bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1...
TRANSCRIPT
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Plumbon 01 dan SD Negeri Plumbon
02, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian adalah
kelas 5. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari 2015 sampai bulan April
2015. Kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 sebagai kelompok eksperimen dan kelas 5
SD Negeri Plumbon 02 sebagai kelompok kontrol.
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sudah diuji kesamaan
variannya melalui hasil pretest yang menunjukkan bahwa keadaan kedua kelas
homogen. Artinya memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelas mempunyai
kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dapat diberi perlakuan. Pelaksanaan pemberian perlakuan dilakukan tiga
pertemuan setiap kelasnya. Kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non
Examples, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan model
pembelajaran Picture and Picture.
Pemberian perlakuan dilakukan setelah guru kelas mempelajari langkah-
langkah pembelajaran sesuai dengan perlakuan yang akan diterapkan. Hal ini
dimaksudkan agar guru dari kedua kelas darpat melaksanakan pembelajran sesuai
RPP dan setiap langkah-langkah dari masing-masing model pembelajaran dapat
dilaksanakan. Pertemuan pertama dan kedua di kelompok eksperimen, dilakukan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintaks model pembelajaran Examples Non
Examples mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pertemuan pertama, guru melaksanakan pembelajaran tentang manfaat air dan
cara menghemat air bersih. Pertemuan kedua, dilakukan pembelajaran tentang
daur air dan hal-hal yang dapat menghambat proses daur air. Pada pertemuan
ketiga, guru sedikit mengulang pembelajaran yang telah dilaksanakan kemudian
memberi posttest sebagai evaluasi.
54
Pertemuan pertama dan kedua pada kelompok kontrol, dilakukan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan sintaks model pembelajaran Picture and Picture
mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pembagian materi
pada pertemuan pertama dan kedua sama seperti pembagian materi pada
kelompok eksperimen. Pada pertemuan ketiga, guru sedikit mengulang
pembelajaran yang telah dilaksanakan kemudian memberi posttest sebagai
evaluasi.
Tabel 4.1 merupakam jadwal penelitian dan tes yang dilaksanakan di kelas
5 SD Negeri Plumbon 01, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.
Tabel 4.1
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian di SD Negeri Plumbon 01
Tahun Ajaran 2014/2015
No Tanggal Uraian Kegiatan
1. 17 Maret 2015 Memberikan tes awal untuk kelompok
eksperimen yang digunakan untuk uji
kesetaraan dua kelas penelitian.
2. 31 Maret 2015 Pertemuan 1
Mengajar pada kelompok eksperimen
dengan materi manfaat air dan cara
menghemat air bersih.
3. 1 April 2015 Pertemuan 2
Mengajar pada kelompok eksperimen
melalui model Examples Non Examples
dengan materi daur air dan hal-hal yang
dapat menghambat proses daur air.
4. 8 April 2015 Pertemuan 3
Kelompok eksperimen diberi soal
posttest sebagai evaluasi
Pertemuan pertama kelompok eksperimen dilaksanakan pada tanggal 31
Maret 2015, diikuti oleh 32 siswa atau seluruh siswa hadir dalam kegiatan
pembelajaran. Materi yang dilaksanakan adalah materi dari indikator 1 sampai 4.
55
Pertemuan pertama, alat peraga berupa gambar disiapkan dan digunakan guru
dalam menjelaskan dan bertanya jawab dengan siswa tentang materi manfaat air
serta cara menghemat air bersih. Kemudian guru melakukan demonstrasi proses
daur air melalui kegiatan mendidihkan air. Guru memberi kesempatan pada siswa
untuk bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui oleh siswa mengenai
demontrasi yang dilakukan oleh guru.Setelah itu siswa mencoba apa yang telah
didemostrasikan oleh guru. Guru bertanya pada siswa mengenai hubungan dari
kegiatan mendidihkan air dengan daur air. Setelah itu guru menjelaskan sedikit
mengenai hubungan dari kegiatan mendidihkan air dengan daur air. Guru bersama
siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran, setelah itu guru menutup
pembelajaran. Secara keseluruhan guru melaksanakan pembelajaran secara baik
hanya ada sedikit kendala untuk menjelaskan hubungan antara kegiatan
mendidihakan air yang telah didemonstrasikan dengan proses daur air.
Pertemuan kedua pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada tanggal 1
April 2015, diikuti 32 siswa atau seluruh sisa hadir dalam kegiatan pembelajaran.
