bab v hasil penelitian dan analisis 5.1. direktorat ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/120070-t...
TRANSCRIPT
50
Universitas Indonesia
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
5.1. Direktorat Jenderal Imigrasi
Direktorat Jenderal Imigrasi berada di bawah naungan Departemen Hukum
dan Hak Asasi Manusia. Berdasarkan Direktorat Jenderal Imigrasi membawahi enam
unit eselon II yaitu : Direktorat Kerjasama Luar Negeri, Direktorat Dokumen
Perjalanan, Visa dan Fasilitas Keimigrasian, Direktorat Penyidikan dan Penindakan
Keimigrasian, Direktorat Intelijen Keimigrasian, Direktorat Izin Tinggal dan Status
Keimigrasian, serta Direktorat Sistem Informasi Keimigrasian. Dalam melaksanakan
tugasnya Direktorat Jenderal Imigrasi memilki misi yaitu : melaksanakan pelayanan
yang cepat, memberikan kemudahan yang berkualitas dalam pelayanan terhadap
masyarakat serta melaksanakan pengawasan dan pemantauan orang asing dalam
kerangka mengamankan serta menunjang pembangunan nasional.
Direktorat Jenderal Imigrasi memiliki unit pelaksana tekhnis berupa Kantor
Imigrasi dan Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Secara operasional peran Direktorat Jenderal Imigrasi dapat diterjemahkan ke
dalam konsep Trifungsi Imigrasi. Konsep ini menyatakan bahwa sistem
keimigrasian, baik ditinjau dari budaya hukum keimigrasian, materi hukum
keimigrasian, lembaga, organisasi, aparatur, mekanisme hukum keimigrasian, sarana
dan prasarana hukum keimigrasian dalam operasionalnya harus selalu mengandung
Trifungsi, yaitu:38
a. Fungsi pelayanan masyarakat
b. Fungsi penegakan hukum
38 Direktorat Jenderal Imigrasi, op cit, hlm 14.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
51
Universitas Indonesia
c. Fungsi keamanan
Trifungsi imigrasi pada saat ini telah berubah. Yusril Ihza Mahendra selaku
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI pada saat itu dalam sambutan
tertulisnya pada upacara hari Bhakti Imigrasi ke 52 tanggal 26 januari 2002
mempertegas tuntutan perubahan Trifungsi imigrasi dengan menyatakan :39
“... Trifungsi Imigrasi yang merupakan ideology atau pandangan hidup bagi
setiap kebijakan dan pelayanan keimigrasian harus di ubah karena tuntutan zaman.
Paradigma konsepsi keamanan pada saat ini telah bergeser, semula menggunakan
pendekatan kewilayahan ( territory ) yang hanya meliputi keamanan nasional
( national security ) berubah menjadi pendekatan yang komprehensif selain
keamanan nasional juga keamanan warga masyarakat ( human security ) dengan
menggunakan pendekatan hukum. Mendukung konsepsi tersebut saya memberi pesan
agar insan imigrasi mengubah cara pandang mengenai konsep keamanan yang
semula hanya sebagai alat kekuasaan, agar menjadi aparatur yang dapat
memberikan kepastian hukum, mampu melaksanakan penegakan hukum, dan dapat
memberikan perlindungan kepada masyarakat. Bertitik tolak dari berbagai
tantangan itu sudah waktunya kita membuka cakrawala berpikir yang semula hanya
dalam cara pandang ke dalam ( inward looking ) menjadi cara pandang ke luar ( out
ward looking ) dan mulai mencoba untuk mengubah paradigma trifungsi imigrasi
yang pada mulanya sebagai pelayan masyarakat, penegak hukum dan sekuriti. Agar
diubah menjadi Trifungsi Imigrasi baru yaitu sebagai pelayan masyarakat, penegak
hukum dan fasilitator pembangunan ekonomi ...”
Penetapan politik hukum keimigrasian yang bersifat selektif ( selective
policy ) membuat institusi imigrasi Indonesia memiliki landasan operasional dalam
menolak atau mengizinkan orang asing, baik dari segi masuknya, keberadaannya,
39 Yusril Ihza Mahendra, sambutan tertulis hari Bhakti Imigrasi, Jakarta, 26 Januari 2002.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
52
Universitas Indonesia
maupun kegiatannya di Indonesia. Berdasarkan politik hukum keimigrasian yang
bersifat selektif, ditetapkan bahwa hanya orang asing yang :40
a. Memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat, bangsa, dan Negara
Republik Indonesia
b. Tidak membahayakan keamanan dan ketertiban umum, serta
c. Tidak bermusuhan dengan rakyat, bangsa dan Negara Republik Indonesia.
Diizinkan masuk dan dibolehkan berada di wilayah Indonesia serta diberi izin
tinggal sesuai dengan maksud dan tujuan kedatangannya di Indonesia.
Undang - undang Nomor 9 Tahun 1992, Tentang Keimigrasian dikenal
adanya istilah Pencegahan dan Penangkalan. Pencegahan41 menurut Pasal 1 angka 12
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian adalah larangan yang
bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu untuk ke luar dari wilayah Indonesia
berdasarkan alasan - alasan yang diatur dalam Penjelasan Undang - undang Nomor 9
Tahun 1992, Tentang Keimigrasian, seperti warganegara Indonesia yang pernah
diusir atau dideportasi ke Indonesia oleh suatu negara lain, warga negara Indonesia
yang pada saat di luar negeri melakukan perbuatan yang mencemarkan nama baik
bangsa dan negara Indonesia, warga negara asing yang belum atau tidak memenuhi
kewajiban - kewajiban terhadap negara atau pemerintah Republik Indonesia,
misalnya belum melunasi pajak sebagai orang asing. Wewenang dan tanggung jawab
pencegahan berdasarkan Pasal 11 ayat ( 1 ) Undang-undang Nomor 9 Tahun 1992
Tentang Keimigrasian dilakukan oleh Menteri yang lingkup tugas dan tanggung
jawabnya meliputi bidang keimigrasian, Menteri Keuangan, Jaksa Agung, Panglima
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, setiap orang yang terkena pencegahan tidak
dizinkan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi untuk meninggalkan
wilayah Indonesia dan tidak diberi Tanda Bertolak.
