bab iv hasil penelitian 1.1 kondisi obyektif smp negeri 10...

29
BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 Kota Gorontalo 1.1.1 Gambaran Umum SMP Negeri 10 Kota Gorontalo Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak, antara lain dengan kepala sekolah, guru-guru, siswa dan komponen sekolah lainnya serta hasil studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah sebagai berikut: a. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 10 Kota Gorontalo adalah sekolah Negeri berstatus terakreditasi B. yang melaksanakan pengelolaan beradasarkan program kerja yang dituangkan dalam rencana kerja. Yang ditetapkan melalui rapat kerja tahunan dan rapat semester atau musyawarah yang melibatkan semua komponen sekolah seperti kepala sekolah, guru- guru/staf, orang tua siswa, komite sekolah, dan pihak-pihak lain yang terkait seperti pengawas. Sekolah ini awalnya merupakan Sekolah rintisan sekolah standar nasional. Sekolah ini didirikan pada tahun 1997 dan beroperasi pada tahun 1998 dengan nomor statistik sekolah 20.1.17.61.03.50. dengan status tanah milik pemerintah. b. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal dibawah Departemen Pendidikan Nasional, SMP Negeri 10 Kota Gorontalo berupaya untuk:

Upload: vuongcong

Post on 02-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

BAB IV

HASIL PENELITIAN

1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 Kota Gorontalo

1.1.1 Gambaran Umum SMP Negeri 10 Kota Gorontalo

Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak, antara lain dengan

kepala sekolah, guru-guru, siswa dan komponen sekolah lainnya serta hasil studi

dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah sebagai berikut:

a. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 10 Kota Gorontalo adalah sekolah

Negeri berstatus terakreditasi B. yang melaksanakan pengelolaan

beradasarkan program kerja yang dituangkan dalam rencana kerja. Yang

ditetapkan melalui rapat kerja tahunan dan rapat semester atau musyawarah

yang melibatkan semua komponen sekolah seperti kepala sekolah, guru-

guru/staf, orang tua siswa, komite sekolah, dan pihak-pihak lain yang terkait

seperti pengawas.

Sekolah ini awalnya merupakan Sekolah rintisan sekolah standar nasional.

Sekolah ini didirikan pada tahun 1997 dan beroperasi pada tahun 1998 dengan

nomor statistik sekolah 20.1.17.61.03.50. dengan status tanah milik

pemerintah.

b. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal

dibawah Departemen Pendidikan Nasional, SMP Negeri 10 Kota Gorontalo

berupaya untuk:

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

a) Meningkatkan peran dan fungsi sekolah dalam pengembagan ilmu

pengetahuan dan peningkatan kualitas pendidik (tenaga pengajar)

b) Meningkatkan kemampuan belajar dan kecerasan intelektual, keceradasan

emosianal siswa yang beorientasi pada penanaman nilai-nilai karakter

pada siswa.

c) Memberikan bekal dan mempersiapkan siswa untuk siap berkompetisi di

kanca provinsi, nasional, maupun internasional

d) Mempersiapkan out put sekolah untuk mengikuti pendidikan tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan wakil kepala sekolah bidang

kesiswaan, bahwa “saya selaku wakil kepala bidang kesiswaaan merasa bangga

sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik dapat saya

katakan membanggahkan. Salah satu contohnya adalah sekolah ini ditingkat

nasional pernah memdapatkan medali perak dalam lomba karya ilmiah remaja.

Dan dibidang olah raga, sekolah kami ini sering menjuarai turnamen olahraga

baik putra maupun putrid di tingkat kota maupun provinsi. Dan masih banyak lagi

prestasi yang pernah diraih oleh sekolah ini” (hasil wawancara tanggal 12 Mei

2013)

Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh kepala sekolah, bahwa “siswa

sekolah ini mampu dan dapat bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya yang

setingkat”.

Di waktu yang berbeda, wakil kepala sekolah bidang kurikulum

menuturkan bahwa “semua keberhasilan itu tidak lepas dari peran semua pihak

sekolah. Terutama kepala sekolah sebagai pemimpin dan guru sebagai pendidik.

25

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

Dan ia menambahkan pula bahwa kepala sekolah kami ini sekitar 3 bulan yang

lalu ia mendapat penghargaan sebagai kepala sekolah berprestasi 1 tingkat

provinsi”.(hasil wawancara tanggal 15 mei 2013)

Dalam hal peningakatan sumber daya manusia yang baik, SMP Negeri 10

Gorontalo ingin “Menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang

menyenangkan dan mampu berkompetisi di tingkat nasional maupun lokal”

dalam hal ini SMP Negeri 10 Kota Gorontalo memiliki visi “ Bersih Hati” visi

tersebut memiliki makna: Berkualitas, Bersih, Sehat, Indah.

Untuk mewujudkan visi tersebut, SMP Negeri 10 Kota Gorontalo

menjalankam misi sebagai berikut:

a) Membina budi pekerti sesuai dengan tuntunan agama dan budaya bangsa

b) Meningkatkan profesionalisme guru dan tarta laksana yang berorientasi mutu

dan keunggulan

c) Meningkatkan penguasaan IPTEK dengan mengoptimalkan potensi akademik

yang dimiliki setiap siswa

d) Meningkatkan kegiatan sekolah

e) Terciptanya kondisi lingkungan sekolah yan mampu memotivasi seangat

belajar peserta didik

f) Profesonalisme dalam

Sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh SMP Negeri 10 Kota Gorontalo

adalah sebagai berikut:

a) Terwujudnya lingkungan sekolah yang bersih, aman, nyaman dan

menyenangkan.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

b) Meningkatkan gairah belajar siswa

c) Meningkatkan professionallisme tenaga pendidik

d) Meningkatkan kemampuan siswa untuk siap dan siap berkompetisi di kanca

nasional maupun internasional

e) Terjalinnya hubungan yang harmonis, kekeluargaan sesama warga sekolah.

f) Meningkatkan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar.

g) Terwujudnya disiplin murni bagi guru, staf dan siswa.

h) Terwujudnya penataan administrasi sekolah yang baik dan tertib (Tata Usaha

SMP Negeri 10 Kota Gorontalo, 2013).

