bab iii profil abah m. saiful anwar zuhri rosyid dan...

23
BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN PONDOK PESANTREN AZ-ZUHRI KETILENG SEMARANG 3.1 Profil Abah M. Saiful Anwar Zuhri Rosyid 3.1.1 Latar Belakang Keluarga Abah adalah putra kedua dari tujuh bersaudara, yang dilahirkan pada tanggal 6 juni 1950 di Sokaraja tengah, Banyumas, Jawa Tengah, dari pasangan Mudatsir Zuhri dan Sukarni. Dalam silsilah keluarga besar Abahf disebutkan bahwa Ayahandanya adalah adik kandung Prof. KH. Saifuddin Zuhri. Prof. KH. Saifuddin Zuhri adalah mantan Menteri Agama semasa Presiden Soekarno berkuasa. Walaupun Abah mempunyai nasab mulia, namun beliau tidak begitu suka bila ada orang yang mengagungkan dan mengunggulkan nasabnya. Seringkali beliau menegaskan : “ Adab lebih utama daripada nasab dan jangan pernah katakan ini lho nenek moyangku tapi katakan ‘inilah aku’ !!!”. Ayahandanya selain seorang priyayi juga kyai, yakni KH. Mudatsir Zuhri, walaupun miskin tapi terkenal kejujurannya dalam menunaikan tugas sebagai pegawai negeri sipil. Priyayi merupakan golongan yang agak tinggi kedudukannya sedang kyai ialah sebutan ‘alim ‘ulama’. Ayahandanya selalu mengingatkan agar eling pedangane, eling purwaduksine, (ingat dapur kita , ingat dari mana kita berasal) karena dengan begitu akan mencegah untuk bersikap arogan, sombong dan manja.

Upload: trinhdung

Post on 07-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

BAB III

PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN

PONDOK PESANTREN AZ-ZUHRI KETILENG SEMARANG

3.1 Profil Abah M. Saiful Anwar Zuhri Rosyid

3.1.1 Latar Belakang Keluarga

Abah adalah putra kedua dari tujuh bersaudara, yang dilahirkan pada

tanggal 6 juni 1950 di Sokaraja tengah, Banyumas, Jawa Tengah, dari

pasangan Mudatsir Zuhri dan Sukarni. Dalam silsilah keluarga besar Abahf

disebutkan bahwa Ayahandanya adalah adik kandung Prof. KH. Saifuddin

Zuhri. Prof. KH. Saifuddin Zuhri adalah mantan Menteri Agama semasa

Presiden Soekarno berkuasa. Walaupun Abah mempunyai nasab mulia,

namun beliau tidak begitu suka bila ada orang yang mengagungkan dan

mengunggulkan nasabnya. Seringkali beliau menegaskan :

“ Adab lebih utama daripada nasab dan jangan pernah katakan ini lho nenek moyangku tapi katakan ‘inilah aku’ !!!”.

Ayahandanya selain seorang priyayi juga kyai, yakni KH. Mudatsir

Zuhri, walaupun miskin tapi terkenal kejujurannya dalam menunaikan tugas

sebagai pegawai negeri sipil. Priyayi merupakan golongan yang agak tinggi

kedudukannya sedang kyai ialah sebutan ‘alim ‘ulama’. Ayahandanya selalu

mengingatkan agar eling pedangane, eling purwaduksine, (ingat dapur kita ,

ingat dari mana kita berasal) karena dengan begitu akan mencegah untuk

bersikap arogan, sombong dan manja.

Page 2: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

47

Sedangkan Ibundanya Sukarni, sosok istri yang patuh dan figur yang

amat memperhatikan pendidikan putra-putrinya, pandai berbahasa asing

seperti bahasa Belanda, Jepang dan Padang. Melalui Ibu, beliau belajar segala

sesuatu tentang kewanitaan. Tidak mengherankan, bila beliau paham betul

tentang menyulam, menjahit, sanggul hingga memasak, bahkan tata cara

makan dengan berbagai macam sendok, garpu dan pisau - yang pada waktu itu

hanya orang kaya dan orang yang suka meniru kehidupan ala Belanda saja

yang memahaminya. Ibundanya juga pernah bekerja menjadi maklar di

pegadaian. Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses. Bila

lapar, Ibunda membeli rujak didepan pegadaian, rujak yang dalam wadah

templong/pincukan, disisiri pelan-pelan (Wawancara dengan Abah, 7 juni

2006).

Abah kecil sering sekali berantem. Waktu beliau masih duduk di

sekolah S.R.I (setingkat SD), waktu itu ada pementasan drama oleh Pak Guru

yaitu KH. Ahmarun , Abah diberi peran sebagai penjual kulit kelapa

sedangkan seorang murid yang lain diberi peran menjadi pedagang salak. Saat

pementasan, teman Abah yang berperan sebagai penjual salak berteriak-teriak

menawarkan dagangannya, “salak, salak…!!”.Abah kecil yang berjualan

disebelahnya tak mau kalah dalam menawarkan dagangannya, “sepet,

sepet….!!”. “Salak ,… salak!!”, “sepet….,sepet!!”, tentu saja si bakul salak

marah pada penjual sepet. Maka terjadilah keributan di panggung pementasan.

Keributan yang disangka para penonton hanyalah skenario belaka, ternyata

menjadi keributan yang sesungguhnya.

Page 3: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

48

Kejadian lainnya adalah saat Abah kecil berantem dengan teman sekelas

sekaligus kakak kandungnya yang bernama Anwar Haryono. Perkelahian

sengit yang membuat nekat Abah kecil menancapkan sebatang pensil ditubuh

lawan. Ibu Yusriah , wali kelasnya tentu saja mendengar kejadian itu, setelah

jam pelajaran dibubarkan , Abah kecil diomeli habis-habisan. Hingga Abah

kecil menangis. Karena malu, saat menangispun harus menutupi muka dengan

kedua lengannya sambil berjalan menuju rumah.

