bab iii objek dan metode penelitian 3.1 objek...
TRANSCRIPT
40
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah mengenai gaya kepemimpinan dan kinerja
pegawai. Subjek penelitian adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Kabupaten Halmahera Barat, Propinsi Maluku Utara. Gaya kepemimpinan terdiri
dari tiga dimensi, yaitu hubungan antara pimpinan dengan bawahan, stuktur tugas,
kuasa dalam posisi sebagai pemimpin. Sedangkan kinerja pegawai terdiri dari
tujuh dimensi, yaitu kuantitas kerja, kualitas kerja, inisiatif kerja, kreativitas kerja,
pengetahuan kerja, dapat diandalkan dan dapat bekerjasama.
3.2. Metode Penelitian
3.2.1. Desain Penelitian dan Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksplanatori (explanatory research). Menurut (Singarimbun dan Effendi, 1989: 5)
: “Metode ini memberikan jawaban atas masalah yang dihadapi dengan
menjelaskan hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesis“.
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten
Halmahera Barat, Propinsi Maluku Utara. Variabel terikatnya (dependent) adalah
kinerja pegawai diberi simbol (Y), selanjutnya variabel bebas (independent)
adalah gaya kepemimpinan terdiri dari tiga dimensi, yaitu hubungan pimpinan
41
dengan bawahan, dengan simbol (X1), struktur tugas dengan simbol (X2), dan
kuasa dalam posisi sebagai pemimpin, dengan simbol (X3).
3.2.2. Operasionalisasi Variabel
Menurut (Singarimbun, 1989:48), variabel adalah konsep yang diberi lebih
dari satu nilai. Agar tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai nilai variabel yang
akan diuji dalam penelitian ini, maka sebaiknya peneliti memberikan batasan-
batasan setiap nilai variabel secara konkrit dan jelas, yang akan diuraikan dalam
operasionalisasi variabel berikut:
1. Gaya Kepemimpinan, yaitu pola tingkah laku yang disukai oleh seorang
pemimpin (Kepala Dinas) Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten
Halmahera Barat, Propinsi Maluku Utara, dalam proses mengarahkan dan
mempengaruhi perilaku bawahan agar dapat bekerjasama dalam mencapai
tujuan organisasi.
2. Kinerja, yaitu tingkat keberhasilan para pegawai dalam melaksanakan tugas
dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Halmahera Barat
Provinsi Maluku Utara, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh
dari hasil kerja mengenai tugas tertentu.
Untuk lebih jelasnya variabel dalam penelitian ini dapat di operasionalisasi
sebagai berikut:
42
Tabel 3.1.
Operasionalisasi Variabel
1
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR No Pertanyaan
X
Gaya
Kepemimpinan (Fred Fidler 2008:121)
1
Hubungan
pemimpin-bawahan
1
Komunikasi
Hubungan kerja Dapat dipercaya
Dapat diandalkan
Kerjasama
1
2 3
4
5
2 Struktur tugas 2 pelaksanaan tugas penyelesaian tugas
metode yang digunakan
langkah penyelesaian pekerjaan petunjuk teknis
uraian rinci tentang tugas
6 7
8
9
10
11
3 Kekuasaan sebagai
pemimpin
3 perintah pelaksanaan tugas
rambu-rambu pelaksanaan tugas
perhatian dari bawahan ketaatan bawahan
12
13
14
15
2
Y
Kinerja
Pegawai
(Robbins,
2007:248)
1 Kualitas Kerja
1
Kerapihan Kecepatan
Kecakapan
1 2
3
2 Kuantitas Kerja 2 jumlah tugas yang diselesaikan membandingkan hasil kerja
dengan kesediaan waktu
4
5
3 Pengetahuan 3 persiapan pelaksanaan
penguasaan tugas
6
7
4 Kehandalan 4 kemampuan menyelesaikan
pekerjaan hasil pekerjaan yang dapat
diandalkan
8
9
