bab iv hasil dan pembahasan - universitas medan area
TRANSCRIPT
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Pemeriksaan agregat
Tahapan penelitian ini untuk mendapatkan hasil gradasi agregat yang
sesuai dengan Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Divisi 6 Revisi III, maka
kombinasi agregat untuk masing – masing campuran ditentukan berdasarkan
fraksi – fraksi agregat yang penggabungannya menggunakan cara analitis.
Berawal dari pengujian analisa saringan agregat, dan pengujian berat jenis
agregat.
Pengujian analisa saringan agregat meliputi pemeriksaan analisa ayak
agregat kasar, pemeriksaan analisa ayak agregat sedang, dan pemeriksaan analisa
agregat halus. Pengujian berat jenis agregat meliputi pemeriksaan berat jenis
agregat kasar beserta penyerapan, pemeriksaan berat jenis agregat sedang beserta
penyerapan, dan pemeriksaan berat jenis agregat halus beserta penyerapan. Dan
terakhir didapatkan hasil data penelitian gradasi campuran berdasarkan tiap - tiap
analisa ayak agregat dan pemeriksaan berat jenis serta penyerapan agregat.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
39
A. Pemeriksaan Gradasi Agregat Kasar
Berikut adalah hasil gradasi agregat kasar.
Tabel 4.1 Hasil Gradasi Coarse Aggregate
Sieve Size
Sample 1 Sample 2 Average
Individual Wt
Weight Cumulative Individual
Wt Weight Cumulative Passing
Inch mm Retained
(Gr) Retained
(Gr) Retaind
(%) Passing
(%) Retained
(Gr) Retained
(Gr) Retaind
(%) Passing
(%) (%)
11/2" 37.5 0 0.00 100.00 0 0 0.00 100.00 100.00
1 25.4 0 0.00 100.00 0 0.00 100.00 100.00
3/4 19.1 0 0.00 100.00 0 0.00 100.00 100.00
1/2 12.7 4597 4597 42.80 57.20 5288 5288 44.97 55.03 56.12
3/8 9.5 4836 9433 87.83 12.17 4719 10007 85.09 14.91 13.54
No. 4 4.76 1212 10645 99.12 0.88 1562 11569 98.38 1.62 1.25
No. 8 2.88
No. 16 1.19
No. 30 0.595
No. 50 0.297
No. 100
0.150
No. 200
0.074
Total Weight 10740 11760
(Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
Tabel 4.2 Hasil Gradasi Medium Aggregate
Sieve Size Sample 1 Sample 2 Average
Individual Wt
Weight Cumulative Individual
Wt Weight Cumulative Passing
Inch mm Retained
(Gr) Retained
(Gr) Retaind
(%) Passing
(%) Retained
(Gr) Retained
(Gr) Retaind
(%) Passing
(%) (%)
1 25.4 0 0 0.00 100.00 0 0 0.00 100.00 100.00
3/4 19.1 0 0 0.00 100.00 0 0 0.00 100.00 100.00
1/2 12.7 0 0 0.00 100.00 0 0 0.00 100.00 100.00
3/8 9.5 1762 1762 20.87 79.13 1192 1192 21.16 78.84 78.99
No. 4 4.76 4137 5899 69.87 30.13 2485 3677 65.26 34.74 32.43
No. 8 2.88 1563 7462 88.38 11.62 1331 5008 88.89 11.11 11.37
No. 16 1.19 224 7686 91.03 8.97 177 5185 92.03 7.97 8.47
No. 30 0.595 276 7962 94.30 5.70 191 5376 95.42 4.58 5.14
No. 50 0.297 47 8009 94.86 5.14 45 5421 96.22 3.78 4.46
No. 100 0.15 194 8203 97.16 2.84 0 5421 96.22 3.78 3.31
No. 200 0.074 340 8349 98.89 1.11 155 5576 98.97 1.03 1.07
Total Weight 8443 5634
(Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
40
B. Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus
Berikut adalah hasil gradasi agregat halus.
Tabel 4.3 Gradasi Fine Aggregate
Sieve Size
Sample 1 Sample 2 Average
Individual Wt
Weight Cumulative Individual
Wt Weight Cumulative Passing
Inch mm Retained
(Gr) Retained
(Gr) Retaind
(%) Passing
(%) Retained
(Gr) Retained
(Gr) Retaind
(%) Passing
(%) (%)
1 25.4 0 0 0.00 100.00 0 0 0.00 100.00 100.00
3/4 19.1 0 0 0.00 100.00 0 0 0.00 100.00 100.00
1/2 12.7 0 0 0.00 100.00 0 0 0.00 100.00 100.00
3/8 9.5 0 0 0.00 100.00 0 0 0.00 100.00 100.00
No. 4 4.76 36.4 36.4 3.32 96.68 12.0 12.0 1.24 98.76 97.72
No. 8 2.88 228.0 264.4 24.12 75.88 205.1 217.1 22.50 77.50 76.69
No. 16 1.19 252.3 516.7 47.14 52.86 232.0 449.1 46.54 53.46 53.16
No. 30 0.595 188.0 704.7 64.30 35.70 150.3 599.4 62.11 37.89 36.79
No. 50 0.297 102.3 807.0 73.63 26.37 123.1 722.5 74.87 25.13 25.75
No. 100 0.15 107.7 914.7 83.46 16.54 72.1 794.6 82.34 17.66 17.10
No. 200 0.074 165.0 972.0 88.69 11.31 129.8 852.3 88.32 11.68 11.50
Total Weight 1096.0 965.0
(Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
41
Tabel 4.4 Gradasi Natural Sand
Sieve Size
Sample 1 Sample 2 Average
Individual Wt
Weight Cumulative Individual
Wt Weight Cumulative Passing
Inch mm Retained
(Gr)
Retained
(Gr)
Retaind
(%)
Passing
(%)
Retained
(Gr)
Retained
(Gr)
Retaind
(%)
Passing
(%) (%)
1 25.4 0 0 0.00 100.00 0 0 0.00 100.00 100.00
3/4 19.1 0 0 0.00 100.00 0 0 0.00 100.00 100.00
1/2 12.7 0 0 0.00 100.00 0 0 0.00 100.00 100.00
3/8 9.5 0 0 0.00 100.00 0 0 0.00 100.00 100.00
No. 4 4.76 29.3 29.3 2.67 97.33 36.2 36.2 2.24 97.76 97.54
No. 8 2.88 64.5 93.8 5.74 94.26 80.7 116.9 7.25 92.75 93.51