Materi yang dilaksanakan adalah materi indikator 5 dan 6. Kegiatan pembelajaran
dimulai dengan mengingat kembali materi yang diberikan di pertemuan pertama
serta guru kembali mengkaitkan kegiatan mendidihkan air dengan proses daur air
sebagi bentuk apersepsi pada pertemuan kedua. Guru menyiapkan dua skema daur
air, dimana gambar A merupakan skema proses daur air yang salah dan gambar B
merupakan skema proses daur air yang benar. Siswa diminta memperhatikan
penjelasan guru mengenai beberapa istilah yang ada dalam skema yang siswa
belum ketahui. Istilah yang dimaksud adalah evaporasi, kondensasi, dan
presipitasi. Setelah itu guru menjelaskan pada siswa bahwa siswa akan
mendiskusikan kedua gambar tersebut dan memilih dari kedua gambar tersebut
yang merupakan skema daur air yang benar beserta alasan pemilihan gambar
tersebut. Guru kemudian membagi siswa menjadi 16 kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 2 siswa.Kendala yang dialami siswa saat berdiskusi adalah dalam
menentukan alasan pemilihan gambar. Setelah berdiskusi, perwakilan dari
beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Hal ini
dikarenakan waktu yang tidak cukup. Tahap berikutnya adalah guru membahas
56
hasil diskusi dan menjelaskan lebih lanjut tentang proses daur air yang benar.
Setelah itu guru menjelaskan tentang hal-hal yang menghambat proses daur air.
Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran, dan guru menutup
pembelajaran. Secara umum pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Examples Non Examples berlangsung dengan baik namun belum sesuai dengan
RPP. Hal tersebut dikarenakan tidak terlakasananya satu kegiatan yaitu pemberian
kesempatan bagi setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusinya.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada 8 April 2015, diikuti oleh seluruh
siswa. Awal pembelajaran guru bersama siswa mengingat kembali materi pada
pertemuan pertama dan kedua. Setelah itu guru membagikan soal posttest sebagai
bentuk evaluasi pembelajaran. Siswa mengerjakan soal tersebut selama 30 menit.
Tabel 4.2
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian di SD Negeri Plumbon 02
Tahun Ajaran 2014/2015
No Tanggal Uraian Kegiatan
1. 17 Maret 2015 Memberikan tes awal untuk kelompok
eksperimen yang digunakan untuk uji
kesetaraan dua kelas penelitian.
2. 24 Maret 2015 Pertemuan 1
Mengajar pada kelompok eksperimen
dengan materi manfaat air dan cara
menghemat air bersih.
3. 25 Maret 2015 Pertemuan 2
Mengajar pada kelompok eksperimen
melalui model Picture and Picture
dengan materi daur air dan hal-hal yang
dapat menghambat proses daur air.
4. 31 Maret 2015 Pertemuan 3
Kelompok eksperimen diberi soal
posttest sebagai evaluasi
57
Pertemuan pertama kelompok kontrol dilaksanakan pada tanggal 24 Maret
2015, diikuti oleh 30 siswa atau seluruh siswa hadir dalam kegiatan pembelajaran.
Materi yang dilaksanakan adalah materi dari indikator 1 sampai 4. Pertemuan
pertama, alat peraga berupa gambar disiapkan dan digunakan guru dalam
menjelaskan dan bertanya jawab dengan siswa tentang materi manfaat air serta
cara menghemat air bersih. Kemudian guru melakukan demonstrasi proses daur
air melalui kegiatan mendidihkan air. Guru memberi kesempatan pada siswa
untuk bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui oleh siswa mengenai
demontrasi yang dilakukan oleh guru.Setelah itu siswa mencoba apa yang telah
didemostrasikan oleh guru. Guru bertanya pada siswa mengenai hubungan dari
kegiatan mendidihkan air dengan daur air. Setelah itu guru menjelaskan sedikit
mengenai hubungan dari kegiatan mendidihkan air dengan daur air. Guru bersama
siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran, setelah itu guru menutup
pembelajaran. Sama seperti kelompok eksperimen, secara keseluruhan guru
melaksanakan pembelajaran secara baik hanya ada sedikit kendala untuk
menjelaskan hubungan antara kegiatan mendidihakan air yang telah
didemonstrasikan dengan proses daur air.
Pertemuan kedua pada kelompok kontrol dilaksanakan pada tanggal 25
Maret 2015, diikuti 30 siswa atau seluruh sisa hadir dalam kegiatan pembelajaran.
