bab iv analisis dan pembahasan 4.1. pengumpulan...
TRANSCRIPT
30
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data
Sebelum pengumpulan data penulis, meminta surat ijin penelitian kepada Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk melakukan penelitian di SMK PGRI 1 Salatiga. Peneliti
menyebarkan Skala kebiasaan belajar kepada siswa kelas XII.A, setelah mendapat ijin dari pihak
sekolah. Penulis membagikan Skala kebiasaan belajar kepada respondenpada tanggal 27 Juni
2012 pada hari Rabu. Penulis menyuruh responden untuk mengisi lembar soal dengan nama dan
kelas dilanjutkan dengan membacakan cara pengisian dan mencontohkan satu pernyataan Skala
kebiasaan belajar agar responden memahami cara pengisian secara benar. Responden diminta
mengisi secara jujur danapa adanya.Waktu yang diberikan hanya 15 menit untuk pengisian Skala
kebiasaan belajar.Setelah selesai penulis mengucapkan terimakasih kepada responden.Setelah
data hasil dari angket tersebut diolah peneliti membagi dua kelompok menjadi sama rata untuk
kelompok control dan kelompok eksperimen, peneliti juga mempersiapkan satuan layanan untuk
melakukan bimbingan kelompok dengan metode homeroom. Bimbingan kelompok dilaksanakan
pada tanggal 19sampai 24November 2012 dikelas dengan mengambil waktu atau jam pelajaran
BK yaitu dengan ketentuan kegiatan sebagai berikut :
1. Tanggal 19 November 2012 siswa mengikuti Bimbingan kelompok dengan tema layanan
Arisan keluarga dan Pemanfaatan Waktu Luang Untuk Meningkatkan Potensi Diri.
Dalam kegiatan ini siswa Diberikan modul managemen waktu dan secangkir teh.
31
2. Tanggal 3 September 2012 siswa Bimbingan kelompok dengan tema layanan Persiapan
Belajar di Kelas. Dalam kegiatan ini siswa diajak duduk bersama untuk melihat video
tentang suasana dan sikap belajar.
3. Tanggal 21 November 2012 siswa Bimbingan kelompok dengan tema layanan
Pemahaman Materi Belajar. Dalam kegiatan ini siswa diajak kegiatan dengan coffee
break.
4. Tanggal 24 November 2012 siswa Bimbingan kelompok dengan tema layanan makan
bersama dan Membaca Grafik, Gambar atau Tabel di dalam materi belajar. Dalam
kegiatan ini siswa diajak untuk memasak kue dan berdiskusi bersama tentang materi
layanan.
Setelah melaksanakan bimbingan kelompok siswa kembali diminta untuk mengisi skala
kebiasaan belajar pada tanggal 24November 2012.Setelah selesai penulis mengucapkan
terimakasih kepada respondenyang telah bersedia mengisi skala kebiasaan belajar. Peneliti
mengecek kelengkapan dan jumlah responden sebanyak 26 siswa.
4.1.1. Analisis Deskriptif Skor Pretest
Skala kebiasaan belajar yang terkumpul masing-masing terdiri dari 26 lembar. Untuk
menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel kebiasaan belajar digunakan 3 kategori,
banyaknya pilihan jawaban 4 dengan skor 4,3,2,1. Lebar interval dapat dihitung sebagai berikut:
I= skor tertinggi - terendah
Banyaknya kategori
I= 112 – 72 = 13,3
3
32
Tabel 4.1
KualitasKebiasaan Belajar Kelas XII.A SMK PGRI Salatiga
Sebelum Perlakuan
Kategori Skor Frekuensi Prosentase (%)
Rendah 98,6 - 111,9 8 30%
Sedang 85,3 - 98,6 10 40%
Tinggi 72 - 85,3 8 30%
100%
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat prosentase kebiasaan belajar siswa Kelas XII.A SMK PGRI 1
Salatiga terbesar pada kategori sedang (40%). Dihasilkan bahwa 8 orang siswa (30%) berada
pada kategori tinggi, 10 siswa (40%) lainnya berada pada kategori sedang dan 8 orang (30%)
siswa berada pada kategori rendah
4.1.2. Analisis Diskriptif Skor Posttest
Setelah melakukan treatment bimbingan kelompok dengan metode homeroom siswa
diminta mengisi angket untuk post test dengan hasil :
Lebar interval dapat dihitung sebagai berikut.
