bab iv hasil penelitian dan analisis...sma kristen satya wacana telah menerapkan kurikulum 2013...

46
50 Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Profil SMA Kristen Satya Wacana SMA Kristen Satya Wacana atau lebih dikenal dengan SMA Laboratorium terletak di Jalan Diponegoro No. 52-60 Salatiga. Bangunan sekolah ini masih menjadi bagian dari Universitas Kristen Satya Wacana dan berada di bawah badan penyelenggara YPTK Satya Wacana. Secara fisik, sekolah ini memiliki bangunan berlantai tiga yang didesain secara modern. SMA Kristen Satya Wacana memiliki visi untuk menjadi sekolah yang visioner. Melalui visi tersebut, SMA Kristen Satya Wacana menjabarkannya dalam tiga misi, yaitu: 1. Tanggap terhadap segala perubahan yang terjadi dalam bidang pendidikan, 2. Bersaksi dan berinovasi dalam bidang pendidikan, 3. Meningkatkan jejaring baik antar sekolah maupun universitas. SMA Kristen Satya Wacana mengangkat empat profil yang harus dimiliki siswa maupun alumninya, yaitu strong in Christian character, strong in learning and thinking, strong in purpose dan strong in innovation and entrepreneurship. Untuk mencapai profil tersebut, SMA

Upload: others

Post on 28-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

50

Bab IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

4.1 Profil SMA Kristen Satya Wacana

SMA Kristen Satya Wacana atau lebih dikenal

dengan SMA Laboratorium terletak di Jalan Diponegoro

No. 52-60 Salatiga. Bangunan sekolah ini masih menjadi

bagian dari Universitas Kristen Satya Wacana dan berada

di bawah badan penyelenggara YPTK Satya Wacana.

Secara fisik, sekolah ini memiliki bangunan berlantai tiga

yang didesain secara modern.

SMA Kristen Satya Wacana memiliki visi untuk

menjadi sekolah yang visioner. Melalui visi tersebut, SMA

Kristen Satya Wacana menjabarkannya dalam tiga misi,

yaitu:

1. Tanggap terhadap segala perubahan yang terjadi

dalam bidang pendidikan,

2. Bersaksi dan berinovasi dalam bidang pendidikan,

3. Meningkatkan jejaring baik antar sekolah maupun

universitas.

SMA Kristen Satya Wacana mengangkat empat

profil yang harus dimiliki siswa maupun alumninya, yaitu

strong in Christian character, strong in learning and

thinking, strong in purpose dan strong in innovation and

entrepreneurship. Untuk mencapai profil tersebut, SMA

Page 2: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

51

Kristen merumuskan nilai-nilai utama dalam akronim

LOVE: listen, obey, virtues, dan emotional control.

Dalam pelayanannya sebagai lembaga pendidikan,

SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum

2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih

menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

menggunakan sistem moving class, serta menyediakan

program pengayaan dan persiapan olimpiade bagi peserta

didik berbakat. SMA Kristen Satya Wacana juga

menyediakan program beasiswa dan pengembangan diri

baik di bidang seni, olahraga, jurnalistik, penelitian, dan

bahasa Inggris. Di samping itu, SMA Kristen Satya

Wacana juga menyediakan program pertukaran pelajar

dengan beberapa sekolah di Melbourne Australia seperti

Aitken College, Eltham College, Eltham High School,

Eltham Catholic Ladies College, dsb.

Berfokus pada profil strong in Christian character,

SMA Kristen Satya Wacana senantiasa mengutamakan

nilai-nilai Kekristenan dalam melakukan segala

aktivitasnya. Sebelum memulai proses belajar-mengajar,

siswa bersama wali kelas mengadakan renungan pagi

yang dipimpin oleh siswa sendiri secara bergantian. Di

akhir pekan, diselenggarakan renungan akhir pekan baik

secara sentral maupun persekutuan gabungan di gedung

olahraga sekolah. Selain itu beberapa program berkaitan

dengan hari raya Kristiani, SMA Kristen Satya Wacana

Page 3: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

52

mengadakan beberapa kegiatan yang tidak hanya bersifat

eksklusif, tetapi juga kegiatan sosial.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1 Relevansi program terhadap konteks

Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa

guru dan kepala sekolah, siswa SMA Kristen Satya

Wacana berasal dari latar belakang yang beragam, baik

secara ekonomi, sosial dan budaya.

GBK: Siswa di sekolah ini berasal dari berbagai macam

latar belakang. Secara budaya memang di

dominasi siswa yang berasal dari pulau Jawa,

namun demikian beberapa siswa berasal dari

luar pulau Jawa bahkan ada yang berasal dari Papua karena program pemerintah. Demikian

pula secara ekonomi, sebagai besar berasal dari

kalangan menengah ke atas, sehingga soal

kemampuan finansial tidak terlalu ada banyak

hambatan jika ada kebutuhan pendanaan

berkaitan dengan proses belajar mengajar.

Pernyataan tersebut didukung oleh jawaban Kepala

Sekolah, yang juga menambahkan siswa berasal dari

budaya yang beragam.

KS: Memang siswa di tempat ini tidak hanya berasal

dari Jawa, ada juga yang dari Kalimantan

bahkan Papua, sehingga ada perbedaan budaya

yang bersatu di sekolah ini. Untungnya mereka tidak saling membedakan karena kami selalu

mengingatkan pentingnya mengutamakan cara

hidup Kristen yang ramah, saling menyapa, dan

menghindari konflik.

Page 4: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

53

Berdasarkan studi dokumentasi, SMA Kristen

menyatakan diri sebagai cerminan Indonesia Mini.

Sebanyak 60% peserta didik berasal dari luar kota

Salatiga dan luar pulau Jawa. Berdasarkan data ini, Guru

Agama menyatakan adanya tantangan yang cukup berat

dalam menjalankan pembelajaran PAK berbasis

kontekstual di sekolah ini.

GA1: Siswa di tempat ini berasal dari bermacam latar

belakang. Ini yang membuat saya harus mempersiapkan pembelajaran dan mengkaitkan

topiknya dengan kehidupan mereka sehari-hari.

Namun ada kesulitan bahwa perbedaan latar

belakang ekonomi, sosial dan budaya itu

ditambah dengan anggapan bidang studi PAK

sebagai mata pelajaran pelengkap rapor saja, sehingga siswa lebih banyak tidak antusias

untuk mengikuti pelajaran ini. Makanya saya

berusaha mengkaitkan topiknya dengan

kehidupan sehari-hari mereka secara umum

sebagai remaja.

Guru Agama lainnya yang baru mengajar beberapa

bulan di tempat ini juga menyatakan hal yang senada

mengenai pembelajaran PAK yang harus mengena secara

kontekstual.

GA2: Di awal-awal saya mengajar saya berusaha

mengenal mereka, sehingga saya tahu apa yang

harus saya tekankan dan lebih mengenal mereka

secara pribadi. Setelah itu saya bekerja sama

dengan guru BK jika ada masalah yang membutuhkan penangan khusus.

Page 5: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

54

Dapat disimpulkan bahwa ada usaha dari guru

Agama untuk mengemas pembelajaran PAK dengan

konteks. Konteks dalam hal ini bukan hanya latar

belakang ekonomi, sosial dan budaya, melainkan konteks

siswa sebagai remaja yang juga memiliki permasalahan

sehari-hari. Program pembelajaran PAK ini dikemas agar

relevan untuk menjawab kebutuhan siswa dalam

menghadapi permasalahan sehari-hari.

S1: Guru sering memberikan contoh-contoh kisah

Alkitab dan analoginya dengan pengalaman

sehari-hari kami. Akhirnya kami menjadi paham dan mengerti tentang topiknya, bahkan kadang

membantu saya untuk menghadapi masalah

saya.

Pernyataan siswa di atas didukung dengan hasil

wawancara beberapa siswa lainnya, yang menyatakan

bahwa dalam pembelajaran PAK siswa diajak untuk

menganalogikan topik dengan pengalaman sehari-hari.

Dengan cara itu, siswa menjadi lebih paham materi yang

diajarkan dan merasakan adanya manfaat praktis.

4.2.2 Manfaat program

Program pembelajaran PAK berbasis kontekstual ini

diharapkan memiliki manfaat praktis bagi siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan,

pembelajaran berbasis kontekstual dilakukan tidak hanya

dengan memaparkan materi pembelajaran yang bersifat

Page 6: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

55

teoritis. Pemilihan teks Alkitab juga dikembangkan dan

ditafsir oleh guru untuk mempermudah siswa dalam

memaknai teks tersebut. Dengan hal ini diharapkan siswa

tidak hanya menghafal teks Alkitab dan materi

pembelajaran namun juga memahaminya secara praktis

bagi kehidupan sehari-hari.