Masih dengan menutupi muka, sampailah Abah di depan pagar rumah

Babah Hong Jan yang dikenal sebagai pagar tembok tertinggi yang ada

dikampungnya. Tembok inilah yang dijadikan Abah kecil sebagai tempat

merambat dengan muka masih ditutupi lengannya, namun ketika teringat

bahwa mbah Darmo dikenal sebagai tempat angker dan ada penunggunya

bernama “Kuda Semberani” Abah kecil langsung berlari kencang. ”Ono opo

Pung?” (ada apa pung?) Nyai Mahrawi yang melihat Abah kecil lari ingin

tahu mengapa.

Abah kecil mulai masuk sekolah MI Maarif yang pada tahun 1955 pada

awal perintisannya masih bernama SRI (Sekolah Rakyat Islam. Pendiri SRI

itu adalah KH.Mudatsir Zuhri (Ayah kandungnya) dan KH.Muharir. Abah

kecil mulai masuk sekolah pada tahun1955 bersama kakaknya yang bernama

Anwar Haryono. Itupun sebenarnya sudah termasuk ketinggalan, karena pada

jaman dulu seorang bocah baru diperkenankan sekolah bila tangan yang

dilingkarkan kepalanya sudah bisa menyentuh telinga.

Page 4: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

49

Beranjak dewasa, Abah muda sudah mulai berperan di dalam kehidupan

bermasyarakat. Diantaranya, beliau membentuk grup drum band yang

bernama “Al-irsyad” yang selalu menjadi perhatian setiap kali ada festival.

Berita tentang gebrakan Abah muda membuat grup drum band cepat

menyebar dan menjadi inspirasi para remaja lain untuk menirunya.

Abah muda juga pernah menjadi wali dari ayahnya sendiri yaitu setelah

Ibunda Sukarni wafat, sebagai seorang putra, tentu beliau rindu akan

kehadiran seorang Ibu. Disamping itu, sebagai seorang lelaki yang menginjak

dewasa, beliau tanggap dan paham betul perasaan ayahnya yang tentu saja

membutuhkan pendamping untuk berbagi suka dan duka. Berbekal alasan

tersebut, beliau memberanikan diri matur pada Ayahanda untuk meminta ijin

akan mencarikan pendamping hidup bagi ayahnya yang sedang menduda.

Kalimat berkesan yang dijadikan pembuka dialog dengan ayahnya adalah :

“Maaf, Ayah ! Kali ini saya akan berbicara bukan sebagai anak kepada orang tuanya, tetapi saya ingin berbicara sebagai sesama lelaki dewasa,…”. Ayahanda tentu saja kaget dengan pernyataan putranya, dan akhirnya

ayahnya mengijinkan putranya. Dengan ijin dan restu Ayah, Abah muda

berangkat menemui seorang wanita yang dulu pada angkatan tahun 1950

merupakan kekasih ayahanda di waktu muda menjadi aktivis fatayat NU.

Wanita tersebut tak lain adalah Ibu Hj.Baqiyah yang dulu sampai sekarang

bertempat tinggal di Wonosobo merupakan sosok wanita yang gemi, nastiti,

ngati-ngati dan amat pandai menyulam. Masih banyak peran penting dalam

masa remajanya bagi kehidupan keluarga dan masyarakat sekitarnya.

Page 5: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

50

Setelah menikah Abah bersama istri tercinta hijrah ke Semarang

tepatnya pada tahun 1971. Bersama Ibu Nyai, beliau mengontrak pada Bapak

Saman dijalan Badak semarang. Kamar kontakan relatif sempit suasana

natural lebi terasa karena kamar kontrakan yang ditempatiya dekat kandang

ayam.

Abah juga pernah bersama Istri waktu itu tidur dipos ronda. Bapak

Murtadi, Bapak Munawir dan Bapak Juwahir adalah saksi bahwa Abah

bersama Istri waktu itu tidur di pos ronda tersebut. Setahun kemudian, yaitu di

tahun 1972 barulah Abah aktif bekerja Depag propinsi Jawa Tengah. Setelah

berapa tahun tinggal di Semarang, pada tahun 1979 Abah menempati rumah

di Perumahan Ketileng tepatnya di Jl. Ketileng Indah III/6 Sendang Mulyo

Semarang. Pada masa itu, daerah Ketileng dan sekitarnya termasuk daerah

yang tergolong gersang dan rawan yang dalam analisis beliau dikarenakan

masyarakatnya jauh dari sentuhan nilai-nilai agama.

Walaupun Abah mengaku bahwa pada itu masih “ummi” atau masih

dangkal pengetahuan tentang agama, namun beliau berusaha membentengi

diri dan keluarga dengan syariat Islam. Melihat kenyataan dan kondisi

masyarakat tempat tinggal beliau tersebut, sebagai seorang muslim yang

punya tanggung jawab dan kewajiban untuk berdakwah, maka beliau memulai

dakwahnya di lingkungan sendiri. Dengan penuh kesabaran dan keuletan

beliau juga memulai dakwahnya di kampung Ketileng, kita bisa bertanya pada

warga asli Ketileng tentang bagaimana kesabaran dan sikap tanpa pamrih

yang dicontohkan beliau, kita bisa bertanya pada mereka tentang kesabaran

Page 6: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

51

dan ketekunan dalam mengajak mengumpulkan bocah-bocah angon yang

dekil dan kotor untuk mengaji. Jangankan hafal surat al fatihah, membaca alif,

ba’, ta’ saja mereka belum ada yang bisa, belum lagi beliau harus menunggu

saat ada bocah yang berteriak, “Mengko disik, Pak Saiful..! Wedhusku

kesrimpet.” Terbayang seberapa besar kesabaran dan kerja keras yang

dikerahkan beliau untuk menancapkan aqidah atau anak seusia mereka. Waktu

itu mana ada yang mau mendekati bocah lusuh, dekil, dan mambu manuk itu,

mana ada yang sudi mengurusi mereka Wawancara dengan Abah, 8 juni

2006).