I= skor tertinggi - terendah
Banyaknya kategori
I= 106 – 77 = 9,6
3
Tabel 4.2
Kategori Kebiasaan Belajar Kelas XII.A SMK PGRI Salatiga
Kategori Skor Frekuensi Prosentase (%)
Rendah 77 - 86,6 6 25%
Sedang 86,6 - 96,2 12 40%
Tinggi 96,2 - 105,8 8 35%
100%
Dari Tabel 4.2 prosentase kebiasaan belajar siswa kelas XII.ASMK PGRI 1
Salatigaterbesar pada kategori sedang yaitu mendapat (40%).Dihasilkan bahwa 10 orang siswa
33
berada pada kategori sedang, 9 siswa lainnya berada pada kategori tinggi dan 7 orang siswa
berada pada kategori rendah.
4.2. Analisis Data Pretest
Tabel 4.3
Jumlah Rerata Dua Kelompok
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Responden Skor Kebiasaan
Belajar
Responden Skor Kebiasaan
Belajar
A 89 F 89
L 77 Q 77
E 93 I 93
J 87 Y 87
B 72 O 74
C 84 T 84
H 94 S 93
D 81 K 80
M 111 N 112
W 102 R 101
V 106 X 96
Z 85 P 99
U 90 G 88
Jumlah Skor 1171 Jumlah Skor 1173
34
Dilihat dari tabel 4.2 rerata dua kelompok diperoleh dari perbandingan rata-rata skor
antara kelompok kontrol dan klompok eksperimen. Untuk rata-rata kelompok eksperimen
diperoleh hasil 1173 : 26 = 45,11 dan kelompok kontrol 1171 : 26 = 45,03, jadi perbandingan
antara kedua kelompok tidak begitu besar yaitu 45,11 – 45,03 = 0,08 sehingga pembagian
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sama.
4.2.1. Uji Beda Mann-Whitney Kelompok Kontrol dengan Kelompok Eksperimen
Sebelum Perlakuan
Perbandingan dua kelompok yang berbeda melalui uji mann whitney dapat dilihat pada
Tabel 4. 4
Tabel 4.4
Mean Rank Pretest
Kebiasaan Belajar pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Ranks
NTILES of jumkebbel
N Mean Rank Sum of Ranks
jumkebbel 1 13 13.62 177.00
2 13 13.38 174.00
Total 26
Tabel 4.5.
Uji Mann Whitney Pretest
Kebiasaan Belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Test Statisticsb
jumkebbel
Mann-Whitney U 83.000
Wilcoxon W 174.000
Z -.077
Asymp. Sig. (2-tailed) .939
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .960a
35
Dilihat dari tabel mean rank yang dihasilkan kelompok eksperimen (1) sebesar
13,3sedangkan kelompok kontrol (2) sebesar 13,62. Hasil uji beda mann whitney, diperoleh nilai
uji Z yang besar yaitu -077 dan nilai sig.2-tailed adalah 0,939 > 0,05. Dengan demikian tidak
ada perbedaan kebiasaan belajar antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sebelum
perlakuan karena hasil uji tidak signifikan secara statistik.
4.2.2. Topik Bimbingan Kelompok
Melalui skala data yang telah diisi oleh siswa penulis dapat menentukan masalah-masalah
yang dihadapi siswa didalam belajar. Hasil skala yang telah diisi, dipindahkan dalam microsoft
excel dan dengan menjumlahkan variabel atau item secara menurun dapat diketahui jumlah
besarnya semua item soal dengan 3 kategori dari kebiasaan belajar, maka mean dari item soal
juga dapat dihitung sebagai berikut.