No. 16 1.19 160.4 254.2 15.56 84.44 270.9 387.8 24.03 75.97 80.20
No. 30 0.595 610.8 865.0 52.94 47.06 513.1 900.9 55.84 44.16 45.61
No. 50 0.297 635.9 1500.9 91.85 8.15 385.9 1286.8 79.75 20.25 14.20
No. 100 0.15 61.2 1562.1 95.60 4.40 236.1 1522.9 94.38 5.62 5.01
No. 200 0.074 109.7 1610.6 98.57 1.43 293.9 1580.7 97.97 2.03 1.73
Total Weight 1634.0 1613.5
(Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
C. Pemeriksaan Berat Jenis Agregat
1) Agregat Kasar
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat jenis agregat, berat
semu, berat kering permukaan jenuh dan penyerapan agregat. Pemeriksaan berat
jenis agregat ada 3 macam yaitu :
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
a. Berat jenis (bulk spesific gravity)
Berat jenis merupakan perbandingan antara berat kering agregat dan air
suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu
tertentu.
b. Berat jenis semu (apparent spesific gravity)
Berat jenis semu merupakan perbandingan antara berat kering agregat dan
air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu
tertentu.
c. Berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface dry)
Berat jenis permukaan jenuh merupakan perbandingan antara berat kering
permukaan jenuh agregat dan air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan kering pada suhu tertentu.
d. Penyerapan agregat
Penyerapan adalah persentase berat air yang dapat diserap oleh pori
terhadap berat agregat kering.
Dari hasil penelitian mengenai berat jenis agregat ini kita dapat
mengetahui layak atau tidaknya agregat yang dijadikan untuk penelitian. Agregat
memiliki berat jenis yang kecil, maka penyerapan akan besar, sehingga agregat
akan menyerap aspal. Nilai berat jenis agregat digunakan untuk menentukan berat
jenis maksimum dari campuran untuk menentukan kadar aspal optimum.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
43
Adapun prosedur untuk dari percobaan berat jenis agregat kasar adalah
sebagai berikut :
1. Ambil benda uji yaitu agregat tertahan No.8, timbang kira-kira sebanyak 5 kg.
2. Cuci benda uji hingga tidak ada debu atau bahan-bahan lain yang menempel
pada permukaan agregat.
3. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu 1050C sampai berat tetap.
4. Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama ± 3 jam, kemudian timbang,
hasil ini disebut berat kering (BK).
5. Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama ± 24 jam.
6. Keluarkan benda uji dalam air, keringkan dengan kain penyerap sampai selaput
air pada permukaan hilang (SSD). Untuk butiran yang besar pengeringan harus
satu persatu.
7. Timbang benda uji kering permukaan jenuh (Bj).
8. Letakkan benda uji di dalam keranjang, lalu masukkan kedalam air dan
guncang batunya untuk mengeluarkan udara yang tersekap, kemudian tentukan
beratnya di dalam air (Ba).
Dimana :
• Berat jenis = Bk / (Bj – Ba)
• Berat jenis kering permukaan jenuh = Bj / (Bj – Ba)
• Berat jenis semu = Bk / (Bk – Ba)
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
44
• Penyerapan = (Bj – Bk) / Bk x 100%
Tabel 4.5 Persiapan Benda Uji Berat Jenis Agregat Kasar
Jenis Pemeriksaan Percobaan
Berat benda uji kering oven (BK) 5000 gram
Berat benda uji kering permukaan jenuh (BJ) 5053,4 gram
Berat benda uji dalam air (BA) 3151 gram
Berat jenis (bulk) = Bk / (Bj – Ba)
2,63
BJ kering permukaan jenuh = Bj / (Bj – Ba)
2,67
BJ semu (apparent) = Bk / (Bk – Ba)
2,705
Penyerapan (absorption) = (Bj – Bk) / Bk x 100%
1,068 %
(Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
2) Agregat Halus
Adapun prosedur percobaan untuk berat jenis agregat halus adalah sebagai
berikut :
1. Keringkan benda uji yaitu agregat yang lolos saringan No.8 sebanyak 1000 gr
kedalam oven pada suhu 110 ± 50C sampai berat tetap. Berat tetap adalah
keadaan berat benda uji selama 3 kali poreses penimbangan dan pemanasan dalam
oven dalam waktu 2 jam berturut-turut, tidak akan mengalami perubahan kadar air
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
45
lebih besar dari pada 0,1 %. Dinginkan pada suhu ruang, kemudian rendam dalam
air selama 24 ± 4 jam.
2. Buang air perendam dengan hati-hati, jangan ada butiran yang hilang, terbakar
agregat diatas talam, keringkan di udara panas dengan cara membalik-balikkan
benda uji. Lakukan pengeringan sampai tercapai keadaan kering permukaan
jenuh.
3. Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengisi benda uji kedalam
kerucut terpancung, padatkan dengan batang penumbukan sebanyak 25 kali,
angkat kerucut terpancung. Keadaan kering permukaan jenuh dalam keadaan
tercetak.
