bab iv analisis dan penilaian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2009-2-00509-ak bab...
TRANSCRIPT
84
BAB IV
ANALISIS DAN PENILAIAN
IV.1 Prinsip Perhitungan Keekonomian Migas
Pada prinsipnya perhitungan keekonomian eksplorasi serta produksi
sumber daya minyak dan gas (migas) tergantung pada:
- Profil produksi migas yang akan dihasilkan.
- Biaya yang telah atau akan dikeluarkan.
- Harga migas per satuan volume.
- Sistem dan mekanisme bagi hasil yang dicapai.
Profil produksi migas yang akan dihasilkan tergantung dari potensi
cadangan migas yang ada di bawah permukaan tanah. Hal ini menggambarkan
suatu proyek tingkat keekonomian tertentu dari kegiatan eksplorasi dan
produksi suatu wilayah. Untuk mengetahui potensi sumber daya maupun
cadangan terbukti migas, maka kontraktor harus melakukan kegiatan
eksplorasi.
Kegiatan eksplorasi dimaksud meliputi studi dan evaluasi data geologi
dan geofisika, pengeboran eksplorasi serta pengetesan mekanika tanah yang
akan menghasilkan suatu pengetahuan mengenai jenis batuan (yang akan
membedakan apakah jenis kandungan berupa minyak atau gas) , jumlah
cadangan, serta letak kandungan migas untuk menentukan kedalaman sumur.
Selanjutnya dari eksplorasi ini maka dibuatlah suatu estimasi cadangan migas
85
yang dapat diproduksi serta informasi-informasi teknis lainnya yang sangat
berguna untuk perencanaan investasi.
Besar biaya yang akan dikeluarkan tergantung keadaan perilaku fisik
permukaan tanah maupun bawah tanah wilayah dimana migas ditemukan dan
akan diproduksikan, juga sangat terkait dengan letak geografis dan geologis
dimana sumber daya migas itu berada.
Misalnya jika letak geografis dimana migas ditemukan itu berada
dilepas pantai, maka biaya yang akan dikeluarkan tentu lebih besar
dibandingkan dengan letak geografis yang berada di daratan. Hal ini
disebabkan karena penggunaan teknologi serta biaya transportasi dan
mobilisasi yang berbeda.
Selanjutnya atas dasar hasil survey lokasi, evaluasi data geologi dan
geofisika lapangan serta penentuan jenis teknologi yang akan digunakan,
maka dibuatlah suatu rencana investasi untuk pembiayaan proyek tersebut.
Dalam menentukan harga minyak, para kontraktor selalu
memperkirakan harga minyak walaupun seringkali ramalan tersebut meleset.
Dalam kontrak bagi hasil di Indonesia digunakan sistem harga rata-rata dari
lima jenis minyak mentah yang sangat aktif diperdagangkan di kawasan Asia
Pasific, lalu dibandingkan dengan harga rata-rata minyak mentah di Indonesia.
Cara ini disebut ICP (Indonesian Reference Crude Price).
Sedangkan sistem dan mekanisme bagi hasil yang digunakan
tergantung dari ketentuan-ketentuan yang telah disepakati didalam kontrak.
Tidak semua lahan mempunyai jenis kontrak dan mekanisme bagi hasil yang
86
sama. Untuk itu dalam melakukan kerja sama dengan Pertamina, kontraktor
juga harus mengetahui secara jelas sistem dan mekanisme yang bagaimana
atau atau jenis apa yang akan diterapkan, agar didalam menghitung
keekonomian proyek tidak terjadi kesalahan. Dalam laporan ini, mekanisme
bagi hasil dapat dibaca di Bab III hal 65.
IV.2 Metode Analisis Keekonomian Migas
Tujuan dari analisis keekonomian migas adalah untuk mengeahui
sejauh mana gagasan usaha (proyek) yang direncanakan dapat memberikan
manfaat bagi perusahaan baik dilihat dari financial benefit dan social benefit.
Hasil analisis keekonomian migas merupakan indikator dari modal yang
diinvestasikan, yaitu perbandingan antara total benefit yang diterima dengan
total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama umur
ekonomis proyek.
Perkiraan benefit (cash in flows) dan perkiraan cost (cash out flows)
yang menggambarkan tentang posisi keuangan dimasa yang akan datang dapat
digunakan sebagai alat control dalam pengendalian biaya untuk memudahkan
dalam pencapaian usaha. Dipihak lain dengan adanya hasil analisis seperti ini,
penanam modal (investor) dapat menggunakannya sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah modal yang ditanam lebih
baik pada proyek atau pada instrument investasi lain seperti bank dan pasar
modal dan lain sebagainya.
87
Adapun penulis akan melakukan analisis proyek melalui penghitungan
metode sebagai berikut:
1. Internal Rate of Return (IRR)
2. Net Present Value (NPV)
5. Sensitivity Analisis
IV.3 Perhitungan Perekonomian Migas Menurut Perusahaan
Sebagai mana telah dikemukakan diatas bahwa didalam perhitungan
perekonomian migas diperluan adanya beberapa asumsi seperti, jumlah
produksi, harga minyak per satuan, periode ekonomis, dan kondisi kontrak
serta mekanisme bagi hasil. Maka sebelum asumsi itu dibuat, perusahaan
harus terlebih dahulu melakukan penelitian di lapangan serta evaluasi dari data
yang sudah pernah ada. Dalam kasus yang dihadapi perusahaan yaitu:
Perusahaan merencanakan untuk meningkatkan produksi pada tahun-
tahun mendatang (2010 dan seterusnya) sehingga perusahaan membutuhkan
dana yang cukup besar untuk membiayai pemboran sumur-sumur baru dan
penelitian serta evaluasi geologi untuk tujuan tersebut. Maka perusahaan
memutuskan untuk menjual proyek dan mencari investor baru untuk
mendanai proyek.
Dari hasil survei dan penelitian yang sudah dilakukan oleh para ahli
geologi dan geophisic dari perusahaan menyatakan bahwa cadangan minyak
yang masih dapat diproduksi dalam tahun-tahun mendatang sampai
berakhirnya kontrak TAC (2017) adalah sebesar 2.6 juta barrel.
88
Biaya proyek awal / initial project cost yang dibutuhkan ialah
$20,700,000,- yang akan dialokasikan selama 3 tahun, dan biaya operasional
untuk 9 tahun sebesar $7,9,- dolar per barrel. Pengertian proyek awal disini
adalah biaya yang dibutuhkan untuk membiayai pembelian-pembelian dan
operasional proyek. Biaya ini terdiri dari biaya capital dan non capital
(gambar III-3 Bab III) dan dialokasikan secara bertahap dalam 3 tahun
(rinciannya lihat tabel IV.1). Harga minyak yang diperkirakan sebesar $50,-
per barrel yang merupakan kebijakan dari Pertamina.