Materi yang dilaksanakan adalah materi indikator 5 dan 6. Kegiatan pembelajaran
dimulai dengan mengingat kembali materi yang diberikan di pertemuan pertama
serta guru kembali mengkaitkan kegiatan mendidihkan air dengan proses daur air
sebagi bentuk apersepsi pada pertemuan kedua. Guru menyiapkan skema daur air
yang masih belum lengkap atau rumpang. Siswa diminta memperhatikan
penjelasan guru mengenai beberapa istilah yang ada dalam skema yang siswa
belum ketahui. Istilah yang dimaksud adalah evaporasi, kondensasi, dan
presipitasi. Kemudian guru meminta siswa untuk maju dan memilih gambar untuk
melengkapi skema daur air tersebut. Guru bertanya pada siswa apakah skema
tersebut sudah benar atau belum, dan meminta siswa memberi alasannya.Tahap
berikutnya adalah guru menjelaskan lebih lanjut tentang proses daur air yang
benar. Setelah itu guru menjelaskan tentang hal-hal yang menghambat proses daur
58
air. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran, dan guru menutup
pembelajaran. Secara umum pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Picture and Picture berlangsung dengan baik namun ada satu langkah model
pembelajaran Picture and Picture yang tidak dilakukan guru sesuai dengan yang
tertulis di RPP. Langkah tersebut adalah menunjuk siswa secara bergilir untuk
mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada. Langkah tersebut
dilakukan guru hanya dengan memanggil nama siswa yang guru inginkan untuk
maju menempelkan gambar. Langkah tersebut seharusnya dilakukan guru dengan
inovasi, misalnya dengan teknik talking stick, sehingga guru dapat meyakinkan
seluruh siswa untuk berperan aktif mengikuti pembelajaran.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada 31 Maret 2015, dan tidak ada siswa
yang absen. Awal pembelajaran guru bersama siswa mengingat kembali materi
pada pertemuan pertama dan kedua. Setelah itu guru membagikan soal posttest
sebagai bentuk evaluasi pembelajaran. Siswa mengerjakan soal tersebut selama 30
menit.
4.2 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini terdiri dari deskripsi data dan analisis data. deskripsi
data meliputi data posttestdari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Sedangkan analisis data meliputi uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas, selanjutnya dilakukan uji t.
4.2.1 Deskripsi Data
Nilaiposttest yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol masih berupa data mentah. apabila diperhatikan data mentah tersebut,
sangatlah sulit untuk menarik kesimpulan yang berarti. Untuk itu perlu diolah
terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut.
Data nilai hasil belajar IPA yang diperoleh dari kelompok eksperimen
yaitu siswa kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 dan kelompok kontrol yaitu siswa
kelas 5 SD Negeri Plumbon 02 disajikan dan dianalisis secara deskriptif.
tujuannya agar data tersebut dapat dipaparkan secara baik dandisimpulkan secara
59
mudah. Deskripsi data meliputi penyusunan data dalam bentuk tampilan yang
udah terbaca secara lengkap. Tabel destribusi frekuensi merupakan cara penyajian
paling umum untuk deskripsi data, yang sering pula secara visual dalam bentuk
diagram batang atau histogram.Untuk itu sebelum dilakukan analisis deskriptif,
terlebih dahuu dibuat tabel destribusi frekuensi nilaiposttest dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Data posttest diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen yaitu siswa kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 telah
diterapkan pembelajaran melalui model Examples Non Examples, sedangkan pada
kelompok kontrol yaitu siswa kelas 5 SD Negeri Plumbon 02 sudah diterapkan
model pembelajaran Picture and Picture.
Nilai hasil belajar dari hasil posttest yang diperoleh dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol masih berupa data mentah. Untuk itu perlu
diolah terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik mengenaidata
tersebut. Berikut ini akan disajikan tabel destribusi frekuensi nilai hasil belajar
dari hasil posttest pada kelompok eksperimen. Untuk mempermudah membuat
tabel destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA, menurut Sugiyono (2010: 36)
pertama menentukan banyaknya kelas (K), setelah itu menghitung jangkauannya
(Range), dan panjang Interval Kelasnya (I) dengan rumus seperti di bawah ini:
Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 32
= 1 + 3,3 . 1,50
= 1 + 4,95
= 5,95 (dibulatkan menjadi 6 kelas)
Range (R) = (nilai maksimal – nilai minimal) + 1
= (95 – 60) + 1
= 35 +1
= 36
Interval (I) = Range
Banyakny a kelas
60
= 36
6
= 6
Banyaknya kelas (K) telah diketahui, setelah itu menentukan berapa
jangkauannya (Range), dan panjang interval kelasnya (I), kemudian disusun tabel
destribusi frekuensinya sepertiyang terlihat pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3
Destribusi Frekuensi NilaiPosttest Kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Kecamatan
Suruh, Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2014/2015
No Interval Frekuensi Persentase (%)
1 91 – 96 3 9,375%
2 84 - 90 10 31,25%
3 78 – 83 5 15,625%
4 72 – 77 6 18,75%
5 66 – 71 5 15,625%
6 60 – 65 3 9,375%
Jumlah 32 100%
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui nilai posttest kelompok
eksperimen, dari seluruh siswa kelas 5 SD Negeri Plumbon 01, siswa yang
mendapat nilai 91 sampai dengan 96 terdiri dari 3 anak dengan persentase
9,375%. Siswa yang mendapat nilai 84 sampai dengan 90 terdiri dari 10 anak
dengan persentase 31,25%. Siswa yang mendapat nilai 78 sampai dengan 83
terdiri dari 5 anak dengan persentasi 15,625%. Siswa yang mendapat nilai 72
sampai dengan 77 terdiri dari 6 anak dengan persentase 18,75%. Siswa yang
mendapat nilai dari 66 sampai dengan 71 terdiri dari 5 dengan persentase
515,625%. Siswa dengan nilai 60 sampai dengan 65 terdiri dari 3 anak dengan
persentase 9,375%.