4. Segera setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh masukkan 500 gr
benda uji kedalam piknometer. Masukkan air suling sampai mencapai 90% isi
piknometer, putar sambil diguncang sampai tidak terlihat gelembung udara
didalamnya. Untuk mempercepat proses ini dapat digunakan pompa hampa udara,
tetapi harus diperhatikan jangan sampai ada air yang terhisap, dapat juga
dilakukan dengan merebus piknometer.
5. Rendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untuk penyesuaian
perhitungan kepada suhu standar 250C.
6. Tambahkan air sampai mencapai tanda batas.
7. Timbang piknometer berisi air dan benda uji sampai ketelitian 0,1 gram (Bt).
8. Keluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu 110 ± 50C sampai
berat tetap, kemudian dinginkan benda uji dalam desikator.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
46
9. Setelah benda uji dingin kemudian timbanglah (Bk).
10. Tentukan berat piknometer berisi air penuh (B). Dimana :
• Berat benda uji keadaan kering permukaan jenuh = 500 gram.
• Berat jenis = Bk / (B+500-bt).
• Berat jenis kering permukaan jenuh = 500 / (B+500-Bt).
• Berat jenis semu = Bk / (B+Bk-Bt).
• Penyerapan = (500-Bk) / Bk x 100%
Persiapan benda uji berat jenis agregat halus dapat dilihat pada Tabel 4.6.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
47
Tabel 4.6. Persiapan dan Hasil Berat Jenis Agregat Halus
Jenis Pemeriksaan Percobaan
Berat benda uji kering permukaan jenuh (SSD) 500 gram
Berat benda uji kering oven (BK) 437 gram
Berat piknometer dan air pada suhu 250C (B) 507 gram
Berat piknometer + benda uji (SSD) + air (BT) 816 gram
Berat jenis (Bulk)
BK
B 500 BT
2,28
Berat kering permukaan jenuh
500 B 500 BT
2,62
BJ semu (apparent)
BK
B BK BT
3,41
Penyerapan (absorption)
500 BK 100%
BK
14.42
(Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
Dari percobaan diperoleh nilai berat jenis agregat kasar 2,63 dengan
penyerapan 1,068 %. Sedangkan untuk agregat halus didapatkan nilai berat jenis
sebesar 2,28 dengan penyerapan 14,42%.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
48
4.1.2 Pemeriksaan Aspal
Tujuan dari pemeriksaan aspal ini adalah untuk menentukan apakah aspal
tersebut layak atau tidak digunakan pengikat pada campuran perkerasan dan
pemeriksaan berat jenis untuk menentukan proporsi campuran. Aspal yang
digunakan adalah aspal yang diproduksi sendiri oleh PT. Adhi Karya, Tbk. Jenis
aspal yang akan dibuat yaitu aspal beton (hotmix) dengan penetrasi 60/70. Aspal
penetrasi rendah 60 / 70 ini digunakan untuk kasus jalan dengan volume lalu lintas
sedang atau tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim panas.
A. Pemeriksaan Daktalitas
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur jarak terpanjang yang dapat
ditarik antara dua cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus, pada suhu dan
kecepatan tarik tertentu. Pengujian ini menggunakan kadar aspal optimum yang
dicampurkan dengan lateks dengan kadar 4% dan 6%. Kadar aspal optimum
(KAO) yang didapat dalam penelitian adalah sebesar 5,70%.
SAMPEL 1
Aspal Optimum = 5,70% x 1.200 = 68,4 Gram
Lateks 4% = 4% x 68,4 = 2,736 Gram
Maka berat aspal = 68,4 Gram – 2,736 = 65.664 Gram dan ditambahkan cairan lateks sebesar 2,736 gram kemudian dicampur sebentar dengan cara dilelehkan.
SAMPEL 2
Aspal Optimum = 5,70% x 1.200 = 68,4 Gram
Lateks 6% = 6% x 68,4 = 4,104 Gram
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
49
Adapun prosedur dari pemeriksaan daktilitas tersebut adalah sebagai berikut :
1. Aspal + lateks yang sudah dipanaskan (80 – 100 ºC) dituangkan ke dalam
cetakan. Setelah contoh cair merata, tuangkan kedalam cetakan dengan hati-hati
dari ujung ke ujung hingga penuh.
2. Dinginkan cetakan pada suhu ruang selam 30 sampai 40 menit, lalu masukan
benda uji kedalam bak perendam.
3. Benda uji didiamkan pada suhu 25 ºC dalam bak perendam selama 85 menit
sampai 95 menit. Setelah itu dikeluarkan dan ratakan permukaannya dengan pisau
panas.
4. Kemudian lepaskan benda uji dari pelat dasar dan sisi-sisi cetakan
5. Pasang benda uji pada mesin uji dan tariklah secara teratur dengan kecepatan 5
cm/menit sampai benda uji putus. Pada saat percobaan benda uji harus terendam
sekurang-kurangnya 2,5 cm dari permukaan air.
Hasilnya dapat dilihat pada mistar pengukur yang ada di mesin uji daktalitas dan
dari hasil percobaan yang didapatkan nilai daktilitas benda uji sama-sama > 1000
mm.
B. Pemeriksaan Berat Jenis Aspal
Berat jenis aspal adalah perbandingan berat aspal dengan berat air suling
dalam volume yang sama pada suhu tertentu. Pengujian ini tidak menggunakan
lateks, hanya aspal saja. Prosedur percobaan berat jenis aspal adalah sebagai
berikut:
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
50
1. Panaskan contoh bitumen keras sebanyak 50 gram sampai menjadi cair dan
aduklah untuk mencegah pemanasan setempat. Pemanasan tidak boleh lebih dari
30 menit pada suhu 56°C di atas titik lembek.