40 Direktorat Jenderal Imigrasi, op cit., hlm 4. 41 Undang Undang keimigrasian. Op .cit.. Pasal 1 angka 12.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
53
Universitas Indonesia
Penangkalan42 menurut Pasal 1 angka 13 Undang - undang Nomor 9 Tahun
1992 Tentang Keimigrasian adalah larangan yang bersifat sementara terhadap orang -
orang tertentu untuk masuk ke wilayah Indonesia berdasarkan alasan - alasan yang
diatur dalam Pasal 17 Undang - undang Nomor 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian,
seperti : Orang asing yang terlibat kegiatan sindikat kejahatan internasional ( seperti
narkoba dan terorisme ), melakukan sikap permusuhan dengan pemerintah Indonesia,
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan keamanan dan ketertiban umum,
kesusilaan, agama dan adat kebiasaan masyarakat Indonesia. Demikian juga bagi
setiap orang yang terkena penangkalan tidak dizinkan masuk oleh Pejabat Imigrasi di
Tempat Pemeriksaan Imigrasi dan harus dikembalikan ke negara asalnya,wewenang
dan tanggung jawab untuk melakukan penangkalan menurut Pasal 16 Undang -
undang Nomor 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian dilakukan oleh tim yang
dipimpin oleh Menteri dan anggotanya terdiri dari unsur - unsur, seperti Markas
Besar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Departemen Luar
Negeri, Departemen Dalam Negeri, Badan Koordinasi Bantuan Penetapan Stabilitas
Nasional dan Badan Koordinasi Intelijen Negara43.
Tindak pidana keimigrasian adalah setiap perbuatan yang melanggar
peraturan keimigrasian berupa kejahatan dan pelanggaran yang diancam hukuman
pidana sebagaimana disebutkan dalam Pasal 62 Undang - undang Nomor 9 Tahun
1992 tentang Keimigrasian yang menjelaskan ketentuan-ketentuan tindak pidana
keimigrasian yang berupa kejahatan dan tindak pidana keimigrasian yang berupa
pelanggaran, yaitu untuk tindak pidana keimigrasian yang diatur dalam Pasal 48, 49,
50, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58 dan Pasal 59 adalah kejahatan, sedangkan tindak pidana
keimigrasian yang diatur dalam Pasal 51, 60, 61 adalah pelanggaran44.
42 Ibid, pasal 1 angka 13. 43 Ibid, pasal 16. 44 Ibid, pasal 62.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
54
Universitas Indonesia
5.2. Hasil Penelitian
Sesuai judul daripada tesis maka perlu dilakukan penelitian mengenai
implementasi pelaksanaan pengawasan orang asing di Indonesia. Oleh karena itu,
maka penulis melakukan penelitian untuk mengetahui mengenai penerapan
pelaksanaan pengawasan orang asing pada tingkat pembuat kebijakan yaitu
Direktorat Jenderal Imigrasi, dan juga pada Kantor Imigrasi Bogor sebagai unit
pelaksana tekhnis di lapangan yang langsung melaksanakan pengawasan orang asing
di wilayah kerjanya. Untuk mendapatkan hasil yang menunjang penulisan ini. Maka
penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap para direktur yang
berada di lingkungan Direktorat Jenderal Imigrasi yang tugas pokok dan fungsinya
berkaitan dengan pengawasan terhadap orang asing. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana prosedur pengawasan orang asing di wilayah Negara
Republik Indonesia berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
apakah implementasi dari pengawasan tersebut d ilapangan yang ada sekarang ini
sudah baik atau perlu ada pembenahan. Pada akhirnya dapat disimpulkan apakah
peraturan perundang-undangan yang ada sekarang masih relevan dengan pelaksanaan
tugas pengawasan orang asing.
Berikut ini adalah hasil wawancara yang dapat penulis peroleh selama
mengadakan penelitian mengenai sistem pelaksanaan pengawasan orang asing :
No Faktor yang diamati Jenis data Sumber Data Sistem
Penilaian
1. Bagaimana bentuk Pengawasan orang asing sebagai salah satu fungsi Direktorat Jenderal Imigrasi? • Aturan jelas • Implementasi mudah • Ekonomis
Data Primer Syaiful
Rahman,S.H,M.M.
Direktur
Penyidikan dan
Penindakkan
Keimigrasian
”... pengawasan
dilaksanakan
dengan
pengawasan
administratif dan
pengawasan
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
55
Universitas Indonesia
lapangan tetapi
ada beberapa
kendala seperti
kurangnya SDM
dan minimnya
anggaran ...”
2. Apakah Pengawasan orang asing di wilayah Indonesia telah dilaksanakan secara maksimal ?
Data Primer Pandu Nusawan,
S.H.,
Direktur Intelijen
Keimigrasian
”... pengawasan
yang
dilaksanakan
sekarang ini
sebenarnya
belum terlalu
maksimal, oleh
sebab itu akan
dibuat grand
design sebuah
pengawasan
terhadap orang
asing, yang
akan dimulai
dengan adanya e
– office ...”
3. Bagaimana Substansi pengawasan orang asing telah dimulai sebelum orang asing tersebut masuk ke wilayah Indonesia ?
Data Primer Bambang Irawan,
S.E,M.M,
Direktur Dokumen
Perjalanan, Visa
dan Fasilitas
Keimigrasian
”... pengawasan
orang asing
sebenarnya telah
dimulai pada
saat orang asing
tersebut
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
56
Universitas Indonesia
memohon visa di
perwakilan kita
di luar negeri.
Pada saat orang
asing tersebut
memohon visa
maka telah
dilaksanakan
pengawasan
administrasi
melalui
pemeriksaan
terhadap
keabsahan
dokumen yang
dimilikinya ...”
4
.
Apakah Peraturan Perundang-undangan yang ada telah secara maksimal mengatur pengawasan orang asing di wilayah Indonesia ?
Data Primer Syaiful
Rahman,S.H,M.M,
Direktur
Penyidikan dan
Penindakkan
Keimigrasian
”... peraturan
yang ada
menurut saya
sudah cukup
maksimal untuk
mengatur tentang
pengawasan
orang asing ...”
5.
Bagaimana Direktorat Jenderal Imigrasi menghadapi banyak kendala dalam melakukan pengawasan orang asing ?
Data Primer Pandu Nusawan,
S.H.,
Direktur Intelijen
Keimigrasian
”... didalam
melakukan
pengawasan
orang asing
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
57
Universitas Indonesia
terdapat kendala-
kendala tetapi
kita berusaha
untuk
meminimilisir
kendala yang
ada ...”
6. Apakah terdapat tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas antara Direktorat Intelijen Keimigrasian dan Direktorat Penyidikan dan Penindakan Keimigrasian ?
Data Primer Pandu Nusawan,
S.H.,
Direktur Intelijen
Keimigrasian
”... tidak ada
tumpang tindih
diantara kedua
direktorat
tersebut tetapi
kedua direktorat
tersebut berjalan
saling beriringan
dalam
pelaksanaan
tugas ...”
7.
Apakah Koordinasi pengawasan orang asing dengan Instansi lain telah berjalan dengan baik ?
