bab v pola dan struktur ruang wilayah pesisir kabupaten sukabumi
TRANSCRIPT
BAB V
POLA DAN STRUKTUR RUANG
WILAYAH PESISIR KABUPATEN SUKABUMI
4.1 Rencana Pola Ruang
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan laut Kabupaten Sukabumi tidak terlepas
dari kebijakan tata ruang di atasnya, yaitu mengacu pada kebijakan pembangunan yang
tertuang pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi. Berikut ini diuraikan
kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Sukabumi yang terkait dengan pengembangan
wilayah pesisirnya. Rencana pengelolaan kawasan adalah rencana alokasi penggunaan ruang
yang disusun berdasarkan berbagai kondisi eksisting. Di Kabupaten Sukabumi, rencana
pengelolaan kawasan difokuskan pada 2 kawasan, yaitu kawasan lindung dan kawasan
budidaya.
a) Kawasan Lindung
Merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama melindungi pelestarian fungsi
sumberdaya alam, sumberdaya buatan serta nilai budaya dan sejarah bangsa. Kategori
kawasan lindung yang terkait dengan perencanaan wilayah laut dan pesisir di
Kabupaten Sukabumi diantaranya adalah :
1) Kawasan Perlindungan Setempat
Dalam lingkup perencanaan wilayah pesisir dan laut di Kabupaten Sukabumi,
kawasan perlindungan setempat digolongkan ke dalam kawasan sempadan pantai
dan kawasan sempadan sungai.
Kawasan sempadan pantai ; adalah kawasan yang meliputi deretan sepanjang
pantai yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai.
Tujuan perlindungan adalah melindungi dari kegiatan manusia yang dapat
mengganggu ekosistem. Kriteria pada kawasan sempadan pantai ini adalah
minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi pantai. Lokasi yang termasuk
dalam kawasan sempadan pantai ini adalah di sepanjang pantai utara wilayah
Kabupaten Sukabumi yang meliputi Kecamatan Kecamatan Cisolok, Cikakak,
Plabuhan Ratu, Simpenan, Ciemas, Ciracap, Cibitung, Surade dan Kecamatan
Tegalbuled.
Kawasan sempadan sungai ; adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai,
termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat
penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Kriteria kawasan
sempadan sungai ini adalah sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan
sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar
permukiman. Lokasi daerah yang tercakup sebagai kawasan sempadan sungai
ini adalah daerah di sepanjang Sungai Cilatuh, Cimandiri, dan sungai cidadap.
2) Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya
Kawasan suaka alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik di darat
maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. Dalam lingkup
perencanaan wilayah pesisir dan laut, kawasan suaka alam dan cagar budaya
dikategorikan ke dalam kriteria kawasan pantai hutan bakau dan kawasan ruang
terbuka hijau.
Kawasan pantai berhutan bakau ; adalah kawasan pesisir laut yang merupakan
habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberi perlindungan
kepada perikehidupan pantai dan lautan. Kriteria bagi peruntukan kawasan ini
adalah minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan
terendah tahunan diukur dari garis air surut terendah ke aah darat. Lokasi yang
termasuk kawasan pantai berhutan bakau adalah Kecamatan Ciemas dan
Ciracap.
Kawasan ruang terbuka hijau ; merupakan kawasan yang berfungsi lindung
atau konservasi. Dalam lingkup perencanaan pesisir dan laut, wilayah yang
dikategorikan sebagai kawasan ruang terbuka hijau ini meliputi seluruh
kawasan perlindungan pantai di sepanjang pesisir, terutama di Kecamatan
Ciemas.
3) Kawasan Rawan Bencana
Di Kabupaten Sukabumi terdapat beberapa lokasi wilayah yang sering mengalami
bencana alam seperti banjir rob, gerakan tanah, tsunami. Pada kawasan-kawasan
seperti ini perlu dilindungi agar dapat menghindarkan masyarakat dari ancaman
yang ada tersebut. Pengaturan untuk rawan longsor dapat dikembangkan sebagai
suaka alam, dengan syarat tanaman yang ditanam dapat mencegah atau
memperbaiki kondisi kerawanan tersebut. Sebagai wilayah perencanaan
berkarakter pesisir dan laut, maka kategori kawasan rawan bencana digolongkan
pada daerah rawan abrasi dan akresi dapat dilakukan langkah-langkah
dengan penanaman tanaman bakau (mangrove). Kecamatan yang berpotensi
terkena bahaya tsunami adalah Kecamatan Ciracap, Tegal Buleud dan Kecamatan
Plabuhan ratu.
b) Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya merupakan kawasan diluar kawasan lindung yang kondisi fisik
dan potensi sumber daya alamnya dianggap dapat dan perlu dimanfaatkan baik bagi
kepentingan produksi (kegiatan usaha) maupun pemenuhan kegiatan permukiman.