Proyek ini sesungguhnya sudah berjalan dari tahun 1997, namun pada
tahun 2006, perusahaan memutuskan untuk tidak berproduksi karena terjadi
penurunan produksi pada sumur-sumur yang ada, dimana sumur-sumur yang
ada hanya memproduksi 10 barel per hari, sehingga dianggap tidak ekonomis
lagi. Disatu sisi, biaya produksi cukup tinggi. Tahun 2009 perusahaan
berencana untuk mengembangkan lagi proyek ini mengingat harga minyak
yang mulai tinggi saat ini dan menurut perhitungan geologi dan geofisika
bahwa dalam lapangan ini masih terdapat cadangan minyak yang masih bisa
di produksi secara ekonomis. Adapun tujuan perusahaan pada saat ini
membuat perhitungan perekonomian proyek adalah untuk menunjukan nilai
ekonomis dari lapangan minyak yang dimiliki dalam rangka mencari investor
untuk berinvestasi didalamnya dengan cara mengambil alih kepemilikan dari
pemegang saham perusahaan, sehingga indikator-indikator keekonomian
proyek yang ditampilkan (NPV, IRR, dan discounted rate) hanyalah gambaran
umum tentang nilai ekonomis proyek yang dimiliki perusahaan yang akan
89
ditawarkan kepada investor. Sedangkan mengenai keputusan tentang ikut atau
tidaknya investor untuk berinvestasi pada proyek tersebut tergantung
pertimbangan investor itu sendiri sesuai dengan kemampuan dan syarat-syarat
atau target-target yang diharapkan investor tersebut.
Selain itu perusahaan ini sedang merugi yang artinya tidak ada laba
ditahan juga, tidak mempunyai dana untuk mengelolah sendiri proyek yang
akan dijalani sehingga pemegang saham memutuskan untuk menjual
sahamnya kepada pihak lain.
Adapun cash flow diambil berdasarkan penghitungan yang dilakukan
perusahaan seperti pada tabel IV.1 Adapun kondisi serta sistem bagi hasil
yang telah disepakati dengan Pertamina adalah sebagai berikut (lihat diagram
sistem bagi hasil pada bab III hal 65):
Contractors Share : 26.7857%
Pertamina’s Share : 73.2143%
Maximum Cost Recovery : 65%
DMO Requirement : 25% x (Contr. Entitlement)
DMO Fee : 15% x (DMO Req)
Government Tax : 44% for Contractor
Atas dasar asumsi dan kondisi diatas, maka dibuatlah suatu analisis
keekonomian migas seperti tabel IV-1.
Tujuan penulis ialah mengevaluasi hasil perhitungan perusahaan
melalui metode penganggaran yang disebutkan sebelumnya, yang nantinya
90
dapat menjadi bahan pertimbangan investor, apakah dananya lebih baik
berinvestasi di instrument lain atau proyek ini. Karena tujuan perusahaan
adalah untuk menjual proyek ini, sedangkan investor belum diperoleh oleh
perusahaan maka penulis mengevaluasi hasil analisis perusahaan dengan
menggunakan tingkat bunga 12% sebagai discount factor yang menurut
perusahaan didapat dari tingkat bunga Bank Indonesia pada bulan Februari
2009 yaitu sebesar 8.25% ditambah premi resiko sebesar 3.75%. Penulis ingin
menjelaskan berapa besarnya present value jika investor menanamkan
dananya dalam proyek ini. Penulis juga membuat membuat sensitivity analisys
dengan tingkat discount factor yang berbeda (24%, 36%, dan 48%).
Perbandingan ini nantinya digunakan perusahaan untuk meyakinkan investor
agar mau membeli proyek ini.
Dalam tabel IV-1, net cash flow yang dihasilkan proyek selama 9
tahun adalah sebesar $27,556,665,-. Penjelasan dalam Tabel IV-1 seperti
berikut:
- Tahun pertama dimulai dari tahun ke12 yaitu tahun 2009, karena proyek
ini adalah kelanjutan dari proyek sebelumnya. Sisa proyek ini berjumlah 9
tahun lagi.
- Minyak yang diperkirakan selama 9 tahun sebesar 2,611,454 barrel.
Harga minyak $50,- per barrel.
- Revenue didapat dari perkalian jumlah minyak dan harga minyak.
91
- Capital, non capital, dan operating expense (opex) berasal dari asumsi
perusahaan. Capital depreciation menggunakan metode garis lurus dari
kolom capital
- Recoverable Cost tahun pertama didapat dari kolom biaya non capital,
ditambah opex, ditambah depreciation ditambah pengeluaran yang belum
diganti oleh Pertamina diperiode sebelumnya sebesar $18,500,000,-
- Recoverable tahun selanjutnya didapat dari penjumlahan biaya non
capital, ditambah opex, ditambah depreciation ditambah pengeluaran
yang belum diganti oleh Pertamina disatu tahun sebelumnya yang ada
dikolom unrecovered cost.
- Max cost recovery 65% dari revenue. Jika recoverable cost ditiap
tahunnya lebih besar dari Max cost recovery, maka biaya yang akan
diganti oleh Pertamina (kolom cost recovery) adalah biaya dalam kolom
Max cost recovery. Jika sebaliknya biaya recoverable cost ditiap
tahunnya lebih besar dari Max cost recovery maka biaya yang akan
diganti oleh Pertamina (kolom cost recovery) adalah biaya dalam kolom
recoverable cost. Selisih antara kolom recoverable cost dan Max cost
recovery (kolom unrecovered cost) akan diganti oleh Pertamina ditahun
berikutnya.
- Kolom equity to be split didapat dari pengurangan tiap tahun kolom
revenue dengan kolom max cost recovery.
- Kolom contractor share didapat dari kebijakan Pertamina yaitu 26.7857%
dikali kolom equity to be split.
92
- Kolom DMO Requirement didapat dari 25% kali kolom contractor
share. DMO fee didapat dari 15% dikali kolom DMO Requirement.
Ketentuan DMO ialah jika kolom cost recovery sudah menggunakan
kolom recoverable cost. Artinya bahwa proyek sudah tidak perlu
unrecovered cost (biaya penggantian) lagi.
- Kolom taxable share didapat dari kolom contractor share dikurangi
DMO Requirement ditambah DMO fee. Kolom tax didapat dari 44%
dikali taxable share.
- kolom income after tax didapat dari kolom taxable share dikurangi kolom
tax hasilnya akan menjadi masuk ke kolom cash in setelah ditambah
pendapatan dari kolom cost recovery.
- Kolom cash out didapat dari kolom capital ditambah non capital,
ditambah dengan opex.