5 Inisiatif 5 inisitatif terhadap evaluasi tindak lanjut dari hasil evaluasi
10 11
6 Kreativitas 6 membuat langkah kerja
pemanfaatan IPTEK
12
13
7 Kerjasama 7 harmonisasi dalam kerjasama
kerjasama dalam menyelesaikan
tugas bersama
14
15
3.2.3. Populasi dan Sampel
Populasi menurut (Riduan dan Akdon, 2005:227) adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang menjadi kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Sementara (Harun Al Rasyid, 2005:74) menyatakan
bahwa “Populasi adalah objek psikologis yang memiliki kesamaan ciri”. Lebih
43
lanjut (Akdon, 2005:144) menyatakan bahwa “Populasi yang secara kwantitatif
jumlahnya cukup besar sering tidak mungkin dijangkau seluruhnya, tidak saja
karena biayanya akan sangat besar dan waktu yang lama tapi juga hasilnya belum
tentu objektif”. Keadaan seperti itu mengharuskan dari sejumlah populasi
ditetapkan ukuran sampel yang menjadi sumber data sesungguhnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dikaitkan dengan populasi
penelitian yang tengah dilakukan maka dapat disampaikan bahwa populasi
penelitian ini adalah seluruh pegawai ada pada Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, ditampilkan
pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2. Jumlah dan Jenjang Kepangkatan
No Nama Unit Kerja Populasi
1. Sekretaris 1
2. Kasubag 3
3. Kelompok Jabatan Fungsional 8
4. Kepala Seksi 8
5. Kelompok Unit Pelaksana 2
6. Staf 124
JUMLAH 146
Sumber: Dinas PU Kab. Halbar, Maluku Utara
Dari tabel 3.2. di atas dapat dibaca bahwa populasi penelitian adalah
seluruh pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kabupaten
Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, berjumlah 146 orang.
Sementara Sampel penelitian mengacu pada pendapat Arikunto, (2003:37)
bahwa “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang
diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai
sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”. Dilain pihak, Sugiyono,
44
Dimana N = Banyaknya responden
n = Jumlah sampel yang akan diambil
e = Error yang ditoleransi = 10 %
(2008:57) memberikan pengertian “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sedangkan sampling adalah cara yang
digunakan untuk mengambil sampel. Sampel dari populasi diharapkan dapat
mencerminkan seluruh populasi. Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa
semakin banyak sampel yang diambil dari populasi, maka semakin baik hasil
penelitian. Anggapan tersebut tidak selalu benar, karena hal tersebut bergantung
kepada homogenitas yang dikandung oleh subjek penelitian dalam populasi.
Adapun dalam penarikan sampel yang digunakan adalah stratified Random
Sampling”. Disebut pengambilan sampel stratified apabila menyeleksi anggota
sampel berdasarkan strata. Artinya menyeleksi anggota sampel pada alokasi
ukuran sampel menurut kepangkatan atau golongan pegawai pada tiap unit kerja
pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kabupaten Halmahera Barat,
Provinsi Maluku Utara. Namun di dalam proses penarikan sampel tersebut
ditentukan berapa besar ukuran sampel yang akan diambil, dengan menggunakan
rumus Slovin (Umar, 2004:49), yaitu:
N
n =
1 +N (e)2
Besarnya ukuran sampel terpilih adalah sebagai berikut:
45
146
n = = 59.35 (dibulatkan menjadi 60)
1 + 146 (0,1)2
Jadi ukuran sampel terpilih adalah 60 orang pegawai pada Dinas Pekerjaan
Umum dan Perumahan Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.