Data Primer Syaiful Rahman,
S.H,M.M,
Direktur
Penyidikan dan
Penindakkan
Keimigrasian
”... koordinasi
dengan instansi
lain selama ini
berjalan dengan
baik. Koordinasi
yang ada bisa
kita lihat dalam
SIPORA ...”
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
58
Universitas Indonesia
8.
Apakah Orang asing dengan status Pengungsi yang berada pada wilayah kerja Kantor Imigrasi Bogor merupakan objek pengawasan orang asing ?
Data Primer Suharyanto,
S.Sos,M.M,
Kepala Seksi
Pengawasan dan
Penindakkan
Kantor Imigrasi
Bogor
”... orang asing
dengan status
pengungsi juga
kita awasi,
karena mereka
juga adalah
orang asing ...”
9. Pengawasan orang asing merupakan tindakan administrasi negara ? - Siapa Pelaksananya - Bagaimana sistem
kerjanya - Bagaimana Materi
Data
Sekunder
Studi Dokumen
Undang – Undang
No. 9 tahun 1992
tentang
Keimigrasian;
Peraturan
Pemerintah
Nomor 31 Tahun
1994 tentang
Pengawasan
Orang Asing dan
Tindakan
Keimigrasian;
Peraturan
Pemerintah
Nomor 30 Tahun
1994 tentang
Tata Cara
Pelaksanaan
Pencegahan dan
Penangkalan;
Keputusan
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
59
Universitas Indonesia
Menteri
Kehakiman
Republik
Indonesia No.
M.02-PW.09.02
tahun 1995
tentang Tata
Cara
Pengawasan,
Pengajuan
Keberatan Orang
Asing Dan
Tindakan
Keimigrasian;
Petunjuk
Pelaksanaan
Direktur Jenderal
Imigrasi No. F-
338.IL.01.10
tahun 1995
tentang Tata
Cara
Pengawasan
Orang Asing
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
60
Universitas Indonesia
A. Pengawasan Orang Asing sebelum Masuk ke Wilayah Indonesia
Pengawasan terhadap orang asing dapat dilakukan pada saat sebelum orang
asing tersebut masuk ke wilayah Indonesia. Mengenai hal tersebut penulis melakukan
penelitian yang berhubungan dengan proses pemberian visa Republik Indonesia pada
bagi orang asing yang akan memasuki wilayah Indonesia. Penelitian tersebut adalah
dengan cara melakukan wawancara dengan Direktur Dokumen Perjalanan, Visa dan
Fasilitas Keimigrasian. Wawancara dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 Mei
2008 pukul 07.00 WIB di ruang kerja Direktur Dokumen Perjalanan, Visa dan
Fasilitas Keimigrasian.
“… bahwa Direktorat Jenderal Imigrasi merupakan satu-satunya instansi
pengelola daftar pencegahan dan penangkalan. Hal ini berhubungan dengan
pelayanan pemberian visa pada Direktorat Dokumen Perjalanan, Visa dan Fasilitas
Keimigrasian, sehingga setiap orang asing yang memohon visa untuk masuk ke
wilayah Indonesia, baik yang melakukan permohonan pada Direktorat Jenderal
Imigrasi maupun langsung pada perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, maka
akan dilakukan fungsi filterisasi ( penyaringan ). Semua berkas permohonan visa
memiliki alur berkas yang sebenarnya pada saat alur permohonan berjalan, maka
telah dimulai suatu proses penyaringan yang merupakan bentuk pengawasan
administratif.
Bahwa berdasarkan petikan wawancar di atas telah sesuai dengan peraturan
perundangan yang ada yang mengatur tentang pemberian visa Republik Indonesia,
yaitu sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1994 tentang
Visa, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian. Seabagi bentuk pengawasan dan fungsi
penyaringan orang asing yang akan diizinkan masuk ke wilayah Indonesia, maka
diatur dalam Pasal 16 angka (1) bahwa permintaan visa disetujui apabila orang asing
telah memnuhi semua persyaratan yang ditentukan untuk mendapatkan visa Republik
Indonesia dan yang termasuk faktor penting adalah bahwa orang asing tersebut tidak
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
61
Universitas Indonesia
termasuk di dalam daftar penangkalan di wilayah Indonesia. Sedangkan sebaliknya
pada Pasal 16 angka (2) mengatur permintaan visa dapat ditolak apabila orang asing
yang bersangkutan tidak memenuhi persyaratan untuk mendapatkan visa dan atau
namanya tercantum dalam daftar penangkalan.
Filterisasi pada Perwakilan dilakukan dengan cara pengecekan keabsahan
data-data, kemudian apakah orang tersebut bermasalah atau tidak. Kemudian
diteruskan ke Direktorat Jenderal Imigrasi dalam hal ini Sub Direktorat Visa untuk
pengecekan daftar cegah tangkal. Pada permohonan visa yang berasal dari negara-
negara rawan dilaksanakan proses “ clearance house ”. Hal ini dilakukan juga
sebagai salah satu bentuk pengawasan orang asing. Hal ini dengan melakukan
pengecekan sponsor dari orang asing tersebut, tuhjuan dating ke Indonesia, dan data-
data pendukung lainnya.
Ada beberapa kendala dalam pelaksanaan pengawasan orang asing
diantaranya : Belum adanya suatu jaringan pengawasan orang asing di Indonesia,
kurangnya anggaran untuk melaksanakan pengawasan, dan kurangnya sumber daya
manusia untuk melaksanakan pengawasan …”
Dari hasil wawancara di atas maka diketahui bahwa pelaksanaan pengawasan
orang asing sudah dimulai sebelum orang asing tersebut masuk ke wilayah Indonesia.
Hal ini dilakukan pada saat proses permohonan visa sampai saat dikeluarkan visa
Republik Indonesia. Hal ini dilakukan dengan alur sebagai berikut :
1. Permohonan visa dapat diajukan pada Perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri, tempat lain yang di tentukan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia atau sponsor dari orang asing tersebut dapat mengajukan
permohonan langsung pada Direktorat Jenderal Imigrasi di Jakarta.
2. Pihak perwakilan dan Direktorat Jeneral Imigrasi akan melakukan
pemeriksaan terhadap berkas permohonan tersebut, seperti : keabsahan data -
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
62
Universitas Indonesia
data, maksud dan tujuan berkunjung ke Indonesia, serta apakah orang asing
tersebut masuk ke dalam daftar pencegahan dan penangkalan.
3. Bagi warga negara asing yang berasal dari negara-negara rawan maka
sebelum disetujui pemberian permohonan negara - negara rawan seperti : Irak,
Pakistan, Bangladesh, Afganisthan dan negara-negara Afrika, akan diadakan
sebuah rapat “ clearance house ” yang dihadiri oleh berbagai instansi yang
memiliki kepentingan dalam masalah orang asing, yaitu : Imigrasi, Kejaksaan,
BAIS, TNI, Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri. Hal ini
dilakukan untuk upaya preventif dalam memberikan izin bagi orang asing
yang akan masuk wilayah Indonesia.