2. Tuangkan contoh aspal ke dalam piknometer sebanyak 3/4 bagian.
3. Isilah bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas piknometer
yang tidak terendam 40 mm. Kemudian rendam dan jepitlah bejana tersebut dalam
bak perendam.
4. Bersihkan, keringkan dan timbanglah piknometer dengan ketelitian 1 mg (A).
5. Angkatlah bejana dari bak perendam dan isilah piknometer dengan air suling
kemudian tutuplah piknometer tanpa ditekan.
6. Letakkan piknometer ke dalam bejana dan tekanlah penutup sehingga rapat,
kembalikan bejana berisi piknometer ke dalam bak perendam. Diamkan sekurang-
kurangnya selama 30 menit, kemudian angkatlah piknometer dan keringkan
dengan lap. Timbang piknometer dengan ketelitian 1 mg (B).
7. Tuangkan benda uji ke dalam piknometer yang telah kering hingga terisi ¾
bagian.
8. Biarkan piknometer sampai dingin, waktu < 40 menit dan timbanglah dengan
penutupnya dengan ketelitian 1 mg (C).
9. Isilah piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan tutuplah tanpa
ditekan, diamkan agar gelembung-gelembung udara keluar.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
51
10. Angkatlah bejana dari bak perendam dan letakkan piknometer di dalamnya
dan kemudian tekanlah penutup hingga rapat. Masukkan dan diamkan bejana ke
dalam bak perendam selama kurang lebih 30 menit.
11. Angkat, keringkan dan timbang piknometer (D). 12. Bj = (C-A)/((B-A)-(D-
C)).
Tabel 4.7 Pemeriksaan Berat Jenis Aspal
Kriteria Percobaan 1
(gram)
Percobaan 2
(gram)
Percobaan 3
(gram)
Berat piknometer kosong
Berat piknometer kosong
+ aspal
Berat aspal ...... (1)
23.6
54.7
31.1
23.5
53
29.5
23
55
32
Berat piknometer
Berat piknometer + air
Berat air. ........... (2)
23.6
73.5
49.9
23.5
73.6
50.1
23
73.5
50.5
Berat piknometer + aspal
Berat piknometer+ aspal
+ air
Isi air = ............. (3)
54.7
74.7
20
53
74
21
55.5
75
19.5
Isi aspal = (2-3) 29.9 29.1 31
B.jenis = B. aspal/Isi
Aspal 1.036 1.013
1.032
Rata-rata 1.027
(Sumber : Hasil Penelitian Laboratorium tahun 2019)
Penetrasi Aspal Hasil dari pengujian yang dilakukan didapatkan berat jenis
aspal sebesar 1.027.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
52
C. Penetrasi Aspal
Pemeriksaan penetrasi aspal ini bertujuan untuk menentukan penetrasi
bitumen keras atau lembek ( solid atau semi solid ) dengan memasukan jarum
penetrasi ukuran tertentu, beban, dan waktu tertentu ke dalam bitumen dengan
suhu tertentu.. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menusukkan jarum kedalam
aspal dengan beban tertentu (100 gr) dan waktu tertentu (5 detik) pada suhu 25ºC.
Alat yang digunakan adalah penetrometer yang dilengkapi dengan pengukur
waktu dan dial yang menunjukkan kedalaman yang dicapai jarum. Nilai penetrasi
dibaca dalam 0,1 mm.
Prosedur percobaan penetrasi aspal adalah sebagai berikut:
1. Tempatkan benda uji dalam tempat air kecil dan masukan kedalam bak
perendam selama 1-1.5 jam pada suhu 250 C.
2. Periksa pemegang jarum agar jarum dapat di pasang dengan baik.bersihkan
jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain kemudian keringkan, barulah
pasang jarum pada pemegang jarum.
3. Letakan pemberat 50 gram di atas jarum untuk memperoleh beban seberat
(100±0,1) gram.
4. Pindahkan tempat air yang berisi benda uji dari bak perendam ke bawah alat
penetrasi.
5. Turunkan jarum perlahan-lahan hingga menyentuh benda uji, kemudian aturlah
angka nol pada arloji penetrometer hingga jarum penunjuk berimpit dengan angka
nol.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
53
6. Lepaskan pemegang jarum dan pada saat bersamaan jalankan stopwatch selama
(5 ± 0,1) detik.
7. Baca angka penetrasi pada arloji penetrometer, bulatkan hingga 0,1 mm
terdekat.
8. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk
pekerjaan selanjutnya.
9. Lakukan pengerjaan sebanyak 5 kali untuk sample yang sama denga ketentuan
setiap titik pemeriksaan berjarak lebih dari 1 cm.
Tabel 4.8 Pemeriksaan penetrasi
Pemeriksaan penetrasi aspal
Pemeriksaan sampel 1 101.2
Pemeriksaan sampel 2 101
Pemeriksaan sampel 3 99.4
Rata-rata 100.53
(Sumber : Hasil Penelitian Laboratorium tahun 2019)
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
54
4.2 Analisa dan Pembahasan
4.2.1 Analisa
4.2.1.1 Perencanaan Campuran
Pada penelitian ini, digunakan lateks atau getah cair sebagai bahan tambah
pada aspal untuk mengetahui apakah lateks yang dicampur dengan aspal dapat
digunakan sebagai bahan campuran aspal.