Mean = jumlah skor item
Jumlah item
Mean= 2344 = 76
31
Berdasarkan mean dari 31 item soal sebesar 76, maka ada 11 soal yang mendapatkan skor
rendah dan dianggap lemah, item dan soal itu dapat dilihat dalam tabel 4.6
36
Tabel 4.6
Masalah untuk Topik Satlan
No. Pernyataan Topik Satlan
1 10. Melihat lebih dahulu
keseluruhan isi buku
sebelummembaca suatu bab.
Tehnik Belajar
untuk
Pembelajaran
Persiapan Belajar
di Kelas
11. Membaca sub judul terlebih
dahulu dalam membaca suatu
bab.
2 12. Membaca dan berusaha
mengerti diagram, grafik,
gambar atau tabel yang
disajikan dalam buku
Tehnik
Membaca
Membaca Grafik,
Gambar atau Tabel
di dalam Materi
3 13. Mencatat atau menggaris
bawahi kata/istilah yang
penting.
Penguasaan
Materi
Pemahaman
Materi Belajar
15. Jika diberikan tugas oleh guru
langsung dikerjakan\
26. Setiap pelajaran yang saya
pelajari selama ini mampu
saya sikapi secara kritis
27. Saat ada materi yang belum
saya mengerti, saya akan
mencatat dan mengingat-
ingatnya sampai benar-benar
hafal
28. Saat ada materi yang belum
saya fahami, saya selalu
menanyakannya pada teman
atau guru sampai faham
4 23. Sebelum pelajaran dimulai
Saya tidak pernah terlambat
masuk kelas
Pemanfaatan
Waktu
Pemanfaatan
Waktu Luang
24. Saya membiasakan berdisiplin
untuk hadir di kelas 15 menit
sebelum pelajaran dimulai.
37
25. Saya tidak pernah ketinggalan
materi pelajaran walaupun
hanya 5 menit.
4.3. Analisis Data Setelah Perlakuan
Untuk mengetahui perbedaan tingkat kebiasaan belajar antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dilakukan dengan menggunakan pre test dan post test pada masing-masing
kelompok, baik kelompok yang diberikan treatment dengan kelompok yang tidak diberikan
treatment. Hasil dari pretest dan postest masing-masing kelompok dapat dilihat pada tabel 4.7
berikut.
Tabel 4.7
Kebiasaan Belajar Pretest dan Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kategori Kelompok eksperimen Kelompok kontrol
Pre test Post test Pre test Post test
Rendah 4 2 4 4
Sedang 5 6 5 6
Tinggi 4 5 4 3
Jumlah 13 13 13 13
Pada tabel 4.7. dapat dilihat bahwa pretest kelompok eksperimen dari 13 siswa terdapat 4
siswa yang mempunyai kebiasaan belajar tinggi, 5 siswa pada kebiasaan belajar sedang dan 4
siswa pada kebiasaan belajar rendah sedangkan pada post test kelompok eksperimen dari 13
siswa terdapat 5 siswa yang memiliki kebiasaan belajar tinggi, 6 siswa pada kategori sedang dan
2 siswa pada kategori rendah. Jadi ada 4 siswa yang mengalami peningkatan.
Sedangkan pada pre test pada kelompok kontrol dari 13 siswa terdapat 4 siswa yang
mempunyai kebiasaan belajar tinggi, 5 siswa pada ketegori sedang dan 4 siswa pada kategori
38
rendah sedangkan post test kelompok kontrol diantara 13 siswa terdapat 3 siswa yang memiliki
kebiasaan belajar tinggi, 6 siswa pada kategori sedang dan 4 siswa pada kategori rendah.
4.3.1. Uji Mann-Whitney Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen
Mann-Whitney U test atau Mann-Whitney digunakan untuk mengevaluasi apakah mean
pretest dan posttest padakelompok eksperiment berbeda. Penulis menggunakan individu yang
sama dan tetap memperoleh 2 macam data subyek penelitian, yaitu data dari kelompok
eksperimen yaitu kelompok yang mendapat perlakuan. Hasil pengukuran Mann-Whitney dari
pre-test dan post-test kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel4.8.