Gambaran data hasil belajar IPA kelompok eksperimen dapat diperjelas
melalui Gambar 4.1 diagram destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA dari hasil
posttestkelompok eksperimen.
61
Gambar 4.1 Diagram Destribusi Frekuensi Nilai PosttestKelompok
Eksperimen Tahun Ajaran 2014/2015
Tabel destribusi frekuensi nilai posttest hasil belajar IPA kelompok
kontrol juga akan disajikan. Pertama menghitung banyaknya kelas (K), setelah itu
menentukan berapa jangkauannya (Range), dan panjang interval kelasnya (I)
dengan rumus seperti berikut ini:
Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 . 1,48
= 1 + 4,78
= 5,78 (dibulatkan menjadi 6 kelas)
Range (R) = (nilai maksimal – nilai minimal) + 1
= (95 – 60) + 1
= 35 +1
= 36
Interval (I) = Range
Banyaknya Kelas
= 36
6 = 6
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
60 – 65 66 – 71 72 – 77 78 – 83 84 - 90 91 - 96
9,375%
15,625%
18,75%
15,625%
31,25%
9,375%
Fre
kue
nsi
Interval Nilai Posttest Kelompok Eksperimen
62
Rumus tersebut dapat diketahui banyaknya kelas (K), jangkuannya
(Range), dan panjang interval kelasnya (I), kemudian disusun tabel destribusi
frekuensinya seperti yang terlihat pada Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4
Destribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas 5 SD Negeri Plumbon 02
Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2014/2015
No Interval Frekuensi Persentase (%)
1 91 – 96 3 10%
2 84 - 90 7 23,337%
3 78 – 83 7 23,33%
4 72 – 77 3 10%
5 66 – 71 5 16,67%
6 60 – 65 5 16,67%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui nilai posttestkelompok kontrol,
dari seluruh siswa kelas 5 SD Negeri Plumbon 02, siswa yang mendapat nilai 91
sampai dengan 96 terdiri dari 3 anak dengan persentase 10%. Siswa yang
mendapat nilai 84 sampai dengan 90 terdiri dari 7 anak dengan persentase
23,33%. Siswa yang mendapat nilai 78 sampai dengan 83 terdiri dari 7 anak
dengan persentasi 23,33%. Siswa yang mendapat nilai 72 sampai dengan 77
terdiri dari 3 anak dengan persentase 10%. Siswa yang mendapat nilai dari 66
sampai dengan 71 terdiri dari 5 dengan persentase 16,67%. Siswa dengan nilai 60
sampai dengan 65 terdiri dari5 anak dengan persentase 16,67%.
Gambaran data hasil belajar IPA kelompok eksperimen disajikan pada
Gambar 4.2 diagram destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA dari hasil
posttestkelompok kontrol.
63
Gambar 4.2 Diagram Destribusi Frekuensi Nilai PosttestKelompok Kontrol
Tahun ajaran 2014/2015
4.2.2 Analisis Data
4.2.2.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan setelah destribusi frekuensi berupa tabel dan
grafik disajikan. Data deskriptif statistik nilai posttest dari kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, yang akan disajikan nilai maksimal, nilai minimal, nilai
rata-rata dan standar deviasi nilai hasil belar IPA terlihat pada Tabel 4.5 berikut
ini:
Tabel 4.5
Analisis Deskriptif Nilai PosttestKelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol Tahun Ajaran 2014/2015
nilai
kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
ekperimen 32 79,84 9,629 1,702
kontrol 30 78,17 10,626 1,940
0
1
2
3
4
5
6
7
60 – 65 66 – 71 72 – 77 78 – 83 84 - 90 91 – 96
16,67% 16,67%
10%
23,33% 23,33%
10%
Fre
kue
nsi
Interval Nilai Posttest Kelompok Kontrol
64
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai posttestkelompok eksperimen
dengan jumlah data (N) sebanyak 32 mempunyai nilai minimum 60 dan nilai
maksimum 95. Sedangkan mean pada kelompok eksperimen yaitu 79,84 dan
standart deviation yaitu 9,629. Sedangkan hasil belajar IPA kelompok kontrol
dengan jumlah data (N) sebanyak 30 mempunyai nilai minimum 60 dan nilai
maksimum 95. Kelompok kontrol mempunyai mean yaitu 78,17 dan standart
deviation yaitu 10,626.
