, sistem pemadam basis air, sistem

pemadam kimia dan khusus) dan fire safety management. Penjelasan

dijelaskan dalam bab 4 laporan ini.

PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk sebelum dilakukan pembangunan

sebuah pabrik/plant sudah membuat sebuah perencanaan terhadap bangunan

yang mengacu pada SNI, akan tetapi dalam pengaplikasiannya karena

Standar Nasional Indonesia hanya mengatur tentang system pencegahan

kebakaran dalam gedung, maka PT. Chandra Asri Petrochemical mengacup

Page 9: BAB Vku

89

ada aturan lain seperti NFPA yang lebih sesuai dan mencakup pengaturan

tentang pencegahan dan pengendalian kebakaran. PT. Chandra Asri

Petrochemical, Tbk sudah membuat perencanaan pabrik berdasarkan system

proteksi total yaitu pada system proteksi aktif, pasif dan fire management.

Membuat pabrik dengan perencanaan konstruksi yang safe terhadap bahaya

kebakaran, memperhatikan detail dari proteksi pasif seperti fire proofing, daek

sebagai tanggul bila terjadi tumpahan, jalur evakuasi sekaligus menentukan

titik assembly point dan musterpoint, dan segala macam proteksi yang dibuat

pada konstruksi dan bahan bangunan plant. Proteksi aktif seperti penempatan

macam-macam alat kebakaran yang diletakkan sesuai dengan potensi bahaya

dan jenis area. Misal di Central Control Room yang diletakkan APAR jenis CO2

karena pada ruangan tersebut banyak terdapat peralatan listrik seperti

computer dan control pane lsehingga proteksi kebakaran aktif yang sesuai

adalah dengan meletakkan APAR jenisCO2 yang tidak merusak peralatan

listrik.

9. Nama Kegiatan : Orientasi lapangan dan pengenalan sistem proteksi

kebakaran

Tujuan : Untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman sistem

proteksi kebakaran di PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk.

Ruang Lingkup :Fungsi dan prosedur penggunaaan alat proteksi kebakaran,

yaitu sistem kebakaran aktif dan pasif.

Hasil dan Analisa

Kegiatan pengenalan sistem proteksi kebakaran dilaksanakan pada

tanggal 11 - 23 April 2014. Orientasi lapangan didampingi oleh pembimbing

lapangan, yaitu supervisor dari Fire Fighting Section. Pada kegiatan survei

lapangan terdapat beberapa plant yang diamati seperti polyethylene,

polyprophylene dan butadiene plant. Berikut hasil dari kegiatan pengenalan

sistem proteksi kebakaran adalah sebagai berikut.

- PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk menerapkan sistem proteksi

aktif dan pasif untuk mencegah dan mengendalikan bahaya

Page 10: BAB Vku

90

kebakaran. Sistem proteksi pasif merupakan sistem proteksi yang

dibuat sejak perencanaan pembangunan PT. Chandra Asri

Petrochemical, Tbk dengan membuat fire safety design untuk

bangunan dan lingkungan sekitarnya, misalnya dengan

mempertimbangkan bahan konstruksi atau dilengkapi sarana

evakuasi. Sistem proteksi pasif terbentuk melalui standar

penggunaan bahan dan komponen struktur bangunan,

kompartemenisasi atau pemisahan bangunan berdasarkan tingkat

ketahanan terhadap api, serta perlindungan terhadap bukaan.

- Sistem proteksi aktif di PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk

mengacu pada kesiapan sistem dari suatu bangunan dalam

mendeteksi dan menanggulangi adanya bahaya kebakaran dengan

sistem pendeteksian kebakaran baik manual ataupun otomatis,

sistem pemadam kebakaran berbasis air seperti springkler, pipa

tegak dan slang kebakaran.

-

10. Nama Kegiatan : Pengamatan terhadap water pump system

Tujuan :Untuk mengamati water pump system yang ada di plant.

Ruang Lingkup :Water pump system yang berada di plant PT. Chandra Asri

Petrochemical, Tbk.