93
TABEL IV.1 TAC PERTAMINA ‐ PT AKAR GOLINDO
ECONOMICS OF TUBA OBI EAST AREAIN US DOLLARS
OIL CAPITAL RECOVER‐ MAX. COST COST UNRECO‐ EQUITYYear Yearly Cumm PRICE REVENUE Non OPEX DEPRE‐ ABLE RECOVERY RECOVERY VERED TO BE
(BBL) (BBL) (US$) Capital Capital CIATION COST 65% COST SPLIT
12 2009 13,500 13,500 50 675,000 ‐ 700,000 805,000 ‐ 20,005,000 438,750 438,750 19,566,250 236,250 13 2010 283,500 297,000 50 14,175,000 1,750,000 8,250,000 1,956,000 437,500 30,209,750 9,213,750 9,213,750 20,996,000 4,961,250 14 2011 510,975 807,975 50 25,548,750 1,750,000 8,250,000 2,256,000 875,000 32,377,000 16,606,688 16,606,688 15,770,313 8,942,063 15 2012 434,329 1,242,304 50 21,716,450 ‐ ‐ 2,592,000 875,000 19,237,313 14,115,693 14,115,693 5,121,620 7,600,758 16 2013 369,179 1,611,483 50 18,458,950 ‐ ‐ 2,592,000 875,000 8,588,620 11,998,318 8,588,620 ‐ 9,870,330 17 2014 313,803 1,925,286 50 15,690,150 ‐ ‐ 2,592,000 437,500 3,029,500 10,198,598 3,029,500 ‐ 12,660,650 18 2015 266,732 2,192,018 50 13,336,600 ‐ ‐ 2,592,000 ‐ 2,592,000 8,668,790 2,592,000 ‐ 10,744,600 19 2016 226,722 2,418,740 50 11,336,100 ‐ ‐ 2,592,000 ‐ 2,592,000 7,368,465 2,592,000 ‐ 8,744,100 20 2017 192,714 2,611,454 50 9,635,700 ‐ ‐ 2,592,000 ‐ 2,592,000 6,263,205 2,592,000 ‐ 7,043,700
2,611,454 2,611,454 130,572,700 3,500,000 17,200,000 20,569,000 3,500,000 59,769,000 70,803,700 41,269,000
CONTR. D.M.O D.M.O TAXABLE TAX INCOMEYear SHARE REQ. FEE SHARE AFTER CASH CASH NET CUMM SHARE NET CUMM.
26.7857% 25% 15% 44% TAX IN OUT CASHFLOW CASH FLOW 73.2143% INCOME INCOME
12 2009 63,281 ‐ ‐ 63,281 27,844 35,437 474,187 1,505,000 (1,030,813) (1,030,813) 172,969 172,969 172,969 13 2010 1,328,906 ‐ ‐ 1,328,906 584,718 744,187 9,957,937 11,956,000 (1,998,063) (3,028,875) 3,632,344 3,632,344 3,805,313 14 2011 2,395,194 ‐ ‐ 2,395,194 1,053,885 1,341,309 17,947,996 12,256,000 5,691,996 2,663,121 6,546,868 6,546,868 10,352,182 15 2012 2,035,916 ‐ ‐ 2,035,916 895,803 1,140,113 15,255,806 2,592,000 12,663,806 15,326,926 5,564,841 5,564,841 15,917,023 16 2013 2,643,837 660,959 99,144 2,082,022 916,090 1,165,932 9,754,552 2,592,000 7,162,552 22,489,478 7,226,493 7,788,308 23,705,331 17 2014 3,391,244 847,811 127,172 2,670,604 1,175,066 1,495,538 4,525,038 2,592,000 1,933,038 24,422,517 9,269,406 9,990,046 33,695,377 18 2015 2,878,016 719,504 107,926 2,266,438 997,233 1,269,205 3,861,205 2,592,000 1,269,205 25,691,722 7,866,584 8,478,162 42,173,539 19 2016 2,342,168 585,542 87,831 1,844,458 811,561 1,032,896 3,624,896 2,592,000 1,032,896 26,724,618 6,401,932 6,899,642 49,073,182 20 2017 1,886,704 471,676 70,751 1,485,780 653,743 832,037 3,424,037 2,592,000 832,037 27,556,655 5,156,996 5,557,920 54,631,102
18,965,267 3,285,492 492,824 16,172,598 7,115,943 9,056,655 68,825,655 41,269,000 27,556,655 27,556,655 51,838,433 54,631,102 54,631,102
LIFTING INVESTMENT
PERTAMINA INCOMECONTRACTORS CASH FLOWS
94
IV.4 Evaluasi Atas Perhitungan dan Analisis Perusahaan
Evaluasi yang dilakukan perusahaan adalah dengan menggunakan
metode IRR dan NPV.
IV.4.1 Metode Internal Rate Return
Internal Rate Return adalah suatu tingkat diskonto yang menghasilkan
net present value sama dengan 0 (nol). Untuk menentukan besarnya nilai IRR,
harus dihitung dahulu nilai NPV 1 dan nilai NPV 2 dengan cara coba-coba
untuk menentukan nilai tengah dari PV positif yang paling mendekati 0 (nol)
dan PV negatif yang paling mendekati 0 (nol). Apabila perhitungan IRR lebih
besar dari discount factor yang ditetapkan perusahaan, maka usulan proyek
diterima, jika sama dengan discount factor yang ditetapkan berarti perusahaan
mencapai Break Even Point, jika lebih rendah, maka usulan proyek tidak layak
dijalankan.
Setelah memakai cara coba-coba, ditemukan bahwa nilai NPV positif
yang paling mendekati 0 (nol) adalah discount factor 156%, yang berarti NPV
negatif pasti berada di discount factor 157%. Nilai IRR yang dicari berada di
antara discount factor 156% dan 157%. Dalam perhitungan ini, hasil present
value tidak perlu dikurangi dengan nilai investasi awal lagi, karena kolom net
cash flow sudah termaksud perhitungan cash out flow yang di dalamnya sudah
termaksud investasi awal. Untuk mencari nilai tengah-tengah tersebut,
digunakan rumus interpolasi sebagai berikut:
IRR =
P2-P1 C2-C1
95
TABEL IV.2
Internal Rate Return
Discount Factor at 156%,157% ($) NET DF PRESENT DF PRESENT
CASHFLOW 156% VALUE 157% VALUE
(1,030,813) 0.3906 (402,661.14) 0.3891 (401,094.37) (1,998,063) 0.1526 (304,880.20) 0.1514 (302,512.21) 5,691,996 0.0596 339,269.41 0.0589 335,324.46
12,663,806 0.0233 294,852.20 0.0229 290,289.78 7,162,552 0.0091 65,143.03 0.0089 63,885.48 1,933,038 0.0036 6,867.53 0.0035 6,708.75 1,269,205 0.0014 1,761.38 0.0014 1,713.96 1,032,896 0.0005 559.93 0.0005 542.74
832,037 0.0002 176.19 0.0002 170.12 27,556,655 1,088.33 (4,971.30)
Diketahui : P1 = 156% C1 = 1,088.33
P2 = 157% C2 = (4,971.30)
IRR = 156 - 1088,33 x
= 156 - 1088.33
- 6,059.63
= 156 + 0.18
= 156,18%
Dari hasil perhitungan, IRR sebesar 156,18% jauh lebih tinggi dari
discount factor yang ditentukan perusahaan (12%), yang artinya tingkat
pengembalian net cash flow dimasa depan lebih besar dari discount factor 12%,
dimana investor lebih baik menginvestasikan dananya di proyek ini, jika
misalnya IRR lebih kecil atau sama maka lebih baik investor menginvestasikan
157-156 -4,971.30 – 1,088.33
96
dananya di instrumen keuangan lain saja. Dengan demikian, proyek tersebut
layak untuk dijalankan.. Dalam metode ini, dapat dilihat juga sampai tingkat
discount factor berapa, proyek ini masih menguntungkan. Jika tingkat Discount
Factor lebih dari 156.18%, maka proyek ini tidak layak untuk dijalankan.
