bab iii metode penelitian desain penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2010-1-00449-mn bab 3.pdf•...
TRANSCRIPT
51
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan deskriptif dan
asosiatif. Menurut Nazir (2003:54) Penelitian deskriptif adalah metode dalam meneliti
status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran
ataupun sekelompok kelas peristiwa pada masa sekarang. Sedangkan penelitian
asosiatif yaitu metode untuk mencari korelasi atau hubungan kausal (menanyakan
apakah ada hubungan atau terhadap variable independent mempengaruhi variabel
dependent).
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Sumber: Penulis(2009)
Tujuan
Penelitian
Desain Penelitian
Jenis
Penelitian
Metode
Penelitian
Unit
Analisis
Time
horizon
T-1 Asosiatif Survey Indiv idu pasien rawat inap RSB Limijati
Bandung
Cross
Sectional
T-2 Asosiatif Survey Indiv idu pasien rawat inap RSB Limijati
Bandung
Cross
Sectional
52
Keterangan :
T-1 = Mengetahui dan menganalisis kontribusi Komunikasi Dokter dan
Quality A ssurance secara simultan terhadap Mutu Pelayanan.
T-2 = Mengetahui dan menganalisis kontribusi Komunikasi Dokter,
Quality Assurance dan Mutu Pelayanan secara simultan terhadap
Kepuasan pasien.
3.2 Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa variable. Adapun
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Independent ( Variabel B ebas), yang tediri dari :
• Komunikasi dok ter(x1): k redibili tas dokter sebagai komunikator
• Quality A ssurance(x2):upaya yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam
menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan
berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan
melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan
kemampuan yang tersedia, serta menila i hasil yang dicapai dan
menyusun saran tindak lanj ut untuk lebih meningkatkan mutu
pelayanan.
2. Variabel Dependent ( Variabel Terikat), yang tediri dari :
• Mutu Pelayanan (Y) : perbandingan antara harapan pasien
terhadap kualitas jasa rumah sakit.
• Kepuasan pasien (z): persepsi pasien terhadap mutu rumah sakit
dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan yang
diharapkan pasien tersebut.
53
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Instrumen
Ukuran
Skala
Penguk
uran
Model
Komunikasi
Dokter
(X1)
Positiveness
(sikap positif )
-Menanggapi
keluhan,usulan,pendapat,
pertanyaan.
- Memberikan saran.
Kuesioner Interval Likert
Emphaty
(Empati)
- Peduli.
- Pelayanan personal.
- Kejuj uran.
Kuesioner Interval Likert
Supportiveness
(dukungan)
- Dukungan morill. Kuesioner Interval Likert
Equality
(kesamaan)
- Menanyakan kabar dan
kesiapan.
- Hubungan sebagai teman.
Kuesioner Interval Likert
Openess
(terbuka)
- Tindakan yang akan dilakukan.
- Membangun kepercayaan.
Kuesioner Interval Likert
Quality
Assurance
(X2)
Aspek klinis - Pelayanan dokter, perawat,
dan terkait teknis medis.
Kuesioner Interval Likert
Efisiensi dan
efektivitas
- Pelayanan yang murah.
- Tepat guna.
- Tidak ada diagnosa berlebihan.
Kuesioner Interval Likert
Keselamatan
pasien
- Perl indungan pasien.
- Pera latan yang mendukung.
Kuesioner Interval Likert
Kepuasan
pasien
- Kenyamanan.
- Keramahan.
- Kecepatan pelayanan.
Kuesioner Interval Likert
Ketanggapan - Keinginan para staf dan
karyawan membantu pelanggan.
Kuesioner Interval Likert
Keandalan - Memberikan pelayanan yang
dijanj ikan dengan segera,
akurat, dan memuaskan.
Kuesioner Interval Likert
Bukti fisik
langsung
- Fasil itas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana
Kuesioner Interval Likert
54
Mutu
Pelayanan
(Y)
komunikasi.
Empati - Kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi baik,
perhatian pribadi, dan
memahami kebutuhan para
pelanggan
Kuesioner Interval Likert
Jaminan - Pengetahuan, kemampuan,
kesopanan, dapat dipercaya,
bebas dari bahaya, resiko,
keraguan.