Sebelumnya tidak ada gambaran maupun angan-angan dalam benak

beliau untuk memiliki santri, apalagi merintis berdirinya pondok pesantren,

namun karena minat masyarakat untuk mengikuti pengajian kian bertambah,

barulah dirasa akan pentingnya untuk mendirikan sebuah pondok pesantren.

Usaha dan kerja keras beliau untuk mendirikan sebuah pondok pesantren kini

sudah terlaksana, walaupun perjuangan beliau disertai berbagai rintangan,

cemoohan dan ancaman.

3.1.2 Pemikiran-Pemikiran

Beberapa pemikiran-pemikiran Abah, antar lain :

• Menurut Abah, seorang pemimpin harus mempunyai empat kriteria yang

merupakan sifat wajib Rasul, meskipun masih jauh dari sifat wajib Rasul,

setidaknya seorang pemimpin sudah berupaya untuk mendekatinya. Sifat

pemimpin itu antara lain:

Page 7: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

52

− Shiddiq : jujur

− Amanah : dapat dipercaya

− Tabligh : menyampaikan

− Fathonah : cerdas

• Dalam hal ikhtiar, Abah berpendapat modal bukanlah hal yang utama.

Tapi yang penting adalah punya bekal ilmu dan ketrampilan. Kalau kita

bermodal harta kita akan hancur. Sedangkan kalau dengan ilmu maka kita

akan dijaga. Sesuai hadits Nabi SAW :

“Kamu menjaga harta dan ilmu menjaga kamu”

• Bagi Abah, semua orang layak di hormati apapun latar belakangnya.

Beliau dalam ceramahnya pernah mengatakan:

“Mungkin kalian (semua) bisa berkhidmah (mengabdi, menghormati) pada Abah disebabkan (kalian memandang) Abah adalah (sosok) orang pandai , kaya, ‘alim,…tapi ingatlah kalau Abah (waktu itu) mampu berkhidmah pada Dini yang bindeng (berbicara sengau), pada Sukinah si lonthe (pramuria/wts) dengklan (cacat kakinya), dan pada seorang sinden. Mencintai, menghormati, bahkan berkhidmah (mengabdi) pada orang yang kita pandang ‘diatas’ segala-galanya dari kita ; lebih kaya, lebih tinggi pangkatnya, lebih ‘alim dari kita mungkin adalah suatu kewajaran dan keharusan. Lain halnya bila yang kita hadapi adalah orang yang kita anggap lebih rendah dari kita baik dari strata sosial ekonomi dan kealimannya, masihkah kita bersedia mendekatinya ?. Masihkah kita sudi mengasihi atau bahkan mau menghormatinya ?. hanya dengan landasan mencintai dan membenci karena Allah Ta’Alla saja yang menjadikan seseorang mau mencintai orang cacat, miskin bahkan WTS( Wanita Tuna Susila). Kecintaan terhadap orang yang dianggap ahli maksiat dan banyak dosa, sebut saja wanita tuna susila, preman atau koruptor, bukan berarti kita membenarkan perbuatan mereka, cinta kita sebatas karena mereka hamba Allah Azza Wajalla yang mungkin dengan kehendaknya mereka mendapat hidayah untuk kembali kejalan yang benar”.

Page 8: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

53

• Abah berpikir bagaimana orang sukses tanpa dholim. Beliau berpedoman

pada filsafat jawa, “ojo maculi sawahe liyan”. Apalah arti kesuksesan jika

kita berada diatas penderitaan orang lain, maka sia-sialah pekerjaannya.

• Dalam kesehariannya Abah menerapkan pola hidup sama rendah

menurut beliau, semua orang pasti punya kelebihan. Karena manusia

dihadapan Allah adalah sama sedangkan yang membedakan adalah

takwanya. Sesuai dengan dalil qur’an sebagai berikut:

“Sesungguhnya yang paling mulia disisi Allah adalah ketaqwaannya”

• Abah menekankan pentingnya ethos kerja dengan orientasi kerja bukan

orientasi hasil. Karena ethos kerja amat mulia. Islam menganjurkan

umatnya agar kerja keras. Sesuai hadits Nabi Muhammad SAW :

“Bekerjalah, maka sesugguhnya Allah melihat kerjamu”

Demikian juga sabda Nabi SAW tentang sikap Islam terhadap kerja,

seperti :

“Seseorang diantara kamu yang mengambil tali untuk bekerja mencari kayu lebih utama daripada minta-minta kepada orang lain baik mereka mau memberi atau menolaknya”

• Dalam hal kemandirian, Abah memberikan keteladanan. Abah tidak

pernah minta sumbangan materi semisal dalam hal membangun pondok

pesantren. Beliau mempunyai prinsip

“mintalah kepada Allah, jangan minta kepada manusia, karena akan hina. Jika tidak dikasih pasti akan kecewa. Sedangkan jika kita minta kepada Allah, dikasih maupun tidak dikasih kita akan mulia dan selalu mengandung hikmah didalamnya.”