4.2.2.2 Uji t
Uji prasyarat dilakukan sebelum dilakukan analisis uji t. Uji prasyarat
meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas data dilakukan pada
data posttest untuk mengetahui data posttest berdestribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dilakukan setelah pemberian tes, baik dalam kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol. Uji normalitas data posttest juga menggunakan
teknikOne Sample Kolmogrov-Smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdestribusi
normal jika signifikan >0,05.
Tabel 4.6
Uji Normalitas Posttest
nilai
kelompok Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
ekperimen ,135 32 ,143
kontrol ,135 30 ,170
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa data pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol berdestribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai
signifikan hasil perhitungan kelompok eksperimen yang menunjukkan angka
signifikan sebesar 0,143 (0,143> 0,05) dan nilai signifikan hasil perhitungan
kelompok kontrol menunjukkan angka sebesar 0,170 (0,170> 0,05). Data hasil di
atas maka dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol berdestribusi normal.
Berdasarkan analisis uji normalitas pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dapat disajikan dalam kurva berikut:
65
Gambar 4.3 Kurva Uji Normalitas Nilai PosttestKelompok eksperimen
Gambar 4.4 Kurva Uji Normalitas Nilai PosttestKelompok kontrol
66
Uji normalitas telah dilakukan maka dilakukan uji homogenitas. Uji
homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelas memiliki tingkat varians
data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji homogenitasnya adalah data nilai
posttestkelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis homogenitas data
ini juga menggunakan program SPSS Statistic 20 yaitu One Way Anova. Jika hasil
uji homogenitas menunjukkan bahwa tingkat signifikan > 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel tersebut homogen.
Tabel 4.7
Hasil Uji Homogenitas Posttest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,293 1 60 ,590
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa signifikan uji homogenitas sebesar 0,508.
Kriteria bahwa kelas dinyatakan homogen apabila signifikannya > 0,05.
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diperoleh hasil bahwa 0,590> 0,05 jadi dapat
disimpulkan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dinyatakan
homogen.
Pengujian selanjutnya menggunakan uji t juga dilakukan terhadap hasil
posttest peserta didik setelah deberikan perlakuan atau tindakan. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik
antara kelompok eksperimen yang menggunakan model Examples Non Examples
dengan kelompok kontrol yang menggunakan model Picture and Picture. Data
dianalisis menggunakan teknik uji t dengan program SPSS Statistic 20. Tabel 4.8
merupakan uji t hasil belajar peserta didik setelah melakukan tindakan antara
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
67
Tabel 4.8
Uji tPosttest
t-test for Equality of Means
t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
nilai
Equal
variances
assumed
,652 60 ,517 1,677 2,573 -3,469 6,823
Equal
variances not
assumed
,650 58,439 ,518 1,677 2,581 -3,488 6,842
Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 4.8t hitung sebesar 0,652. Jika dk = 60,
maka α = 2,000 (lihat pada t tabel).Jadi,-2,000 < 0,652 < 2,000, artinya
H0diterima dan Ha ditolak. Sig. (2-tailed) dengan probabilitas signifikan (> 0,05)
yaitu 0,517dan perbedaan berkisar antara -3,469sampai6,823 (lower-upper).
Sehingga H0diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan efektifitas
yang signifikan antaramodel pembelajaranExamples Non Examplesdan model
pembelajaranPicture and Picture ditinjaudarihasilbelajarIPAkelas 5 SD semester
2 tahunajaran 2014/2015.