Kuesioner Interval Likert
Kepuasan
pasien (Z)
Pelayanan staf
medik dan
semua yang
bekerja di
dalamnya.
- Pelayanan tepat waktu.
- Efektif dan efisien.
- Dokter mudah ditemui.
- Pelayanan yang baik.
- Dokter yang komunikatif dan
informatif.
Kuesioner Interval Likert
Pelayanan
makanan
pasien.
- Variasi menu makanan.
- Cara penyajian makanan.
- Ketepatan waktu
menghidangkan makanan.
- Keadaan tempat
makan(piring,sendok).
-Kebersihan makanan yang
dihidangkan.
- Sikap dan perilaku petugas
yang menghidangkan makanan.
Kuesioner Interval Likert
Sarana medis
dan obat-
obatan
- Ketersediaan obat-obatan di
apotek RS.
- Pelayanan petugas apotek RS.
- Lama waktu pelayanan apotek
RS.
- Kelengkapan peralatan medis
sehingga tak perlu dik irim ke RS
lain untuk pemakaian suatu alat.
- Kelengkapan pelayanan
laboratorium RS.
Kuesioner Interval Likert
55
- Sikap dan perilaku petugas
pada fasili tas penunjang medis.
- Lama waktu mendapatkan
kepastian hasil dari penunjang
medis.
Kondisi
fasil itas.
- Keterjangkauan letak RS.
- Keadaan halaman dan
lingkungan RS.
- Kebersihan dan kerapihan.
- Keamanan pasien dan
pengunjung RS.
- Penerangan lampu yang
cukup.
- Tempat parkir kendaraan di
RS.
- Ruang perawatan bebas dari
serangga.
Kuesioner Interval Likert
Sumber: Penulis(2009)
3.3 Jenis dan Sumber Data
Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data
T-1 T-2
Data Komunikasi
Dokter
Kualitatif - Data primer dari
kuesioner konsumen √ √
Data Quality
A ssurance
Kualitatif - Data primer dari
kuesioner konsumen √ √
Data Mutu
Pelayanan staff
medik
Kualitatif - Data primer dari
kuesioner konsumen √ √
Data Kepuasan
Pasien
Kualitatif - Data primer dari
kuesioner konsumen √
Sumber : Penulis(2009)
56
3.4 Tempat dan waktu pe nelitian
Lokasi penelitian di laksanakan di RSB Limijati B andung. yang terletak di Jl.
RE. Martadinata 33 - 39 Bandung 40115. Penelitian dilakukan pada bulan Juni-
Juli 2009. Dimana k riteria objek akan dipilih sesuai dengan k riteria inklusi, yaitu:
• Pasien rawat inap yang te lah melahirkan minimal untuk kedua kalinya.
• Pasien rawat inap yang pernah menggunakan jasa bersal in baik di RSB
Limijati maupun di luar RSB Limijati.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akan diolah, maka teknik pengumpulan data
yang di lakukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Lapangan/ Riset Lapangan (F ield Research)
• Observasi, tinjauan langsung ke lapangan untuk membantu
pengidentif ikasian peri laku pasien.
• Kuesioner, menggunakan format pertanyaan yang menggunakan
skala.
2. Studi kepustakaan/ Riset kepustakaan (Library Research)
Studi yang di lakukan dengan cara mempelajari buku- buku wajib
(textbooks), buku-buku pelengkap atau referensi, majalah, jurnal,
laporan resmi dari perusahaan, internet research dan catatan kuliah yang
relevan dengan permasalahan yang ditel iti. Dengan studi kepustakaan ini
dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dan landasan teori
sebagai bahan untuk studi perbandingan.
