bab iv hasil penelitian dan pembahasan...kelas laki-laki perempuan jumlah kelas kontrol (kelas 3a)...
TRANSCRIPT
-
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD MI Asas Islam Salatiga. Subjek pada
penelitian ini yaitu siswa kelas 3A yang berjumlah 27 siswa dan siswa kelas 3B
yang berjumlah 30 siswa. Kelas 3B adalah sebagai kelas ekperimen yang diberi
perlakuan metode APIQ sedangkan kelas 3A sebagai kelas kontrol diberi
pembelajaran dengan metode perhitungan bersusun. Data siswa kelompok kotrol
dan eksperimen dapat dilihat pada tabel seperti berikut:
Tabel 1. Data Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen
Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
Kelas Kontrol (Kelas 3A) 14 13 27
Kelas Eksperimen (Kelas 3B) 13 17 30
Jumlah Seluruhnya 57
4.2 Analisis Data Pretest
4.2.1 Deskripsi Nilai Pretest
Nilai pretest digunakan untuk mengetahui keadaan sebelum diberi
perlakuan awal pada kelompok kontrol yaitu kelas 3A dan kelompok eksperimen
yaitu kelas 3B maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 2. Deskripsi Nilai Pretest
PRETEST KONTROL
PRETEST EKSPERIMEN
N Valid 27 30
Missing 31 28
Mean 57.59 52.33
Median 60.00 50.00
Mode 65 65
Std. Deviation 13.110 9.890
Minimum 25 35
Maximum 75 70
-
29
Berdasarkan hasil dari analisis soal pretest dapat terlihat bahwa hasil dari
pretest kelas kontrol yang berjumlah 27 siswa mempunyai rata-rata 57,59
dengan standar deviasi 13,110; nilai minimum sebesar 25 serta nilai maximum
sebesar 75. Sedangkan kelas eksperimen dengan jumlah siswa 30 mempunyai
rata-rata sebesar 52,33. Kelas eksperimen mempunyai standar deviasi sebesar
9,890 dengan nilai minimum sebesar 35 dan nilai maksimum sebesar 70.
Analisis frekuensi pada hasil belajar pretest kedua kelas dapat
dikategorikan dalam 3 tingkatan sebagai berikut:
Nilai Maksimum = 75; dan nilai minimum = 25 sehingga rangenya = (75-
25) = 50 sehingga lebar kelasnya adalah (50+1)/3 = 17
Oleh karena itu, distribusi frekuensi nilai pretest dapat dilihat dalam tabel
berikut ini
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Kategori Interval Skor Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Frekuensi % Frekuensi %
Tinggi 58< x≤ 75 14 51,85% 10 33,33%
Sedang 41< x ≤ 58 9 33,33% 14 46,67%
Rendah 24 < x ≤ 41 4 14,82% 6 20%
Jumlah 27 100% 30 100%
Berdasarkan Tabel 13 hasil belajar pretest kelas kontrol memiliki kategori
tinggi sebanyak 14 siswa (51,85%), kategori sedang sebanyak 9 siswa (33,33%),
kategori rendah sebanyak 4 siswa (14,82%). Kelas Eksperimen memiliki hasil
belajar pretest kategori tinggi sebanyak 10 siswa (33,33%), kategori sedang
sebanyak 14 siswa (46,67%), dan kategori rendah sebanyak 6 siswa (20%). Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas 3A sebagai kelas
kontrol SD MI Asas Islam Salatiga berada pada kategori tinggi serta kelas 3B
sebagai kelas eksperimen berada pada kategori sedang.
