bab vii kesimpulan

4
BAB VII KESIMPULAN Satuan geomorfologi yang ada di daerah pemetaan dibagi secara deskriptif dan genetik menjadi tiga satuan geomorfologi, yaitu: (1) Satuan Geomorfologi Perbukitan Bergelombang Punggungan Hogback, (2) Satuan Geomorfologi Perbukitan Tersayat Tajam Punggungan Kuesta, dan (3) Satuan Geomorfologi Perbukitan Denudasional Struktur Patahan. Pola aliran sungai pada daerah pemetaan adalah Subrectangular , dengan stadia sungai dewasa dan stadia daerah dewasa-tua. Berdasarkan pembagian satuan batuan secara litostratigrafi, satuan batuan di daerah pemetaan dapat dibagi menjadi empat satuan batuan dengan urutan dari yang berumur paling tua ke yang berumur paling muda, yaitu Satuan batulempung karbonat selang-seling batupasir karbonat yang terendapkan pada kala Miosen Tengah dengan lingkungan pengendapan Channeled Suprafan Lobes (Mid Fan). Kemudian secara menjemari dengan satuan 98

Upload: varian-forturozy

Post on 17-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

BAB 7 kesimpulan geologi daerah kaliputih kebumen

TRANSCRIPT

BAB VIIKESIMPULANSatuan geomorfologi yang ada di daerah pemetaan dibagi secara deskriptif dan genetik menjadi tiga satuan geomorfologi, yaitu: (1) Satuan Geomorfologi Perbukitan Bergelombang Punggungan Hogback, (2) Satuan Geomorfologi Perbukitan Tersayat Tajam Punggungan Kuesta, dan (3) Satuan Geomorfologi Perbukitan Denudasional Struktur Patahan. Pola aliran sungai pada daerah pemetaan adalah Subrectangular , dengan stadia sungai dewasa dan stadia daerah dewasa-tua.Berdasarkan pembagian satuan batuan secara litostratigrafi, satuan batuan di daerah pemetaan dapat dibagi menjadi empat satuan batuan dengan urutan dari yang berumur paling tua ke yang berumur paling muda, yaitu Satuan batulempung karbonat selang-seling batupasir karbonat yang terendapkan pada kala Miosen Tengah dengan lingkungan pengendapan Channeled Suprafan Lobes (Mid Fan). Kemudian secara menjemari dengan satuan sebelumnya, terendapkan Satuan breksi andesit-basalt pada kala Miosen Tengah Miosen Akhir dengan lingkungan pengendapan Upper Bathyal, dan bersamaan terendapkan pula Satuan batupasir karbonat pada kala Miosen Tengah sampai Pliosen Awal dengan lingkungan pengendapan Outer Shelf Upper Bathyal. Kedua satuan tersebut memiliki hubungan menjemari pada bagian bawah satuan batupasir karbonat yang diperkirakan terjadi perubahan fasies saat cekungan mengalami uplift. Selanjutnya terendapkan secara tidak selaras Satuan breksi andesit di atas satuan sebelumnya pada kala Pliosen Akhir dengan lingkungan pengendapan Upper Bathyal.Struktur geologi yang terbentuk pada daerah pemetaan dapat dibagi menjadi dua jenis struktur, yaitu perlipatan dan sesar (patahan). Struktur perlipatan antara lain Lipatan sinklin Andung, Lipatan antiklin Karangtengah, Lipatan sinklin Sijaran, sedangkan struktur sesar (patahan) antara lain Sesar Naik Batur, Sesar Geser Sinistral Bedegolan, dan Sesar Geser Sinistral Geligir. Proses pembentukan struktur geologi di daerah pemetaan ini diinterpretasikan berdasarkan data kekar di lapangan terjadi pada Plio-Pleistosen dengan gaya dominan berarah N 335o E atau N 155o E dan arah gaya tegasan utama relatif memiliki arah barat laut-tenggara. Evaluasi terhadap keadaan geologi daerah pemetaan dapat memberikan informasi dari aspek potensi sumber daya alam dan kendala bencana geologi. Dari aspek potensi sumber daya alam, daerah pemetaan memiliki beberapa potensi, pertama, bahan galian pasir dan batu (sirtu) di daerah Kedungdawa, Siparuk, K. Batur, dan K. Bedegolan. Kedua, potensi bahan galian breksi di lereng G. Silender dan G. Lendersangan. Ketiga, potensi air antara lain sebagai sumber air dan pembangkit listrik di daerah K. Bedegolan. Keempat, potensi wisata air pada waduk Wadaslintang dan bendung Pejengkolan di daerah Jembangan. Dari segi kendala, daerah pemetaan memiliki kendala bencana kerentanan gerakan tanah di daerah aliran K. batur dan lereng G. Pringtutul, dan kendala kerentanan banjir pada daerah tepi aliran K. Bedegolan.

99