bab iii perancangan alat 3.1.sistem perangkat keras 3.1.1...

26
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat slider timelapse. 3.1.Sistem Perangkat Keras Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai cara kerja sistem dan perangkat keras pada slider timelapse. 3.1.1. Cara Kerja Sistem Sistem ini merupakan sebuah slider timelapse yang digunakan untuk membantu fotografer dalam mengembangkan teknik pengambilan fotografi timelapse, di mana slider timelapse ini mempunyai 2 mode utama yaitu mode otomatis dan mode manual. Slider timelapse ini juga dikontrol menggunakan smartphone android yang dikoneksikan menggunakan Bluetooth sehingga mempunyai user interface yang lebih menarik dan mudah digunakan. Mode otomatis adalah mode di mana user (fotografer) dapat mengambil fotografi timelapse dengan beberapa pilihan: “sunset”, “sunrise”, “panorama”. Dengan beberapa pilihan tersebut user akan diberikan pedoman untuk mengatur kameranya untuk pengambilan timelapse dan hasil pengaturan dari slider. Mode manual adalah mode di mana user (fotografer) dapat menentukan sendiri waktu yang diinginkan untuk mengambil fotografi timelapse. Rentang maksimal waktu yang dapat dimasukkan adalah 120 menit dan rentang minimal waktu yang dapat dimasukkan adalah 1 menit. Format waktu yang di tampilkan slider adalah J:MM:DD. Selain dua mode utama di atas terdapat juga mode gerakan pada slider timelapse ini yaitu mode translasi, mode rotasi, dan mode translasi rotasi. Mode translasi akan menggerakkan dudukan kamera (mounting) secara linear dengan panjang rel 95 cm kotor atau 85 cm dengan pengurangan dimensi dudukan kamera. Mode rotasi akan menggerakkan kamera secara rotasi dengan sudut gerakan

Upload: dangdat

Post on 02-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB III

PERANCANGAN ALAT

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat

keras, serta perangkat lunak dari alat slider timelapse.

3.1.Sistem Perangkat Keras

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai cara kerja sistem dan perangkat keras

pada slider timelapse.

3.1.1. Cara Kerja Sistem

Sistem ini merupakan sebuah slider timelapse yang digunakan untuk membantu

fotografer dalam mengembangkan teknik pengambilan fotografi timelapse, di mana

slider timelapse ini mempunyai 2 mode utama yaitu mode otomatis dan mode manual.

Slider timelapse ini juga dikontrol menggunakan smartphone android yang

dikoneksikan menggunakan Bluetooth sehingga mempunyai user interface yang lebih

menarik dan mudah digunakan.

Mode otomatis adalah mode di mana user (fotografer) dapat mengambil fotografi

timelapse dengan beberapa pilihan: “sunset”, “sunrise”, “panorama”. Dengan beberapa

pilihan tersebut user akan diberikan pedoman untuk mengatur kameranya untuk

pengambilan timelapse dan hasil pengaturan dari slider.

Mode manual adalah mode di mana user (fotografer) dapat menentukan sendiri

waktu yang diinginkan untuk mengambil fotografi timelapse. Rentang maksimal waktu

yang dapat dimasukkan adalah 120 menit dan rentang minimal waktu yang dapat

dimasukkan adalah 1 menit. Format waktu yang di tampilkan slider adalah J:MM:DD.

Selain dua mode utama di atas terdapat juga mode gerakan pada slider timelapse

ini yaitu mode translasi, mode rotasi, dan mode translasi rotasi.