Oleh karena itu dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi, penetapan
kawasan ini dititikberatkan pada usaha untuk memberikan arahan pengembangan
berbagai kegiatan budidaya sesuai dengan potensi sumberdaya yang ada dengan
memperhatikan optimasi pemanfaatannya. Pengembangan kawasan budidaya di
Kabupaten Sukabumi sesuai dengan arahan untuk 10 tahun keatas, pada dasamya
perlu ditunjang oleh pengembangan prasarana dan sarana pendukungnya agar sesuai
dengan kawasan yang dapat berfungsi sebagaimana mestinya serta membenkan
manfaat optimal.
1) Kawasan Pertanian
Kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah ; adalah kawasan yang
diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah, dimana pengairannya dapat
diperoleh secara alamiah maupun secara teknis. Kawasan yang sesuai untuk
tanaman pangan lahan basah adalah yang memiliki saluran sistem dan atau
potensi pengembangan pengairan yang memiliki:
- Kelerengan < 40 %
- Ketinggian < 1000 meter
- Curah hujan antara 1500-4000 mm/tahun
- Kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm
Pengaturan yang perlu dilakukan pada kawasan ini antara lain :
- Perlu pengaturan debit air ingasi sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan air
- Perlu pemeliharaan sumber air untuk menjaga kelangsungan irigasi
- Mengendalikan permukiman dan budidaya lainnya
- Pada lereng > 8 % perlu memperhatikan pengelolaan teknis budidaya padi
sawah sesuai SK Mentan No 175/KPTS/RC/200/54/1987 tentang Pedoman
Pola Pembangunan Pertanian di daerah aliran sungai
Lokasi yang sesuai diperuntukkan sebagai kawasan ini di wilayah pesisir
Kabupaten Sukabumi adalah di Kecamatan Ciracap, Ciemas,Cikakak, dan
Kecamatan Cisolok.
2) Kawasan Budidaya Non Pertanian
Kawasan Perikanan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi
usaha pengembangan perikanan. Berdasarkan tempat pembudidayaan,
dibedakan:
- Kawasan pengembangan budidaya laut
- Kawasan pengembangan budidaya tambak
- Kawasan pengembangan budidaya kolam
Kriteria peruntukan lahan sebagai kawasan perikanan ini adalah :
- Kawasan pengembangan budidaya laut dilakukan pada daerah pantai yang
landai dimana pengairannya subur, bebas polusi, bebas pengaruh ombak besar
dan jauh dan muara sungai yang besar.
- Kawasan budidaya tambak adalah lahan yang mendapatkan air asin atau air
tawar yang cukup.
- Kawasan budidaya kolam air tawar adalah daerah yang cukup mendapatkan
air baik secara kualitas maupun secara kuantitas.
- Kawasan budidaya mina padi adalah daerah sawah yang mendapat pengairan
teknis.
Pengaturan yang perlu dilakukan pada kawasan ini antara lain :
- Perlu pemeliharaan air untuk menjaga kelangsungan usaha perikanan tersebut
- Lokasi berada di luar daerah yang sering terkena genangan banjir.
- Untuk menjaga ketestanan sumber daya hayati perikanan, perairan umum
perlu diatur jenis dan alat tangkapnya.
- Perlu pengaturan pembuangan limbah agar tidak mencemari usaha perikanan.
Lokasi yang sesuai adalah di sepanjang pantai yang terdapat di Wilayah pesisir
Kabupaten Sukabumi, terutama di kecamatan Cisolok, Cikakak, Pelabuhan Ratu
dan Simpenan, Kecamatan Surade, Cibitung, dan Kecamatan Tegal Buleud
Kawasan Perindustrian ; merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi
industri berupa pemusatan kegiatan industri. Kriteria bagi peruntukan kawasan
perindustrian ini adalah :
- Kriteria yang memenuhi kawasan industri
- Tersedia sumber air baku yang cukup
- Adanya sistem pembuangan limbah
- Tidak lertetak di kawasan tanaman pangan lahan basah yang beririgasi dan
berpotensi untuk perkembangan irigasi.