Hasil dan Analisa

Water pump system merupakan rangkain dari pompa air yang berguna

untuk mengalirkan air dari tanki menuju ke hydrant pillar. Air yang dipompa

berasal dari fire water tank dan sea water. Dalam suatu rangkaian water pump

system terdapat jockey pump, electric pump, dan diesel pump. Pada masing-

masing rangkaian terdapat isolation valve yang berfungsi untuk menutup salah

satu aliran air menuju pipa selanjutnya. Penjelasan mengenai seluruh hasil

yang didapatkan dijelaskan pada bab 4 point proteksi aktif kebakaran.

11. Nama Kegiatan : Mengikuti sosialisasi kanker serviks bersama karyawti

PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk

Page 11: BAB Vku

91

Tujuan : Mendapatkan informasi mengenai kanker serviks dan

penyebabnya

Manfaat : Memperoleh gambaran tentang Kanker serviks pada

wanita, serta cara pencegahannya

Hasil :

Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan di Plant PP PT. Chandra Asri

Petrochemical, Tbk. Sosialisasi ini diadakan oleh departemen kesehatan, dan

merupakan kegiatan rutin bagi seluruh karyawati guna meningkatkan

pengetahuannya terhadap bahaya penyakit pada wanita. Diadakan sesi Tanya

jawab dalam setiap diskusi. Dalam hal ini bekerjasama dengan siloam hospital

international.

Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah

sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV)

onkogenik, yang menyerang leher Rahim. Di Indonesia hanya 5 persen yang

melakukan Penapisan Kanker Leher Rahim, sehingga 76,6 persen pasien

ketika terdeteksi sudah memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke atas), karena Kanker

Leher Rahim biasanya tanpa gejala apapun pada stadium awalnya. Penapisan

dapat dilakukan dengan melakukan tes Pap smear dan juga Inspeksi Visual

Asam Asetat (IVA). Kanker leher rahim pada stadium awal tidak menunjukkan

gejala yang khas, bahkan bisa tanpa gejala. Pada stadium lanjut, gejala kanker

serviks, antara lain: perdarahan post coitus, keputihan abnormal, perdarahan

sesudah mati haid (menopause) serta keluar cairan abnormal (kekuning-

kuningan, berbau dan bercampur darah).

12. Nama Kegiatan : Senam dan LAri bersama departemen HSE-F

Tujuan : untuk memberikan relaksasi dan juga sebagai media

kebugaran jasmani

Manfaat : dapat lebih mengenal akrab seluruh pekerja HSE-F dan

mendapatkan kebugaran jasmani

Hasil :

Kebugaran jasmani didaptkan oleh setiap karyawan, sehingga karyawan

lebih semangat lagi dalam melakukan pekerjaannya. Instruktur senam

didapatkan dari sanggar dan selalu berubah instrukturnya. Senam dan lari

diadakan 2 minggu sekali dan diukur denyut nadi sebelum dan sesudah serta

Page 12: BAB Vku

92

tinggi dan berat badan masing-masing karyawan dan datanya akan

dimasukkan sebagai bahan dasar dari data kesehatan karyawan

13. Nama Kegiatan : Mempelajari Emergency Response dan Evacuation

Route (Jumat/25 April 2014)

Tujuan : Untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman

mengenai Emergency Response dan Evacuation Route,

khususnya di PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk.

Manfaat : Mendapatkan informasi manjaemen tanggap darurat

Hasil dan Analisa :

Sesuai dengan besarnya potensi bahaya yang ada di dalam

pengoperasian pabrik, PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk telah melakukan

upaya yang sangat intensif dalam rencana penanggulangan keadaan darurat

(emergency respon), baik dengan menggunakan sarana dan prasarana intern

maupun penggalangan bantuan dari pihak luar.