Selanjutnya melalui teknik Disproportionate stratified random sampling
yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetap
sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya, dilakukan sampling ini
karena anggota populasi heterogen (tidak sejenis). Artinya, hanya berlaku bagi
anggota populasi dari staf yang ditentukan ukuran sampelnya, sementara unit
kerja dengan strata yang lebih tinggi, ditentukan ukuran sampel sesuai dengan
jumlah populasi, yaitu strata 1 sampai 5, ukuran sampel diambil dari ukuran
populasi. Untuk lebih jelasnya, digambarkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.3
Jumlah Populasi Berdasarkan Unit Kerja
Pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Maluku Utara
Stratifikasi
Nama Unit Kerja
Populasi
Sampel
1 Sekretaris 1 1
2 Kasubag 3 3
3 Kelompok Jabatan Fungsional 8 8
4 Kepala Seksi 8 8
5 Kelompok Unit Pelaksana 2 2
6 Staf 124 38
JUMLAH 146 60
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Provinsi Maluku Utara
Berdasarkan hasil penentuan penarikan ukuran sampel dengan teknik
disproportionate stratified random sampling, maka didapat ukuran sampel
sebanyak 60 orang. Ukuran sampel ini adalah seluruh pegawai di lingkungan
46
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi
Maluku Utara.
3.2.4. Jenis dan Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini, meliputi:
1. Jenis Data:
a. Data Primer, yaitu data yang langsung berkaitan dengan objek
penelitian. Data primer harus dapat terjaring pada daftar isian atau
kuesioner. Dalam penelitian ini digunakan kuesioner yang akan diisi
responden dan juga melakukan wawancara untuk melengkapi data
yang terekam atau kurang lengkap dari data isian.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan
maupun dokumentasi.
2. Sumber Data:
Menggunakan klasifikasi 3 (tiga) P, seperti yang dikemukakan oleh
(Arikunto, 2003:114), yaitu:
a. Person: sumber data berupa orang
b. Place: sumber data berupa tempat (diam dan bergerak)
c. Paper: sumber data berupa simbol (angka, hurup, gambar, dan
lainnya).
3.2.5. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui
penelitian lapangan, dalam bentuk data primer, yaitu data yang langsung didapat
47
dari para pegawai di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan,
Kabupaten Halmahera Barat, Propinsi Maluku Utara. Teknik pengumpulan data
untuk penelitian lapangan ini terdiri dari:
1) Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan
menggunakan buku, laporan-laporan, literatur dan sumber pustaka lain
untuk memperoleh data sekunder yang akan dijadikan landasan teoritis,
terutama yang berhubungan dengan variabel yang diteliti yaitu gaya
kepemimpinan dan kinerja para pegawai di Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.
2) Observasi lapangan, yaitu bagaimana cara pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan terhadap kejadian yang sedang berlangsung di
objek penelitian dan ditulis sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya
yang terjadi di lapangan, dengan lokasi penelitian.
3) Angket atau kuesioner, yaitu cara pengumpulan data melalui daftar
pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi sendiri dengan
alat bantu yang dipilih adalah kuesioner dalam bentuk pertanyaan
tertutup (fixed alternative questions). Kuesioner dengan pertanyaan
tertutup adalah kuesioner yang disajikan dalam bentuk pertanyaan yang
kemungkinan jawabannya telah disediakan, sehingga responden tinggal
memilih jawaban yang ada dengan memberikan tanda silang atau
checklist pada jawaban tersebut. Skala yang digunakan dalam kuesioner
ini adalah Skala Likert, yaitu alat untuk mengukur sikap dari keadaan
yang sangat negatif ke jenjang yang sangat positif, untuk menunjukkan
48
sejauh mana tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap
pernyataan yang diajukan oleh peneliti.
4) Wawancara, merupakan proses interaksi dan komunikasi antara peneliti
dengan responden. Adapun responden yang akan diwawancarai adalah
responden tertentu yang terpilih. Di samping pihak-pihak lainnya yang
dianggap dapat melengkapi data yang dibutuhkan sesuai dengan variabel
yang diteliti.
