bab v.docx

27
BAB V NERACA MASSA DAN ENERGI Berbagai perhitungan yang dimungkinkan untuk perencanaan awal pembangunan pabrik kimia. Prediksi yang disertai berbagai teori dapat memberi akurasi yang lebih naik dalam penentuan. Laju alir komponen disertai komposisi aliran dari tiap unit proses yang berlangsung dalam usaha produksi. Penentuan kapasitas peralatan pabrik serta kebutuhan energi suatu pabrik, diperlukan perhitungan terhadap neraca massa dan neraca energi yang masuk dan keluar dari suatu peralatan. Kedua neraca ini sangat diperlukan dalam penentuan spesifikasi setiap peralatan proses. Jumlah panas yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah massa yang diproses. Demikian juga ukuran peralatan ditentukan oleh jumlah massa yang harus ditangani. 5.1 Neraca Massa Neraca massa merupakan penerapan dari pada prinsip kekekalan massa pada satuan proses. Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa ”massa tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat dirubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain”. Perubahan dapat terjadi bila terjadi perubahan energi, tetapi dalam reaksi kimia perubahan massa kecil sekali sehingga

Upload: temanjawa

Post on 08-Dec-2014

142 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V.docx

BAB V

NERACA MASSA DAN ENERGI

Berbagai perhitungan yang dimungkinkan untuk perencanaan awal

pembangunan pabrik kimia. Prediksi yang disertai berbagai teori dapat memberi

akurasi yang lebih naik dalam penentuan. Laju alir komponen disertai komposisi

aliran dari tiap unit proses yang berlangsung dalam usaha produksi. Penentuan

kapasitas peralatan pabrik serta kebutuhan energi suatu pabrik, diperlukan

perhitungan terhadap neraca massa dan neraca energi yang masuk dan keluar dari

suatu peralatan. Kedua neraca ini sangat diperlukan dalam penentuan spesifikasi

setiap peralatan proses. Jumlah panas yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah

massa yang diproses. Demikian juga ukuran peralatan ditentukan oleh jumlah

massa yang harus ditangani.

5.1 Neraca Massa

Neraca massa merupakan penerapan dari pada prinsip kekekalan massa

pada satuan proses. Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa ”massa tidak

dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat dirubah dari satu

bentuk ke bentuk yang lain”. Perubahan dapat terjadi bila terjadi perubahan

energi, tetapi dalam reaksi kimia perubahan massa kecil sekali sehingga prinsip

kekekalan massa dapat diberlakukan. Hukum kekekalan massa tidak berlaku pada

reaksi-reaksi fusi dan fisi dimana perubahan massa jauh lebih besar dari pada

reaksi kimia biasa.

5.1.1 Persamaan Neraca Massa

Dalam penentuan neraca massa dari suatu sistem atau peralatan diperlukan

adanya batasan-batasan dari sistem yang ditinjau. Perhitungan neraca massa pada

sistem kontinyu dianggap dalam keadaan tunak (steady state). Aliran proses yang

mempunyai lebih dari satu komponen, perhitungan neraca masanya dilakukan

pada masing-masing komponen disamping perhitungan neraca massa total.

Persamaan umum untuk setiap sistem proses yang terjadi dapat ditulis :

Page 2: BAB V.docx

Massa keluar = massa masuk + generasi – konsumsi – akumulasi (5.1)

Untuk proses steady state dan tidak terjadi reaksi kimia maka

akumulasi, generasi dan konsumsi adalah nol. Sehingga persamaan neraca

massanya dapat dituliskan :

Massa keluar = Massa masuk (5.2)

5.1.2 Langkah-langkah Pembuatan Neraca Massa

Menurut Himmeblau (2004) langkah-langkah yang ditempuh dalam

pembuatan neraca massa adalah sebagai berikut :

1. Menggambarkan diagram proses dengan aliran-aliran yang diperlukan;

2. Menuliskan besaran, data yang diketahui, dan data yang diperlukan pada

diagram tersebut;

