bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. deskripsi...

14
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Sugiyono (2011:207), Statistik deskriptif adalah statistik yang di gunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Pada tahap statistik deskriptif data membuat rangkuman distribusi data hasil tes kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan eksperimen, dari nilai rata-rata siswa yang akan di olah dengan menggunakan bantuan program computer SPSS 16.0 for windows. Ada pun pembahasan nya sebagai berikut : data hasil belajar sebelum perlakuan,data hasil belajar setelah perlakuan. Data hasil belajar sebelum perlakuan terdiri dari data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan data hasil belajar siswa kelas kontrol. Data hasil belajar setelah perlakuan terdiri dari, data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan data hasil belajar siswa kelas kontrol. 4.1.1. Data Hasil Belajar Sebelum Perlakuan 4.1.1.1. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) diketahui bahwa pada kelas eksperimen yang memiliki nilai pretest tertinggi yaitu 73 dan nilai terendah yaitu 40. Sedangkan rata- rata nilai pretest kelas eksperimen yaitu 56.92. Nilai tertinggi kelas kontrol sebelum diadakan perlakuan adalah 60 dan terendah adalah 33. Sedangkan nilai rata-rata siswa sebelum perlakuan adalah 46.32. Untuk mempermudah pembacaan, selanjutnya dibuat distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen dan kontrol, sebagai berikut : 37

Upload: vuthuy

Post on 30-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Sugiyono (2011:207), Statistik deskriptif adalah statistik yang di gunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Pada tahap statistik deskriptif data membuat rangkuman distribusi data hasil tes kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan eksperimen, dari nilai rata-rata siswa yang akan di olah dengan menggunakan bantuan program computer SPSS 16.0 for windows. Ada pun pembahasan nya sebagai berikut : data hasil belajar sebelum perlakuan,data hasil belajar setelah perlakuan. Data hasil belajar sebelum perlakuan terdiri dari data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan data hasil belajar siswa kelas kontrol. Data hasil belajar setelah perlakuan terdiri dari, data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan data hasil belajar siswa kelas kontrol. 4.1.1. Data Hasil Belajar Sebelum Perlakuan 4.1.1.1. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) diketahui bahwa pada kelas eksperimen yang memiliki nilai pretest tertinggi yaitu 73 dan nilai terendah yaitu 40. Sedangkan rata-rata nilai pretest kelas eksperimen yaitu 56.92. Nilai tertinggi kelas kontrol sebelum diadakan perlakuan adalah 60 dan terendah adalah 33. Sedangkan nilai rata-rata siswa sebelum perlakuan adalah 46.32. Untuk mempermudah pembacaan, selanjutnya dibuat distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen dan kontrol, sebagai berikut :

37

38

Tabel 4.1 Tabel distribusi skor test Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol

Dari tabel 4.1. diketahui bahwa mayoritas siswa kelas eksperimen yang mendapat nilai antara 60 – 69 sebanyak 18 siswa atau 44.8 persen dari total keseluruhan kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan. Siswa tersebut dikategori memiliki nilai sedang. Dan tabel 4.1 mayoritas siswa kelas kontrol yang mendapat nilai antara 40 – 49 sebanyak 22 siswa atau 57.89persen dari total keseluruhan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan. Siswa tersebut dikategori memiliki nilai rendah.

39

6.3 Gambar Graphik Pretest Eksperimen dan Kontrol

Berdasarkan gambar graphic pretest kelompok eksperimen dan kontrol diketahui

nilai siswa tertinggi sebesar 73 dan terendah 40 untuk kelas eksperimen. Siswa yang memperoleh nilai 73 sebanyak 3 orang dan memperoleh nilai 40 sebanyak 2 orang. Sedangkan kelompok kontrol niali tertinggi sebesar 60 dan terendah 33. Siswa yang memperoleh nilai 60 sebanyak 4 orang dan yang memperoleh nilai 33 sebanyak 4 orang.