3.6 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelit ian ini dimaksudkan untuk
menduga/ mewakili ni lai suatu populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah
57
pasien rawat inap RSB Limijati, Bandung. Teknik Pengambilan sampel
menggunakan rumus dari Taro Yamane sebagai berikut:
Dengan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan diketahui Jumlah populasi
pengunjung RSB Limijati rata-ratanya adalah dari bulan Juli 2009- Desember 2009
kurang lebih dari jumlah kamar yang dihuni pasien tersebut. Sehingga dengan
menggunakan rumus yang ada jumlah sampel minimal untuk penelitian ini adalah:
n = 83
83. 0,12 + 1
n = 45, 36 ≈ 45 orang
3.7 M etode A nalisis
Metode Analisis Berdasarkan Tujuan Penelitian
Tabel 3.4 Metode Analisis Berdasarkan Tujuan Penelitian
Tujuan A lat analisis
T-1 Path Analysis dan Korelasi Pearson
T-2 Path Analysis dan Korelasi Pearson
Sumber: Riduwan dan Kuncoro (2007:62)
A . Koefisien Korelasi Pearson
Berdasarkan R iduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro (2007,p61) untuk
mengetahui hubungan antara variable X1 dengan Y dan X2 dengan Y dan X1 dan X2
58
terhadap Y digunakan teknik korelasi. Analisis korelasi yang digunakan adalah
Pearson Product Moment, dengan rumus:
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga
(- 1≤r≤+1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r=0 artinya
tidak ada korelasi; dan r=1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r
akan ditampilkan pada Tabel Intepretasi Nilai r sebagai berikut.
Tabel 3.5 Intepretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000
0,60 – 0,799
0,40 – 0,599
0,20 – 0,399
0,00 – 0,199
Sangat Kuat
Kuat
Cukup Kuat
Rendah
Sangat Rendah
Sumber: Riduwan dan Kuncoro (2007:62)
Untuk mencari makna generalisasi, maka perlu melakukan uji signif ikansi dari
hubungan antara variable X terhadap Y. Uji signifikansi adalah sebagai berikut:
Hipotesis
Ho: Variabel X tidak memil iki hubungan yang signifikan dengan variabel Y
Ha: Variabel X memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Y
Dasar pengambilan keputusan
Sig ≥ α Ho diterima, Ha ditolak
Sig < α Ho ditolak, Ha diterima
Ket: α (alpha) = tingkat presisi, batas ketidakakuratan (1-tingkat kepercayaan)
59
B. Path A nalysis
Analisis jalur yang dikenal dengan path analy sis dikembangkan pertama
tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Joreskog & Sorbom,
1996; Johnson & Wichern, 1992). Path Analy sis diartikan oleh Bhornstedt (1974
dalam Kusnendi, 2005:1)yang dikutip oleh Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro
(2007,p1) bahwa “a technique for estimating the effect’s a set of independent
variables han on a dependent caribale from a set of observed correlations, given a
set of hypothesized causa l asymmetric relation among the varibales.” Sedangkan
Tujuan utama path analy sis adalah ….. a method of measuring the direct influence
along each separate path in such a sy stem and thus of finding the degree to which
variation of a given effect is determined by each particular cause. The method
depend on the combination of knowledge og the degree of corre lation among the
variables in a sy stem with such knowledge as may possessed of the causa l
relations (Maruyama, 1998:p.16).
Jadi, model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar
variable dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak
langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variable terikat
(endogen).
Teknik analisis jalur ini akan digunakan dalam menguji besarnya sumbangan
(kontribusi) yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram j alur
hubungan kausal antara variable X1, X2 dan X3 terhadap Y serta dampaknya kepada
Z. Analisis korelasi dan regresi yang merupakan dasar dari perhitungan koefisien
jalur.
Al Rasy id dalam Sitepu (1994:24) yang dikutip oleh R iduwan dan Kuncoro
(2007, p115) mengatakan bahwa dalam penelit ian social t idak semata-mata hanya
mengungkapkan hubungan variable sebagai terjemahan statistic dari hubungan
antara variable alami, tetapi terfokus pada upaya untuk mengungkapkan hubungan
kausal antar variable.
60
Manfaat lain model path analysis adalah untuk : (1) Penjelasan (explanation)
terhadap fenomena yang dipe lajari atau permasalahan yang ditel iti; (2) Predik si
nilai variable terikat (Y ) berdasarkan nilai variable bebas (X), dan prediksi dengan
path analy sis ini bersifat kualitatif ; (3) Faktor determinan yaitu penentuan variable
bebas (X) mana yang berpengaruh dominan terhadap variable terikat (Y), juga
dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variable
bebas (X) terhadap variable terikat (Y ); (4) Pengujian model, menggunakan theory
trimming, ba ik untuk uji reliabi litas (uj i kejegan) konsep yang sudah ada ataupun
uji pengembangan konsep baru.