3. Memeriksa apakah ada komposisi atau massa pada setiap aliran yang

langsung dapat diketahui atau dihitung;

4. Menetapkan dasar perhitungan, semua perhitungan bahan atau komponen

harus didasarkan pada dasar yang sama;

5. Jumlah besaran yang diketahui harus dihitung tidak boleh melebihi jumlah

persamaan neraca bahan independen yang ada;

6. Jika jumlah persamaan neraca massa bahan yang diketahui melebihi, perlu

dipilih persamaan-persamaan yang digunakan untuk menyelesaikan

persoalan;

7. Membuat persamaan sesuai dengan jumlah yang tidak diketahui;

8. Menyelesaikan persamaan untuk mendapatkan yang belum diketahui.

Disamping itu juga dikenal cara perhitungan neraca massa menurut

Reklaitis (1983), yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menggambarkan diagram proses dengan aliran-aliran yang diperlukan;

2. Menuliskan besaran, data yang diketahui, dan data yang diperlukan dalam

diagram tersebut;

3. Menentukan derajat kebebasan atau degree of freedom dari masing-masing

proses dan proses secara keseluruhan;

Page 3: BAB V.docx

4. Menyusun persamaan untuk menyelesaikan persoalan;

5. Menyelesaikan persamaan yang dimulai dari proses yang derajat

kebebasannya sama dengan 0 (nol);

6. Selanjutnya disusun tabel derajat kebebasan yang baru untuk menyelesaikan

persamaan yang derajat kebebasannya sama dengan nol, begitu seterusnya

sehingga semua persamaan dapat diselesaikan.

5.2 Neraca Energi

Neraca energi merupakan persamaan matematika yang menyatakan

hubungan antara energi masuk dan energi keluar sistem. Prinsip dasar yang

digunakan sesuai dengan prinsip dasar kekekalan energi, yaitu ”energi tidak dapat

diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan”. Konsep neraca energi menurut

Himmeblau (1982) pada dasarnya sama dengan konsep neraca massa, yaitu :

E = E1 – E0 (5.3)

Keterangan :

E = akumulasi energi

E1 = energi masuk

E0 = energi keluar

Persamaan energi pada proses-proses industri biasanya dapat

disederhanakan untuk proses-proses tanpa akumulasi (steady state), sehingga

Persamaan 5.3 diatas menjadi lebih sederhana, yaitu :

E1 = E0 (5.4)

Istilah-istilah yang sering dijumpai pada perhitungan neraca energi adalah:

1. Entalpi (H), merupakan jumlah energi dalam dan perkalian antara tekanan dan

volume, perubahan entalpi merupakan panas yang diserap atau panas yang

dikeluarkan oleh dan dari sistem;

Page 4: BAB V.docx

2. Kapasitas panas (Cp), merupakan energi yang dibutuhkan oleh suatu zat untuk

menaikkan suhu 1oC, energi ini dapat diberikan dengan cara pemindahan panas

dalam suatu proses tertentu;

3. Panas reaksi dan panas standar, merupakan perubahan entalpi sebelum dan

sesudah reaksi terjadi, panas reaksi terjadi pada tekanan 1 atm dan temperatur

25oC;

4. Panas pembentukan standar, merupakan panas reaksi yang khusus, panas yang

diperlukan untuk pembentukan senyawa dari unsurnya;

5. Panas sensibel, merupakan panas yang dibutuhkan untuk menaikkan atau

menurunkan temperatur suatu zat tanpa merubah fasanya;

6. Panas laten, merupakan panas yang dibutuhkan untuk merubah fasa suatu zat

tanpa menaikkan atau menurunkan temperaturnya.

Untuk hasil perhitungan neraca massa dan energi pada tiap alat dapat

dilihat pada Tabel 5.1 sampai Tabel 5.13, sedangkan contoh perhitungan neraca

massa dan energi untuk masing-masing peralatan disajikan pada Lampiran A dan

Lampiran B.