4.1.2. Data Hasil Belajar Siswa Setelah Perlakuan 4.1.2.1. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) diketahui bahwa pada kelas eksperimen yang memiliki nilai postest tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah yaitu 67. Sedangkan rata-rata nilai postest kelas eksperimen yaitu 83.62. Nilai kelas kontrol yang memiliki nilai pretest tertinggi yaitu 87 dan nilai terendah yaitu 53. Sedangkan rata-rata nilai pretest kelas kontrol yaitu 69.45. Untuk mempermudah pembacaan atas data hasil test tersebut, langkah selanjutnya adalah pembuatan distribusi frekuensi posttest kelas eksperimen dan kontrol untuk data yang telah dikelompokkan, sebagai berikut:

EKSPERIMEN KONTROL

40

Tabel 4.2 Distribusi Skor Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Dari tabel 4.2 diketahui bahwa mayoritas siswa yang mendapat nilai antara 80 – 89 sebanyak 20 siswa atau 53.9 persen dari total keseluruhan kelas eksperimen sesudah diberikan perlakuan. Siswa tersebut dikategori memiliki nilai tinggi. Dan tabel 4.2 distribusi frekuensi diketahui bahwa mayoritas siswa kelas kontrol yang mendapat nilai antara 60 – 69 sebanyak 16 siswa atau 42.11 persen dari total keseluruhan kelas kontrol sesudah diberikan perlakuan. Siswa tersebut dikategori memiliki nilai sedang.

41

2.2 Gambar Graphic Posttest Eksperimen dan Kontrol

Berdasarkan gambar graphic posttest kelompok eksperimen dan kontrol

diketahui nilai siswa tertinggi sebesar 100 dan terendah 67 untuk kelas eksperimen. Siswa yang memperoleh nilai 100 sebanyak 4 orang dan memperoleh nilai 67 sebanyak 4 orang. Sedangkan kelompok kontrol niali tertinggi sebesar 87 dan terendah 53. Siswa yang memperoleh nilai 87 sebanyak 4 orang dan yang memperoleh nilai 53 sebanyak 3 orang.

4.2. Pengujian Persyaratan Analisis 4.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan dengan pengujian statistik one sample Kolmogorov

Smirnov untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau tidak. Berikut adalah hasil pengujian uji statistik dengan teknik one sample kolmogorov Smirnov (lihat tabel 4.3).

EKSPERIMEN KONTROL

42

Tabel 4.3 Uji Normalitas Data

Berdasarkan tabel 4.5 nilai rata-rata keseluruhan antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol pada soal pretest 51,69 dan nilai rata-rata kelas posttest 76,62. Standar deviasi pada kelas pretest adalah 9,794 dan pada kelas posttest 12,049. Kolmogorov-

Smirnov Z adalah 1.215 untuk kelas pretest dan 1.028 untuk kelas posttest. Dan signifikansi untuk kelas pretest adalah 0.104, kelas posttest 0.241. Dari output diketahui bahwa signifikansi untuk kelas pretest adalah 0.104 dan kelas posttest adalah 0.241. Karena signifikansi pada kelas pretest > dari 0,05 dan pada kelas posttest juga > 0,05 maka H0 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil pretest dan posttest berdistribusi normal. 4.2.2. Uji Homogenitas

Setelah melakukan pengujian normalitas data, maka langkah berikutnya adalah melakukan pengujian homogenitas data. Untuk menguji homogenitas data, dilakukan dengan teknik Levene’s For Equality Of Variances. Setelah dilakukan pengujian, diketahui bahwa nilai signifikansi yang diperoleh pada soal pretest sebesar 0.267 dan pada kelas posttest 0.764. Dengan acuan penghitungan bahwa (p>0. 05), maka data yang diperoleh dari subyek penelitian memiliki varian yang sama atau disebut homogen (lihat tabel 4.4)