A. Gradasi Campuran
Campuran aspal terdiri dari agregat kasar, agregat halus, abu batu, filler
dan aspal. Bahan-bahan harus dicampur jika ingin membuat perkerasan lentur
dengan kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Gradasi campuran terdiri dari lima
fraksi dan sudah dilakukan di laboratorium. Berikut adalah hasilnya.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
55
Tabel 4.9 Gradasi Campuran
UKURAN SARINGAN Inch 3/4" 1/2" 3/8" # 4 # 8 # 16 # 30 # 50 #100 # 200
Mm 19 12.7 9.53 4.76 2.38 1.19 0.6 0.3 0.15 0.075
DATA MATERIAL COARSE
AGREGATE 3/4 100.00 56.12 13.54 1.25 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
MEDIUM
AGREGATE 1/2" 100.00 100.00 78.99 32.43 11.37 8.47 5.14 4.46 3.31 1.07
FINE AGGREGATE
100.00 100.00 100.00 97.72 76.69 53.16 36.79 25.75 17.10 11.50
NATURAL SAND
100.00 100.00 100.00 100.00 93.51 80.20 45.61 14.20 5.01 1.73
FILLER
SEMEN 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
KOMPOSISI CAMPURAN COARSE AGGREGATE ¾
14 14.00 7.86 1.90 0.18 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
MEDIUM AGGREGATE ½
35 35.00 35.00 27.65 11.35 3.98 2.96 1.80 1.56 1.16 0.37
FINE
AGGREGATE 39 39.00 39.00 39.00 38.11 29.91 20.73 14.35 10.04 6.67 4.48
NATURAL SAND 10 10.00 10.00 10.00 10.00 9.35 8.02 4.56 1.42 0.50 0.17
FILLER SEMEN 2 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
Total Campuran 100.00 100.00 93.86 80.54 61.64 45.24 33.72 22.71 15.02 10.33 7.03
Spec Max 100.00 100.00 90.00 69.00 53.00 40.00 30.00 22.00 15.00 9.00
Spec Min 100.00 90.00 77.00 53.00 33.00 21.00 14.00 9.00 6.00 4.00
(Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
Gambar 4.1 Kurva Gradasi
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0,01 0,1 1 10 100
% P
assin
g
Size Sieve (mm) Fuler Result Combined Spec Min
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
56
Gambar di atas menunjukkan bahwa gradasi campuran layak untuk
digunakan untuk campuran aspal. Gradasi ini didapatkan dengan menggabungkan
fraksi-fraksi seperti agregat kasar, agregat halus, pasir dan abu batu.
B. Job Mix Design
Sebelum melakukan pembuatan benda uji, job mix design sangat
diperlukan guna mengetahui komposisi dari tiap-tiap fraksi dari campuran itu
sendiri.
Berikut adalah rincian dari job mix design yang akan digunakan. Yang
pertama adalah job mix design untuk mendapatkan kadar aspal optimum yang
nantinya akan digunakan pada tambahan lateks atau getah karet cair dengan
memakai ketentuan kadar aspal 5 – 7 %.
Menggunakan Kadar Aspal 5%
1. CA = 14% = 0,14 x 1140 = 159,6 MA = 35% = 0,35 x 1140 = 399 FA = 39% = 0,39 x 1140 = 444,6 Sand = 10% = 0,10 x 1140 = 114 Fi = 2% = 0,02 x 1140 = 22,8 1140
Menggunakan Kadar Aspal 5.5 % 2. CA = 14% = 0,14 x 1134 = 158,76
MA = 35% = 0,35 x 1134 = 396,9 FA = 39% = 0,39 x 1134 = 442,26 Sand = 10% = 0,10 x 1134 = 113,4 Fi = 2% = 0,02 x 1134 = 22,68 1134
Menggunakan Kadar Aspal 6 % 3. CA = 14% = 0,14 x 1128 = 157,92
MA = 35% = 0,35 x 1128 = 394,8
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
57
FA = 39% = 0,39 x 1128 = 439,92 Sand = 10% = 0,10 x 1128 = 112,8 Fi = 2% = 0,02 x 1128 = 22,56 1128
Menggunakan Kadar Aspal 6.5 % 4. CA = 14% = 0,14 x 1122 = 157,08
MA = 35% = 0,35 x 1122 = 392,70 FA = 39% = 0,39 x 1122 = 437,58 Sand = 10% = 0,10 x 1122 = 112,20 Fi = 2% = 0,02 x 1122 = 22,44 1122
Menggunakan Kadar Aspal 7 % 5. CA = 14% = 0,14 x 1116 = 156,24
MA = 35% = 0,35 x 1116 = 390,6 FA = 39% = 0,39 x 1116 = 435,24 Sand = 10% = 0,10 x 1116 = 111,6 Fi = 2% = 0,02 x 1116 = 22,32 1116
Dari pengujian yang sudah dilakukan, diperoleh kadar aspal optimum nya adalah 5,7 % yang dapat dilihat pada grafik stabilitas. Berikut adalah detail job mix design dengan kadar aspal optimum 5,7 %.
Menggunakan kadar lateks 4%
Aspal Optimum = 5,70% x 1.200 = 68,4 Gram
Lateks 4% = 4% x 68,4 = 2,736 Gram
Maka berat aspal = 68,4 Gram – 2,736 = 65.664 Gram
CA = 14% = 0,14 x 1131,6 = 158,424
MA = 35% = 0,35 x 1131,6 = 396,06
FA = 39% = 0,39 x 1131,6 = 441,324
Sand = 10% = 0,10 x 1131,6 = 113,16
Fi = 2% = 0,02 x 1131,6 = 22,632
1131,6
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
58
Menggunakan kadar lateks 6%
Aspal Optimum = 5,70% = 68,4 Gram
Lateks 6% = 6% x 68,4 = 4,104 Gram
Maka berat aspal = 68,4 Gram – 4,104 = 64,296 Gram
CA = 14% = 0,14 x 1131,6 = 158,424
MA = 35% = 0,35 x 1131,6 = 396,06
FA = 39% = 0,39 x 1131,6 = 441,324
Sand = 10% = 0,10 x 1131,6 = 113,16
Fi = 2% = 0,02 x 1131,6 = 22,632
1131,6
4.2.1.2 Stabilitas
Hasil pengujian stabilitas benda uji yang menggunakan ketentuan kadar
aspal sebagai bahan pengikat dapat dilihat pada tabel. Pengujian in bertujuan
untuk mendapatkan kadar aspal optimum dan belum menggunakan kadar lateks.