3.2.5. Teknik Pengujian Data
Dalam suatu penelitian validitas dan reliabilitas suatu hasil penelitian
bergantung pada instrumen yang digunakan. Jika alat ukur tersebut tidak valid
dan tidak reliable, maka hasilnya tidak menggambarkan keadaan yang
sesunguhnya. Kuesioner yang diberikan kepada responden merupakan kuesioner
yang berisi instrumen-instrumen yang harus diuji kehandalannya, maka kuesioner
yang digunakan dalam penelitian ini perlu diuji validitas dan reliabilitasnya.
3.2.5.1. Analisis Item (Butir)
Sebelum item digunakan dalam penelitian, akan diuji coba terlebih dahulu
kepada responden di luar responden yang diteliti, penulis menyebarkan kepada
sekitar 30 responden di luar responden yang telah ditetapkan. Melalui item
analisis ini dapat diperiksa apakah item bisa digunakan atau tidak. Bisa atau
tidaknya item digunakan dilihat dari discriminal index dalam bentuk koefesien
korelasi Spearman dengan rumus sebagai berikut :
49
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
nnYR
nnXR
nnYRXR
r
ii
ii
s
rs = Koefisien Korelasi Rank Spearman
R(x) = Rank untuk X (skor item)
R(y) = Rank untuk Y (skor total untuk item)
N = Ukuran Sampel
Item-item yang dipakai adalah item-item yang memiliki nilai korelasi
positif di atas 0.3.
3.2.5.2. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada di dalam
kuesioner. Suatu pernyataan dikatakan sahih jika pernyataan tersebut mampu
mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Seperti yang dikemukakan oleh
(Singarimbun, 2004:124), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat mengukur apa yang ingin diukur. Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan
untuk mengetahui apakah alat pengumpul data atau alat pengukur dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas apabila
dipergunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti yang lain
tetap memberikan hasil yang sama (Forcese dan Riche dalam Rahmat, 2004:17).
Mengenai hal ini akan dilakukan uji Cronbach untuk melihat
konsistensi internal yang sekaligus menentukan Construct Validity dengan rumus
sebagai berikut:
50
2
2
11
t
i
S
S
k
k
dimana
= Koefisien Reliability Cronbach
K = Banyaknya item
Si = Varians dari item ke-i (i = banyaknya item)
St = Varians Total (semua item digabungkan)
Sekumpulan item dinyatakan valid dan reliable jika nilai tersebut lebih
besar dari 0,7 (Kaplan yang dikutip oleh Rahmat, 2004). Untuk melihat validitas
dan reliabilitas, data yang diperoleh dari lapangan yang tingkat pengukurannya
ordinal, dinaikan menjadi interval.
3.2.7 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.2.7.1 Analisis Data
Untuk mengukur variabel yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
penyebaran kuesioner kepada responden. Kepada setiap jawaban diberi skor,
dengan tingkat pengukuran ordinal. Nilai yang digunakan adalah dari lima sampai
satu, dengan catatan bahwa pernyataan bersifat positif, dan pemberian nilai dari
satu sampai dengan lima apabila pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam
kuesioner bersifat negatif.
Analisis data yang dilakukan terhadap perumusan masalah yang bersifat
deskriptif adalah dengan menggunakan rumus persentase. Sementara untuk
51
melakukan uji hipotesis adalah dengan menggunakan statistik parametrik dengan
Path Analysis. yang mensyaratkan skala pengukuran minimal interval. Oleh
karena itu, sebelum dilakukan analisis data, data yang diperoleh dalam skala
ordinal akan dinaikkan terlebih dahulu ke dalam skala interval. Seperti ditegaskan
oleh (Harun Al Rasyid, 1994:131) bahwa untuk menaikkan skala ordinal menjadi
interval digunakan Method of Successive Interval dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Perhatikan banyaknya responden yang memberikan respon yang ada (f)
2. Membagi setiap bilangan pada frekuensi dengan jumlah responden
sehingga diperoleh proporsi.