Lokasi bagi peruntukan kawasan ini diarahkan pada Kecamatan simpenan
Kawasan Pariwisata adalah kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan
pariwisata. Kriteria bagi peruntukkan kawasan ini antara lain :
- Memiliki keindahan alam dan panorama
- Kebudayaan masyarakat bemilai tinggi dan diminati wisatawan
- Adanya bangunan peninggalan budaya
- Radius 2 Km dari obyek wisata
- Daerah penyangga obyek wisata adalah kawasan dalam radius 5 Km dari
obyek wisata.
Lokasi bagi peruntukan kawasan ini diarahkan pada Kecamatan Plabuhan Ratu,
Kecamatan Cibitung,Ciracap, dan Kecamatan Cisolok.
Kawasan Permukiman adalah kawasan yang diperuntukkan bagi
permukiman dengan kata lain untuk menampung penduduk sebagai tempat
hunian dengan fasilitas sosialnya. Kriteria bagi peruntukkan kawasan
permukiman ini adalah :
- Kesesuaian lahan dengan masukan teknologi yang ada
- Ketersediaan air terjamin
- Tidak tertetak di kawasan tanaman pangan lahan basah dan aliran irigasi baik.
- Dominasi penggunaan lahan yang ada meliputi permukiman pedesaan
dan perkotaan.
- Pada wilayah yang akan dikembangkan untuk kawasan permukiman, sudah
terdapat beberapa tempat hunian/permukiman dengan sarana fasilitasnya.
- Memperhatikan distribusi pusat kota dan jangkauan pelayanannya.
- Memperhatikan arah pengembangan yang terjadi.
- Merupakan kawasan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai
pusat pertumbuhan kecamatan.
Pengaturan yang perlu dilakukan pada kawasan ini antara lain :
- Pengembangan wilayahnya ditata sesuai dengan fungsi permukiman tetapi
tidak terlepas dari kegiatan yang sudah ada dan didukung dengan sarana
fasilitas permukiman yang memadai.
- Untuk merencanakan luas kawasan permukiman ini dengan
memperhitungkan perkiraan penduduk yang akan ditampung pada suatu
wilayah.
- Dalam perencanaan fasilitas sosialnya, diperlukan adanya perhitungan
jumlah penduduk yang ditampung yaitu dengan menggunakan standar.
Lokasi bagi peruntukan kawasan permukiman ini dibedakan atas :
- Permukiman Kota
Kawasan permukiman kota mencakup wilayah pengembangan kota (untuk
ibukota Kabupaten dan IKK baik yang telah mempunyai RUTRK-RDTRK
maupun yang belum). Kebijaksanaan pemanfaatan ruangnya didasarkan pada
tujuan pengembangan sarana prasarana penunjang yang meliputi penataan
ruang kota yang mencakup penyusunan dan peninjauan kembali (evaluasi,
revisi) rencana tata ruang kota.
- Permukiman Pedesaan
Kawasan ini mencakup perkampungan yang ada dan arahan bagi perluasannya
Kebijaksanaan pemanfaatan ruangnya didasarkan pada tujuan untuk
mengembangkan kawasan permukiman yang terkait dengan kegiatan budidaya
pertanian yang meliputi pengembangan desa-desa pusat pertumbuhan.
4.2 Rencana Struktur Ruang
c) Hirarki Pusat Pelayanan
Penetapan struktur tata ruang wilayah pesisir Pesisir Kabupaten Sukabumi diarahkan
untuk untuk :
1. Dapat menciptakan keseimbangan pertumbuhan (pemerataan) wilayah pesisir kabupaten
sukabumi.
2. Mengoptimalkan potensi sumber daya alam seperti perikanan, tambak, mangrove, rumput
laut dan sumber daya buatan seperti tambak, pelabuhan, dan lain sebagainya. Optimalisasi
ini diharapkan terwujud melalui pengembangan pusat-pusat wilayah pesisir dan beberapa
wilayah dengan prioritas fungsi pengembangan yang berbeda-beda antar wilayah
pengembangan sesuai dengan potensi yang dimiliki, ditinjau dari aspek sumber daya
alam, ekonomi, sosial dan letak kawasan.