Setelah kadar optimum diperoleh kemudian dicampur dengan lateks dengan kadar
yang sudah direncanakan.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
59
Tabel 4.10 Stabilitas
% Aspal Komposisi Lateks
0% 0% 0% Rata-rata
5.00 898 798 835 843
5.50 1090 920 1019 1010
6.00 1026 993 1090 1036
6.50 1043 982 1019 1015
7.00 834 872 769 825 (Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
Tabel di atas adalah tabel nilai stabilitas yang diperoleh dari pengunjian di
laboratorium. Tabel tersebut menunjukkan nilai stabilitas dari 3 sampel benda uji
dengan kadar aspal seperti yang tertera di atas dan juga terdapat nilai stabilitas
rata-rata dari benda uji. Berikut adalah grafik dari hasil pengujian stabilitas.
Gambar 4.2 Kurva Stabilitas
Sumbu x dari grafik menunjukkan nilai kadar aspal yang dipakai dalam
pengujian atau penelitian. Sumbu y pada grafik menunjukkan nilai stabilitas. Dari
700
800
900
1000
1100
1200
1300
1400
4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 7,50
Sta
bili
ty (
Kg
)
% Asphalt by Total Mix
STABILITY
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
60
pengujian ini juga didapat nilai kadar aspal optimum, yang nantinya akan
digunakan dan dicampurkan dengan lateks dengan variasi kadar lateks 4% dan
6%.
Dari data dan grafik di atas, diperoleh nilai kadar aspal optimum nya
adalah sebesar 5,70%. Setelah didapat kadar aspal optimum, pembuatan benda uji
dilanjutkan dengan menggunakan kadar aspal optimum dengan kadar lateks 4%
dan 6%.
Setelah didapat kadar aspal optimum, dilakukan pembuatan benda uji
dengan penambahan kadar lateks sebesar 4% dan 6%. Berikut adalah hasil
pengujian nya.
Tabel 4.11 Stabilitas Menggunakan Kadar Lateks
% Aspal Komposisi Lateks
4% 6% 5.70 641 641
5.70 650 638
5.70 675 675
Rata-rata 656 651
(Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
Dari data di atas, nilai rata-rata stabilitas yang diperoleh dari pencampuran
menggunakan lateks menurun. Semakin banyak kadar lateks maka nilai stabilitas
nya semakin menurun.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
61
4.2.1.3 Kelelehan
Dengan menggunakan kadar aspal 5 – 7 % yang belum menggunakan
lateks diperoleh nilai dari kelelehan seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4.12 Kelelehan
% Aspal Komposisi Lateks
0% 0% 0% Rata-rata
5.00 2.60 2.20 2.30 2.37
5.50 3.10 3.10 3.20 3.13
6.00 3.60 3.50 3.60 3.57
6.50 4.10 4.00 4.20 4.10
7.00 5.50 4.80 4.50 4.77 (Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
Dari nilai rata-rata kelelehan tiap sampel maka didapat grafik
perbandingan nilai kelelehan dengan kadar aspal seperti pada Gambar 4.3 di
bawah ini.
Gambar 4.3 Kurva Kelelehan
1
2
3
4
5
6
4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 7,50
Flo
w (
mm
)
% Asphalt by Total Mix
FLOW
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
62
Grafik diatas menunjukkan hubungan antara kadar aspal terhadap
kelelehan. Dimana pada grafik menunjukkan hubungan yang didapat yaitu
berbanding lurus bahwa semakin banyak persentase aspal maka kelelehan akan
semakin meningkat. Dari grafik diatas dapat disimpulkan untuk kesemua
persentase masuk dalam spesifikasi kelelehan yaitu 2 sampai 6 mm.
Kemudian dengan menggunakan kadar aspal optimum 5,70 % diperoleh
nilai dari kelelehan seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4.13 Kelelehan Menggunakan Lateks
% Aspal Komposisi Lateks
4% 6% 5.70 2.70 2.75
5.70 2.55 2.55
5.70 2.45 2.50
Rata-rata 2.57 2.60
(Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
Dari tabel di atas jika dilihat dari nilai rata-rata nya, semakin besar kadar
lateks nya maka nilai kelelehan nya pun meningkat.
4.2.1.4 VIM (Void In Mixture)
Hasil penelitian terhadap rongga dalam campuran (VIM) campuran aspal
modifikasi dengan berbagai variasi aspal namun belum menggunakan lateks dapat
dilihat pada Tabel 4.14 dibawah ini.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
63
Tabel 4.14 VIM
% Aspal Komposisi Lateks
0%
5.00 6.03
5.50 4.92
6.00 3.97
6.50 3.25
7.00 3.22 (Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
Dari nilai VIM di atas maka di dapat grafik perbandingan nilai rongga di
dalam campuran dengan kadar aspal terhadap campuran seperti diperlihatkan pada
Gambar 4.4 di bawah ini.
Gambar 4.4 Kurva VIM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 7,50
Air
Void
s (
%)
% Asphalt by Total Mix
AIR VOIDS
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
64
Grafik ini menunjukan hubungan antara kadar aspal terhadap campuran
dengan rongga dalam campuran. Sumbu x pada grafik menunjukkan nilai kadar
aspal yang digunakan dalam pengujian. Sumbu y pada grafik menunjukkan nilai
VIM. Hubungan yang didapatkan yaitu semakin banyak persentase aspal maka
rongga dalam campuran akan berkurang.