Mode translasi akan menggerakkan dudukan kamera (mounting) secara linear

dengan panjang rel 95 cm kotor atau 85 cm dengan pengurangan dimensi dudukan

kamera. Mode rotasi akan menggerakkan kamera secara rotasi dengan sudut gerakan

360°. Mode translasi rotasi adalah gabungan dari kedua mode gerakan di atas, di mana

dudukan kamera (mounting) akan bergerak secara translasi sembari kamera juga

bergerak secara rotasi sehingga kamera akan berfokus pada angle objek, Gerakan ini

akan digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Gambaran Gerakan Translasi Rotasi

Gerakan translasi rotasi ini mewajibkan user (fotografer) untuk meletakkan objek

berada di tengah slider dengan perkiraan jarak sebesar 35cm, 60cm, 100cm, dan

>100cm. Agar dudukan kamera dapat bergerak untuk menentukan sudut awal kamera.

User interface pada smartphone android akan menampilkan menu masukan.

Kemudian smartphone android mengirimkan masukan mode dan masukan waktu ke

Arduino melalui Bluetooth, setelah semua masukan di proses oleh Arduino, Arduino

akan menggerakkan motor stepper sesuai dengan masukan yang diberikan.

Berikut adalah diagram blok perancangan sistem secara keseluruhan.

Gambar 3.2. Blok Diagram Sistem

3.1.2. Bagian Perangkat keras

Pada bagian perangkat keras ini akan dijelaskan mengenai keseluruhan perangkat

keras yang digunakan untuk pembuatan slider timelapse.

3.1.2.1. Rel Slider

Rel slider berfungsi sebagai bagian mekanik yang utama, selain sebagai rel untuk

pergeseran dudukan kamera secara translasi, rel slider juga digunakan untuk menopang

motor stepper, mikrokontroller dan juga baterai LiPo.

Rel slider ini menggunakan rangka yang terbuat dari aluminium sepanjang 1 meter.

Pulley dan motor stepper sebagai penggerak terpasang di bagian ujung slider.

Driver Motor

Stepper

Rotasi

Driver Motor

Stepper

Translasi

Motor Stepper

Rotasi

Motor Stepper Translasi

Arduino UNO Baterai LiPo

11,1V Bluetooth Smartphone

Motor Stepper Translasi

Arah gerakan Translasi

Gambar 3.3. Rel Slider Tampak Atas

Gambar 3.4. Rel Slider Tampak Depan

3.1.2.2. Pulley

Pulley berfungsi sebagai peredam RPM dari motor stepper untuk penggerak

rotasi, agar gerakan dari kamera tidak terhenti ketika masukan waktu mencapai angka

120 menit.

Pada pulley ini digunakan pulley bertingkat dengan besarnya rasio adalah 1:20,

sehingga dapat meredam motor stepper sebesar 20 RPM. Selain sebagai peredam RPM,

pulley ini juga berguna sebagai dudukan kamera (mounting). Berikut adalah

perhitungan dari pulley yang digunakan:

Perhitungan pada rasio pulley ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar rasio

yang dihasilkan oleh pulley bertingkat yang terdapat pada dudukan kamera untuk

meredam kecepatan sudut pada motor stepper rotasi.

Dudukan pulley ini memiliki dimensi 20 × 20 × 7 cm. Menggunakan pulley

bertingkat sebagai rasio peredam RPM.

Pada mode rotasi kamera berputar 360°, dengan waktu masukan maksimal 120

menit. Dengan waktu tersebut apabila motor stepper tidak diredam, maka akan

membutuhkan total delay 2,25 detik. Delay ini didapat dari masukan waktu dibagi

dengan jumlah pulsa untuk 1 putaran penuh 360°.

7200 𝑠

3200 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 = 2,25 detik

(3.1.)

Sehingga agar didapatkan delay yang tidak terlalu besar RPM pada motor diredam

sebesar 24 kali.

7200 𝑠

3200 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 ×24 = 0.093 detik

(3.2.)

Gambaran perangkaian dan ukuran pulley adalah sebagai berikut:

Gambar 3.5. Rasio Pulley

Keterangan : Pulley A : 2cm.

Pulley B : 12cm.

Pulley C : 1cm.

Pulley D : 4cm.

Pulley A terletak pada poros motor stepper, dan pulley D terletak pada poros

dudukan kamera.