Penentuan hirarki dapat ditentukan berdasarkan beberapa variabel yaitu kelengkapan
fasilitas, dan aksesibilitas serta potensi sumber dayanya, maka dapat dirumuskan hirarki
pengembangan wilayah pesisir di Kabupaten Sukabumi. Klasifikasi fungsi hirarki wilayah
pesisir Kabupaten Sukabumi sesuai dengan kriteria penentuan hirarki diatas adalah sebagai
berikut:
Hirarki I
Kota dengan fungsi sebagai pusat pertumbuhan pertama dan sebagai pusat
pelayanan dengan skala pelayanan seluruh kecamatan di wilayah pesisir
kabupaten sukabumi
Hirarki IIKota dengan fungsi sebagai pusat pertumbuhan kedua dan sebagai pusat
pelayanan perdesaan dengan skala palayanan di beberapa perdesaan
Hirarki IIIKota dengan fungsi sebagai pusat pertumbuhan ke tiga dengan skala
pelayanan lokal serta menunjang kota dengan hirarki di atasnya
Dilihat dari ketersediaan sarana prsarana, aksesibilitas dan mobilitas serta sumberdaya
yang ada di wilayah pesisir kabupaten sukabumi maka dapat disimpulkan bahwa Wilayah
pesisir kabupaten sukabumi terbagi menjadi 3 hirarki yang memiliki fungsi yaitu dapat
diliahat dari tabel dibawah ini:
Tabel Penentuan Hirarki Wilayah Pesisir Kabupaten Ciamis
Hirarki IDaerah Pelayanan
Hirarki II
Daerah Pelayanan Hirarki III
Fungsi
Kecamatan Pelabuhan Ratu dengan fungsi pengembangan: pariwisata, transportasi laut (pelabuhan), pusat pelabuhan perikanan samudera dan pusat penelitian.
Kecamatan Cikakak Kecamatan Cisolok
pengembangan: sebagai pusat pelayanan pemerintahan, pariwisata, pusat perikanan (moluska dan teripang).
Kecamatan Simpenan
Kecamatan Ciemas
pengembangan: sebagai pusat industri pengolahan perikanan.
Kecamatan Ciracap Kecamatan Surade, Cibitung, dan Tegal Buled
pengembangan: sebagai kawasan lindung (hutang mangrove), pusat pelelangan ikan, pusat pertambangan (mineral, bahan galian dll), suaka alam dan cagar budaya.
Sumber Hasil Analisis tahun 2011
Hirarki I
Kecamatan Pelabuhan Ratu memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan, pusat
pariwisata, Pusat pelabuhan perikanan samudera, pusat taransportasi laut
(pelabuhan),dan pusat penelitian dengan skala pelayanan skala regional yaitu seluruh
Kabupaten Sukabumi.
Hirarki II
Kecamatan Cikakak memiliki fungsi sebagai pusat pelayanan pariwisata, pusat
perikanan (moluska dan teripang) wilayah pelayanan pada hirarki III yaitu Kecamatan
Cisolok.
Kecamatan Simpenan dengan fungsi sebagai pusat industri pengolahan perikanan,
dengan wilayah pelayanan pada hirarki III yaitu Kecamatan Ciemas.
Kecamatan Ciracap dengan fungsi sebagai kawasan lindung (hutang mangrove), pusat
pelelangan ikan, pusat pertambangan (mineral, bahan galian dll), suaka alam dan cagar
budaya dengan wilayah pelayanan pada hirarki III yaitu Kecamatan Surade, Cibitung,
dan Tegal Buled.
d) Sistem Transportasi
Sistem transportasi di Kabupaten Sukabumi adalah sistem angkutan jalan raya. Kelas
yang ada saat ini meliputi jalan Provinsi dan Kabupaten. Kebijakan pengembangan telah
ditetapkan untuk masa yang akan datang adalah :
1) Peningkatan jalan sebagai jalur wisata menuju lokasi pariwisata andalan
2) Peningkatan jalan sebagai jalur lintasan yang menghubungkan ke tiap-tiap ibukota
kecamatan di Kabupaten Sukabumi
3) Peningkatan jalan menuju kawasan strategis sebagai faktor pendukung kecamatan
di kawasan prioritas strategis.