-
30
4.2.2 Uji Normalitas Pretest
Uji normalitas merupakan salah satu syarat sebelum melakukan uji
banding dua sampel. Gunanya untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang
ada pada varabel kontrol dan eksperimen. Untuk uji normalitas, penelitian ini
menggunakan SPSS v16.0 dengan Uji Kolmogorov-Smirnov. Data pada hasil uji
normalitas dikatakan normal jika nilai signifikansi Asymp sig. (2-tiled)
menunjukkan angka > 0,05. Data menunjukan tidak berdistribusi normal jika
Asymp sig. (2-tiled) < 0,05. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat
dari tabel berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest
Pretest kontrol Pretest eksperimen
N 27 30
Normal Parametersa Mean 57.59 52.33
Std. Deviation 13.110 9.890
Most Extreme Differences Absolute .158 .137
Positive .092 .137
Negative -.158 -.133
Kolmogorov-Smirnov Z .823 .753
Asymp. Sig. (2-tailed) .507 .622
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel 14 dapat dilihat bahwa nilai signifikan pada Asymp. Sig.
(2-tailed) pretest pada kelas kontrol adalah 0,507 atau probabilitas lebih dari
0,05 dan kelas ekperimen mempunyai nilai signifikan sebesar 0,622 atau
probabilitas lebih dari 0,05 sehingga H0 diterima yang berarti kedua populasi
berdistribusi normal.
Gambar 1. Data Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
-
31
4.2.3 Uji Beda Rata-rata Nilai Pretest
Untuk melakukan uji beda rata-rata antara kedua sampel, peneliti
menggunakan program SPSS v16.0 yang dilakukan dengan Independent t-test.
Hasil perhitungan uji beda t-test dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5. Hasil Uji Independent Sampel t-test nilai Pretest
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Differenc
e
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
NILAI PRETEST
Equal variances assumed
1.743 .192 1.720 55 .091 5.259 3.057 -.868 11.386
Equal variances not assumed
1.695 48.135 .097 5.259 3.103 -.978 11.497
Berdasarkan hasil uji beda rerata diperoleh nilai signifikansi uji Levene
atau uji homogenitas pretest sebesar 0,192 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa hipotesis nol (H0) diterima, artinya nilai pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol mempunyai variansi yang sama, atau dapat disebut homogen.
Untuk uji t, jika dilihat dari Equal Variances Assumed, pada kolom sig. (2-
tailed) menunjukan angka 0,091 > 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak terdapat
perbedaan nilai rerata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Selanjutnya, untuk menafsirkan hasil uji t dapat juga dengan cara melihat thitung
dan ttabel nya. thitung dari output diatas adalah 1,720. Sedangkan ttabel dapat dicari
dengan perhitungan t(0,05/2;n-2) = t(0,05/2; 57-2) = t(0,025;55) = 1,960. Sehingga dapat
diketahui nilai dari ttabel adalah 1,960. Karena thitung= 1,720 < ttabel= 1,960, maka
H0 diterima, yang berarti rata-rata kedua sampel adalah sama. Kesimpulanya
rataan kedua sampel adalah sama.
-
32
4.3 Langkah Pembelajaran
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui hasil posttest siswa kelas
eksperimen, peneliti melakukan empat kali pertemuan. Pada setiap pertemuan
terdapat beberapa langkah yang dilakukan peneliti. Langkah kegiatan
pembelajaran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan awal
Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam dan
membimbing siswa untuk melakukan do’a. Kemudian guru melakukan
absensi, perkenalan tentang metode dan membuat kesepakatan dengan
siswa mengenai aturan yang harus ditaati selama proses belajar di kelas
berlangsung. Kemudian guru meminta siswa menyiapkan alat tulis dan
meminta siswa mengerjakan soal pretest yang diberikan oleh guru. Setelah
itu guru menginformasikan tentang tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti
Guru menjelaskan materi perkalian dasar 1-100 dengan metode
APIQ, kemudian meminta siswa membuat soal perkalian yang akan
ditukarkan dengan teman satu bangkunya. Setelah itu guru melakukan
tanya jawab secara lisan tanpa alat tulis sebagai alat bantu hitung.
c. Kegiatan penutup
Guru membimbing siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran
yang baru saja dilakukan siswa. Kemudian membimbing siswa melakukan
doa penutup dan mengucapkan salam penutup.
2. Pertemuan Kedua
a. Kegiatan awal
Kegiatan pembelajaran pada hari kedua diawali dengan guru
mengucapkan salam dan membimbing siswa untuk melakukan do’a.