Hasil observasi tersebut juga dibenarkan oleh guru

pengampu PAK, yakni tugasnya adalah untuk membuat

siswa memahami makna teks, bukan menghafal teks

Alkitab. Ditambahkan pula bahwa tema pembelajaran

sering dikembangkan agar tidak terpaku pada buku

pegangan saja.

GA2: Saya berusaha membuat siswa tidak hanya hafal

ayat-ayat Alkitab, sehingga saya membantu

mereka untuk memahaminya. Caranya dengan

memberikan tafsiran sederhana yang sifatnya

aplikatif bagi mereka. Temanya juga sering saya kembangkan dari buku paket yang dipakai,

karena kadang tema di buku paket beberapa kali

diulang.

Jawaban yang sedikit berbeda diberikan oleh guru

PAK senior yang mengajar di kelas XII. Ada sedikit

kesulitan untuk memaparkan teks bagi siswa kelas XII,

mengingat banyak di antara siswa yang menganggap mata

pelajaran PAK bukanlah mata pelajaran inti di ujian

nasional nantinya.

GA1: Saya jarang memberikan teks Alkitab untuk

contoh pembelajaran, karena siswa lebih banyak

yang tidak tertarik untuk memaknai teks. Saya memilih untuk memberi contoh konkrit yang

Page 7: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

56

terjadi dalam kehidupan mereka sehingga materinya juga tidak hanya sampai pada teori,

tapi bisa bermanfaat bagi mereka sehari-hari.

Berdasarkan jawaban guru pengampu PAK,

manfaat yang diharapkan bukanlah manfaat teoritis saja.

Manfaat praktis yaitu dengan cara mengambil contoh-

contoh konkrit atas pengalaman siswa sebagai remaja

diharapkan mampu membantu siswa untuk memahami

materi yang bersifat abstrak menjadi contoh konkret yang

dapat diterapkan siswa sehari-hari.

Di pihak siswa, manfaat praktis yang diharapkan

oleh guru PAK telah dirasakan secara maksimal.

Beberapa siswa menyatakan bahwa mereka mampu

memaknai materi yang diajarkan tidak sampai pada

konsep menghafal. Beberapa penafsiran teks Alkitab yang

diberikan membantu mereka untuk memaknai teks

Alkitab yang cukup abstrak bagi mereka.

S3: Guru kami sering menyampaikan teks Alkitab untuk memberi contoh teladan pada masa

Alkitab. Ketika kami kesulitan, guru akan

menjelaskan kembali dan memastikan kami

paham dengan maknanya. Kami juga diminta

untuk mempresentasikan ayat Alkitab yang kami

pilih, jika ada kesalahan guru akan segera membantu kami untuk membetulkan.

Jawaban siswa tersebut disetujui oleh sampel siswa

lainnya yang menyatakan bahwa guru sering

menggunakan tokoh Alkitab atau ayat-ayat di dalam

Alkitab untuk memberikan contoh atas materi. Tahap

Page 8: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

57

selanjutnya mereka akan dibantu untuk mengkaitkan

tokoh atau makna ayat tersebut dengan mengambil

contoh dalam kehidupan mereka.

Setelah tahap pemaknaan materi atau teks Alkitab,

guru PAK di kelas X dan XI menggunakan metode tanya

jawab untuk mengetahui permasalahan apa yang sedang

terjadi di antara siswa. Metode ini digunakan untuk

mengenal siswa lebih dalam dan membantu siswa untuk

menemukan solusi atas permasalahan tersebut.

GA2: Biasanya setelah pelajaran saya memberi ruang

untuk mereka bercerita atau saya bertanya

beberapa hal mengenai materi pembelajaran yang

ada kaitannya dengan mereka. Dari sini saya kenal mereka lebih jauh, dan saya jadi tahu

permasalahan mereka. Jika perlu ada tindak

lanjut dari cerita yang mereka sampaikan, saya

akan ajak mereka berbicara secara pribadi untuk

memberi bantuan pendampingan secara pastoral.

Seorang siswa membenarkan cara yang digunakan

oleh guru PAK tersebut. Ia pernah diminta untuk

menceritakan masalahnya di depan kelas, kemudian

setelahnya ia mendapatkan bantuan pendampingan

pastoral oleh guru PAK. Menurutnya, ia merasa terbantu

untuk menemukan solusi dari masalah yang sedang ia

hadapi.

S5: Beberapa kali saya bercerita tentang permasalahan keluarga saya. Guru kemudian

mengajar saya berbicara setelah pelajaran selesai

dan memberi saya saran atau solusi, sehingga

membantu saya lebih sabar atau menyelesaikan

masalah saya.

Page 9: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

58

Penulis menyimpulkan bahwa usaha

mengkontekskan materi pembelajaran PAK tidak hanya

sampai pada mencari contoh nyata dalam kehidupan

siswa sehari-hari, namun juga memberikan bantuan

pendampingan pribadi kepada siswa. Dengan cara ini,

materi yang disampaikan tidak sekedar memberi manfaat

praktis bagi siswa untuk berperilaku, tetapi juga

membantu siswa menemukan solusi atas permasalahan

yang dihadapi.

4.2.3 Input

Dalam aspek masukan (input) terdapat tiga

cakupan, yaitu guru, siswa dan sarana prasarana

pembelajaran yang ada di SMA Kristen Satya Wacana.

4.2.3.1 Guru

Guru sebagai fasilitator pembelajaran PAK di SMA

Kristen Satya Wacana berjumlah dua orang. Seorang guru

(GA1) merupakan alumni fakultas teologi, sedangkan guru

lainnya (GA2) alumni program Pendidikan Agama Kristen.

GA1 mengajar khusus untuk kelas XII, sedangkan GA2

mengajar kelas X dan XI.

Dalam wawancara, keduanya mengaku bahwa

pendidikan yang mereka dapatkan sangat menolong

dalam mempersiapkan pembelajaran berbasis

kontekstual. GA1 sebagai alumni fakultas teologi

mengaku mendapatkan kurikulum tentang

Page 10: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

59

kontekstualisasi di masa pendidikannya. Demikian pula

GA2 yang secara khusus memiliki bekal tentang

Pendidikan Agama Kristen. Keduanya tidak mengalami

kesulitan dalam hal mempersiapkan materi pembelajaran

berbasis kontekstual.

Pernyataan GA1 dan GA2 didukung oleh

pernyataan Kepala Sekolah, yang mengatakan bahwa

guru agama di SMA Kristen Satya Wacana telah memiliki

kompetensi yang baik untuk mengajar. Beliau yakin

bahwa latar belakang pendidikan yang berbeda mampu

memperkuat pembelajaran PAK di SMA Kristen Satya

Wacana dan sangat dimungkinkan untuk saling

melengkapi. Peluang kerja sama juga muncul bersama

guru BK, sehingga dalam hal penyelesaian masalah siswa

guru agama bisa mengkomunikasikan apa yang ditemui

di kelas kepada guru BK.

4.2.3.2 Siswa

SMA Kristen Satya Wacana memiliki tiga jenjang,

yaitu kelas X, XI dan XII. Rata- rata siswa berusia antara

16-18 tahun. Sistem penerimaan siswa berdasarkan

pengisian formulir pendaftaran dengan pemenuhan syarat

administrasi lainnya. SMA Kristen Satya Wacana juga

memberikan peluang bagi siswa berprestasi untuk

menempuh pendidikan di tempat ini, dengan

Page 11: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

60

penghargaan berupa beasiswa maupun kemudahan biaya

administrasi lainnya.

Siswa yang belajar di tempat ini berasal dari latar

belakang yang berbeda. Seperti yang telah disampaikan

dalam wawancara baik bersama Kepala Sekolah, Guru

BK, dan Guru Agama, ketiganya setuju bahwa siswa di

SMA Kristen Satya Wacana berada pada tingkatan

ekonomi kelas menengah ke atas. Sedangkan pada latar

belakang budaya, siswa tidak hanya berasal dari pulau

Jawa, sebagian kecil merupakan pendatang dari berbagai

wilayah di Indonesia.

4.2.3.3 Sarana Prasarana

Berdasarkan hasil observasi, sarana prasarana di

SMA Kristen Satya Wacana tergolong baik. Sekolah ini

memiliki gedung tiga lantai dan ruang kelas yang

mendukung proses pembelajaran. SMA Kristen Satya

Wacana menerapkan pembelajaran moving class di mana

siswa harus menuju ke ruang kelas yang berbeda saat

pergantian jam pembelajaran. Setiap ruang dilengkapi

oleh LCD projector, whiteboard, kursi untuk guru dan

siswa, marker, dan di beberapa kelas memiliki pengeras

suara (sound speaker).