Berdasarkan profil sekolah, sesuai dengan data yang peneliti dapatkan

adalah sebagai berikut:

A. Profil Sekolah

1. Lokasi Sekolah

SMP Negeri 10 Kota Gorontalo beralamat di Jalan Palma

Kelurahan Huangobotu, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo, Provinsi

Gorontalo. kearah selatan kurang lebih 300 Meter dari Polsek Dungingi

dan Puskesmas Dungingi. Dan kurang lebih 2 km dari pusat kota. Karena

letaknya yang strategis, maka SMP Negeri 10 Kota Gorontalo mudah

untuk dijangkau dengan berjalan kaki ataupun dengan menggunakan

kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi. Untuk sampai dilokasi SMP

Negeri 10 Kota Gorontalo, dari arah kampus Universitas Negeri Gorontalo

dapat ditempuh dengan naik angkutan umum atau bentor dengan dengan

menempuh perjalanan sekitar 20 menit.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

2. Sejarah Berdirinya Sekolah

Sekolah yang telah beroleh status terakreditasi B diresmikan pada

tahun 1997 dan dioperasikan pada tahun 1998

3. Keadaan Fisik Sekolah

SMP Negeri 10 Gorontalo ini berdiri ditanah seluas 10575 m

dengan jumlah ruangan kelas adalah 13 ruangan kelas. Selain itu, ukuran

ruanga kelas perruangan adalah seluas 63 m2.

Selain memiliki ruangan kelas, SMP Negeri 10 Gorontalo juga

memiliki ruangan perpustakaan dengan luas ruangan 84 𝑚2, ruangan

laboratorium IPA yang luasnya 120𝑚2, ruangan BK 24𝑚2 dan ruangan

keterampilan dengan luas ruangan 128𝑚2

4. Keadaan Lingkungan Sekolah

Jenis bangunan yang mengelilingi bangunan sekolah ini adalah

bangunan perumahan, puskesmas, dan polsek dinging. Kondisi lingkungan

sekolah SMP Negeri 10 Gorontalo ini merupakan daerah yang relative

rendah sehingga memungkinkan terjadinya banjir bila terjadi hujan dengan

curah yang cukup tinggi.

5. Fasilitas Sekolah

SMP Negeri 10 Gorontalo memiliki fasilitas penunjang

terselenggaranya proses belajar mengajar dengan baik. Antara lain adalah:

a. Perpustakaan: 1 unit keadaanya kurang baik, buku bacaan didalamnya

sangat kurang.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

b. Laboratorium: 1unit (IPA) kondisinya kurang baik. Fasilitas di

dalamnya sangat kurang dan memprihatinkan karena fasilitas yang ada

saat ini telah lama dan dapat dikatakan kadar luasa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala laboran SMP Negeri 10

Kota Gorontalo bertempat di ruangan labratorium sekolah, ibu lince

megatakan bahwa “ kami di SMP Negeri 10 gorontalo ini dalam 4

tahun terkhir belum mendapatkan bantuan peralatan sehingga anak-

anak (siswa) yang melakukan penelitian atau praktek sangat

terganggu, dijelaskannya pula bahwa untu kmelakukan praktek

dilaboratorium ini, guru dengan sebisa mungkin mentaktisi keadaan

agar siswa tidak terganggu proses pembelajaranya walaupun

peralatannya tidak memadai” (Tanggal 10 Mei 2013)

c. Ruang tata usaha : 1 unit kondisinya baik

d. Ruang wakasek : 1 unit kondisinya baik

e. Ruang kepsek : 1 unit kondisinya baik

6. Guru Dan Siswa

Jumlah Guru dan Siswa SMP Negeri Kota 10 Gorontalo ini dapat

dijabarkan sebagai berrikut:

a. Jumlah guru : 26 orang

b. Jumlah kelas : 13 ruangan kelas.

c. Jumlah siswa perkelas rata-rata : 24 orang.

d. Jumlah siswa seluruhnya : 275 orang.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

Tabel 1

Data Guru Berdasarkan Status

GURU MENURUT STATUS

No.

P N S

NO.

