bab iv hasil penelitian dan pembahasan€¦ · melakukan kegiatan observasi yang dilakukan pada...
TRANSCRIPT
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi
prasiklus,deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi prasiklus membahas
mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar mata pelajaran IPA
sebelum dilaksanakan tindakan penelitian.Selanjutnya pada deskripsi siklus I
menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan,kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari
pelaksanaan tindakan siklus I. Pada bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi,dan kegiatan refleksi dari
pelaksanaan tindakan siklus II.
4.1.1 Deskripsi Prasiklus
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Kedu pada Semester II Tahun
Pelajaran 2014/2015.SD Negeri 2 Kedu memiliki tenaga pendidik dan kependidikan
dengan jumlah 16 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah,12 Guru Kelas,1 Guru Mata
Pelajaran Pendidikan Agama, 1 Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris ,1 Guru Mata
Pelajaran Penjaskes, dan 1 Penjaga Sekolah.Seluruh tenaga pendidik yang mengampu
di SD Negeri 2 Kedu mempunyai latar belakang pendidikan SI.Subjek Penelitian
pada PTK ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri 2 Kedu Semester II Tahun Pelajaran
2015/2016 dengan jumlah 30 siswa pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi
Dasar (KD) 7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya ( dorongan dan tarikan)
dapat mengubah gerak suatu benda dan KD 7.2 Menyimpulkan hasil percobaan
bahwa gaya ( dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda.
Mata Pelajaran IPA di kelas 4 SD Negeri 2 Kedu diampu oleh guru kelas 4
yaitu Djanuar Arifin S.Pd. Beliau mengampu seluruh mata pelajaran yang diajarkan
53
di kelas 4 kecuali untuk mata pelajaran yang telah diampu oleh guru mata pelajaran
masing-masing yaitu pendidikan Bahasa Inggris, dan Penjaskes. Bapak Djanuar
Arifin merupakan Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar,beliau menempuh
pendidikan pada masa jabatannya sebagai seorang guru SD sehingga dalam hal
kinerjanya sebagai seorang guru beliau cukup berkompeten dalam bidangnya
tersebut.
Sebelum dilaksanakan tindakan penelitian, terlebih dahulu pkeneliti
melakukan kegiatan observasi yang dilakukan pada hari 28 Februari 2016 dengan
mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa
kelas 4 di SD Negeri 2 Kedu.Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan
ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran.
Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar yang rendah
yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya yaitu factor dari guru dan siswa itu sendiri. Tingkat kemampuan siswa
terhadap mata pelajaran IPA dan antusiasme siswa yang rendah dalam mengikuti
setiap proses pembelajaran merupakan salah satu faktor dari sisi siswa yang
menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar mata pealajaran IPA, kurangnya
antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari
karakteristik siswa yang sering berbicara dengan teman sebangku dan sibuk dengan
permainanya sendiri ketika guru sudah menyampaikan materi, siswa belum bias
fokus dalam mengikuti mata pelajaran.Keadaan demikian membentuk karakteristik
guru menjadi terlalu mendominasi di setiap proses bealajar menagajar. Dominasi guru
dalam kegiatan pembelajaran juga merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya
hasil belajar yang diperoleh.
Sedangkan faktor dari guru adalah terlalu mendominasi proses pembelajaran,
kurang terjadi interaksi yang aktif antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan
siswa. Guru masih menggunakan metode ceramah yang tidak bervariasi. Keadaan
54
tersebut menjadikan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan sangat kurang
dan pembelajaran dirasa kurang bermakna bagi siswa.
Pada penilaian proses pembelajaran mengenai kinerja guru pada prasiklus
dapat dijelaskan dalam beberapa aspek. Aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut.
Tabel 4.1
Hasil Observasi Kinerja Guru Prasiklus
Aspek yang Diamati Skor Penelitian
Jumlah Skor 1 2 3 4
Kegiatan Awal 1,2 4
Kegiatan Inti 6,7,8,9,10,1
1,12
3,4,5 13
Penutup 13 1
TOTAL 8 5 0 0 18
Berdasarkan table 4.1 hasil observasi Kinerja guru prasiklus dapat diketahui
indicator yang mendapat skor 1 sebanyak 8 item,skor 2 sebanyak 5 item sehingga
jumlah keseluruhan skor 17. Pada aspek kegiatan awal terdiri dari 1 indikator yaitu
indikator nomor 1,2 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek 1 mendapat 7
skor.Pada aspek kegiatan inti terdiri dari 10 indikator yaitu 6,7,8,9,10 memperoleh
skor 1 dan indicator nomor 3,4,5 mendapat skor 3 sehingga jumlah skor aspek 2
mendapat 13 skor .Pada aspek penutup terdiri dari 1 indikator yaitu indicator nomor
13 mendapat 1 skor sehingga jumlah skor pada aspek 3 mendapat 1 skor. Untuk lebih
jelasnya hasil observasi aktivitas guru prasiklus dapat dilihat pada diagram 4.1
berikut ini :
55
Diagram 4.1 Hasil Observasi Kinerja Guru Prasiklus
Pada penilaian proses pembelajaran mengenai kinerja siswa pada prasiklus
dapat dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada table 4.2
berikut:
Tabel 4.2
Hasil Observasi Kinerja Siswa Prasiklus
Aspek yang Diamati Skor Penelitian
Jumlah Skor 1 2 3 4
Kegiatan Awal 1,2 4
Kegiatan Inti 3,4,6,7,8,9, 5 8
Penutup 10 1
TOTAL 7 3 0 0 13
Berdasarkan table 4.2 hasil observasi aktivitas guru prasiklus dapat diketahui
indicator yang mendapat skor 1 sebanyak 7 item, skor 2 sebanyak 3 item sehingga
jumlah keseluruhan skor 13. Pada aspek kegiatan awal terdiri dari 2 indikator yaitu
indikator nomor 1,2 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek 1 mendapat 4
0
2
4
6
8
10
12
14
1 2 3
Ban
yakn
ya s
kor
Aspek yang Diamati
56
skor.Pada aspek kegiatan inti terdiri dari 7 indikator yaitu 3,4,6,7,8,9 memperoleh
skor 1 dan indicator nomor 5 mendapat skor 2 sehingga jumlah skor aspek 2
mendapat 8 skor .Pada aspek penutup terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 10
mendapat 1 skor sehingga jumlah skor pada aspek 3 mendapat 1 skor.Untuk lebih
jelasnya hasil observasi aktivitas guru prasiklus dapat dilihat pada diagram 4.2
berikut ini :
Diagram 4.2 Hasil Observasi Kinerja Siswa Praksiklua
Berdasarkan penjabaran mengenai penilaian proses pembelajaran IPA
prasiklus yang meliputi hasil observasi kinerja guru dan kinerja siswa maka,
diperoleh data hasil keseluruhan proses pembelajaran IPA prasiklus kelas 4 SD
Negeri 2 Kedu dapat dilihat pada table 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Penilaian Proses Pembelajaran IPA Prasiklus
No. Aspek Penilaian Proses Pembelajaran Skor Persentase
1. Observasi Kinerja Guru 18 34,6%
2. Observasi Kinerja Siswa 13 32,5%
Nilai Skor Rata-Rata 15,5
Persentase Total 33,7%
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3
Ban
yakn
ya s
kor
Aspek yang Diamati
57
Berdasarkan tabel 4.3 penilaian proses pembelajaran IPA prasiklus dapat
dikatakan masih rendah atau kurang. Hal itu dapat dilihat dari aspek penilaian proses
pembelajaran pada observasi kinerja guru hanya mendapat skor 18 dengan persentase
34,6% dari jumlah keseluruhan skor (maksimum) yaitu 52 skor dan observasi kinerja
siswa mendapat skor 13 dengan persentase sebesar 32,5% dari jumlah keseluruhan
skor (maksimum) yaitu 40 skor, sehingga nilai skor rata-rata adalah 15 dengan
persentase 36,75%. Berdasarkan tabel 4.3 dapat digambarkan dalam diagram 4.3
sebagai berikut:
Diagram 4.3 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Prasiklus
Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar mata
pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75).
Hasil belajar IPA sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari buku administrasi
hasil tes semester I tahun 2015/2016. Data dari hasil tes semester I IPA dapat dilihat
pada tabel 4.4 sebagai berikut
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Observasi Kinerja Guru Observasi Kinerja Siswa
Sk
or
Pen
ilaia
n
Aspek Penilaian
18 %13%
58
Tatbel 4.4
Destribusi Frekuensi Nilai IPA Prasiklus
NILAI FREKUENSI PERSENTASE (%)
48-55 5 16,6%
56-63 5 16,6 %
64-71 8 26,6 %
72 -79 7 23,3 %
80-87 5 16,6%
JUMLAH 30 100 %
Nilai Rata-rata 67,26
Nilai Tertinggi 84
Nilai Terendah 48
Berdasarkan tabel 4.4 destribusi frekuensi nilai tes semester 1 mata pelajaran
IPA tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai 48-55 sejumlah 5
siswa dengan persentase 16,6% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 56-63
sejumlah 5 siswa dengan persentase 16,6% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang
nilai 64-71 sejumlah 8 siswa dengan persentase 26,6% dari jumlah keseluruhan
siswa, rentang nilai 72-79 sejumlah 7 siswa dengan persentase 23,3% rentang nilai
80-87 sejumlah 5 siswa dengan persentase 16,6% dari jumlah keseluruhan siswa.
Dari daftar nilai pada prasiklus nilai tertinggi diperoleh siswa adalah 84 dan nilai
terendah yang diperoleh siswa adalah 48. (Untuk daftar nilai tes IPA semester 1 dapat
dilihat pada lampiran nilai prasiklus). Berdasarkan tabel 4.4 dapat digambarkan
diagram 4.4 sebagai berikut.
59
Diagram 4.4 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Prasiklus
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) data hasil perolehan
nilai pada Prasiklus/sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.5 berikut
ini:
Tabel 4.5
Ketuntasan Belajar Prasiklus
No Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1. Tuntas ≥ 75 10 33,3
2. Belum Tuntas < 75 20 66,7
Jumlah 30 100
Ketuntasan belajar siswa pada prasiklus dapat diketahui bahwa siswa yang
memiliki nilai kurang dari KKM ≥ 75 sejumlah 10 siswa atau 33,3% dari jumlah
keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai KKM sebanyak 20 siswa dengan
persentase 66,7% dari jumlah keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui
bahwa persentase jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal.
Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.5 dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut ini:
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
48-55 56-63 64-71 72-79 80-87
Rentang Nilai
Ba
ny
ak
ny
a S
isw
ar
60
Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Prasiklus
Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikkan dengan nilai
tes semester 1 mata pelajaran IPA semester I siswa kelas 4 SD Negeri 2 Kedu maka
peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan
model kooperatif tipe Make A Match, sebagai upaya meningkatkan proses
pembelajaran dan hasil belajar IPA melalui penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
4.1.2 Deskripsi Siklus I
Pada sub unit deskripsi siklus I ini akan menguraikan tentang tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi siklus I.
Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, masing-
masing pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit.
4.1.2.1 Tahap Perencanaan
Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan
oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Meliputi
penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan tindakan
pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang
dilakukan pada pertemuan terakhir di setiap siklusnya. Tindakan pembelajaran siklus
I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama, kedua dan ketiga.
Tuntas
33,3%Tidak
Tuntas66,7%
61
Masing-masing pertemuan berlangsung selama 2x 35 menit dengan rincian sebagai
berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus I peneliti menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A dengan Kompetensi
Dasar 7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan)dapat
mengubah gerak suatu benda. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Djanuar
Arifin S.Pd selaku guru kelas 4 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan
tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian,
penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran, menelaah materi pembelajaran serta
penyusunan skenario pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Make A Match. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) menyebutkan tujuan
, dan (2) Mengidentifikasi pengaruh gaya terhadap gerak dan bentuk benda. Setelah
indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama guru kolaborator menyusun tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama, tujuan pembelajarannya
antara lain( 1) Melalui penjelasan dari guru, siswa dapat mendefinisikan pengertian
gaya dengan benar (2)Menyebutkan pengertian gaya dengan benar (3)Melalui
kegiatan berdiskusi, siswa dapat mengidentifikasi pengaruh gaya terhadap gerak dan
bentuk benda dengan benar . Selanjutnya, menyiapkan materi pembelajaran sesuai
dengan RPP yang telah dibuat dan telah didiskusikan bersama guru kolaborator
tentang pengertian gaya. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat
pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar observasi kinerja guru, lembar
observasi kinerja siswa, alat evaluasi berupa tes tertulis, dan lembar kerja siswa.
Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan
pada kelas 4 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan harapan.
62
2) Pertemuan Kedua
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut
dari pertemuan pertama, yang membedakan adalah materi yang dipelajari. Pada
pertemuan keduai ini materi yang dipelajari adalah mengenai jenis-jenis koperasi.
Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus I pertemuan kedua peneliti
menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran seperti membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match dengan Kompetensi Dasar yang sama yaitu 7.1.
Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan)dapat mengubah
gerak suatu benda Penyusunan RPP masih didiskusikan dengan Bapak Djanuar Arifin
S.Pd selaku guru kelas 4 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan
penelitian.
Diskusi yang dilakukan meliputi penyusunan indikator dan tujuan
pembelajaran, menelaah materi pembelajaran serta penyusunan skenario
pembelajaran menggunakan moden pembelajaran kooperatif tipe Match A Match.
Indikator pada pertemuan pertama adalah (1) mengidentifikasi pengertian gaya.
Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama guru kolaborator menyusun
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua.
3) Pertemuan Ketiga
Setelah itu, pada pertemuan ketiga setelah pertemuan kedua guru mengadakan
tes evaluasi siklus I selama 15 menit. Materi yang diteskan adalah materi yang telah
dipelajari oleh siswa pada pertemuan pertama siklus I dan pertemuan kedua siklus I.
Tes evaluasi terdiri dari 10 soal pilihan ganda yang dibagikan kepada 30 siswa kelas
4 SD Negeri 2 Kedu.
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Sub unit ini mendeskripsikan tentang proses pelaksanaan tindakan dan hasil
observasi pembelajaran siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap
pertemuan siklus I.
63
1) Proses Pelaksanaan Tindakan
Proses pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan,
masing-masing pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit. Rincian pelaksanaan
tindakan siklus I sebagai berikut:
a. Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Kamis, 29 Maret 2016 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak
Djanuar Arifin, S.Pd selaku guru kelas 4 SD Negeri 2 Kedu. Saat pelaksanaan
kegiatan pembelajaran peneliti sendirilah yang bertindak sebagai observer untuk
mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap
kinerja guru dan kinerja siswa. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama
diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, dilanjutkan dengan guru
melakukan absensi. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk merapikan tempat
duduknya dan mempersiapkan buku paket dan alat tulis. Guru menanyakan materi
yang sudah dipelajari sebelumnya kepada siswa, dilanjutkan guru memberikan
apersepsi berupa pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari
untuk memusatkan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, yaitu, “anak-anak
jika bapak mendorong kursi yang berada di depan kelas ini, apakah kursi tersebut
akan bergerak?” Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai kepada siswa.
Selanjutnya guru melaksanakan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, siswa menyimak
materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru tentang pengertian, dilanjutkan
dengan tanya jawab bersama guru. Selanjutnya pada kegiatan elaborasi siswa
dibimbing untuk mencari pasangan dengan menggunakan kartu jawaban dan kartu
soal, lalu siswa disuruh maju kedepan dan mencari pasangannya mereka. Diskusi
berlangsung selama 20 menit. Setelah semua siswa yang sudah menemukan pasangan
64
disuruh maju kedepan kelas dan mencocokan apakah pasanganya benar atau salah.,
kelompok lain memperhatikan dan menanggapi kelompok yang maju di depan.
Selanjutnya, siswa diberi LKS yang berisi soal mengenai materi yang baru saja
mereka terima lalu dipecahkan secara individu. Pada kegiatan konfirmasi, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk benrtanya mengenai hal-hal yang belum
dipahami, guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang berpartisipasi aktif
selama pembelajaran.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru menegaskan kembali hasil
kesimpulan, Selanjutnya meminta siswa untuk memperlajari materi yang akan
dipelajari selanjutnya, guru memberikan tindak berupa pekerjaan rumah (PR),
dilanjutkan pemberian motivasi untuk terus belajar dan mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan salam.
b. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 1
April 2016 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator Bapak Djanuar Arifin, S.Pd
selaku guru kelas 4 SD Negeri 2 Kedu . Saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran
peneliti sendirilah yang bertindak sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya
kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap kinerja guru dan kinerja siswa.
Pertemuan kedua pada siklus I ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama.
Pada kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan kedua diawali dengan siswa dan
guru mengucapkan salam dan berdoa bersama, dilanjutkan dengan guru melakukan
absensi.. Guru menanyakan materi yang sudah dipelajari sebelumnya kepada siswa,
dilanjutkan guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan yang berhubungan dengan
materi yang akan dipelajari untuk memusatkan perhatian siswa dalam mengikuti
pembelajaran, yaitu “siapa yang dirumah mempunyai meja yang terdapat laci didalam
meja tersebut?”. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai kepada siswa. Selanjutnya guru melaksanakan kegiatan inti yang terdiri dari
kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, siswa
menyimak materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, dilanjutkan dengan
65
bertanya jawab bersama guru. Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru menjelaskan
tentang gaya yang diberikan pada benda memberikan hasil yang bermacam-macam,
siswa diminta mencari tahu mengapa gaya dapat berupa tarikan atau dorongan?i,
siswa memperhatikan guru mengenai model kooperatif tipe Make A Match, Siswa
dibagi dalam 5 kelompok masing-masing kelompok berangotakan 5-6 orang sesuai
dengan undian warna yang telah di ambil oleh siswa. Guru mengatur tempat duduk
siswa sesuai dengan warna kelompoknya, guna memecahkan masalah yang telah
disampaikan oleh guru pada awal pembelajaran, Setiap kelompok diminta untuk
menunjuk salah satu siswa untuk menjadi ketua,Siswa yang sudah ditunjuk menjadi
ketua diminta untuk maju kedepan menerima kartu soal tentang gaya atau kartu
jawaban, Masing-masing siswa menerima kartu baik berupa kartu soal tentang gaya
atau kartu jawaban, Setiap siswa mencari pasangannya sesuai dengan kartu yang
diperolehnya dalam waktu sekitar 20 detik ( model Make A Match), Bagi siswa yang
sudah menemukan pasangannya sebelum batas waktu maju ke depan dan
menempelkan kartunnya, jika benar akan diberi poin, Setelah waktu habis guru
membahas pasangan kartu mana yang tepat antara kartu soal dan kartu jawaban,
Kartu yang sudah terjawab pasangannya dan benar jawabannya maka kartu tidak
digunakan lagi dalam permainan, Kemudian kartu dikocok lagi dan begitu
seterusnnya. Konfirmasi, guru memberikan umpan balik positif berupa pujian sebagai
reward, lalu guru mengulangi kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
dan menyimpulkan pembelajaran bersama dengan siswa melalui tanya jawab
bersama. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru menegaskan kembali hasil
kesimpulan. Lalu, pemberian motivasi untuk terus belajar dan mengakhiri
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan ketiga dilakukan pada hari
Jumat, 1 April 2016 pukul 09.00-10.10 WIB. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan
ketiga ini guru kolaborator melaksanakan kegiatan tes evaluasi siklus I. Diawali
dengan salam, tanya jawab mengulas materi sebelumnya,.Setelah semua siswa dirasa
66
paham tentang materi yang telah dipelajari, guru mengadakan tes evaluasi selama 55
menit. Guru menerangkan tata tertib dan siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan
tertib dan lancar. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal tes evaluasi dan
mencocokan bersama guru. Selanjutnya meminta siswa untuk mempelajari materi
yang akan dipelajari selanjutnya dan berdoa untuk pulang.
2) Hasil Observasi
Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi
kinerja guru dan kinerja siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match yang terdiri dari
analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama dan
pertemuan kedua sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti sendiri yang bertindak sebagai
observer untuk mengamati kinerja guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang
berlangsung. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi
yang terdiri dari 15 indikator kinerja guru dan 10 indikator kinerja siswa, masing-
masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1
menandakan kurang, skor 2 menandakan cukup, skor 3 menandakan baik, dan skor 4
menandakan sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan
berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk
total skor pada persentase 0%-20% berada pada kriteria sangat kurang, persentase
21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60% berada pada kriteria
cukup baik, persentase 61%-80% berada pada kriteria baik, dan persentase 81-100%
berada pada kriteria sangat baik.