Page 9: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

54

• Abah mengharamkan kepada santri hidup bersama orang tua atau mertua

dalam satu rumah setelah menikah, agar tidak terjadi campur tangan

pihak ketiga dan agar terjadi pendewasaan dalam pembentukan

kepribadian.

• Mentradisikan berpikir ilmiah dan mengkontekstualkan al-qur’an dalam

setiap ceramahnya

• Orang Islam dipertanyakan keIslamannya jika tidak kaya

Sesuai hadits Nabi SAW yang berbunyi : “Hampir-hampir kefakiran adalah dekat dengan kekafiran”(Wawancara dengan Abah, 17 juni 2006)

• Tanggapan Abah terhadap musibah nasional.

“Menghadapi musibah dan berbagai bencana, tidak ada upaya lain kecuali umat Islam harus back to basic,kembali kepada fungsi dan peranan masing-masing. Menurut beliau , pantas Allah menimpakkan bala sebagai peringatan, karena manusia mulai lupa pada Tuhannya,bersamaan itu kemaksiatan merajalela. Beliau juga mengkritik perilaku sejumlah ulama’ yang lupa pada tugas utamanya, yaitu menjaga dan memberikan pencerahan kepada umat. Karena ulama’ telah keluar dari sarangnya, menangani tugas-tugas diluarbidangnya maka umat menjadi korban.Ulama’ kembalilah kepada status dan fungsinya” (Wawancara dengan Abah, 17 juni 2006).

3.2 Pondok Pesantren Az-Zuhri Ketileng Semarang

3.2.1 Sejarah Singkat Pondok Pesantren Az-Zuhri Ketileng Semarang

Ketileng dan sekitarnya pada waktu itu dikenal sebagai dukuh yang

masyarakatnya masih diwarnai dengan kegiatan-kegiatan berbau mistik yang

berpeluang menimbulkan syirik dan merupakan tempat untuk membagi-bagi

hasil curiannya. Konon nama “Sendangmulyo” yang sekarang menjadi nama

sebuah kelurahan berasal dari nama “Sendang” (sumber mata air) yang

Page 10: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

55

dikeramatkan oleh warga Ketileng. Sendang tersebut dipercaya ada

penunggunya yaitu “Danyang” yang berwujud seorang wanita cantik jelita.

Masyarakat percaya bila sendang tersebut tidak diberi sesaji /

persembahan di waktu-waktu tertentu, maka dan yang tersebut akan murka

pada seluruh warga desa. Kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kemusyrikan

tersebut masih berlangsung hingga awal tahun 1979, tahun di mana Abah M.

Saiful Anwar Zuhri Rosyid mulai bermukim sebuah kompleks perumahan

Ketileng Indah, Sendangmulyo Semarang. Sedangkan di Perumahan Ketileng

Indah juga ada kebiasaan yang juga bertentangan dengan agama Islam. Setiap

tanggal satu Syura (Muharram) selalu mengadakan tanggapan ronggeng.

Seperti sudah menjadi tradisi, setiap ada pertunjukan ronggeng tersebut para

lelaki menenggak minuman keras hingga mabuk dan ada juga yang ikut

menari.

Adapun kondisi geografis desa Ketileng pada waktu itu masih

tergolong tandus. Amat jarang bisa ditemui pepohonan. Sedangkan warganya

masih banyak yang menyatukan bangunan kandang binatang piaraan dengan

ruangan utama yang dijadikan tempat tidur. Tingkat pendidikan warganya

juga masih tergolong rendah. Warga yang lulus SD saja masih bisa dihitung

dengan jari.

Melihat kenyataan dan kondisi masyarakat yang menjadi pilihan

tempat hijrah beliau tersebut, munculah niat untuk membangun kembali

tradisi yang sesuai syariat Islam. Sebagai seorang Muslim bertanggung jawab

yang mempunyai kewajiban untuk berdakwah, maka beliau, Abah M. Saiful

Page 11: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

56

Anwar Zuhri Rosyid memulai dakwahnya di lingkungan keluarga sendiri.

Dalam dakwahnya di lingkungan keluarga sendiri, beliau tak punya

gambaran atau angan-angan sekalipun untuk memiliki santri. Malah beliau

pernah mengatakan, waktu itu sebenarnya beliau sangat “ummi” (belum

mengetahui Islam secara mendalam) dalam hal agama.

Pendidikan dan pendalaman Agama Islam yang beliau terapkan pada

istri dan putra-putri beliau sendiri tersebut bukan berarti tak ada keberanian

untuk berdakwah langsung pada masyarakatnya, namun hanya sebagai

strategi untuk menguasai medan dakwah saja.

Strategi tersebut cukup berhasil, karena pada kenyataannya pengajian

yang berlangsung di lingkungan keluarga tersebut diketahui oleh tetangga

sekitar hingga warga desa Gendong (+ 2 km arah selatan desa Ketileng) dan

menjadikan para tetangga tertarik yang pada akhirnya mengikutkan putra-

putrinya untuk mengaji pada Abah.

Pada awalnya beberapa pemuda dari desa Gendong (+ 2 km arah

selatan dari Ketileng) yang mendengarnya langsung tertarik dan mengikuti

pengajian beliau. Santri Abah yang pertama di antaranya adalah Bukhori, Nur

Salimi, Khoiron dan Madrofah. Setelah ikutnya ke empat anak ini, yang

mengaji semakin bertambah hingga mencapai 150-an orang. Mereka

kebanyakan warga desa Gendong dan Pedurungan.