Perhitungan ini secara garis besar sesuai dengan teori, hanya diteori kasus
disini menggunakan rumus interpolasi karena hasil IRR yang didapat berada
diantara 156% dan 157%. Sedangkan soal diteori hasil IRR tepat pada discount
factor 22%.
IV.4.2 Metode Net Present Value (NPV)
Net present value adalah salah satu metode analisis investasi yang
banyak digunakan dalam mengukur layak atau tidaknya suatu usulan proyek.
Perhitungan NPV merupakan Net Cash Flow yang telah didiskontokan dengan
menggunakan cost of capital (CoC) sebagai discount Factor.
Dalam hal ini tingkat diskonto yang digunakan adalah 12% sesuai
dengan asumsi perusahaan yang menurut penulis bisa diterapkan. Apabila
perhitungan NPV lebih besar dari 0 (nol), maka dapat dikatakan bahwa usulan
proyek tersebut layak untuk dijalankan sebaliknya jika lebih kecil dari 0 (nol)
proyek tersebut tidak layak dijalankan. Jika perhitungan NPV sama dengan
nol, berarti proyek tersebut dalam keadaan Break Even Point (BEP).
Dalam menghitung NPV suatu usulan investasi, yang perlu mendapat
perhatian adalah perkiraan arus kas masuk (cash in flows) dan arus kas keluar
(cash out flows) yang menyangkut perkiraan pendapatan dan biaya dimasa
datang.
97
Dalam rangka menghitung NPV dari usulan investasi dibidang
perminyakan di atas, maka data-data tentang cash out flows dan cash in flows
dari proyek yang direncanakan dapat disusun dan dihitung seperti dalam tabel
IV.3
Tabel IV.3
Net Present Value
Discount Factor At 12% ($)
CASH CASH NET CUMM DF Present ValueIN OUT CASHFLOW CASH FLOW 12%
474,187 1,505,000 (1,030,813) (1,030,813) 0.8929 (920,368.32) 9,957,937 11,956,000 (1,998,063) (3,028,875) 0.7972 (1,592,843.51)
17,947,996 12,256,000 5,691,996 2,663,121 0.7118 4,051,450.44 15,255,806 2,592,000 12,663,806 15,326,926 0.6355 8,048,077.35 9,754,552 2,592,000 7,162,552 22,489,478 0.5674 4,064,224.42 4,525,038 2,592,000 1,933,038 24,422,517 0.5066 979,337.45 3,861,205 2,592,000 1,269,205 25,691,722 0.4523 574,123.98 3,624,896 2,592,000 1,032,896 26,724,618 0.4039 417,169.48 3,424,037 2,592,000 832,037 27,556,655 0.3606 300,040.75
68,825,655 41,269,000 27,556,655 27,556,655 15,921,212
Net present value yang didapat investor dengan discount factor 12%
adalah $15,921,212,-. Berarti hasil ini lebih tinggi dari 0, dimana kriteria NPV
yang layak untuk menjalankan proyek ialah NPV > 0, yang berarti juga bahwa
proyek mempunyai nilai lebih sebesar $15,921,212,-. Dengan discount factor
12%, investor seharusnya menerima proyek ini. Hal ini juga berarti, dengan
tingkat discount factor 12% proyek ini layak dijalankan. Cara perhitungan ini
secara garis besar tidak ada perbedaan dengan teori, hanya saja kasus dalam
teori modal awal investasi sudah ditentukan sedangkan dalam praktik
perusahaan, modal investasi sudah dimasukan kedalam cash out.
98
Dalam teori, untuk menentukan besarnya discount factor kita harus
menghitung biaya dari modal pinjaman jika perusahaan meminjam dari pihak
lain, menghitung biaya modal sendiri jika perusahaan tidak meminjam dari
pihak manapun, dan proporsi biaya jika perusahaan menggunakan dana dari
pihak lain dan dana sendiri atau WACC (lihat bab II, cost of capital).
Dalam asumsi skripsi ini, penulis mengasumsikan WACC dengan nilai
24%, 36%, dan 48%, karena menganggap premi resiko cukup tinggi. Asumsi
ini didapat dari tingkat bunga ORI 5 saat ini sebesar 11,45%. Cara menghitung
asumsi tersebut ialah dengan metode CAPM (Ke = Rf + (Rm-Rf) ßi. Contohnya
saat discount factor 24%, berarti 24% = 11.45% + (24% - 11.45%) ßi, dengan
asumsi Rm 24% dan apabila ßi sama dengan 1 adalah 24%. Dalam kasus ini,
perusahaan hanya mengandalkan semua sumber dana dari modal sendiri, maka
perhitungan WACC perusahaan adalah 100% x 24% = 24%. (Cara yang sama
digunakan juga pada discount factor 36%, dan 48%).
Saat discount factor 36%, berarti 36% = 11.45% + (24% - 11,45%) ßi.
Dengan asumsi Rm 24% dan apabila ßi sama dengan 1.96. Sumber dana 100%
dari modal sendiri investor. Maka WACC perusahaan adalah 100% x 36% =
36%.
Saat discount factor 48%, berarti 48% = 11.45 + (24% - 11.45%) ßi.
Dengan asumsi Rm 24% dan apabila ßi sama dengan 2.912. Sumber dana 100%
dari modal sendiri investor. Maka WACC perusahaan adalah 100% x 48% =
48%.
99
IV.5 Evaluasi yang Dibuat Penulis
Evaluasi disini dengan asumsi tidak ada yang berubah atau sesuai
dengan permalan yang dibuat perusahaan.
IV.5.1 NPV Jika Discount Factor Mencapai 24%.
