bab iv hasil dan analisis...35 bab iv hasil dan analisis 4.1. hasil karya/implementasi proses...

20
35 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Hasil Karya/Implementasi Proses implementasi ltsp server dilakukan setelah dua buah server diinstall sistem operasi. Sistem operasi yang diinstall pada kedua buah server adalah Linux CentOS 6.3 dengan menggunakan repository lokal untuk penginstalan paket-paket yang mendukung pembuatan ltsp server. File conf untuk repository lokal terdapat pada folder /etc/yum.repos.d dengan nama file CentOS-Base.repo. 4.1.1. Instalasi Paket server LTSP Aplikasi yang dibutuhkan dalam pembuatan ltsp server yaitu dhcp, tftp, nfs, ltsp-utils dan ltsp-4.2u2-0.iso. Sistem operasi CentOS 6.3 sudah menyediakan semua paket tersebut pada file iso 6.3 yang di install pada server dan dapat juga di install dari repository online CentOS 6.3. a. Paket DHCP Server Gambar 4.1 Instalasi paket dhc

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 35

    BAB IV

    HASIL DAN ANALISIS

    4.1. Hasil Karya/Implementasi

    Proses implementasi ltsp server dilakukan setelah dua buah

    server diinstall sistem operasi. Sistem operasi yang diinstall pada

    kedua buah server adalah Linux CentOS 6.3 dengan

    menggunakan repository lokal untuk penginstalan paket-paket

    yang mendukung pembuatan ltsp server. File conf untuk

    repository lokal terdapat pada folder /etc/yum.repos.d dengan

    nama file CentOS-Base.repo.

    4.1.1. Instalasi Paket server LTSP

    Aplikasi yang dibutuhkan dalam pembuatan ltsp serveryaitu dhcp, tftp, nfs, ltsp-utils dan ltsp-4.2u2-0.iso. Sistem operasi CentOS 6.3 sudah menyediakan semua paket tersebut pada file iso 6.3 yang di install pada server dan dapat juga di install dari repository online CentOS 6.3.

    a. Paket DHCP Server

    Gambar 4.1 Instalasi paket dhc

  • 36

    Pada gambar 4.1 menunjukkan penginstalan paket dhcpdengan arsitektur i386 versi 12.3.0.5-23.el5_5.2 yang di download langsung dari repository c6-media. C6-mediamerupakan alamat repository yang menghubungkan ke paket-paket yang ada pada file iso linux CentOS sehingga dapat di install dalam area lokal. Untuk menginstal paket dhcp ketikkan perintah yum install dhcp pada user root di terminal linux.

    b. Paket TFTP Server

    Gambar 4.2 Instalasi paket TFTP serve

  • 37

    Pada gambar 4.1 menunjukkan penginstalan paket tftp-client dan tftp-server dengan arsitektur i386. Tftp-serverberfungsi untuk memberikan layanan sharing kepada clientsedangkan tftp-client berfungsi untuk menerima layanan sharing yang diberikan oleh server. Untuk menginstall paket tftp ketikkan perintah yum install tftp-client tftp-server pada user root di terminal linux CentOS.

    c. Paket LTSP-Utils

    Gambar 4.3 Instalasi paket ltsp-utils

    Paket ltsp-utils merupakan paket pelengkap untuk ltsp server dimana ketika paket ltsp-utils belum diinstall maka ltsptidak dapat berjalan sama sekali (error). Paket ltsp-utils sudah ada pada aplikasi ltsp, dimana ketika file ltsp telah di ekstrak pada suatu direktori maka ltsp-utils menjadi satu direktori yang berisi semua paket-paket pendukung ltsp-server. Untuk menginstall paket ltsp-utils ketikkan perintah rpm –ivh ltsp-utils-0.25-0.noarch.rpm pada user root di terminal linux CentOS.