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja dalam Pasal 3 Ayat 1 yang memuat tentang syarat-syarat keselamatan

kerja, salah satunya adalah dengan mencegah, mengurangi dan

memadamkan kebakaran, mencegah dan mengurangi bahaya peledakan,

memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran

atau kejadian lain yang berbahaya, dan memberi pertolongan pada

kecelakaan, PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk. dalam pelaksanaannya

telah mengikuti ketentuan tersebut dan membuat sistem proteksi kebakaran

sedini mungkin untuk tujuan menghindari risiko terhadap bahaya kebakaran

dan atau peledakan. Pembuatan sistem proteksi kebakaran telah dilakukan

sejak perencanaan site plant, dimulai dari sarana jalan ke luar, sistem proteksi

aktif, sistem proteksi pasif dan fire safety management. Dengan

memperhatikan potensi bahaya yang ada di PT. Chandra Asri Petrochemical,

Tbk. maka dibuat pengendalian bahaya kebakaran yaitu dengan adanya :

- Inspeksi dan pemeliharaan alat-alat proteksi kebakaran

- Pembentukan tim emergency (terbentuk dari kelompok operasional per

departemen)

Page 13: BAB Vku

93

- Penyusunan emergency respons manuals (pre-fire fighting plan)

- Penyusunan standar operasional prosedur (SOP) pecegahan kebakaran

- Penyelenggaraan latihan penanganan kebakaran dan proses evakuasi

- Pelaksanaa fire safety audit

- Penyelenggaraan sosialisasi program aman kebakaran

Upaya-upaya pencegahan kebakaran meliputi penyediaan sarana dan

prasarana peralatan yang disediakan dalam perusahaan, serta karyawan yang

terlatih, sedangkan penggalangan bantuan dari luar meliputi pemanfaatan

badan penanggulangan keadaan darurat Ciwandan Emergency Respon Team

(CERT) maupun sarana dari Pemerintah Daerah.

CERT merupakan suatu badan kerjasama penanggulangan keadaan

darurat dari perusahaan-perusahaan industri kimia yang berada di Ciwandan

dan sekitarnya. Badan penanggulangan ini merupakan prosedur kerjasama

baku, baik untuk penyediaan sarana maupun prasarana penanggulangan

keadaan darurat yang terjadi di lokasi pabrik para anggotanya. Anggota CERT

yang berkoordinasi dalam keadaan darurat adalah Chandra Asri, Asahimas,

Dong Jin, Lautan Otsuka, Bayer, NSI, Indorama.

PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk. telah membentuk tim

penanggulangan kebakaran yang terdiri dari fire brigade, tim emergency dari

masing-masing departemen (ERT member). Pembentukan tim

penanggulangan kabakaran di PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk. sudah

sesuai dengan Kepmenaker RI Nomor 186 Tahun 1999.

Tugas-tugas tim penanggulangan kebakarnan tersebut sudah dapat

dilakukan dengan baik. Masing-masing ERT member telah mempunyai

jobdesk. Hal tersebut membuat PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk. mampu

menangani keadaan darurat (kebakaran) secara cepat dan tanggap.

Penyelenggaraan latihan pemadaman kebakaran rutin dilakukan di fire ground

secara berkala. Selain itu dengan adanya pre-fighting plan dapat membantu

mengetahui gambaran tentang resiko yang didapatkan apabila terjadi

kebakaran pada suatu area.

Dalam kesiap-siagaan pelaksanaan penanggulangan kebakaran, PT.

Chandra Asri Petrochemical, Tbk juga melakukan kegiatan latihan atau training

yang dilakukan oleh fire fighting section beserta dengan ERT member di fire

ground diperuntukkan bagi karyawan baru.