Tabel IV.4
Net Present Value
Discount Factor At 24% ($)
Yr Net Cash DF Present Flow 24% Value
1 (1,030,813) 0.8065 (831,300) 2 (1,998,063) 0.6504 (1,299,469) 3 5,691,996 0.5245 2,985,379 4 12,663,806 0.4230 5,356,455 5 7,162,552 0.3411 2,443,202 6 1,933,038 0.2751 531,754 7 1,269,205 0.2218 281,566 8 1,032,896 0.1789 184,792 9 832,037 0.1443 120,046
27,556,655 9,772,425
Saat discount factor mencapai 24%, maka NPV yang dihasilkan adalah
sebesar $9,772,425,-. Karena NPV masih diatas 0, maka proyek masih layak
untuk diterima. NPV yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan saat discount
factor 12% yaitu $15,921,212,-.
100
IV.5.2 NPV Jika Discount Factor Mencapai 36%
Tabel IV.5
Net Present Value
Discount Factor At 36% ($)
Yr Net Cash DF Present Flow 36% Value
1 (1,030,813) 0.7353 (757,950) 2 (1,998,063) 0.5407 (1,080,268) 3 5,691,996 0.3975 2,262,809 4 12,663,806 0.2923 3,701,763 5 7,162,552 0.2149 1,539,477 6 1,933,038 0.1580 305,497 7 1,269,205 0.1162 147,489 8 1,032,896 0.0854 88,256 9 832,037 0.0628 52,275
27,556,655 6,259,348
Saat discount factor mencapai 36%, maka NPV yang dihasilkan adalah
sebesar $6,259,348,-. Karena NPV masih diatas 0, maka proyek masih layak
untuk diterima. NPV yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan saat 12% dan
24% yaitu $15,921,212,- dan saat 24% yaitu $9,772,425,-.
101
IV.5.3 NPV Discount Factor Mencapai 48%
Tabel IV.6
Net Present Value
Discount Factor At 48% ($)
Yr Net Cash DF Present Flow 48% Value
1 (1,030,813) 0.6757 (696,495) 2 (1,998,063) 0.4565 (912,191) 3 5,691,996 0.3085 1,755,818 4 12,663,806 0.2084 2,639,474 5 7,162,552 0.1408 1,008,693 6 1,933,038 0.0952 183,937 7 1,269,205 0.0643 81,602 8 1,032,896 0.0434 44,871 9 832,037 0.0294 24,422
27,556,655 4,130,132 Saat discount factor mencapai 48%, maka NPV yang dihasilkan adalah
sebesar $4,130,132,-. Karena NPV masih diatas 0, maka proyek masih layak
untuk diterima. NPV yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan saat 12% ,
24% dan 36% yaitu $15,921,212,-, $9,772,425,- dan $6,259,348,-.
Kesimpulan yang didapat, semakin besar discount factor (dengan
asumsi tidak ada perubahan yang terjadi), semakin kecil NPV yang didapat.
Perbedaannya dapat kita lihat di bawah ini:
DF NPV12% 15,921,212 24% 9,772,425 36% 6,259,348 48% 4,130,132
Nilai NPV akan minus jika mencapai lebih dari discount factor 156.18%
102
IV.6 Sensitivity Analisis
Pada bagian ini, penulis juga akan menganalisa jika biaya modal ( cost
of capital / CoC ) atau dengan kata lain discount factor yang akan dinilai
investor sebesar 24%, 36%, 48%.
Metode yang digunakan dalam analisis ini sebenarnya sama dengan
metode yang digunakan untuk mencari NPV, akan tetapi data inputnya seperti
harga minyak diubah dengan beberapa perkiraan harga, jumlah produksi dan
kapital investasi serta non kapital investasi juga diubah naik atau turun secara
persentase.
IV.6.1 Penilaian Sensitivitas Saat Discount Factor 12%
Penilaian disini mencakup perubahan harga, produksi, dan biaya
modal proyek (capital dan non capital).
IV.6.1.1 Pengaruh Perubahan Harga Minyak Terhadap NPV , IRR dan
Net Cash Flow.
TABEL IV.7
SENSITIVITAS IRR, NPV, NET CASH FLOW
TERHADAP HARGA MINYAK (ICP) ($)
ICP IRR NPV @12% NCF
30 32.03% 5,018,072 13,767,391 35 56.07% 10,385,060 22,940,123 40 82.46% 12,720,456 24,638,063 45 115.30% 14,481,519 26,130,308 50 156.18% 15,921,212 27,556,655 55 209.95% 17,368,085 29,168,341 60 272.36% 18,452,852 30,489,299 65 351.59% 19,641,886 32,076,758 70 450.81% 20,830,919 33,664,217
ICP Sensitivity Table
103
Tabel IV.7 menjelaskan bahwa apabila harga minyak sama dengan $50
per barrel maka IRRnya adalah 156.18%. Apabila terjadi kenaikan harga
minyak sebesar $55,-, $60,-, atau $65,- maka IRR secara berurutan akan naik
sebesar 209.95%, 272.36% dan 351.59%. Demikian juga sebaliknya, apabila
harga minyak turun menjadi $45,-, $40,-, $35,-, IRR akan menjadi 115.3%,
82.46% dan 56.07%.
Dari sisi NPV dan Net Cash Flow, perubahan terjadi sebagai berikut .
Mengacu pada tabel (IV-5) dan (Gambar IV-2). Apabila harga minyak $50 per
barrel, maka NPV dengan discount factor 12% yang didapat adalah
$15,921,212,- dan Net Cash Flow sebesar $27,556,655,-. Apabila harga minyak
naik $60 per barrel, maka NPV pada discount factor 12% akan naik menjadi
$18.452.852,- dan Net Cash Flow naik menjadi $30,489,299,-, begitu juga jika
harga minyak turun menjadi $40 per barel, NPV akan turun menjadi
$12,720,456 dan Net Cash Flow menjadi turun menjadi $24,638,063,-.
Proyek dengan harga minyak $25, discount factor 12% maka akan
menyebabkan NPV menjadi negatif yang berarti proyek seharusnya tidak
dijalankan lagi. Perubahan IRR, NPV dan Net Cash Flow yang terjadi karena
perubahan harga akan ditampilkan pada gambar IV.1 dan IV.2.