Hasil observasi kinerja guru dan kinerja siswa pada siklus I pertemuan
pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6
berikut ini:
67
Tabel 4.6
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Membuka pelajaran 1,3 2 5
Menyampaikan materi pembelajaran 4 3
Memberi kesempatan bertanya 5,3,
9
9
Membentuk kelas menjadi beberapa kelompok 6,7 4
Membimbing dalam mencari pasangan 8 2
Membahas tentang pasangan kartu soal dan kartu
jawaban yang tepat.
10 3
Menanyakan pendapat tentang pasangan mana
yang tepat kepada kelompok lain
11 2
Memberikan penjelasan dan penguatan terhadap
materi pembelajaran
12,13
,14
6
Menutup pelajaran 15 2
TOTAL 0 11 6 0 35
KRITERIA Cukup
Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi kinerja guru dapat diketahui hasil
penilaian dari observer terhadap kinerja guru yang mendapat skor 1 sebanyak 0 item,
skor 2 sebanyak 10 item, skor 3 sebanyak 5 item, dan skor 4 sebanyak 0 item,
sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 35 dengan kriteria cukup.
Pada aspek membuka pelajaran terdiri dari 3 indikiator yaitu indikator nomor
1 mendapat skor 0, indikator 2 mendapat skor 3 dan indicator 3 mendapat skor 2
sehingga jumlah skor aspek 1 mendapat 5 skor. Pada aspek menyampaikan materi
pepembelajaran terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 4 mendapat skor 3,
indikator 5 terdapat skor 3,indikator 6 terdapat skor 2,indicator 7 terdapat skor
2,indicator 8 terdapat skor 2,indicator 9 terdapat skor 3, indicator 10 terdapat skor
3,dan indicator 11 terdapat skor 2. Pada aspek kegiatan penutup terdapat 4 indikator
indikator 11 terdapat 2 skor, indikator 12 terdapat 2, indikator 12 terdapat skor 2,
indikator 15 terdapat 2 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi kinerja guru
siklus I pertemuan 1 adalah 35 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi kinerja guru
siklus I pertemuan 1 dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut ini:
68
Diagram 4.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1
Hasil observasi kinerja siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat
dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.7 sebagai berikut.
Tabel 4.7
Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus I Pertemuan 1
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Menunjukkan kesiapan dalam pembelajaran 1,2 4
Mengamati penjelasan guru 3,4,5 6
Berpartisipasi dalam kelompok 7 6 5
Memberikan tanggapan kepada pasangan yang
maju kedepan kelas
8 1
Menyimpulkan 9,10 4
TOTAL 1 8 1 20
KRITERIA Kurang
Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi kinerja siswa dapat diketahui hasil
penilaian dari observer indikator kinerja siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 1
item, indikator dengan skor 2 sebanyak 8 item, indikator dengan skor 3 sebanyak 1
item, dan indikator yang mendapat skor 4 sebanyak 0 item sehingga jumlah
keseluruhan skor yang diperoleh 20 dengan kriteria kurang.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15Aspek yang Diamati
Ba
ny
ak
ny
a S
ko
rr
69
Pada aspek merespon apersepsi terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor
1,2,3 mendapat skor 2 sehingga jumlah skor aspek 1 mendapat 6 skor. Pada aspek
mengamati penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 4,5
mendapat skor 2 sehingga jumlah skor aspek 2 mendapat 4 skor. Pada aspek
melakukan tugas guru dalam kegiatan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu
indikator nomor 6 mendapat skor 3 dan indikator nomor 7 mendapat skor 2 sehingga
jumlah skor aspek 3 mendapat 5 skor. Pada aspek menjawab dan mengajukan
pertanyaan terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 8 mendapat skor 1 sehingga
jumlah skor aspek 4 mendapat 1 skor. Pada aspek mengkomunikasikan hasil diskusi
terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 9 mendapat skor 2 sehingga jumlah skor aspek
5 mendapat 2 skor. Pada aspek menyimpulkan terdiri dari 1 indikator indikator nomor
10 mendapat skor 2 sehingga jumlah skor aspek 6 mendapat 2 skor.
Total keseluruhan skor hasil observasi kinerja siswa siklus I pertemuan 1
adalah 20 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi kinerja siswa siklus I pertemuan
1 dapat dilihat pada diagram 4.7 berikut ini:
Diagram 4.7 Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus I Pertemuan 1
2) Pertemuaan Kedua
Hasil observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan kedua dijelaskan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
0
1
2
3
4
5
6
7
1 2 3 4 5 6
Aspek yang Diamati
Ba
ny
ak
ny
a S
ko
rr
70
Tabel 4.8
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Membuka pelajaran 1,2 6
Menyampaikan materi pembelajaran 3 3
Memberi kesempatan bertanya 4 2
Membentuk kelas menjadi beberapa kelompok 6 5 5
Membimbing kelompok diskusi 7,9 8 7
Membimbing siswa untuk memaparkan hasil
diskusi kelompok
10 4
Memberikan penghargaan atau reward terhadap
hasil kerja kelompok
11 2
Memberikan penjelasan dan penguatan
terhadap materi pembelajaran
12 2
Menutup pelajaran 13 14,
15 10
TOTAL 0 7 5 3 41
KRITERIA Cukup
Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi kinerja guru dapat diketahui hasil
penilaian dari observer terhadap kinerja guru yang mendapat skor 1 sebanyak 0 item,
skor 2 sebanyak 7 item, skor 3 sebanyak 5 item, dan skor 4 sebanyak 3 item, sehingga
jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 41 dengan kriteria cukup.
Pada aspek membuka pelajaran terdiri dari 2 indkiator yaitu indikator nomor
1,2 mendapat skor 3 sehingga jumlah skor aspek 1 mendapat 6 skor. Pada aspek
menyampaikan materi pembelajaran terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 3
mendapat skor 3 sehingga jumlah skor aspek 2 mendapat 3 skor. Pada aspek memberi
kesempatan bertanya terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 4 mendapat skor 2
sehingga jumlah skor aspek 3 mendapat 2 skor. Pada aspek membentuk kelas menjadi
beberapa kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5 mendapat skor 3
dan indikator nomor 6 mendapat skor 2, sehingga jumlah skor aspek 4 mendapat 5
skor. Pada aspek membimbing kelompok diskusi terdiri dari 3 indikator yaitu
indikator 7 mendapat skor 2, indikator nomor 8 mendapat skor 3, dan indikator
nomor 9 mendapat skor 2 sehingga jumlah skor aspek 5 mendapat 7 skor. Pada aspek
membimbing siswa untuk memaparkan hasil diskusi kelompok terdiri dari 1 indikator
71
yaitu indikator nomor 10 mendapat skor 4, sehingga jumlah skor aspek 6 mendapat 4
skor. Pada aspek memberikan penghargaan atau reward terhadap hasil kerja
kelompok terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 11 mendapat skor 2, sehingga
jumlah skor aspek 7 mendapat 2 skor. Pada aspek memberikan penjelasan dan
penguatan terhadap materi pembelajaran terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor
13 mendapat skor 2, sehingga jumlah skor aspek 8 mendapat 2 skor. Pada aspek
menutup pelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 13 mendapat skor 2,
indikator nomor 14 dan 15 mendapat skor 4 sehingga jumlah skor aspek 9 mendapat
10 skor.
Total keseluruhan skor hasil observasi kinerja guru siklus I pertemuan 2
adalah 41 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi kinerja guru siklus I pertemuan 2
dapat dilihat pada diagram 4.8 berikut ini:
Diagram 4.8 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2
Hasil observasi kinerja siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat
dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.9 sebagai berikut.
Tabel 4.9
Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus I Pertemuan 2
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Merespon apersepsi 3 1,2 8
Mengamati penjelasan guru 4,5 6
Melakukan tugas guru dalam kegiatan 6,7 6
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Aspek yang Diamati
Ba
ny
ak
ny
a S
ko
rr
72
kelompok
Menjawab dan mengajukan pertanyaan 8 2
Mengkomunikasikan hasil diskusi 9 3
Menyimpulkan 10 2
TOTAL 0 3 6 1 27
KRITERIA Cukup
Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi kinerja siswa dapat diketahui hasil
penilaian dari observer indikator kinerja siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 0
item, indikator dengan skor 2 sebanyak 3 item, indikator dengan skor 3 sebanyak 6
item, dan indikator yang mendapat skor 4 sebanyak 1 item sehingga jumlah
keseluruhan skor yang diperoleh 27 dengan kriteria cukup.
Pada aspek merespon apersepsi terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor
1,2 mendapat skor 3 dan indikator 3 mendapat skor 2 sehingga jumlah skor aspek 1
mendapat 8 skor. Pada aspek mengamati penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu
indikator nomor 4,5 mendapat skor 3 sehingga jumlah skor aspek 2 mendapat 6 skor.
Pada aspek melakukan tugas guru dalam kegiatan kelompok terdiri dari 2 indikator
yaitu indikator nomor 6 dan 7 mendapat skor 3 sehingga jumlah skor aspek 3
mendapat 6 skor. Pada aspek menjawab dan mengajukan pertanyaan terdiri dari 1
indikator yaitu indikator nomor 8 mendapat skor 2 sehingga jumlah skor aspek 4
mendapat 2 skor. Pada aspek mengkomunikasikan hasil diskusi terdiri dari 1
indikator yaitu indikator 9 mendapat skor 3 sehingga jumlah skor aspek 5 mendapat 3
skor. Pada aspek menyimpulkan terdiri dari 1 indikator indikator nomor 10 mendapat
skor 2 sehingga jumlah skor aspek 6 mendapat 2 skor.
Total keseluruhan skor hasil observasi kinerja siswa siklus I pertemuan 2
adalah 27 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi kinerja siswa siklus I pertemuan
2 dapat dilihat pada diagram 4.9 berikut ini:
73
Diagram 4.9 Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus I Pertemuan 2
4.1.2.3 Hasil Tindakan Siklus I
Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SD Negeri 2 Kedu diperoleh
melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir pertemuan dalam setiap siklus, yaitu pada
pertemuan kedua. Berikut disajikan pada tabel 4.10 yaitu tabel destribusi frekuensi
hasil belajar IPA siswa siklus I dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1 Menyimpulkan
hasil percobaan bahwa gaya ( dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak dan suatu
benda sebagai berikut.