4.3 Pembahasan Penelitian
Ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran IPA. Model-model pembelajarantersebutdiantaranyaadalahSTAD
(Students Teams-Achievement Divisions), Jigsaw (Model Tim Ahli),Cooperative
Script, Think Pair and Share (PikirBarengdanBerbagi), Numbered Heads
Together (KepalaBernomor), Snowball Throwing (Gelundungan Bola Salju),
Example Non Example, Problem Based Intruction/PBI
(PembelajaranBerbasisMasalah), Articulation (Model Artikulasi), Debate (Debat),
Role Playing (BermainPeran), Group Investigation (GrupPeneliti), Student
Fasilitator and Expailing/SFE (FasilitasiOlehSiswa), Cooperative Integrated
68
Reading angComposition (CIRC), Picture and Picture, danMake a Match
(CariPasangan) (Hosnan, 2014: 246-259). Sementara pembelajaran IPA yang
dilakukan di SD Negeri Plumbon 01 dan SD Negeri Plumbon 02 masih banyak
dilakukan secara konvesional, guru hanya menggunakan metode ceramah saja,
atau hanya terpacu pada buku paket saja. Melihat begitu banyaknya model
pembelajaran dan pembelajaran IPA yang dilakukan masih dilakukan secara
konvensional, hal itu seperti bertolak belakang. Sehingga peneliti tertarik untuk
membandingkan efektifitas dua model pembelajaran ditinjau dari hasil belajar
IPA. Dari berbagai model-model pembelajarantersebut, peneliti tertarik untuk
meneliti efektifitas model Examples Non Examples dan model Picture and
Picture.
Penelitian ini diawali dengan memberi pretest pada siswa kelas 5 SD Negeri
Plumbon 01 dan SD Negeri Plumbon 02 Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang
dengan materi pembelajran gaya. Setelah dilakukan pembelajaran pada kedua
kelas tersebut, kemudian kedua kelas diberikan tes (posttest), yang nantinya data
hasil posttest tersebut digunakan untuk kepentingan analisa serta pengujian
hipotesis.
Berdasarkan hasil analisis hasil pretest pada peserta didik kelas 5 SD
Negeri Plumbon 01 dan SD Negeri Plumbon 02 menunjukkan bahwa kedua kelas
tersebut homogen. Artinya data berdestribusi normal dan memiliki varians yang
tidak berbeda secara signifikan dan kedua kelas sebelum diberi perlakuan
mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimenyaitu SD
Negeri Plumbon 01 dapat diberi treatment yaitu menggunakan model
pembelajaran Examples Non Examples sedangkan kelompok kontrolyaitu SD
Negeri Plumbon 02 menggunakan model pembelajaran Picture and Picture.
Selain diberi treatment pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi
posttest atau tes akhir.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan didapatkan bahwa kegiatan
belajar mengajar pada kelompok eksperimen berlangsung dengan baik. Baik dari
persiapan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir sesuai dengan prosedur dalam model
pembelajaran Examples Non Examples.
69
Hasil penelitian dan pengolahan data menunjukkan bahwa hasil belajar
peserta didik pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok
kontrol. Hal ini dibuktikan pada rata-rata hasil belajar untuk posttest pada
kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol yaitu
79,84 pada kelompok eksperimen dan 78,17 pada kelompok kontrol. Selisih dari
rata-rata posttestkelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 1,67. Dari
hasil posttest tersebut dibandingkan pretest pada kelompok eksperimen
mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata pretest pada kelompok
eksperimen75,47 sedangkan nilai rata-rata posttestkelompok eksperimen79,84.
Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan sebanyak 4,37 pada
kelompok eksperimen. Sedangkan pada kelompok kontrol mengalami kenaikan
yaitu nilai pada pretestkelompok kontrol73,83 sedangkan nilai rata-rata
posttestkelompok kontrol78,17. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan
yaitu 4,34 pada kelompok kontrol.Uraian di atas menunjukkan tidak ada
perbedaan yang signifikan antara rata-rata kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Secara singkat deskripsi komparasi hasil pengukuran tersebut dapat
dilihat pada tabel dan grafik berikut
Tabel 4.9
Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Tahappengukuran Rata-rata nilai (mean) kelompok Keteranganselisihnilai
Eksperimen Kontrol
Awal(pretest)
Akhir (posttest)
Gain score
75,47
79,84
4,37
73,83
78,17
4,34
1,07
1,67
70
Gambar 4.5 Grafik Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasakan pada hasil analisis uji t hasil belajar pada Tabel 4.8 t hitung
sebesar 0,652 . Jika dk = 60, maka α = 2,000 (lihat pada t tabel) jadi,.-2,000 <
0,652 < 2,000, artinya H0diterima dan Ha ditolak. Sig. (2-tailed) dengan
probabilitas signifikan (> 0,05) yaitu 0,517 dan perbedaan berkisar antara -3,469
sampai 6,823 (lower-upper). Sehingga H0diterima dan Ha ditolak, artinya bahwa
perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimendan kontrol ternyata tidak
terdapat perbedaan efektifitas yang signifikan antara model pembelajaran
Examples Non Examples dan model pembelajaran Picture and Picture ditinjau
dari hasil belajar IPA kelas 5 Sekolah Dasar semester 2 tahun ajaran 2014/2015.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyaningrum
(2013), dan Paradana Herawati (2013). Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Widihastuti (2014).Penelitian tersebut menyatakan
bahwa H0diterima dan Ha ditolak. yang berarti model pembelajaran Examples
Non Examples maupun model pembelajaran Picture and Picture tidak memiliki
perbedaan efektifitas yang signifikan ditinjau dari hasil belajar IPA.