4. Penolakan pemberian visa dapat dilakukan apabila terdapat hal-hal tertentu
diantaranya : tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan tercantum dalam
daftar Penangkalan, atau termasuk orang asing sebagaimana dimaksud dalam
pasal 17 UU No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian, yaitu:
a. Diketahui atau diduga telibat dengan kegiatan sindikat kejahatan
internasional, pada saat berada di negaranya sendiri atau di negara
lain.
b. bersikap bermusuhan terhadap Pemerintah Republik Indonesia, atau
melakukan perbuatan yang mencemarkan nama baik bangsa dan
Negara Indonesia
c. Diduga melakukan perbuatan yang bertentangan dengan keamanan
dan ketertiban umum, kesusilaan, agama dan adat kebiasaan
masyarakat Indonesia, atas permintaan suatu negara, orang asing
berusaha menghindarkan diri dari ancaman dan pelaksanaan hukuman
di negara tersebut karena melakukan kejahatan yang juga diancam
pidana menurut hukum yang berlaku di Indonesia
d. Pernah diusir atau di dideportasi dari wilayah Indonesia
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
63
Universitas Indonesia
e. Menderita penyakit jiwa atau penyakit menular lainnya yang dapat
membahayakan masyarakat
f. Berasal dari negara yang tidak mempunyai hubungan diplomatik
dengan Pemerintah Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain
berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman.
Dari hal ini tampak bahwa Direktorat Dokumen Perjalanan, Visa dan
Fasilitas Keimigrasian khususnya Sub Direktorat Visa melakukan
pengawasan orang asing. Pengawasan yang dilakukan merupakan suatu
tindakan preventif yang dilakukan dengan cara pengawasan administratif
yaitu berkas-berkas dari orang asing yang akan masuk ke wilayah Indonesia.
Dari hal tersebut dapat diketahui keabsahan persyaratan permohonan visa,
tujuan masuk ke wilayah Indonesia. Hukum administrasi mengatur bahwa
pengawasan yang dilakukan Direktorat Dokumen Perjalanan, Visa dan
Fasilitas Keimigrasian adalah merupakan pengawasan a-priori, yaitu
pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah ( dalam hal ini Direktorat
Jenderal Imigrasi ) sebelum dikeluarkannya suatu perizinan atau dalam hal ini
visa.
Visa merupakan izin tertulis yang diberikan oleh pejabat yang
berwenang pada Perwakilan Republik Indonesia atau di tempat lainnya yang
ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang memuat persetujuan
bagi orang asing untuk masuk dan melakukan perjalanan ke wilayah
Indonesia.45
Sehingga pengawasan a-priori merupakan pengawasan sebelum
diterbitkan visa.
45 Undang Undang keimigrasian. Op .cit.. Pasal 1 angka 7
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
64
Universitas Indonesia
Pengawasan di atas, di dalam prosesnya sebagai syarat bagi
dimungkinkannya dikenakannya sanksi, sekaligus pelaksanaan pengawasan
itu dapat mendukung penegakan hukum ( handhaving ). Pengawasan tersebut
tidak perlu terdapat dugaan terjadinya suatu tindak pidana, namun hanya
memegang fungsi kontrol.
Dalam pengawasan yang dilakukan oleh Sub Direktorat Visa juga
mengalami hambatan dan kendala. Kendala yang terjadi yang bersifat intern
diantaranya kurangnya anggaran untuk melakukan suatu sistem pengawasan
yang bersifat terpadu, dan minimnya personil. Sedangkan yang bersifat
ekstern adalah masih belum dicapainya kesepakatan antar instansi mengenai
pengawasan orang asing. Hal ini terjadi karena masih tingginya ego sektoral
dari tiap - tiap intansi.
B. Pengawasan Orang Asing pada saat Masuk ke Wilayah Indonesia
Pengawasan orang asing yang dilakukan berikutnya adalah pengawasan pada
saat orang asing tesebut melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Yang dimaksud
dengan Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah
pelabuhan, bandar udara, atau tempat - tempat lain yang ditetapkan oleh Menteri
sebagai tempat masuk atau ke luar wilayah Indonesia.46
Sebagai pintu gerbang pertama masuk ke wilayah Indonesia, Tempat
Pemeriksaan Imigrasi juga melakukan fungsi penting dari pengawasan terhadap orang
asing. Undang - undang mengatur bahwa setiap orang yang masuk keluar wilayah
Indonesia wajib melewati Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Tempat Pemeriksaan
46 Undang Undang keimigrasian. loc.cit.. Pasal 1 angka 7
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
65
Universitas Indonesia
Imigrasi dapat berupa bandar udara, pelabuhan laut dan perlintasan batas yang
ditentukan sebagai Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
Pengawasan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan keimigrasian berupa,
pemeriksaan dokumen perjalanan, fisik pemegang paspor apakah sama dengan
identitas yang tertera dalam paspor, klasifikasi izin masuk ke dalam wilayah
Indonesia yang dimiliki oleh orang asing tersebut, dan pemeriksaan cegah tangkal.
Setelah melakukan pemeriksaan terhadap semua hal tersebut di atas, maka
apabila tidak terdapat hal - hal yang memberatkan, maka orang asing tersebut dapat
masuk ke wilayah Indonesia. Berhubungan dengan orang asing yang memilki visa,
maka pada paspor yang bersangkutan, visa yang sudah dimiliki dirubah menjadi izin
masuk.
Setiap orang yang masuk ke luar wilayah Indonesia wajib mengisi kartu
imigrasi atau biasa disebut dengan immigration card yang pada pemeriksaan imigrasi
diserahkan kepada Pejabat Imigrasi yang bertugas beserta dengan paspornya. Kartu
yang merupakan bagian kedatangan merupakan data bagi orang asing yang akan
masuk ke wilayah Indonesia, sedangka kartu bagian keluar diserahkan kembali pada
waktu orang asing tersebut meninggalkan wilayah Indonesia, bagian kartu tersebut
sebagai data orang asing yang akan meninggalkan Indonesia. Dalam kartu tersebut
berisi data nama, tempat dan tanggal lahir, alamat di Indonesia, dan nomor
penerbangan. Hal ini juga merupakan bentuk pengawasan administrasi lain yang
dapat dilakukan untuk secara administrasi adalah dengan pengolahan data tentang
lalu lintas orang asing yang masuk ke wilayah Indonesia.