Kemudian guru melakukan absensi dan mengingatkan siswa mengenai
aturan yang harus ditaati selama proses belajar di kelas berlangsung.
Setelah guru memberikan pengarahan, guru membentuk siswa menjadi
-
33
beberapa kelompok yang terdiri dari 4 siswa perkelompok. Guru meminta
siswa melakukan permainan kombi milinium yang diawali dengan
pelemparan dadu oleh guru. Setiap individu di dalam kelompok mempunyai
tugas masing-masing yaitu mencari hasil perkalian, pembagian,
pertambahan, dan pengurangan. Setelah dadu dilempar, setiap siswa
diminta mencari jawaban sesuai dengan tugas masing-masing individu
dalam kelompok. Setelah itu guru memberikan lembar kerja untuk
dikerjakan siswa secara individu. Kemudian, guru menginformasikan
tentang tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti
Guru menjelaskan materi perkalian yang hasilnya tiga angka dengan
metode APIQ, kemudian memberikan pertanyaan kepada siswa yang harus
diselesaikan dengan teman satu bangku. Setelah itu, guru melakukan tanya
jawab secara lisan tanpa alat tulis sebagai alat bantu hitung.
c. Kegiatan penutup
Guru membimbing siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran
yang baru saja dilakukan siswa kemudian membimbing siswa melakukan
doa penutup dan mengucapkan salam penutup.
3. Pertemuan Ketiga
a. Kegiatan awal
Kegiatan pembelajaran pada hari ketiga diawali dengan guru
mengucapkan salam dan membimbing siswa untuk melakukan do’a.
Kemudian guru melakukan absensi dan mengingatkan siswa mengenai
aturan yang harus ditaati selama proses belajar di kelas berlangsung.
Setelah guru memberikan pengarahan, guru membentuk siswa menjadi
beberapa kelompok yang terdiri dari 4 siswa perkelompok dan meminta
memberikan permainan ular tangga yang berkaitan dengan hitung
perkalian. Setelah itu guru memberikan lembar kerja untuk dikerjakan
siswa secara individu. Kemudian, guru menginformasikan tentang tujuan
pembelajaran.
-
34
b. Kegiatan inti
Setelah guru mengulas pelajaran yang lalu, guru menjelaskan materi
pembagian bilangan tiga angka dengan Metode APIQ. Kemudian bersama
siswa menyelesaikan soal pembagian dari nomor-nomor yang diambil dari
sebuah kantung. Dengan pengambilan nomor-nomor dari sebuah kantung
tersebut, guru juga mengajarkan cara mengubah perkalian ke dalam bentuk
pembagian dan sebaliknya. Setelah itu, Guru memberikan tugas yang
dikerjakan secara kelompok yang berkaitan dengan penyelesaian masalah
sehari-hari melalui matematika dan melakukan tanya jawab secara lisan
tanpa alat tulis sebagai alat bantu hitung.
c. Kegiatan Penutup
Guru membimbing siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran
yang baru saja dilakukan siswa. Kemudian, guru membimbing siswa
melakukan do’a penutup dan mengucapkan salam penutup.
3 Pertemuan Keempat
a. Kegiatan awal
Kegiatan pembelajaran pada hari keempat diawali dengan guru
mengucapkan salam dan membimbing siswa untuk melakukan do’a.
Kemudian guru melakukan absensi dan mengingatkan siswa mengenai
aturan yang harus ditaati selama proses belajar di kelas berlangsung.
Setelah guru memberikan pengarahan, guru membentuk siswa menjadi
beberapa kelompok yang terdiri dari 4 siswa perkelompok. Guru meminta
siswa melakukan permainan lucky ball yang berkaitan dengan pembagian.