5.3 Hasil Perhitungan Neraca Massa

Perhitungan neraca massa pada prarancangan pabrik bioetanol dari

pelepah sawit seperti dibawah ini:

Basis perhitungan : 1 jam operasi

Satuan : kilogram

Waktu operasi : 330 hari/tahun

Kapasitas bahan baku (kg/jam) = 5050 kg/jam

5.3.1 Chipper (CP-101)

Fungsi: Untuk memotong pelepah sawit menjadi chip.

Page 5: BAB V.docx

TKS TKS

F1 F2

Gambar 5.1. Alur neraca massa pada chipper (CP-101)

Tabel. 5.1 Rangkuman neraca massa pada chipper

KomponenMasuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

F1 F2

TKS 5050,0000  Chip TKS   5050,0000Total 5050,0000 5050,0000

5.3.2 Gasifier (R-101)

Fungsi: Untuk menghasilkan gas-gas pembentuk senyawa hidrokarbon.

Gambar 5.2 Keterangan aliran serta komposisi masuk unit Gasifier (R-101)

Tabel 5.2 Rangkuman neraca massa pada Gasifier (R-101)

KomponenMasuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

F3 F4 F5 F6 F7

H2       64,760  CO       2018,145  CO2       760,307  CH4       391,051  C2H4       226,660  

Chipper(CP-101)

Page 6: BAB V.docx

C2H6       34,559  Char         982,124Steam 606 1765,379   2371,379  Olivine   119663,59   119663,59Ash 141,4     107,795  TKS 4444        Total 126620,367 126620,367

5.3.3 Char Combustor (B-101)

Fungsi: Perlakuan lebih lanjut char yang diperoleh untuk sirkulasi panas gasifier

(R-101)

Gambar 5.3 Keterangan aliran serta komposisi masuk unit Combustor Char (B-101)

Tabel 5.3 Rangkuman neraca massa pada Char combustor(B-101)

Komponen

Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)F7 F8 F9 F11 F5 F10

Char 982          Olevin 119663 131,629     119794,629  MgO            N2     4827,075     4827,075O2     1283,146     1283,146Abu       107,79   1089,795

Page 7: BAB V.docx

5Total 126994,6465 126994,6465

5.3.4. Cyclone (Cy-101)

Fungsi: Menghilangkan partikel padatan pada aliran yang akan memasuki

steam reforming.

Gambar 5.4 Keterangan aliran serta komposisi masuk unit Cyclone (Cy-101)

Tabel 5.4 Rangkuman neraca massa pada Cyclone (Cy-101)

KomponenMasuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

F6 F11 F12

H2 64,7600   64,7600CO 2018,1448   2018,1448CO2 760,3069   760,3069CH4 391,0506   391,0506C2H4 226,6599   226,6599C2H6 34,5594   34,5594Ash 107,795 107,795  Total 3603.2765 3603.2765

5.3.5 Steam reformer (R-103)

Fungsi : mengkonversi sebagian besar gas hidrokarbon menjadi senyawa H2

dan CO

Page 8: BAB V.docx

Gambar 5.5. Keterangan aliran serta komposisi masuk unit Steam reforming (R- 102)

Tabel 5.5 Ringkasan neraca massa pada unit Steam reformer (R-102)

KomponenMasuk (Kg/jam) Keluar (Kg/jam)

F12 F13 F14

H2 64,7600   342,1505732

CO 2018,1448   1350,021164

CO2 760,3069   3551,1128

CH4 391,0506    

C2H4 226,6599   22,6659888

C2H6 34,5594   3,4559406

H2O   1773,925241  

Total 5269,407 5269,407

6. Quenching Tower (SC-101)

Fungsi : Menghilangkan sebagian CO2 untuk mengurangi beban kerja HTS

(High Temperatur Shift)

Gambar 5.6 Keterangan aliran serta komposisi masuk Quenching Tower (SC-101)

Page 9: BAB V.docx

Tabel 5.6 Ringkasan neraca massa pada unit Quenching Tower (SC-101)