Dengan semakin bertambahnya peserta pengajian tersebut tentu saja

dibutuhkan fasilitas dan sarana pendukung bagi kelancaran kelangsungan

pengajian, muncullah prakarsa untuk mendirikan sebuah pondok pesantren di

Page 12: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

57

Ketileng untuk menampung pemuda-pemuda yang haus ilmu itu. Niat

tersebut menjadi isu sentral pada rapat baik tingkat RT maupun RW di

Ketileng. Namun hanya sebatas pembicaraan yang sulit terealisasikan.

Pengajian yang dirintis Abah pada perkembangan selanjutnya bukan

hanya membimbing anak-anak dan pemuda saja di kediaman beliau sendiri.

Pengajian tersebut kemudian menambah pada pengajian bapak-bapak

maupun ibu-ibu yang dilaksanakan secara bergiliran di rumah warga yang

beragama Islam. Karena penduduk di perumahan Ketileng yang notabene

merupakan warga pendatang yang berasal dari luar Semarang. Informasi

bahwa di Ketileng terdapat majlis pengajian tersebar luas dalam waktu relatif

singkat.

Pada tahap selanjutnya, Abah beserta tokoh masyarakat Ketileng

membentuk LAM (Lembaga Amalan Muslim) pada tanggal 13 April awal

tahun 80-an sebagai wahana dakwah umat Islam di Ketileng. LAM waktu itu

tentu saja sangat mengharapkan sebuah masjid sebagai pusat pelaksanaan

ibadah bagi umat Islam. Mungkin sudah menjadi suratan, rencana

pembangunan masjid yang menjadi idaman warga Ketileng akhirnya

menemukan peluang lewat perantara Bapak Hendro (Wawancara dengan

Abah, 1 juni 2006).

Bapak Hendro yang pada waktu itu kakinya patah akibat kecelakaan

mobil, setelah sembuh lewat perantara “pijatan” Abah yang didampingi

Ustadz Sholah, Bapak Nur, dan Bapak Mulyadi, pada akhirnya bersedia

mewakafkan sebidang tanah sebagai ungkapan terimakasih untuk dijadikan

Page 13: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

58

lahan pendirian Masjid. Maka mulailah proyek pembangunan Masjid yang

kemudian hari diberi nama “Al-Maghfur”. Pada masa selanjutnya, Abah

merasa kecewa karena masjid tersebut di akta notariskan sebagai yayasan.

Bila sebuah yayasan kemudian mendirikan Masjid itu merupakan kewajaran,

namun bila Masjid yang kemudian dijadikan sebuah yayasan merupakan

sebuah kedholiman.

Dalam mendirikan pondok pesantren tidak sedikit tantangn,

cemoohan, hinaan dan rintangan yang beliau hadapi dari warga Ketileng

sendiri. Dari masalah status tanah yang akan dijadikan kompleks Pondok

Pesantren hingga rintangan yang tidak kasat mata berupa gangguan secara

metafisika karena menurut penuturan para sesepuh warga, area yang sekarang

menjadi kompleks asrama santri merupakan “kerajaan” para dedemit desa.

Akan tetapi dengan tekad yang pantang menyerah Abah mulai

merintis berdirinya pondok pesantren Az-Zuhri. Boleh dikata beliau

bermukim di Ketileng ibarat “kleyang kabur kanginan”, berjuang sendiri

tanpa rekan yang mau menemani. Semua orang, baik secara individu maupun

golongan banyak yang menentang maupun menghalangi langkah Abah yang

hendak merintis berdirinya sebuah Pondok Pesantren di Ketileng. Karena

segala sesuatunya pasti ada taksis, tokoh-tokoh Kristen, Muhammadiyah,

maupun NU masyarakat Ketileng yang menentang bagi beliau dianggap

sebagai ujian untuk tetap meneruskan majlis pengajian.

Bermula dari sebuah kehendak, niat Abah untuk mendirikan sebuah

Pesantren tersebut akhirnya mendapat respon dari warga Ketileng hingga

Page 14: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

59

muncul ke permukaan musyawarah RT, walaupun sebatas bahasan yang

menyentuh masalah teknis namun tidak bersifat praktis. Musyawarah itupun

berlanjut hingga tingkat RW, namun tidak sedikit orang yang bisa diibaratkan

sebagai “pengamat bola” yang enggan menjadi pelaksana.

Tanggap akan hal tersebut, Abah mengambil sikap untuk ‘uzlah”

(mengasingkan diri) menghindari khlayak ramai sesuai dasar hadits yang

menerangkan bahwa tatkala umat sudah sulit diajak menuju kebaikan maka

beruzlahlah. Sedangkan dasar yang melatarbelakangi Abah medirikan

Pondok Pesantren Az-Zuhri yaitu Al-Qur’an surat At-Taubat ayat 122 yang

artinya :

“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah 122).

Pondok Pesantren Az-Zuhri secara resmi didirikan pada tahun 1989,

lokasi yang menjadi tempat “peletakan batu pertama” yang kini menjadi

asrama santri putri di atas sebidang tanah di depan kediaman Abah sendiri di

Perumahan Ketileng Indah tepatnya tanggal 1 Juli 1989. Sedangkan nama

Az-Zuhri tercatat dalam akta notaris bernomor 9 sebagai sebuah Yayasan

Pondok Pesantren tepat pada tanggal 11 September 1989.

Pondok ini didirikan dari sebuah bangunan dengan luas 10 meter

persegi, bangunan ini terbagi atas satu petak bangunan yang di dalamnya

dibagi atas empat ruangan yaitu untuk tidur santri, satu ruangan untuk shalat

berjamaah dan untuk mengaji, satu ruangan untuk kamar mandi dan satu

Page 15: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

60

ruangan untuk dapur. Pada saat itu santri yang mengaji hanya beberapa orang

santri putra. Asrama tersebut pada mulanya hanya dihuni santri putra.