Sekolah ini juga dilengkapi dengan perpustakaan

yang dapat digunakan secara bebas oleh siswa maupun

guru, bahkan digunakan secara bersama oleh SMP

Page 12: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

61

Kristen Satya Wacana. Terdapat pula Gedung Olah Raga

yang menunjang aktivitas pembelajaran pendidikan

jasmani maupun aktivitas lainnya yang membutuhkan. Di

sisi outdoor terdapat teater terbuka, yang biasa digunakan

sekolah untuk menyelenggarakan acara yang lingkupnya

kecil. Juga disediakan loker untuk setiap siswa

menyimpan tas dan benda lainnya agar tidak membebani

siswa saat moving class.

Kelengkapan silabus atau kurikulum di SMA

Kristen Satya Wacana disediakan dalam bentuk soft file

atau hard file. SMA Kristen Satya Wacana masih

menerapkan dua jenis kurikulum yaitu kurikulum 2013

untuk siswa kelas X dan XI, serta kurikulum KTSP untuk

siswa kelas XII. Keduanya dapat diperoleh di ruang

administrasi jika sewaktu-waktu guru membutuhkan.

Ruang Agama di desain tanpa kursi dengan

harapan siswa memiliki kerendahan hati untuk memulai

pembelajaran PAK. Di dalamnya juga terdapat white

board, lemari, meja guru, rak buku, meja siswa dan

beberapa simbol Kekristenan untuk menambah suasana

sakral. Terdapat pula beberapa hasil portofolio siswa yang

dipasang di tempat yang telah disediakan. Di ruang ini

disediakan pula alat musik berupa gitar, sebab saat

pembelajaran PAK siswa memulainya dengan renungan

bersama.

Page 13: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

62

4.2.4 Pelaksanaan program

Adapun praktik pembelajaran PAK di SMA Kristen

Satya Wacana Salatiga dibagi dalam tiga tahapan. Tahap

pra-pembelajaran adalah tahapan di mana guru

mempersiapkan materi pembelajaran beserta metode yang

digunakan dalam rumusan RPP. Tahap proses

pembelajaran merupakan tahapan guru

mempresentasikan materi yang telah dipersiapkan di

kelas beserta keadaan kelas selama kegiatan

pembelajaran. Tahap terakhir adalah evaluasi hasil

belajar, di mana guru mengevaluasi proses pembelajaran

yang telah dilakukan melalui metode-metode yang dipilih.

4.2.4.1 Pra-pembelajaran

Tahap pra-pembelajaran merupakan tahapan di

mana guru mempersiapkan proses pembelajaran berupa

RPP. RPP merupakan rancangan proses pembelajaran

yang disusun oleh guru pengampu bidang studi yang di

dalamnya terdapat materi pembelajaran, pemilihan

metode, media, alat dan kegiatan pembelajaran

berdasarkan KI dan KD yang diterapkan oleh silabus.

Berdasarkan studi dokumentasi, guru menggunakan

buku paket kurikulum 2013 untuk membantu

mempersiapkan materi. Baik kelas X, XI, XII buku yang

digunakan merupakan guru dengan kurikulum 2013.

GA1 sebagai pengampu PAK kelas XII menyatakan bahwa

Page 14: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

63

buku dengan kurikulum 2013 digunakan mengingat

materi pembelajaran yang diangkat tidak jauh berbeda.

Penulis melihat adanya usaha guru untuk

mempersiapkan pembelajaran PAK berbasis kontekstual.

Penggunaan metode yang berkisar pada aspek

konstrukstivisme, pemodelan, refleksi dan penilaian

nyata. Guru juga sering mempersiapkan beberapa alat

pembelajaran berupa permainan maupun aktivitas

lainnya secara mandiri. Dengan harapan apa yang ada di

RPP merupakan pembelajaran yang didasarkan pada

kebutuhan atau latar belakang siswa.

GA2: Aktivitas atau alat-alat kadang saya buat sendiri,

karena dari buku kadang tidak sepenuhnya tepat

untuk siswa di tempat ini. Jadinya saya pilih

permainan atau aktivitas lainnya misal menulis renungan, menulis refleksi, biar saya tahu apa yang

mereka rasakan atau sedang alami

Pernyataan GA2 tersebut disetujui oleh GA1 dengan

menyatakan bahwa buku paket menyediakan banyak

aktivitas namun tak jarang aktivitas tersebut terlalu sulit

atau tidak mungkin dikerjakan siswa di SMA Kristen

Satya Wacana. Oleh karena itu, GA1 juga menggunakan

cara yang sama yaitu mempersiapkan atau memilih

aktivitas secara mandiri. Hal ini dirasakan lebih efektif

untuk memasuki dunia siswa sebab pemilihan dilakukan

berdasarkan latar belakang siswa.

Page 15: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

64

4.2.4.2 Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran PAK di SMA Kristen pada

umumnya dimulai dengan renungan singkat yang

dipimpin oleh sekelompok siswa secara terjadwal. Seorang

siswa bertugas membacakan buku renungan, seorang lagi

memimpin siswa untuk bernyanyi bersama, dan seorang

lagi memimpin doa. Renungan ini dilakukan di awal

pembelajaran dengan harapan siswa memulai

pembelajaran dengan landasan Firman Tuhan.

Selanjutnya guru akan menyampaikan materi

pembelajaran yang telah dipersiapkan. Penyampaian

materi tidak selalu dimulai dengan ceramah, melainkan

pertanyaan-pertanyaan yang tujuannya untuk

membangun pemahaman awal siswa.

Berdasarkan hasil observasi, guru menanyakan

pemahaman awal siswa tentang topik yang akan dipelajari

bersama. Misalnya guru menanyakan tentang apa itu Roh

Kudus menurut siswa. Setelah beberapa siswa

menyampaikan pendapatnya, guru bersama-sama

menarik kesimpulan dengan menggunakan beberapa teks

Alkitab sebagai dasarnya. Dari langkah ini, guru

kemudian menyampaikan sejarah turunnya Roh Kudus

dan peranannya bagi manusia. Setelah guru

menyampaikan materi secara lisan, guru memberikan

aktivitas kepada siswa berupa menuliskan pengalaman

reflektifnya bersama Roh Kudus.

Page 16: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

65

Proses pembelajaran yang terjadi di ruang PAK

tidak sepenuhnya sama seperti yang dirancangkan guru

di RPP. Hal ini disampaikan oleh GA1 yang menyatakan

banyak hal di kelas yang kadang membuat dia mengubah

metode pembelajaran secara tiba-tiba.

GA1: Saya kadang harus merubah metode

pembelajaran di kelas karena ternyata kondisi kelas tidak memungkinkan untuk metode

tertentu. Yang penting esensinya sama dengan

materi yang sudah saya persiapkan.

Berdasarkan wawancara kepada beberapa siswa,

pembelajaran PAK di SMA Kristen Satya Wacana

membuat mereka lebih paham dengan materi yang

disampaikan. Penggunaan metode yang bervariasi terasa

tidak menjenuhkan dan siswa diminta terlibat langsung

dalam proses pembelajaran.

S4: Metode yang digunakan mayoritas ceramah

dengan berbagai ayat Alkitab dan menyampaikan

Firman Tuhan di depan murid. Tapi juga beberapa kali kita diajak nonton film, di mana

film itu mengandung makna yang bersangkutan

dengan materi pembelajaran kami waktu itu.

Kami juga menggunakan metode presentasi, jadi

tiap murid dibentuk kelompok dan materi

dibagikan untuk dipresentasikan.

Metode yang bervariasi ini juga disetujui oleh

beberapa siswa lainnya. Disampaikan bahwa guru

berusaha mengajak siswa untuk aktif dalam

pembelajaran di kelas. Dari situ siswa mencapai

pemahaman yang tepat dan mendalam.

Page 17: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

66

S6: Terkadang guru menjelaskan lalu kami

mengerjakan tugas. Kami juga diberi kesempatan

untuk berpresentasi dan aktif bertanya di kelas.

Guru juga membantu kami memajami isi atau

arti suatu ayat Alkitab.

Pernyataan ini disetujui oleh beberapa siswa

lainnya. Bahwa penggunaan teks Alkitab di pembelajaran

PAK cukup banyak di kelas X dan XI. Tak jarang siswa

mengalami kebingungan dengan makna yang terkandung

dalam teks tersebut, namun guru menggunakan kata-

kata yang sederhana dan mudah dipahami untuk

menjelaskannya kembali.

