bab iii.. .perancangan dan pembuatan sistem. …

15
14 ..BAB III.. .PERANCANGAN_DAN PEMBUATAN_SISTEM. Bab_ini menjelaskan_tentang perancangan_dan pembuatan_sistem kontrol, baik secara software dan hardware yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang akan diujikan. Hardware memilik beberapa bagian yang saling terhubung dalam sistem, sedangkan software akan dijadikan sebagai perantara dan pemproses antara komputer dengan hardware. Keseluruhan dari sistem yang akan dibuat nampak pada Gambar 3.1. Matlab 2016a Arduino Mega 2560 Servo (Valve) Temperature Sensor (Heat Exchanger) Temperature Sensor (Flow) REF Flow Sensor Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Kontrol Heat Exchanger Prinsip kerja dari sistem ini adalah ref memberikan perintah ke software Matlab yang akan mengirimkan data ke Arduino Mega. Arduino Mega sebagai penghubung ke motor servo agar motor servo dapat membuka dan menutup valve. temperature sensor LM35DZ pada heat exchanger digunakan sebagai sensor pembaca suhu heat exchanger kemudian dikirim pada Arduino Mega. Data sensor suhu LM35DZ yang diterima oleh Arduino Mega dikirim ke Matlab yang akan menampilkan respon dari plant. Flow sensor digunakan sebagai pembaca debit air yang masuk ke heat exchanger dan temperature sensor LM35DZ pada aliran digunakan sebagai pembaca suhu aliran air.

Upload: others

Post on 29-Jan-2022

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III.. .PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. …

14

..BAB III..

.PERANCANGAN_DAN PEMBUATAN_SISTEM.

Bab_ini menjelaskan_tentang perancangan_dan pembuatan_sistem kontrol,

baik secara software dan hardware yang akan digunakan untuk mendukung

keseluruhan sistem yang akan diujikan. Hardware memilik beberapa bagian yang

saling terhubung dalam sistem, sedangkan software akan dijadikan sebagai

perantara dan pemproses antara komputer dengan hardware. Keseluruhan dari

sistem yang akan dibuat nampak pada Gambar 3.1.

Matlab

2016a

Arduino

Mega

2560

Servo

(Valve)

Temperature

Sensor (Heat

Exchanger)

Temperature

Sensor

(Flow)

REF

Flow Sensor

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Kontrol Heat Exchanger

Prinsip kerja dari sistem ini adalah ref memberikan perintah ke software

Matlab yang akan mengirimkan data ke Arduino Mega. Arduino Mega sebagai

penghubung ke motor servo agar motor servo dapat membuka dan menutup valve.

temperature sensor LM35DZ pada heat exchanger digunakan sebagai sensor

pembaca suhu heat exchanger kemudian dikirim pada Arduino Mega. Data sensor

suhu LM35DZ yang diterima oleh Arduino Mega dikirim ke Matlab yang akan

menampilkan respon dari plant. Flow sensor digunakan sebagai pembaca debit air

yang masuk ke heat exchanger dan temperature sensor LM35DZ pada aliran

digunakan sebagai pembaca suhu aliran air.

Page 2: BAB III.. .PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. …

15

3.1 Pemodelan Heat Exchanger

Untuk mendapatkan model kontrol yang sesuai dengan yang diinginkan

maka perlu diketahui tentang karakteristik plant, dimana diperlukan pemodelan

plant yang sudah dikaji sebelumnya. Model heat exchanger dalam hal ini merujuk

pada pada penelitian sebelumnya yang dilakukan (Ismail dkk, 2015) yang

didapatkan pada Persamaan (2.1). Penggunaan model ini telah disesuaikan untuk

model test-rig.

3.2 Pemodelan Motor Servo

Pemodelan sistem motor servo MG90S menjadi bagian utama pada sistem

ini. Pemodelan ini dilakukan menggunakan salah satu fitur software matlab system

identification toolbox. Beberapa langkah yang dilakukan dalam pemodelan sistem

adalah:

3.2.1 Pengambilan Data

Gambar 3.2 Data Input Output

Page 3: BAB III.. .PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. …

16

Gambar 3.2 merupakan data input dan output yang diberikan pada motor

servo MG90S. Data input yang diberikan pada motor servo adalah set point sudut

motor servo yang telah dirancang. Set point yang digunakan untuk data input

dirancang menggunakan salah satu tools pada simulink yaitu signal builder. Data

output digunakan adalah data sudut motor servo yang didapatkan dari pembacaan

rangkaian kontrol pada motor servo. Banyaknya data yang digunakan sebanyak

3000 data untuk data input dan output dengan sampling time= 0.01s.