Dengan bertambah waktu, ada santri yang hendak bermukim. Karena adanya

santri putri inilah pengasuh pondok pesantren Az-Zuhri berencana

membangun kembali sebuah asrama yang nantinya dihuni oleh santri putra,

sedangkan santri putri menempati asrama yang sebelumnya dipakai santri

putra.

Tanah wakaf dari seorang sesepuh dan tokoh masyarakat Ketileng

bernama H. Kasipin Jarimin (H. Shodiq) yang berlokasi di Jl. Ketileng Raya

No. 13 A ini kemudian dibangun komplek asrama Pondok Putra dengan

bentuk letter “L” terdiri dari 5 gota’an (kamar) untuk santri putra dan satu

gota’an sebagai kantor, satu gota’an lagi dijadikan sebagai kamar pengurus.

Berbeda dengan lokasi asrama santri putri yang sangat dekat dengan

kediaman Abah, lokasi kompleks asrama santri putra ini berjarak kurang

lebih 500 m dari kediaman Mudir ‘Aam PP Az-Zuhri, Abah M. Saiful Anwar

Zuhri Rosyid.

Pembangunan Masjid di PP Az-Zuhri sebagai pusat kegiatan ibadah

umat Islam akhirnya terwujud dengan perantara dari wakaf H. Hidayat yang

merupakan tokoh masyarakat desa Gendong. Pendirian gedung TPQ yang

berada di sebelah selatan asrama santri putra menempati satu area dengan RA

Az-Zuhri yang berada di lantai bawah dan TPQ Az-Zuhri di lantai atas.

Dalam pembangunannya, semua dikerjakan para santri sendiri yang waktu itu

ditukangi oleh santri yang bernama Masrun, dan dibantu oleh santri-santri

Page 16: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

61

lainnya. Berkat didikan beliau sekarang Masrun telah menjadi seorang

kontraktor dan pemborong yang sukses.

Pada waktu itu Abah menginginkan santri yang mengaji pada beliau

tidak perlu banyak-banyak, perintisan awal Pondok Pesantren ditempati 24

santri putra dan 12 santri putri. Konsep Abah dalam membimbing santri

pernah beliau tuturkan, “Santriku bodho-bodho tapi nduweni Akhlakul

Karimah” (santriku bodoh tapi punya akhlakul karimah). Konsep demikian

pada kenyataannya memberi kesadaran pada kita bahwa hanya orang yang

merasa bodoh yang akan terus mencari ilmu, dan hanya orang berilmu yang

bisa memiliki “akhlakul karimah.”

Kehadiran Pondok Pesantren Az-Zuhri semakin mewarnai kehidupan

di masyarakat Ketileng dan sekitarnya. Pada perjalanannya, Abah M. Saiful

Anwar Zuhri Rosyid pendiri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Az-Zuhri

mulai melebarkan kawasan dakwahnya. Seringkali beliau memberi ceramah-

ceramah agama di daerah Pedurungan, Sambiroto, Kedungmundu, Salak

Utama, Rogojembangan, Rumpun Diponegoro, Sinar Waluyo, Medoho,

Karangayu, dan Krobokan.

Daerah-daerah tersebut secara rutinitas mendapat binaan dan

bimbingan beliau, daerah binaan tersebut adakalanya masyarakat sekitarnya

masih sangat buta sama sekali tentang Islam perlu bimbingan tentang Syari’at

Islam yang benar. Adapula yang di daerah tersebut belum ditemukan sebuah

tempat ibadah untuk berjama’ah sehingga beliaupun harus terjun langsung

dalam perintisan dan pendirian Musholla ataupun Masjid di daerah tersebut.

Page 17: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

62

Dalam perkembangannya, karena keterbatasan fisik, seringkali beliau

mengutus seorang santri untuk melanjutkan misi dakwahnya dalam memberi

bimbingan dan dukungan pada daerah tersebut. Bahkan menginjak tahun

berikutnya daerah binaan tersebut melebar pada daerah di luar kota

Semarang, seperti Jepara, Demak, Grobogan dan lain sebagainya

(Wawancara dengan Abah, 3 juni 2006).

Sulit dipungkiri bahwa kehadiran Pondok Pesantren Az-Zuhri

mempunyai pengaruh positif bagi masyarakat yang melingkupi berbagai

aspek kehidupan sehari-hari. Bila Ketileng dulu dikenal sebagai “daerah

rawan” kini masyarakat sekitar berdatangan yang berpotensi menambah

kemakmuran. Bila Ketileng dahulu daerah yang gersang, sekarang tanahnya

mulai mampu memberikan kehidupan pada tanaman. Desa Ketileng yang

pada mulanya merupakan kawasan yang dipenuhi kegiatan kemusyrikan kini

berganti pada semakin maraknya kegiatan-kegiatan yang bernafaskan Islam.

Dampak lainnya juga menyentuh aspek perekonomian dan pendidikan

masyarakatnya yang semakin menunjukkan peningkatan dengan ditandai

semakin bertambahnya lembaga pendidikan formal di sekitar wilayah

Ketileng, juga munculnya toserba-toserba yang menyediakan kebutuhan

sehari-hari warganya. Fasilitas pelayanan kesehatan juga semakin berkwalitas

dengan adanya sebuah Rumah Sakit Negeri di kawasan ini

Page 18: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

63

3.2.2 Lokasi Pondok Pesantren Az-Zuhri Ketileng,

Lokasi Pengasuh Pondok Pesantren Az-Zuhri terletak di dukuh

Ketileng, tepatnya di desa Sendang Mulyo kecamatan Tembalang kodya

Semarang propinsi Jawa Tengah (tempat dilakukannya penelitian). Tempat

tinggal ini berjarak kurang lebih (15) lima belas kilometer dari Simpang

Lima Semarang. Secara geografis letak pondok pesantren ini cukup strategis

karena terletak tepat di jalan Ketileng Raya 13 A. kelurahan Sendang Mulyo

merupakan sebagian wilayah kecamatan Tembalang. Ketileng merupakan

salah satu dukuh yang berada di kelurahan Sendang Mulyo. Dukuh Ketileng

mempunyai luas tanah ± 6 hektar.