S4: Guru membantu dengan memberi penjelasan kepada kami tentang ayat-ayat yang tidak kami

mengerti. Biasanya guru akan menjelaskan ulang

dan diberi contoh tambahan dalam kehidupan

sehari-hari.

Metode lain yang cukup unik di pembelajaran PAK

ini adalah guru memberi kesempatan untuk menceritakan

permasalahan atau pengalaman siswa yang berkaitan

dengan materi. Setelahnya guru menarik kesimpulan

bersama siswa tentang materi, dan tak jarang guru

mendatangi siswa tersebut untuk berbicara empat mata.

S7: Guru PAK sering membantu dalam hal

konsultasi, memberi pendapat maupun solusi atau sekedar menjadi tempat untuk

menceritakan masalah yang dialami.

Pernyataan ini diperkuat oleh seorang siswa lainnya

yang mengadakan pendampingan bersama guru PAK.

Page 18: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

67

S9: Guru cenderung melakukan pendekatan emosional terhadap muridnya. Tidak langsung

menekan murid dengan solusi secara spesifik.

Namun diberi pengertian mengapa masalah

tersebut terjadi dan guru menunjukkan sikap

empati sehingga membuat siswa merasa nyaman untuk berbagi masalah. Setelah itu baru diberi

arahan atau saran yang bisa diambil siswa untuk

menyelesaikan masalah.

Terlihat bahwa pembelajaran di kelas tidak

berlangsung hanya sampai pada penyampaian materi dan

tugas. Metode pendampingan atau pendekatan personal

membuat pembelajaran lebih efektif. Hasil wawancara

kepada beberapa siswa menyatakan hal yang senada,

yaitu guru memberi ruang kepada mereka untuk

menceritakan permasalahan pribadinya dan

mengarahkan siswa pada sikap perumusan solusi.

4.2.4.3 Evaluasi Hasil Belajar

Pada tahapan evaluasi hasil belajar, guru agama

menyatakan bahwa penilaian tidak hanya dilakukan

berdasarkan tes tertulis maupun lisan. Penilaian telah

dilakukan sejak proses pembelajaran lewat keaktifan

siswa maupun proses pengerjaan tugas di kelas. Bobot

penilaian pun lebih besar pada penilaian sehari-hari

daripada tes akhir.

GA2: Penilaian sudah dilakukan sejak proses belajar di

kelas. Karena sekarang kan sudah pakai penilaian nyata, jadi tidak bergantung lagi sama

hasil ulangan atau UTS/UAS.

Page 19: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

68

Pernyataan ini juga disetujui oleh GA1 yang mengajar di

kelas XII, yaitu menggunakan sistem penilaian nyata

lewat porto folio maupun apa yang dikerjakan siswa

selama proses pembelajaran.

GA1: Karena sekarang diarahkan pakai penilaian

nyata, jadi pengambilan nilai tidak lagi cuma dari ulangan. Kadang dari portofolio, penugasan di

kelas, atau kalau mereka aktif juga bisa

digunakan jadi nilai.

Sistem penilaian ini juga dibenarkan oleh beberapa siswa.

Berdasarkan hasil wawancara, siswa menyatakan bahwa

penilaiannya tidak hanya berdasarkan hasil tes, tetapi

penugasan dan keaktifan di kelas juga digunakan sebagai

aspek penilaian.

S10: Kadang guru menggunakan hasil kerja kami,

misalnya renungan, refleksi, portofolio atau presentasi kami sebagai penilaian. Waktu proses belajar mengajar pun kadang kami dinilai dengan keaktifan kami.

Berdasarkan observasi, penulis menemukan pula

penilaian saat proses pembelajaran. Beberapa pertanyaan

atau tanggapan siswa menjadi bahan penilaian guru.

Demikian pula dengan hasil kerja siswa berupa portofolio

atau tugas lainnya. Hasil studi dokumentasi terhadap

lembar penilaian juga menunjukkan adanya bobot

penilaian sehari-hari yang lebih besar daripada bobot nilai

ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.

Page 20: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

69

4.2.5 Pengaruh yang diharapkan dan tidak diharapkan

Pembelajaran PAK berbasis kontekstual diharapkan

memiliki pengaruh yang baik dalam kehidupan siswa.

Penggunaan metode dan analogi yang dekat dengan

kehidupan siswa, diharapkan memberi contoh dan

teladan bagi mereka. Namun demikian ada beberapa hal

dalam metode ini yang merupakan pengaruh yang tidak

diharapkan dari pembelajaran ini. Berdasarkan hasil

wawancara kepada guru agama, disampaikan bahwa

pengaruh yang tidak diharapkan dari penggunaan metode

ini telah terlihat di ruang kelas.

GA1: Pengaruh yang tidak diharapkan paling-paling

kalau di kelas, kelas kan santai tapi beberapa

siswa memanfaatkan itu. Malah kesannya

mereka santai-santai tidak memperhatikan. Beberapa sibuk ngobrol atau rame sendiri.

Jadinya ya kalau sudah begini saya serba salah.

Dibuat serius mereka tidak suka, dibuat santai

mereka seenaknya.

Berdasarkan pernyataan di atas, pengaruh yang tidak

diharapkan dari metode ini adalah perilaku siswa yang

mengganggu jalannya pembelajaran. Berdasarkan hasil

observasi, pengaruh ini dapat penulis temukan, yaitu

keadaan di mana beberapa siswa tidak memperhatikan

materi yang sedang diajarkan. Namun demikian sebagian

dari siswa masih memberikan perhatian penuh kepada

guru yang sedang menyampaikan materi.

Pengaruh yang tidak diharap lainnya adalah

hilangnya batasan antara guru dan murid. Guru agama

Page 21: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

70

menyatakan bahwa kedekatan siswa dengan guru

membuat beberapa siswa menganggap guru mereka

layaknya teman sendiri. Hal ini dibenarkan oleh guru BK

dalam wawancara.

GBK: Tujuan guru agama atau BK di sini ingin punya kedekatan yang erat dengan siswa. Tapi malah

kadang beberapa siswa jadi kurang bisa

membedakan bagaimana bersikap dengan

temannya dan bagaimana bersikap dengan

gurunya. Kalau sudah begini, biasanya saya yang tegur agar mereka tetap menghormati gurunya.

Melalui observasi penulis mendapati beberapa siswa

menggunakan bahasa Jawa kasar untuk berbicara

dengan guru agama. Di antara mereka adalah beberapa

siswa yang memang telah berani bersikap terbuka dengan

guru tersebut.

Di balik perilaku yang tidak diharapkan, muncul

beberapa perilaku siswa yang memang diharapkan sesuai

dengan tujuan pembelajaran berbasis kontekstual. Ini

disampaikan oleh guru agama, yaitu beberapa siswa

terbuka tentang masalah pribadinya dan tidak ragu

untuk menceritakannya kepada guru agama.

GA2: Di awal tahun ajaran itu kan saya kasih mereka

kesempatan untuk bersaksi atau bercerita tentang mereka. Tujuan saya selain mau

mengenal mereka, saya mau mengajarkan

mereka untuk berani bersaksi. Beberapa kali

saya lakukan cara ini dan berhasil. Mereka mau

bercerita tentang masalah mereka, jadi saya tahu bagaimana caranya memberi motivasi untuk

mereka.

Page 22: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

71

Nampak di sini perilaku positif yang diharapkan muncul,

yaitu beberapa siswa ridak ragu untuk berbagi

pengalaman atau menceritakan permasalahan mereka

kepada guru agama. Ini juga dibenarkan oleh beberapa

siswa dalam sesi wawancara.

S7: Dulu guru pernah memberi kesempatan ke kita

untuk cerita tentang apa saja. Saya pernah bercerita tentang masalah keluarga saya, sampai

saya menangis. Tetapi akhirnya guru bisa memberi nasehat atau saran. Rasanya ayem

kalau cerita sama guru agama, soalnya nggak

perlu formal-formal, terus nasehatnya itu bikin

hati rasanya teduh.

Perilaku yang diharapkan lainnya adalah

bagaimana siswa mampu mengintegralkan materi

pembelajaran dengan pengalaman mereka sehari-hari.

Seorang siswa menyatakan penggunaan analogi teks

Alkitab dengan pengalaman mereka sehari-hari membuat

mereka bersikap lebih baik. Selain itu mereka mampu

menemukan sendiri solusi dari permasalahan yang

mereka hadapi.