KomponenMasuk (Kg/jam) Keluar (Kg/jam)

F14 F15 F18 F16 F17

H2 342,150       342,150

CO 1350,021       1350,021

CO2 3551,112       103,337

C2H4 22,665       22,665

C2H6 3,455       3,455

K2CO3   11298,995   328,800  

KHCO3       15813,751

H2O     1452,727 56,946  

Total 18021,130 18021,130

7. High Temperature Shift Converter Reactor (R-103)

Fungsi : Reaktor tempat berlangsungnya konversi dari gas CO menjadi H2 dan

CO2 dengan bantuan steam pada temperatur tinggi (350°C-400°C).

Gambar 5.7 Keterangan aliran serta komposisi masuk unit High Temperature Shift Reactor (HTS) (R-103)

Tabel 5.7 Ringkasan neraca massa pada unit High Temperature Shift Converter (R-103)

KomponenMasuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

F17 F20 F19

H2 342,150   406,430CO 1350,021   472,331

Page 10: BAB V.docx

CO2 103,337   1517,503C2H4 22,666   22,666C2H6 3,455   3,455H2O   898,7844556 298,026Total 2720,416 2720,415

8. BlowTank (TT-101)

Fungsi : Membuang air proses yang telah dipakai untuk treatment lebih lanjut

Gambar 5.8 Keterangan aliran serta komposisi masuk unit Blow Tank (TT-101)

Tabel 5.8 Ringkasan neraca massa pada unit Blow Tank (TT-101)

KomponenMasuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

F19 F21   F24

H2 406,430 406,430  

CO 472,331 472,331  

CO2 1517,503 1517,503  

C2H4 22,666 22,666  

C2H6 3,455 3,455  

H2O 298,026   298,026

Total 2720,415 2721.415

9. Low Temperature Shift Converter Reactor (R-104)

Fungsi : Reaktor tempat berlangsungnya konversi dari gas CO menjadi H2 dan

CO2 dengan bantuan steam pada temperatur tinggi (250°C-200°C).

Page 11: BAB V.docx

Gambar 5.9. Keterangan aliran serta komposisi masuk unit Low Temperature Shift Reactor (R-104)

Tabel 5.9 Ringkasan neraca massa pada unit Low Temperature Shift Converter (R-104)

KomponenMasuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

F21 F22 F23

H2 406,430 438,481CO 472,331 22,435CO2 1517,503 2222,627C2H4 22,666 22,666C2H6 3,455 3,455H2O 303,641 16,363Total 2726,030 2726,030

10. Absorber (C-101)

Fungsi : Menyerap CO2 yang terdapat dalam aliran utama produk hidrogen.

Gambar 10. Aliran dan komposisi masuk unit Absorber (C-101)

Page 12: BAB V.docx

Tabel 5.10 Ringkasan neraca massa pada unit Absorber unit (C-101)

KomponenMasuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

F23 F25 F26 F27 F28

H2 438,482    438,48

2  

CO 22,436     22,436  

CO2 2222,627     51,120  

C2H4 22,666     22,666  

C2H6 3,456     3,456  

H2O 16,363 892,894     20,913

K2CO3     7071,996   162,656

KHCO3        9969,19

1

Total 10690,920 10690,920

11. Regenerator (C-102)

Fungsi : Meregenerasi kembali K2CO3 dari larutan KHCO3 dengan reaksi

reversible dari reaksi absorbsi.

Gambar 5.11 Aliran dan komposisi masuk Regenerator (C-102)

Tabel A.15 Ringkasan neraca massa pada unit Regenerator (C-102)

KomponenMasuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

F16 F28 F30 F31

CO2 5486,916

K2CO3 328,800 162,655 17949,827

KHCO3 15813,751 9969,191 593,007

Page 13: BAB V.docx

H2O 56,946 20,912 2322,507

Total 26352,259 26352,259

12. Pressure Swing Adsorption (PSA-101)

Fungsi : menyerap gas-gas selain H2 untuk memurnikan produk akhir.