RPM akhir

RPM awal =

D pulley B

D pully A ×

D pulley D

D pulley C

24

1 =

12 cm

2 cm ×

4 cm

1 cm

(3.3.)

Dari perhitungan di dapatkan redaman yang dihasilkan rasio pulley sebesar 24 : 1.

Namun setelah pemasangan pada dudukan kamera ternyata redaman yang dihasilkan

rasio pulley hanya sebesar 20 : 1. Perubahan nilai redaman ini dikarenakan adanya

kesulitan pada pemasangan timing belt, yang mengakibatkan tension timing belt

renggang. Selain permasalahan pada timing belt, pergerakan pulley juga sedikit

bergoyang (tidak stabil) pada porosnya sehingga timing belt dapat meleset keluar dari

jalur.

Motor Stepper Rotasi

Gambar 3.6. Belt Rasio Pulley

Gambar 3.7. Pulley Bertingkat

Gambar 3.8. Dudukan Kamera Tampak Samping

Gambar 3.9. Dudukan Kamera

3.1.2.3. Perhitungan Gerak Translasi Rotasi

Pada gerakan translasi rotasi ini digunakan perhitungan custom delay yang sama

dengan sub-bab (3.2.1.). Perbedaannya ada pada jumlah jarak perputaran pada motor

stepper rotasi. Seperti yang dijelaskan pada sub-bab (3.1.1.) dan gambar (Gambar 3.1.)

motor stepper rotasi memiliki sudut gerak total yang dipengaruhi oleh perkiraan

masukan jarak dari pengguna. Berikut adalah penjelasan perhitungan dari sudut gerak

total motor stepper rotasi.

Gambar 3.10. Perhitungan Sudut Gerak Kamera

Keterangan :

x = posisi kamera

y = posisi objek

a = setengah dari panjang slider yang dilalui kamera = 42 cm

b = jarak slider dengan objek

α = sudut awal kamera

β = sudut gerak kamera

Untuk mencari sudut awal kamera digunakan persamaan:

tan α = b

a

α = tan−1b

a

(3.4.)

Dimisalkan masukan perkiraan jarak objek (b) = 35 cm, maka:

α = tan−135

42= 44,2°

Untuk mencari jumlah pulsa untuk sudut gerak total kamera digunakan

persamaan:

𝛽 = 180° − 90° − 𝛼

𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 360° = 20 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 × 3200 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 360° = 64000 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎

𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 𝛽 =𝛽

360°× 64000

(3.5.)

Dimisalkan masukan perkiraan jarak objek (b) = 35 cm, maka:

𝛽 = 180° − 90° − 44,2° = 45,8°

𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 𝛽 =45,8°

360°× 64000 = 8142 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎

(3.5.)

Jumlah pulsa untuk sudut gerak total kamera = 2 × 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 𝛽

maka:

𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 2𝛽 = 2 × 8142 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 = 16284 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎

(3.6.)

Berikut adalah tabel dari hasil perhitungan jumlah pulsa untuk sudut gerak total

kamera.

Tabel 3.1. Perhitungan Jumlah Pulsa untuk Sudut Gerak Total Kamera

b (cm) 𝛼 (°) 𝛽 (°) 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 𝛽 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 2𝛽

35 44,2 45,8 8142 16284

60 61,1 28,9 5137 10274

100 74,6 15,4 2737 6474

>100 80 10 1778 3556

3.1.3. Bagian Kontrol

Pada bagian kontrol ini akan dijelaskan mengenai konfigurasi dan keterangan

pada mikrokontroler Arduino UNO, driver A4988, Bluetooth HC-05 dan motor stepper.