    d. Paket LTSP-server

    Gambar 4.4 Menu instalasi paket ltsp-serve

  • 38

    Untuk menginstal paket ltsp-server terlebih dahulu ekstrak aplikasi ltsp-server yang telah di download dari website yang menyediakan perangkat lunak ltsp-server. Ketika aplikasi ltsp-server telah diekstrak maka ketikkan perintah ltspadmin pada user root di terminal linux dan kemudian, akan keluar output seperti pada gambar 4.4. Pada gambar 4.4 ada 4 menu yang telah disediakan yaitu diantara adalah Install/Update LTSP Packages berfungsi untuk penginstalan aplikasi ltsp-server, Configure the installer options yang berfungsi sebagai tempat mengkonfigurasi sebelum ltsp-serverdi install, Configure LTSP merupakan menu untuk semua konfigurasi ltsp-server dan terakhir yaitu Quit the administration program untuk keluar dari ltsp-server.

    Pilih configure the installer options dan akan keluar output seperti pada gambar 4.5.

    Gambar 4.5 Konfigurasi instalasi LTS

  • 39

    Adapun konfigurasi yang harus dilakukan adalah memasukkan letak direktori aplikasi ltsp server, kemudian menentukan letak folder hasil instalasi untuk ltsp-client serta menentukan jika ingin menggunakan http proxy dan ftp proxy. Setelah semua telah di konfigurasi maka tinggal hanya menekan y untuk menyetujui konfigurasi ltsp-server yang telah dibuat.

    Pilih Install/Update LTSP Packages pada gambar 4.5 dan tekan a untuk memilih semua paket kemudian tekan q untuk keluar dan paket akan terinstal.

    Gambar 4.6 Komponen LTSP Server

  • 40

    Gambar 4.7 Dowloading paket LTSP Server

    Gambar 4.8 Instalasi Paket

  • 41

    4.1.2. Konfigurasi Server LTSP

    Pada gambar 4.4 pilih Configure LTSP dan akan keluar output seperti pada gambar 4.9

    Gambar 4.9 Konfigurasi LTSP

    Adapun fungsi dari tiap menu pada gambar 4.9 adalah

    ∑ Runlevel digunakan untuk menentukan program/service akan berjalan. Runlevel 5 digunakan untuk tampilan X-Window pada linux yang berbasis Red Hat. Karena sistem operasi serverberbasis Red Hat maka pilih 5

    ∑ Interface selection digunakan untuk memilih interface/kartu NIC dimana akan digunakan oleh server LTSP.

    ∑ DHCP Configuration digunakan untuk mengatur ip secara otomatis pada komputer.

  • 42

    ∑ TFTP Configuration digunakan untuk daemon Trivial File Transfer Protokol, dan buat menjadi enable jika masih disable.

    ∑ Portmapper Configuration digunakan untuk nfs dan nis agar berjalan dengan baik. Pengguna akan meminta query portmapper daemon untuk mencari tahu port yang akan konek jika enable.

    ∑ NFS Configuration digunakan untuk mengaktifkan daemon nfsd dan configurasi menjadi enable.

    ∑ XDMCP configuration digunakan untuk display X-Windowspada client.

    ∑ Create /etc/host entries digunakan untuk memberi nama klien yang akan mengakses ke ltsp server. File ini harus diisi agar klien bisa jalan.

    ∑ Create /etc/hots.allow entries digunakan untuk mengisi useryang boleh mengakses ltsp server.

    ∑ Create /etc/exports entries digunakan untuk file-file yang akan di load client saat proses booting. File tersebut terdapat pada /etc/exports.