Gambar 5.12 Aliran dan komposisi Pressure Swing Adsorben (PSA-101)

Dengan merujuk pada vendor pembangun beberapa pabrik hidrogen didunia

Haldor Topsoe, kinerja dari penyerapan gas-gas selain H2 didalam PSA mendekati

100%. Dalam hal ini, penulis mengasumsikan nilai penyerapan gas-gas tersebut

mencapai 100%. Dengan demikian didapatkan nilai komposisi aliran sebagai

berikut :

Tabel 5.12 Ringkasan neraca massa pada unit PSA (PSA-101)

KomponenMasuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

F27 F32 F33

H2 438,4819 438,4819

CO 22,4358 22,4358

CO2 51,1204 51,1204

C2H4 22,6660 22,6660

C2H6 3,4559 3,4559

Total 538,160 538.160

Page 14: BAB V.docx

5.4 Hasil Perhitungan Neraca Energi

5.4.1 Gasifier (R-101)

Fungsi: Untuk menghasilkan gas-gas pembentuk senyawa hidrokarbon.

Gambar 5.13. Keterangan aliran serta komposisi masuk unit Gasifier (R-101)

Tabel 5.13 Rangkuman neraca energi pada Gasifier (R-101)

KomponenMasuk (KKal/jam) Keluar (KKal/jam)

F3 F4 F5 F6 F7

H2       8.276,32  

CO       257.918,90  

CO2       97.167,23  

CH4       49.976,26  

C2H4       28.967,13  

C2H6       4.416,69  

Char         125.515,45

Steam 77.446,80 225.615,44   303.062,24  

Olivine     15.293.006,54   15.293.006,54

Ash 18.070,92     13.776,20  

TKS 567.943,20        

Total663.460,92 225.615,44 15.293.006,54 763.560,98 15.418.521,99

16.182.082,89 16.182.082,96

Page 15: BAB V.docx

5.4.2 Char Combustor (B-101)

Fungsi: Perlakuan lebih lanjut char yang diperoleh untuk sirkulasi panas gasifier

(R-101)

Gambar 5.14 Keterangan aliran serta komposisi masuk unit Combustor (B-101)

Tabel 5.14 Rangkuman neraca energi pada char combustorKompone

nMasuk (KKal/jam) Keluar (KKal/jam)

F7 F8 F9 F11 F5 F10

Char 125.499,60          

Olevin15.292.931,4

016.822,2

2   

15.309.753,62

 

MgO            

N2    616.900,2

6   

616.900,26

O2    163.986,1

4   

163.986,14

Ash      13.776,2

139.275,80

Total15.418.431,00

16.822,22

780.886,40

13.776,20

15.309.753,62

920.162,20

16.229.915,83 16.229.915,83

5.4.3 Steam reformer (R-103)

Fungsi : Mengkonversi sebagian besar gas hidrokarbon menjadi senyawa H2 dan

CO

Page 16: BAB V.docx

Gambar 5.15 Alur Neraca Energi pada Heat Exchanger

Tabel 5.15 Rangkuman neraca energi pada Steam Reformer

KomponenMasuk (KKal/jam) Keluar (KKal/jam)

F12 F13 F14

H2 8.276,32   43.726,84CO 257.918,90   172.532,70CO2 97.167,23   453.832,22CH4 49.976,26    C2H4 28.967,13   2.896,71C2H6 4.416,69   441,67H2O   226.707,65  

Total446.722,54 226.707,65 673.430,15673.430,19 673.430,15

5.4.4 Quenching Tower (SC-101)

Fungsi : Menghilangkan sebagian CO2 untuk mengurangi beban kerja HTS (High

Temperatur Shift)

Gambar 5.16 Keterangan aliran serta komposisi masuk Quenching Tower (SC-101)

Page 17: BAB V.docx

Tabel 5.16 Rangkuman neraca energi pada Quenching TowerKompone

nMasuk (KKal/jam) Keluar (KKal/jam)