S5: Ayah saya kan seorang perokok, terus saya

teringat pelajaran di kelas kalau kita itu harus menjaga kekudusan tubuh karena tubuh kita

merupakan Bait Allah. Jadi suatu saat saya

menegur ayah saya dengan itu. Dan sejak itu

ayah saya tidak pernah merokok lagi di depan

saya.

Dari jawaban siswa di atas, nampak bahwa siswa telah

mampu mengaplikasikan pembelajaran di kelas dengan

pengalaman mereka. Keberanian siswa dalam bersikap

Page 23: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

72

juga menjadi perilaku yang diharapkan dalam

pembelajaran berbasis kontekstual ini. Pengalaman

senada juga disampaikan beberapa siswa lainnya, yang

menyatakan pembelajaran yang mengambil contoh dari

kehidupan mereka membuat mereka tahu bagaimana

untuk bersikap. Analogi-analogi yang digunakan dari teks

Alkitab juga membuat mereka tidak sekedar paham

secara teoritis tetapi membantu mereka untuk

menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kepala Sekolah menambahkan bahwa seiring

dengan berjalannya waktu, profil Kekristenan bagi siswa

mulai dibangun. Berkurangnya tindakan perkelahian atau

kekerasan antar siswa telah terjadi. Siswa dirasa memiliki

budi pekerti yang baik pula.

KS: Dampak atau manfaat yang terasa itu sudah

tidak ada perkelahian antar siswa. Ya paling kalau saling menteleng (melotot) ada tapi tidak

sampai pada perkelahian. Selain itu ya karena

saya juga membiasakan untuk saling senyum,

menyapa dan memberi salam akhirnya siswa juga terbentuk demikian. Ini kan yang Kristus

mau atas kita, yaitu hidup damai dan penuh

kasih.

Perilaku lain yang memang diharapkan dari

program ini adalah profil Kekristenan yang nampak pada

siswa. Berdasarkan pernyataan guru BK, ada peningkatan

perilaku ke arah positif dari beberapa siswa yang dulunya

bermasalah. Namun demikian ada pula yang belum

mengalami peningkatan. Pembelajaran PAK di rasa baik

Page 24: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

73

sebab siswa diajak terbuka dengan diri sendiri maupun

orang lain, sehingga apabila ada masalah yang

membutuhkan bantuan, guru agama atau guru BK bisa

saling bekerja sama untuk mengarahkan siswa.

4.2.6 Analisa hasil program

Program pembelajaran berbasis kontekstual pada

bidang studi PAK ini memiliki tujuan utama agar siswa

tidak hanya sampai pada pemahaman teoritis saja. Siswa

diharap mampu mengaplikasikan materi di kelas dengan

kehidupan mereka. Abstraknya materi tak jarang

menuntut guru untuk lebih kreatif dalam memberi contoh

atau analogi yang tepat. Bagi beberapa siswa,

pembelajaran PAK di SMA Kristen Satya Wacana telah

membantu mereka mewujudkan tujuan pembelajaran ini.

Sebagian mengaku sangat tertolong dengan analogi yang

dipilih, sebagian merasa tertolong untuk menyelesaikan

masalahnya.

S10: Pelajaran PAK di kelas memang tidak 100%

kondusif, karena beberapa siswa masih ramai sendiri. Tapi buat yang memperhatikan pasti

dapat pengetahuan penting. Kadang kan kita

sulit memahami materi, guru akan membantu

kami dengan contoh-contoh yang dekat dengan

kami, sampai kami benar-benar paham.

Pernyataan siswa ini didukung oleh beberapa siswa

lainnya tentang keberhasilan mereka memahami materi.

Di sisi lain seperti yang telah disampaikan pada poin

Page 25: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

74

sebelumnya, siswa mampu mengaplikasikan materi

dengan kehidupan mereka.

Berdasarkan wawancara dengan guru dan hasil

observasi di kelas, masih ada beberapa kelemahan yang

terjadi selama pembelajaran berlangsung. Kurangnya

kemampuan guru untuk memimpin kelas agar 100%

kondusif membuat jalannya pembelajaran ini tidak

berhasil merata. Sebagian siswa tetap terjatuh pada

pemahaman teoritis atau menghafal materi. Disampaikan

oleh guru bahwa siswa yang memberikan perhatian

penuh pada pembelajaran akan mendapatkan hasil yang

maksimal, baik itu nilai maupun sikap.

Berdasarkan studi dokumentasi, penugasan

maupun soal tes dirancang tidak sekedar memberikan

jawaban teoritis namun juga jawaban aplikatif. Studi

terhadap blanko nilai pun menunjukkan bahwa siswa

yang memberikan perhatian penuh pada pembelajaran ini

mayoritas tuntas dari KKM yang ditetapkan. Di sisi lain

siswa yang sekedar menghafal atau tidak memberikan

perhatiannya akan mendapat nilai setingkat KKM atau

bahkan tidak tuntas.

Melihat hasil ini, guru agama mengaku tetap

memiliki tugas untuk menarik perhatian siswa agar hasil

dari pembelajaran ini merata. Disampaikan dalam

wawancara bahwa guru agama memang berhasil untuk

Page 26: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

75

membuat siswa terbuka dan menceritakan kehidupan

pribadinya, namun ini hanya dilakukan sebagian siswa.

GA1: Tugas saya memang untuk memperbaiki proses di kelas. Percuma kalau hasilnya tidak bisa

merata. Beberapa siswa bersikap acuh tak acuh

dengan pelajaran PAK, karena ya itu, PAK cuma

dirasa nilai pelengkap dan tidak ada di UN.

Padahal sudah dirancang sedemikian rupa agar pembelajaran tidak hanya ceramah, tapi ngajak

mereka aktif.

Di sisi lain, Kepala Sekolah berharap bahwa

pembelajaran PAK di SMA Kristen Satya Wacana bisa

mengarahkan siswa untuk menghayati Kekristenan.

Sebagai lembaga pendidikan Kristen, Kepala Sekolah

selalu mengingatkan bahwa profil Kristiani yang ada

sebagai student profile tersebut harus tercapai dan

memberi pengaruhi signifikan bagi siswa.

KS: Saya selalu mengarahkan guru bahwa PAK di

sekolah ini tidak hanya menjadi mata pelajaran,

tetapi PAK harus membangun Kekristenan siswa.

Memang yang sekolah di sini tidak semuanya

Kristen, tetapi Kekristenan melalui teladan Kristus harus diajarkan. Saling menolong, saling

menyapa, memberi salam, tidak berkelahi, paling

tidak ini yang diharapkan. Sekolah juga

berusaha menfasilitasi dengan program-program

seperti retreat, ibadah awal pekan & akhir pekan,

perayaan natal & paskah.

Pernyataan Kepala Sekolah secara tidak langsung

menunjukkan peran sekolah untuk mendukung

pembelajaran PAK. Kepala Sekolah berharap bahwa PAK

akan membentuk karakter siswa yang Kristen, sehingga

Page 27: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

76

pembelajaran kontekstual merupakan metode yang tepat

untuk SMA Kristen Satya Wacana. Kepala Sekolah

mengevaluasi perlunya peningkatan kompetensi guru dan

program ini sehingga hasil yang dicapai maksimal.

4.3 Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama

Kristen di SMA Kristen Satya Wacana

4.3.1 Relevansi program terhadap konteks

Seperti yang disebutkan oleh Bevans dalam upaya

kontekstualisasi yang tepat adalah dengan

memperhatikan latar belakang peserta didik berupa

status keluarga, kemampuan ekonomi dan mata

pencaharian keluarga, pergaulan peserta didik baik di

sekolah maupun di luar sekolah, kemampuan akademis

peserta didik, relasi dalam keluarga, dll (Bevans, 2002:

13-18). Penulis berusaha menjabarkan kerangka ini

dalam diagram di bawah ini,

Pembelajaran Kontekstual

Siswa

Masalah pribadi

ekonomi

sosial

Status keluarga

akademis

Topik

Teks Alkitab

Hasil

Evaluasi

Page 28: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

77

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa seorang

guru PAK sebagai manajer kelas dituntut untuk

menyusun materi dengan mempertimbangkan tiga hal.

Topik pembelajaran, teks Alkitab dan latar belakang

siswa. Dengan pertimbangan ini, diharap materi

pembelajaran PAK tidak sampai hanya pada topik dan

teks Alkitab, tetapi latar belakang siswa turut

diperhatikan. Jika pembelajaran PAK hanya sampai pada

dua aspek pertama, maka siswa hanya jatuh pada

pemahaman teoritis atau menghafal teori. Sedangkan

tujuan dari pembelajaran konstekstual adalah

menggunaan materi pembelajaran di kelas untuk

menjawab kebutuhan dan secara aplikatif menjadi

tawaran solusi bagi masalah siswa.