43

Tabel 4.4 Uji Homogenitas Data Levene's Test for

Equality of Variances

F Sig. pretes Equal variances

assumed 1.250 .267

Equal variances not assumed

postes Equal variances assumed .091 .764

Equal variances not assumed

4.3. Analisis Data 4.3.1. Peningkatan Nilai Pretest,Postest Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil penyajian data dengan menggunakan tabel 4.1.dan 4.3. selanjutnya akan di jelaskan peningkatan nilai sebelum dan sesudah diberikan perlakuan kepada kelas eksperimen yang merupakan subyek yang diteliti. Adapun peningkatannya berdasarkan mean adalah berikut:

Tabel 4.5 Peningkatan Nilai Mean Kelas Eksperimen Pretest dan Posttest

Tabel 4.5. memberikan gambaran bahwa terjadi peningkatan rerata baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Peningkatan terjadi pada pada kelas eksperimen yaitu sebesar 26.7. Setelah diberi perlakuan, rerata nilai hasil belajar pada kelas eksperimen dari 56.92 menjadi 83.62. Artinya bahwa setelah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran CTL memberikan dampak positif pada tingkat pembelajaran siswa.

Kelas Pretest Posttest Peningkatan

Eksperimen 56.92 83.62 26.7

44

4.3.2. Peningkatan Nilai Pretes,Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan hasil penyajian data dengan menggunakan tabel 4.1. dan 4.2.

selanjutnya akan diberikan peningkatan mean (rerata) sebelum dan sesudah diberikan perlakuan kepada masing-masing kelas yang merupakan subyek yang diteliti. Adapun perubahan meannya adalah berikut :

Tabel 4.6 Peningkatan Nilai Kelas Kontrol Pretest dan Posttest

Rerata peningkatan yang terjadi pada kelompok kontrol. Meskipun mengalami peningkatan sebesar 23.13 dimana nilai rerata awal siswa adalah 46. 32 kemudian setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran konvensional, menjadi 69. 45, namun peningkatan ini kurang membawa perbaikan dalam hasil belajar siswa. Mengacu dari distribusi frekuensi, tingkat perolehan nilai siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional, masih berada pada level sedang.

4.3.3. Perbedaan Nilai Posttest Kelas Eksperimen Dengan Nilai Posttest Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil penyajian data dengan menggunakan tabel 4.1 dan 4.2 selanjutnya akan diberikan perbandingan mean (rerata) sebelum dan sesudah diberikan perlakuan kepada masing-masing kelas yang merupakan subyek yang diteliti. Adapun perubahan meannya adalah berikut: Tabel 4.7

Perbedaan Mean Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tabel 4.7 memberikan gambaran bahwa terjadi perubahan rerata baik pada kelas

eksperimen maupun kelas kontrol. Perubahan terjadi pada pada kelas eksperimen yaitu

Kelas Pretest Posttest Perubahan hasil

Kontrol 46.32 69.45 23.13

Kelas Posttest Perubahan hasil

Eksperimen 83.62 26.7

Kontrol 69.45 23.13

45

sebesar 26.7. Setelah diberi perlakuan, rerata nilai hasil belajar pada kelas eksperimen 83.62. Artinya bahwa setelah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran CTL memberikan dampak positif pada tingkat pembelajaran siswa. Hal ini tampak berbeda dengan rerata perubahan yang terjadi pada kelompok kontrol. Meskipun mengalami perubahan sebesar 23.13 dimana nilai rerata posstest siswa adalah 46.32 kemudian setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran konvensional, menjadi 69. 45, namun perubahan ini kurang membawa perbaikan dalam hasil belajar siswa. Mengacu dari distribusi frekuensi, tingkat perolehan nilai siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional, masih berada pada level sedang.