Hasil uji t yang menyatakan bahwa H0 diterima atau tidak ada perbedaan
yang signifikan antara efektifitas model pembelajaran Examples Non Examples
dan model pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar IPA, dapat
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
Awal (pretest) Akhir (posttest)
Eksperimen
Kontrol
71
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama dapat ditinjau dari pelaksanaan
penelitian yang dilakukan, peneliti mendapatkan beberapa persamaan kendala
yang dialami masing-masing guru dalam menerapkan masing-masing model.
Kendala yang sama yaitu pada saat guru mengarahkan siswa untuk memberikan
alasan. Dalam model pembelajaran Examples Non Examples, guru mengalami
kendala untuk mengarahkan siswa dalam memberikan alasan mengapa siswa
memilih salah satu gambar daur air yang mereka anggap benar dari dua gambar
skema daur air yang ditampilkan oleh guru. Sementara itu pada model Picture and
Picture, guru mengalami kendala untuk mengarahkan siswa dalam memberikan
alasan mengapa siswa mengurutkan gambar-gambar yang diberikan oleh guru
menjadi urutan daur air yang mereka anggap benar.
Dilihat dari lembar observasi yang telah diisi oleh peneliti yang dalam
pelaksanaan pembelajaran bertindak sebagai observer, ada satu langkah dari
masing-masing model dan satu langkah pada kegiatan lainnya yang tidak
dilaksanakan guru sesuai dengan RPP.Hal itu menyebabkan masing-masing guru
hanya melaksanakan 92% kegiatan sesuai dengan RPP. Persentase tersebut
diperoleh dari jumlah kegiatan yang telah dilaksanakan guru : jumlah keseluruhan
kegiatan yang harus dilakukan guru x 100%. Dalam hal ini guru kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol ada 23 kegiatan yang dilaksanakan guru dan 25
kesesluruhan kegiatan yang harus dilakukan oleh guru. Jadi,
kegiatan yang guru laksanakan=banyak kegiatan yang telah dilakukan guru
banyak kegiatan yang ha rus dilakukan x 100%
=23
25 x 100%
= 92%
Satu langkah yang terdapat dalam model pembelajaran Examples Non
Examples yang tidak dilaksanakan guru sesuai dengan RPP yaitu memberikan
kesempatan pada setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusinya. Hal
tersebut disebabkan oleh guru yang kurang dapat mengelola waktu pembelajaran
secara efisien. Sedangkan satu langkah yang terdapat dalam model pembelajaran
Picture and Pictureyang tidak dilaksanakan guru sesuai dengan RPP yaitu
menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-
72
gambar yang ada. Langkah tersebut seharusnya dilakukan guru dengan inovasi,
misalnya dengan teknik talking stick. Hal tersebut menyebabkan guru tidak
meyakinkan seluruh siswa untuk berperan aktif.
Secara teoritis ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil penelitian
menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan efektifitas yang signifikan antara
model pembelajaran Examples Non Examples dan Picture and Picture ditinjau
dari hasil belajar IPA siswa kelas 5 Sekolah Dasar semester 2 tahun ajaran
2014/2015. Faktor yang pertama adalah model pembelajaran Examples Non
Examples dan Picture and Picture termasuk dalam model pembelajaran
kooperatif (Suprijono, 2012: 125). Faktor kedua yaitu dilihat dari media yang
digunakan antara model pembeljaran Examples Non Examples dan Picture and
Picture sama-sama menggunakan media gambar dalam penyampaian materi.
Ditinjau dari kelemahan maupun kelebihan dari masing-masing model
pembelajaran, dari pendapat para ahli yang tertulis dalam bab II model
pembelajaran Examples Non Examples memiliki lima kelebihan dan dua
kelemahan. Kelebihan dari mode pembelajaran Examples Non Examples adalah:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya melalui
diskusi dan pemamparan hasil diskusi di depan kelas.
4. Siswaterlibatdalamsatu proses discovery (penemuan).
5. Siswa terlibat aktif, dapat bekerja sama, dan berinteraksi dengan siswa
lain melali diskusi.
Kelemahan yang dimiliki oleh model pembelajaran Example Non Examplesadalah
tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar, dan penggunaan model
Examples Non Examples memerlukan waktu yang banyak.