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007, p2), asumsi-asumsi yang mendasari
path analy sis sebagai berikut:
1. Pada model path analy sis, hubungan antar variable adalah bersifar l inier,
adaptif dan bersifat normal
2. Hanya system aliran kausa l ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas
yang berbalik
3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan ratio
4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel
untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel
5. Observed variables diukur tanpa kesa lahan (instrument pengukuran valid
dan re liable) artinya variable yang ditel iti dapat diobservasi secara langsung
6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar
berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang re levan artnya model teori
yang dikaji atau dibangun berdasarkan kerangka teorit is tertentu yang
mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variable yang diteliti.
Pada diagram jalur digunakan dua macam anak panah, yaitu: (a) anak
panah satu arah yang menyatakan pengaruh langsung dari sebuah variable
eksogen [variable penyebab (X)] terhadap sebuah variable endogen [variable
61
akibat(Y)],misalnya:
dan (b) anak panah dua anak yang menyatakan hubungan korelasional
antara variable eksogen, misalnya
Langkah-langkah menguji Path Analy sis sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis dan persamaan structural
Struktur: Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρy ε1
2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koef isien regresi
a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan
rumuskan persamaan struktura lnya yang sesuai hipotesis yang
diajukan.
Hipotesis: Naik turunnya variable endogen (Y ) dipengaruhi secara
signif ikan oleh variable eksogen (X1 dan X2).
b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang te lah dirumuskan.
Hitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan:
Persamaan regresi ganda: Y = a + b1 X1 + b1X2 + ε1
Pada dasarnya koef isien jalur (path) adalah koefisien regresiyang
distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah
diset da lam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai rata-rata
= 0 dan standar dev iasi = 1). Koefisien jalur yang distandarkan (standardize
path coefficient) ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh (bukan
mempredik si) variable bebas (eksogen) terhadap variable lain yang
diberlakukan sebagai variable terikat (endogen). K oefisien path ditunjukkan
oleh output yang dinamakan Coefficient atau dikenal dengan ni lai Beta. Jika
ada diagram jalur sederhana mengandung satu unsur hubungan antara
variable eksogen dengan variable endogen, maka koefisien path-nya adalah
sama dengan koefisien kore lasi r sederhana.
62
3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (kese luruhan)
Uji secara kese luruhan hipotesis statistic dirumuskan sebagai berikut
Ha: ρyx1 = ρyx2 = ....... = ρyxk ≠ 0
Ho: ρyx1 = ρyx2 = …….. = ρyxk = 0
a. Kaidah pengujian signifikansi secara manual: Menggunakan Tabel F
Keterangan:
n= jumlah sampel
k= jumlah variable eksogen
R2yxk= R square
Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan
F hitung ≤ F tabel, terima Ho artinya tidak signif ikan
Dengan taraf signifik an (α) = 0,05
Carilah ni lai F tabel menggunakan Tabel F dengan menggunakan rumus:
F tabel = F {(1-α) (dk=k), (dk=n-k-1) atau F {(1-α) (v1=k), (v2=n-k-1)}
Cara mencari F tabel : nilai (dk=k) atau V 1 disebut sebagai nilai pembilang
Nilai (dk=n-k-1) atau V 2 disebut sebagai nilai penyebut
b. Kaidah pengujian signifikansi: Program SPSS
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nila i probabilitas Sig
atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig
atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
4. Menghitung Koefisien jalur secara Indiv idu
Hipotesis penelit ian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistic
berikut:
Ha: ρyx1 > 0
63
Ho: pyx1 = 0
Secara indiv idual uji statistic yang digunakan adalah uji t yang dihitung
dengan rumus (S chumacker & Lomax, 1996:44. Kusnendi, 2005:12)
Keterangan:
Statistik SeρX1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis regresi
sete lah data ordinal ditansformasi ke interval.
Selanjutnya untuk mengetahui signif ikansi analisis ja lur bandingkan antara ni lai
probabil itas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih keci l atau sama dengan ni lai probabilitas Sig atau
[0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabil itas Sig
atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya siginifikan.