F14 F15 F18 F16 F17

H2 43.726,84       43.726,84

CO 172.532,70      172.532,7

0CO2 453.832,22       13.206,52C2H4 2.896,71       2.896,71C2H6 441,67       441,67K2CO3   1.444.011,61   42.020,74  

KHCO3      2.020.997,4

H2O     185.658,64 7.277,81  

Total673.430,15 1.444.011,61 185.658,64

2.070.295,95

232.804,45

2.303.100,40 2.303.100,40

5.4.5 High Temperature Shift Converter Reactor (R-103)

Fungsi : reaktor tempat berlangsungnya konversi dari gas CO menjadi H2 dan

CO2 dengan bantuan steam pada temperatur tinggi (350°C-400°C).

Gambar 5.17 Keterangan aliran serta komposisi masuk unit High Temperature Shift Reactor (HTS) (R-103)

Page 18: BAB V.docx

Tabel 5.17 Rangkuman neraca energi pada High Temperature Shift Converter Reactor (R-103)

KomponenMasuk (Kkal/jam) Keluar (Kkal/jam)F17 F20 F19

H2 43.726,84   51.941,86CO 172.532,70   60.363,98CO2 13.206,52   193.936,99C2H4 2.896,71   2.896,71C2H6 441,67   441,67H2O   114.864,65 38.087,83

Total232.804,45 114.864,65 347.669,04347.669,10 347.669,04

5.4.6 BlowTank (TT-101)

Fungsi : Membuang air proses yang telah dipakai untuk treatment lebih lanjut

Gambar 5.18 Keterangan aliran serta komposisi masuk unit Blow Tank (TT-101)

Tabel 5.18 Rangkuman neraca energi pada BlowTank (TT-101)

KomponenMasuk (Kkal/jam) Keluar (Kkal/jam)

F19 F21 F24

H2 51.941,86   51.941,86

CO 60.363,98   60.363,98

CO2 193.936,99   193.936,99

C2H4 2.896,71   2.896,71

C2H6 441,67   441,67

H2O 38.087,83 38.087,83  

Total347.669,04 38.087,83 309.581,22

347.669,04 347.669,04

5.4.7 Low Temperature Shift Converter Reactor (R-104)

Page 19: BAB V.docx

Fungsi : Reaktor tempat berlangsungnya konversi dari gas CO menjadi H2 dan

CO2 dengan bantuan steam pada temperatur tinggi (250°C-200°C).

Gambar 5.19 Keterangan aliran serta komposisi masuk unit Low Temperature Shift Reactor (R-104)

Tabel 5.19 Low Temperature Shift Converter Reactor (R-104)

KomponenMasuk (Kkal/jam) Keluar (Kkal/jam)

F21 F22 F23

H2 51.941,86   56.037,99CO 60.363,98   2.867,29CO2 193.936,99   284.051,79C2H4 2.896,71   2.896,71C2H6 441,67   441,67H2O   38.805,41 2.091,20

Total309.581,22 38.805,41 348.386,65348.386,63 348.386,65

5.4.8 Absorber

Page 20: BAB V.docx

Fungsi : menyerap CO2 yang terdapat dalam aliran utama produk hydrogen

Gambar 5.20 Aliran dan komposisi masuk unit Absorber (C-101)

Tabel 5.20 Rangkuman neraca energi pada Absorber C-101Kompone

nMasuk (Kkal/jam) Keluar (Kkal/jam)

F23 F24 F25 F26 F27

H2 560,379.92    560,379.9

CO 28,672.89     28,672.89  

CO22,840,517.8

6    65,331.91  

C2H4 28,967.13     28,967.13  C2H6 4,416.69     4,416.69  

H2O 20,912.031,142,627.3

3  1,509.32 26,726.69

K2CO3    9,038,011.3

8  207,874.26

KHCO3         12,740,626.42

Total3,483,866.52

1,142,627.33

9,038,011.38

689,277.86

12,975,227.37

13,664,505.23 13,664,505.23