NON P N S

MATA

PELAJARAN

L P JLH

MATA

PELAJARAN

L P JLH

1. PPKN 1 - 1 1. PPKN - - -

2. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Agama

a.Islam 1 - 1 a.Islam - - -

b.Kristen Protestan - - - b.Kristen Protestan - - -

c.Kristen Katholik - - - c.Kristen Katholik - - -

d.Hindu - - - d.Hindu - - -

e.Budha - - - e.Budha - - -

3. Bahasa Indonesia 2 2 4 3. Bahasa Indonesia - - -

4. Matematika - 2 2 4. Matematika - - -

5. I P A 5. I P A

a.IPA Fisika - 3 3 a.IPA Fisika - - -

b.IPA Biologi - 1 1 b.IPA Biologi - - -

6. I P S 6. I P S

a.IPS Geografi - - - a.IPS Geografi - - -

b.IPS Sejarah 1 - 1 b.IPS Sejarah - - -

c.IPS Ekonomi 2 3 5 c.IPS Ekonomi - - -

d.IPS Koperasi 1 - 1

7. Bahasa Inggris - 3 3 7. Bahasa Inggris - - -

8. Penjaskes 1 1 2 8. Penjaskes - - -

9. K T K - - - 9. K T K - - -

10. Mulok - 1 1 10. Mulok

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

a.Ketrampilan - - - a.Ketrampilan (TIK) - 1 1

b.Agro Industri - - - b.Agro Industri - - -

c.Elektro - - - c.Elektro - - -

11. BP /BK - 1 1 11. BP /BK - - -

JUMLAH 9 17 26 JUMLAH - 1 1

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 10 Kota Gorontalo, 2013

Tabel 2

Pendidikan Guru Menurut Ijzah, Jurusan dan Mata Pelajaran yang Diajarkan

PENDIDIKAN GURU MENURUT IJAZAH / JURUSAN DAN MATA PELAJARAN YANG

DIAJARKAN

GURU SESUAI IJAZAH / JURUSAN MATA PELAJARAN YANG DIAJARKAN

JURUSAN S2 S1 D3 D2

D1/

SLTA

JL JURUSAN S2 S1 D3 D2

D1/

SLTA

JL

PPKN - 1 - - - 1 PPKN - 1 - - - 1

IPA - 3 1 - - 4 IPA - 3 - - - 3

IPS - 6 1 - - 7 IPS - 6 1 - - 7

Matematika - 2 - - - 2 Matematika - 2 - - - 2

Bah.Indo. - 2 - 2 - 4 Bah.Indo. - 2 - 2 - 4

Bah.Inggris - 2 - - - 2 Bah.Inggris - 2 - - - 2

Agama - 1 - - - 1 Agama - 1 - - - 1

BP/BK - 1 - - - 1 BP/BK - 1 - - - 1

Olah Raga 1 1 - - - 2 Olah Raga 1 1 - - - 2

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

Tehnik Sipil - - - - - - KTK - - - - - -

Tehk.Arsitek - - - - - - Mulok - - 1 1 - 2

Tehk.Elektro - - - - - - - Keteramp. - - - - - -

Seni Musik - - - - - - -

Agro.Indus.

- - - - - -

Keterampila

n

- - - 1 - 1 - Elektro - - - - - -

Dll ( TIK ) - - - - - - -Komputer - 1 - - - 1

JUMLAH 1 20 2 3 - 26 JUMLAH 1 20 2 3 - 26

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 10 Kota Gorontalo, 2013

Tabel 3

Data Siswa Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Usia

SISWA MENURUT JENIS KELAMIN SISWA MENURUT KELOMPOK USIA

KELAS L P JML <13 tahun 13-15 tahun >15 tahun JML

VII 63 71 134 84 49 1 134

VIII 50 58 108 8 97 3 108

IX 47 50 97 1 75 21 97

JUMLAH 160 179 339 93 221 25 339

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 10 Kota Gorontalo, 2013

Tabel 4

Data siswa Menurut Agama

SISWA MENURUT AGAMA

KELAS

ISLAM KRISTEN HINDU BUDHA

L P JLH L P JLH L P JLH L P JLH

VII 63 71 134 - - - - - - - - -

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

VIII 49 57 106 1 1 2 - - - - - -

IX 46 50 96 1 - 1 - - - - - -

JMLH 158 178 336 2 1 3 - - - - - -

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 10 Kota Gorontalo, 2013

7. Tata Tertib

Adapaun Tata tertib yang diberlakukan di SMP Negeri 10 adalah

sebagai berikut:

a. Untuk siswa: harus memakai seragam lengkap sesuai aturan sekolah,

dating tepat waktu, dan apel 06.45.

b. Untuk guru : harus menaati kode etik profesi guru, dating tepat waktu

paling lambat pukul 07.00 sudah tiba di sekolah.

c. Untuk pegawai : harus menaati aturan dari civitas sekolah, datang tepat

waktu paling lambat pukul 07.00 sudah tiba di sekolah.

1.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan

variabel penelitian, yaitu gaya kepemimpinan kepala SMP Negeri 10 Kota

Gorontalo. Tampilan gaya kepemimpinan kepala sekolah di peroleh dari hasil

wawancara langsung, baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain

yang masih dalam lingkup sekolah.

1.2.1 Gaya Kepemimpinan Kepala SMP Negeri 10 Kota Gorontalo

Kepemimpinan pendidikan sangat memerlukan perhatian yang utama

karena melalui kepemimpinan yang baik kita harapkan lahirnya tenaga-tenaga

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

yang berkualitas, tenaga yang siap latih dan siap pakai yang pada gilirannya akan

mampu melahirkan peserta didik yang handal, yang mampu berkompetisi,

menjiwai karakter kebangsaan. Untuk menciptakan itu semua, maka peran guru

merupakan faktor yang dominan dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Adapun deskripsi hasil penelitian tentang gaya kepemimpinan kepala SMP

Negeri 10 Kota Gorontalo ditinjau dari empat gaya kepemimpinan, sebagai

berikut:

1. Gaya Kepemimpinan Instruktif

Gaya kepemimpinan instruktif merupakan gaya komunikasi satu arah.