Tabel 4.8
Uji Mann-Whitney Pre Test dan Post Test Kelompok Eksperimen
Klmpk N Mean Rank Sum of Ranks
Kebbel pretest 13 11,33 136,00
posttest 13 15,36 215,00
Total 26
Test Statisticsb
VAR00032
Mann-Whitney U 36.000
Wilcoxon W 114.000
Z -2.010
Asymp. Sig. (2-tailed) .040
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .037a
Sig-value dari uji Mann-Whitney dari tabel4.8 dan 4.9 Penelitian ini menghasilkan bahwa
nilai mean untuk pretest lebih kecil daripada nilai mean untuk posttest (11,33 < 15,36) dan nilai
statistik uji Z yang besar yaitu -2,010 dan nilai sig.2-tailed adalah0,040 < 0,05. Karena itu hasil
uji signifikan secara statistik, dimana ada perbedaan skor yang signifikan pada pretest dan
39
posttest kelompok eksperimen, dengan demikian bimbingan kelompok melalui metode
homeroom efektif dapat membantu meningkatkan kebiasaan belajar siswa.
4.4. Analisis Data Post Test
Tabel 4.9
Jumlah Rerata dua Kelompok
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Responden Skor Kebiasaan
Belajar Responden
Skor Kebiasaan
Belajar
A 84 F 86
L 77 Q 93
E 93 I 89
J 84 Y 90
B 102 O 95
C 89 T 89
H 88 S 98
D 99 K 104
M 102 N 106
W 100 R 96
V 94 X 95
Z 81 P 97
U 86 G 90
Jumlah Skor 1179 Jumlah Skor 1228
40
4.4.1. Uji Mann-Whitney Kelompok Kontrol dengan Kelompok Eksperimen Setelah
Perlakuan
Uji Mann Whitney merupakan uji non-parametrik yang digunakan untuk
membandingkan dua mean populasi yang berasal dari populasi yang sama. Uji Mann-Whitney
juga digunakan untuk menguji apakah dua mean populasi sama atau tidak.
Asumsi yang berlaku dalam uji Mann-Whitney adalah:
1. Uji Mann-Whitney mengasumsikan bahwa sampel yang berasal dari populasi adalah
acak,
2. Pada uji Mann-Whitney sampel bersifat independen (berdiri sendiri),
3. Skala pengukuran yang digunakan adalah ordinal.
Hasil Pengukuran Uji Mann-Whitneydapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 4.10
Uji Mann-Whitney Setelah Perlakuan Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Ranks
Percentile Group of VAR00032 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00032 1 13 15.46 201.00
2 13 11.54 150.00
Total 26
Test Statistics
b
VAR00032
Mann-Whitney U 59.000
Wilcoxon W 150.000
Z -2.310
Asymp. Sig. (2-tailed) .030
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .204a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Percentile Group of VAR00032
41
Dari output Rank, dapat dilihat bahwa nilai mean post test untuk kelompok Eksperimen
(1) lebih besar daripada nilai mean untuk kelompok Kontrol (2) (15,46 > 11,54) Selisih Mean
Rank post test antara kelompok kontrol dan eksperimen sebesar 3,9.Dari Nilai uji Mann-Whitney
U, dapat dilihat pada output “Test Statisticb” dimana nilai statistik uji Z -2,310 dan nilai sig.2-
tailed adalah 0,030 < 0,05, dengan demikian ada perbedaan skor yang signifikan pada kelompok
Eksperimen dan kelompok Kontrol.
