bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...

27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 05 berlokasi di Jalan Diponegoro Salatiga, Jawa Tengah. Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas V dengan jumlah 39 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki, dan 27 siswa perempuan. Hasil PTK menyajikan data-data pelaksanaan tahapan pada tiap-tiap siklus yang dimulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II, yang diuraikan sebagai berikut : 4.2 Deskripsi Pra Siklus Tahapan pra siklus merupakan sebuah kondisi awal, yaitu sebelum diberikannya metode pembelajaran yang akan digunakan sebagai PTK pada mata pelajaran IPA kelas V, hasil belajar siswa pada pra siklus terdapat 21 siswa (52%) tidak tuntas dan jumlah siswa yang mendapat nilai tuntas sebanyak 18 siswa (48%). Didapatkan nilai pra siklus dari daftar nilai siswa yang dijabarkan dalam tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 4.1 di bawah ini : Tabel 4.1 Nilai Ketuntasan Belajar IPA pada Pra Siklus SIswa Kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 05 KKM = 65 Frekuensi (siswa) Presentase (%) Keterangan < 65 21 52 Tidak Tuntas ≥ 65 18 48 Tuntas Jumlah 39 100 Rata-rata 64 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terandah 20

Upload: lamngoc

Post on 08-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran dan Subjek Penelitian

Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 05 berlokasi di Jalan Diponegoro

Salatiga, Jawa Tengah. Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah

siswa kelas V dengan jumlah 39 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki, dan 27

siswa perempuan. Hasil PTK menyajikan data-data pelaksanaan tahapan pada

tiap-tiap siklus yang dimulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II, yang diuraikan

sebagai berikut :

4.2 Deskripsi Pra Siklus

Tahapan pra siklus merupakan sebuah kondisi awal, yaitu sebelum

diberikannya metode pembelajaran yang akan digunakan sebagai PTK pada mata

pelajaran IPA kelas V, hasil belajar siswa pada pra siklus terdapat 21 siswa (52%)

tidak tuntas dan jumlah siswa yang mendapat nilai tuntas sebanyak 18 siswa

(48%). Didapatkan nilai pra siklus dari daftar nilai siswa yang dijabarkan dalam

tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 4.1 di bawah ini :

Tabel 4.1

Nilai Ketuntasan Belajar IPA pada Pra Siklus SIswa Kelas V

SD Negeri Sidorejo Lor 05

KKM = 65 Frekuensi

(siswa)

Presentase (%) Keterangan

< 65 21 52 Tidak Tuntas

≥ 65 18 48 Tuntas

Jumlah 39 100

Rata-rata 64

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terandah 20

Tabel di atas menunjukkan rendahnya tingkat ketuntasan hasil belajar siswa

sebelum dilakukan penelitian/prasiklus dalam mata pelajaran IPA pada materi

Organ pernapasan pada hewan dan manusia dengan KKM 65, dimana' jumlah

siswa 39 ketuntasan hanya 48% atau 18 siswa, dan siswa yang tidak tuntas

mencapai 52% atau 21 siswa. Dari tabel di atas, hasil belajar sebagai kondisi

awal siswa dapat disajikan dalam bentuk diagram berikut ini:

Gambar 4.1

Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus

SIswa Kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 05

Di dalam proses pembelajaran, metode yang digunakan adalah motode

ceramah. Adapun kondisi siswa pada saat proses pembelajaran masih kurang

memiliki ketertarikan, siswa masih senang becanda dengan teman sebangku,

siswa masih suka berlari-larian keliling kelas saat proses pembelajaran, dan

siswa masih keluar masuk dari ruang kelas. Pembelajaran yang berlangsung

cenderung pasif banyak siswa yang hanya diam. Hal ini menunjukkan bahwa

siswa kurang tertarik dengan metode yang digunakan, Beberapa siswa

mengatakan pembelajaran IPA dirasa membosankan, sehingga mengakibatkan

hasil belajar IPA siswa menjadi rendah.

48%

52%

Pra Siklus

Nilai tuntas

Nilai Tidak tuntas

Untuk lebih jelasnya rincian daftar nilai hasil belajar siswa akan disajikan

dalam bentuk tabel ditribusi.Penyajian data hasil belajar siswa dengan

menggunakan tabel distribusi rentang nilai IPA kelas V SDN Sidorejo Lor 05

pada pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2

Rentang Hasil Belajar IPA Kelas IV Pra Siklus

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA kelas V pada tahap

pra siklus rata-rata siswa memeproleh nilai pada interval 64-53 yang

mencapai 11 siswa. Berikut ini disajikan diagram batang persentase rentang

hasil belajar siswa kelas V pada pra siklus, yang dapat dilihat pada gambar

di bawah ini.

Gambar 4.2

Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Siklus

0

5

10

15

100-89 88-77 76-65 64-53 52-41 40-29 28-17

10,3%

23,1%

12,8%

28,2% 20,5%

2,7% 2,7%

Pra Siklus

No. Rentang Frekuensi Persentase

1. 100-89 4 10,3%

2. 88-77 9 23,1%

3. 76-65 5 12,8%

4. 64-53 11 28,2%

5. 52-41 8 20,5%

6. 40-29 1 2,7%

7. 28-17 1 2,7%

Gambar 4.2 diagram batang hasil belajar IPA pra siklus, dapat

dijadikan dasar dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Berdasarkan

observasi terdapat proses pembelajaran IPA diperoleh beberpa faktor yang

menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.

Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan dalam pembelajaran IPA

guru hanya sebatas menerangkan materi yang ada dalam buku paket siswa

dan contoh-contoh lain yang belum terdapat dalam buku paket siswa,

kemudian meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan yang ada sebagai

evaluasi pembelajaran. Selain itu, guru kurang memberikan perhatian seperti

keliling kelas maupun memberikan teguran kepada siswa. Sehingga banyak

siswa yang sibuk dengan kegiatanya sendiri seperti: berbicara dengan teman

sebelah, memukul meja, menghadap ke belakang, dan keluar masuk kelas.

Atau dapat dikatakan pelaksanaan pembelajaran yang terjadi dapat dikatakan

belum memperhatikan karakteristik mata pelajaran IPA dan karakteristik

siswa. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran seperti yang sudah

dijelaskan di atas dapat dikatakan bahwa sikap siswa dalam proses

pembelajaran masih kurang.

Pendekatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi atau menciptakan

kondisi yang dapat membuat siswa aktif belajar melalui proses penemuan

dan memerikan contoh-contoh secara langsung atau konkret, dan dapat

mengembangkan kemampuan psikomotornya, serta memberikan keleluasaan

kepada siswa untuk berpikir dan aktif untuk memperoleh suatu pengetahuan,

sehingga belajar tidak lagi hanya sekedar menghafal dan mengingat

melainkan suatu proses penemuan perlu dilakukan.

Solusi untuk mengatasi ketidaktuntasan hasil belajar IPA siswa kelas

V SDN Sidorejo Lor 05 adalah dengan menerapakan metode Problem Based

Learning yang dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus 1 dan siklus 2.

4.3 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan Siklus I, guru menyampaiakan tujuan pembelajaran

menggunakan model Problem Based Learning pada materi Pernapasan pada

hewan. Pelaksanaan siklus I meliputi dua kali pertemuan, Siklus I dilaksanakan

pada hari Jumat 22 September 2017 sedangkan siklus II dilaksanakan pada hari

Kamis 26 September 2017. Adapun tahapan pada siklus I dan II sebagai berikut:

1) Tahap Perencanaan Siklus I

Pada tahap perencanaan ini dilakukan persiapan-persiapan sebelum

melakukan penelitian, yaitu berkunjung ke SD Negeri Sidorejo Lor 05

menyerahkan surat perijinan. Selanjutnya menemui guru kelas 5 untuk

melakukan konsultasi mengenai materi pembelajaran yang akan digunakan

untuk penelitian, serta waktu pelaksanaan penelitian, selanjutnya bersama

dengan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang

langkahnya disesuaikan dengan model Problem Based Learning. Dari

tahap persiapan ini didapat kesepakatan dengan guru kelas yaitu siklus I

dilakukan dua kali pertemuan, pada pertemuan pertama dilakukan

membahas materi Pernapasan pada Hewan dengan menggunakan model

Problem Based Learning dan pada akhir pembelajaran ke dua dilakukan

evaluasi.

2) Siklus I

1) Tahap Pelaksanaan

a) Pertemuan ke I

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari Jumat 22 September

2017 dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit.

Dalam pelaksanaan pertemuan pertama ini, guru melakukan langkah-

langkah pembelajaran yang meliputi kegiatn awal, kegiatan inti, dan

kegiatan akhir, sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang

telah disusun bersama sebelumnya. Pada kegiatan awal, guru

mengondisikan kelas dengan melakukan presensi dan doa bersama

sebelum melakukan pembelajaran, kemudian bersama-sama siswa dan

guru menyanyikan lagu Indonesia Raya untuk pentingnya menanamkan

semangat kebangsaan, dan dilanjutkan dengan penjelasan guru tentang

tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, yaitu organ pernapasan pada

hewan dan manusia.

Pada kegiatan inti, guru terlebih dahulu menjelaskan topik dan

kegiatan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Langkah

pertama yaitu merumuskan pertanyaan atau masalah guru memberikan

pertanyaan atau masalah sesuai dengan materi pembelajaran, seperti

pernahkah kalian melihat ikan membuka dan menutup mulutnya di dalam

air? menurut kalian apa yang sedang ikan lakukan saat itu? apakah cara

bernapas ikan sama dengan hewan lain? misalkan sapi, burung, kerbau?.

Selanjutnya dari beberapa pertanyaan tersebut guru menetapkan satu

pertanyaan atau masalah yang akan dipecahkan yaitu bagaimana struktur

organ pernapasan pada hewan dan fungsinya?

Langkah merumuskan hipotesis awal siswa menyampaikan

jawaban-jawaban untuk hipotesis awal tentang permasalahan yang telah

disajikan berdasarkan pengetahuan awal masing-masing siswa. Guru

menuliskan jawaban-jawaban/ hipotesis awal siswa dipapan tulis. Untuk

membuktikan hipotesis siswa tersebut benar atau salah, guru membimbing

setiap siswa melakukan pengematan.

Langkah mengamati yaitu guru menyuruh siswa untuk mengamati

sebuah video yang ditampilkan yaitu video tentang organ pernapasan pada

hewan. Siswa mengamati jenis dan organ pernapasan yang ada pada video

yang ditampilkan. Setelah itu guru menyuruh siswa untuk memperagakan

gerakan bernapas dan apa saja yang terjadi saat proses bernapas dilakukan.

Siswa saat melakukan gerakan bernapas diminta untuk mendekatkan

telapak tangan tepat di depat hidung atau mulut, lalu siswa diminta untuk

merasakan apa yang dirasakan pada telapak tangan. saat proses pernapasan

diklakukan Selanjutnya, siswa diminta untuk menanyakan hal yang belum

dipahami pada video yang ditampilkan.