Pemimpin memberikan batasan peranan pengikutnya dan memberitahu

mereka tentang apa, bagaimana, bila mana dan dimana melaksanakan tugas.

Inisiatif pemecahan masalah dan pembuatan keputusan semata-mata dilakukan

oleh Pemimpin. Pemecahan masalah dan keputusan diumumkan, dan

pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh pemimpin.

Berkaitan dengan pernyataan di atas, maka hasil wawancara dengan

Kepala SMP Negeri 10 Kota Gorontalo, bahwa:

Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah

disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh

pemerintah. Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai

kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten

untuk menjalankan tugas, kemudian saya membuat deskripsi pekerjaan

dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-

masing (Hasil wawancara, tanggal 21 Mei 2013).

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh Kepala SMP

Negeri 10 Kota Gorontalo, maka dapat dikutip hasil wawancara dengan guru-

guru, yaitu:

“Kewenangan yang dimiliki oleh Kepala sekolah seharusnya kewenangan

yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang

kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan, akan tetapi

kepala sekolah tidak demikian, beliau lebih menghormati dan menghargai

seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebagian wewenangnya

sesuai dengan tingkatannya” (Hasil wawancara, tanggal 21 Mei 2013).

“Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan

pelaksanaan proses belajar mengajar ataupun kegiatan-kegiatan lain yang

berkaitan dengan kegiatyan sekolah sesuai dengan aturan yang dibuat oleh

segenap keluarga besar sekolah, tetapi dia tidak bertindak secara otoroter

akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan

wewenang kepada orang lain atau bawahan sebatas yang mampu

dikerjakan” (Hasil wawancara, tanggal 21 Mei 2013).

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepala

sekolah dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin tidak selamanya

inisiatif pemecahan masalah dan pembuatan keputusan semata-mata dilakukan

oleh pemimpin, tetapi dilakukan secara bersam-sama dengan warga sekolah.

2. Gaya Kepemimpinan Konsultasi

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

Gaya kepemimpinan konsultasi menggambarkan tentang perilaku

pemimpin yang tinggi pengarahan dan tinggi dukungan. Pemimpin masih

banyak memberikan pengarahan dan masih membuat hampir sama dengan

keputusan, tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan komunikasi dua arah

dan perilaku mendukung, dengan berusaha mendengar perasaan pengikut

tentang keputusan yang dibuat, serta ide-ide saran mereka. Meskipun

dukungan ditingkatkan, pengendalian (control) atas pengambilan keputusan

tetap pada Pemimpin.

Berkaitan dengan pernyataan di atas, maka hasil wawancara dengan

Kepala SMP Negeri 10 Kota Gorontalo, bahwa:

“Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga

sekolah ataupun dengan masyarakat. Saya menjelaskan kepada semua

stakeholder semua program yang saya telah, sedang dan akan

dilakukan agar dipahami oleh semua pihak”. (Hasil wawancara, tanggal

21 Mei 2013)

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh Kepala SMP Negeri

10 Kota Gorontalo, maka dapat dikutip hasil wawancara dengan guru-guru,

yaitu:

Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal

balik, baik yang terjadi antara Kepala sekolah dengan guru dan staf

ataupun antar mereka. Kepala sekolah membangun pola komunikasi

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama (Hasil

wawancara, tanggal 21 Mei 2013)

“Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal

yang berkaitan dengan kepemimpinannya. Dia mampu memainkan

peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik

Komunikasinyanya yang dipakai dua arah antara orang lain dan

dirinya. Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja

antara dirinya dengan orang lain. Bahkan dia minta dikritik apabila kurang

pas, bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia

asal sifatnya untuk membangun. Dia berani di koreksi ataupun dimintai

saran dan pendapat”. (Hasil wawancara, tanggal 21 Mei 2013)

“Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup

efektif berkaitan dengan berbagai hal. Komunikasinyanya yang dipakai

dua arah antara orang lain dan dirinya. Sering meminta informasi dan

masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain. Bahkan

dia minta dikritik apabila kurang pas, bahkan dia membuka layanan surat

baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun. Dia berani

di koreksi ataupun dimintai saran dan pendapat”. (Hasil wawancara,

tanggal 21 Mei 2013).

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepala

sekolah dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin dalam membuat

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

keputusan selalu berkonsultasi dengan bawahannya. Hal ini dilakukan agar

semua kegiatan yang dia lakukan di sekolah dapat diselesaikans secara

bersama-sama, sehingga pencapai tujuan kegiatan dapat tercapai.

3. Gaya Kepempinan Partisipatif

Gaya kepempinan partisipatif menggambarkan perilaku pemimpin yang

tinggi dukungan dan rendah pengarahan Pemimpin dan pengikut saling tukar

menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.

Komunikasi dua arah ditingkatkan, dan peranan pemimpin adalah secara aktif

mendengarkan. Tanggung jawab pemecahan masalah dan pembuatan

keputusan sebagian besar berada pada pihak pengikut. Hal ini sewajarnya

karenah pengikut memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas.

Berkaitan dengan pernyataan di atas, maka hasil wawancara dengan

Kepala SMP Negeri 10 Kota Gorontalo, bahwa:

“Saya sebagai Kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian

motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa

materil maupun immateril kepada guru, staf yang berprestasi. Saya juga

mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui

penyediaan buku, dan pelatihan. Tapi saya tidak segan menegur dan

memberikan sanksi seuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat

tercapai”. (Hasil wawancara, tanggal 21 Mei 2013).