Penulis menganalisis bahwa pelaksanaan

pembelajaran PAK di SMA Kristen Satya Wacana telah

berjalan sesuai dengan diagram di atas. Guru telah

berusaha untuk menggunakan latar belakang siswa

sebagai bahan pertimbangan dalam mempersiapkan

pembelajaran. Sesuai dengan hasil wawancara, guru

berusaha mengenal siswa melalui sesi kesaksian atau

menceritakan pengalaman pribadi baik itu dalam

penugasan atau di tengah-tengah pembelajaran. Terbukti

bahwa melalui cara ini siswa merasa diberi kesempatan

untuk menceritakan identitas maupun pengalaman siswa.

Page 29: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

78

Dari proses observasi, penulis juga menemukan

adanya usaha mengejawantahkan teks Alkitab dengan

bahasa sehari-hari siswa sebagai remaja. Cara ini dipilih

guru untuk menarik perhatian siswa dan

menyederhanakan topik atau teks tersebut sehingga lebih

mudah untuk dipahami. Selain itu penggunaan analogi

atau contoh dalam kehidupan siswa menjadi tawaran

solusi melalui materi pembelajaran. Materi pembelajaran

yang bersifat abstrak dijabarkan dalam contoh konkret

bagi siswa.

Dari analisis di atas penulis melihat bahwa program

pembelajaran PAK berbasis kontekstual ini telah relevan

dengan kebutuhan siswa. Baik siswa sebagai naradidik

maupun siswa sebagai remaja seutuhnya. Wawancara

kepada siswa menunjukkan adanya usaha untuk

memahami kebutuhan siswa dan guru masuk ke ranah

pengalaman siswa. Dengan demikian analisis ini

menjawab pertanyaan penelitian ini, yaitu program ini

dirasa telah relevan dengan latar belakang SMA Kristen

Satya Wacana sebagai lembaga pendidikan Kristen dan

siswa sebagai remaja.

4.3.2 Manfaat program

Manfaat besar yang diharapkan dari pembelajaran

berbasis kontekstual ini ketersediaan materi

pembelajaran yang mampu menjawab kebutuhan dan

Page 30: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

79

mengantarkan siswa pada perumusan solusi atas

masalah yang dialami (Rusman, 2011: 187). Manfaat

selanjutnya yang diharapkan melalui program ini adalah

mampunya siswa tidak hanya memahami tetapi juga

menghayati materi sehingga bisa dilakukan dan

mendatangkan perubahan secara holistik (Sulistyowati:

2010). Berdasarkan ini maka manfaat dari program ini

terdiri dari manfaat teoritis dan praktis.

4.3.3 Input

4.3.3.1 Guru

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai guru

pengampu mata pelajaran PAK, dapat disimpulkan bahwa

guru tersebut telah memiliki kualifikasi sebagai guru

bidang studi tingkat SMA. Ini didukung oleh Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007

mengenai kualifikasi dan kompetensi guru:

Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik minimum diploma

empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang

sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu,

dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

Salah seorang guru merupakan alumni program

studi strata satu Pendidikan Agama Kristen dan seorang

yang lain alumni program studi Teologi. Meskipun alumni

program studi Teologi, guru tersebut memiliki kualifikasi

sebagai pengajar bidang studi PAK. Hal ini disebabkan

Page 31: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

80

bahwa program studi Teologi tempat guru tersebut

menyelesaikan pendidikannya juga menyediakan

kurikulum sebagai guru PAK.

Dalam hal pembelajaran PAK, kedua guru telah

memiliki kompetensi yang baik. Keduanya tidak

mengajarkan materi dengan metode konvensional saja

yaitu ceramah. Penggunaan berbagai metode

menunjukkan bahwa guru tanggap dengan perubahan

yang terjadi di dunia pendidikan masa kini. Guru juga

telah memahami dengan baik konsep pembelajaran

berbasis konteksual untuk bidang studi PAK. Dalam

proses pembelajaran di kelas, guru menggunakan empat

aspek yang penulis pilih sebagai aspek yang tepat

digunakan untuk bidang studi PAK: Konstruktivisme,

Pemodelan, Refleksi dan Penilaian Nyata.

Guru pengampu bidang studi PAK di SMA Kristen

Satya Wacana yang telah menggunakan kurikulum 2013

sejak tahun 2013 menunjukkan pemahaman yang baik

tentang kurikulum PAK. Guru cukup berhasil

mensubstitusi kompetensi inti dan kompetensi dasar

bidang studi PAK dalam kurikulum 2013 pada

topik/materi yang tepat bagi siswa. Kemampuan

komunikasi verbal guru dalam menyampaikan materi

dalam bahasa yang mudah dipahami oleh siswa juga baik.

Hal ini ditunjukkan mampunya guru menafsir teks

Page 32: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

81

Alkitab dan menyusunnya dalam kata-kata sederhana

sehingga siswa mampu memaknai teks tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan

bahwa aspek masukan (input) pertama yaitu guru PAK di

SMA Kristen Satya Wacana tergolong baik. Kemampuan

verbal, penguasaan materi, penguasaan kurikulum,

penguasaan metode pembelajaran dan kualifikasi guru

menurut permendiknas no. 17 tahun 2007 menjadi

indikatornya. Di samping itu pembinaan Kepala Sekolah

yang rutin diberikan tiap bulannya menunjukkan

keinginan SMA Kristen Satya Wacana yang berusaha

meningkatkan kemampuan pengajarnya.

4.3.3.2 Siswa

Berdasarkan data masukan (input) tentang siswa di

SMA Kristen Satya Wacana tergolong baik. Sistem

penerimaan siswa baru di sekolah ini menunjukkan

adanya usaha untuk menyeleksi calon siswanya. Siswa

berprestasi diberi kesempatan yang besar untuk

menempuh jenjang pendidikan SMA di tempat ini dan

juga mendapatkan beasiswa. Kemampuan akademis siswa

secara keseluruhan dalam mengikuti pembelajaran juga

cukup baik. Ini ditunjukkan dengan hasil belajar yang

bervariatif namun tetap mengindikasikan perkembangan

yang baik.

Page 33: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

82

Latar belakang ekonomi, sosial, dan budaya siswa

yang beragama menunjukkan keunikan siswa di sekolah

ini. Siswa yang 30% berasal dari luar kota Salatiga

bahkan berasal dari luar pulau Jawa menunjukkan

keberagaman siswa. SMA Kristen Satya Wacana pun

membuka diri terhadap program pemerataan pendidikan

bagi anak Indonesia dengan menerima siswa dari Papua

tiap tahunnya.

Melihat beberapa pernyataan tersebut, aspek siswa

menjadi dukungan yang baik bagi pelaksaan

pembelajaran di SMA Kristen Satya Wacana. Dalam hal

pembelajaran PAK, siswa cukup kooperatif dan mampu

memahami materi yang diberikan secara baik. Beberapa

siswa yang memiliki kelemahan akademis menjadi

perhatian khusus bagi guru PAK untuk mengetahui

penyebab atau metode pembelajaran yang tepat guna

untuk semua siswa.

4.3.3.3 Sarana Prasarana

Mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun

2013 tentang perubahan standar nasional pendidikan,

standar sarana prasarana menjadi kriteria yang harus

diperhatikan. Setiap satuan pendidikan harus

menyediakan ruang belajar, tempat olah raga, tempat

ibadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,

tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi untuk

Page 34: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

83

menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan

teknologi komunikasi dan komunikasi. Keadaan sarana

prasarana di SMA Kristen Satya Wacana tergolong sangat

baik.

Ruang kelas yang dilengkapi LCD projector,

pengkondisi udara, kursi-meja siswa, white board dan

kebutuhan fisik lainnya menunjukkan kondisi kelas yang

baik. Di sisi lain, siswa mendapatkan fasilitas gedung

olahraga, ruang laboratorium, taman dan teater terbuka,

perpustakaan, ruang IT, wifi, loker, kantin, dan ruang

pendampingan sebagai penunjang proses pembelajaran.

Fasilitas fisik yang disediakan SMA Kristen Satya Wacana

menunjukkan sarana prasarana yang lengkap sebagai

penunjang kegiatan pembelajaran.

Penerapan kurikulum 2013 dan penyediaan

perangkat yang dibutuhkan guru menjadi kemudahan

yang diberikan kepada setiap pengajar. Kurikulum ini

masih cukup baru diterapkan di sekolah ini, namun

demikian pihak sekolah telah memberikan kemudahan

dengan menyediakan perangkat yang dibutuhkan. Dalam

hal ini, guru cukup berfokus pada proses belajar

mengajar dengan baik, sedangkan silabus dan blanko

penilaian disediakan oleh pihak sekolah.