4.5. Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Bimbingan Kelompok dengan
Teknik Homeroom dapat Meningkatkan Kebiasaan Belajar pada Siswa Kelas XII.A SMK PGRI
1 Salatiga”. Hasil analisis data uji mann whitney menunjukan bahwa perbedaan kebiasaan
belajar antara pretest dan posttest diperoleh nilai signifikasi 0,04< 0,05 dan hasil rank
menunjukan bahwa skor ranking rata-rata pretest 11,33 dan skor rata-rata posttest 15,36. Dengan
demikian pemberian layanan bimbigan kelompok dengan metode homeroom dapat
meningkatkan kualitas kebiasaan belajar kelompok eksperimen, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini diterima.
4.6. Pembahasan
Dari hasil penelitian ini tampak bahwa pemberian bimbingan kelompok dengan teknik
homeroomdapat membantu dalam meningkatkan kebiasaan belajar siswa. Hal ini terbukti adanya
perbedaan antara skor pre test dan post test kelompok eksperimen, dimana kelompok ekperimen
adalah kelompok yang diberikan bimbingan kelompok dengan teknik homeroom. Hal ini
42
ditunjukkan dengan nilai Asymp. Sig. dari pretest dan posttest kelompok eksperimen yaitu (2-
tailed) 0,04< 0,05dimana ada perbedaan skor yang signifikan pada pretest dan posttest kelompok
eksperimen, dengan demikian bimbingan kelompok melalui metode homeroom dapat membantu
meningkatkan kualitas kebiasaan belajar siswa.
Dalam penelitian ini pada saat pre test skor siswa kelompok eksperimen memiliki tingkat
kebiasaan belajar yang rendah hal yang sama dialami oleh kelompok kontrol. Setelah diberikan
bimbingan kelompok dengan teknik homeroom, dilakukan post test untuk mengetahui apakah
ada peningkatan kebiasaan belajar pada kelompok eksperimen. Dan dalam penelitian ini didapat
bahwa kelompok eksperimen menunjukkan kenaikan kebiasaan belajar sedangkan kelompok
kontrol tidak menunjukkan kenaikan.Dalam kaitannya dengan kebiasaan belajar, Oemar Hamalik
(1995) mengemukakan seseorang yang ingin berhasil dalam belajar hendaknya mempunyai sikap
serta kebiasaan belajar yang baik.
Kelompok eksperimen yang mendapatkan treatment berupa bimbingan kelompok dengan
tehnik homeroom yang dapat membantu memperbaiki pola atau kebiasaan belajar siswa
mendapatkan mendapat kenaikan skor ranking rata-rata rank yang menunjukan bahwa skor
ranking rata-rata pretest 11,33 dan skor rata-rata posttest 15,36, dengan demikian ada
peningkatan skor antara pretest dan posttes kelompok eksperimen sebesar 4,03. Dari penelitian
sebelumnya oleh Sarmiatun (2011) tentang Peningkatan kebiasaan belajar melalui konseling
kelompok behavioral mendapatkan hasil yang signifikan. Dari hasil U-test ada perbedaan pre test
dan past test dengan hasil sig=0,006 < sig=0,050.
Hasil ini sejalan dengan yang ditulis oleh Santoso (1988) proses kebiasaan belajar
dipengaruhi oleh dua bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal, yang tergolong
faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri subyek yang belajar seperti faktor
43
fisiologis dan psikologis, sedangkan yang tergolong faktor eksternal adalah segala faktor yang
bersumber dari luar subyek yang belajar seperti faktor lingkungan belajar dan faktor sistem
instruktusional dan kebiasaan belajar merupakan pola belajar yang ada pada diri siswayang
bersifat teratur dan otomatis yang dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut. Jadi dengan bimbingan
kelompok dapat membantu siswa dalam menciptakan lingkungan belajar dan pola belajar yang
baik.
Bimbingan kelompok dengan metode homeroom mampu menciptakan suasana yang
kondusif dan nyaman sehingga siswa dapat memahami dan menghayati tentang pengertian dan
peranan kebiasaan belajar sehingga siswa terdorong dan dapat berfikir juga menerapkan
bagaimana cara meningkatkan kualitas kebiasaan belajar supaya menjadi lebih baik.