Setelah itu guru memberikan lembar kerja untuk dikerjakan siswa secara
individu. Kemudian, guru menginformasikan tentang tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan cara menyelesaikan soal cerita baik dalam materi
perkalian ataupun pembagian. Kemudian memberikan pertanyaan kepada
siswa yang harus diselesaikan dengan teman satu bangku. Setelah itu, guru
-
35
melakukan tanya jawab secara lisan tanpa alat tulis sebagai alat bantu
hitung.
c. Kegiatan Penutup
Guru membimbing siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran
yang baru saja dilakukan siswa. kemudian membimbing siswa melakukan
doa penutup dan mengucapkan salam penutup.
4.4 Analisis Data Posttest
4.4.1 Deskripsi Nilai Posttest
Analisis deskriptif nilai posttest digunakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah mendapatkan perlakuan
dengan metode APIQ. Analisis deskriptif pada penelitian ini menggunakan
SPSS v16.0. Hasil analisis deskriptif untuk nilai posttest pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 16. Berdasarkan hasil dari analisis
soal posttest dapat terlihat bahwa hasil dari posttest kelas kontrol yang berjumlah
27 siswa mempunyai rata-rata 71,85; standar deviasi sebesar 14,620; nilai
minimum sebesar 45 dan nilai maksimum sebesar 100. Sedangkan kelas
eksperimen dengan jumlah siswa 30 mempunyai rata-rata sebesar 84,50; standar
deviasi sebesar 15,776; nilai minimum sebesar 45 dan nilai maksimum sebesar
100.
Tabel 6. Deskripsi Nilai Posttest
Posttest Kontrol
Posttest Eksperimen
N Valid 27 30
Missing 31 28
Mean 71.85 84.50
Median 75.00 90.00
Mode 80 90a
Std. Deviation 14.620 15.776
Minimum 45 45
Maximum 100 100
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Analisis frekuensi pada hasil belajar posttest kedua kelas dapat
dikategorikan dalam 3 tingkatan sebagai berikut:
-
36
Nilai Maksimum = 100; dan nilai minimum = 45 sehingga rangenya =
(100-45) = 55 sehingga lebar kelasnya adalah (55+1)/3 = 18,67
Oleh karena itu, tabel distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel berikut ini
Tabel 7.
Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Kategori Interval Skor Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Frekuensi % Frekuensi %
Tinggi 81,33< x≤ 100 11 40,74% 22 73,33%
Sedang 62,66< x ≤ 81,33 11 40,74% 6 20%
Rendah 43,99< x ≤ 62,66 5 18,52% 2 6,67%
Jumlah 27 100% 30 100%
Berdasarkan tabel 17 hasil belajar posttest kelas kontrol memiliki kategori
tinggi sebanyak 11 siswa (40,74%); kategori sedang sebanyak 11 siswa
(40,74%) dan kategori rendah sebanyak 5 siswa (18,52%). Kelas Eksperimen
memiliki hasil belajar posttest kategori tinggi sebanyak 22 siswa (73,33%);
kategori sedang sebanyak 6 siswa (20%), dan kategori rendah sebanyak 2 siswa
(6,67%). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas
3A sebagai kelas kontrol SD MI Asas Islam Salatiga berada pada kategori tinggi
dan sedang serta kelas 3B sebagai kelas eksperimen berada pada kategori tinggi.
4.4.2 Uji Normalitas Posttest
Data pada hasil uji normalitas dikatakan normal jika nilai signifikansi
Asymp sig. (2-tiled) menunjukkan angka > 0,05. Data menunjukkan tidak
berdistribusi normal jika Asymp sig. (2-tiled) < 0,05. Hasil uji normalitas posttest
pada penelitian ini dapat dilihat dari Tabel 18. Berdasarkan Tabel 18 dapat
dilihat bahwa nilai signifikan pada Asymp. Sig. (2-tailed) posttest pada kelas
kontrol adalah 0,841 (> 0,05) berarti data normal dan kelas ekperimen
mempunyai nilai signifikan sebesar 0,070 (>0,05) sehingga dapat disimpulkan
kedua data berdistribusi normal.