4) Pengembangan jalur angkutan umum yang menghubungkan kota-kota kecamatan
di Kabupaten Sukabumi.
5) Pengembangan pelabuhan Ratu sebagai pusat pelayanan dengan skala regional.
e) Sistem Jaringan Listrik dan Telekomunikasl
Rencana penyediaan jaringan listrik di Kabupaten Sukabumi sampai tahun
perencanaan 2012 berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut
1) Kemudahan mendapatkan sambungan jaringan listrik.
2) Kebijaksanaan pemerintah daerah untuk menghtmbau penghematan tenaga listrik
Untuk sarana kebutuhan listrik di Kabupaten Sukabumi didasarkan pada Standar
Pedoman Teknik Perencanaan Tata Ruang Wilayah yaitu 90 watt/jiwa/hari. Dengan
berdasarkan pada standar tersebut dan perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2012
kebutuhan listrik di Kabupaten Sukabumi mencapai 377.084.117 watt/jiwa/hari.
Rencana pengembangan jaringan telepon bertujuan untuk mendukung terciptanya
perekonomian yang mandiri dan handal melalui peningkatan jangkauan peiayanan,
pemerataan pelayanan, mutu pelayanan dan efisiensi pelayanan. Sistem jaringan
telepon di Kabupaten Sukabumi dapat terjangkau fasilitas telepon.
f) Sistem Jaringan Persampahan
Rencana penyediaan TPA di Kabupaten Sukabumi untuk 10 tahun
mendatang perlu mendapatkan perhatian. Pertu tidaknya pembangunan TPA baru,
hal ini akan dipertimbangkan berdasarkan jumlah timbunan sampah. Namun ada
3 hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan TPA, yaitu:
1) Sanitary Landfill, yaitu sistem persampahan yang dilabeli plastik. Apabiia TPA
tersebut telah penuh, sampah tersebut akan diambil sebagai kompos, kemudian
diisi lagi dengan timbunan sampah yang lain. Sistem ini membutuhkan biaya yang
besar dan cukup mahal.
2) Mesin pembakaran dengan unit kecil di tiap keturahan. Dengan sistem ini bdak
semua timbunan sampah di angkut ke TPA hanya sekHar 10 % dari sisa
pembakaran. Sistem ini lebih hemat dalam biaya.
3) Bio Fertilizer, yaitu sistemnya mengubur sampah menjadi kompos.
g) Sistem Drainase
Program yang perlu dilaksanakan dalam perencanaan jaringan drainase adalah:
1) Peningkatan pemanfaatan jaringan drainase yang sudah ada.
2) Perbaikan untuk jaringan drainase yang mengalami kerusakan dengan
pembersihan gorong-gorong dan fasilitas pintu air, pengerukan sungai.
3) Pembangunan jaringan drainase baru untuk menampung aliran air dari air hujan
dan permukiman penduduk yang semakin meningkat.
Dengan kondisi alam Kabupaten Sukabumi yang bervariasi mulai dari daerah dataran
tinggi, perbukitan, dataran rendah dengan pola aliran air sejajar menuju ke pantai
utara laut menyebabkan dapat terjadinya banjir pada wilayah daerah cekungan
disamping dengan perubahan daerah tangkapan (cathment area) maupun
perkembangan permukiman, pendangkalan sungai menjadikan beban bagi pengaliran
air yang dapat menyebabkan terjadinya banjir.
4.3 Rencana Pengembangan Kawasan Priortias
Rencana pengembangan kawasan prioritas adalah merupakan kegiatan pengembangan
strategis sebagai pertumbuhan maupun strategis sebagai kawasan terbelakang yang
direncanakan selama kurun waktu 10 tahun. Kemudian tahapan pelaksanaannya diperinci tiap
tahun sesuai dengan prioritasnya untuk mencapai sasaran yang diinginkan.
Dari hasil analisa di atas, maka dapat direncanakan kawasan strategis di Kabupaten
Sukabumi, yaitu sebagai berikut :
h) Kawasan Pusat Pertumbuhan, yaitu kecamatan Pelabuhan Ratu yaitu dengan fungsi
utama sebagai kawasan pemerintahan.
i) Kawasan pengembangan Industri, yaitu terdapat di Kecamatan Simpenan sebagai
kawasan industri.
j) Kawasan konservasi, merupakan kawasan lindung (hutang mangrove) terdapat
dikecamatan ciracap dan ciemas sedangkan kawasan rawan bencana (tsunami),
terdapat di Kecamatan Pelabuhan Ratu, Ciracap dan kawasan rawan bencana gempa
simpenan, ciemas.