5. Meringkas dan meny impulkan
Kemudian setelah didapat hasil perhitungan maka dibuatlah ringkasan dari hasil
penelitian tersebut kemudian dianalisis dan disimpulkan yang berguna untuk
pengambilan keputusan penelitian
3.8 Uji Validitas
Uji validitas di lakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap
konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya
diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrument menurut R iduwan
(2004:109-110) menje laskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat keandalan suatu alat ukur. Untuk menguji validitas alat
ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari a lat ukur
secara keseluruhan dengan cara mengkore lasikan setiap butir alat ukur dengan
64
skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas
alat ukur yang digunakan rumus:
Dimana:
r hitung = Koefisien kore lasi
∑ Xi = Jumlah skor item
∑ Yi = Jumlah skor total
n = Jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :
Dimana:
t = Nilai t hitung
r = Koefisien kore lasi hasi l r hitung
n = Jumlah responden
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajad kebebasan (dk = n-2)
Kaidah keputusan : J ika t hitung > t table berarti valid seblaiknya
t hitung < t table berarti tidak valid
Jika instrument itu valid, maka dil ihat criteria penafsiran mengenai indeks
korelasinya (r) sebagai berikut:
Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi
Antara 0600 – 0,799 : tinggi
Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi
Antara 0,200 – 0,399 : rendah
Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah
65
3.9 Uji Reliabilitas
Uji Reliabil itas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan
atau keajegan) alat pengumpul data (instrument) yang digunakan. Uji re liabilitas
instrument di lakukan dengan rumus a lpha. Metode mencari reliabilitas
internal yaitu menganalisis realibil itas alat ukur dari satu kali pengukuran,
rumus yang digunakan adalah A lpha.
Langkah-langkah mencari ni lai rel iabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut:
Langkah 1: Menghitung Varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
Dimana:
Si = Varians skor tiap-tiap item
Σ Xi2 = Jumlah kuadrat item Xi
(ΣXi )2 = Jumlah item Si dikudratkan
N = Jumlah responden
Langkah 2: K emudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:
Σ Si = S1 + S2 + S3……. Sn
Dimana:
Σ Si = Jumlah Varians semua item
S1 + S2 + S3……. Sn = Varians item ke- 1,2,3…….n
Langkah 3: Menghiting Varians total dengan rumus:
Dimana:
St = Varians total
ΣX t2 = Jumlah kuadrat X total
(Σ X t)2 = Jumlah X total dikuadratkan
66
Langkah 4: Masukkan nilai A lpha dengan rumus:
Dimana:
r11 = Nilai Reliabilitas
Σ Si = Jumlah varians skor t iap-tiap item
St = Varians total
K = Jumlah item
Kemudian diuji dengan uji Reliabi litas instrument di lakukan dengan rumus Korelasi
Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:
Harga r xy atau rb ini baru menunjukkan reabilitas setengah tes. Oleh karenanya
disebut r awal-akhir. Untuk mencari reabilitas seluruh tes digunakan rumus spearman
Brown yakni:
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi
(Tabel r) untuk alpha 0,05 atau a lpha 0,01 dengan derajad kebebasan (dk = n-2).
Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan r table. Adapun
kaidah keputusan: Jika r11 > r tabel berarti rel iabel dan r 11 < r tabel berarti Tidak
Reliabel
3.10 Rancangan Uji Hipotesis
Rancangan Uji Hipotesis menggunakan tingkat kepercayaan 95%,
dimana tingkat presisi (α) = 5% =0,05
Dasar Pengambilan Keputusan:
67
‐ Jika nilai probabilitas 0,05 lebih keci l atau sama dengan ni lai probabilitas
Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
signif ikan.
‐ Jika nila i probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan ni lai probabilitas
Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
siginifikan.