-
37
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest
Nilai Posttest Kontrol
Nilai Posttest Eksperimen
N 27 30
Normal Parametersa Mean 71.85 84.50
Std. Deviation 914.620 15.776
Most Extreme Differences Absolute .119 .236
Positive .118 .163
Negative -.119 -.236
Kolmogorov-Smirnov Z .617 1.294
Asymp. Sig. (2-tailed) .841 .070
a. Test distribution is Normal.
Untuk diagram datanya dapat dilihat dalam diagram berikut ini:
4.4.3 Uji Beda Rata-rata Hasil Belajar PosttestMatematika
4.4.3 Uji Beda Rata-rata Nilai Posttest
Untuk melakukan uji beda rata-rata antara kedua sampel, peneliti
menggunakan program SPSS v16.0 yang dilakukan dengan Independent t-test.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan Metode APIQ
terhadap kelas eksperimen. Hasil perhitungan uji beda t-test dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Gambar 2. Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
-
38
Tabel 9. Hasil Uji Independent Sampel t-test nilai Posttest
Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai
Posttest
Equal
variances
assumed
.145 .705 -3.128 55 .003 -12.648 4.043 -20.750 -4.546
Equal
variances
not
assumed
-3.141 54.947 .003 -12.648 4.026 -20.718 -4.579
Berdasarkan hasil uji beda rerata diperoleh nilai signifikansi uji Levene atau uji
homogenitas posttest sebesar 0,705 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipotesis nol (H0) diterima, artinya nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
mempunyai variansi yang sama, atau dapat disebut homogen. Jika dilihat dari Equal
Variances Assumed, pada kolom sig. (2-tailed) menunjukan sebesar 0,003 < 0,05
artinya bahwa nilai rata-rata posttest kelas kontrol dan eksperimen berbeda, maka
H0 ditolak dan H1 diterima. Selanjutnya, berdasarkan thitung dari output diatas adalah
-3,128. Sedangkan ttabel dapat dicari dengan perhitungan t (0,05/2;n-2) = t(0,05/2; 57-2) =
t(0,025;55) = 1,960 . Sehingga dapat diketahui nilai dari Tabel t adalah 1,960 atau -
1,960. Karena thitung= -3,128 > ttabel= -1,960, maka H0 ditolak, sedangkan H1 diterima
yang berarti ada pengaruh Metode APIQ terhadap hasil belajar matematika siswa.
4.4.4 Pembahasan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Metode APIQ
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas 3 SD MI Asas Islam Salatiga Tahun
-
39
Pelajaran 2015/2016. Analisis pelaksanaan penelitian diperlukan untuk menjelaskan
tingkat keberhasilan pembelajaran dengan Metode APIQ.
Pembelajaran matematika di kelas 3A sebagai kelas kontrol pada materi
perhitungan perkalian dan pembagian menggunakan cara panjang dengan bersusun
tanpa adanya permainan ataupun modifikasi dalam pembelajarannya. Setelah guru
membuka pelajaran, guru mengajarkan pembelajaran. Sebelum memasuki tugas
kelompok, guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan jika terdapat
siswa yang kurang jelas dalam pembelajarannya. Kemudian guru membentuk siswa
menjadi beberapa kelompok, dan memberikan tugas secara kelompok. Setelah itu,
guru memberikan latihan secara individu melalui lembar kerja siswa dan melakukan
beberapa pembahasan terkait soal yang susah.