104
GAMBAR IV.1
GRAFIK SENSTIVITAS IRR TERHADAP HARGA MINYAK
Sensitivity to Crude Price
0%
50%
100%
150%
200%
250%
300%
350%
400%
450%
500%
30 35 40 45 50 55 60 65 70
IRR
GAMBAR IV.2
GRAFIK SENSITIVITAS NPV DAN NET CASH FLOW
TERHADAP PERUBAHAN HARGA MINYAK
‐
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
35,000,000
40,000,000
30 35 40 45 50 55 60 65 70
NPV @12%
NCFICP (US$)
105
IV.6.1.2 Pengaruh Perubahan Jumlah Produksi Terhadap NPV, IRR dan
Net Cash Flow
TABEL IV.8
SENSITIVITAS IRR, NPV, NET CASH FLOW
TERHADAP HASIL PRODUKSI ($)
Prod IRR NPV @12% NCF
50% 10.64% (348,916) 4,594,659 60% 32.03% 5,018,072 13,767,391 70% 56.07% 10,385,060 22,940,123 80% 82.46% 12,720,456 24,638,063 90% 115.30% 14,481,519 26,130,308
100% 156.18% 15,921,212 27,556,655 110% 209.95% 17,368,085 29,168,341 120% 272.36% 18,452,852 30,489,299 130% 351.59% 19,641,886 32,076,758 140% 450.81% 20,830,919 33,664,217 150% 571.19% 22,019,953 35,251,676
Production Sensitivity Table
Pada kapasitas produksi 100%, maka IRR ditetapkan pada 156.18%,
jika kapasitas produksi naik menjadi 110% maka IRR naik menjdi 209.95%.
Demikian juga jika kapasitas produksi turun menjadi 90%, maka IRR turun
menjadi 115.30%.
Pada kapasitas produksi 100%, maka NPV yang didapat sebesar
$15,921,212,- dan NCF yang didapat sebesar $27,556,654,-. Jika produksi naik
menjadi 110%, maka NPV akan naik menjadi sebesar $17,368,085,- dan NCF
akan naik menjadi $29,168,341,- Jika produksi turun menjadi 80%, maka NPV
turun menjadi $12,720,455,- dan NCF menjadi turun sebesar $24,638,062,-.
Perusahaan akan merugi jika ternyata hasil produksi yang bisa dicapai hanya
50% saja dari yang diramalkan, karena NPV pada hasil itu sudah minus ($-
106
348,916,-). Grafik perubahan IRR, NPV dan Net Cash Flow akan ditampilkan
pada gambar IV.3 dan gambar IV.4.
GAMBAR IV.3
GRAFIK SENSITIVITAS IRR
TERHADAP PERUBAHAN HASIL PRODUKSI
IRR Sensitivity to Production
0.00%
100.00%
200.00%
300.00%
400.00%
500.00%
600.00%
50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150%
IRR
GAMBAR IV.4
GRAFIK SENSITIVITAS NPV DAN NET CASH FLOW
TERHADAP PERUBAHAN HASIL PRODUKSI
(5,000,000)
‐
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
35,000,000
40,000,000
50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150%
NPV @12%
NCF
Production Performance
107
IV.6.1.3 Pengaruh Perubahan Biaya Investasi Proyek terhadap IRR, NPV
dan Net Cash Flow
TABEL IV.9
SENSITIVITAS IRR, NPV, NET CASH FLOW
TERHADAP PERUBAHAN MODAL INVESTASI PROYEK
Jika investasi modal yang dianggarkan 100% sesuai dengan yang
diramalkan ($3,500,000,-) maka IRR yang didapat sebesar 156.18%, NPV
yang didapat sebesar $15,921,212,- dan Net Cash Flow sebesar $27,556,655,-.
Jika modal yang diberi ternyata turun menjadi 90% dari yang diramalkan,
maka IRR yang didapat naik menjadi 161.95%, NPV yang didapat naik
menjadi sebesar $16,012,488,- dan Net Cash Flow naik menjadi
$27,597,999,- bila modal ternyata naik menjadi 120%, maka IRR turun
menjadi 145.38%, NPV turun menjadi $15,738,659.,- dan Net Cash Flow
turun sebesar $27,473,967,-. Semakin sedikit modal yang digunakan, IRR,
NPV dan Net Cash Flow akan semakin besar. Ini disebabkan karena semakin
Capital Investment Sensitivity ($) IRR NPV NCF
50% 187.77% 10,286,731 27,763,374 60% 180.89% 10,183,870 27,722,030 70% 174.31% 10,081,009 27,680,686 80% 168.00% 9,978,148 27,639,342 90% 161.95% 9,875,286 27,597,999
100% 156.18% 9,772,425 27,556,655 110% 150.66% 9,669,564 27,515,311 120% 145.38% 9,566,703 27,473,967 130% 140.35% 9,463,842 27,432,624 140% 135.54% 9,360,980 27,391,280 150% 130.96% 9,258,119 27,349,936
108
besar modal yang digunakan akan mempengaruhi besar nilai uang keluar
(Cash Out Flow). Jika uang yang keluar semakin besar, maka semakin kecil
keuntungan Net Cash Flow yang didapat. Perubahan IRR, NPV dan Net Cash
Flow akan ditampilkan pada gambar IV.5 dan IV.6
GAMBAR IV.5
GRAFIK SENSITIVITAS IRR
TERHADAP PERUBAHAN MODAL INVESTASI
Capital Cost Sensitivity
0.00%20.00%40.00%60.00%80.00%
100.00%120.00%140.00%160.00%180.00%200.00%
50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150%
IRR
GAMBAR IV.6
GRAFIK SENSITIVITAS NPV DAN NET CASH FLOW
TERHADAP PERUBAHAN MODAL INVESTASI
‐
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150%
NPV@12%
NCF
NPV & NCF Sensitivity
109
IV.6.1.4 Pengaruh Perubahan Non Modal Investasi Proyek Terhadap
IRR, NPV dan Net Cash Flow
TABEL IV.10
SENSITIVITAS IRR, NPV, NET CASH FLOW
TERHADAP PERUBAHAN NON MODAL INVESTASI
Sama seperti biaya modal proyek, semakin kecil non modal yang
dikeluarkan semakin besar pula NPV dan Net Cash Flow yang didapat. Jika
biaya non modal proyek yang dikeluarkan 100% tepat sesuai dengan rencana
peramalan maka IRR yang didapat sebesar 156.18%, NPV pada 12% yang
didapat sebesar $15,921,212,- dan Net Cash Flow yang diterima sebesar
$27,556,655,-. Bila biaya non modal bertambah besar (140%) maka IRR yang
didapat sebesar 79.50%, NPV menjadi $14,065,141,-, dan Net Cash Flow
menjadi $26,949,888,-. Jika pada kenyataan non modal berkurang sebesar 70%,
maka IRR menjadi sebesar 303.44%, NPV menjadi $17,448,521,- dan Net Cash
Non Capital Investment Sensitivity ($) IRR NPV NCF
50% 495.43% 17,791,955 28,330,255 60% 385.29% 17,448,521 28,127,080 70% 303.44% 17,105,087 27,923,906 80% 240.05% 16,814,645 27,963,005 90% 192.00% 16,367,928 27,759,830
100% 156.18% 15,921,212 27,556,655 110% 129.36% 15,474,496 27,353,480 120% 109.39% 15,143,006 27,356,238 130% 92.63% 14,604,073 27,153,063 140% 79.50% 14,065,141 26,949,888 150% 69.07% 13,526,208 26,746,713
110
Flow menjadi $27,923,906,-. Perubahan IRR, NPV dan Net Cash Flow akan
ditampilkan pada Gambar IV,7 dan IV-8.