Untuk menguatkan pernyataan yang disampai oleh Kepala SMP Negeri 10

Kota Gorontalo, maka dapat dikutip hasil wawancara guru-guru, yaitu:

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

“Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan, yaitu adanya saling

percaya, saling menghormati, dan saling menghargai seluruh komunitas

sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah

untuk mencapai tujuan. Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian

terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam

menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala

sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai

kemampuan masing-masing”. (Hasil wawancara, tanggal 21 Mei 2013).

“Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil

kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi

terhadap guru atau karyawan yang lainnya, bila melihat hal yang

kurang sesuai. Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan

staf sesuai kemampuan masing-masing. Kepala sekolah juga berusaha

menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan, yaitu adanya

saling percaya, saling menghormati, dan saling menghargai”. (Hasil

wawancara, tanggal 21 Mei 2013).

“Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing

madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya

berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama.

Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang

ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak

canggung untuk dilaksanakan. Tidak segan-segan sekali-kali Kepala

sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya. Kepala

sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum perbah ada

gejolak, jika ada sesuatu hal yang kurang pas, ada mekanismenya

tersendiri. Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa ditempat ini

kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini

kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman. Maka

dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaan”. (Hasil

wawancara, tanggal 21 Mei 2013).

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepala

sekolah dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin selalu berpartisipasi

dalam mengembangkan kemajuan sekolah, terutama saling tukar-menukar ide

dengan bawahan dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan yang

dilakukan.

4. Gaya Kepemimpinan Delegatif

Gaya kepemimpinan delegatif menggambarkan perilaku pemimpin yang

rendah dukungan dan rendah pengarahan. Pemimpin pemimpin

mendiskusikan masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga tercapai

kesepakatan mengenai defenisi masalah yang kemudian proses pembuatan

keputusan didelegasikan secara keseluruhan kepada bawahan. Sekarang

bawahanlah yang memiliki control untuk memutuskan tentang bagaimana cara

pelaksanaan tugas. Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

bawahan utnuk melaksanakan keputusan mereka sendiri karena mereka

memiliki kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab dalam

pengarahan perilaku mereka sendiri.

Kepala sekolah merupakan faktor yang urgen dalam meningkatkan kinerja

guru menuju guru yang profesional. Dalam meningkatkan kinerja guru kepala

sekolah senantiasa mengedepankan rasa persaudaraan untuk membangun

kerjasama, sebagaimana hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan

Kepala sekolah SMP Negeri 10 Kota Gorontalo adalah sebagi berikut:

“Dalam hal pencapaian tujuan organisasi, hal yang paling urgen adalah

penciptaan kondisi kerja yang harmonis dan kekeluargaan dan itu yang

selalu saya utamakan, tanpa adanya kondisis yang seperti itu, maka

pencapaian tujuan organisasi akaan sulit terwujudkan. Selain dari pada itu,

keprofesinalan seorang guru juga merupakan factor penentu keberhasilan

sekolah. Oleh karena itu kita selalu berusaha meningkatkan kualitas guru

dengan cara mengikut-sertakan mereka dalam event-event yang berkaitan

dengan pendidikan, misalnya kalau ada seminar-seminar yang berkaitan

dengan mata pelajaran, itu kita ikut sertakan guru” (hasil wawancara,

tanggal 21 Mei 2013).

Keterangan di atas diperkuat oleh hasil observasi peneliti pada waktu yang

berbeda yakni dengan melakukan wawancara dengan salah seorang guru mata

pelajaran PKn. ia menuturkan sebagai berikut. “Kepala sekolah orangnya

sangat mengerti tentang bagaimana memberdayakan kami guru-guru.

Misalnya ada kegiatan seminar atau pendidikan yang diadakan oleh pihak-

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

pihak terkait seperti pemerintah, mahasiswa. kepala sekolah dengan senang

hati memngijinkan kami untuk mengikuti kegiatan tersebut. Contoh

konkritnya adalah diizinkanya bapak Idrus Mohamad, S.Pd oleh kepala

sekolah untuk mengikuti kegiatan di Mahkamah Konstitusi Pusat. Yang

diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi. Berikut kutipan wawancara

peneliti dengan bapak Idrus Mohamad, S.Pd, bahwa:

“Saya seorang guru PKn dan waktu itu saya yang mewakili Gorontalo

untuk mengikuti kegiatan tersebut di Jakarta, maka saya saat itu di ijinkan

oleh kepala sekolah. Jadi bagi saya, kepala sekolah mempunyai perhatian

yang serius dalam peningkatan kualitas dan profesonal kami sebagai guru

di sekolah ini". (Hasil wawancara, tanggal 21 Mei 2013).

Dari hasil wawancara tersebut, terlihat bahwa kepala sekolah

menginginkan kemajuan khususnya dalam rangka peningkatan

profesionalisme guru dan salah satunya adalah kepala sekolah berusaha untuk

mengikutsertakan guru-guru dalam kegiatan seminar, pelatihan ataupun

pendidikan lainnya.

Pada kesempatan lain, peneliti berusaha ingin mengetahui bagaimana gaya

kepemimpinan kepala sekolah Dalam hal penciptaan iklim kerja yang baik dan

kondusif. Disini peneliti mewawancara seorang guru yang usianya paling

mudah diantara yang lainnya. Alasan peneliti mewawancarai nara sumber di

atas adalah peneliti ingin melihat sejauh mana kepala sekolah dalam

memimpin mebeda-bedakan bawahannya. Dan data yang diperoleh dari hasil

wawancara dengan guru tersebut bahwa:

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

“Kepala sekolah itu orangnya sangat bijaksana seperti yang saya ketahui

selama ini kepemimpinan kepala sekolah dalam memperlakukan bawahan

tidak memandang kami sebagai bahawan tetapi lebih kepada kami sebagai

mitra kerjanya, kami sebagai guru bebas untuk mengadakan komunikasi

dengan beliau (kepala sekolah) sebab kepala sekolah orangnya terbuka.

Beliau tidak pernah memaksakan kehendak, terkecuali bila keputusan itu

dari atas (keputusan dari kepala dinas atau pemerintah). Keterbukaan

beliau dilihat dari tindakannya misalnya dalam menentukan keputusan

siapa yang mau mengikuti penataran atau pelatihan, siapa yang cocok

menjadi wali kelas, siapa yang menjadi panitia kegiatan, dan bahkan

kepala sekolah memberikan kepercayakan kepada kami untuk mengambil

keputusan-keputusan, dan yang terpenting dalam hal kepemimpinannya

adalah ia sering dan selalu memberikan masukan atau arahan-arahan demi

terselengaranya suatu kegiatan. Dan tidak lupa beliau selalu memina

pertanggung jawaban dari kegiatan yang telah dipercayakannya kepada

kami. Disamping itu, kepala sekolah berusaha membangun suasana

kekeluargaan, sebab kami semua dipandang sebagai satu kesatuan. Ini

terlihat dari penampilan kepala sekolah yang tidak membedakan bawahan,

guru siapapun yang bersalah ditegur atau diberikan peringatan dan

arahan.” (Hasil wawancara tanggal 21 Mei 2013).

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepala

sekolah dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin selalu mendiskusikan

masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga tercapai kesepakatan mengenai

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

defenisi masalah yang kemudian proses pembuatan keputusan didelegasikan

secara keseluruhan kepada bawahan. Sehingga bawahan memiliki control untuk

memutuskan tentang bagaimana cara pelaksanaan tugas.

1.2.2 Kendala yang Dihadapi Kepala SMP Negeri 10 Gorontalo Dalam

Menerapkan Gaya Kepemimpinan

Pencapain tujuan organisasi terkadang tidak selalu berjalan sesuai dengan

perencanaan. Terkadang banyak tantangan yang harus dihadapi namun yang perlu

diperhatikan bahwa kendala dan tantangan tersebut bisa saja sebagai factor

pedorong, motifasi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Tergantung bagaimana

seorang pemimipin membijaki permasalahan tersebut. SMP Negeri 10 Kota

Gorontalo, juga tidak luput dari perrmasalahan di atas. Dalam menerapkan gaya

kepemimpinannya, kepala SMP Negeri 10 Kota Gorontalo menemui beberapa

kendala diantaranya adalah kurangnya kesadaran dari bawahan baik itu guru

maupun siswa tentang pentingnya pemanfaatan waktu, inilah yang menimbulkan

bayka polemic disemua organisasi, waktu bagi sebagian orang merupakan asset

besar yang begitu murah, sebagaimana penjelasan kepala SMP Negeri 10 Kota

Gorontalo, bahwa:

“Andai semua orang mampu memanfaatkan/menggunakan waktu sebaik

mungkin maka saya yakin dan percaya orang tersebut akan mampu

merubah hidupnya kea rah yang lebih baik. Hidupnya penuh dengan keter

aturan, tidak ada ketergesa-gesaan, dan menggunakan waktu sebaik-

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

baiknuya, mampu mengurangi potensi lupa di dalam diri”. (Hasil

wawancara dengan kepala sekolah tanggal 21 Mei 2013)).

Selain dari kendala diatas, kecerdasan emosional dan spritual tenaga

pendidik masih menjadi kendala dalam penerapan gaya kepemimpinan kepala

sekolah. Berikut kutipan wawancara peneliti dengan kepala sekolah, bahwa:

“Tidak dapat dipungkiri juga salah satu faktor penunjang keberhasilan

suatu organisasi adalah matangnya emosional dan spiritual setiap individu

di dalam organisasi tersebut” (Hasil wawancara tanggal 21 Mei 2013).

Menurutnya, bila matang emosional dan spiritual seorang bawahan, maka

ia akan mampu dan mudah memahami makna darri perintah atasan sehingga

atasan tidak akan sulit untuk menjelaskan maksud dan perintah tersebut. Apalagi

bila atasan memberikan wewenang maka dengan mudah dan penuh tanggung

jawab, bawahan akan mampu melaksanakannya.

1.2.3 Upaya-Upaya Kepala Sekolah dalam Megatasi Kendala yang

Dihadapinya

Setiap kegiatan yang dilakuan pasti ada Kendal-kendala yang dihadapi

dalam menjalaninya. Seperti halnya kepala sekolah dalam memimpin sebuah

lembaga pendidikan. Dengan adanya kendala tersebut, maka pasti adala langkah-

langkah yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam mengatasi gaya kepemimpinan

yang dimilikinya. Adapun hasil wawancara dengan kepala sekolah SMP Negeri

10 Kota Gorontalo, yaitu:

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

“Upaya-upaya yang saya lakukan dalam mengatasi permasalahan dalam

kepemimpinan saya adalah dengan mengirim guru untuk ikut serta dalam

pelatihan-pelatihan, maupun kegiatan-kegiatan lain yang mampu

memnunjang peningkatan SDM yang handal, memotifasi guru, staf, siswa

untuk selalu menggunakan waktu sebaik mungkin.

Hal yang sama yang diungkapkan oleh guru-guru, yaitu:

“Sebagai pemimpin, kepala sekolah selalu melakukan upaya-upaya dalam

mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam hal kepemimpinannya.

Upaya-upaya yang dilakukan adalah dengan memberikanmotivasi kepada

bawahaanya terutama dalam hal pemberian insentif kepada guru-guru

sehingga motivasi guru-guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran

maupun kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggaran oleh sekolah dapat

dilaksanakan dengan baik” (Hasil wawancara tanggal 21 Mei 2013).

“Kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin tidak

selamanya berhasil. Dengan ketidak berhasilan tersebut, kepala sekolah

selalu berupaya untuk merubah perilaku gaya kepemimpinannya. Upaya

yang dilakukan adalah cara mengkordinasikan dengan guru-guru maupun

staf di sekolah atas semua kegiatan yang dilakukannya sehingga pencapai

tujuan sekolah dapat tercapai. Selain itu, kepala sekolah juga selalu

melibatkan bawahan atau guru dalam setiap kegiatan yang dilakukan di

sekolah maupun di luar sekolah. Hal ini dilakukan agar keikutsertaan

bawahan atau guru-guru dapat mengembangkan profesinya sebagai

pendidik dan sebagai pemimpin siswa.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa upaya-

upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam mengatasi perilaku gaya

kepemipinan yang dimilikinya dapat dilakukan dengan cara mengirim guru untuk

ikut serta dalam pelatihan-pelatihan, maupun kegiatan-kegiatan lain yang mampu

memnunjang peningkatan SDM yang handal, memotifasi guru, staf, siswa untuk

selalu menggunakan waktu sebaik mungkin, memberikanmotivasi kepada

bawahaanya terutama dalam hal pemberian insentif kepada guru-guru,

mengkordinasikan dengan guru-guru maupun staf di sekolah atas semua kegiatan

yang dilakukannya sehingga pencapai tujuan sekolah dapat tercapai.

1.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala sekolah seputar

upayanya dalam memajukan Sekolah yang terindikasikan melalui peranan

sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan

motivator diperoleh jawaban rata-rata positif, seperti pertanyaan tentang

perananya sebagai edukator, Kepala Sekolah ternyata telah, sedang, dan terus

melakukan upaya bimbinga pengarahan kepada guru, karyawan, siswa dalam

melaksanakan tugas atau kewajibannya, serta selalu berusaha mengembangkan

profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal.

Dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pada tingkat Sekolah, kepala

sekolah sebagai figur kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan

Sekolah. Kepala sekolah sebagai pendidik selain mengatur Sekolah secara

umum juga memberikan pembelajaran baik pada guru dan staf ataupun

siswa, oleh karena itu maka kepala sekolah juga menjadi guru dalam bidang

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

bimbingan dan penyuluhan. Membimbing guru dalam meyusun, melaksanakan

program pembelajaran sampai tehnik evaluasi bagian dari pekerjaan yang

dilaksanakan oleh kepala sekolah.

Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan

kepala sekolah juga mengirimkan siswa untuk mengikuti perlombaan, hal ini

dimaksudkan untuk membekali para siswa untuk menambah pengetahuan baru

dan pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra

dan antarpersonal. Sebagai manajer ia mampu menyusun program, jadwal,

dan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada. Membahas peranan

kepala sekolah sebagai manajer merupakan hal yang menarik, karena kepala

sekolah bukan hanya sebagai pemimpin saja seperti yang telah dikemukakan di

atas. Sebagai seorang manajer kepala sekolah juga memerankan fungsi manejerial

dengan melakukan proses perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan

mengkoordinasikan. Menyusun program jangka pendek, menengah, dan

jangka panjang sebagi upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk

memudahkan langkah kerja yang dibuat dengan skala prioritas. Dalam

kerangka implementasi MBS, kepala sekolah melakukan : 1) perencanaan

dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi untuk mencapai tujua,

2) mengorganisasikan, kepala sekolah mendisain dan membuat struktur

organisasi, termasuk memilih orang-orang yang kompeten dalam menjalankan

pekerjaan dan mencari sumberdaya pendukung yang paling sesuai, seperti

wakil kepala, kepala TU, bendahara, pustakawan,, pembina pramuka, laboran,

kepanitiaan baik yang permanen ataupun yang temporer, 3) menggerakan,

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

yaitu kepala sekolah berusaha mempengaruhi orang lain agar bersedia

menjalankan tugasnya secara sukarela dalam rangka mencapai tujuan yang

diinginkan, 4) mengontrol, yaitu kepala sekolah membandingkan apakah yang

dilaksanakan sudah sesuai dengan yang direncanakan.

Strategi yang dirancang oleh kepala sekolah untuk meningkatkan

kualitas pendidikan adalah dengan mengoptimalkan sumber daya yang

dimiliki sekolah. Ada beberapa hal yang dikerjakan oleh kepala sekolah

seperti : 1) meningkatkan ukuran prestasi akademik melalui ujian nasional

atau ujian daerah yang menyangkut kompetensi dan pengetahuan,

memperbaiki tes bakat, sertifikasi kompetensi dan profil portofolio, 2)

membentuk kelompok tutor sebaya untuk meningkatkan gairah pembelajaran

melalui belajar secara kooperatif , 3) menciptakan kesempatan belajar baru

di sekolah dengan memberikan ekstra pembelajaran, 4) meningkatkan dan

memberikan penghargaan atas prestasi akademik baik yang diraih guru ataupun

siswa Peranan administrator dituinjukan dalam bentuk pengelolaan administrasi

kegiatan pembelajaran, kesiswaan, ketenagaan, keuangan dan kemampuan

mambuat data inventaris serta surat menyurat.

Kepala sekolah sebagai leader mampu menampilkan pribadinya memiliki

visi/misi serta mampu berkomunikasi dan mengambil keputusan. Salah satu

fungsi Kepala sekolah adalah sebagai pemimpin. Sifat-sifat Kepala sekolah

sebagaimana diurai di atas, telah menunjukan sikap sebagai seorang

pemimpin yang demokratis, misalkan : dalam mengambil keputusan, selalu

didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua komponen dan dapat

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

mendengarkan suara-suara yang dari bawah. Mengatur orang adalah suatu hal

yang kompleks karena orang yang diatur (bawahan) dan orang yang mengatur

(pemimpin) sering mempunyai pendapat, pengalaman, kematangan jiwa,

kemauan dan kemampuan menghadapi situasi yang berbeda. Oleh karena itu

kepala sekolah berusaha meningkatkan dan menjaga kewibawaan dan gaya

kepemimpinannya. Wahjosumidjo (2011:450-451) mengemukakan bahwa

kewibawaan, sifat-sifat dan keterampilan, perilaku, serta fleksibilitas, apabila

dintegrasikan ke dalam kepemimpinan kepala sekolah merupakan kekuatan

pendorong yang melahirkan penanampilan kepemimpinan kepala sekolah sebagai

suatu prestasi, hasil guna, konstribusi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

Sebab Efektifitas penampilan kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh masyarakat

sekolah, di mana sekolah berada yang terdiri dari berbagai dimensi, seperti

komunikasi lokal, administrative, sosial, instrumental, etnis, dan komunitas

ideology.

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki

kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis. Dalam hal ini kepala

sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan

pengalaman untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan

psikologis dapat memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan.

Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis

dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara

lain :1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih

dahulu dengan komponen Sekolah, 2) organisasi Sekolah telah berbadan

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

hukum dalam bentuk yayasan, 3) kegiatan Sekolah berjalan secara vertikal

dan horizontal.

Namun kepala sekolah dalam menjalankan tugas, tidak selamanya berhasil

dengan baik. Hal ini disebabkan oleh tingka kematang emosional dan spiritual

seorang bawahan, maka ia akan mampu dan mudah memahami makna darri

perintah atasan sehingga atasan tidak akan sulit untuk menjelaskan maksud dan

perintah tersebut. Apalagi bila atasan memberikan wewenang maka dengan

mudah dan penuh tanggung jawab, bawahan akan mampu melaksanakannya.

Sehingga, kepala sekolah selalu berusaha untuk menghindari hal-hal tersbut

dengan cara: guru untuk ikut serta dalam pelatihan-pelatihan, maupun kegiatan-

kegiatan lain yang mampu memnunjang peningkatan SDM yang handal,

memotifasi guru, staf, siswa untuk selalu menggunakan waktu sebaik mungkin,

memberikanmotivasi kepada bawahaanya terutama dalam hal pemberian insentif

kepada guru-guru, mengkordinasikan dengan guru-guru maupun staf di sekolah

atas semua kegiatan yang dilakukannya sehingga pencapai tujuan sekolah dapat

tercapai

Berikut di bawah ini akan di tampilkan table hasil penelitian dan

pembahasan :

Table hasil penelitian dan pembahasan

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Kondisi Obyektif SMP Negeri 10 ...eprints.ung.ac.id/3704/9/2013-1-87205-221406167-bab4... · sebab prestasi siswa dalam bidang akademik mamupun non akademik

Tabel Hasil Penelitian dan Pembahasan

NO. RUMUSAN MASAKAH FOKUS PENELITIAN HASIL TEMUAN PENELITIAN TEORI

1 Bagaimana Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Kota Gorontalo

Gaya Kepemimpianan Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Kota Gorontalo

1. Kepemimpinan Kepala sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Kota Gorontalo mengadopsi gaya kepemimmpinan teori hersey dan Blanchard

2. Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Kota Gorontalo lebih dominan menggunakan gaya kepemimpianan berkonsultasi

Hersey dan Blanchard (Toha, 2012: 66-67) Menggambarkan Empat Gaya Kepemimpinan yaitu (1) Gaya Kepemimpinan Memberi Tahu (Instruktif), (2) Gaya Kepemipinan Berkonsultasi (Konsultatif), (3) Gaya Kepemimpinan Participating, (4) Gaya Kepemimpinan Delegating Hersey dan Blanchard (Toha, 2012) menggambarkan gaya kepemimpinan konsultatif memiliki ciri pola dimana perilaku seorang pemimpin sangat tinggi pengarahan dan tinggi dukungan, karena dalam menggunakan gaya ini, Pemimpin masih banyak memberikan pengarahan dan masih membuat hampir sama dengan keputusan,tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan komunikasi dua arah dan perilaku mendukung, dengan berusaha mendengar perasaan pengikut tentang keputusan yang dibuat, serta ide-ide saran mereka. Meskipun dukungan ditingkatkan, pengendalian (control) atas pengambilan keputusan tetap pada Pemimpin.

2 Kendala yang di hadapi oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Kota Gorontalo

Factor penghambat Tingkat Usia Dan Emosional Bawahan

Factor usia bawahan yang berbeda-beda berdampak pada tingkat kesulitan pemimpin dalam hal mepengaruhi, berkomunikasi dan pemberian tanggung