Sementara dengan menggunakan kadar aspal optimum 5,70 % diperoleh
nilai dari VIM seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4.15 VIM Menggunakan Kadar Lateks
% Aspal Komposisi Lateks
4% 6% 5.70 5.41 4.99
(Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
Dari hasil di atas diperoleh nilai VIM nya. Dan menyatakan bahwa
semakin tinggi kadar lateks maka nilai VIM nya semakin kecil.
4.2.1.5 VMA (Void in the Mineral Agregat)
Hasil penelitian terhadap rongga dalam agregat (VMA) berbagai
kombinasi campuran standar dapat dilihat pada Tabel 4.16 dibawah ini.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
65
Tabel 4.16 VMA
% Aspal
Komposisi Lateks
0% 5.00 15.49 5.50 15.55 6.00 15.76 6.50 16.17 7.00 17.19
(Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
Dari nilai rata-rata rongga terhadap agregat tiap sampel maka di dapat
grafik perbandingan nilai rongga terhadap agregat dengan kadar aspal terhadap
campuran seperti diperlihatkan pada Gambar 4.5 di bawah ini.
Gambar 4.5 Kurva VMA
Grafik ini menunjukkan hubungan antara kadar aspal terhadap campuran
dengan rongga terhadap agregat. Sumbu x menyatakan nilai dari kadar aspal yang
digunakan dalam pengujian dan sumbu y menyatakan besaran dari VMA.
13,0
14,0
15,0
16,0
17,0
18,0
19,0
4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 7,50
V M
A (
%)
% Asphalt by Total Mix
V M A
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
66
Hubungan yang didapatkan yaitu berbanding lurus semakin banyak pesentase
aspal maka rongga di dalam campuran akan semakin besar.
Sementara untuk VMA pada campuran yang menggunakan lateks dengan
kadar aspal optimum diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.17 VMA Menggunakan Kadar Lateks
% Aspal Komposisi Lateks
4% 6% 5.70 15.29 14.93
(Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
Jika campuran aspal tanpa menggunakan lateks hasilnya menyatakan
semakin besar kadar aspal maka nilai VMA nya semakin besar, namun tidak pada
hasil dengan menggunakan lateks. Dengan menggunakan lateks menyatakan
semakin besar kadar lateks maka nilai VMA nya semakin kecil.
4.2.1.6 VFA (Void Filled Asphalt)
Hasil penelitian terhadap Rongga terisi aspal (VFA) berbagai kombinasi
campuran standard dapat dilihat pada Tabel 4.18 di bawah ini.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
67
Tabel 4.18 VFA
% Aspal Komposisi Lateks
0%
5.00 61.07
5.50 68.34
6.00 74.80
6.50 79.94
7.00 81.25 (Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
Dari nilai rata-rata rongga terisi aspal tiap sampel maka di dapat grafik
perbandingan nilai rongga terisi aspal dengan kadar aspal terhadap campuran
seperti diperlihatkan pada Gambar 4.6 di bawah ini.
Gambar 4.6 Kurva VFA
Grafik ini menunjukan hubungan antara kadar aspal terhadap campuran
dengan % rongga terisi aspal. Sumbu x menyatakan nilai kadar aspal yang
50
60
70
80
90
4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 7,50
Void
s F
illeds (
%)
% Asphalt by Total Mix
VOIDS FILLEDS
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
68
digunakan pada pengujian ini. Hubungan yang di dapatkan yaitu berbanding lurus
dan menyatakan semakin banyak kadar aspal maka % rongga terisi aspal juga
semakin meningkat karena rongga tersebut di isi oleh aspal.
Sementara untuk VFA pada campuran yang menggunakan lateks dengan
kadar aspal optimum diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.19 VFA Menggunakan Kadar Lateks
% Aspal Komposisi Lateks
4% 6% 5.70 67.40 63.79
(Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
Data di atas menyatakan bahwa semakin tinggi kadar lateks maka nilai
VFA semakin rendah.
4.2.1.7 Marshall Quotient (MQ)
Hasil pengujian MQ terhadap berbagai kombinasi campuran aspal modifikasi
dapat dilihat pada Tabel 4.20 di bawah ini.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
69
Tabel 4.20 Marshall Quotient
% Aspal Komposisi Lateks
0%
5.00 356 5.50 322
6.00 291 6.50 247
7.00 173 (Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
Dari nilai rata-rata MQ tiap sampel maka di dapat grafik perbandingan
nilai marshall quotient dengan kadar aspal terhadap campuran seperti
diperlihatkan pada Gambar 4.7 di bawah ini.
Gambar 4.7 Kurva Marshall Quotient
100
150
200
250
300
350
400
450
500
4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 7,50
Mars
hall Q
uotient
% Asphalt By Total Mix
MARSHALL QUOTIENT
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
70
Grafik diatas menunjukkan hubungan antara kadar aspal terhadap MQ.
Dimana pada grafik menunjukkan semakin banyak penambahan pesentase aspal
pada campuran maka nilai MQ semakin tinggi, dan saat mencapai titik optimum,
maka MQ menurun.
Untuk nilai MQ pada campuran yang menggunakan lateks dengan kadar
aspal optimum diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.21 Marshall Quotient Menggunakan Kadar Lateks
% Aspal Komposisi Lateks
4% 6% 5.70 255 251
(Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium tahun 2019)
Semakin tinggi kadar lateks maka nilai MQ semakin rendah.