Tabel 4.10
Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)
1. 60-65 2 6,66%
2. 66-71 1 3,33%
3. 72-77 8 26,6%
4. 78-83 15 50%
5. 84-89 4 13,33%
Jumlah Siswa 30 100%
Nilai Rata-Rata 77,73
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 60
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6
Aspek yang Diamati
Ba
ny
ak
ny
a S
ko
r
74
Berdasarkan tabel 4.10 destribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat
dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari
Prasiklus, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa menjadi
75,73. Hasil belajar IPA pada siklus I pada rentang nilai 60-65 sejumlah 2 siswa
dengan persentase 6,66% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 66-71
sejumlah 1 siswa dengan persentase 3,33% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang
nilai 72-77 sejumlah 8 siswa dengan persentase 26,6% dari jumlah keseluruhan
siswa, rentang nilai 78-83 sejumlah 15 siswa dengan persentase50 % dari jumlah
keseluruhan siswa, rentang nilai 84-89 sejumlah 4 siswa dengan persentase 13,33%.
Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan
tindakan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match yaitu 85, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 60 yang semula
pada Prasiklus hanya 48 (daftar nilai siswa terlampir). Berdasarkan tabel 4.10 dapat
dinyatakan dalam diagram 4.10 yaitu sebagai berikut:
Diagram 4.10 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) data hasil perolehan
nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.11 sebagai berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
60-65 66-71 72-77 78-83 84-89
Rentang Nilai
3,33%
26,6%
50%
13,33%
6,66%
75
Tabel 4.11
Ketuntasan Belajar Siklus I
No Ketuntasan
Belajar
Nilai Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1. Tuntas ≥ 75 24 80
2. Belum Tuntas < 75 6 20
Jumlah 30 100
Dari tabel 4.11 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa
siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM ≥ 75 sejumlah 24 siswa atau 80% dari
jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang tidak mencapai KKM sebanyak 6 siswa
dengan persentase 20% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil tersebut sudah
menunjukkan ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil yang diperoleh tersebut
belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar 80%.
Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.11 dapat dilihat pada diagram 4.11 berikut ini:
4.11 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I
4.1.2.4 Refleksi Siklus I
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan
pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan
pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan
pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan
membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator kinerja
Tidak Tuntas
20%
Tuntas 80%
76
guru dan siswa yang telah ditetapkan. Selain itu, kegiatan refleksi juga dilakukan
untuk mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.
Kegiatan refleksi juga dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan
dari pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I. Kegiatan
refleksi ini diadakan dalam bentuk kegiatan diskusi antara guru kolaborator dan
observer (peneliti). Kegiatan diskusi ini berisi tentang evaluasi pelaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sehingga
guru dapat memperoleh penggalaman dan wawasan yang baru dalam pembelajaran,
selain itu guru akan menjadi lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam
menyampaikan materi pelajaran dan pemahaman materi kepada siswa. Semesntara itu
bagi siswa, dengan kegiatan mencatat yang kreatif pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan dan siswa menjadi lebih antusias dalam belajar. Berikut ini akan
dijelaskan mengenai refleksi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar.
1) Refleksi terhadap Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi
kinerja guru pada siklus I pertemuan pertama diketahui indikator yang memperoleh
skor 1 yaitu sebanyak 0 item, skor 2 sebanyak 10 item, skor 3 sebanyak 5 item, dan
skor 4 sebanyak 0 item. Pada siklus I pertemuan kedua indikator yang memperoleh
skor 2 sebanyak 3 item, skor 3 sebanyak 7 item, dan skor 4 sebanyak 0 item.
Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan persentase kinerja guru
pertemuan pertama sebesar 58,33% dengan kriteria klasikal baik dan pada pertemuan
kedua dengan indikator penilaian kinerja guru meningkat menjadi 78,73 % dengan
kriteria klasikal baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.12
peningkatan persentase hasil observasi kinerja guru siklus I pertemuan 1 dan 2
sebagai berikut.
77
Diagram 4.12 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I
Pertemuan 1 dan 2
Berdasarkan analisis data hasil observasi kinerja siswa pada siklus I
pertemuan pertama indikator kinerja siswa yang memperoleh skor 1 sebanyak 2 item,
skor 2 sebanyak 6 item, skor 3 sebanyak 1 item, dan skor 4 sebanyak 1 item. Pada
pertemuan kedua indikator kinerja siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 0 item, skor
2 sebanyak 3 item, skor 3 sebanyak 7 item, dan skor 4 sebanyak 0 item. Indikator
kinerja siswa yang mengalami peningkatan yaitu dalam aspek merespon apersepsi
siswa lebih menunjukkan kesiapannya dalam belajar (1), memperhatikan dengan
seksama apersepsi dari guru (2) dan menjawab dengan antusias apersepsi yang
disampaikan (3), selain itu dalam mengamati penjelasan guru siswa menyimak
dengan baik (4) dan berkonsentrasi selama pembelajaran berlangsung (5).
Dari skor penilaian hasil observasi kinerja siswa pada pertemuan pertama
persentase yang diperoleh mencapai 52,5% dengan kriteria klasikal cukup baik dan
pada pertemuan kedua persentase hasil observasi kinerja siswa meningkat menjadi
70% dengan kriteria klasikal baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram
4.13 peningkatan persentase hasil observasi kinerja siswa siklus I pertemuan 1 dan 2
sebagai berikut.
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
Pertemuan 1 (58,33%) Pertemuan 2 (78,73%)Persentase
78
Diagram 4.13 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus I
Pertemuan 1 dan 2
2) Refleksi Terhadap Hasil Belajar
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada KKM ≥
75 pada pelaksanaan tindakan siklus I baru mencapai 77% siswa tuntas. Artinya, hasil
tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti tentukan sebesar 80%.
Masih ada 6 siswa yang perolehan nilainya masih berada di bawah KKM 75. Namun
rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SD Negeri 2 Kedu sudah
mengalami peningkatan dari prasiklus 67,26 menjadi 77,73 setelah pelaksanaan
tindakan siklus I. Persentase ketuntasan belajar siswa naik dari prasiklus 45% dengan
kriteria cukup baik menjadi 82% dengan kriteria baik.
Selanjutnya, dari hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan
siklus I dapat diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan
tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match, kekurangan yang ditemui selama tindakan pembelajaran menjadikan proses
pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang maksimal. Kelebihan dan
kekurangan tersebut antara lain:
1) Kelebihan
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Pertemuan 1 (52,5%) Pertemuan 2 (70%)Persentase
79
a. Rancangan pembelajaran sudah tersusun dan berjalan dengan baik sesuai
dengan langkah-langkah yang ada di RPP, terlihat dari beberapa aspek
yang mengalami peningkatan walaupun belum mencapai skor maksimal.
b. Kegiatan pembelajaran terlihat lebih menarik, siswa antusias dalam
mengikuti pembelajaran terutama dalam mencari pasangan
c. Proses pembelajaran berlangsung interaktif antara guru dengan siswa,
maupun siswa dengan siswa. Guru sudah tidak mendominasi
pembelajaran.
2) Kekurangan
a. Penerapan pembelajaran pembelajaran kooperatit tipe Make A Match
belum pernah dilakukan oleh siswa, sehingga pada awal pembelajaran
siswa masih kebingungan dalam mncari pasangan.
b. Siswa masih malu-malu dalam menyampaikan pendapatnya.
Dari beberapa kekurangan yang ditemui, maka peneliti melakukan analisis dan
berkonsultasi dengan guru kolaborator tentang kondisi siswa serta pelaksanaan
tindakan yang telah dilakukan, hingga didapatkan rencana perbaikan dari kekurangan
tersebut yang akan diterapkan pada siklus II sebagai berikut:
1) Sebelum proses tindakan pembelajaran berlangsung sebaiknya dilakukan
pengarahan dan berdiskusi antara peneliti dengan guru kolaborator mengenai
langkah-langkah dari model pembelajaan kooperatif tipe Make A Match .
2) Guru harus memberikan motivasi kepada siswa agar siswa berani menyampaikan
pendapatnya. Contohnya adalah dengan memberikan semangat pada siswa saat
kegiatan pembelajaran berlangsung, atau memberikan penghargaan kecil misalnya
tepuk tangan kepada siswa yang berani menjawab pertanyaan atau berpendapat.
3) Guru membimbing dan memberikan pengarahan secara menyeluruh kepada semua
siswa dalam pelaksanaan mencari pasangan supaya berjalan dengan aman dan
tertib,baik dan optimal.
80
4.1.3 Deskripsi Siklus II
Pada sub unit deskripsi siklus II ini akan menguraikan tentang tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi siklus
II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan,
masing-masing pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit. Pelaksanaan kegiatan
pembelajaran siklus II ini merupakan upaya perbaikan pelaksanaan pembelajaran
siklus I.
4.1.3.1 Tahap Perencanaan
Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan
oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match . Meliputi
penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksaaan tindakan
pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang
dilakukan pada pertemuan terakhir siklus II. Tindakan pembelajaran siklus II
dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama, kedua dan ketiga.
Masing-masing pertemuan berlangsung selama 2x 35 menit dengan rincian sebagai
berikut:
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada
minggu ke 1 bulan April. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II
pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam
pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dengan
Kompetensi Dasar 7.2.Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya ( dorong dan
tarikan)dapat mengubah bentuk suatu benda. Penyusunan RPP didiskusikan dengan
Bap.Pak Djanuar Arifin S.Pd selaku guru kelas 4 dan sebagai guru kolaborator dalam
pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu
81
penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran, menelaah materi
pembelajaran serta penyusunan skenario pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Indikator pada pertemuan pertama
antara lain (1) Mendefinisikan pengertian gaya dan (2) Mengidentifikasi
pengaruhgaya terhadap bentuk benda.
Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama guru kolaborator
menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama, tujuan
pembelajarannya antara lain: (1) Melalui penjelasan dari guru, siswa dapat
mendefinisikan pengertian hal yang dapat mengubah bentuk suatu benda dengan
benar. (2) Melalui kegiatan berdiskusi, siswa dapat mendemostrasikan perubahan
bentuk benda dengan benar. Selanjutnya, menyiapkan materi pembelajaran sesuai
dengan RPP yang telah dibuat dan telah didiskusikan bersama guru kolaborator
tentang Pengaruh gaya terhadap bentuk benda. Selain itu peneliti juga
mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar
observasi kinerja guru, lembar observasi kinerja siswa, alat evaluasi berupa tes
tertulis, dan lembar kerja siswa. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator
mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 4 agar pembelajaran bisa berjalan
sesuai dengan harapan.