Berikut adalah gambar wiring dari bagian kontrol secara keseluruhan :

Gambar 3.11. Wiring Rangkaian Kontrol

3.1.3.1. Mikrokontroler

Konfigurasi PIN Arduino UNO pada mekanis slider:

Tabel 3.2. Konfigurasi PIN Arduino UNO

PIN(out) PIN(in) Keterangan

0(RX) Pin TX pada modul Bluetooth HC-05 Komunikasi serial

1(TX) Pin RX pada modul Bluetooth HC-05 Komunikasi serial

D2 Pin Step pada driver A4988 translasi Sinyal HIGH dan LOW

periodik (data)

D3 Pin Direction pada driver A4988 translasi HIGH / LOW

D4 LED indikator run HIGH / LOW

D5 Pin Step pada driver A4988 rotasi Sinyal HIGH dan LOW

periodik (data)

D6 Pin Direction pada driver A4988 rotasi HIGH / LOW

Vin V+ baterai LiPo Tegangan baterai 12V

5V Pin VDD pada driver A4988 Tegangan keluar 5V

3,3V Pin VCC pada Bluetooth HC-05 dan

LED indikator power Tegangan keluar 3,3V

GND GND pada driver A4988, Bluetooth HC-

05 dan LED indikator GND

3.1.3.2. Driver A4988

Driver A4988 ini berfungsi untuk mengendalikan kecepatan, arah dan step

resolutions pada motor stepper, baik untuk motor stepper translasi dan juga rotasi.

Sesuai dengan penjelasan dari sub-bab 2.2., step resolutions yang dipilih adalah

Sixteenth-Step, sehingga PIN pada MS1, MS2 dan MS3 adalah HIGH.

Konfigurasi PIN driver A4988:

Tabel 3.3. Konfigurasi PIN Driver A4988

PIN Connected PIN Keterangan

Dir Pin 3,6 pada Arduino Menerima masukan HIGH/LOW untuk menentukan

arah motor stepper

Step Pin 2,5 pada Arduino Menerima masukan sinyal HIGH dan LOW periodik

untuk mengatur kecepatan motor stepper

Sleep RST Konfigurasi driver

RST Sleep Konfigurasi driver

MS1 HIGH Normally LOW, menerima masukan sinyal HIGH

untuk mengatur step resolutions

MS2 HIGH Normally LOW, menerima masukan sinyal HIGH

untuk mengatur step resolutions

MS3 HIGH Normally LOW, menerima masukan sinyal HIGH

untuk mengatur step resolutions

ENB NC Not connected

VDD Pin 5V pada Arduino Vin driver 5v

GND GND pada Arduino GND

1B 1B motor stepper Kutub 1B motor stepper

1A 1A motor stepper Kutub 1A motor stepper

2A 2A motor stepper Kutub 2A motor stepper

2B 2B motor stepper Kutub 2B motor stepper

Vmot 12V baterai Vin untuk motor stepper 12v

GND GND GND

3.1.3.3. Modul Bluetooth HC-05

Konfigurasi PIN pada modul Bluetooth HC-05:

Tabel 3.4. Konfigurasi PIN Modul Bluetooth HC-05

PIN Connected PIN Keterangan

EN NC Not connected

VCC PIN 3,3V pada Arduino UNO VCC 3,3V

GND GND pada Arduino UNO GND

TX PIN 0 (RX) pada Arduino UNO Komunikasi serial (data)

RX PIN 1 (TX) pada Arduino UNO Komunikasi serial (data)

STATE LED indikator HIGH (3,3V) / LOW

3.1.3.4. Motor Stepper NEMA-17

Berat dari dudukan kamera adalah 700 gram, dengan berat tersebut, motor stepper

translasi yang digunakan adalah NEMA-17 seri 17HS4401 karena memiliki Holding

Torque sebesar 40 N.cm [12]. NEMA-17 merupakan motor stepper Bi-Polar dengan 4

pin keluaran, yang terhubung disetiap kutubnya. Konfigurasi PIN pada Motor Stepper

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5. Konfigurasi PIN Motor Stepper

PIN Connected PIN Keterangan

1A PIN 1A pada driver A4988 Terhubung dengan kutub A

1B PIN 1B pada driver A4988 Terhubung dengan kutub A’

2A PIN 2A pada driver A4988 Terhubung dengan kutub B

2B PIN 2B pada driver A4988 Terhubung dengan kutub B’

3.2. Sistem Perangkat Lunak

Pada bagian ini akan membahas mengenai bagaimana mikrokontroler bekerja.