    ∑ Create lts.conf file digunakan untuk mengkonfigurasi proses ltsp mulai dari server aman yang akan diakses, tipe, monitor, mouse, keyboard, resolusi monitor dan sebagainya. Apabila tipe server dan komputer klien sama, maka biarkan /opt/ltsp/etc/lts.conf menjadi standar dan jika ingin perubahan atau tambahan lihat pada /opt/ltsp/i386/etc/lts.conf.readme

  • 43

    4.1.3. Konfigurasi DHCP Server

    Untuk konfigurasi dhcp server masuk ke folder /etc/dhcpdan ketik nano dhcpd.conf pada terminal linux dan edit sesuai dengan konfigurasi dibawah ini :

    ddns-update-style interim;option subnet-mask 255.255.255.224;option broadcast-address 11.12.13.31;option routers 11.12.13.1;option domain-name-servers 11.12.13.1;option domain-name "server-a"; option option-128 code 128 = string;option option-129 code 129 = text;get-lease-hostnames true;next-server 11.12.13.1;option root-path "11.12.13.1:/opt/ltsp/i386";

    subnet 11.12.13.0 netmask 255.255.255.224 {range 11.12.13.3 11.12.13.30;

    if substring (option vendor-class-identifier, 0, 9) = "PXEClient" {filename "/lts/2.6.16.1-ltsp-1/pxelinux.0";}else {filename "/lts/vmlinuz-2.6.16.1-ltsp-1";}}

    Langkah pertama di dalam konfigurasi dhcp server adalah membuat konfigurasi file untuk menyimpan informasi jaringan pada klien. Gunakan file ini untuk mendeklarasikan pilihan dan pilihan global pada sistem klien. Dua skema pembaruan dns yang sedang diperbaharui yaitu modus pembaruan dns ad-hoc dan mode interaksi rancangan pembaruan dhcp-dns interim. Mode ad-hoc digunakan untuk dhcp versi 3.0 ke bawah dan dhcp versi 3.0ke atas menggunakan mode interim.

  • 44

    Ada dua jenis pernyataan yang ada pada konfigurasi dhcp server yaitu :

    a. Parameter digunakan untuk melihat kondisi sebuah performa tugas atau untuk performa tugas atau untuk konfigurasi jaringan yang berfungsi mengirim ke klien. Parameter yang dimulai dengan pilihan kata kunci yang dirujuk sebagai options. Pilihan ini mengontrol pilihan DHCP.

    b. Deklarasi menjelaskan topologi jaringan, menggambarkan klien, menyediakan alamat untuk klien atau sekelompok menerapkan parameter kepada sekelompok deklarasi. Sebagai contoh subnet deklarasi untuk router, subnet-mask, domain-name, domain-name-servers dan time-offset.

    4.1.4. Hasil Konfigurasi LTSP server

    Ketika semua service paket telah diaktifkan maka hasil output terakhir yang menandakan bahwa ltsp server pada serverutama dan server cadangan telah selesai terlihat seperti pada gambar 4.10. Untuk melihat service tersebut tekan Q lalu S maka output akan keluar.

    Gambar 4.10 Service LTSP server

  • 45

    4.1.5. Instalasi Paket Failover Clustering

    Aplikasi yang dibutuhkan dalam pembuatan Failover Clustering yaitu Heartbeat dan DRBD.

    a. Instalasi Paket Hearbeat

    Gambar 4.11 Instalasi Paket Heartbeat

    Instalasi paket hearbeat harus menggunakan repository yang online dengan kata lain harus terhubung ke internet. Untuk menginstall heartbeat ketikkan perintah yum install heartbeatpada user root di terminal linux maka, akan keluar outputseperti pada gambar 4.11. Pada gambar 4.11 ada tiga jenis paket yang di install yaitu heartbeat kemudian heartbeat-pil

  • 46

    dan heartbeat-stonith dimana heartbeat-pils dan heartbeat-stonith berfungsi sebagai depedensi paket heartbeat dengan kata lain sebagai pendukung aplikasi heartbeat.

    b. Instalasi Paket DRBD

    Gambar 4.12 Instalasi Paket DRBD

    Instalasi paket drbd sama halnya dengan instalasi paket heartbeat dimana sama-sama membutuhkan repository onlineuntuk download paket sehingga dapat diinstal. Untuk menginstall paket drbd ketikkan perintah “yum install drbd82 kmod-drbd82” pada user root di terminal linux. Paket yang terinstall adalah paket drbd82 dan paket kmod-drbd82 dengan arsitektur i386.