GAMBAR IV.7
GRAFIK SENSITIVITAS IRR
TERHADAP PERUBAHAN NON MODAL INVESTASI
IRR Non Capital Sensitivity
0.00%
100.00%
200.00%
300.00%
400.00%
500.00%
600.00%
50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150%
IRR
GAMBAR IV.8
GRAFIK SENSITIVITAS NPV DAN NET CASH FLOW
TERHADAP PERUBAHAN NON MODAL INVESTASI
‐
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150%
NPV@12%
NCF
NPV & NCF Sensitivity to Non Capital
111
IV.6.2 Penilaian Penulis Dengan Sensitivitas Saat Discount Factor 24%,
36% dan 48%
IV.6.2.1 Pengaruh Perubahan Harga Minyak Terhadap NPV , IRR dan
Net Cash Flow.
TABEL IV.11
SENSITIVITAS IRR, NPV, NET CASH FLOW
TERHADAP HARGA MINYAK (ICP) ($)
ICP IRR NPV @24% NPV @36% NPV @48% NCF
30 32.03% 1,272,303 (422,587) (1,200,276) 13,767,391 35 56.07% 4,738,323 1,982,472 560,198 22,940,123 40 82.46% 6,847,616 3,730,062 1,980,465 24,638,063 45 115.30% 8,470,583 5,127,013 3,158,145 26,130,308 50 156.18% 9,772,425 6,259,348 4,130,132 27,556,655 55 209.95% 11,031,080 7,339,820 5,054,605 29,168,341 60 272.36% 11,953,545 8,133,784 5,742,425 30,489,299 65 351.59% 12,910,464 8,931,671 6,421,163 32,076,758 70 450.81% 13,867,383 9,729,558 7,099,901 33,664,217
ICP Sensitivity Table
Saat harga produksi sesuai dengan peramalan ($50), maka IRR yang
dihasilkan sebesar 156.18%, dan NCF sebesar $27,556,655,-. NPV saat
discount factor 24%, 36%, dan 48% berturut-turut sebesar $9,772,425,-,
$6259,348,- dan $4,130,132,-. Jika ICP turun menjadi 30%, maka proyek
dengan discount factor 36% dan 48% dinyatakan tidak layak, karena NPV
sudah minus. Jika harga naik menjadi 60%, maka NPV dengan discount factor
24%, 36% dan 48% berturut-turut adalah $11,953,545, $8,133,784,- dan
$5,742,425,- serta NCF sebesar $30,489,299,-. Dapat dilihat disini bahwa
112
semakin kecil discount factor, semakin besar NPV yang didapat. Semakin
menurun harga minyak, semakin kecil NPV dan NCF.
GAMBAR IV.9
GRAFIK SENSITIVITAS IRR
TERHADAP PERUBAHAN HARGA MINYAK
Sensitivity to Crude Price
0%
50%
100%
150%
200%
250%
300%
350%
400%
450%
500%
30 35 40 45 50 55 60 65 70
IRR
GAMBAR IV.10
GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 24% DAN NCF
TERHADAP PERUBAHAN HARGA MINYAK
‐
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
35,000,000
40,000,000
30 35 40 45 50 55 60 65 70
NPV
NCF
113
GAMBAR IV.11
GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 36% DAN NCF
TERHADAP PERUBAHAN HARGA MINYAK
(5,000,000)
‐
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
35,000,000
40,000,000
30 35 40 45 50 55 60 65 70
GAMBAR IV.12
GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 48% DAN NCF
TERHADAP PERUBAHAN HARGA MINYAK
(5,000,000)
‐
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
35,000,000
40,000,000
30 35 40 45 50 55 60 65 70
NPV
NCF
NPV
NCF
114
IV.6.2.2 Pengaruh Perubahan Hasil Produksi Terhadap NPV, IRR dan Net
Cash Flow
TABEL IV.12
SENSITIVITAS IRR, NPV, NET CASH FLOW
TERHADAP HASIL PRODUKSI
Prod IRR NPV @24% NPV @36% NPV @48% NCF
50% 10.64% (2,193,718) (2,827,646) (2,960,751) 4,594,659 60% 32.03% 1,272,303 (422,587) (1,200,276) 13,767,39170% 56.07% 4,738,323 1,982,472 560,198 22,940,12380% 82.46% 6,847,616 3,730,062 1,980,465 24,638,06390% 115.30% 8,470,583 5,127,013 3,158,145 26,130,308
100% 156.18% 9,772,425 6,259,348 4,130,132 27,556,655110% 209.95% 11,031,080 7,339,820 5,054,605 29,168,341120% 272.36% 11,953,545 8,133,784 5,742,425 30,489,299130% 351.59% 12,910,464 8,931,671 6,421,163 32,076,758140% 450.81% 13,867,383 9,729,558 7,099,901 33,664,217
150% 571.19% 14,824,302 10,527,446 7,778,638 35,251,676
Production Sensitivity Table
Saat kapasitas produksi sesuai dengan peramalan, maka IRR yang
dihasilkan sebesar 156.18%, dan NCF sebesar $27,556,655,-. NPV saat
discount factor 24%, 36%, dan 48% berturut-turut sebesar $9,772,425,-,
$6259,348,- dan $4,130,132,-. Jika tingkat produksi turun menjadi 60%, maka
NPV dengan discount factor 36% dan 48%, proyek sudah tidak layak lagi
karena NPV sudah minus. Kerugian pada NPV dengan discount factor 24%
baru akan dialami jika kapasitas produksi turun menjadi 50%.
Jika tingkat produksi naik menjadi 110%, maka IRR akan naik sebesar
209,95%, NPV pada discount factor 24%, 46%, dan 48% secara berurutan
sebesar $11,031,080,-, $7,339,820,-, dan $5,054,605,-. NCF yang dihasilkan
$29,168,,341,-. Jika kapasitas produksi naik, maka IRR, NPV dan NCF naik.