3.2.2 Pemilihan Struktur Pemodelan

Jenis struktur pemodelan yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan pemodelan Transfer Function seperti Persamaan (2.3) dengan pole

bernilai 2 dan zero bernilai 1 seperti tampak pada Gambar 3.3. Untuk mendapatkan

model yang sesuai untuk Persamaan (2.3) data input dan output yang telah diperoleh

dimasukkan pada System Identification Tool Matlab.

Gambar 3.3 Pemilihan Struktur Pemodelan

3.2.3 Estimasi dan Validasi

Dalam perancangan atau penelitian, nilai ketepatan hasil estimasi

pemodelan yang dapat digunakan harus lebih besar sama dengen 90%. Dari hasil

Page 4: BAB III.. .PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. …

17

estimasi menggunakan pemodelan Transfer Function menghasilkan nilai ketepatan

mencapai 97,7% hal ini dibuktikan dari kurva validasi Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Kurva Validasi

Nilai ketepatan atau best fit sebesar 97,7% diperoleh dari perbandingan

antara data validasi output dan respon output dari pemodelan, sesuai pada

Persamaan (2.4). Rumusan tersebut terdapat pada Sistem Identification Toolbox

pada menu model output sehingga didapatkan model Persamaan (3.2)

𝑇𝐹𝑐 =𝑁𝑢𝑚

𝐷𝑒𝑛𝑢𝑚=

376𝑠+583.3

𝑠2+377.2𝑠+583.2 (3.1)

Melalui Sistem Identification Toolbox dapat diketahui karakteristik dari pemodelan

motor servo yang telah dilakukan. Respon transien dari hasil pemodelan ini terlihat

pada Gambar 3.8. Pada respon transien dapat diketahui karakteristik dari

pemodelan. Karakteristik yang dapat diketahui antara lain rise time, settling time,

dan peak time. Hasil pemodelan motor servo servo ini menunjukkan sistem over

damped.

Page 5: BAB III.. .PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. …

18

Gambar 3.5 Step response dari pemodelan motor servo MG90S

3.3 Perancangan Interface

Perancangan elektronik diperlukan sebagai penghubung antara software

Matlab yang berada pada Personal Computer (PC) dengan plant yang akan diuji.

Interface yang digunakan adalah Arduino Mega 2560 yang dapat menghubungkan

antara PC dengan plant. Berikut konfigurasi interface seperti terlihat pada Gambar

3.6 dan 3.7.