Apabila kemudian ternyata diketemukan masalah pada pemeriksaan
keimigrasian maka pejabat imigrasi yang bertugas dapat menolak orang asing
tersebut untuk masuk ke wilayah Indonesia.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
66
Universitas Indonesia
Jika orang asing ditolak izin masuknya ke dalam wilayah Indonesia, maka
kepada yang bersangkutan diperintahkan untuk meninggalkan wilayah Indonesia dan
kepada penanggung jawab alat angkut ( maskapai penerbangan salah satunya )
diwajibkan untuk mengembalikan orang tersebut baik dengan alat angkut yang
membawanya ke Indonesia, atau alat angkut lain atas jaminan. Penolakan yang
dilakukan oleh Pejabat imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi tidak dalam bentuk
tertulis, tetapi cukup dengan menerakan cap penolakan pada paspor yang
bersangkutan.
Penolakan izin masuk juga merupakan salah satu bentuk pengawasan agar
tidak dapat masuknya orang asing yang tidak dikehendaki di dalam wilayah
Indonesia.
C. Pengawasan Orang Asing pada saat Berada di Wilayah Indonesia
Setiap orang yang berada di wilayah Indonesia wajib memiliki izin tinggal,
apabila dilihat dari jenis izin keimigrasiannya hal itu akan berguna bagi pengawasan
kegiatan orang asing. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan
melakukan wawancara terhadap Direktur Izin Tinggal dan Status Keimigrasian,
Direktur Intelijen Keimigrasian, Direktur Penyidikan dan Penindakkan Keimigrasian,
serta Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Kantor Imigrasi Bogor. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaiman proses izin tinggal orang
asing dan pengawasannya baik pada tingkat pusat maupun unit pelaksana tekhnis..
Wawancara pertama dilakukan pada hari Rabu tanggal 21 Mei pukul 14.30 di
Ruang Rapat Direktur Izin Tinggal dan Status Keimigrasian. Berikut adalah hasil
wawancara yang dilakukan :
“… Direktorat Izin Tinggal dan Status Keimigrasian pada dasarnya berfungsi sebagai
pembuat kebijakan atau policy dibidang izin tinggal orang asing. Pengawasan izin
tinggal dilakukan pada Kantor Imigrasi, baik pengawasan lapangan maupun
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
67
Universitas Indonesia
pengawasan administrasinya. Pengawasan tersebut dilakukan di Kantor Imigrasi di
mana orang asing tersebut berdomisili dilakukan agar lebih praktis. Pengawasan
tersebut misalnya dengan melakukan pengecekan terhadap kebenaran kegiatan orang
asing tersebut apakah sesuai dengan izin yang diberikan atau yang diterakan dalam
izin tinggalnya, seperti contohnya apakah benar orang asing tersebut adalah tenaga
ahli di bidang pemasaran, hal seperti itu merupakan tugas dari Kantor Imigrasi.
Direktorat Jenderal hanya memberikan persetujuan bagi izin - izin tinggal tertentu
yang membutuhkan persetujuan dari Direktorat Jenderal. Kendala yang terjadi dalam
pengawasan izin tinggal orang asing adalah Direktorat Jenderal belum memiliki
sebuah data base yang memuat semua keberadaan dan kegiatan orang asing yang
berada di wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan sulitnya mengetahui berapa
jumlah persis berapa banyak orang asing yang berada di wilayah Indonesia. Akan
tetapi dengan dimulainya e-office diharapkan masalah tersebut dapat diatasi di masa
yang akan datang. Karena tidak akan memungkin kita mengawasi seluruh kegiatan
orang asing tanpa memiliki suatu sumber data yang memuat semua data orang asing
…”
Wawancara kedua dengan Direktur Intelijen Keimigrasian dilakukan pada
hari Kamis tanggal 22 Mei 2008 pukul 09.00, hasil dari wawancara adalah sebagai
berikut :
“… Direktorat Intelijen Keimigrasian akan membuat sarana e-office sebagai grand
design dalam pengawasan orang asing dimana nantinya semua data orang asing akan
terintergrasi di sebuah sitem yang memuat semua mengenai keberadaan orang asing,
sehingga dengan data tersebut dapat kita lihat kecenderungan dari pelanggaran
keimigrasian. Selain dari data yang kita dapat, diperlukan juga pengawasan lapangan.
Pengawasan lapangan diperlukan untuk menunjukkan eksistensi imigrasi dalam
melakukan tugas pengawasan orang asing. Selain itu laporan dari masyarakat juga
dapat menjadi sumber bagi jajaran imigrasi untuk melakukan pengawasan orang
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
68
Universitas Indonesia
asing. Pengawasan orang asing juga ditentukan oleh wilayah, karena terdapat wilayah
- wilayah tertentu dimana orang asing yang berada dan melakukan kegiatan.
Pendataan orang asing merupakan suatu sumber bagi imigrasi dalam
pengawasan orang asing. Direktorat Intelijen Keimigrasian juga melakukan kegiatan
analisa intelijen keimigrasian. Setiap data, laporan, informasi yang diterima akan
dilakukan penelahaan pada Direktorat tersebut. Penegakan hukum juga harus
diperhatikan dalam pengawasan orang asing, tidak semua pelanggaran keimigrasian
hanya diselesaikan dengan tindakan keimigrasian, tetapi juga diselesaikan secara
peradilan atau pro justitia …”
Wawancara ketiga dengan Direktur Penyidikan dan Penindakkan Keimigrsian
yang dilakukan pada hari Senin tanggal 02 Juni 2008 pukul 14.00, hasil dari
wawancara adalah sebagai berikut :
“… pengawasan orang asing di Indonesia dilakukan dengan cara pengawasan
administrasi dan lapangan, yang didasarkan dengan data - data yang ada dan laporan
dari masyarakat. Terhadap hal itu yang kemudian diadakan tindakan selanjutnya
untuk tindakan lanjutan. Kendala pada pengawasan orang asing adalah kurangnya
SDM terutama Penyidik Pegawai Negeri Sipil untuk melakukan penyidikan tindak
pidana imigrasi. Kadang didapatkan penyidik yang baik, namun terjadi mutasi,
sehingga tenaga fungsional kembali berkurang, penyidikan kemudian hanya memakai
tenaga administrasi biasa untuk melakukan hal tersebut. Kendala lain juga adalah
masalahnya minimnya anggaran.