Selain membahas bagaimana mikrokontroler bekerja, pada bagian ini juga akan

membahas perancangan aplikasi pada android smartphone yang digunakan sebagai user

interface pengguna dalam melakukan pengontrolan slider timelapse.

3.2.1. Perangkat Lunak Mikrokontroler

Perangkat lunak mikrokontroler meliputi keseluruhan sistem yang terdapat pada

program Arduino UNO.

Berikut adalah flowchart bagaimana sistem perangkat lunak mikrokontroler

bekerja dan perhitungan untuk mencari nilai custom delay pergerakan motor stepper.

Gambar 3.12. Flowchart

Berikut adalah penjelasan dari flowchart sistem perangkat lunak mikrokontroler

(Gambar 3.12):

1. Mikrokontroler bekerja ketika mendapatkan Vin dari baterai Lipo.

2. Mikrokontroler akan menunggu hingga Bluetooth terhubung dengan

smartphone android.

3. Setelah Bluetooth terhubung, mikrokontroler menunggu masukan mode

utama (manual/otomatis), kemudian menetapkan variabel masukan mode

utama sesuai dengan masukan.

4. Apabila masukan mode utama adalah manual maka mikrokontroler akan

menunggu masukan mode gerakan slider (translasi/rotasi/translasi rotasi),

kemudian menetapkan variabel masukan mode gerakan sesuai dengan

masukan.

5. Apabila masukan mode utama adalah otomatis maka mikrokontroler akan

menunggu masukan mode gerakan slider (translasi/rotasi/translasi rotasi),

kemudian menetapkan variabel masukan mode gerakan sesuai dengan

masukan.

6. Apabila masukan mode utama manual dan masukan mode gerakan sudah

ditetapkan, kemudian mikrokontroler akan menunggu masukan waktu dan

menetapkan variabel masukan waktu.

7. Apabila masukan mode utama otomatis dan mode gerakan sudah ditetapkan,

mikrokontroler akan menunggu masukan pilihan mode pengambilan gambar

(sunset/sunrise/panorama), kemudian menetapkan variabel masukan pilihan

mode gambar.

8. Pada mode manual motor stepper bergerak sesuai dengan masukan waktu

yang diberikan.

9. Pada mode otomatis motor stepper bergerak dengan waktu yang sudah

ditentukan, untuk Sunset 120 menit, Sunrise 75 menit dan Panorama 75

menit.

10. Ketika motor stepper sudah berhenti berjalan Serial akan menampilkan

waktu yang telah ditempuh oleh motor stepper.

11. Setelah motor stepper berhenti, mikrokontroler menunggu masukan reset

untuk mengembalikan posisi dudukan kamera ke posisi awal.

Mikrokontroler digunakan untuk mengendalikan gerakan dari motor stepper, baik

untuk yang bergerak translasi maupun rotasi. Motor stepper yang digunakan adalah

motor stepper NEMA 17 dengan step angle 1,8° [13]. Dimana motor stepper akan

berputar 1,8° setiap mendapat 1 periode pulsa. Pada mikrokontroler 1 periode pulsa

didapatkan dengan memberikan sinyal HIGH dan LOW dengan pemberian custom delay

untuk mengatur panjang pendeknya pulsa.

1 full cycle = 360°

1 pulsa = 1,8° (step angle) [13].

Banyak pulsa untuk 1 full cycle = 360°

1,8° = 200 pulsa

Dengan driver motor stepper A4988 step angle dapat diubah menjadi 1

2 step,

1

4 step,

1

8 step dan

1

16 step [14]. Step angle yang digunakan adalah

1

16 step agar pergerakan

dari motor stepper dapat lebih halus. Sehingga untuk mencapai rotasi penuh

memerlukan 3200 pulsa. Dari satu rotasi penuh ini saya melakukan percobaan jarak

tempuh yang dihasilkan pada rel slider.