4.4. Pengujian Hipotesis

Adapun hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini adalah: Hipotesis nol : Ho : µ₁ =µ₂ ( tidak beda)

Hipotesis alternatif : Ha : µ₁ ≠µ₂ ( berbeda)

Maka langkah berikut yang dilakukan adalah pengujian hipotesis yang diajukan tersebut, apakah hasil dari pengujian ini menerima hipotesis nol atau menolak hipotesis nol; dan sebaliknya, menerima hipotesis alternatif atau menolak hipotesis alternatif. Pengujian hipotesis akan menggunakan teknik statistik yaitu uji beda dengan teknik independent t-sample test. Adapun hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel.4.8

46

Tabel.4.9

Pada soal posttest untuk kelompok eksperimen, diperlihatkan bahwa t-hitung senilai 6.357 dengan signifikansi sebesar 0.000 atau < 0.05. pada kelompok kontrol memperlihatkan bahwa t-hitung senilai 6.354 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 atau < 0.05. Dengan hasil ini memperlihatkan bahwa hipotesis alternatif diterima yang menyatakan ada perbedaan hasil belajar. 4.5. Pembahasan 4.5.1. Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Sebelum dilakukan penelitian, penulis terlebih dahulu mengkonsultasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang didesain. Konsultasi dilakukan dengan pembimbing, juga dengan guru kelas yang membantu penulis untuk melakukan penelitian ini. Setelah disetujui oleh pembimbing untuk dapat dilaksanakan RPP yang direncanakan penulis kemudian melakukan penelitian dengan menerapkan metode contextual teaching and pada mata pelajaran IPA.

Penelitian dilakukan selama dua kali yaitu pada tanggal 6 Maret 2012 untuk kelas eksperimen dan tanggal 3 Maret 2012 untuk kelas kontrol. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti bersama dengan guru yang mendampingi sekaligus menjadi observer, melakukan pretest untuk mengetahui hasil belajar siswa. Setelah dilakukan pretest, penulis kemudian melakukan penelitian dengan melakukan tahap-tahap perencanaan pembelajaran seperti yang telah di desain di RPP.

47

Setelah masuk ke dalam kelas, siswa diberikan apersepsi dan juga motivasi tentang materi tentang materi yang akan diberikan pada hari itu. Selain itu, siswa juga diberitahukan tentang tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran yang akan digunakan pada hari tersebut. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Salatiga 10 pada mata pelajaran IPA, maka digunakanlah model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan pendekatan konstruktivisme, yaitu merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata siswa, yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 10 terhadap pembelajaran IPA. Pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning peneliti sedikit merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan baik karena pembelajaran berlangsung di luar kelas, sehingga siswa kurang tertib pada saat pengamatan atau pembelajaran yang di lakukan di luar kelas.

Meskipun begitu, secara garis besar pelaksanaan model pembelajaran yang direncanakan pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal ini terjadi karena selama mendesain RPP, penulis juga mengkonsultasikan kepada guru yang membantu mengajarkan, sehingga guru yang melaksanakan kegiatan ini sudah mengerti tahap-tahap atau proses-proses apa yang harus dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dan hasil belajar kelas eksperimen sangat memuaskan yaitu sebelum di beri perlakuan 56.92 dan setelah di beri perlakuan 83.62 mengalami peningkatan sebesar 26.7.

4.5.2. Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol

Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Salatiga 05 pada mata pelajaran IPA, maka digunakanlah pembelajaran konvensional (ceramah), yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Pembelajaran dengan menggunakan model konvensional dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 05 terhadap pembelajaran IPA. Pada saat

48

pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran konvensional siswa merasa jenuh dan bosan sehingga membuat siswa pasif. Meskipun begitu, hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu sebelum di beri perlakuan 46.32 dan sesudah diberi perlakuan 69.45 mengalami peningkatan 23.13.