Gambar 3.6 Rangkaian Hardware Sistem

PW

MC

OM

UN

ICA

TIO

N

DIGITAL

AN

AL

OG

IN

AT

ME

GA

2560

16

AU

11

26

TX0

TX3

TX2

TX1

SDA

SCL

RX0

RX3

RX2

RX1

Reset B

TN

ww

w.T

heE

ng

ineerin

gP

roje

cts

.co

m

ON

ON

ON

Ard

uin

o M

eg

a 2

560

PD0/SCL/INT021

PD1/SDA/INT120

PD2/RXD1/INT219

PD3/TXD1/INT318

PH0/RXD217

PH1/TXD216

PJ0/RXD3/PCINT915

PJ1/TXD3/PCINT1014

PE0/RXD0/PCINT80

PE1/TXD0/PDO1

PE4/OC3B/INT42

PE5/OC3C/INT53

PG5/OC0B4

PE3/OC3A/AIN15

PH3/OC4A6

PH4/OC4B7

PH5/OC4C8

PH6/OC2B9

PB4/OC2A/PCINT410

PB5/OC1A/PCINT511

PB6/OC1B/PCINT612

PB7/OC0A/OC1C/PCINT713

AREF

PK7/ADC15/PCINT23A15

PK6/ADC14/PCINT22A14

PK5/ADC13/PCINT21A13

PK4/ADC12/PCINT20A12

PK3/ADC11/PCINT19A11

PK2/ADC10/PCINT18A10

PK1/ADC9/PCINT17A9

PK0/ADC8/PCINT16A8

PF7/ADC7/TDIA7

PF6/ADC6/TDOA6

PF5/ADC5/TMSA5

PF4/ADC4/TCKA4

PF3/ADC3A3

PF2/ADC2A2

PF1/ADC1A1

PF0/ADC0A0

RESET

VCC

GND

PA

0/A

D0

22

PA

1/A

D1

23

PA

2/A

D2

24

PA

3/A

D3

25

PA

4/A

D4

26

PA

5/A

D5

27

PA

6/A

D6

28

PA

7/A

D7

29

PC

6/A

14

31

PC

5/A

13

32

PC

4/A

12

33

PC

3/A

1134

PC

2/A

10

35

PC

1/A

936

PC

0/A

837

PD

7/T

038

PG

2/A

LE

39

PG

1/R

D40

PG

0/W

R41

PL7

42

PL6

43

PL

5/O

C5C

44

PL

4/O

C5B

45

PL

3/O

C5A

46

PL

2/T

547

PL

1/I

CP

548

PL

0/I

CP

449

PB

3/M

ISO

/PC

INT3

50

PB

2/M

OS

I/P

CIN

T2

51

PB

1/S

CK

/PC

INT1

52

PB

0/S

S/P

CIN

T0

53

PC

7/A

15

30

ARD1ARDUINO MEGA 2560

0.0

3

1

VOUT2

TEMPERATURE HE

LM35

+88.8

SERVO MOTOR1.0

3

1

VOUT2

TEMPERATURE BOILER

LM35

0.0

3

1

VOUT2

TEMPERATURE FLOW

LM35

Page 6: BAB III.. .PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. …

19

Gambar 3.7 Rangkaian Hardware Sensor Aliran

Keterangan:

Arduino 1:

PIN A0 dihubungkan ke kaki data LM35DZ Heat Exchanger

PIN A1 dihubungkan ke kaki data LM35DZ Boiler

PIN A2 dihubungkan ke kaki data LM35DZ Aliran

PIN D9 dihubungkan ke PIN data motor servo MG90S

Arduino 2:

PIN D2 dihubungkan ke PIN data sensor aliran

3.4 Perancangan Mekanik Test-Rig

Pada penelitian ini rancangan kontrol diatas akan di terapkan pada motor

servo serta test-rig heat exchanger dengan konfigurasi interface pada Gambar 3.6

dan 3.7 serta rancangan mekanik test-rig yang dibuat tampak pada Gambar 3.8

PW

MC

OM

UN

ICA

TIO

N

DIGITALA

NA

LO

G IN

AT

ME

GA

2560

16

AU

11

26

TX0

TX3

TX2

TX1

SDA

SCL

RX0

RX3

RX2

RX1

Reset B

TN

ww

w.T

heE

ng

ineerin

gP

roje

cts

.co

m

ON

ON

ON

Ard

uin

o M

eg

a 2

560

PD0/SCL/INT021

PD1/SDA/INT120

PD2/RXD1/INT219

PD3/TXD1/INT318

PH0/RXD217

PH1/TXD216

PJ0/RXD3/PCINT915

PJ1/TXD3/PCINT1014

PE0/RXD0/PCINT80

PE1/TXD0/PDO1

PE4/OC3B/INT42

PE5/OC3C/INT53

PG5/OC0B4

PE3/OC3A/AIN15

PH3/OC4A6

PH4/OC4B7

PH5/OC4C8

PH6/OC2B9

PB4/OC2A/PCINT410

PB5/OC1A/PCINT511

PB6/OC1B/PCINT612

PB7/OC0A/OC1C/PCINT713

AREF

PK7/ADC15/PCINT23A15

PK6/ADC14/PCINT22A14

PK5/ADC13/PCINT21A13

PK4/ADC12/PCINT20A12

PK3/ADC11/PCINT19A11

PK2/ADC10/PCINT18A10

PK1/ADC9/PCINT17A9

PK0/ADC8/PCINT16A8

PF7/ADC7/TDIA7

PF6/ADC6/TDOA6

PF5/ADC5/TMSA5

PF4/ADC4/TCKA4

PF3/ADC3A3

PF2/ADC2A2

PF1/ADC1A1

PF0/ADC0A0

RESET

VCC

GND

PA

0/A

D0

22

PA

1/A

D1

23

PA

2/A

D2

24

PA

3/A

D3

25

PA

4/A

D4

26

PA

5/A

D5

27

PA

6/A

D6

28

PA

7/A

D7

29

PC

6/A

14

31

PC

5/A

13

32

PC

4/A

12

33

PC

3/A

1134

PC

2/A

10

35

PC

1/A

936

PC

0/A

837

PD

7/T

038

PG

2/A

LE

39

PG

1/R

D40

PG

0/W

R41

PL7

42

PL6

43

PL

5/O

C5C

44

PL

4/O

C5B

45

PL

3/O

C5A

46

PL

2/T

547

PL

1/I

CP

548

PL

0/I

CP

449

PB

3/M

ISO

/PC

INT3

50

PB

2/M

OS

I/P

CIN

T2

51

PB

1/S

CK

/PC

INT1

52

PB

0/S

S/P

CIN

T0

53

PC

7/A

15

30

ARD2ARDUINO MEGA 2560

YSS4020L

5 Volt

Ground

Page 7: BAB III.. .PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. …

20

Gambar 3.8 Rancangan Mekanik Test-Rig

Keterangan:

1. Tandon air

2. Rangka besi siku

3. Sensor aliran

4. Tabung Heat Exchanger

5. Sensor suhu Heat

Exchanger

6. Pipa tembaga kapiler

7. Tandon air hangat

8. Motor servo +mekanik

valve

9. Sensor suhu boiler

10. Boiler

11. Gas butane+flame gun

12. Sensor suhu aliran

13. Arduino Mega

14. Kran+selang air

3.5 Perancangan Kontrol PID

Perancangan kontrol PID dilakukan dilakukan sebagai penelitian awal

mengenai perubahan respon sistem dan respon sistem terhadap gangguan setelah

Page 8: BAB III.. .PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. …

21

diberikan kontrol PID konvensional. Gangguan akan dinotasikan dalam variabel d,

dimana besarnya gangguan yang diberikan tidak lebih besar 40% dari setpoint. Blok

perancangan kontrol PID tampak pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Blok Kontrol PID dengan gangguan pada Heat Exchanger

Adapun untuk penentuan parameter dari kontrol PID dilakukan dengan trial and

error, sehingga didapat nilai parameter optimal untuk Kp, Ki dan Kd seperti_pada

Tabel_3.1.

Tabel 3.1 Parameter PID

Parameter PID Nilai

Kp 1.65

Ki 0.06

Kd 0.01

3.6 Perancangan Kontrol Fuzzy PID

Pada perancangan kontrol Fuzzy PID terlebih dahulu dirancang rule dari

fuzzy berdasarkan karkteristik motor servo MG90S dan sifat dari kontrol PID.

Perancangan kontrol fuzzy bertujuan untuk memperbaiki respon dari sistem, dengan

cara memberikan nilai parameter pada kontrol PID yang berupa konstanta 𝐾𝑝, 𝐾𝑑,

dan 𝐾𝑖. Masukan dari kontrol fuzzy ini ada dua yaitu nilai error(t) dan turunan

pertama dari nilai error 𝑑𝑒(𝑡), dengan output untuk setiap parameter dari kontrol

PID yaitu 𝐾𝑝, 𝐾𝑑, dan 𝐾𝑖. Blok pengaturan kontrol Fuzzy PID sama seperti pada

Gambar 2.10. Model Mamdani yang digunakan sebagai inferensi fuzzy seperti

nampak pada Gambar 3.10, 3.11 dan 3.12.

Page 9: BAB III.. .PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. …

22

Gambar 3.10 Blok inferensi fuzzy Kp

Gambar 3.11 Blok inferensi fuzzy Ki

Gambar 3.12 Blok inferensi fuzzy Kd

Rentang variabel parameter 𝐾𝑝, 𝐾𝑑, dan 𝐾𝑖 dari kontrol PID adalah

[𝐾𝑝 𝑚𝑖𝑛, 𝐾𝑝 𝑚𝑎𝑥], [𝐾𝑖 𝑚𝑖𝑛, 𝐾𝑖 𝑚𝑎𝑥], [𝐾𝑑 𝑚𝑖𝑛, 𝐾𝑑 𝑚𝑎𝑥]. Nilai rentang dari

variabel tersebut ditentukan berdasarkan dari percobaan sistem dengan kontrol PID

dengan efisiensi tertinggi. Kisaran nilai dari setiap parameter adalah 𝐾𝑝 ∈ [1.65,

16.5], 𝐾𝑖 ∈ [0.06, 0.6], 𝐾𝑑 ∈ [0.01, 0.1]. Penentuan parameter kontrol PID seperti

pada Persamaan (2.9), (2.10), dan (2.11).