200 pulsa (1

16 step) = 0,25 cm

800 pulsa (1

16 step) = 1 cm

3200 pulsa (1

16 step) = 4 cm

Dengan data ini dapat dijadikan sebagai acuan berapa banyak pulsa yang

diperlukan agar dudukan kamera dapat bergerak translasi pada rel slider.

Track = 95 cm (85 cm jika dikurangi panjang dudukan kamera).

Banyaknya pulsa untuk gerakan translasi penuh pada rel slider adalah 85 cm x 800

pulsa = 68000 pulsa.

Motor stepper dapat bergerak dengan pulsa 1 periode HIGH dan LOW, duty cycle

tidak berpengaruh pada step angle motor stepper, sehingga duty cycle ditetapkan 50%.

Trial waktu untuk mencari custom delay:

Tabel 3.6. Trial Waktu Delay Translasi

Lebar Pulsa (T)

Waktu untuk Gerakan Kecepatan untuk Gerakan

Translasi Penuh pada Rel

Slider (s)

Translasi Penuh pada Rel

Slider (cm/s)

TON = TOFF = 1 ms 138 0,615

TON = TOFF = 0,1 ms 14,4 5,902

Dari data diatas dapat disimpulkan total delay 2000 µs (2 ms) = 0,615 cm/s.

Untuk mempermudah perhitungan dilakukan 1 percobaan dengan total delay 1000

µs (1ms), yang menghasilkan kecepatan tepat 2x yaitu 1,23 cm/s. Dengan ini 1,23 cm/s

dapat digunakan sebagai variabel pembanding.

2𝑚𝑠

1𝑚𝑠=

1,23𝑐𝑚/𝑠

0,615 𝑐𝑚/𝑠

𝑥 𝑚𝑠

1 𝑚𝑠=

1,23 𝑐𝑚/𝑠

𝑣 𝑐𝑚/𝑠

(3.7.)

Di mana:

𝑥 = delay (ms)

𝑣 = kecepatan (cm/s)

Sebagai contoh, misalkan user memberi masukan waktu 30 menit = 1800 s, maka

nilai delay didapatkan sebagai berikut:

𝑣 = 85 cm / 1800 s = 0,0472 cm/s

𝑥 𝑚𝑠

1 𝑚𝑠=

1,23 𝑐𝑚/𝑠

0,0472 𝑐𝑚/𝑠

Total delay ms untuk masukan waktu 30 menit = 26,059 (ms). Kemudian dari

hasil tersebut dibulatkan menjadi 26 (ms).

Pada mode rotasi ini digunakan rasio pulley yang sudah dijelaskan pada sub-bab

(3.1.2.2.) dengan hasil akhir rasio redaman sebesar 1 : 20.

20 putaran x 3200 pulsa (1 full cycle) = 64000 pulsa.

Dengan jumlah pulsa yang telah didapatkan, dilakukan percobaan untuk mencari

waktu dengan total delay 1 ms.

Tabel 3.7. Trial Waktu Delay Rotasi

Lebar Pulsa (T)

Waktu untuk Gerakan Kecepatan untuk Gerakan

Rotasi Penuh (s) Rotasi Penuh (rad/s)

TON = TOFF = 0,5 ms 65 0,0966

f = 𝑛

𝑡 =

1

65 = 0,0153 Hz.

(3.8.)

𝑇= 1

𝑓 = 65 s

(3.9.)

ω= 2𝜋

𝑇 =

2 𝑥 3,14

65 = 0,0966 rad/s

(3.10.)

Dimana:

f = frekuensi (Hz)

n = banyaknya putaran

t = masukan waktu (s)

𝑇 = periode (s)

ω = kecepatan sudut (rad/s)

Dari kecepatan sudut dan delay diatas, didapatkan 0,0966 sebagai variable

pembanding.