2) Pertemuan Kedua
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut
dari pertemuan pertama, yang membedakan adalah materi yang dipelajari. Pada
pertemuan keduai ini materi yang dipelajari adalah mengenai Gaya dapat mengubah
arah suatu benda. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan
kedua peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran
seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe. Penyusunan RPP masih didiskusikan dengan Bapak
Djanuar Arifin, S.Pd selaku guru kelas 4 dan sebagai guru kolaborator dalam
pelaksanaan tindakan penelitian.
82
Diskusi yang dilakukan meliputi penyusunan indikator dan tujuan
pembelajaran, menelaah materi pembelajaran serta penyusunan skenario
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.
Indikator pada pertemuan kedua adalah (1) gaya dapat mengubah suatu arah benda
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua yaitu (1) siswa
dapat menyebutkan atau menunjukkan bahwa gaya dapat mengubah suatu arah
benda.. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar
presensi siswa, lembar observasi kinerja guru, lembar observasi kinerja siswa, alat
evaluasi berupa tes tertulis, dan lembar kerja siswa. Setelah itu, di kegiatan penutup
guru
c. Pertemuan Ketiga
Guru melaksanakan tes evaluasi siklus II, materi yang diteskan adalah materi
pada pertemuan pertama dan kedua mengenai teknologi produksi dan transportasi.
Soal yang diberikan sejumlah 10 soal pilihan ganda untuk 30 siswa kelas 4 SD Negeri
2 Kedu. Sebelumnya guru mengulas materi yang telah dipelajari lalu mengadakan tes
selama 55 menit.
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Sub unit ini mendeskripsikan tentang proses pelaksanaan tindakan dan hasil
observasi pembelajaran siklus II dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap
pertemuan pada pelaksanaan tindakan siklus II.
1) Proses Pelaksanaan Tindakan
Proses pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan,
masing-masing pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit. Rincian pelaksanaan
tindakan siklus II sebagai berikut:
a. Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari Jum’at, 1 April 2016 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak
Djanuar Arifin , S.Pd selaku guru kelas 4 SD Negeri 2 Kedu. Saat pelaksanaan
83
kegiatan pembelajaran peneliti sendirilah yang bertindak sebagai observer untuk
mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap
kinerja guru dan kinerja siswa.
Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan
mengucapkan salam dan berdoa bersama yang dipimpin oleh perwakilan siswa,
dilanjutkan dengan guru melakukan absensi. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk
merapikan tempat duduknya dan mempersiapkan buku paket dan alat tulis yang
dibutuhkan. Guru menanyakan materi yang sudah dipelajari sebelumnya kepada
siswa, dilanjutkan guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan yang berhubungan
dengan materi yang akan dipelajari untuk memusatkan perhatian siswa dalam
mengikuti pembelajaran, yaitu, “ bernyanyi bersama sambil bertepuk tangan”.
Kemudian, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada
siswa.
Selanjutnya guru melaksanakan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, siswa menyimak
materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru tentang perubahan yang dapat
mengubah gerak dan bentuk benda , dilanjutkan denga tanya jawab bersama siswa.
Selanjutnya pada kegiatan elaborasi siswa diminta untuk menyebutkan contoh-contoh
gaya yang dapat mengubah gerak dan bentuk benda, siswa maju kedepan kelas untuk
melakukan kegiatan yang menunjukkan bahwa gaya dapat mengubah bentuk suatu
benda dengan mempraktekkan kaleng minum yang kosong akan penyok ketika diijak
dengan keras atau dipukul dengan palu, siswa memperhatikan penjelasan guru
mengenai model pembelajaran Make A Match, siswa dibagi dalam 5-6 kelompok
sesuai dengan undian warna yang telah diambil oleh siswa,guru mengatur tempat
duduk siswa sesuai dengan warna kelompoknya guna memmecahkan masalah yang
telah disampaikan oleh guru pada awal pembelajaran.. Pada kegiatan konfirmasi, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum
dipahami,guru bersama-sama bemberikan kesimpulan mengenai kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan..
84
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru menegaskan kembali hasil
kesimpulan, Selanjutnya meminta siswa untuk memperlajari materi yang akan
dipelajari selanjutnya. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa, guru
memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah (PR) Dilanjutkan pemberian
motivasi untuk terus belajar dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan
salam.
b. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Sabtu, 2 April 2016 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator Bapak Djanuar
Arifin, S.Pd selaku guru kelas 4 SD Negeri 2 Kedu. Saat pelaksanaan kegiatan
pembelajaran peneliti sendirilah yang bertindak sebagai observer untuk mengamati
berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap kinerja guru
dan kinerja siswa. Pertemuan kedua pada siklus II ini merupakan tindak lanjut dari
pertemuan pertama. Pada kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan kedua diawali
dengan siswa dan guru mengucapkan salam dan berdoa bersama, dilanjutkan dengan
guru melakukan absensi. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk merapikan tempat
duduknya dan mempersiapkan buku paket juga alat tulis yang diperlukan termasuk
pensil warna. Guru menanyakan materi yang sudah dipelajari sebelumnya kepada
siswa, dilanjutkan guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan yang berhubungan
dengan materi yang akan dipelajari untuk memusatkan perhatian siswa dalam
mengikuti pembelajaran“ anak –anak siapa yang pernah menjadi kiper dan menepis
bola yang diarahkan kegawang ?”. Setelah itu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa. Selanjutnya guru melaksanakan
kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada
kegiatan eksplorasi, Siswa dapat memahami kembali peta konsep tentang gaya, Siswa
dapat memahami gaya mengubah arah suatu benda, Siswa maju kedepan kelas untuk
melakukan kegiatan yang menunjukkan bahwa gaya dapat mengubah arah suatu
benda seperti kiper menepis bola yang diarahkan ke gawang. Selanjutnya pada
kegiatan elaborasi Guru menjelaskan tentang gaya yang dapat mengubah arah suatu
85
benda, siswa diminta mencari tahu mengapa gaya dapat mengubah arah suatu benda ?
Siswa maju ke depan kelas untuk melakukan kegiatan yang menunjukkan bahwa
gaya dapat mengubah arah suatu benda dengan mempraktekan menjatuhkan telur ke
lantai atau diketuk ke tembok. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai
model pembelajaran Make A Match Siswa dibagi dalam 5 kelompok masing-masing
kelompok berangotakan 5-6 orang sesuai dengan undian warna yang telah di ambil
oleh siswa. Guru mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan warna kelompoknya,
guna memecahkan masalah yang telah disampaikan oleh guru pada awal
pembelajaran. Setiap kelompok diminta untuk menunjuk salah satu siswa untuk
menjadi ketua, Siswa yang sudah ditunjuk menjadi ketua diminta untuk maju kedepan
menerima kartu soal tentang gaya atau kartu jawaban. Masing-masing siswa
menerima kartu baik berupa kartu soal tentang gaya atau kartu jawaban. Setiap siswa
mencari pasangannya sesuai dengan kartu yang diperolehnya dalam waktu sekitar 20
detik ( model Make A Match) Bagi siswa yang sudah menemukan pasangannya
sebelum batas waktu maju ke depan dan menempelkan kartunnya, jika benar akan
diberi poin. Setelah waktu habis guru membahas pasangan kartu mana yang tepat
antara kartu soal dan kartu jawaban. Kartu yang sudah terjawab pasangannya dan
benar jawabannya maka kartu tidak digunakan lagi dalam permainan. Kemudian
kartu dikocok lagi dan begitu seterusnya.Pada kegiatan konfirmasi guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami,
guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang berpartisipasi aktif selama
kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru menegaskan kembali
hasil kesimpulan dan mengakhiri pebelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan 3 dilakukan pada hari senin, 4
April 2016 pukul 09.00-10.10 WIB. Guru kolaborator melaksanakan kegiatan tes
evaluasi siklus II. Diawali dengan salam, tanya jawab mengulas materi sebelumnya
tentang teknologi produksi dan teknologi transportasi. Setelah semua siswa dirasa
paham tentang materi yang telah dipelajari, guru mengadakan tes evaluasi selama 55
86
menit. Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan tertib dan lancar. Setelah semua
siswa selesai mengerjakan soal tes evaluasi dan mencocokan bersama guru.
Selanjutnya meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari
selanjutnya dan berdoa untuk pulang.
2) Hasil Observasi
Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi
kinerja guru dan kinerja siswa selama pelaksanaan tindakan siklus II dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match yang terdiri dari
analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama dan
pertemuan kedua sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Hasil observasi kinerja guru dan kinerja siswa pada siklus II pertemuan
pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12
berikut ini:
Tabel 4.14
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Juml
ah
Skor 1 2 3 4
Membuka pelajaran 1 2 7
Menyampaikan materi pembelajaran 3 2
Memberi kesempatan bertanya 4 4
Membentuk kelas menjadi beberapa kelompok 5,
6 8
Membimbing siswa dalam kegiatan mencari
pasangan
7,8 6
Merespon dengan baik pada siswa yang
bertanya
9 4
Membahas tentang pasangan kartu soal dan
kartu jawaban yang tepat
10,11 6
Memberikan penjelasan dan penguatan
terhadap materi pembelajaran
12,13,
14
9
Menutup pelajaran 15 2
TOTAL 0 2 8 5 47
KRITERIA Baik
87
Berdasarkan tabel 4.12 hasil observasi kinerja guru dapat diketahui dari hasil
penilaian dari observer terhadap kinerja guru yang mendapat skor 1 sebanyak 0 item,
skor 2 sebanyak 2 item, skor 3 sebanyak 5 item, dan skor 4 sebanyak 3 item, sehingga
jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 47 dengan kriteria baik.