Dalam kerjasama antar Direktorat, Direktorat ini bekerjasama dengan
Direktorat Intelijen Keimigrasian dalam pengawasan orang asing. Direktorat Intelijen
menangani masalah laporan - laporan dan membuat produk intelijen, kemudian
dilanjutkan oleh Direktur Penyidikan dan Penindakkan Keimigrasian.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
69
Universitas Indonesia
Ke depan diharapkan adanya suatu jaringan pengawasan orang asing, yaitu
dengan dibentuknya e-office sebagai suatu grand design bagi pengawasan orang
asing …“
Wawancara keempat dengan Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakkan
Keimigrasian Kantor Imigrasi Bogor yang dilakukan pada hari Selasa tanggal 03 Juni
2008 pukul 09.00, hasil dari wawancara adalah sebagai berikut :
“… Kantor Imigrasi Bogor menjalankan fungsinya dalam pengawasan orang
asing untuk melakukan pencegahan dan mengambil tindakan berupa deportasi atau
pro justitia apabila ditemukan pelanggaran yang dilakukan oleh orang asing yang
berada di wilayah Bogor. Pengawasan preventif dilaksanakan terhadap berkas -
berkas orang asing dan pengawasan di lapangan terhadap sponsor orang asing.
Dalam pengawasan orang asing di Kantor Imigrasi Bogor terdapat faktor -
faktor yang menjadi kendala, diantaranya kurangnya SDM untuk pengawasan di
lapangan, serta kurangnya sarana dan prasarana.
Dengan adanya pengungsi yang bermukim di wilayah kerja Kantor Imigrasi
Bogor, maka kinerja Kantor imigrasi Bogor dalam melaksanakan pengawasan
bertambah, akan tetapi pengawasan bagi para pengungsi tidak dibedakan dengan
pengawasan bagi orang asing yang memiliki izin yang sah, dengan kata lain tidak ada
perbedaan antara pengawasan bagi orang asing dengan izin sah dan orang asing yang
berstatus pengungsi, apabila ditemukan oramg asing yang mengakui berstatus
pengungsi, maka dilakukan pengecekan kebenarannya kepada UNHCR ataupun pihak
IOM.
Dalam melakukan pengawasan orang asing, pihak Imigrasi Bogor juga
melakukan koordinasi pengawasan orang asing ( SIPORA ) baik secara langsung
maupun tidak langsung …”
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
70
Universitas Indonesia
Sedikit gambaran mengenai hal - hal yang berhubungan dengan orang asing
adalah sebagai berikut :
Umumnya izin tinggal orang asing di wilayah negara Indonesia dapat dibagi
menjadi empat macam izin keberadaan yang diberikan, yaitu :
1. Izin singgah atau izin transit, yang waktunya sangat singkat hanya untuk meneruskan
perjalanan ke negara lain.
2. Izin kunjungan yang waktunya singkat tetapi cukup dalam melakukan suatu
kunjungan, umumnya paling lama adalah enam bulan.
3. Izin Tinggal Terbatas, yaitu izin yang diberikan dengan jangka waktu agak lama
tetapi tidak dengan tujuan menetap, seperti untuk keperluan belajar atau bekerja di
negara lain. Umumnya paling lama izin tinggal terbatas diberikan sampai dengan
jangka waktu lima tahun. Izin tinggal yang demikian dinamakan izin tinggal semi
permanen.
4. Izin Tinggal Tetap, yaitu izin tinggal yang diberikan dalam rangka menetap di suatu
negara. Izin tinggal tetap diberikan dalam jangka waktu lima tahun.
Kepada setiap orang asing yang berada si wilayah Indonesia perlu diadakan
pengawasan. Hal ini dikarenakan keberadaan orang asing di suatu negar menjadi
tanggung jawab dari negara di mana orang asing tersebut itu berada. Negara di mana
orang asing berada, selain mempunyai kewajiban untuk menjamin kepentingan dan
keamanan orang asing, juga wajib melakukan pengawasan terhadap orang asing yang
berada di wilayah negaranya.
Orang asing yang berada di wilayah Indonesia keberadaannya dapat ditinjau dari
dua aspek, yaitu :
1. Aspek keberadaannya atau izin tinggalnya
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
71
Universitas Indonesia
2. Aspek kegiatannya selama berada di negara tersebut.
Pengawasan yang dilakukan adalah berkaitan dengan izin tinggal yang dimiliki
oleh orang asing seperti yang disebutkan di atas. Apabila ditinjau dari izin tinggalnya,
maka pengawasan terhadap orang asing dapat dibagi menjadi :
1. Orang asing yang mempunyai izin tinggal yang sah dan masih berlaku.
2. Orang asing yang memiliki izin tinggal yang sah tetapi sudah tidak berlaku.
3. Orang asing yang tidak memilki izin tinggal yang sah.
Kegiatan orang asing selama berada di suatu negara lain dapat melakukan
kegiatan yang berupa :
1. Kegiatan yang sesuai dengan izin yang diberikan dan sesuai dengan maksud
kedatangannya di wilayah negara yang didatangi.
2. Kegiatan yang tidak sesuai dengan izin yang diberikan dengan maksud
kedatangannya.
3. Kegiatan yang merugikan atau membahayakan negara yang didatangi.
Seperti yang pernah disebutkan pada bab sebelumyan pengawasan adalah suatu
proses kegiatan mengumpulkan data, menganalisa dan menentukan apakah sesuatu
yang diawasi sesuai dengan standar yang telah ditentukan atau sesuai dengan
pearturan dan ketentuan yang berlaku.
Menurut Undang - undang Keimigrasian pengawasan orang asing di Indonesia
meliputi :
1. Masuk dan keluar wilayah Indonesia dari dan ke wilayah Indonesia
2. Keberadaan serta keberadaan orang aisng di wilayah Indonesia.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
72
Universitas Indonesia
Dalam Undang - undang Nomor 9 Tahun 1992, pengawasan orang asing diatur
dalam pasal - pasal berikut :
Pasal 38
(1) Pengawasan terhadap orang asing di Indonesia meliputi :
a. masuk dan keluarnya orang asing ke dan dari wilayah Indonesia;
b. keberadaan serta kegiatan orang asing di wilayah Indonesia.
(2) Untuk kelancaran dan ketertiban pengawasan, Pemerintah menyelenggarakan
pendaftaran orang asing yang berada di wilayah Indonesia.
Pasal 39
Setiap orang asing yang berada di wilayah Indonesia wajib :
a. memberikan segala keterangan yang diperlukan mengenai identitas diri dan
atau keluarganya, perubahan status sipil dan kewarganegaraannya serta
perubahan alamatnya;
b. memperlihatkan Surat Perjalanan atau dokumen keimigrasian yang
dimilikinya pada waktu diperlukan dalam rangka pengawasan;
c. mendaftarkan diri jika berada di Indonesia lebih dari 90 ( sembilan puluh )
hari.