Kegiatan berikutnya adalah guru membagi siswa dalam beberapa

kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa, lalu guru

membagikan gambar satu hewan yang berbeda pada setiap kelompok dan

satu lembar kerja, dengan panduan buku paket, siswa diminta untuk

menjawab pertanyaan pada lembar kerja berdasarkan hewan yang ada pada

gambar, ada hewan katak, burung, ikan sapi. Tetapi pada saat pembagian

kelompok ada 6 siswa berlari-larian keliling kelas, dan ada dua siswa yang

tidak mau mengikuti pembagian kelompok. Pada saat melakukan kerja

kelompok ada 7 siswa laki-laki saat kegiatan kelompok hanya diam, ada

yang mengajak temannya becanda. ada 10 siswa yang belum begitu

mengerti tentang materi yang disampaikan oleh guru, jadi pada saat

menyelesaikan tugas yang diberikan guru, siswa hanya mengandalkan

pekerjaan teman kelompoknya. dikarenakan guru pada saat kegiatan

kelompok hanya mengawasi, tidak mengarahkan siswa yang sedang

melakukan kegiatan kelompok. terlihan guru masih canggung

menggunakan model yang digunakan, sehingga guru harus membiasakan

diri dengan menggunakan model PBL yang sedang diterapkan.

Setelah menemukan nama organ pernapasan pada hewan yang

dimilikinya, guru meminta siswa untuk mencocokkan dengan hipotesis

awal yang telah ditentukan, apakah sudah sesuai dengan yang ada pada

hipotesis awal atau tidak. Kegiatan selanjutnya, salah satu siswa

perwakilan masing-masing kelompok secara bergantian membacakan hasil

mengamatannya pada teman lain di depan kelas, lalu guru mengkonfirmasi

jawaban siswa apabila masih terdapat jawaban yang kurang tepat.

b) Pertemuan ke II

Pada pertemuan ke II ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut

pertemuan ke I dengan melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang

meliputi kegiatan awal, kegiatan ini, dan kegiatan penutup sesuai dengan

RPP yang telah disusun. Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak

lanjut kepada siswa dengan memberikan soal evaluasi untuk menguji

kemampuan siswa

2) Tahap Observasi

Hasil tindakan pembelajaran siklus I berupa lembar hasil observasi

pada kegiatan pembelajaran yang telah diterangkann oleh guru dan siswa

untuk mengukur keberhasilan penerapan pembelajaran model Problem

Based Learning (PBL), dengan menggunakan lembar observasi. Penilaian

observasi dilakukan oleh observer pada pertemuan I dan II. Adapun

pengamatan yang dilakukan sebagai berikut :

a. Hasil Tindakan Siklus I

Hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari pemberian soal evalusi

secara tertulis di akhir siklus I. Terlihat bahwa daftar nilai hasil belajar

siswa kelas V pada mata pelajaran IPA siklus I menunjukan masih ada

beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM atau kurang dari

65. Dari 39 siswa terdapat 11 siswa yang memperoleh nilai < 65 dan 28

siswa memperoleh nilai 65. Hasil belajar IPA siswa kelas V mata

pelajaran IPA siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3

Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada SIklus I Siswa Kelas V

SD Negeri Sideorejo Lor 05

KKM = 65 Frekuensi

(siswa)

Presentase (%) Keterangan

< 65 11 28 Tidak Tuntas

≥ 65 28 72 Tuntas

Jumlah 39 100

Rata-rata 80

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terandah 48

Dari tabel di atas, hasil belajar siswa pada siklus I dapat disajikan

dalam bentuk diagram berikut ini :

Gambar 4.3

Diagram Presentasi Ketuntasan NIlai Belajar IPA Siklus I

Siswa Kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 05

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa pelaksanaan siklus I

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Jumlah siswa

yang dinyatakan tuntas sebanyak 28 (72%) siswa, sedangkan jumlah

siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 (28%) siswa. Artinya sebanyak 10

(24%) siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Dengan demikian

penerapaan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

Rentang nilai hasil belajar siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 05

Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada siklus I dalam daftar atau tabel

sebagai berikut.

72%

28%

Siklus I

Nilai tuntas

Nilai Tidak tuntas

Tabel 4.4

Rentang Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Siklus I

dengan KKM 65

Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase Ketuntasan

100 - 90 6 15,4 % Tuntas

89 - 80 14 35,9 % Tuntas

79 - 70 4 10,25% Tuntas

69 - 60 10 (4=65)

(6=60)

10,25%

15,4 %

Tuntas

Tidak Tuntas

59 - 50 3 7,7 % Tidak Tuntas

49 - 40 2 5,12 % Tidak Tuntas

< 40 0 % -

Tuntas 28 72%

Tidak Tuntas 11 28 %

Nilai Rata-Rata Kelas 80

Tabel 4.4 menunjukan bahwa hasil belajar siklus I kelas V SDN

Sidorejo Lor 05, sebanyak 6 siswa memperoleh nilai dalam rentang 100

- 90 dengan persentase 15,4 %, sebanyak 14 siswa memperoleh nilai

dalam rentang 89 – 90 dengan persentase 35,9 %, sebanyak 4 siswa

memperoleh nilai dalam rentang 79 – 70 dengan persentase 10,25 %,

sebanyak 4 siswa memperoleh nilai dalam rentang 69 – 60 (4

memperoleh nilai 65 dan 6 memperoleh nilai 60) dengan persentase

10,25 % dan 15,4%, sebanyak 3 siswa memperoleh nilai dalam rentang

59 – 50 dengan persentase 7,7% %, sebanyak 2 siswa memperoleh nilai

dalam rentang 49 – 40 dengan persentase 5,12 % dan tidak ada siswa

yang memperoleh nilai di bawah 40.

Persentase keberhasilan atau ketuntasan hasil belajar sudah

mencapai 72 %, meskipun sudah terjadi kenaikan tingkat ketuntasan

namun, hasil tersebut masih belum maksimal karena masih di bawah

target keberhasilan ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80 %.