Pada aspek membuka pelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1
mendapat skor 3 dan indikator 2 mendapat skor 4 sehingga jumlah skor aspek 1
mendapat 7 skor. Pada aspek menyampaikan materi pembelajaran terdiri dari 1
indikator yaitu indikator nomor 3 mendapat skor 2 sehingga jumlah skor aspek 2
mendapat 4 skor. Pada aspek memberi kesempatan bertanya terdiri dari 1 indikator
yaitu indikator nomor 4 mendapat skor 3 sehingga jumlah skor aspek 3 mendapat 3
skor. Pada aspek membentuk kelas menjadi beberapa kelompok terdiri dari 2
indikator yaitu indikator nomor 5 mendapat skor 4 dan indikator nomor 6 mendapat
skor 3, sehingga jumlah skor aspek 4 mendapat 7 skor. Pada aspek membimbing
kelompok diskusi terdiri dari 3 indikator yaitu indikator 7 mendapat skor 4, indikator
nomor 8 dan 9 mendapat skor 3 sehingga jumlah skor aspek 5 mendapat 10 skor.
Pada aspek membimbing siswa untuk memaparkan hasil diskusi kelompok terdiri dari
1 indikator yaitu indikator nomor 10 mendapat skor 3, sehingga jumlah skor aspek 6
mendapat 3 skor. Pada aspek memberikan penghargaan atau reward terhadap hasil
kerja kelompok terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 11 mendapat skor 3,
sehingga jumlah skor aspek 7 mendapat 3 skor. Pada aspek memberikan penjelasan
dan penguatan terhadap materi pembelajaran terdiri dari 1 indikator yaitu indikator
nomor 13 mendapat skor 2, sehingga jumlah skor aspek 8 mendapat 2 skor. Pada
aspek menutup pelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 13 mendapat
skor 3, indikator nomor 14 mendapat skor 4, dan indikator nomor 15 mendapat skor 3
sehingga jumlah skor aspek 9 mendapat 10 skor.
Total keseluruhan skor hasil observasi kinerja guru siklus II pertemuan 1
adalah 47 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi kinerja guru siklus II pertemuan
1 dapat dilihat pada diagram 4.14 berikut ini:
88
Diagram 4.14 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1
Hasil observasi kinerja siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat
dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.13 sebagai berikut.
Tabel 4.15
Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus II Pertemuan 1
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Menunjukkan kesiapan dalam pembelajaran 1 2 7
Mengamati penjelasan guru 4 3 5 9
Berpartisipasi dalam kelompok 7 6 7
Memberikan tanggapan kepada pasangan
yang maju kedepan kelas
8 1
Menyimpulkan 9 10 7
TOTAL 1 8 1 31
KRITERIA Baik
Berdasarkan tabel 4.13 hasil observasi kinerja siswa dapat diketahui hasil
penilaian dari observer indikator kinerja siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 0
item, indikator dengan skor 2 sebanyak 2 item, indikator dengan skor 3 sebanyak 5
item, dan indikator yang mendapat skor 4 sebanyak 3 item sehingga jumlah
keseluruhan skor yang diperoleh 31 dengan kriteria baik.
Pada aspek merespon apersepsi terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 1
mendapat skor 3 dan indikator nomor 2, mendapat skor 4 dan indicator 3,mendapat 3
skor sehingga jumlah skor aspek 1 mendapat 10 skor. Pada aspek mengamati
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Aspek yang Diamati
Ba
ny
ak
ny
a S
ko
rr
89
penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 4 mendapat skor 2,
indikator 5 mendapat skor 3 sehingga jumlah skor aspek 2 mendapat 5 skor. Pada
aspek melakukan tugas guru dalam kegiatan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu
indikator nomor 6 mendapat skor 4 dan indikator nomor 7 mendapat skor 3 sehingga
jumlah skor aspek 3 mendapat 7 skor. Pada aspek menjawab dan mengajukan
pertanyaan terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 8 mendapat skor 2 sehingga
jumlah skor aspek 4 mendapat 2 skor. Pada aspek mengkomunikasikan hasil diskusi
terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 9 mendapat skor 3 sehingga jumlah skor aspek
5 mendapat 3 skor. Pada aspek menyimpulkan terdiri dari 1 indikator indikator nomor
10 mendapat skor 4 sehingga jumlah skor aspek 6 mendapat 4 skor.
Total keseluruhan skor hasil observasi kinerja siswa siklus II pertemuan 1
adalah 31 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi kinerja siswa siklus II pertemuan
1 dapat dilihat pada diagram 4.15 berikut ini:
Diagram 4.15 Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus II Pertemuan 1
2) Pertemuaan Kedua
Hasil observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan kedua dijelaskan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini:
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4 5 6Aspek yang Diamati
Ba
ny
ak
ny
a S
ko
rr
90
Tabel 4.16
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Membuka pelajaran 1,2 8
Menyampaikan materi pembelajaran 3 3
Mempaktekkan tentang gaya sebagai masalah
awal
4 4
Membimbing dalam mencari pasangan 7 5,6 11
Membantu jalanya mencari pasangan 8 4
Menanyakan pendapat tentang pasangan mana
yang tepat kepada kelompok lain
10 11 7
Menyimpulkan materi 12 3
Memberikan penjelasan dan penguatan
terhadap materi pembelajaran
13 4
Menutup pelajaran 14,15 6
TOTAL 0 0 7 8 53
KRITERIA Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.14 hasil observasi kinerja guru dapat diketahui hasil
penilaian dari observer terhadap kinerja guru yang mendapat skor 1 sebanyak 0 item,
skor 2 sebanyak 0 item, skor 3 sebanyak 3 item, dan skor 4 sebanyak 12 item,
sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 57 dengan kriteria sangat baik.
Pada aspek membuka pelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor
1,2 mendapat skor 4 sehingga jumlah skor aspek 1 mendapat 8 skor. Pada aspek
menyampaikan materi pembelajaran terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 3
mendapat skor 4 sehingga jumlah skor aspek 2 mendapat 4 skor. Pada aspek memberi
kesempatan bertanya terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 4 mendapat skor 3
sehingga jumlah skor aspek 3 mendapat 3 skor. Pada aspek membentuk kelas menjadi
beberapa kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5,6 mendapat skor
4, sehingga jumlah skor aspek 4 mendapat 8 skor. Pada aspek membimbing
kelompok diskusi terdiri dari 3 indikator yaitu indikator 7,8,9 mendapat skor 4
sehingga jumlah skor aspek 5 mendapat 12 skor. Pada aspek membimbing siswa
untuk memaparkan hasil diskusi kelompok terdiri dari 1 indikator yaitu indikator
91
nomor 10 mendapat skor 4, sehingga jumlah skor aspek 6 mendapat 4 skor. Pada
aspek memberikan penghargaan atau reward terhadap hasil kerja kelompok terdiri
dari 1 indikator yaitu indikator nomor 11 mendapat skor 4, sehingga jumlah skor
aspek 7 mendapat 4 skor. Pada aspek memberikan penjelasan dan penguatan terhadap
materi pembelajaran terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 12 mendapat skor
3, sehingga jumlah skor aspek 8 mendapat 3 skor. Pada aspek menutup pelajaran
terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 13 mendapat skor 3, indikator nomor 14
dan 15 mendapat skor 4 sehingga jumlah skor aspek 9 mendapat 11 skor.
Total keseluruhan skor hasil observasi kinerja guru siklus II pertemuan 2
adalah 57 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi kinerja guru siklus II pertemuan
2 dapat dilihat pada diagram 4.16 berikut ini:
Diagram 4.16 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2
Hasil observasi kinerja siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat
dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.15 sebagai berikut.
0
2
4
6
8
10
12
14
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ba
ny
ak
ny
a S
ko
rr
Aspek yang Diamati
92
Tabel 4.17
Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus II Pertemuan 2
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Menunjukkan kesiapan dalam pembelajaran 1 2 7
Mengamati penjelasan guru 3,4 5 10
Berpartisipasi dalam kelompok 6,7 6
Memberikan tanggapan kepada pasangan
yang maju kedepan kelas
8 4
Menyimpulkan 9,10 8
TOTAL 0 0 5 5 35
KRITERIA Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.15 hasil observasi kinerja siswa dapat diketahui hasil
penilaian dari observer indikator kinerja siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 0
item, indikator dengan skor 2 sebanyak 0 item, indikator dengan skor 3 sebanyak 3
item, dan indikator yang mendapat skor 4 sebanyak 7 item sehingga jumlah
keseluruhan skor yang diperoleh 35 dengan kriteria sangat baik.
Pada aspek merespon apersepsi terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor
1,2,3 mendapat skor 4 sehingga jumlah skor aspek 1 mendapat 13 skor. Pada aspek
mengamati penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 4 mendapat
skor 4 dan indikator nomor 5 mendapat skor 3 sehingga jumlah skor aspek 2
mendapat 7 skor. Pada aspek melakukan tugas guru dalam kegiatan kelompok terdiri
dari 2 indikator yaitu indikator nomor 6 dan 7 mendapat skor 3 sehingga jumlah skor
aspek 3 mendapat 6 skor. Pada aspek menjawab dan mengajukan pertanyaan terdiri
dari 1 indikator yaitu indikator nomor 8 mendapat skor 3 sehingga jumlah skor aspek
4 mendapat 3 skor. Pada aspek mengkomunikasikan hasil diskusi terdiri dari 1
indikator yaitu indikator 9 mendapat skor 4 sehingga jumlah skor aspek 5 mendapat 4
skor. Pada aspek menyimpulkan terdiri dari 1 indikator indikator nomor 10 mendapat
skor 3 sehingga jumlah skor aspek 6 mendapat 3 skor.
93
Total keseluruhan skor hasil observasi kinerja siswa siklus II pertemuan 2
adalah 37 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi kinerja siswa siklus II pertemuan
2 dapat dilihat pada diagram 4.17 berikut ini:
Diagram 4.17 Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus II Pertemuan 2
4.1.3.3 Hasil Tindakan Siklus II
Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SD Negeri 2 Kedu dengan
Kompetensi Dasar (KD) 7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya ( dorongan
dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda. pada tabel daftar nilai IPA dan
berikut ini disajikan pada tabel 4.16 tentang destribusi frekuensi nilai IPA siklus II
siswa kelas 4 SD Negeri 2 Kedu Tahun Ajaran 2015/2016 sebagai berikut
Tabel 4.18 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)
1. 73-78 4 13,33%
2. 79-84 16 53,33%
3. 85-90 7 23,33%
4. 91-96 2 6,66%
5. 97-102 1 3,33%
Jumlah Siswa 30 100%
Nilai Rata-Rata 82,76
Nilai Tertinggi 98
Nilai Terendah 73
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4 5 6
Aspek yang Diamati
Ba
ny
ak
ny
a S
ko
rr
94
Berdasarkan tabel 4.16 destribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat
dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari hasil
belajar siklus I, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa menjadi
82,76. Hasil belajar IPA pada siklus II pada rentang nilai 73-78 sejumlah 4 siswa
dengan persentase 13,33% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 79-84
sejumlah 16 siswa dengan persentase 53,33% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang
nilai 85-90 sejumlah 7 siswa dengan persentase 23,33% dari jumlah keseluruhan
siswa, rentang nilai 91-96 sejumlah 2 siswa dengan persentase 6,66% dari jumlah
keseluruhan siswa, rentang nilai 97-102 sejumlah 1 siswa dengan persentase 3,33%
dari jumlah keseluruhan siswa. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang
diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus II dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match yaitu 98, sementara nilai terendah yang
diperoleh siswa adalah 73 yang semula pada Siklus hanya 60 (daftar nilai siswa
terlampir). Berdasarkan tabel 4.16 dapat dinyatakan dalam diagram 4.18 yaitu sebagai
berikut.