115
GAMBAR IV.13
GRAFIK SENSITIVITAS IRR
TERHADAP PERUBAHAN HASIL PRODUKSI
IRR Sensitivity to Production
0.00%
100.00%
200.00%
300.00%
400.00%
500.00%
600.00%
50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150%
IRR
GAMBAR IV.14
GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 24% DAN NCF
TERHADAP PERUBAHAN HASIL PRODUKSI
(5,000,000)
‐
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
35,000,000
40,000,000
50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150%
Production
NCF
NPV
116
GAMBAR IV.15
GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 36% DAN NCF
TERHADAP PERUBAHAN HASIL PRODUKSI
(5,000,000)
‐
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
35,000,000
40,000,000
50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150%
Production
GAMBAR IV.16
GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 48% DAN NCF
TERHADAP PERUBAHAN HASIL PRODUKSI
(5,000,000)
‐
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
35,000,000
40,000,000
50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150%
Production
NPV
NCF
NCF
NPV
117
IV.6.2.3 Pengaruh Perubahan Modal Investasi Proyek Terhadap NPV,
IRR dan Net Cash Flow
TABEL IV.13
SENSITIVITAS IRR, NPV, NET CASH FLOW
TERHADAP MODAL INVESTASI PROYEK
Saat modal investasi proyek sesuai dengan peramalan, maka IRR yang
dihasilkan sebesar 156.18%, dan NCF sebesar $27,556,655,-. NPV saat
discount factor 24%, 36%, dan 48% berturut-turut masih seperti sebelumnya
yaitu sebesar $9,772,425,-, $6259,348,- dan $4,130,132,-. Jika terjadi kenaikan
biaya modal proyek menjadi 130%, maka IRR sebesar 140.35%. NCF sebesar
$27,432,624,-. Besar NPV Saat discount factor 24%, 36%, dan 48% berturut-
turut yaitu sebesar $9,463,842,-, $5,959,230,-, dan $3,853,618,-. Semakin
besar modal investasi tersebut, semakin kecil IRR, NPV dan NCF.
Capital Investment Sensitivity ($) IRR NPV @ 24% NPV @ 36% NPV @ 48% NCF
50% 187.77% 10,286,731 6,759,544 4,590,987 27,763,374 60% 180.89% 10,183,870 6,659,505 4,498,816 27,722,030 70% 174.31% 10,081,009 6,559,466 4,406,645 27,680,686 80% 168.00% 9,978,148 6,459,427 4,314,474 27,639,342 90% 161.95% 9,875,286 6,359,387 4,222,303 27,597,999
100% 156.18% 9,772,425 6,259,348 4,130,132 27,556,655 110% 150.66% 9,669,564 6,159,309 4,037,961 27,515,311 120% 145.38% 9,566,703 6,059,270 3,945,790 27,473,967 130% 140.35% 9,463,842 5,959,230 3,853,618 27,432,624 140% 135.54% 9,360,980 5,859,191 3,761,447 27,391,280 150% 130.96% 9,258,119 5,759,152 3,669,276 27,349,936
118
GAMBAR IV.17
GRAFIK SENSITIVITAS IRR
TERHADAP PERUBAHAN MODAL INVESTASI PROYEK
Capital Investment Sensitivity
0.00%20.00%40.00%60.00%80.00%
100.00%120.00%140.00%160.00%180.00%200.00%
50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150%
IRR
GAMBAR IV.18
GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 24% DAN NCF
TERHADAP PERUBAHAN MODAL INVESTASI PROYEK
‐
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150%
NPV & NCF Sensitivity
NPV
NCF
119
GAMBAR IV.19
GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 36% DAN NCF
TERHADAP PERUBAHAN MODAL INVESTASI PROYEK
‐
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150%
NPV & NCF Sensitivity
GAMBAR IV.20
GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 48% DAN NCF
TERHADAP PERUBAHAN MODAL INVESTASI PROYEK
‐
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150%
NPV & NCF Sensitivity
NCF
NPV
NPV
NCF
120
IV.6.2.4 Pengaruh Perubahan Non Modal Investasi Proyek Terhadap
NPV, IRR dan Net Cash Flow
TABEL IV.14
SENSITIVITAS IRR, NPV, NET CASH FLOW
TERHADAP BIAYA NON MODAL INVESTASI PROYEK
Saat non investasi modal proyek tercapai (100%) sesuai dengan
peramalan, maka IRR yang dihasilkan sebesar 156.18%, dan NCF sebesar
$27,556,655,-. NPV saat discount factor 24%, 36%, dan 48% berturut-turut
masih seperti sebelumnya yaitu sebesar $9,772,425,-, $6259,348,- dan
$4,130,132,-. Jika biaya ini mengalami kenaikan menjadi 130%, maka IRR
yang dihasilkan adalah 92.63%. NPV saat discount factor 24%, 36%, dan 48%
berturut-turut yaitu sebesar $8,215,854,-, $4,717,388,- dan $2,694,181,-. NCF
sebesar $27,153,063,-. Jika harga turun ke 70%, maka IRR akan naik menjadi
303,44%. NPV saat discount factor 24%, 36%, dan 48% berturut-turut yaitu
Non Capital Investment Sensitivity IRR NPV @ 24% NPV @ 36% NPV @48% NCF
50% 495.43% 11,960,343 8,448,516 6,196,365 28,330,255 60% 385.29% 11,576,216 8,066,415 5,834,082 28,127,080 70% 303.44% 11,192,089 7,684,313 5,471,799 27,923,906 80% 240.05% 10,789,032 7,258,284 5,059,766 27,963,005 90% 192.00% 10,280,728 6,758,816 4,594,949 27,759,830
100% 156.18% 9,772,425 6,259,348 4,130,132 27,556,655 110% 129.36% 9,264,122 5,759,880 3,665,315 27,353,480 120% 109.39% 8,824,299 5,303,154 3,228,278 27,356,238 130% 92.63% 8,215,854 4,717,388 2,694,181 27,153,063 140% 79.50% 7,607,409 4,131,621 2,160,085 26,949,888 150% 69.07% 6,998,963 3,545,854 1,625,988 26,746,713
121
sebesar $11,192,089,-, $7,684,313,- dan $5,471,799,-. Semakin kecil non modal
investasi, semakin besar IRR, NPV dan NCF.
GAMBAR IV.21
GRAFIK SENSITIVITAS IRR
TERHADAP PERUBAHAN NON MODAL INVESTASI PROYEK
IRR Non Capital Sensitivity
0.00%
100.00%
200.00%
300.00%
400.00%
500.00%
600.00%
50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150%
IRR
GAMBAR IV.22
GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 24% DAN NCF
TERHADAP PERUBAHAN NON MODAL INVESTASI PROYEK
‐
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150%
NPV & NCF Sensitivity to Non Capital
NCF
NPV
122
GAMBAR IV.23
GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 36% DAN NCF
TERHADAP PERUBAHAN NON MODAL INVESTASI PROYEK
‐
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150%
NPV & NCF Sensitivity to Non Capital
GAMBAR IV.24
GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 48% DAN NCF
TERHADAP PERUBAHAN NON MODAL INVESTASI PROYEK
‐
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150%
NPV & NCF Sensitivity to Non Capital
NPV
NCF
NCF
NPV