3. Menjumlahkan proporsi secara berurutan sehingga diperoleh proporsi
komulatif.
4. Dari proporsi komulatif dicari nilai Z dengan menggunakan tabel
distribusi normal.
5. Dari nilai Z, dicari nilai density dengan menggunakan tabel ordinal
distribusi normal.
6. Menghitung Scale Value (SV) dengan rumus:
(Density at Lower) – (Density at Upper Limit)
SV = ------------------------------------------------------------------
(Area under Upper Limit) – ( Area under Lower Limit
Keterangan:
Density at Lower Limit : Kepadatan Batas Bawah
52
Density at Upper Limit : Kepadatan Batas Atas
Area Under Upper Limit : Daerah di Bawah Batas Atas
Area Under Lower Limit : Daerah di Batas Batas Bawah
7. SV yang dinilai kecil diubah menjadi sama dengan satu (1), kemudian
SV yang lain ditambah dengan nilai pengubah tersebut. Hasil yang
diperoleh menunjukkan SV yang baru (skala interval) dengan rumus.
Y = SV + SVmin + 1
3.2.7.2 Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini digunakan analisis statistik untuk menguji pengaruh
gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di lingkungan Dinas Pekerjaan
Umum dan Perumahan, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.
Variabel gaya kepemimpinan terdiri dari tiga dimensi yaitu (1) dimensi hubungan
pimpinan dengan bawahan; (2) dimensi struktur tugas; dan (3) dimensi kuasa
dalam posisi sebagai pimpinan sebagai variabel bebas (independent) dan variabel
kinerja pegawai di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan,
Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, sebagai variabel terikat
(dependent).
Adapun model hubungan antar variabel yang akan dianalisis dapat dilihat
dalam gambar berikut, yaitu menentukan diagram jalur.
53
Bagan 3.1. Diagram Jalur
Keterangan :
X1 = Dimensi Hubungan Pimpinan dengan Bawahan
X2 = Dimensi Struktur Tugas
X3 = Dimensi Kuasa dalam Posisi sebagai Pemimpin
Y = Kinerja Pegawai
Є = Epsilon
rx1x2 = Koefisien korelasi variabel dimensi hubungan pimpinan dengan
bawahan– X1 dengan dimensi struktur tugas – X2, yang
menggambarkan intensitas keeratan hubungan antara kedua
variabel tersebut.
rx1x3 = Koefisien korelasi variabel dimensi hubungan pimpinan dengan
bawahan – X1 dengan dimensi kuasa dalam posisi sebagai
pemimpin – X3, yang menggambarkan intensitas keeratan
hubungan antara kedua variabel tersebut.
rx2x3 = Koefisien korelasi variabel dimensi struktur tugas – X2 dengan
dimensi kuasa dalam posisi sebagai pemimpin – X3, yang
menggambarkan intensitas keeratan hubungan antara kedua
rx1x2
rx2x3
X1
X3
Y X2 rx1x2
PyЄ
Pyx1
Pyx2
Pyx3
54
variabel tersebut.
Pyx1 = Koefisien jalur dimensi hubungan pimpinan dengan bawahan –
X1 terhadap variabel kinerja pegawai - Y, yang
menggambarkan besarnya pengaruh langsung.
Pyx2 = Koefisien jalur dimensi struktur tugas – X2 terhadap variabel
kinerja pegawai - Y, yang menggambarkan besarnya pengaruh
langsung.
Pyx3 = Koefisien jalur dimensi kuasa dalam posisi sebagai pemimpin –
X3 terhadap variabel kinerja pegawai - Y, yang
menggambarkan besarnya pengaruh langsung.
Py(x1….x3) = Koefisien determinasi dimensi hubungan pimpinan dengan
bawahan, struktur tugas, kuasa dalam posisi sebagai pimpinan,
(X1, X2, X3) secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai -Y,
yang menggambarkan besarnya pengaruh langsung.