Dukuh Ketileng, sekalipun hanya sebuah pedukuhan tetapi tergolong

sebagai dukuh yang ramai. Ada tiga faktor penyebab, yang ketiganya saling

mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Faktor pertama adanya sekolah-

sekolah disekitar dukuh Ketileng dai Tk Pertiwi, RA Az-Zuhri, SDN

Sendang Mulyo I dan II, MI Taufiqiyyah, MTs Negeri 1, SMP Negeri 29,

SMP&SMEA Purnama, SMP& SMK Sepuluh November, SMP

Cokroaminoto, SMIP Tjendekia Puruhita, SPK. Faktor kedua, banyak

pedagang kaki lima dan toko di sepanjang jalan Ketileng. Faktor

ketiga,komplek pendidikan pondok pesantren Az-Zuhri dan beberapa

pendidikan Al-Qur’an yang berada di sekitarnya.

Dengan adanya ketiga faktor itu, maka muncul beberapa fasilitas yang

mendukung keramaian dukuh Ketileng, seperti misalnya masuknya PLN,

TELKOM, PDAM, Hydrant umum, dan empat buah took bangunan,

Page 19: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

64

beberapa toserba, serta kios-kios yang menyediakan sembako, benar-benar

telah mengubah dukuh Ketileng menjadi sebuah dukuh yang ramai. Lalu

lintas angkutan umum yang melewati dukuh Ketileng terbagi menjadi empat

jalur yaitu jalur Ketileng-Pedurungan, jalur Klipang-PRPP, Sendang Mulyo-

Terboyo, dan Terboyo-RS Elisabeth. Dengan adanya jalur-jalur ini maka kita

tidak kesulitan untuk mendapatkan transportasi darat untuk menuju ke desa

Ketileng.

Beliau mempunyai pondok pesantren Az-Zuhri berdiri dibawah

yayasan Az-Zuhri dengan akta Notaris No. 9 tanggal 11-9-1989. yayasan ini

mempunyai tanah sekitar 2 hektar yang terbagi kedalam tiga lokasi terpisah

yaitu lokasi pertama terletak di jalan Ketileng Raya 13 A yang dibangun

untuk santri putra I terditi RA dan TPQ, masjid yang bentuk bangunannya

adalah berlantai tiga. Lokasi keduia untuk komplek pesantren putra II yang

terdiri dari bangunan dua, aula besar, serta bilik-bilik santri. Lokasi ketiga

terletak dekat dengan rumah bangunan berlantai dua yang ditempati untuk

santri putrid dan aula besar pertemuan dan kegiatan pondok pesantren.

Lokasi pertama yang terletak di jalan Raya Ketileng ini terdapat

masjid besar dengan model bangunan yang sangat mengesankan yaitu adanya

ukiran-ukiran klasik, bentuk jendela dan pintu serta ornamen-ornamen yang

terdapat pada kayu penyangga, serta mimbar mirhob yang menunjukkan

bahwa masjid dibangun oleh orang-orang yang mengetahui tentang seni.

Sejak awal berdirinya hingga sekarang masjid ini digunakan sebagai pusat

pembelajaran dan acara-acara seremonial pondok pesantren.

Page 20: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

65

Masjid ini terletak sangat strategis karena berada ditengah-tengah

komplek pesantren tepat di depan pintu gerbang sebelah timur dan

berhadapan dengan tempat parkir sehingga dari arah masjid inilah Badan

Pengurus Santri (BPS) mempertahankan kantornya di depan masjid.

Disebelah timur masjid terdapat bilik-bilik santri atau asrama pemberian dari

Bapak Wali Kota Soetrisno Soeharto dengan gedung berlantai tiga.

Samping selatan gedung lantai tiga santri-santri ini terdapat gedung

sekolah Rohatul Athfal (TK) Az-Zuhri berlantai dua yang berdiri tahun 1990.

Sedangkan bagian belakang RA terdapat ruangan perpustakaan yang

memiliki 150 judul buku yang terdiri dari buku-buku umum, agama, hokum,

filsafat, kitab-kitab Islam Klasik. Perpustakaan juga mempunyai koleksi

fandel-fandel penghargaan, dokumen naskah pendirian pesantren Az-Zuhri,

paper, skripsi hasil survei mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.

Pondok pesantren Az-Zuhri juga mempunyai koperasi yang terletak

bersebelahan dengan perpustakaan, dan kantor pondok pesantren Az-Zuhri.

Koperasi ini dimanfaatkan bukan hanya untuk santri saja tetapi juga untuk

masyarakat sekitar. Koperasi ini menyediakan sembako dan kebutuhan

lainnya seperti busan amuslim, kitab-kitab klasik, peralatan tulis, alat-alat

kosmetik dan bermacam-macam barang kebutuhan lain. Dibawah bangunan

koperasi terdapat tempat wudlu putra.