Sehingga nilai parameter yang dihasilkan adalah 𝐾𝑝 = 14.85𝐾′𝑝 + 1.65,

𝐾𝑖 = 0.54𝐾′𝑖 + 0.06, dan 𝐾𝑑 = 0.09𝐾′𝑑 + 0.01 Fungsi keanggotaan dari input

fuzzy seperti pada Gambar 3.13 dan 3.14. Kisaran masukan ini dari 0 sampai 3

merupakan nilai error. Nilai masukan tersebut akan dibagi dalam 5 tingkat variabel

linguistik. Dipilih 5 tingkat variabel linguistik karena tingkat variabel linguistik

tersebut paling optimal untuk sistem. Tingkat variabel linguistik yang dipakai

Page 10: BAB III.. .PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. …

23

adalah NB : Negative_Big, NS : Negative_Small, ZE : Zero, PS : Positive_Small,

dan PB : Positive_Big.

Gambar 3.13 Keanggotaan dari error(t)

Gambar 3.14 Keanggotaan dari de(t)

Fungsi keanggotaan dari output- 𝐾′𝑝, 𝐾′

𝑖, dan 𝐾′𝑑, ditunjukkan pada Gambar

3.15. Tingkat linguistik output yang dipakai adalah S : Small, MS : Medium_Small,

M : Medium, MB : Medium_Big, B : Big, dimana nilai rentangnya dari 0 ke 1.

Pemilihan nilai rentang dari 0 ke 1 karena nilai tersebut menunjukkan hasil yang

optimal pada kinerja sistem. Dipilih 5 tingkat linguistik output untuk parameter

𝐾′𝑝, 𝐾′

𝑖, dan 𝐾′𝑑 juga karena dengan tingkatan linguistik tersebut kinerja dari

sistem menunjukkan hasil yang optimal.

Gambar 3.15 Keanggotaan dari 𝐾′𝑝, 𝐾′

𝑖, dan 𝐾′𝑑

Page 11: BAB III.. .PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. …

24

Gambar 3.16 Blok Fuzzy PID

Pada Gambar 3.16 merupakan blok simulink fuzzy PID. Dari pengaturan fuzzy

atas variabel input dan output, aturan fuzzy dapat di representasikan seperti terlihat

pada Tabel 3.2 dan disusun dengan aturan if-then sebagai berikut:

Aturan i : if error is 𝐴1𝑖 and de 𝐴2𝑖 then 𝐾′𝑝 = 𝐵𝑖 and 𝐾′

𝑖 = 𝐶𝑖 and 𝐾′𝑑 =

𝐷𝑖. Dimana i = 1, 2, 3,...,n, dan n adalah nomor dari pada aturan. Dari tabel, didapat

5 variabel sebagai input dan 5 variabel sebagai output, maka dalam desain didapat

25 aturan fuzzy. Penentuan tingkat linguistik output dihasilkan berdasarkan tingkat

linguistik error dan perubahan error seperti-pada-Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Aturan fuzzy

Page 12: BAB III.. .PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. …

25

3.7 Perancangan Sinyal Input dan Sinyal Gangguan

Pengujian pada penelitian ini akan diberikan sinyal input berupa sinyal step

dengan step time= 1, initial value=0, sample time=0,2 dan final value=50 untuk

mengetahui respon transien dari sistem. Masing-masing pengujian akan diberikan

sinyal gangguan 1 berupa sinyal step dengan step time=350, initial value=0, sample

time=0.2, final value=1, dan model gangguan 3

30s+1 , serta gangguan 2 berupa

sinyal step dengan step time=500, initial value=0, sample time=0.2 dan final

value=2 untuk mengetahui bagaimana respon dari kontrol yang diberikan pada

sistem terhadap adanya gangguan.

𝐺𝑑 = 3

30s+1 (3.2)

3.8 Perancangan Kontrol Feedforward

Perancangan kontrol feeedforward bertujuan untuk mengukur disturbance

dan melakukan kompensasi terhadapnya agar nilai controlled variable tidak

menyimpang dari nilai setpoint.