Diagram tersebut dapat diartikan sebagai berikut:
1. Hubungan antara X1, X2 , X3 ke Y merupakan hubungan kausal
2. Hubungan antara (X1 ke X2), (X1 ke X3), (X2 ke X3), merupakan hubungan
korelasional
Adapun proses penghitungan Uji Hipotesis adalah dengan menggunakan
Path Analysis, (Harun Al-Rasyid, 1997) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membuat persamaan struktural, yaitu:
yyxyxyxY 332211
2. Menghitung Matriks Korelasi, yaitu :
55
1
1
1
1
3
232
13121
1
321
yrx
yrxxrx
yrxxrxxrx
R
Y
3. Mengeluarkan Matriks Korelasi antar variabel independen, yaitu :
1
1
1
32
3121
1
321
xrx
xrxxrx
R
4. Menghitung Matriks Invers R1-1
yaitu :
33
2322
131211
1
1
321
C
CC
CCC
R
5. Menghitung Koefisien Jalur dengan rumus sebagai berikut:
3
2
1
33
2322
131211
34
24
14
321
ryx
ryx
ryx
C
CC
CCC
xx
xx
xx
6. Menghitung 321 ,,Y
2R , yaitu koefisien determinasi total
X1, X2, X3 terhadap Y dengan rumus sebagai berikut:
3
2
1
3213214
2 ,,,,
xyr
xyr
xyr
xyxyxyxxxxR
56
7. Menghitung pengaruh variabel lain (P4x ) dengan rumus sebagai berikut:
321
2
4 1 yRx
8. Menguji Koefisien Jalur secara parsial (individual) dengan rumus sebagai
berikut:
Ho : 1YP = 0 ( Xi tidak berpengaruh terhadap Y)
H1 : 1YP 0 ( Xi berpengaruh terhadap Y)
Statistik uji yang digunakan adalah:
1
1321
1
2
kn
cR
pt
iiY
Y
XXX
i =1,2,3… k = banyaknya variabel bebas.
9. Menghitung Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel
Dependen
(a) Pengaruh X1 terhadap Y
Pengaruh Langsung = (Pyx1)2
Pengaruh Tidak Langsung melalui X2 dan X3.
(b) Pengaruh X2 terhadap Y
Pengaruh Langsung = (Pyx2)2
Pengaruh Tidak Langsung melalui X1 dan X3
(c) Pengaruh X3 terhadap Y
Pengaruh Langsung = (Pyx2)2
Pengaruh Tidak Langsung melalui X1 dan X2
57
Pengaruh total X1, X2, X3, secara bersama-sama terhadap Y = Pengaruh
total X1 terhadap Y + pengaruh total X2 terhadap Y + dan pengaruh total X3
terhadap Y terhadap Y.
Di dalam proses penghitungannya penulis menggunakan program SPSS
Versi 16.0 dan program Excel 2007.
3.3 Tempat dan Jadwal Penelitian
Rencana penelitian dilakukan pada Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, yang
diperkirakan akan membutuhkan waktu antara bulan Pebruari sampai Bulan
Nopember 2013.
58
Tabel 3.4 Time Schedule Penelitian Tahun 2013
NO. KEGIATAN PENELITIAN Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nop
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Observasi Lapangan
2. Persiapan Sumber Buku
3. Hasil Penelitian Terdahulu
4. Penulisan BAB 1
5. Bimbingan BAB 1, 2, 3
6. Revisi BAB 1 2,3
7. Revisi BAB 1,2,3
8. Persiapan Seminar UP
9. SEMINAR UP
10. Revisi Hasil Seminar UP
11. Persiapan Kuesioner
12. Penyebaran Kuesioner
13. Pengolahan Data Penelitian
14. Analisis Data dan Deskripsi
15. Penulisan Bab 4 dan 5
16 Bimbingan Tesis
17. Penyempurnaan Tesis
18 Persiapan Administrasi UT
19. UJIAN TESIS