Pasal 40
Pengawasan orang asing dilaksanakan dalam bentuk dan cara :
a. pengumpulan dan pengolahan data orang asing yang masuk atau ke luar
wilayah Indonesia;
b. pendaftaran orang asing yang berada di wilayah Indonesia;
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
73
Universitas Indonesia
c. pemantauan, pengumpulan, dan pengolahan bahan keterangan dan informasi
mengenai kegiatan orang asing;
d. penyusunan daftar nama-nama orang asing yang tidak dikehendaki masuk
atau ke luar wilayah Indonesia; dan
e. kegiatan lainnya.
Pasal 41
Pelaksanaan pengawasan terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia
dilakukan Menteri dengan koordinasi bersama Badan atau Instansi Pemerintah yang
terkait.
Pasal 42
(1) Tindakan keimigrasian dilakukan terhadap orang asing yang berada di wilayah
Indonesia yang melakukan kegiatan yang berbahaya atau patut diduga akan
berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum, atau tidak menghormati atau
mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Tindakan keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) dapat berupa
a. pembatasan, perubahan atau pembatalan izin keberadaan;
b. larangan untuk berada di suatu atau beberapa tempat tertentu di wilayah
Indonesia;
c. keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di wilayah
Indonesia;
d. pengusiran atau deportasi dari wilayah Indonesia atau penolakan masuk ke
wilayah Indonesia.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
74
Universitas Indonesia
Pasal 43
(1) Keputusan mengenai tindakan keimigrasian harus disertai dengan alasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat ( 1 ).
(2) Setiap orang asing yang dikenakan tindakan keimigrasian dapat mengajukan
keberatan kepada Menteri.
Pasal 44
(1) Setiap orang asing yang berada di wilayah Indonesia dapat ditempatkan di
Karantina Imigrasi :
a. apabila berada di wilayah Indonesia tanpa memiliki izin keimigrasian
yang sah; atau
b. dalam rangka menunggu proses pengusiran atau deportasi ke luar
wilayah Indonesia.
(2) Karena alasan tertentu orang asing sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 )
dapat ditempatkan di tempat lain.
Pasal 45
(1) Setiap orang asing yang berada di wilayah Indonesia melampaui waktu tidak
lebih dari 60 ( enam puluh ) hari dari izin keimigrasian yang diberikan,
dikenakan biaya beban.
(2) Penanggung jawab alat angkut yang tidak memenuhi kewajibannya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dikenakan biaya beban.
(3) Penetapan biaya beban sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) dan ( 2 ) diatur
oleh Menteri dengan persetujuan Menteri Keuangan.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
75
Universitas Indonesia
Pasal 46
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan orang asing dan tindakan keimigrasian
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Demikian juga pada wawancara terdapat negara - negara yang disebutkan
rawan hingga dalam pemberian visa dan izin masuknya harus melalui suatu proses
clearance house, negara-negara yang dianggap rawan secara ipoleksosbudhankam
adalah :
1. Rawan ideologi
a) Agola
b) Cuba
c) Korea Utara
2. Rawan Politik
a) Israel
3. Rawan Ekonomi
a) Cuba
b) Ethiopia
c) Irak
d) Somalia
4. Rawan Sosbud dan Kemigrasian
a) Albania
b) Afganisthan
c) Bangladesh
d) Kamerun
e) Ethiopia
f) Ghana
g) Iran
h) Nigeria
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
76
Universitas Indonesia
i) Pakistan
j) Somalia
k) Srilanka
l) Tanzania
m) Tonga
5. Rawan Hankam
a) Afghanistan
b) Irak
Pengumpulan data secara adminstratif diatur dalam Keputusan Menteri
Kehakiman RI Nomornya : M.01-PW.09.02 Tahun 1995 Tentang Tata cara
Pengolahan Data dan Informasi Keimigrasian.
Jenis data yang dikumpulkan meliputi :
1. Data pemberian Visa;
2. Data Lalu Lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia;
3. Data pemberian Izin Keimigrasian;
4. Data pemberian Surat Perjalanan Republik Indonesia;
5. Data Pendaftaran Orang Asing;
6. Data Pencegahan dan Data Penangkalan;
7. Data Surat Perjalanan Republik Indonesia yang hilang; dan
8. Data lainnya dianggap perlu.
Unit Kerja pengumpulan data adalah :
1. Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
2. Kantor Imigrasi;
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
77
Universitas Indonesia
3. Kantor Wilayah Departemen Kehakiman, baik ditunjuk sebagai Pooling Data
maupun tidak;
4. Direktorat Jenderal Imigrasi;
5. Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri; dan
6. Badan atau Instansi Pemerintah atau unit kerja lainnya.
Alur data adalah sebagai berikut :
1. Data kegiatan keimigrasian di Kantor Imigrasi dan Tempat Pemeriksaan Imigrasi
di wilayah kerjanya dihimpun dan diteruskan oleh Kantor Imigrasi ke Kantor
Wilayah Departemen Kehakiman.
2. Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan
Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian baik sebagai Pooling Data atau
bukan, meneruskan data kegiatan keimigrasian ke Direktorat Jenderal Imigrasi.
3. Data keimigrasian dari Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dihimpun
dan diteruskan ke Direktorat Jenderal Imigrasi.
4. Alur pengumpulan data dapat dilakukan secara manual, elektronik, maupun media
lainnya.
Penanggung jawab pengolahan data adalah :
1. Kepala Kantor Imigrasi secara berkala menyampaikan hasil pengolahan data dan
analisa informasi kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam
hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian dan
Direktur Jenderal Imigrasi.
2. Hasil perekaman data atau informasi keimigrasian dari Pooling Data atau Tempat
Pemeriksaan Imigrasi secara berkala disampaikan kepada Direktur Jenderal
Imigrasi.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
78
Universitas Indonesia
Pengolahan Data
1. Pengolahan dilakukan baik secara manual maupun elektronik.
2. Pengolahan data sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) dilakukan dengan cara
pemilahan, pengelompokan, analisa dan evaluasi untuk menghasilkan laporan
kualitatif dan kuantitatif.
3. Data yang telah dihimpun dan diolah oleh masing-masing unit, merupakan
informasi bagi unit tersebut dan sebagai data bagi instansi yang membawahinya.
Penggunaan Informasi
1. Informasi keimigrasian digunakan untuk bahan pertimbangan penetapan
kebijaksanaan, pengambilan keputusan, pengawasan dan penindakan
keimigrasian serta penggunaan lainnya dalam pelaksanaan tugas Direktorat
Jenderal Imigrasi.
2. Informasi keimigrasian digunakan pada semua tingkat jajaran Direktorat Jenderal
Imigrasi.
3. Informasi keimigrasian dapat disebarluaskan dalam jajaran Direktorat Jenderal
Imigrasi, atau apabila perlu kepada Badan atau Instansi Pemerintah dalam rangka
koordinasi pemerintah dalam rangka Koordinasi Pengawasan Orang Asing atau
kepentingan Pemerintahan lainnya.
Hasil penelitian berupa wawancara di atas apabila dikaitkan dengan teori-teori
dan peraturan perundang-undangan di atas maka dihasilkan pembahasan sebagai
berikut :
1. Pada dasarnya pengwasan orang asing telah dimulai pada saat sebelum masuk ke
wilayah Indonesia, pada saat tiba di wilayah Indonesia, hingga keberadaannya di
wilayah Indonesia, selama melakukan kegiatan hingga keluar meninggalkan
wilayah Indonesia.
2. Kegiatan pengawasan yang dilakukan berbeda-beda pada setiap direktorat
maupun unit pelaksana tekhnis, perbedaan terletak daripada bentuk pengawasan,
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
79
Universitas Indonesia
disesuaikan dengan tugas pokok, fungsi, dan kewenangan tiap - tiap unit kerja.
Perbedaan itu terlihat sebagai berikut :
No Unit Tugas Fungsi Pengawasan
1.
Perwakilan Republik
Indonesia di luar
negeri
Melakukan pengecekan terhadap keabsahan dari
berkas-berkas orang asing pemohon visa
2.
Direktorat Dokumen
Perjalanan, Visa dan
Failitas Keimigrasian
• Pengecekan daftar cegah tangkal
• Pelaksanaan clearance house bagi orang asing
yang berasal dari negara-negara rawan
• Pembuat kebijakan yang berhubungan dengan
pemberian visa
3. Tempat Pemeriksaan
Imigrasi
• Pemeriksaan keabsahan dokumen perjalanan
• Pemeriksaan izin keimigrasian yang dimiliki
• Pencocokan antar orang asing yang datang
dengan yang tertera pada dokumen perjalanan
• Pemeriksaan daftar cegah tangkal
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
80
Universitas Indonesia
4.
Direktorat Izin Tinggal
dan Status
Keimigrasian
• Pembuat kebijakan yang berhubungan dengan
pemberian izin tinggal
• Pemberi persetujuan bagi perpanjangan izin
tinggal tertentu orang asing yang berada di
wilayah Indonesia
5. Direktorat Intelijen
Keimigrasian
• perencanaan kegiatan intelijen
• pengumpulan informasi
• analisa informasi, produk intelijen dan
distribusi produk intelijen
• networking dengan komunitas intelijen dan
evaluasi kegiatan intelijen
6.
Direktorat Penyidikan
dan Penindakan
Keimigrasian
• Berkoordinasi dengan penemuan yang
dihasilkan oleh intelijen
• Melakukan penyidikan dan penindakan
kepada orang asing yang diduga melakukan
tindak pidana keimigrasian dengan wilayah
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
81
Universitas Indonesia
kerja seluruh Indonesia
7. Kantor Imigrasi
• Pemberian izin tinggal bagi orang asing sesuai
dengan wilayah kerja kantor imigrasi
• Pengecekan kebenaran data-data orang asing
• Pengawasan orang asing yang berada di
wilayah kerja kantor imigrasi
Dari hasil wawacara yang dilakukan maka pengawasan orang asing yang
dilakukan telah dilaksanakan sesuai dengan instrumen hukum yang mengatur
mengenai pengawasan orang asing, terutamanUndang-Undang Nomor 9 Tahun
1992 tentang Keimigrasian dan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1994
tentang Pengawasan Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian. Namun yang
terjadi pada saat ini instrument hukum tersebut dirasakan udah tidak relevan lagi
dengan perkembangan keimigrasian pada saat ini, hal ini menyebabkan hukum
yang ada kemudian menjadi seolah-olah berada di belakang tindak pidana
keimigrasian dan perkembangan zaman. Hal yang belum tercakup antara lain
mengenai perdagangan manusia, penyelundupan manusia, terorisme. Hal ini perlu
ada aturan jelas mengenai pelanggaran keimigrasian yang dilakukan.
3. Terdapat unsur - unsur penting di dalam melaksanakan pengawasan orang asing,
yaitu :
a) Data orang asing yang diolah oleh Direktorat Jenderal Imigrasi ( pengawasan
administrasi )
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
82
Universitas Indonesia
b) Informasi yang didapat dari pihak luar atau masyarakat
c) Pengawasan lapangan yang dilakukan oleh petugas Imigrasi
d) Koordinasi pengawasan orang asing dengan instansi lain ( SIPORA )
4. Dalam pengawasan orang asing sering terdapat kendala - kendala yang membuat
pengawasan orang asing belum berjalan maksimal, diataranya :
a) Kurangnya SDM yang dimiliki oleh jajaran Imigrasi dalam melaksanakan
pengawasan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh para praktisi yang
berpendapat bahwa perlu ditambahnya lagi jumlah SDM yang berkompeten
dalam melaksanakan tugas pengawasan, penyidikan terhadap tindak pidana
keimigrasian. Hingga eksistensi jajaran imigrasi dalam melaksanakan tugas
menjaga negara ini dapat berjalan dengan baik
b) Minimnya anggaran yang disediakan untuk biaya pengawasan, sehingga
banyak kegiatan - kegiatan orang sing yang tidak dapat terjangkau oleh pihak
Imigrasi
c) Belum adanya suatu sistem pengawasan orang asing yang terintegrasi dapat
memantau semua kegiatan orang asing yang berada dan melakukan kegiatan
di wilayah Indonesia.
d) Terkadang masih adanya ego sektoral dari instansi yang berbeda dengan
kepentingan masing - masing, hingga terkadang SIPORA tidak berjalan
dengan baik.
5. Khusus di wilayah Kantor Imigrasi Bogor yang merupakan salah satu titik
pengungsi, pengawasan terhadap orang asing bersifat sedikit berbeda dengan
Kantor imigrasi yang tidak terdapat pengungsi. Hal ini disebabkan akan status
dari pengungsi sendiri bukan ditentukan oleh pihak imigrasi, namun ditangani
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
83
Universitas Indonesia
langsung oleh UNHCR dan IOM, sehingga diperlukan koordinasi khusus dengan
kedua organisasi tersebut.
6. Pada saat ini sedang dikembangkan sebuah sistem keimigrasian yang terintegrasi
di seluruh wilayah kerja imigrasi di seluruh Indonesia. Sistem yang di namakna e-
office baru saja diresmikan pada hari Senin tanggal 2 Juni 2008, diharapkan
bahwa sistem ini akan menjadi sebuar perintis dalam terobosan sistem
pengawasan orang asing yang terintergrasi di seluruh Indonesia, bahkan sampai
ke perwakilan RI di luar negeri. Dengan begitu akan mempermudah pengawasan
orang asing dari sebelum masuk ke wilayah Indonesia, dan semua data beserta
kegiatan di wilayah Indonesia.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008