  • 47

    4.1.6. Konfigurasi Heartbeat

    Konfigurasi heartbeat menggunakan 2 buah server yaitu node server-a digunakan sebagai server master , dan node server-b sebagai server pasif. Ada tiga file yang akan di konfigurasi pada heartbeat yaitu authkeys, ha.cf, dan haresources.

    a. Konfigurasi File Authkeys

    Konfigurasi file authkeys dengan perintah “nano /etc/ha.d/authkeys” dan isikan sesuai dengan gambar 4.13.

    Gambar 4.13 Isi File authkeys

    Palallo merupakan password yang digunakan agar 2 node atau lebih dapat saling berkomunikasi. Password ini dapat diisi sesuai dengan keinginan.

    Agar file authkeys dapat diakses read/write oleh user maka ketikkan perintah “chmod 600 /etc/ha.d/authkeys” dimana chmod merupakan perintah untuk mengatur hak akses atau permissions suatu file dan direktori sedangkan 600 merupakan angka untuk permission. Angka 6 untuk akses read/write ke user, 0 tidak ada akses ke grup dan 0 tidak ada akses ke other.

    b. Konfigurasi File ha.cf

    Konfigurasi file ha.cf lakukan dengan perintah “nano /etc/ha.d/ha.cf” dan akan keluar output seperti pada gambar 4.14.

  • 48

    Gambar 4.14 Isi File ha.cf

    Node server-a dan node server-b adalah nama host atau server karena dalam konfigurasi failover ini ada dua host atau server. Bcast adalah interface yang digunakan heartbeat untuk memonitor apakan node lain masih hidup atau tidak, bcast ini bias diisi dengan eth0, eth1 dan bias juga br0. Heartbeatberjalan diatas protocol udp port 694 dan logfile terdapat pada direktori /var/log dengan nama file ha-log.

    c. Konfigurasi File haresources

    File haresources terdapat pada direktori /etc/ha.d dengan nama file haresources. Konfigursi file haresources dengan mengetikkan perintah “ nano /etc/ha.d/haresources” seperti pada gambar 4.15.

    Gambar 4.15 Isi File haresources

    Maksud isi konfigurasi diatas adalah server-a sebagai node server aktif dan node lain adalah pasif, ip address berfungsi menambahkan ip pada node yang aktif, sehingga node yang aktif akan memiliki ip yang seperti yang ditulis pada

  • 49

    heresources, dan ip ini bisa berpindah ke node yang lain jika aktif node mengalami down (atau kerusakan perangkat keras) sedangkan service httpd adalah service web server, jadi pada saat node aktif bekerja atau berjalan secara otomatis web server juga akan aktif, jika mengalami kegagalan web serverakan aktif pada server lain yang memiliki ip floating. Untuk service lain juga bisa didaftarkan pada haresources agar dapat melakukan failover.

    4.1.7. Konfigurasi DRBD

    Lakukan konfigurasi file global_common.conf dengan perintah “nano /etc/drbd.d/global_common.conf” dan konfigurasi seperti gambar 4.16.

    Gambar 4.16 Isi File global_common.conf

    Pada file konfigurasi global_common.conf dibagi atas dua bagian yaitu bagian untuk global dan common. Pada bagian global diperbolehkan hanya sekali dalam konfigurasi. Dalam konfigurasi file tunggal, global berada pada bagian paling atas

  • 50

    dari file konfigurasi. Beberapa pilihan yang tersedia pada bagian ini, namun hanya satu yang relevan dengan sebagain besar pengguna. Proyek drbd membuat statistic tentang penggunaan berbagai versi drbd. Hal ini dilakuakn dengan menghubungi server http setiap kali versi drbd baru diinstal pada sistem. Hal ini dapat dinonaktifkan dengan menetapkan usage-count no;. Standarnya adalah usage-count ask; yang akan meminta usersetiap kali user mengupgrade drbd.