Lebih jelasnya data nilai hasil belajar siswa pada tabel 4.4 dapat dibuat

diagram batang seperti tampak pada gambar 4.4 di bawah ini.

Gambar 4.4

Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus 1

b. Pengamatan Kegiatan Siswa

Pada pertemuan I siklus I, pembagian kelompok, ada 6 siswa

berlari-larian keliling kelas, dan ada dua siswa yang tidak mau

mengikuti pembagian kelompok. Kemudian saat kerja kelompok sudah

terbentuk, masih ada 7 siswa yang hanya diam, kurang dapat mengikuti

kegiatan kelompok dengan baik. Siswa yang sudah masuk dalam

sebuah kelompok tidak menjamin dapat membuat semua anggota

klompok dapat aktif, kenyataannya masih ada siswa yang tidak

memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.

Pada saat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, masih

banyak siswa yang mengandalkan pekerjaan teman sekelompoknya

yang dianggap mampu dalam mengerjakan tugas. Mereka enggan

0

2

4

6

8

10

12

14

100 - 90 89 - 80 79 - 70 69 - 60 59 - 50 49 - 40 < 40

15,4%

35,9%

10,25%

25,7%

15,4% 7,7%

0 %

Jum

lah

Sis

wa

Interval Nilai

Siklus 1

mengerjakan tugas karena kurang memahami materi ajar, akan tetapi

setelah siswa mulai terbiasa dengan kegiatan kelompok, hal yang tidak

diinginkan dapat teratasi. Dari pertemuan I hingga pertemuan II pada

siklus I siswa mulai dapat ikut berperan aktif dalam pembelajaran,

namun pembelajaran IPA pada siklus I belum optimal dikarenakan

siswa belum terlalu terbiasa dengan belajar secara berkelompok.

c. Pengamatan Kegiatan Guru

Selain dilakukannya pengamatan terhadap kegiatan siswa, juga

dilakukan pengamatan pada kegiatan guru yang dituangkan dalam

lembar observasi guru. Pada siklus I pertemua I pembelajaran yang

dilakukan oleh guru masih belum optimal, guru masuk kurang

mengarahkan dan membimbing dalam kegiatan kelompok. Hal tersebut

dikarenakan guru belum terbiasa saat menerapkan pembelajaran PBL

karena biasanya guru saat mengajar menggunakan metode konvensional

dan pemberian tugas. Akan tetapi pada pertemuan ke II sudah lebih

baik daripada pertemuan pertama saat menerapkan model pembelajara

PBL. Melalui kegiatan evaluasi yang dilakukan pada akhir pertemuan,

maka penulis bersama dengan guru saling berdiskusi dalam membahas

kekurangan dalam pembelajaran dan langkah apa saja yang harus

dilakukan pada materi selanjutnya.

Dari data yang diperoleh melalui observasi yang dilakukan pada

siswa dan guru, maka dapat diketahui bahwa penerapan pembelajaran

PBL pada kelas V siklus I belum cukup baik, dan pada siklus

berikutnya kendala yang terjadi pada siklus pertama akan diperbaiki.

3) Refleksi Siklus I

Refleksi dilakukan setelah melakukan pembelajaran pada siklus I

pertemuan I dan II. Pada siklus I dibahas kekurangan dan kendala yang

ada dan berfungsi sebagai perencanaan pada siklus berikutnya melalui

diskusi dengan guru kelas. Kegiatan refleksi dilakukan dengan membahas

hasil analisis data observasi dan nilai yang diperoleh siswa melalui tes

evaluasi pada siklus I. Hasil refleksi tersebut dijadikan sebagai acuan

perbaikan dan perencanaan pada siklus II, sehingga indikator kerja hasil

belajar IPA yang ditentukan oleh peneliti dapat tercapai.

Berdasarkan hasil tindakan kelas, penerapan pembelajaran PBL

sudah baik sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat pada indikator

pencapaian pembelajaran. Hasil refleksi pada pengamatan keseluruhan

pada proses pembelajaran siklus I sebagai berikut :

1) Pada saat pembagian kelompok siswa lebih memilih bercanda

dengan temanya, ada yang berlari-larian, ada juga yang tidak mau

melakukan kegiatan kelompok

2) Suasana kelas belum kondusif dalam melakukan proses kegiatan

kelompok, siswa masih senang bermain dan mengganggu

temannya, siswa tidak memperthatikan materi yang disampaikan

guru, alhasil pada saat penyelesaian tugas, siswa mengandalkan

pekerjaan teman sekelompoknya.

3) Guru belum bisa mengarahkan dan membimbing dalam kegiatan

kelompok

4) Tindak Lanjut

Berdasarkan data observasi di atas disimpulkan bahwa penerapan

pembelajaran dengan model Problem Based Learning oleh guru sudah

berjalan dengan baik, namun untuk siswa terdapat beberapa

kekurangan,yaitu siswa masih memilih bercanda dengan teman sebangku,

siswa masih senang berlari-larian, dalam hal ini guru seharusnya

memberikan peringatan terhadap siswa yaitu dengan berhitung mundur,

kalau tidak bisa diam akan dihukum dengan membuat kelompok sendiri

dengan anggota siswa yang tidak bisa diam tersebut dan dengan soal yang

lebih sulit. Pada hasil belajar sudah ada peningkatan, namun hasil ini

belum mencapai indikator kerja yang ditetapkan yaitu sebesar 80%.

Kekurangan yang masih terjadi dalam pembelajaran siklus I akan

diperbaiki pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, kekurangan pada

siklus I yang akan diperbaiki yaitu pada manajemen kelas, guru harus

selalu mengontrol kondisi kelas sedemikian rupa misalkan dengan

memindah tempat duduk siswa yang sering membuat kegaduhan, agar

siswa dapat mengatasi kelemahan yang ada agar hasil dari proses belajar

mengajar meningkat.

4.4 Pelaksanaan Penelitian Siklus II

Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Pada siklus II

dilakukan dua kali pertemuan dengan kompetensi dasar Organ pernapasan

pada manusia. Alokasi waktu tiap pertemuan yaitu 2x45 menit

dilaksanakan pada tanggal 26 September 2017, dengan rincian sebagai

berikut :

a. Tahap Perencanaan Siklus II

Seperti yang dijelaskan pada poin refleksi di atas tentang

kekurangan pada siklus I, maka perencanaan pada siklus II dilakukan :

1. Pada pembagian kelompok, guru harus mengambil sikap tegas

terhadap siswa yang senang berbuat gaduh dengan cara menghitung

mundur.

2. Untuk ngatasi siswa yang masih senang bermain dan mengganggu

teman yang lain saat proses kerja kelompok.

3. Untuk mengatasi siswa yang masih mengandalkan temannya, guru

mengganti kelompok diskusi yang semula berdasarkan tempat

duduk menjadi keragaman nilai. Tiap kelompok terdiri dari siswa

yang dipilih secara acak menurut nilai akademiknya.

Pada siklus II, sebelum melakukan pembelajaran maka perlu

dipersiapkan hal-hal yang akan dipergunakan dalam pembelajaran

sama halnya dengan siklus I dan siklus II dilakukan melalui 2

pertemuan yang setiap pertemua dilakukan persiapan yakni meninjau

ulang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah dirancang

sebelumnya. Perencanaan perbaikan yang telah dibuat dikaji ulang,

sehingga pembelajaran pada siklus II ini meliputi kegiatan

mempersiapkan RPP, lembar observasi, dan LKS yang digunakan

untuk menunjang pembelajaran.

b. Siklus II

1) Tahap Pelaksanaan

a) Pertemuan ke I

Setelah perencanaan tersusun dengan baik, maka tindakan

selanjutnya adalah melaksanakan prosesdur sebagai berikut :

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 26 September 2017

dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit Dalam

pelaksanaan pertemuan pertama ini, guru melakukan langkah-langkah

pembelajaran yang meliputi kegiatn awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir, sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun

bersama sebelumnya. Pada kegiatan awal, guru mengondisikan kelas

dengan melakukan presensi dan doa bersama sebelum melakukan

pembelajaran, kemudian bersama-sama siswa dan guru menyanyikan lagu

Indonesia Raya untuk pentingnya menanamkan semangat kebangsaan, dan

dilanjutkan dengan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang

akan dilaksanakan, yaitu organ pernapasan pada hewan dan manusia.

Pada kegiatan inti guru terlebih dahulu menjelaskan topik dan

kegiatan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Selanjutnya guru melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran model PBL. Langkah pertama yaitu merumuskan

pertanyaan atau masalah guru memberikan pertanyaan atau masalah sesuai

dengan materi pembelajaran, seperti pentingkah manusia melakukan

proses pernapasan?, bagaimana cara manusia bernapas? Organ pernapasan

apa sajakah yang ada dalam tubuh manusia?

Langkah merumuskan hipotesis awal siswa menyampaikan

jawaban-jawaban untuk hipotesis awal tentang permasalahan yang telah

disajikan berdasarkan pengetahuan awal masing-masing siswa. Guru

menuliskan jawaban-jawaban/ hipotesis awal siswa dipapan tulis. Untuk

membuktikan hipotesis siswa tersebut benar atau salah, guru membimbing

setiap siswa melakukan pengematan.

Langkah mengamati yaitu guru menyuruh siswa untuk mengamati

sebuah video yang ditampilkan yaitu video tentang organ pernapasan pada

hewan. Siswa mengamati jenis dan organ pernapasan yang ada pada video

yang ditampilkan. Setelah itu guru menyuruh siswa untuk memperagakan

gerakan bernapas dan apa saja yang terjadi saat proses bernapas dilakukan.

Siswa saat melakukan gerakan bernapas diminta untuk mendekatkan

telapak tangan tepat di depat hidung atau mulut, lalu siswa diminta untuk

merasakan apa yang dirasakan pada telapak tangan. saat proses pernapasan

diklakukan Selanjutnya, siswa diminta untuk menanyakan hal yang belum

dipahami pada video yang ditampilkan.

Kegiatan berikutnya adalah guru membagi siswa dalam beberapa

kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa, lalu guru

membagikan gambar organ pernapasan manusia pada setiap kelompok dan

satu lembar kerja, dengan panduan buku paket, siswa diminta untuk

menjawab pertanyaan pada lembar kerja yang ada. Pada saat melakukan

kerja kelompok ada 5 siswa kurang dapat mengikuti kegiatan kelompok,

ada yang mengajak temannya berbicara, becanda dan memutar-mutarkan

buku, lalu guru memindahkan tempat duduk siswa yang membuat

kegaduhan tersebut ke kelompok lain dan diberikan tugas tersendiri agar

tidak kembali melakukan kegaduhan tersebut. Selain itu siswa tampak

bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar yang sedang

berlangsung, jadi siswa mengerti tentang materi yang disampaikan oleh

guru, jadi pada saat menyelesaikan tugas yang diberikan guru siswa

tampak antusias dalam mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru.

dikarenakan guru pada saat kegiatan kelompok selalu mengawasi dan

mengontrol kondisi kelas, mengarahkan siswa yang sedang melakukan

kegiatan kelompok. terlihan guru sudah terbiasa menggunakan model yang

digunakan. Setelah siswa selesai menjawab pertanyaan / masalah yang ada

pada lembar kerja, guru mengarahkan siswa dan mendampingi siswa untuk

menggambar struktur organ pernapasan manusia dengan menampilkan

contoh struktur organ pernapasan manusia pada LCD dan proyektor untuk

memudahkan siswa menggambar dan menentukan nama-nama organ

pernapasan yang ada pada gambar yang ditampilkan.

Setelah menemukan nama organ pernapasan pada manusia pada

lembar kerja, guru meminta siswa untuk mencocokkan dengan hipotesis

awal yang telah ditentukan, apakah sudah sesuai dengan yang ada pada

hipotesis awal atau belum. Kegiatan selanjutnya, salah satu siswa

perwakilan masing-masing kelompok secara bergantian membacakan hasil

mengamatannya pada teman lain di depan kelas, lalu guru mengkonfirmasi

jawaban siswa apabila masih terdapat jawaban yang kurang tepat.

b) Pertemuan ke II

Pada pertemuan ke II ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut

pertemuan ke I dengan melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang

meliputi kegiatan awal, kegiatan ini, dan kegiatan penutup sesuai dengan

RPP yang telah disusun. Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak

lanjut kepada siswa dengan memberikan soal evaluasi untuk menguji

kemampuan siswa

2) Tahap Observasi

Hasil tindakan pembelajaran siklus II berupa lembar hasil

observasi pada kegiatan pembelajaran yang telah diterangkann oleh guru

dan siswa untuk mengukur keberhasilan penerapan pembelajaran model

Problem Based Learning (PBL), dengan menggunakan lembar observasi.

Penilaian observasi dilakukan oleh observer pada pertemuan I dan II.

Adapun pengamatan yang dilakukan sebagai berikut :

a. Hasil Tindakan Siklus II

Hasil belajar siswa yang diperoleh dari pemberian soal evalusi

secara tertulis di akhir siklus II dijadikan sebagai hasil nilai kognitif.

Terlihat bahwa daftar nilai hasil belajar siswa kelas V pada mata

pelajaran IPA siklus II menunjukan masih ada beberapa siswa yang

memperoleh nilai di bawah KKM atau kurang dari 65. Dari 39 siswa

terdapat 5 siswa yang memperoleh nilai < 65 dan 34 siswa memperoleh

nilai 65. Hasil belajar IPA siswa kelas V mata pelajaran IPA siklus II

dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5

Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada SIklus II Siswa Kelas V

SD Negeri Sideorejo Lor 05

KKM = 65 Frekuensi

(siswa)

Presentase (%) Keterangan

< 65 5 13 Tidak Tuntas

≥ 65 34 87 Tuntas

Jumlah 39 100

Rata-rata 84

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terandah 49

Dari tabel di atas, hasil belajar pada siklus II siswa, dapat disajikan

dalam bentuk diagram berikut ini :

Gambar 4.5

Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Siklus II Siswa

Kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 05

87%

13%

Siklus II

Nilai tuntas

Nilai Tidak tuntas

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa pelaksanaan

pembelajaran pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa.

Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 34 (87%), sedangkan siswa yang

belum tuntas sebanyak 5 (13%) siswa. Dari siklus I ke siklus II terjadi

peningkatan sebanyak 7 siswa yang mengalami ketuntasan, dan

sebanyak 5 siswa (3 laki-laki dan 2 perempuan) dinyatakan tidak

tuntas belajar, karena memperoleh nilai dibawah KKM (<65). Pada

siklus II telah mengalami perubahan dibandingkan pada siklus I, yaitu

terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa. Pada siklus II nilai terendah

adalah 49 nilai tertinggi 100, dengan nilai rata-rata siswa mencapai

84. Saran yang diberikan untuk mengatasi beberapa siswa yang tidak

dapat mengikuti kegiatan dengan baik sampai siklus terakhir meskipun

sudah diberikan tindakan dengan memindahkan tempat duduk di

depan. Agar lebih jelas, berikut ini disajikan data rentang nilai hasil

belajar siswa siklus II .

Rentang nilai hasil belajar siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 05

Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada siklus II dalam daftar atau

tabel sebagai berikut.

Tabel 4.6

Rentang Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Siklus II

dengan KKM 65

Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase Ketuntasan

100 – 90 14 35,9 % Tuntas

89 – 80 17 43,6 % Tuntas

79 – 70 3 7,7 % Tidak Tuntas

69 – 60 2 5,1 % Tidak Tuntas

59 – 50 1 2,6 % Tidak Tuntas

49 – 40 2 5,1 % Tidak Tuntas

< 40 0 0 % -

Tuntas 34 87 %

Tidak Tuntas 5 13 %

Nilai Rata-Rata Kelas 84

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa hasil belajar siklus II

kelas V SDN Sidorejo Lor 05, sebanyak 14 siswa memperoleh nilai

dalam rentang 100 - 90 dengan persentase 35,9 %, sebanyak 17 siswa

memperoleh nilai dalam rentang 89 – 90 dengan persentase 43,6 %,

sebanyak 3 siswa memperoleh nilai dalam rentang 79 – 70 dengan

persentase 7,7 %, sebanyak 2 siswa memperoleh nilai dalam rentang

69 – 60 dengan persentase 5,1 %, sebanyak 1 siswa memperoleh nilai

dalam rentang 59 – 50 dengan persentase 2,6 %, sebanyak 2 siswa

memperoleh nilai dalam rentang 49 – 40 dengan persentase 5,1 % dan

tidak ada siswa yang memperoleh nilai di bawah 40.

Persentase keberhasilan atau ketuntasan hasil belajar sudah

mencapai 87%, meskipun masih terdapat 7 siswa yang tidak tuntas

dengan persentase 13%, namun hasil tersebut sudah mencapai tingkat

ketuntasan yang ditetapkan yaitu sebesar 80%. Dengan demikian,

penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena persentase ketuntasan

sudah mencapai 87%. Untuk lebih jelasnya data nilai hasil belajar

siswa pada tabel 4.6 dapat dibuat diagram seperti tampak pada

gambar 4.6 di bawah ini.

Gambar 4.6

Diagram Batang Hasil Belajar Siswa IPA Kelas IV Siklus II

0

5

10

15

20

100 -

90

89 - 80 79 - 70 69 - 60 59 - 50 49 - 40 < 40

35,9

43,6%

7,7% 5,1% 2,5% 5,1%

0%

Ju

mla

h s

isw

a

Interval Nilai

Siklus II

b. Pengamatan Kegiatan Siswa

Melalui observasi siklus II dapat diketahui siswa lebih siap, tertarik

dan berperan aktif, penuh semangat dalam kerjasama antar siswa dalam

proses pembelajaran, namun ada 5 siswa yang memang dalam

kesehariannya kurang perhatian dari orang tuanya, sehingga dalam

proses kegiatan kelompok mereka masih sibuk dengan kegaitannya

sendiri, yaitu dengan memutar-mutarkan buku, berbicara dengan

temannya, sehingga mereka disuruh membentuk kelompok sendiri dan

tugas tersendiri agar tidak membuat kegaduhan. Pada siklus II ini

terlihat mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dengan

bimbingan guru, siswa lebih percaya diri karena selalu dipantau dan

dibimbing oleh guru.

c. Pengamatan Kegiatan Guru

Seperti halnya observasi terhadap siswa, guru pun juga diamati

mengenai cara mengajar, diantaranya kesesuaian praktik mengajar

dengan model pembelajaran yang digunakan terhadap materi ajar.

Dalam pengamatan kegiatan guru ada beberapa aspek yang harus

diperhatikan yaitu mengenai penyampaian materi ajar dengan

menggunakan model PBL. Pada siklus II ini proses pembelajaran

dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, karena guru dapat

menguasai kelas dengan mempraktikan model pembelajaran PBL,

sehingga siswa dapat berperan aktif dan selalu mengontrol kondisi

kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

3) Refleksi Siklus II

setelah melakukan siklus III dari pertemuan I dan II, maka

selanjutnya diadakan refleksi dari proses pembelajaran yang dilaksanakan.

Hasil refleksi diambil dari hasil observasi dan soal evaluasi yang

dilaksanakan pada siklus II. Refleksi digunakan sebagai bahan perbaikan

dengan membandingkan hasil tindakan proses pembelajaran sesuai dengan

indikator kerja. Berdasarkan lembar observasi siswa pada siklus II ini,

siswa terlibat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan saling bekerja

sama saat mengerjakan kegiatan kelompok, walaupun masih ada 5 siswa

yang perlu perhatian khusus dari pihak sekolah karena mereka

membutuhkan perhatian lebih agar kebiasaan bercanda dan mencari

perhatian di kelas dapat teratasi. Hasil pada siklus II ini sudah maksimal

dan hasil belajar siswa meningkat dari siklus I, sehingga tidak diperlukan

tindakan selanjutnya

4.6 Perbandingan Presentase Ketuntasan Hasil Belajar

Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada tiap siklus disajikan

pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No Nilai

KKM=65

Kondisi Awal Siklus I Siklus II Ketera

ngan Jumlah

Siswa

Presentase

(%)

Jumlah

Siswa

Presentase

(%)

Jumlah

Siswa

Presentase

(%)

1 < 65 21 52 11 28 5 13 Tidak

tuntas

2 ≥ 65 18 48 28 72 34 87 tuntas

Jumlah 39 100 39 100 39 100

Rata-rata 64 80 84

Nilai Tertinggi 90 100 96

Nilai terendah 20 48 49

Pencapaian hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II

disajikan dalam diagram batang di bawah ini :

Gambar 4.4

Diagram Presentase Perbandingan NIlai Ketuntasan Hasil

Belajar IPA pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Dari diagram di atas terlihat nilai tuntas siswa mengalami peningkatan

pada tiap siklusnya. Peningatan nilai terutama pada siswa yang pada tahap pra

siklus berada di bawah KKM, bahkan ada siswa yang semula mendapatkan nilai

terendah dapat meningkat pesat mencapai nilai rata-rata pada siklus I. Hal ini

membuktikan bahwa model pembelajaran PBL mampu meningkatkan hasil

belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian, secara keseluruhan model pembelajaran PBL

berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

Penelitian tindakan ini difokuskan pada upaya perbaikan untuk meningkatkan

nilai ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 05.

Model penelitian ini menuntut siswa agar dapat meningkatkan cara berpikir

untuk memecahkan persoalan-persoalan yang ada pada mata pelajaran IPA.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, ada peningkatan antara hasil

belajar siklus I dengan kondisi pada pra siklus. Sebanyak 11 siswa dinyatakan

0

10

20

30

40

50

Pra Siklus Siklus I Siklus II

48%

72%

87%

52%

28%

13%

Tuntas Tidak Tuntas

tidak tuntas belajar karena memperoleh nilai di bawah KKM (<65), sedangkan

sebanyak 28 siswa mendapat nilai tuntas. Dengan hasil ini menunjukkan bahwa

siswa mengalami peningkatan pada hasil belajar. Sedangkan pada Siklus II

masih ada 5 siswa yang mempunyai nilai di bawah nilai ketuntasan, dan siswa

yang mendapatkan nilai tuntas sebanyak 34 siswa.