Sebelah selatan masjid terdapat dua kamar tamu, tempat kamar santri

dan empat kamar mandi dengan satu sumur. Sumur ini dipercayai oleh

masyarakat umum mempunyai kelebihan tersendiri yaitu untuk digunakan

Page 21: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

66

sebagai obat berbagai macam penyakit. Selama penelitian berlangsung

peneliti sudah melihat banyak santri maupun masyarakat umum mengembil

air untuk dibawa pulang maupun diminum langsung tanpa dimasak terlebih

dahulu.

Belakang masjid yang terpisah dengan tanah pekarangan milik

masyarakat adalah lokasi kedua yang merupakan asrama santri laki-laki dua

yang terdapat aula besar yang diberi nama Al-Baqri, kemudian asrama santri

yang berjumlah lima kamar dengan satu kamar, dua kamar mandi dan satu

bak air untuk wudlu. Depan kamar terdapat taman yang indah dengan dihiasi

bunga-bunga alami serta kolam ikan yang luas 3x8 m. sebelah utara terdapat

lapangan olah raga yaitu tempat para santri latihan pencak silat, tenis meja,

dan bulu tangkis. Sedang disebelah timur asrama terdapat gedung berlantai

dua yang ditempati Gus Novi (sebutan putra Kyai) yang telah berkeluarga,

untuk mengawasi kegiatan para santri putra. Yang terdiri atas satu sumur, dua

kamar mandi, dapur dan garasi.

3.2.3 Karakteristik dan Kegiatan Santri

Menurut observasi peneliti, pondok pesantren Az-Zuhri santrinya dapat di

klasifikasikan ke dalam dua karakteristik yaitu:

a. Santri belajar di pesantren dan sekolah formal.

Banyak diantara para santri sekolah maupun kuliah di lembaga formal

yang ada disekitar pondok pesantren Az-Zuhri. Pondok peantren Az-

Zuhri tidak menyelenggarakan pendidikan formal seperti halnya pondok

Page 22: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

67

pesantren lainnya, salah satu alasannya adalah karena telah banyaknya

sekolahan yangada di sekeliling pondok pesantren dari SD sampai dengan

Akademi. Hal ini merupakan lahan da’wah bagi santri yang belajar di

sekolahan tersebut mengajak temannya untuk belajar agama di pondok

pesantren.

b. Santri yang hanya belajar di pesantren saja.

Santri – santri yang hanya belajar di pesantren saja mendapatkan

beberapa jenis ketrampilan, yang dengan ketrampilan tersebut diharapkan

para santri dapat hidup mandiri setelah terjun di masyarakat.

Seperti tradisi pesantren pada umumnya, dalam pondok pesantren Az-

Zuhri juga terdapat apa yang dinamakan santri mukim dan santri kalong.

Santri mukim sendiri berasal dari daerah Semarang, Demak,

Jepara,Purwodadi, Sokaraja, Banyumas, bahkan sampai ada yang berasal dari

Papua. Santri yang bermukim berusia 12 tahun sampai 35 tahun yang

berpendidikan formal dari mulai SD sampai perguruan tinggi dan dari

berbagai macam latar belakang dan status sosial yang berbeda. Jumlah

santrinya sebanyak 100 orang santri yang terdiri dari 63 santriwan dan 42

santriwati. Keseratus santri antara santriwan dan santriwati mempunyai

struktur organisasi yang terpisah. Sedangkan santri kalong tersebar di

beberapa daerah sekitar Semarang antara lain Ketileng, Pedurungan,

Tembalang, Kedungmundu, Ngalian dan lain sebagainya

Adapun data kegiatan pondok pesantren Az-Zuhri dalam belajar kitab

Islam klasik yang dilakukan santri secara rutin tiap hari sebagai berikut:

Page 23: BAB III PROFIL ABAH M. SAIFUL ANWAR ZUHRI ROSYID DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Karena etos kerjanya yang tinggi menjadikannya sukses

68

1. Sesudah sholat subuh adalah mengkaji kitab “Tafsir Jalalain”.

2. Ketika waktu Dhuha adalah mengkaji kitab “Irsyad Al- Ibad”

3. Sesudah sholat Dhuhur adalah mengkaji kitab “bulugh Al- Marom”

4. Sesudah sholat Asyar adalah mengkaji kitab “Fath Al- Mu’in”

5. Sesudah sholat Isya’ adalah mengkaji kitab “Durrotul Al- Nasihin”

6. Ketika jam 01.30 WIB diadakan “Mujahadah” atau Dzikir malam

Sedangkan kegiatan santri setiap minggunya antara lain setiapi malam

kamis dilaksanakan pengajian rutin yang didatangi dari santri-santri

kalongdilingkungan desa Ketileng sendiri maupun dari berbagai daerah yang

ada di kota Semarang yang disampaikan secara bandongan. Sedang kitab

yang dikaji adalah tafsir Juz ‘Amma dan kitab Sullam Safinah. Setiap malam

Jum’atnya juga diadakan jamaah Mujahadah yang diadakan setelah sholat

Isya’ sampai jam 03.00 WIB. Mujahadah ini juga diikuti oleh santri dari

berbagai daerah di kota Semarang. Sedangkan malam Jum’at Kliwon

merupakan malam untuk berkumpulnya para jamaah Mujahadah dari luar

kota Semarang diantaranya dari kabupaten Semarang, Kabupaten Banyumas,

Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Grobogan. Setiap

malam Ahad diadakan latihan Khitobah untuk melatih kemahiran santri

dalam berpidato dan bertausiah didepan jamaah. Hari Minggu pagi, setelah

sholat Subuh, para santri berlatih pencak silat sampai pukul 08.00 WIB.

Setelah selesai berlatih mereka bekerja bakti membersihkan lingkungan

pondok pesantren dan sekitarnya.pada sore harinya santri berlatih rebana.