4.5.3. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Sebelum dilakukan pembelajaran dengan metode contextual teaching and learning, siswa terlebih dahulu diberikan tes. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui nilai yang diperoleh sebelum perlakuan. Nilai ini yang akan digunakan sebagai perbandingan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah diberikan tes yang berikut, sesudah perlakuan dengan metode contextual teaching and learning. Setelah diberikan pretest, siswa kemudian diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan metode contextual teaching and learning. Setelah diberikan pembelajaran dengan metode contextual teaching and learning, siswa diberi tes lagi atau diberi posttest. Selain kelompok eksperimen, hal itu juga dilakukan pada kelompok kontrol, namun yang membedakannya adalah pada perlakuan pembelajaran yang diberikan. Adapun hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan metode contextual teaching and learning maupun metode pembelajaran konvensional disajikan pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Perolehan Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

Pretest Pretest Posttest Posttest

Nilai Rata-rata 56.92 46.32 83.62 69.45

Nilai Minimum 40 33 67 53

Nilai Maksimum 73 60 100 87

Jumlah Siswa 39 38 39 38

Mengacu pada tabel 4.10, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas sebelum diadakan pembelajaran dengan metode contextual teaching and learning pada kelompok

49

eksperimen adalah 56.92, dan pembelajaran dengan metode konvesional pada kelompok kontrol adalah 46.32. Perolehan nilai terendah pada kelompok eksperimen adalah 40 dan pada kelompok kontrol 33. Sedangkan perolehan nilai tertinggi pada kelompok eksperimen adalah 73 dan pada kelompok kontrol adalah 60. Berdasarkan data ini, diketahui bahwa sebelum diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran contextual teaching and learning maupun metode konvensional, tidak ada siswa yang mencapai hasil belajar maksimum yaitu 100.

Setelah diketahui nilai rata-rata kelas dan perolehan nilai minimum dan maksimum dari kedua kelompok, selanjutnya diberikan perlakuan dengan menerapkan metode pembelajaran contextual teaching and learning pada kelompok eksperimen dan metode pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Setelah pembelajaran, diperoleh bahwa nilai rata-rata kelas pada kelompok eksperimen meningkat menjadi 83.62, sedangkan pada kelompok kontrol juga terjadi kenaikan 69. 45. Sementara itu perolehan nilai minimum juga mengalami peningkatan baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran contextual teaching and learning, perolehan nilai minimum meningkat dari 40 menjadi 67. Demikian juga pada kelompok kontrol. Terjadi peningkatan perolehan nilai minimum dari 33 menjadi 53. Pada kelompok eksperimen, berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa ada siswa yang memperoleh nilai maksimum yaitu 100, sementara pada kelompok kontrol, perolehan nilai maksimum hanya mencapai 87. Dengan menerapkan metode pembelajaran contextual teaching and learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya peningkatan nilai rata-rata kelas, peningkatan nilai minimum dan pencapaian nilai maksimum oleh siswa, diman meskipun hal ini juga terjadi pada kelompok kontrol, peningkatan tersebut tidak mencapai kategori yang maksimal.

Dari tabel 4.10, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran contextual teaching and learning menggunakan pendekatan konstruktivisme dan model pembelajaran konvensional sama-sama mengalami peningkatan setelah di berikan treatmen atau perlakuan meskipun perlakuan pada kelas eksperimen dan kontrol berbeda. Kemungkinan hal ini disebabkan kegiatan belajar mengjar yang tidak seimbang antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dan pada kegiatan belajar mengajar kelas eksperimen di sampaikan oleh

50

mahasiswa penelitian sedangkan kelas kontrol kegiatan belajar mengajar di sampaikan oleh guru, akibatnya siswa pada kelas eksperimen tidak sepenuhnya menerima mata pelajaran dengan baik ini di sebabkan mahasiswa peneliti tidak bisa menguasai karakteristik peserta didik dan berbeda dengan guru yang sudah terbiasa menyampaikan pembelajaran pada siswanya sedangkan kegiatan belajar pada kelas kontrol di sampaikan oleh gurunya sendiri. Sehingga terjadi peningkatan nilai posttest siswa setelah diberi perlakuan tidak jauh berbeda, meskipun demikian peningkatan nilai posttest model pembelajaran contextual teaching and learning menggunakan pendekatan konstruktivisme lebih baik dari peningkatan model pembelajaran konvensional.