Hal ini membuktikan bahwa penerapan model PBl dalam pembelajaran

IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Sidorejo

Lor 05 Salatiga sebanyak 87%

4.7 Pembahasan

Hasil observasi tahap pra siklus di kelas V SDN Sidorejo Lor 05,

ditemukan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah.

Hal ini berdasarkan hasil belajar siswa yang masih berada di bawah KKM,

dari 39 siswa kelas V hasil belajar 21 siswanya dengan persentase 52% tidak

mencapai KKM. Selain persentase ketidaktuntasan yang lebih dari 50%

pemerolehan nilai di kelas V juga masih rendah, meskipun nilai tertinggi

telah mencapai 90 tetapi nilai terendahnya hanya 20. Hal ini membuktikan

bahwa dalam pembelajaran terdapat beberapa kekurangan yang membuat

pembelajaran kurang menarik bagi siswa, siswa kurang fokus dalam

pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajarnya yang masih rendah.

Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan dalam mengajar IPA guru

hanya sebatas menerangkan materi yang ada dalam buku paket siswa dan

contoh-contoh lain yang belum terdapat dalam buku paket siswa, kemudian

meminta siswa untuk mengejakan soal latihan yang ada sebagai evaluasi

pembelajaran. Selain itu, pembelajaran yang terjadi belum memfasilitasi

peserta didik yang sebagian besar cenderung siswa aktif. Sehingga, banyak

siswa yang sibuk dengan kegiatanya sendiri seperti: berbicara dengan teman

sebelah, memukul meja, menghadap ke belakang, keluar masuk kelas dsb.

Atau dapat dikatakan pelaksanaan pembelajaran yang terjadi dapat dikatakan

belum memperhatikan karakteristik mata pelajaran IPA dan karakteristik

siswa.

Padahal seharusnya pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) harus

dapat memfasilitasi atau menciptakan kondisi yang dapat membuat siswa

aktif belajar IPA secara sistematis dengan melakukan pengamatan secara

langsung terhadap objek kajian yang berupa benda nyata (daun dan bunga)

untuk menemukan suatu pengetahuan. Sehingga, siswa tidak hanya

menghafal pengetahuan melainkan belajar menemukan pengetahuan dan

memecahkan masalah secara langsung dengan melakukan pengamatan dan

metode yang cocok adalah menggunakan metode Problem Based Learning

(PBL). Penerapan metode PBL pada siklus I dan siklus II diperoleh hasil

belajar sebagai berikut:

1. Siklus I

Siklus I dengan menerapakan metode PBL pada materi pokok

"Organ pernapasan pada hewan". Diperoleh siswa yang mencapai

ketuntasan dengan KKM 65 mencapai 28 siswa dengan persentase 72%

dan siswa tidak mencapai KKM atau tidak tuntas berjumlah 11 siswa

dengan persentase 28%. Hasil ini mengalami peningkatan dibandingkan

dengan tahap prasiklus ketuntasan yang sebelumnya hanya 48%

meningkat menjadi 72% dan presentase ketidaktuntasan mengalami

penurunan dari sebelumnya sebesar 52% turun menjadi 28%. Rata-rata

nilai kelas meningkat dari sebelumnya sebesar 64 menjadi 80 dengan

nilai minimal 48 dan nilai maksimal 100.

2. Siklus II

Siklus II dengan menerapakan metode PBL pada materi pokok

"Organ pernapasan pada manusia". Diperoleh siswa yang mencapai

ketuntasan dengan KKM 65 mencapai 34 siswa dengan persentase 87%

dan siswa tidak mencapai KKM atau tidak tuntas berjumlah 5 siswa

dengan persentase 13%. Hasil ini mengalami peningkatan dibandingkan

dengan tahap siklus I ketuntasan yang sebelumnya sebesar 72%

meningkat menjadi 87% dan presentase ketidaktuntasan mengalami

penurunan dari sebelumnya sebesar 28% turun menjadi 13%. Rata-rata

nilai kelas siklus II adalah 84 dengan nilai minimal 49 dan nilai maksimal

100.

Disiklus II ini masih terdapat 5 siswa yang tidak mencapai

ketuntasan. Siswa yang mengalami ketidaktuntasan ini disebabkan mereka

tidak memperhatikan perintah guru, mereka sibuk dengan kegiatan sendiri

seperti berbicara dengan teman sebelah atau belakangnya, lempar-

lemparan kertas, bermain buku yang diputar, dsb. Untuk mengatasi

beberapa siswa yang tetap tidak dapat mengikuti kegiatan dengan baik

sampai siklus II ini. Selain diberikan tindakan dengan dipindahkan tempat

duduknya di depan yaitu dengan membagi siswa kedalam kelompok-

kelompok kecil. Siswa dalam kelompok tersebut diberi tugas sendiri-

sendiri untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan, sehingga

mereka tidak mempunyai waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak

penting seperti: berbicara dengan teman disebelah atau belakangnya,

lempar-lemparan kertas, bermain dengan buku yang diputar

.

Daftar Pustaka

Abimanyu, Soli, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana Prenadamedia Group Aqib, Zainal. 2009. Penelitian

Tindakan kelas. Bandung: Yrama Widya

Amir, M. Taufiq. 2008. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.

Jakarta: Kencana

Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam

Pembelajaran Sains SD. Jakarta: Depdiknas

Iskandar, Srini M. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV.

Maulana

Nasution, Noehi. 2004. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi

Guru Rayon 13

Harjanto. 2000. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Azhar Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Harjanto. 2000. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rieneka Cipta

Wina Sanjaya.2000. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: PT.

Fajar Interpratama 2008

Ismail SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM.

Semarang : RaSail Media Grup,2008