Pembelajaran matematika di kelas 3B sebagai kelas eksperimen menggunakan
metode APIQ. Metode APIQ mengajarkan siswa melakukan perhitungan perkalian
dan pembagian secara cepat. Mula-mula pada awal pembelajaran siswa akan
diberikan permainan edukatif. Permainan edukatif tersebut akan berganti-ganti pada
setiap pertemuan. Dalam hal ini, peneliti menggunakan permainan super kombi
milenium, ular tangga dan lucky ball. Kemudian, siswa akan diberi lembar kerja
yang sesuai dengan kemampuan siswa. Setelah selesai mengerjakan, guru akan
menjelaskan materi perhitungan cepat dengan cara yang menyenangkan sampai
siswa jelas dalam pengerjaannya. Jika ada yang masih kurang jelas, guru
memperbolehkan siswa untuk bertanya. Perhitungan cepat pada awalnya akan
diajarkan oleh guru, kemudian guru akan memberikan tugas secara kelompok agar
siswa dapat saling membantu dan berdiskusi dengan temannya. Kemudian, guru
akan memberikan evaluasi yang harus dijawab oleh siswa secara lisan tanpa
menggunakan alat tulis sebagai alat bantu hitung. Dalam sesi ini, biasanya siswa
akan mengikuti dengan penuh antusias sehingga guru harus menekankan peraturan
tentang hal yang harus dilakukan siswa pada saat menjawab pertanyaan.
Hasil belajar sebelum diberikan perlakuan pada kelas kontrol dan eksperimen
dapat dilihat dari nilai pretest siswa. Kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata
-
40
sebesar 57,59 sedangkan kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata sebesar
52,53. Berdasarkan hasil kategorisasi hasil pretest, sebagian besar siswa kelas 3A
sebagai kelas kontrol berada pada kategori tinggi sedangkan kelas 3B sebagai kelas
eksperimen berada pada kategori sedang. Pada hasil uji normalitas dari hasil pretest
menunjukan bahwa kedua kelompok berdistribusi normal yaitu sebesar 0,507 untuk
kelas kontrol dan 0,622 untuk kelas eksperimen. Hasil uji homogenitas pretest juga
menunjukan bahwa kedua kelas bersifat homogen yang dapat dilihat dari angka
signifikan sebesar 0,192. Angka tersebut sudah melampaui angka 0,05.
Setelah diberikan perlakuan yaitu menggunakan metode perhitungan bersusun
pada kelas kontrol dan perlakuan Metode APIQ pada kelas eksperimen, diperoleh
nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 71,85 sedangkan kelas eksperimen memperoleh
nilai rata-rata lebih besar yaitu 84,50. Tampaklah bahwa nilai rerata kelas
eksperimen lebih baik daripada nilai rerata kelas kontrol.
Berdasarkan kategorisasi hasil posttest, pada kelas 3A sebagai kelas kontrol,
11 siswa berada pada kategori tinggi dan 11 siswa berada pada kategori sedang.
Pada kelas eksperimen, yaitu kelas 3B, hampir seluruh siswanya berada pada
kategori tinggi.
Hasil uji normalitas posttest menunjukan nilai signifikan sebesar 0,841 untuk
kelas kontrol dan 0,070 untuk kelas eksperimen maka dapat disimpulkan bahwa
kedua sampel berdistribusi normal. Pada tabel uji t diperoleh nilai signifikansi uji
Levene atau uji homogenitas posttest sebesar 0,705 > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) diterima, artinya nilai posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi yang sama, atau dapat disebut
homogen. Sedangkan hasil dari hasil uji t posttest yang menunjukan bahwa thitung= -
3,128 > ttabel= -1,960, maka H0 ditolak, sedangkan H1 diterima yang berarti bahwa
terdapat perbedaan rereata antara kedua kelompok sampel. Selanjutnya, pada
analisis t-test dengan melihat sig. (2-tailed) sebesar 0,003 < 0,05, artinya bahwa
nilai rata-rata posttest kelas kontrol dan eksperimen berbeda.
-
41
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
Metode APIQ terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas 3B SD MI Asas
Islam Salatiga. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan “terdapat pengaruh
Metode APIQ terhadap hasil belajar matematika bagi siswa kelas 3 SD MI Asas
Islam Salatiga” diterima. Hal tersebut diperkuat dengan hasil analisis data yang
menunjukan nilai rata-rata kelas 3B sebagai kelas eksperimen lebih baik daripada
kelas 3A sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian ini sependapat dengan Fitriani
(2015) yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan rata-rata pada hasil belajar tes
akhir pada kelas yang diterapkan metode APIQ daripada siswa yang tidak
memperoleh pembelajaran dengan metode APIQ.