    Bagian common menyediakan metode singkatan untuk menentukan pengaturan konfigurasi diwarisi oleh setiap sumber daya. User bisa menentukan opsi pada tiap baris per-sumber daya. Bagian common sebenarnya tidak terlalu diperlukan, tetapi sangat dianjurkan jika user menggunakan lebih dari satu sumber daya jika tidak, konfigurasi cepat menjadi berbelit-belit dengan pilihan berulang digunakan.

    Pada gambar 4.16 common termasuk net { protocol c; } di common bagian, sehingga setiap sumber daya dikonfigurasi (termasuk r0) mewarisi pilihan ini kecuali memiliki protokol lain sebagai pilihan konfigurasi secara eksplisit.

  • 51

    Gambar 4.17 Isi file d3tiuksw.res

    Konfigurasi file d3tiuksw.res terletak pada direktori /etc/drbd.d/. Setiap sumber daya drbd yang ingin dikonfigurasi dapat ditentukan sendiri oleh user. User dapat menggunakan identifier yang sewenang-wenang, namun nama tidak harus berisi karakter selain yang ditemukan di set karakter US-ASCII, dan tidak boleh menggunakan spasi.

    Setiap konfigurasi sumber daya juga harus memiliki dua on sub-bagian dan satu untuk setiap node cluster. Semua pengaturan konfigurasi lebih baik jika diwarisi dari konfigurasi common yang ada pada gambar 4.16. Pada konfigurasi d3tiuksw.res hanya menambahkan hostname server, ip address server serta sumber daya yang digunakan.

  • 52

    4.2. Hasil Pengujian

    Hasil pengujian dari Failover Clustering pada Linux Terminal Service Project adalah sebagai berikut :

    Pengujian untuk konfigurasi Linux Terminal Service Project akan dilakukan pada klien. Semua klien akan booting menggunakan network card dan apabila klien menghasilkan output seperti tampilan pada Gambar 4.18 maka ltsp server berhasil. Pengujian yang dilakukan pada virtualbox dengan mengatur settingan network card yang ada pada virtualbox sehingga antara serverdan klien dapat saling terhubung.

    Gambar 4.18 Hasil LTSP Server pada Klien

  • 53

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa failover clustering akan di uji dengan beberapa metode yaitu dengan mencabut kabel power server utama, mencabut konektor kabel utp server utama dan terakhir memutuskan koneksi jaringan pada server utama.

    4.3. Analisis

    Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka pembangunan Failover Clustering pada Linux Terminal Server Project (LTSP) sangat bermanfaat digunakan untuk perusahaan, sekolah, pemerintahan. Adanya Linux Terminal Service Projectmaka penggunaan perangkat keras dapat di minimalisir. Suatu perusahaan dapat menghemat sumber daya dengan menggunakan LTSP Server karena klien tidak membutuhkan lagi harddiskuntuk booting atau sebagai tempat penyimpanan. Begitupun dengan adanya Failover Clustering maka keadaan dimana klien mengalami downtime akan kecil kemungkinan terjadi. Perusahaan yang skala besar sangat membutuhkan adanya Failover Clustering.

    Pada Failover Clustering ketika server mengalami failuremaka konfigurasi heartbeat yang akan menangani failover. Heartbeat memberikan ip virtual kepada setiap server sehingga ketika server mengalami down maka ip virtual akan pindah ke server yang aktif. Klien yang berjalan diatas LTSP server tidak akan mengalami error meskipun klien tidak memiliki sumber daya berupa harddisk karena metode ini klien booting dari server diskless. Server diskless dibuat agar sumber daya selalu ada untuk klien. Cara stroge cluster menggunakan DRBD akan selalu menyediakan sumber daya yang selalu tersedia. DRBD memiliki kemiripan kerja dengan RAID yaitu mirroring data dimana data DRBD diduplikasi dari node primary ke node secondar.

  • 54