4.2.2 Pembahasan
Dari hasil yang telah didapatkan ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan nilai stabilitas pada campuran aspal yang ditambahkan
dengan lateks dilakukan dengan dua tahapan yaitu pertama dibuat sampel
untuk mendapatkan kadar aspal optimum. Dalam pembuatan benda uji ini
belum menggunakan kadar lateks. Setelah didapat kadar aspal optimum,
dilakukan tahapan yang kedua yaitu mencampurkan kadar aspal optimum
dengan kadar lateks 4% dan 6%.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
71
2. Dari nilai stabilitas dari campuran aspal yang belum menggunakan lateks
diperoleh nilai aspal optimum nya sebesar 5,70%. Kemudian dilakukan
penambahan kadar lateks 4% dan 6% pada kadar aspal optimum. Dari
pengujian yang dilakukan, didapatlah nilai stabilitas menurun.
3. Untuk nilai kelelehan, hasil dari sebelum menggunakan lateks dengan sudah
menggunakan lateks kesimpulan nya sama yaitu semakin besar kadar aspal
dan kadar lateks maka nilai kelelehan nya pun semakin meningkat namun
untuk aspal yang belum menggunakan lateks nilai kelelehan lebih besar
daripada sampel yang sudah menggunakan lateks.
4. Void In Mixture (VIM) pada kadar aspal normal dengan yang menggunakan
kadar lateks menunjukkan perbedaan yang lumayan signifikan. Namun
kesimpulan yang didapat tetap sama yaitu semakin banyak kadar aspal
maupun kadar lateks maka rongga dalam campuran berkurang atau lebih kecil.
5. Void in The Mineral Agregat (VMA) pada kadar aspal yang belum
menggunakan lateks diperoleh kesimpulan semakin besar kadar aspal maka
nilai VMA semakin besar. Pada campuran yang menggunakan kadar lateks
4% dan 6% hanya selisih 0,36. Untuk kadar aspal 4% diperoleh nilai VMA
sebesar 15,29 sedangkan untuk kadar aspal 6% sebesar 14,93. Hasil nya
menunjukkan penurunan sehingga didapat kesimpulan yang menyatakan
bahwa semakin besar kadar lateks maka nilai VMA semakin kecil.
6. Void Filled Asphalt (VFA) pada kadar aspal yang belum menggunakan lateks
diperoleh kesimpulan yang menyatakan bahwa semakin banyak kadar aspal
maka rongga yang terisi aspal juga semakin meningkat. Untuk kadar lateks
4% diperoleh nilai VFA nya sebesar 67,40 sedangkan untuk kadar aspal 6%
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
72
sebesar 63,79. Hasil ini menunjukkan adanya penurunan sehingga diperoleh
kesimpulan semakin tinggi kadar lateks maka nilai VFA semakin rendah.
7. Di penelitian ini penggunaan lateks sebagai bahan tambah tidak berhasil
karena nilai stabilitas tidak memenuhi sepesifikasi minimum yaitu sebesar 800
Kg. Uji daktalitas berhasil, namun saat digunakan pada campuran tidak
memberikan hasil yang baik. Kemungkinan ada kesalahan di komposisi
campurannya agregat nya.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
73
4.3 Rekapitulasi Hasil Pengujian Marshall
Kadar Aspal 5 – 7 %
No. Kadar
Aspal (%)
Berat B.uji
kering
(Gram)
Berat B.uji
dalam air
(Gram)
Berat B.uji
SSD
(Gram)
VIM VMA (%) VFA (%) Stabilitas
(Kg)
Flow
(mm)
Marshall
Quotient
(Kg/mm)
1. 5.00 % 1229.8 693.2 1234.6 898 2.60
1244.0 701.0 1249.5 798 2.20
1245.5 706.0 1251.8 835 2.30
6.03 15.49 61.07 843 2.37 356
2. 5.50 % 1248.0 705.0 1254.0 1090 3.10
1253.6 711.0 1258.1 920 3.10
1263.8 716.5 1268.3 1019 3.20
4.92 15.55 68.34 1010 3.13 322
3. 6.00 % 1259.5 711.0 1264.3 1026 3.60
1252.1 710.2 1257.7 993 3.50
1245.3 711.3 1250.0 1090 3.60
3.97 15.76 74.80 1036 3.57 291
4. 6.50 % 1262.3 715.0 1267.0 1043 4.10
1253.1 715.0 1257.9 982 4.00
1273.0 721.0 1278.4 1019 4.20
3.25 16.17 79.94 1015 4.10 247
5. 7.00 % 1230.1 695.0 1234.6 834 5.00
1227.9 690.0 1231.3 872 4.80
1224.8 692.3 1228.4 769 4.50
3.22 17.19 81.25 825 4.77 173
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
74
Kadar Lateks 4%
No. Kadar
Aspal (%)
Kadar
Lateks (%)
Berat B.uji
kering
(Gram)
Berat
B.uji
dalam air
(Gram)
Berat
B.uji SSD
(Gram)
VIM VMA
(%)
VFA
(%)
Stabilitas
(Kg)
Flow
(mm)
Marshall
Quotient
(Kg/mm)
1. 5.70 % 4 % 1210.0 688.0 1215.2 641 2.70
1217.0 695.0 1224.3 650 2.55
1220.0 690.2 1227.5 675 2.45
4.99 15.29 67.40 656 2.57 255
Kadar Lateks 6%
No. Kadar
Aspal (%)
Kadar
Lateks (%)
Berat B.uji
kering
(Gram)
Berat
B.uji
dalam air
(Gram)
Berat
B.uji SSD
(Gram)
VIM VMA
(%)
VFA
(%)
Stabilitas
(Kg)
Flow
(mm)
Marshall
Quotient
(Kg/mm)
1. 5.70 % 6 % 1228.5 697.0 1234.3 641 2.75
1221.0 712.0 1241.4 638 2.55
1234.7 700.7 1243.2 675 2.50
5.41 14.93 63.79 651 2.60 251
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)19/11/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA