bab iv metode penelitian 4.1 desain penelitianeprints.umm.ac.id/41209/5/bab iv.pdf55 4.3 populasi,...
TRANSCRIPT
53
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini bersifat deskriptif korelasional dengan rancangan
penelitian cross-sectional. Penelitian deskiripsi korelasional adalah desain penelitian yang
digunakan untuk menjelaskan hubungan, memperkirakan dan menguji suatu teori yang
ada antara 2 variabel. Yaitu hubungan postur duduk supir travel dalam mengemudi
dengan keluhan nyeri punggung. Adapun pendekatan yang digunakan adalah Cross
Sectional yaitu data antara variabel independen dan dependen akan dikumpulkan dalam
waktu yang bersamaan. Penelitian ini untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor
resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat atau point time approach (Natoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini peneliti
ingin mengetahui hubungan postur duduk sopir travel saat mengemudi dengan keluhan
nyeri punggung bawah di kota Malang.
Postur duduk sopir travel
saat mengemudi (Variabel
X)
Keluhan nyeri punggung
bawah (Variabel Y)
Hubungan postur duduk
sopir travel saat
mengemudi dengan
keluhan nyeri punggung
bawah.
54
4.2 Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian adalah tahapan (langkah-langkah dalam aktivitas kelompok
ilmia) mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya yaitu kegiatan sejak awal
penelitian dilakukan (Nursalam, 2008).
Gambar 2.4 kerangka penelitian. Postur Duduk Sopir Travel Saat Mengemudi
Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Di Kota Malang
Tehnik Smpling: total Sampling
Desain penelitian: Cross Sectional, variabel independen dan dependen
diukur dalam satu waktu
Populasi: 31 sopir travel yang bekerja di King Travel yang berada di wilayah kota Malang
Sampel: 31 sopir travel saat Pengemudi dengan keluhan nyeri punggung di King Travel
Alat Ukur: koesioner
Skala : Nominal
Analisis Data: shi square
Hasil: . hubungan Postur Duduk Sopir Travel Saat Mengemudi Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Di Kota Malang
Variabel independen : Postur duduk sopir travel dalam mengemudi
Variabel dependen : Keluhan nyeri punggung bawah
Alat Ukur: Pemberian koesioner
Skala : Ordinal
55
4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling
4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Nursalam, 2016). Populasi
dalam penelitian ini adalah sopir travel dalam mengemudi dengan keluhan nyeri
punggung bawah di silver rent car sebanyak 31 sopir travel.
4.3.2. Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai
subjek penelitian melalui sampling. Sedangkan sampling adalah proses menyeleksi porsi
dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada. Pada dasarnya ada dua syarat yang
harus dipenuhi saat menetapkan sampel, dengan teknik total sampling yaitu suatu teknik
penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian) (Nursalam, 2013). Sampel dalam
penelitian ini adalah sopir di silver rent car di kota Malang yang bersedia menjadi
responden dengan jumlah 31 orang.
4.3.3 Teknik Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk mewakili populasi.
Sedangkan, tehnik sampling adalah suatu cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan
sampel untuk memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek
penelitian (Nursalam, 2014).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan tehnik total sampling atau bisa disebut juga judgement sampling, adalah suatu
tehnik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan
56
yang dikehendaki peneliti ( tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut
dapat mewakili karaktekristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2016).
4.4 Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Hasmi,2016).
4.4.1 Variabel Independen (Bebas)
Variabel bebas (independent Variabel) adalah variabel yang mempengaruhi atau
nilainya menentukan variabel yang lain (Nursalam, 2016). Pada penelitian ini variabel
independen adalah postur duduk sopir travel saat mengemudi.
4.4.2 Variabel Dependen (Terikat)
Variabel terikat (Dependent Variabel) adalah Variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi nilainya yang ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah keluhan nyeri punggung bawah yang berkerja di
silver rent car kota Malang.
4.5 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah pemberian definisi terhadap variabel penelitian secara
operasional sehinga peneliti mampu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan terkait
dengan konsep (Swarjana, 2012) berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau ukuran yang melekat pada objek
penelitian baik bersifat fisik (nyata) atau psikis (tidak nyata) namun penelitian lain
menyebutkan suatu yang digunakan sebagi ciri-ciri, sifat atau ukuran yang memiliki
satuan penelitian dari sebuah teori (Suyanto, 2011).
57
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi
Operasional
Parameter Instrument Skala
Ukur
Hasil Ukuran
1 Independen :
Postur Duduk
Sopir travel
rent car selama
mengemudi
kendaraan
Posisi duduk pada
sopir treval rent
car saat
mengemudi
kendaraan sesuai
dengan standar
mengemudi yang
benar.
1. Bagian belakang kursi mobil Anda harus mencapai ketinggian bahu Anda. 2. Posisi Roda Kemudi dan Lengan Pada mobil yang dilengkapi dengan kantung udara di roda kemudi, jarak tertentu diperlukan agar mereka bekerja secara optimal - di mana saja sekitar 10-2 inci (25-30 cm) adalah jarak minimal yang baik. 3. Sebagian besar kursi mobil dilengkapi dengan sandaran kepala yang dapat disetel. Idealnya, Anda harus bisa mengatur ketinggian dan posisi depan-ke-belakang. 4. Kaki Anda dengan tumit tidak boleh kaku ketika di bawah dan jari-jari kaki dapat menekan pedal. Kaki kanan harus dapat bergerak dengan mudah di antara pedal gas dan pedal rem saat tumit ditempatkan menekan di depan pedal rem 5. Sesuaikan dukungan ke ketinggian yang tepat dengan memposisikan di lekuk punggung bawah Anda. Ujung terendah dukungan harus ditempatkan di garis ikat pinggang Anda atau di atas panggul. (physiomed, 2016).
Kuesioner
Nominal tepat : (+) ≥ 3
Tidak Tepat : (-)
≤ 3
Azwar (2014)
58
2 Dependent :
Keluhan Nyeri
Punggung
bawah pada
sopir travel
Rasa nyeri yang dialami oleh sopir travel saat mengemudi dengan keluhan nyeri punggung bawah.
1. panas pada daerah
punggung bawah
2. Nyeri tertusuk-tusuk
bagian punggung
bawah
3. Nyeri terus menerus
sebelum melakukan
aktivitas.
4. Sulit untuk memutar
badan kekiri dan
kanan.
5. Kesemutan pada
daerah punggung
bawah.
Kuesioner Ordinal Nyeri = ≥ 57
Tidak nyeri =˂ 38
Azwar (2016)
59
4.6 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di King Travel kota Malang. Waktu penelitian
dilakukan selama 1 minggu pada Mei 2017. Dilakukan setelah peneliti mendapatkan
persetujuan dari pihak kelola Silver Rent Car di kota Malang.
4.7 Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian adalah alat ukur, alat-alat yang digunakan mengukur
memperoleh alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2014). Menurut Fitzpatrick &
Meredith (2012) Intrumen penelitian juga didefinisikan sebagai istilah luas untuk
aktifitasdalam pengembangan, secara minimal alat bantu tersebut berupa kalimat
pertanyaan yang akan ditanyakan sebagai catatan, serta alat tulis untuk menuliskan
jawaban yang diterima, kalimat ini disebut juga sebagai pedoman wawancara. Instrumen
pada penelitian ini menggunakan artenatif tentang postur duduk. Penelitian ini ada dua
bentuk, kuesioner pertama terdiri atas 5 pertanyaan berdasarkan postur duduk sopir saat
mengemudi jawaban tepat skor (1), tidak tepat skor (0), oleh peneliti. Di beri tanda
centang (√) untuk jawaban yang sesuai dengan responden. Kuesioner kedua terdiri atas
19 pertanyaan tentang keluhan nyeri punggung bawah saat mengemudi dengan pilihan
jawaban jika “sangat sering” di berikan nilai 4, “kadang-kadang” diberikan nilai 3,
“jarang” diberikan nilai 2, dan “tidak pernah” diberikan nilai 1 dengan di beri tanda
centang (√) untuk jawaban yang sesuai dengan responden.
60
4.7.1 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan secara lisan atau pernyataan tertulis kepada responden
(Nursalam, 2016). Kuesioner atau alat ukur ini berupa angket dengan beberapa
pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mampu
menggali hal-hal yang bersifat rahasia. Kuesioner ini disusun dengan mengacu pada
parameter yang sudah dibuat oleh peneliti sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan
(Hidayat, 2014).
a. Instrument penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini di ambil dan
dimodifikasi dari penelitian M. syaiful ikhsan (2015). Kuesioner terdiri dari 5
pertanyaan dengan interpretasi penilaian, jawaban tepat, tidak tepat oleh peneliti.
Kuesioner postur duduk sopir travel saat mengemudi terdiri dari 5 penilaian dan
pertanyaan yang berbeda-beda dengan interprestasi penilaian apabila skor ≤ 2.5
menunjukan tidak sesuai dengan postur duduk sopir trevel saat mengemudi dan
skor ≥ 2.5 menunjukan sesuai dengan postur duduk sopir trevel saat mengemudi.
Tabel 4.3.1 Kisi-kisi kuesioner postur duduk sopir travel saat mengemudi
No Pertanyaan Nomor Pertanyaan Jumlah Soal
1 posisi punggung 1 1
2 posisi tangan 2 2
3 posisi kepala 3 3
4 posisi kaki 4 4
5 posisi tulang ekor 5 5
Total 5
61
Penghitungan skoring postur duduk sopir travel saat mengemudi sebagai berikut
(Azwar 2014)
Jumlah skor tertinggi = jumlah pertanyaan x skor tertinggi
= 5 x 1
= 5
Jumlah skor terendah = jumlah pertanyaan x skor terendah
= 5 x 0
= 0
Rangen = jumlah skor tertinggi – jumlah skor terendah
= 5 – 0
= 5
Kategori = 2 (Tepat ,tidak tepat)
Interval =
=
= 2,5
Kriteria penilaian = Skor Tertinggi – interval
= 5– 2,5
= 2,5
Kesimpulan :
- tepat : skor yang didapatkan > 2,5
- Tidak tepat : skor yang didapatkan < 2,5
62
b. Instrumen tentang nyeri punggung bawah di adopsi dan di modifikasi dari penelitian
Arma (2017) yang diberikan secara langsung kepada responden. Jenis kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini adalah (kuesioner tertutup). Kuesioner terdiri dari 19
pertanyaan dengan interpretasi penilaian, jawaban sangat sering skor (4), kadang-
kadang skor (3), jarang skor (2), dan tidak pernah skor (1) oleh peneliti. Interprestasi
penilaian kuesioner keluhan nyeri punggung bawah apabila skor < 47,5 menunjukan
tidak nyeri, dan skor > 47,5 menunjukan nyeri punggung.
Tabel 4.4 pertanyaan untuk keluhan nyeri punggung bawah.
No Pertanyaan Nomor Pertanyaan Jumlah Soal
1 Nyeri punggung sebelum mengemudi
1,2,3,4,5. 5
2 Nyeri punggung sesudah mengemudi
6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19 14
Total 19
penghitungan skoring koesioner Keluhan nyeri punggung bawah sebagai
berikut ( Azwar, 2016 )
Jumlah skor tertinggi = jumlah pertanyaan x skor tertinggi
= 19 x 4
= 76
Jumlah skor terendah = jumlah pertanyaan x skor terendah
= 19 x 1
= 19
Rangen = jumlah skor tertinggi – jumlah skor terendah
= 76 – 19
= 57
63
Kategori = 2 (Tidak nyeri, Nyeri)
Interval =
=
= 28,5
Kriteria penilaian = Skor Tertinggi – interval
= 76 – 28,5
= 47.5
Kesimpulan :
- Tidak Nyeri : skor yang didapatkan < 47.5
- Nyeri : skor yang didapatkan > 47.5
4.8 Penguji Instrumen
Berdasarkan penelitian ini, maka instrument yang akan digunakan adalah lembar
kuesioner dan lembar tes postur duduk sopir travel dalam mengemudi. Lembar
kuesioner dan lembar tes untuk keluhan nyeri punggung bawah adalah instrumens
penelitian dimodifikasi dari beberapa sumber sehingga perlu dilakukan uji validitas dan
reabilitas.
64
4.8.1 Uji Validitas
Suatu alat ukur instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah
alat ukur yang telah melalui Uji validitas adalah indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2005). Uji validitas dapat
menggunakan teknik kolerasi dengan bantuan SPSS for Windows 16. Penguji
menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikan 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai
berikut:
1. Pertanyaan dikatakan valid jika nilai probabilitas (signifikan)<0,05
2. Pertayaan dikatakan tidak valid jika nilai probabilitas (signifikan)>0,05
(Nursalam,2011)
Uji validitas yaitu kuesioner disebarkan diwilayah yang memiliki karakteristik yang
hampir sama dengan tempat yang akan menjadi tempat penelitian yaitu sopir angkot
diwilayah kota Malang. Kuesioner ini diberikan kepada responden yang berjumlah 10
responden sopir angkot diwilayah kota Malang. Hasil uji validitas dengan jumlah 5 item.
Kuesioner berjumlah 5 item dan soal yang dinyatakan valid berjumlah 5 item dengan
nilai korelasi 0,001 dan tertinggi 0,632.
4.8.2. Uji Reliabilitas
Setelah mengukur validitas, maka perlu mengukur reabilitas data, apakah alat
ukur dapat digunakan atau tidak. Reabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau
pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam
waktu yang berlainan. Reabilitas statistik dihitung dengan rumus Crobacb Alpba dengan
menggunakan program software SPSS versi 16. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
65
1. Jika nilai Crobacb Alpba > 0.60 maka reliable
2. Jika nilai Crobacb Alpba < 0.60 maka tidak reliable (Nursalam,2011)
Hasil perhitungan reabilitas diketahui nilai Cronbacb Alpba pada kuesioner variabel
tingkat pertanyaan untuk postur duduk saat mengemudi sebesar .676 ˃ 0.60, maka dapat
diketahui variabel tersebut dapat digunakan dalam penelitian.
4.9. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian. Langkah
dalam pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian dan teknik intrumen
yang digunakan (Nursalam, 2016).
4.9.1 Tahap persiapan
1. Proses pengumpulan data, peneliti mengajukan surat izin studi pendahuluan
dan penelitian ke Tata Usaha FIKES UMM yang akan disampaikan kepada
pihak silver Rent Car di kota Malang, Peneliti mempersiapkan alat, bahan dan
teknik yang akan dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan. Peneliti
melakukan penelitiannya dengan cara mengunjungi tempat silver (face to face)
karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk peneliti mengumpulkan
responden di suatu tempat.
2. Peneliti membutuhkan asisten untuk dapat membantu dalam proses
penelitian, yaitu mengambil gambar sebagai bukti.
66
4.9.2 Tahap pelaksanaan
1. Pengambilan data dari pengelola King Travel.
2. Informasi mengenai data diberikan langsung oleh pengelola King Travel
kepada peneliti.
3. Pengelola memberikan rekapan data-data seluruh sopir travel kepada peneliti.
4. Setelah diberikan data dan di pilah-pilah berdasarkan kriteria yang diharapkan
oleh peneliti.
5. Peneliti melibatkan asisten peneliti yang sebelumnya sudah diberikan
pemahaman dalam menjalani proses penelitian.
6. Peneliti dan asisten peneliti langsung mencari alamat responden, setelah
menemukan alamat responden, peneliti melakukan wawancara terlebih
dahulu sebelum memberikan kuesioner.
7. Perkenalan identitas secara singkat, menjelaskan maksud/ tujuan penelitian
pada responden penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi serta meminta
kesediaan untuk terlibat dalam penelitian dengan menandatangani surat
persetujuan (informed consent) untuk menjadi responden.
8. Responden yang bersedia menandatangani informed concent dan selanjutnya
akan diberikan kuesioner untuk mengidentifikasi nyeri punggung bawah.
9. Peneliti akan melakukan dokumentasi saat menyebarkan kuesioner .
10. Setelah responden selesai mengisi kuesioner, peneliti mengucapkan
terimakasih kepada sopir travel atas kerjasamanya dan partisipasinya dalam
penelitian ini.
11. Peneliti melakukan pengolahan data yang diperoleh.
67
4.9.3 Tahap pengumpulan data
1. Peneliti mengecek kembali kelengkapan identitas responden pada kuesioner.
2. Peneliti mengecek kembali hasil wawancara menggunakan kuesioner untuk
melihat apakah ada pertanyaan yang tertinggal atau tidak dijawab.
3. Peneliti mengecek kembali hasil foto pada proses observasi posisi
mengemudi untuk memastikan hasil foto sesuai dengan ketentuan yang
sudah dibuat, kemudian hasil foto dikonsultasikan dengan ahli dari bidang
teknik untuk memastikan bahwa hasil foto sudah sesuai.
4.10. Tahap pengolahan data
Peneliti mengumpulkan data atau informasi dari hasil observasi menggunakan
lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri yang telah disiapkan untuk diseleksi
dan data akan diolah. Pengolahan data merupakan salah satu rangkaian kegiatan
penelitian setelah pengumpulan data (Nursalam, 2016). Data yang telah terkumpul dari
lembar kuesioner yang telah diisi akan diolah dengan beberapa tahap sebagai berikut :
1. Editing
Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau
kuesoner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan, dan
konsisten. Peneliti melakukan pengecekan ulang hasil kuesioner yang sudah diisi
oleh responden dan melakukan pengecekan pada hasil observasi yang berupa foto
sehingga dapat dilakukan analisis.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka/bilangan. Pada tahap ini peneliti mengubah data – data yang berbentuk huruf
68
atau kalimat menjadi angka sehingga dapat dilakukan analisis menggunakan
komputer.
3. Processing
Setelah semua lembar kuesioner terisi penuh dan benar serta sudah melewati
pengkodean, langkah pengolahan selanjutnya adalah memproses data agar data yang
sudah di-entry dapat di analisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara entry data
dari lembar kuesioner ke program SPSS pada komputer. Tahap ini dilakukan
menggunakan komputer dan program SPSS sehingga didapatkan hasil analisis pada
data – data yang sudah didapatkan.
4. Cleaning
Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang
sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut dimungkinkan
terjadi pada saat kita meng-entry ke komputer. Proses ini dilakukan ketika tahap
sebelumnya sudah selesai, peneliti melakukan pengecekan ulang pada semua data
yang didapatkan.
4.11 Analisa Data
Data yang telah diolah baik pengolahan secara manual maupun menggunakan
bantuan komputer, tidak akan ada maknanya tanpa dianalisis. Menganalisis data tidak
sekedar mendeskripsikan dan menginterpretasikan data yang telah diolah. Keluaran akhir
dari analisis data kita harus memperoleh makna atau arti dari hasil penelitian tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Kuesioner dikatakan valid jika mampu mengungkapkan data atau
informasi dari variabel yang diteliti secara tepat dan mampu memberikan pengukuran
69
yang tepat seperti yang diharapkan dalam penelitian ini. Kuesioner dianggap reliabel jika
kuesioner tetap konsisten bila digunakan untuk mengukur variabel berulang-ulang dan
dapat menghasilkan informasi yang sama atau data (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitian
dianalisis dengan software SPSS versi 16 untuk menguji hipotesis sesuai dengan rumusan
masalah dan tujuan umum serta khusus.
4.11.1 Analisis Univariat
Analisis Univariat adalah analisis data secara serentak dimana data yang diamati
hanya memiliki satu variable dependen (variable tidak bebas)pada setiap objek yang
diamati (Rahman, 2015). Pada penelitian ini, data yanag akan dianalisis univariat adalah
data dari kuesioner. Data dianalisis untuk melihat tingkat presentasi kejadian nyeri
punggung akibat kerja pada sopir travel. Data dari REBA untuk melihat resiko terjadinya
nyeri punggung bawah akibat mengemudi. Kemudian data karakteristik responden
seperti jenis kelamin, umur, berat badan, rentang masa kerja dan posisi bekerja. Data-
data tersebut disediakan dalam bentuk tabel presentasi.
4.11.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat yaitu merupakan analisi dari dua variabel (Notoatmodjo, 2012)
yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi
(Notoatmodjo, 2012). Analisis bivariat berjuan untuk mengetahui adanya hubungan
antara masing-masing variabel independen dengan variabel dependen yaitu hubungan
postur duduk sopir travel saat mengemudi dengan keluhan nyeri punggung bawah di
kota Malang. Setelah semua data didapatkan, maka proses selanjutnya yaitu mengelolah
70
dan menganalisa data. Penelitian ini menggunakan tehnik analisis data berupa chi square
(x²) karna skala data merupakan kategori nominal, adapun tahap uji chi square (x²) sebagai
berikut:
Untuk mengetahui hubungan postur duduk sopir travel saat mengemudi dengan
keluhan nyeri punggung bawah di kota Malang α (0,05) :
a. Jika chi hitung ≥ chi tabel maka Hı diterima, berati ada hubungan
b. Jika chi hitung ≤ chi tabel maka Hₒ ditolak, berati tidak ada hubungan
c. Uji chi-square awalnya saya mengunakan tabel 2X3 dan hasilnya tidak memenuhi
syarat uji chi-square lalu saya mengubah tabel 2x2 dengan aternatif nya saya
mengunakan uji Fisher's Exact Test dan hasilnya menunjukan ada hubungan
antara postur duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah.
4.12. Etika Penelitian
Etika penelitian dalam keperawatan adalah hal yang sangat penting, hak-hak
subjek penelitian disemua disiplin ilmu harus dilindungi semaksimal mungkin. Dalam
melakukan penelitian, peneliti perlu membawa rekomendasi dari institusi untuk pihak
lain dengan cara mengajukan permohonan ijin kepada institusi/lembaga tempat
penelitian yang dituju oleh dengan menekankan masalah etika yang meliputi sebagai
berikut:
71
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan Penelitian)
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antar peneliti dengan
responden dengan memberikan lembar persetujuan (Hidayat, 2009). Melakukan
penelitian, peneliti harus membawa surat permohonan studi pendahuluan dan
ijin penelitian dari Dekan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Malang. Tujuan subjek mengetahui maksud dan tujuan
penelitian serta dampaknya terhadap subjek penelitian selama pengumpulan data.
Jika subjek bersedia diteliti maka responden harus menandatangani lembar
persetujuan dan bila subjek tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati
keputusan tersebut (Hidayat, 2007).
2. Anomity (Tanpa Nama)
Annonimity adalah konsep perlindungan peserta dalam riset, responden
berhak untuk menyembunyikan nama sepanjang proyek riset. Informasi yang
berhubungan dengan klien, kenyataan bahwa individu tertentu telah berpartisipasi
dalam studi tidak diberitahukan pada orang lain diluar riset kecuali menyangkut
masalah hukum dan persidangan (Hidayat, 2009).
3. Confidentality (Kerahasiaan)
Confidentality merupakan etika dengan memberikan jaminan kerahasian
hasil penelitian, dan hanya kelompok tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil
penelitian (Hidayat, 2009). Dalam penelitian ini menggunakan kejujuran dalam
pengambilan data maupun pengolahan data, sehingga semua informasi yang
diberikan kepada peneliti akan rahasia.