𝑥 𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦

1 𝑚𝑠 =

0.0966 𝑟𝑎𝑑 /𝑠

ω 𝑟𝑎𝑑 /𝑠

(3.11.)

Dimana:

𝑥 = delay (ms)

ω = kecepatan sudut (rad/s)

Sebagai contoh, misalkan user member masukan waktu 1 menit = 60 s, maka nilai

delay didapatkan sebagai berikut:

ω = 2𝜋

𝑇 =

2 × 3,14

60 = 0,1046 rad/s

𝑥 𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦

1 𝑚𝑠 =

0.0966 𝑟𝑎𝑑 /𝑠

0,1046 𝑟𝑎𝑑 /𝑠

Total delay yang dibutuhkan untuk masukan waktu 1 menit adalah 0,922 (ms).

Kemudian dari hasil tersebut dibulatkan menjadi 1 (ms).

3.2.2. Aplikasi User Interface pada Smartphone Android

Pembuatan aplikasi user interface pada smartphone android ini menggunakan

program Cordova. Kegunaan utama dari aplikasi ini adalah sebagai user interface yang

dapat mengontrol jalannya slider timelapse secara nirkabel dengan media koneksi

Bluetooth.

Berikut adalah flowchart dari aplikasi tersebut:

Gambar 3.13. Flowchart Aplikasi Android

Berikut adalah penjelasan dari flowchart aplikasi android (Gambar 3.13.):

1. Aplikasi dijalankan kemudian akan ada tampilan Bluetooth pairing.

Gambar 3.14. Tampilan Bluetooth Pairing

2. Setelah pairing selesai dilakukan dan smartphone sudah terhubung dengan

slider, tampilan pilihan mode utama akan muncul. Setelah mode utama

dipilih smartphone akan mengirimkan masukan mode utama ke Arduino.

Gambar 3.15. Tampilan Pilihan Mode Utama

3. Apabila mode utama yang dipilih adalah manual maka tampilan mode

pilihan gerakan slider akan muncul, begitu pula dengan mode utama

otomatis. Setelah mode gerakan dipilih smartphone akan mengirimkan

masukan mode gerakan ke Arduino.

Gambar 3.16. Tampilan Pilihan Mode Pilihan Gerakan

4. Apabila mode utama adalah manual dan mode gerakan telah dipilih maka

tampilan masukan waktu akan muncul, dan untuk mode gerakan translasi

rotasi tampilan akan menampilkan masukan perkiraan jarak dan masukan

waktu. Setelah masukan waktu dan masukan perkiraan jarak telah

ditetapkan smartphone akan mengirimkan masukan ke Arduino.

Gambar 3.17. Tampilan Masukan Waktu Gambar 3.18. Tampilan Masukan Waktu

dan Masukan Jarak

5. Apabila mode utama adalah otomatis dan mode gerakan telah dipilih maka

tampilan masukan mode pengambilan gambar akan muncul. Setelah

masukan mode pengambilan gambar telah dipilih smartphone akan

mengirimkan masukan ke Arduino.

Gambar 3.19. Tampilan Mode Pengambilan Gambar

6. Setelah semua mode telah dipilih dan dikirim ke Arduino, akan muncul

tampilan start untuk menjalankan slider, pada mode auto tampilan start juga

mencantumkan info kepada user mengenai waktu dari slider, waktu

pengambilan timelapse yang cocok sesuai dengan pilihan mode gambar dan

pengaturan pada kamera untuk mengambil timelapse. Kemudian setelah

slider sudah selesai bergerak, pada tampilan yang sama disediakan tombol

reset untuk mengembalikan slider ke posisi awal dan tombol back untuk

kembali ke menu utama.

Gambar 3.20. Tampilan Start Manual Gambar 3.21. Tampilan Start Otomatis

7. Untuk memasukkan mode utama lagi, slider harus direset secara manual

dengan men-restart slider dan menghubungkannya kembali dengan

smartphone.