Diagram 4.18 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
73-78 79-84 85-90 91-96 97-102
Rentang Nilai
53,33%
23,3
3%
Ba
ny
ak
ny
a S
isw
ar
13,33%
6,66% 3,33%
95
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) data hasil perolehan
nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.17 sebagai berikut.
Tabel 4.19
Ketuntasan Belajar Siklus II
No Ketuntasan
Belajar
Nilai Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1. Tuntas ≥ 75 28 93,33
2. Belum Tuntas < 75 2 6,66
Jumlah 30 100
Dari tabel 4.17 ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dijelaskan bahwa
siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM ≥ 75 sejumlah 28 siswa atau 93,33%
dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM sebanyak 2
siswa dengan persentase 6,66% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil ketuntasan
belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus II sudah memenuhi indikator
kriteria keberhasilan siswa yang sudah lebih dari 80%. Ketuntasan belajar siswa pada
tabel 4.17 dapat dilihat pada diagram 4.19 berikut ini:
Diagram 4.19 Ketuntasan Belajar Siklus II
4.1.3.4 Refleksi Siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan yaitu terhadap proses pembelajaran dan juga hasil belajar.
Tidak Tuntas
6,66%
Tuntas 93,33%
96
Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi untuk mengevaluasi kegiatan
pembelajaran yang berlangsung selama pelaksanaan tindakan siklus II. Diskusi
dilakukan oleh guru kolaborator dan peneliti (observer). Pada pelaksanaan siklus II
guru kolaborator telah melakukan berbagai upaya perbaikan tindakan yang telah
direncanakan dan disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I. Dari refleksi yang
telah dilakukan dapat diketahui bahwa guru kolaborator sudah menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dengan sangat baik. Hal tersebut
berdampak juga terhadap siswa. Bagi siswa belajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match menjadikan materi yang dipelajari
menjadi mudah untuk dipahami dan pembelajaran menjadi lebih menarik. Model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match juga membuat siswa dapat bekerja sama
dengan baik dalam mencari pasangan, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa
meningkat. Berikut ini akan dijelaskan refleksi mengenai proses pembelajaran dan
hasil belajar siswa.
1) Refleksi terhadap Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil penilaian dari observer terhadap kinerja guru yang
mendapat skor 1 sebanyak 0 item, skor 2 sebanyak 2 item, skor 3 sebanyak 5 item,
dan skor 4 sebanyak 3 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 47.
Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus II, masing-masing aspek
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kinerja guru semakin membaik dan
meningkat.
Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian kinerja
guru sebanyak 47 item, hasil persentase kinerja guru pertemuan pertama sebesar
78,73% dengan kriteria klasikal baik dan pada pertemuan kedua dengan indikator
penilaian kinerja guru sebanyak 53 item meningkat menjadi 88% dengan kriteria
klasikal sangat baik.
97
Peningkatan hasil observasi kinerja guru pertemuan pertama dan kedua
meningkat 9,27%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.20 peningkatan
persentase hasil observasi kinerja guru siklus II pertemuan 1 dan 2 sebagai berikut
Diagram 4.20 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II
Pertemuan 1 dan 2
Berdasarkan analisis data hasil observasi kinerja siswa pada siklus II
pertemuan pertama indikator kinerja siswa yang memperoleh skor 1 sebanyak 0 item,
skor 2 sebanyak 1 item, skor 3 sebanyak 5 item, dan skor 4 sebanyak 4 item, sehingga
jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 33. Pada pertemuan kedua indikator kinerja
siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 0 item, skor 2 sebanyak 0 item, skor 3
sebanyak 3 item, dan skor 4 sebanyak 7 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang
diperoleh 37. Indikator kinerja siswa mengalami peningkatan yaitu dalam beberapa
aspeknya yang terlihat signifikan. Kinerja siswa sesuai dengan harapan.
Dari skor penilaian hasil observasi kinerja siswa pada pertemuan pertama
persentase yang diperoleh mencapai 82,5% dengan kriteria klasikal sangat baik dan
pada pertemuan kedua persentase hasil observasi kinerja siswa meningkat menjadi
92,5% dengan kriteria klasikal sangat baik. Peningkatan hasil observasi kinerja siswa
pertemuan 1 dan 2 meningkat 10%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram
74.00%
76.00%
78.00%
80.00%
82.00%
84.00%
86.00%
88.00%
90.00%
Pertemuan 1 (78,73%) Pertemuan 2 (88%)Persenta…
98
4.21 peningkatan persentase hasil observasi kinerja siswa siklus II pertemuan 1 dan 2
sebagai berikut.
Diagram 4.21 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus II
Pertemuan 1 dan 2
2) Refleksi terhadap Hasil Belajar
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada KKM ≥
75 pada pelaksanaan tindakan siklus II mencapai 93,33% siswa tuntas. Masih ada 2
siswa dengan persentase 6,66% yang perolehan nilainya masih berada di bawah
KKM 75. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara klasikal mencapai 82,76.
Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu ketercapaian
ketuntasan hasil belajar mata pelajaran IPA sebesar 80% dari jumlah keseluruhan
siswa, maka dapat dinytatakan bahawa hasil belajar IPA meningkat ditandai dengan
perolehan nilai siswa melebihi KKM 75. Dari hasil evaluasi siswa siklus II
ketuntasan siswa telah mencapai 93,33% dengan kriteria sangat baik, artinya jika
dilihat dari indikator keberhasilan yang ditentukan, hasil evaluasi tertulis siswa telah
mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti.
76.00%
78.00%
80.00%
82.00%
84.00%
86.00%
88.00%
90.00%
92.00%
94.00%
Pertemuan 1 (82,5%) Pertemuan 2 (92,5%Persentase
99
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer pada siklus II secara
keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II sebagai
berikut:
1) Pada siklus II ini guru telah menunjukan peningkatan dalam mengelola kelas.
Guru dapat berinteraksi dengan siswa sehingga mampu memberikan motivasi
untuk menumbuhkan partisipasi siswa dalam belajar dengan baik dan mencapai
hasil belajar yang sangat baik.
2) Guru juga sudah mampu mengatur waktu dan dalam proses pembelajaran
berlangsung efektif serta menyenangkan sesuai dengan harapan.
3) Siswa lebih tertarik dan kegiatan pembelajaran terlihat lebih menarik, siswa
antusias dalam mengikuti pembelajaran terutama dalam mencari pasangan
dengan menggunakan kartu soal dan kartu jawaban .
4) Siswa sudah terarah dalam kegiatan berdiskusi bersama teman kelompoknya saat
dibimbing oleh guru dan sudah tidak malu-malu dalam menyampaikan
pendapatnya.
5) Proses pembelajaran berlangsung interaktif antara guru dengan siswa, maupun
siswa dengan siswa. Guru sudah tidak mendominasi pembelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang ada pada siklus I sudah dapat
diatasi dengan baik melalui upaya-upaya yang telah direncanakan pada kegiatan
refleksi siklus I yang kemudian diterapkan oleh guru kolaborator pada pelaksanaan
siklus II diantaranya:
1) Peneliti bersama guru kolaborator telah melakukan diskusi untuk membahas
mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
kooperatif tipe Make A Match sehingga proses pembelajaran yang berlangsung
menjadi lebih sistematis dan sesuai dengan apa yang diharapkan dan
direncanakan.
2) Guru sudah mempersiapkan dan mempelajari materi yang akan disampaikan
sehingga di dalam proses pembelajaran materi yang disampaikan sudah
terstruktur dengan baik.
100
3) Dalam proses pembelajaran guru membimbing siswa dengan sangat baik,
instruksi yang disampaikan sangat jelas sehingga siswa tidak kebingungan dalam
proses pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Make A Match .
4) Guru selalu memberikan umpan balik yang positif kepada siswa sehingga siswa
tidak malu dalam menyampaikan pendapatnya melalui pemberian penghargaan
berupa pujian sebagai motivasi bagi siswa.
4.2 Analisis Komparatif
Pada sub judul analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang
perbandingan proses pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 2
Kedu pada prasiklus, siklus I, dan siklus II.
1) Proses Pembelajaran
Perbandingan proses pembelajaran pada prasiklus, siklus I dan siklus II
ditunjukkan pada tabel 4.18 sebagai berikut.
Tabel 4.22
Perbandingan Hasil Observasi Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Tindakan Prasiklus Siklus I Siklus II
∑ skor % 𝑥 % 𝑥 %
Kinerja Guru 18 34,61 35 58,33 47 78,73
Kinerja Siswa 14 35 20 50 31 77,5
Skor Maksimum KG
Prasiklus
52 100 Skor Maksimum KG
Siklus I & II
60 100
Skor Maksimum KS
Prasiklus
40 100 Skor Maksimum KS
Siklus I & II
40 100
Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan kinerja
guru dan siswa dari prasiklius, siklus I, dan siklus II. Pada prasiklus jumlah skor
kinerja guru yang diperoleh adalah 18 dari total skor maksimum 52 dengan
persentase 34,61%, kemudian setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Make A Match pada siklus I skor kinerja guru meningkat dengan rata-rata skor
mencapai 35 dari skor maksimum 60 dengan persentase 58,33%. Pada siklus II rata-
rata skor kinerja guru mengalami peningkatan kembali dengan skor 47 dari skor
maksimum 60 dengan persentase 78,73%. Seiring dengan peningkatan kinerja guru,
rata-rata skor kinerja siswa mengalami peningkatan, pada prasiklus jumlah skor
101
kinerja siswa adalah 14 dari skor maksimum 40 dengan persentase 35%, setelah
penerapan model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada
siklus I skor kinerja siswa meningkat dengan rata-rata skor mencapai 20 dari skor
maksimum 40 dengan persentase 50 %. Pada siklus II rata-rata skor kinerja siswa
mengalami peningkatan kembali dengan skor 31 dari skor maksimum 40 dengan
persentase 77,5%. Untuk menjelaskan perbandingan hasil observasi kinerja guru dan
kinerja siswa pada prasiklus, siklus II, dan siklus II dapat diketahui pada diagram
4.22 sebagai berikut.
Diagram 4.22 Peningkatan Hasil Observasi Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
2) Hasil Belajar
Hasil belajar IPA kelas 4 SD Negeri 2 Kedu pada prasiklus, siklus I, dan
siklus II dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dan ketuntasan
belajar IPA yang diperoleh siswa yang ditunjukkan pada tabel 4.19 berikut ini:
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Prasiklus Siklus I Siklus II
kinerja guru
kinerja siswa
Ra
ta-R
ata
Sk
or
r
34,61%
35%
58,33%
50%
78,73%
77,5%
102
Tabel 4.23
Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
No. Ketuntasan
Belajar Nilai
Prasiklus Siklus I Siklus II
∑ siswa % 𝑥 % 𝑥 %
1. Tuntas ≥ 75 10 33,33 24 80 28 93,33
2. Belum Tuntas < 75 20 66,66 6 20 2 6,66
Jumlah 30 100 30 100 30 100
Nilai Rata-Rata 67,26 77,73 82,76
Berdasarkan tabel 4.19 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA, dapat
diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari prasiklus, siklus I, dan siklus II.
Pada prasiklus, siswa yang tuntas atau melebihi KKM ≥ 75 hanya berjumlah 10 siswa
dengan persentase 33,3% sementara siswa yang belum tuntas berjumlah 20 siswa
dengan persentase 66,66%, pada prasiklus rata-rata hasil belajar IPA 67,26.
Selanjutnya pelaksanaan tindakan siklus I terlihat peningkatan jumlah siswa yang
tuntas sebanyak 24 siswa dengan persentase 80% sementara 6 siswa lainnya masih
memperoleh nilai di bawah KKM dengan persentase 20%, pada siklus I rata-rata hasil
belajar IPA 77,73 dari hasil pelaksanaan tindakan silus I diketahui bahwa secara
klasikal nilai rata-rata siswa sudah tercapai (di atas KKM), namun ketuntasan belajar
siswa belum mampu mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah
ditentukan sehingga masih diperlukan perbaikan pada siklus II. Kemudian tindakan
dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus II agar ketuntasan belajar IPA siswa bisa
mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu sebesar 80% dari total
keseluruhan siswa. Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II jumlah
siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM yaitu sebanyak 28 siswa dengen
persentase 93,33%, sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 2
siswa dengan persentase 6,66 %, nilai rata-rata hasil belajar IPA mencapai 82,76. Dari
hasil belajar IPA dan ketuntasan belajar siswa siklus II tersebut dapat diketahui bahwa
indikator keberhasilan tindakan penelitian menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match yang telah ditentukan oleh peneliti sudah tercapai
(ketuntasan belajar siswa ≥ 80%).
103
Perbandingan ketuntasan belajar prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat
pada diagram 4.23 berikut ini:
Diagram 4.23 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Prasiklus, Siklus I, dan
Siklus II
Untuk memperjelas peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dapat dilihat pada diagram
4.24 berikut ini:
Diagram 4.24 Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus I, dan
Siklus II
0
5
10
15
20
25
30
Prasiklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
33,33%
Ju
mla
h S
isw
a
0
20
40
60
80
100
Prasiklus Siklus I Siklus II
Rata-Rata
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
66,66
%
80%
20%
93,33%
6,66%
104
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 4 SD
Negeri 2 Kedu dan hasil analisis data, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian
dilakukan, pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih menggunakan metode
konvensional yaitu ceramah yang tidak divariasikan, dengan memberikan materi
kemudian siswa mencatat sesuai dengan yang ditulis di papan tulis, mengerjakan soal
pada buku paket, tanpa siswa menemukan pengetahuannya sendiri dengan cara
berpikir kritis. Sehingga siswa menjadi kurang antusias dan kurang memaknai
pembelajaran yang diterimanya. Berdasarkan kondisi demikian dapat diketahui
bahwa pada penilaian prasiklus mengenai kinerja guru memperoleh persentase 38,5%
dengan kriteria kurang dan pada aspek kinerja siswa memperoleh persentase 35%
dengan kriteria kurang.
Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil
belajar IPA siswa. Diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM 75 hanya 15
siswa atau 45% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi yang demikian,
maka peneliti merasa perlu melakukan tindakan guna memperbaiki proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri 2 Kedu dengan menerapakan
model pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match.
Diketahui bahwa seelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.hasil belajar IPA
yang diperoleh siswa semakin meningkat seiring dengan meningkatnya proses
pembelajaran yang meliputi kinerja guru dan kinerja siswa. Pada kondisi ini, siswa
menjadi semakin aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, hasil belajar mata
pelajaran IPA yang diperoleh mencapai arat-rata KKM ≥ 75 yang telah ditentukan.
Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari masing-
masing siklus, yaitu siklus I dan siklus II.
Hasil analisis terbukti bahwa hasil belajar siswa meningkat karena
meningkatnya proses pembelajaran meliputi kinerja guru dan kinerja siswa.
105
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I pertemuan pertama kegiatan mengajar
guru dengan persentase 66,67% mencapai kriteria klasikal baik meningkat di
pertemuan kedua dengan persentase 68,34% mencapai kriteria klasikal baik.
Sedangkan pada kinerja siswa di pertemuan pertama dengan persentase 52,5%
mencapai kriteria klasikal cukup baik meningkat di pertemuan kedua dengan
persentase 70% mencapai kriteria klasikal baik. Pada pelaksanaan tindakan siklus II,
kinerja guru dan kinerja siswa mengalami peningkatan yang signifikan, terbukti
dengan kinerja guru pertemuan pertama dengan persentase 78,33% mencapai kriteria
klasikal baik dan pertemuan kedua dengan persentase 95% mencapai kriteria klasikal
sangat baik. Kinerja siswa pertemuan pertama dengan persentase 82,5% mencapai
kriteria klasikal baik, meningkat di pertemuan kedua menjadi 92,5% mencapai
kriteria klasikal sangat baik.
Sejalan dengan meningkatnya kinerja guru dan kinerja siswa pada proses
pembelajaran maka hasil belajar juga mengalami peningkatan. Hasil belajar IPA yang
diperoleh siswa semakin meningkat dan mencapai rata-rata KKM yang telah
ditentukan yaitu ≥ 75. Hal ini diperkuat dari hasil tes evaluasi masing-masing siklus.
Peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I mencapai 77,73 mengalami
peningkatan dari prasiklus nilai rata-rata yang didapat ssiwa hanya 67,26 dengan
pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 80% dengan kriteria klasikal
sangat baik. Dari perolehan data hasil tindakan penelitian pada siklus I dapat
dinyatakan tindakan pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukkan
peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPA, tetapi hasil yang diperoleh
tersebut masih berada di bawah indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh
peneliti yaitu sebesar 80% siswa tuntas dari total keseluruhan siswa. Maka dari itu,
masih diperlukan upaya perbaikan pada siklus II. Hasil analisis menunjukkan
peningkatan baik proses pembelajaran dan juga hasil belajar siswa. Siswa lebih aktif
dan bisa berpikir kritis sehingga pemahan siswa menjadi lebih meningkat dan
pembelajaran lebih bermakna.
106
Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa 82,76
dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 80% dengan kriteria
sangat baik. Kondisi ini menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus
II telah mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan
oleh peneliti sebesar 80% siswa tuntas. Pada pelaksanaan tindakan siklus II masih ada
2 siswa yang belum mencapai KKM 75, hal ini disebabkan siswa tersebut diketahui
memang memiliki kemampuan di bawah rata-rata siswa yang lainnya. Dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar siswa tersebut kurang aktif dan cenderung diam
juga sulit berkonsentrasi. Ketika guru mengajar siswa tersebut sering terlihat
mengacuhkan guru dan tidak menyimak pelajaran. Beberapa hal yang menjadi
penyebab tersebut merupakan faktor yang menjadikan hasil belajar yang diperoleh
siswa masih rendah. Untuk itu, guru akan berupaya memotivasi dan mendidik siswa
tersebut untuk lebih giat belajar.
Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada
siklus I dan II rata-rata kemampuan siswa dalam proses maupun hasil tindakan
pembelajaran semakin baik dan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Siswa
menjadi lebih antusias dan aktif, lebih bisa berpikir kritis dan juga mencari pasangan
dengan kreatifitas siswa. Dengan penerapan model kooperatif tipe Make A Match
pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih bermakna bagi siswa dan juga proses
pembelajaran tidak hanya teacher centered melainkan student centered. Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match memberikan banyak hal positif
bagi siswa salah satunya dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar
yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA.
Berdasarkan uraian penelitian yang telah disajikan oleh peneliti, maka
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match alam pembelajaran
IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri 2 Kedu semester II tahun ajaran 2015/2016 ini
selaras dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Sri Rejeki, dari
penelitian tersebut diketahui rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA meningkat
Rata-rata skor hasil belajar IPA siswa yang mengikuti metode pembelajaran Make A
107
Match adalah 88 sementara rata-rata skor hasil belajar siswa yang mengikuti metode
pembelajaran konvensional adalah 66. Penelitian yang dilakukan oleh Edi Sukirso
juga menunjukkan hasil yang serupa bahwa dengan menggunakan model kooperarif
Make A Match rata-rata hasil belajar IPA rata-rata hasil belajar IPA siswa pada
kelompok kontrol dengan penerapan pembelajaran konvensional 54,5 terbukti dengan
suasana kelas yang menyenangkan serta antusias siswa belajar dengan model Make A
Match menyebabkan proses pembelajaran meningkat dan hasil evaluasi siswa juga
meningkat yaitu sebanyak 80% dari jumlah keseluruhan siswa mencapai standar nilai
75.
Dari hasil penelitian tersebut terbukti bahwa penerapan model pembelajaran
Kooperatit tipe Make A Match dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil
belajar siswa