Sarana prasarana ruang PAK juga cukup baik.

Kelas didesain tanpa kursi sehingga siswa duduk di lantai

beralaskan karpet, serta disediakan meja. Filosofi di balik

Page 35: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

84

desain ruangan ini menunjukkan adanya pembedaan

kelas lain dengan kelas PAK. Siswa diharapkan tunduk

kepada Tuhan dan mengikuti pembelajaran dengan

kerendahan hati. Namun demikian kebersihan ruangan

ini, khususnya karpet agaknya harus mendapatkan

perhatian lebih. Mengingat beberapa siswa merasa

terganggu dengan bau karpet yang kotor. Penyediaan alat

musik di ruangan ini juga mendukung proses

pembelajaran, mengingat kelas akan dimulai dengan

renungan bersama.

4.3.4 Pelaksanaan Program

Menurut Rusman, konsep dasar CTL atau

pembelajaran kontekstual berdasarkan asas manusia

belajar dari pengalaman dan refleksi (2011: 187). Pola dari

model ini adalah siswa dirancang untuk membangun

makna dari materi yang telah dipelajari, serta diminta

untuk menghubungkan muatan pengetahuan akademis

dengan konteks kehidupan sehari-hari. Ada empat dari

tujuh aspek pembelajaran berbasis kontekstual yang

penulis pilih dan telah berhasil diterapkan pada

pembelajaran PAK di SMA Kristen Satya Wacana (Saud:

2010).

a. Konstruktivisme

Pada tahap ini siswa diminta untuk membangun

pemahaman dasar mereka mengenai topik yang

Page 36: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

85

akan dipelajari. Cara guru untuk menstimulus

siswa membangun pemahaman adalah dengan

memberikan beberapa pertanyaan mendasar

tentang makna topik. Bagian selanjutnya guru

akan menarik kesimpulan sementara berdasarkan

jawaban siswa. Tak jarang guru menanyakan

pemahaman materi berdasarkan pengalaman

siswa. Hal ini sesuai dengan asas konstruktivisme

dalam CTL, yaitu membangun pemahaman

berdasarkan pengalaman siswa (2006: 262).

b. Pemodelan

Pada tahap ini siswa diajak untuk mencari dan

melihat tokoh baik dalam Alkitab maupun

kehidupan sehari-hari yang dapat dijadikan model

untuk menguatkan materi. Pemodelan

dimaksudkan agar siswa lebih mudah memahami

materi dengan meneladani sikap maupun kejadian

dari tokoh yang dipilih. Dalam pembelajaran PAK di

SMA Kristen Satya Wacana, guru sering

menggunakan tokoh Alkitab sebagai dasarnya,

kemudian menggunakan contoh dalam kehidupan

masa kini untuk memperkuat pemodelan.

Contohnya adalah ketika guru memilih Yesus

sebagai contoh teladan kasih menurut Alkitab dan

kemudian menggunakan teladan Bunda Teresa di

masa kini sebagai penguatnya.

Page 37: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

86

c. Refleksi

Tahap refleksi tidak hanya dilakukan dengan

memberi waktu kepada siswa untuk merenungkan

kaitan materi dengan pengalaman sehari-hari. Asas

refleksi beberapa kali diberikan dalam bentuk

penugasan, misalnya dengan membuat kesaksian

verbal maupun non-verbal, membuat renungan

singkat secara tertulis, mencari pengalaman sehari-

hari yang berhubungan dengan materi, maupun

portofolio yang merupakan kaitan antara materi

dengan kehidupan nyata sehari-hari.

d. Penilaian Nyata

Tahap penilaian dilakukan oleh guru tidak hanya

berdasarkan hasil tes, namun sejak proses

pembelajaran. Penilaian nyata menunjukkan

apakah siswa mempelajari sesuatu yang baru sejak

proses pembelajaran atau tidak. Kecermatan guru

sangat diperlukan dalam proses penilaian nyata ini,

sebab kemajuan, kemunduran, dan kesulitan siswa

dalam belajar menjadi perhatian utama guru (2011:

198). Dalam hal ini guru PAK cukup berhasil

melakukan asas penilaian nyata.

Ada aspek lain yang digunakan oleh guru PAK

untuk memperkuat pelaksanaan pembelajaran berbasis

kontekstual di SMA Kristen Satya Wacana, yaitu

pendampingan pastoral. Messach Krisetya menyatakan

Page 38: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

87

bahwa pendampingan pastoral merupakan layanan

pertolongan atau kesembuhan dan asuhan melalui

perhatian yang intensif kepada individu maupun

kelompok dalam permasalahan kehidupan mereka (2010:

13). Pelaksanaan pendampingan pastoral di SMA Kristen

Satya Wacana tidak menyalahi atau melebihi kinerja guru

bidang bimbingan konseling. Pendampingan pastoral di

sekolah ini juga dilakukan dengan bantuan guru BK.

Proses pendampingan pastoral bisa dimulai dari

hasil kesaksian atau cerita siswa dikelas baik secara

verbal maupun non-verbal. Dalam praktiknya, guru kerap

kali menanyakan hasil refleksi siswa dari materi yang

diajarkan dan tak jarang merupakan masalah yang

sedang dihadapinya. Berawal dari tahap ini, guru

kemudian melakukan pendekatan pribadi dan

pembicaraan empat mata atau berkelompok dengan siswa

untuk meminta kejelasan lebih tentang masalah yang

dihadapi. Jika siswa merasa perlu bantuan untuk

penyelesaian masalah ini, maka guru akan mengadakan

pembicaraan yang lebih intens. Berdasarkan pembicaraan

tersebut, guru dapat mengetahui akar permasalahan dan

mengarahkan siswa untuk menemukan jalan keluarnya.

Jika dirasa guru PAK tidak memiliki kompetensi untuk

menyelesaikan masalah tersebut, maka guru akan

merujuk siswa kepada guru BK untuk ditindaklanjuti.

Page 39: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

88

Berdasarkan hasil wawancara yang telah

disampaikan siswa, metode ini berhasil secara maksimal

untuk membantu siswa memahami materi secara praktis.

Di samping itu layanan pendampingan pastoral menjadi

penguatan bagi siswa untuk menemukan jalan keluar

atas masalahnya. Melalui pendampingan pastoral dapat

ditemukan pula penyebab penurunan prestasi siswa,

penurunan semangat siswa dalam belajar, maupun

konflik antar siswa.

Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis

kontesktual pada bidang studi PAK di SMA Kristen Satya

Wacana, guru telah mempersiapkan pembelajaran (pra-

pembelajaran) dengan baik. Buku paket yang digunakan

tidak digunakan secara mentah tanpa memperhatikan

konteks. Beberapa kegiatan pembelajaran dipilih

berdasarkan tepat gunanya bagi siswa. Proses

pembelajaran di kelas pun berjalan dengan

menyenangkan. Guru tidak menyampaikan materi secara

konvensional (ceramah) saja, tetapi menggunakan

permainan, film, dan media lainnya. Guru telah berusaha

bersikap komunikatif dengan tidak menutup diri dari

pendapat siswa dan berhasil membangun relasi yang baik

dengan siswa. Guru juga telah mampu membantu siswa

memahami teks-teks Alkitab yang bersifat abstrak dengan

mengambil contoh dalam kehidupan sehari-hari atau

bahasa yang lebih sederhana.

Page 40: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

89

Beberapa evaluasi yang dicatat penulis saat proses

pembelajaran PAK di SMA Kristen Satya Wacana adalah

perlunya perhatian guru bagi siswa yang masih belum

memberikan perhatian sepenuhnya pada PAK.

Berdasarkan hasil wawancara, di tiap kelas masih ada

beberapa siswa yang cenderung tidak memperhatikan

atau mengikuti proses pembelajaran 100%. Jika hal ini

tidak ditindaklanjuti guru, maka dampak yang muncul

adalah pemahaman dangkal siswa dan manfaat yang

tidak tercapai. Catatan evaluasi lainnya adalah

4.3.5 Pengaruh yang diharapkan dan tidak diharapkan

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, ada

dua perilaku yang muncul sebagai hasil pembelajaran

berbasis kontekstual pada bidang PAK. Sikap yang

diharapkan berdasarkan program ini adalah siswa

mampu tidak hanya mengkaitkan materi pembelajaran

dengan pengalaman, namun menerapkannya untuk

menyelesaikan masalahnya. Ini telah berhasil dilakukan

oleh beberapa siswa dengan baik. Perilaku yang di

harapkan lainnya adalah siswa memiliki sikap positif dan

kehidupan spiritual yang lebih baik. Beberapa siswa

menyatakan bahwa pembelajaran PAK membuat mereka

lebih mengenal Tuhan-nya dan bersikap lebih baik dalam

menghargai sesama. Penulis melihat berhasilnya program

Page 41: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

90

pembelajaran ini mengarahkan siswa untuk mencapai

manfaat yang diharapkan melalui perilaku siswa.