Gambar 3.17 Blok kontrol feedforward

Pada Gambar 3.19 menujukan perancangan blok kontrol feedforward dimana

Gd: fungsi alih disturbance, Gp: fungsi alih heat exchanger , dan Gff: gain kontrol

feedforward. Kontrol feedforward didapatkan dengan menggunakan suatu

kompensator dengan fungsi alih:

𝐺𝐹𝐹(𝑠) = −𝐺𝑑(𝑠)

𝐺𝑝(𝑠) ; 𝐺𝑓(𝑠) =

𝐾𝑑(𝜏𝑝𝑠+1)

𝐾𝑝(𝜏𝑑𝑠+1) (3.3)

Dari fungsi alih kompensator diatas dengan model heat exchanger pada Persamaan

2.1 dan 3.2 diperoleh kompensator kontrol feedforward:

𝐺𝑓(𝑠) = −90𝑠+3

30𝑠+1 = -𝐾𝐹𝐹

90𝑠+3

30𝑠+1 (3.4)

Page 13: BAB III.. .PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. …

26

𝐾𝐹𝐹 merupakan gain kontrol feedforward.

3.9 Perancangan Pengujian Model Motor Servo Menggunakan Open Loop

dan Close Loop

Perancangan pengujian model motor servo dilakukan untuk mengetahui

respon ketika diuji menggunakan sistem open loop dan close loop. Dianalisa pula

stabilitas model motor servo terhadap sistem open loop dan close loop. Berikut blok

simulink model motor servo yang diuji sistem open loop dan close loop nampak

pada Gambar 3.18 dan 3.19.

Gambar 3.18 Blok simulink motor servo open loop

Gambar 3.19 Blok simulink motor servo close loop

3.10 Perancangan Pengujian Model Heat Exchanger Menggunakan Open

Loop dan Close Loop.

Pengujian sistem heat exchanger dilakukan untuk mengetahui respon ketika

diuji menggunakan sistem open loop dan close loop. Dianalisa pula stabilitas dari

sistem heat exchanger terhadap sistem. Berikut gambar blok simulink sistem heat

exchanger yang diuji pada open loop dan close loop nampak pada Gambar 3.20 dan

3.21.

Page 14: BAB III.. .PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. …

27

Gambar 3.20 Blok simulink sistem heat exchanger open loop

Gambar 3.21 Blok simulink sistem heat exchanger close loop

3.11 Perancangan Pengujian Kontrol Feedback PID Plus Feedforward dan

Kontrol Feedback Fuzzy PID Plus Feedforward

Pengujian sistem heat exchanger dengan menggunakan teknik kontrol

feedback PID plus feedforward dan kontrol feedback fuzzy PID plus feedforward

bertujuan untuk membandingkan respon transien dari sistem heat exhanger ketika

diberi kontrol feedback PID plus feedforward dan kontrol feedback fuzzy PID plus

feedforward. Respon transien memiliki beberapa aspek yang akan dilihat dalam

pengujian ini seperti rise time(𝑡𝑟), maximum overshoot (𝑚𝑝), peak time (𝑡𝑝) dan

performa kontrol. Berikut blok simulink pengujian kontrol feedback PID plus

feedforward dan kontrol feedback fuzzy PID plus feedforward pada Gambar 3.22.

Gambar 3.22 Blok Simulink Kontrol Feedback PID Plus Feedforward dan

Kontrol Feedback Fuzzy PID Plus Feedforward

Page 15: BAB III.. .PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. …

28

3.12 Perancangan Pengujian Verifikasi Kontrol Feedback dan Kontrol

Feedback Plus Feedforward

Pengujian sistem heat exchanger dengan menggunakan teknik feedback dan

kontrol feedback plus feedforward bertujuan untuk membandingkan respon transien

dari sistem heat exhanger ketika diberi feedback dan kontrol feedback plus

feedforward. Respon transien memiliki beberapa aspek yang akan dilihat dalam

pengujian ini seperti rise time(𝑡𝑟), maximum overshoot (𝑚𝑝), peak time (𝑡𝑝) dan

performa kontrol. Berikut blok simulink pengujian feedback PID dan kontrol

feedback PID plus feedforward pada Gambar 3.23.

Gambar 3.23 Blok Simulink Kontrol Feedback dan Kontrol Feedback Plus

Feedforward