Page 14: BAB Vku

94

Selain latihan pengenalan dan penanggulangan kebakaran PT. Chandra

Asri Petrochemical, Tbk juga dilakukan drill (simulasi penanganan kebakaran)

yang dilakukan tiap enam bulan sekali. Dalam pelaksanaan drill mempunyai

suatu team (tim ERT) yang dilatih dengan melakukan simulasi penanganan

kebakaran di lapangan. Drill bertujuan untuk mengenalkan sistem prosedur

emergency respon yang terbaru kepada tim penanggulangan kebakaran, serta

melatih semua personil yang terlibat operasional keadaan darurat berdasarkan

aturan main dan tanggung jawabnya. Setiap drill yang akan dilakukan, maka

dipersiapkan scenario drill dan akan diinformasikan kepada masing-masing

ERT member (tim emergency). Hal ini dimaksudkan agar dapat menjadi

evaluasi dalam pelaksanaan penanganan kebakaran. (file scenario drill

terlampir)

PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk mengenal 3 level emergency.

Emergency level 1 yaitu suatu keadaan darurat yang terjadi pada satu daerah

lokal/zona. Jika terjadi kebakaran di proses, daerah tank, warehouse, atau

gedung, kebocoran hidrokarbon yang serius, bocoran bahan kimia yang tidak

terkendali, dan ledakan atau pencemaran gas propylene, maka harus

menginformasikan kepada supervisor area di lokasi dimana terjadi lokasi

emergency dan jenis emergency tersebut. Tim emergency yang mengatasi

keadaan darurat ini adalah tim emergency local atau finder yang telah ada

pada area tersebut. Apabila emergency dapat dikontrol dan dikendalikan maka

Supervisor area mengambil tindakan untuk menormalkan situasi dan

melakukan tindak lanjut investigasi kejadian tersebut.

Apabila emergency tidak dapat diatasi, maka supervisor mengkatifkan

sirine dan menginformasikan keadaan emergency kepada Superintendent

untuk segera menghidupkan general alarm. Emergency tersebut masuk pada

emergency level 2 maka emergency respon team (ERT) bekerja yang terdiri

dari team fire dan departemen-departemen lainnya. Fungsi dari ERT adalah

sebagai fire fighter, rescue team (menyelamatkan korban/alat dari tempat

emergency ke tempat yang aman), serta sebagai first aid team (ke

kilink/rujukan rumah sakit). Karyawan/kontraktor/tamu berjalan menuju

assembly point (tempat berkumpul) dan standby menunggu instruksi

selanjutnya dari kordinator evakuasi. Tugas dari Superintendent adalah

Page 15: BAB Vku

95

menginformasikan kepada anggota ERT untuk memadamkan api serta meng-

shut-down pabrik jika tidak aman untuk dijalankan.

Di sisi lain, terdapat emergency control center (ECC) yang menjadi

penanggung jawab tertinggi, yaitu pimpinan departemen sebagai emergency

manager yang akan membagi tugas dari masing-masing team emergency.

Apabila emergency dapat dikontrol maka Supervisor area mengambil tindakan

untuk menormalkan situasi dan melakukan tindak lanjut investigasi kejadian

tersebut.

Apabila keadaan emergency tidak dapat diatasi, maka team ERT akan

menghubungi team CERT untuk meminta bantuan menangani emergency.

Emergency ini masuk ke dalam emergency level 3. Emergency yang dapat

diatasi akan segera dilakukan tindak lanjut investigasi kejadin tersebut. Apabila

keadaan emergency tidak dapat diatasi, maka team CERT akan meminta

bantuan kepada pemerintah dan merupakan level 4 krisis.

Dalam perencaaan penyelamatan evakuasi di PT. Chandra Asri

Petrochemical, Tbk telah dibentuk sarana jalan keluar/jalur evakuasi sehingga

memudahkan orang untuk menyelamatkan diri dan segera menuju titik

berkumpul (assembly point). Assembly point merupakan tempat berkumpul

pada area kerja yang ditentukan di masing-masing lokasi yang terdekat yang

ditandai dengan bendera berwarna hijau pada setiap area. Muster point

merupakan tempat berkumpul utama untuk memudahkan evakuasi, yang

ditandai dengan bendera berwarna kuning. Saat emergency level 3, semua

karyawan akan berkumpul di muster point dan pabrik akan di-shutdown.