Di sisi lain, muncul perilaku yang tidak diharapkan

dari program ini. Perilaku ini adalah mereduksinya sikap

hormat atau penghargaan siswa kepada guru. Keakraban

guru dan siswa melalui komunikasi personal yang

dibangun oleh guru membuat siswa menjadi terlalu

nyaman. Dampak yang muncul adalah berkurangnya rasa

penghargaan siswa kepada guru. Hal ini ditunjukkan

dengan penggunaan bahasa Jawa kasar beberapa siswa

kepada guru dan ketidakmampuan siswa membedakan

cara bersikap kepada teman dan guru. Penulis mengkaji

perlunya sikap tegas guru untuk mengingatkan siswa

untuk membedakan cara bersikap. Jika tidak, maka

kewibawaan guru sebagai pengajar tidak lagi ada. Hal ini

akan berdampak pada sikap meremehkan proses

pembelajaran di kelas sehingga tujuan pembelajaran

sama sekali tidak tercapai.

4.3.6 Analisa hasil program

Pada analisa hasil program, guru telah menyadari

bahwa program ini tidak berhasil secara merata.

Ketidakberhasilan ini disebabkan karena tidak seluruh

peserta yang memperhatikan pembelajaran di kelas.

Dengan kata lain, hanya sebagian siswa yang

memperhatikan apa yang sedang diajarkan oleh guru,

Page 42: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

91

sehingga siswa yang tidak memperhatikan hanya akan

sampai pada pemahaman teoritis. Program pembelajaran

PAK berbasis kontekstual tidak boleh terhenti pada

pemahaman teoritis (Sa’ud, 2010: 163).

Hasil pembelajaran berdasarkan blanko penilaian

menunjukkan adanya kesenjangan antara siswa yang

memperhatikan dan tidak. Siswa yang memberi perhatian

akan lulus atau lebih dari KKM yang ditentukan,

sedangkan siswa yang tidak memberi perhatian akan

cenderung lulus pada batas nilai KKM atau harus

mengikuti remidiasi.

Analisa ini menunjukkan perlunya guru

menemukan cara yang lebih baik untuk menarik

perhatian siswa. Perhatian ini dimaksudkan agar siswa

secara menyeluruh terlibat dalam pembelajaran. Jika

siswa terlibat penuh dalam pembelajaran, maka materi

dan tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tercapai.

Siswa tidak hanya menghafal materi, namun dapat

mengaplikasikan materi dengan pengalaman sehari-hari.

Dalam kehidupan spiritual, untuk mencapai profil

siswa “strong in Christian character”, guru harus lebih

menekankan pada disiplin spiritual. Disiplin spiritual

memang telah dicontohkan dengan memulai

pembelajaran dengan renungan bersama. Namun penulis

melihat bahwa ini belum cukup. Disiplin spiritual dapat

ditambahkan dengan cara mewajibkan siswa membawa

Page 43: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

92

Alkitab tanpa meminjam atau menekankan pada

penerapan nilai-nilai Kekristenan. Dalam praktiknya,

guru mengijinkan siswa menggunakan telepon genggam

sebagai pengganti Alkitab fisik.

Hasil wawancara menyatakan kurangnya kerjasama

guru dengan orang tua. Kerjasama ini dapat dibangun

dengan meminta perhatian orang tua dalam membimbing

siswa selain untuk rajin belajar, tetapi juga membimbing

kehidupan spiritual siswa. Guru dapat membangun relasi

dengan orang tua untuk mengetahui latar belajang siswa

lebih mendalam, meminta bantuan orang tua jika siswa

mengalami kemunduran prestasi atau bersama-sama

mencari jalan keluar atas permasalahan yang dihadapi

siswa.

Program pembelajaran berbasis kontekstual ini

didukung secara penuh oleh sekolah. Ini dapat dilihat

dengan penyediaan fasilitas alat musik, Alkitab dan

Kidung Jemaat, dan buku pujian di ruang agama.

Dukungan lain berupa pendanaan untuk program re-treat

dan perayaan hari raya Kristiani serta pendanaan untuk

kebutuhan media pembelajaran siswa.

Secara umum evaluasi analisa hasil pembelajaran

berbasis kontekstual pada bidang studi PAK di SMA

Kristen Satya Wacana telah berjalan baik. Guru

menyadari kekurangan dan hambatan yang dialami

selama proses pembelajaran. Pihak sekolah telah

Page 44: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

93

mendukung program pembelajaran ini sehingga tujuan

profil siswa yang diharapkan tercapai. Pemberian teladan

bagi tiap guru (tidak hanya guru PAK) juga diperlukan

untuk mewujudkan profil ini. Dengan cara demikian

maka siswa tidak hanya mendapatkan materi tentang

Kekristenan tetapi mendapatkan teladan yang baik dan

dekat dengan siswa, yaitu guru.

Hasil analisa program yang penulis temukan

adanya pengembangan pembelajaran berbasis

kontekstual yang relevan untuk diterapkan pada bidang

studi Pendidikan Agama Kristen. Guru menggunakan

asas pendampingan pastoral untuk mengetahui

permasalah siswa secara mendalam. Pendampingan

pastoral ini bukan bertujuan untuk menyelesaikan

masalah siswa, tetapi membantu siswa menemukan jalan

keluar atas masalahnya secara mandiri. Guru

menggunakan asas-asas Kekristenan dalam

pendampingan ini sehingga tidak menyalahi tugas atau

mengambilalih tugas guru BK. Dengan demikian

pengembangan pembelajaran berbasis kontekstual ini

terletak pada penggunakan asas pendampingan pastoral

pada pembelajaran PAK.

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis peroleh,

ada beberapa perkembangan dari beberapa hasil

penelitian yang penulis kutip. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Putu Agus Putra Adnyana, Ni Ketut Suarni

Page 45: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

94

dan Ni Wayan Koyan (2014) maupun Sulistyowati (2010),

metode pembelajaran kontekstual tidak hanya memberi

pengaruh pada kemampuan analitik siswa tetapi juga

pada kemampuan sosial. Pada dua penelitian ini, CTL

diterapkan pada mata pelajaran Kewarganegaraan dan

sikap nasionalisme.

Dalam penelitian ini penulis memperoleh hasil yang

senada yaitu adanya peningkatan kemampuan analitik

siswa untuk memahami topik mata pelajaran Pendidikan

Agama Kristen yang abstrak dan doktrinal. Di samping itu

siswa berhasil menerapkan pemahaman atas topik

pembelajaran untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.

Hal ini merupakan perkembangan dari temuan Armiati

dan Febriani (2013), yaitu penerapan CTL untuk terhenti

pada pemecahan permasalahan matematika. Di samping

itu, hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan

kehidupan spiritualitas siswa meskipun belum terjadi

secara merata. Peningkatan spiritualitas ini ditunjukkan

dengan berkurangnya tindak kekerasan antar siswa,

sikap menghargai satu sama lain, dan peningkatan

kehikmatan siswa saat beribadah.

Dari tiga hasil penelitian yang penulis kutip,

ketiganya tidak mengevaluasi guru dalam mempersiapkan

pembelajaran berbasis CTL. Dalam penelitian ini, penulis

mengevaluasi program pembelajaran PAK berbasis CTL

dari segi kemampuan manajerial pembelajaran. Penulis

Page 46: Bab IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...SMA Kristen Satya Wacana telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII masih menggunakan KTSP. Proses belajar mengajar

95

menemukan bahwa guru telah berusaha mempersiapkan

dan mengkaitkan topik pembelajaran dengan konteks

sekolah (visi dan misi) dan konteks siswa (ekonomi, sosial,

dan budaya).

Empat asas CTL yang penulis pilih sebagai

indikator pembelajaran PAK berbasis CTL dalam

penelitian ini yaitu konstrukstivisme, pemodelan, refleksi

dan penilaian nyata telah diterapkan oleh guru baik

dalam tahap perencanaan pembelajaran, proses

pembelajaran maupun evaluasi pembelajaran. Dalam

penelitian ini pun ditemukan pengembangan asas CTL, di

mana guru menggunakan metode pendampingan pastoral

untuk mengetahui dan membantu siswa memecahkan

masalah yang sedang dialaminya.