Sementara itu, model pemebelajaran Picture and Picture memiliki
delapan kelebihan dan delapan kelemahan. Kelebihan model pembelajaran
Examples Non Examples adalah sebagai berikut:
1. Materi yang diajarkan lebih terarah.
73
2. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar.
3. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa.
4. Pembelajaran lebih berkesan.
5. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
6. Melatih berpikir logis dan sistematis.
7. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang baik.
8. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
Kelemahan dari model pembelajaran Examples Non Examples adalah
1. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta sesuai
dengan materi pelajaran.
2. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompetensi siswa yang dimiliki.
3. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar
sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.
4. Memakan banyak waktu.
5. Banyak siswa yang pasif.
6. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas.
7. Banyak siswa tidak senang apabila diminta bekerja sama dengan yang lain.
8. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
Uraian Kelebihan dan kelemahan dari kedua modelpembelajaran
menunjukkan bahwa kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran Examples
Non Examples lebih sedikit daripada model pembelajaran Picture and Picture.
Namun, kelemahan yang dimiliki oleh model pembelajaran Picture and Picture
lebih banyak daripada model pembelajaran Examples Non Examples. Hal tersebut
menjadi alasan model Examples Non Examples dan Picture and Picture tidak
memiliki perbedaan efektifitas yang signifikan ditinjau dari hasil belajar IPA.
Selain karena kedua model pembelajaran termasuk dalammodel
pembelajaran koopertaif, dilihat pula dari media yang digunakan, dan kelebihan
maupun kelemahan masing-masing model, dapat dilihat juga dari sintak atau
langkah-langkah dari masing-masing model yang hampir sama. Tabel 4.9 berikut
ini akan memperlihatkan langkah-langkah dari masing-masing model sehingga
74
dapat dilihat persamaan yang dimiliki oleh kedua model yang menjadikan kedua
model tersebut tidak memilki perbedaan efektifitas yang signifikan ditinjau dari
hasil belajar IPA.
Tabel 4.10
Sintak Model Pembelajaran Examples Non Examples dan Pictur and Picture
No Examples Non Examples Picture and Picture
1. Guru mempersiapkan gambar-
gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang
ingin dicapai.
2. Guru menempelkan gambar di
papan atau ditayangkan melalui
OHP/LCD.
Memberikan materi pengantar
sebelum kegiatan.
3. Guru memberi petunjuk dan
memberi kesempatan pada siswa
untuk memperhatikan/menganalisis
gambar
Guru menyediakan gambar-gambar
yang akan digunakan (berkaitan
dengan materi).
4. Melalui diskusi kelompok 2-3
orang siswa, hasil diskusi dari
analisis gambar tersebut dicatat
pada kertas.
Guru menunjuk siswa secara bergilir
untuk mengurutkan atau
memasangkan gambar-gambar yang
ada.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan
membacakan hasil diskusinya.
Gambar-gambar yang sudah ada
diminta oleh siswa untuk diurutkan,
dibuat, atau di modifikasi.
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi
siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai.
Dari alasan tersebut guru akan
mengembangkan materi dan
menanamkan konsep materi yang
sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai.
7. Kesimpulan/rangkuman. Guru menyampaikan kesimpulan.
Model pembelajaran Examples Non Examples dan Picture and Picture
memiliki 7 langkah yang harus dilaksanakan guru dalam pembelajaran. Model
pembelajaran Examples Non Examples maupun Picture and Picture sama-sama
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan pendapat atau
pemikirannya mengenai gambar yang sedang dibahas. Langkah keenam dan
ketujuh antara Examples Non Examples dan Picture and Picture memiliki
persamaan yaitu mengkaitkan hasil pemikiran siswa mengenai gambar yang telah
dibahas dengan kompetensi yang ingin dicapai dan kemudian membuat
kesimpulan.
75
Ditinjau dari pelaksanaan penelitian yang dilakukan, peneliti mendapatkan
beberapa persamaan kendala yang dialami masing-masing guru dalam
menerapkan masing-masing model. Kendala yang sama yaitu pada saat guru
mengarahkan siswa untuk memberikan alasan. Dalam model pembelajaran
Examples Non Examples, guru mengalami kendala untuk mengarahkan siswa
dalam memberikan alasan mengapa siswa memilih salah satu gambar daur air
yang mereka anggap benar dari dua gambar skema daur air yang ditampilkan oleh
guru. Sementara itu pada model Picture and Picture, guru mengalami kendala
untuk mengarahkan siswa dalam memberikan alasan mengapa siswa mengurutkan
gambar-gambar yang diberikan oleh guru menjadi urutan daur air yang mereka
anggap benar.