4.3.1 Analisis Kedudukan Wilayah Perencanaan Dalam Rencana Tata Ruang Makro
Analisis fungsi wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi dalam konstelasi wilayah
dilakukan untuk mengetahui posisi dan peranan yang dimiliki oleh wilayah pesisir
Kabupaten Sukabumi terhadap upaya pengembangan wilayah secara makro, ditinjau dari
aspek geografis wilayah serta aspek kebijakan pembangunan itu sendiri. Melalui tahap
analisis ini diharapkan akan teridentifikasi kedudukan dan konstribusi wilayah pesisir
Kabupaten Sukabumi terhadap pelaksanaan kegiatan pembangunan.
a) Aspek Geografis
Secara geografis, wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi terletak dibagian selatan pulau
Jawa. Wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi terletak di Jalur Selatan Pulau Jawa yang
merupakan jalur penghubung bagi kota-kota besar yang ada di pulau Jawa khususnya
Cianjur– Banten. Keuntungan dari kestrategisan lokasi tersebut antara lain adalah bahwa
secara tidak langsung telah mengurangi keterisolasian dalam proses interaksi dan sirkulasi
potensi-potensi setempat dengan wilayah sekitarnya.
Sebagai wilayah pesisir, maka wilayah perencanaan juga berpotensi untuk
dikembangkan sebagai salah satu simpul transportasi laut. Kecamatan Plabuhan Ratu yang
memiliki pelabuhan merupakan salah satu daerah yang layak untuk dikembangkan sebagai
pelabuhan niaga.
b) Fungsi dan Kedudukan Wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi
Wilayah Pesisir dan Laut Kabupaten Sukabumi merupakan kawasan yang terletak
diantara Wilayah Pesisir dan Laut Kabupaten Lebak Provinsi Banten dan Wilayah Pesisir dan
Laut Kabupaten Cianjur dan memiliki pantai yang berbatasan langsung dengan Samudera
indonesia. Dengan demikian dilihat dari posisinya, wilayah pesisir dan laut Kabupaten
Sukabumi memiliki potensi yang cukup untuk mampu berkembang lagi. Hal ini didukung
dengan peran salah satu wilayah di dalam ruang lingkup wilayah pesisir Kabupaten
Sukabumi.
Wilayah pesisir dan laut Kabupaten Sukabumi sendiri memiliki fungsi dan peranan
sebagai :
a. Fungsi ekonomis
Kekayaan wilayah pesisir dan laut yang dimiliki di Kabupaten Sukabumi berupa
pantai, perairan, biota-biota yang ada di dalamnya, keindahan alam (panorama pantai) dan
lain sebagainya, jika dikelola dengan baik akan memberikan nilai ekonomis yang sangat
besar. Disamping itu, wilayah pesisir sangat berpotensi untuk pengembangan daerah
pelabuhan, perikanan, industri dan pariwisata.
b. Fungsi ekologis
Secara ekologis wilayah pesisir dan laut Kabupaten Sukabumi merupakan kawasan
yang harus dijaga kelestariannya. Hal ini dikarenakan adanya kawasan ekosistem mangrove,
terumbu karang, ekosistem estuarin, ekosistem delta, perikanan tambak, pertanian dan
ekosistem sungai yang merupakan lingkungan penting dan memiliki peranan bagi
kelangsungan kehidupan wilayah pesisir yang berkelanjutan.
Ekosistem mangrove mempunyai manfaat yang penting sebagai alat proteksi bagi
wilayah pantai, antara lain sebagai pelindung dari angin dan badai, abrasi; perangkap sedimen
yang dikirim lewat sungai. Hutan ini justru keberadaannya tergusur oleh adanya
pemanfaatan lahan bagi peruntukan lainnya, seperti : perikanan tambak/budidaya. Fenomena
semacam ini, jika tidak dikelola dengan benar akan dapat berdampak pada fungsi ekologis
wilayah pesisir. Ekosistem terumbu karang, selain berfungsi sebagai pelindung terhadap
gempuran ombak, menahan abrasi juga sebagai temapt spawning ground serta nursery
ground untuk ikan – ikan karang.