Variabel:
X1 = Komunikasi dokter
X2 = Quality Assurance
Y = Mutu pelayanan staf medik
Z = Kepuasan pasien rawat inap
Tujuan 1 (T -1)
Tujuan 1 (T -1) berdasarkan substruktur sebagai berikut:
Y= ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρy ε1
Sumber : Riduwan dan Kuncoro
Gambar 3.1 Substuktur 1 A nalisis Jalur
a. Uji korelasi variable X1 dengan variable Y
Hipotesis penelit ian akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut:
Ho : ρy X1 = 0
Ha : ρy X1 >0
Hipotesis bentuk kalimat:
X1
X2
Y
ρyX1
ρyX2
ε1
68
Ho: X1 tidak ada hubungan yang signifikan dengan variable Y
Ha: X1 ada hubungan yang signif ikan dengan variable Y
Secara indiv idual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan r
umus:
Keterangan: Statistik Se ρX1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk dianalisis
regresi sete lah data ordinal ditransformasi ke interval
b. Uji korelasi variable X2 dengan variable Y
Hipotesis penelit ian akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut:
Ho :ρy X2 = 0
Ha : ρy X2 > 0
Hipotesis bentuk kalimat:
Ho: X2 tidak ada hubungan yang signifikan dengan variable Y
Ha: X2 ada hubungan yang signif ikan dengan variable Y
Secara indiv idual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan
rumus:
Keterangan: Statistik Se ρX2 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk dianalisis
regresi sete lah data ordinal ditransformasi ke interval
c. Penguj ian secara keseluruhan. Hipotesis statistic dirumuskan sebagai berikut:
Ho: ρyX1 = ρyX2 ≠ 0
Ha: ρyX1 = ρyX2 = 0
Hipotesis dalam bentuk kalimat:
Ho: Variabel X1 dan X2 tidak berkontribusi secara simultan dan signif ikan terhadap
Variabel Y
69
Ha: Variabel X1 dan X2 berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variable
Y
Tujuan 2 (T -2)
Tujuan 1 (T -1) berdasarkan substruktur sebagai berikut:
Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz ε2
Sumber : Riduwan dan Kuncoro
Gambar 3.2 Substruktur 2
a. Uji korelasi variable X1 dengan variable Z
Hipotesis penelit ian akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut:
Ho : ρzX1 = 0
Ha : ρzX1 >0
Hipotesis bentuk kalimat:
Ho: X1 tidak ada hubungan yang signifikan dengan variable Z
Ha: X1 ada hubungan yang signif ikan dengan variable Z
Secara indiv idual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan
rumus:
Keterangan: Statistik Se ρX1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk
dianalisis regresi sete lah data ordinal ditransformasi ke interval
b. Uji korelasi variable X2 dengan variable Z
ΡZY
X1
X2
Y Z
ρZX1
ρZX1
ε2
ρyX1
ρyX2
ε1
70
Hipotesis penelit ian akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut:
Ho : ρzX2 = 0
Ha : ρzX2 >0
Hipotesis bentuk kalimat:
Ho: X2 tidak ada hubungan yang signifikan dengan variable Z
Ha: X2 ada hubungan yang signif ikan dengan variable Z
Secara indiv idual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan
rumus:
Keterangan: Statistik Se ρX2 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk
dianalisis regresi sete lah data ordinal ditransformasi ke interval
c. Uji korelasi variable Y dengan variable Z
Hipotesis penelit ian akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut:
Ho : ρzy = 0
Ha : ρzy >0
Hipotesis bentuk kalimat:
Ho: Y tidak ada hubungan yang signif ikan dengan variable Z
Ha: Y ada hubungan yang signifikan dengan variable Z
Secara indiv idual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan
rumus:
Keterangan: Statistik Se ρ y diperoleh dari hasi l komputasi pada SPSS untuk
dianalisis regresi sete lah data ordinal ditransformasi ke interval
d. Penguj ian secara keseluruhan. Hipotesis statistic dirumuskan sebagai berikut:
Ho: ρz y = ρz X2 = ρz X1 ≠ 0
71
Ha: ρz y = ρz X2 = ρzX1 = 0
Hipotesis dalam bentuk kalimat:
Ho: Variabel X1, X2 dan Y tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan
terhadap Variabel Z
Ha: Variabel X1 , X2 dan Y berkontribusi secara simultan dan signif ikan terhadap
variable Z
Persamaan Struktural diagram Ja lur adalah:
Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρy ε1
Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz ε2
3.11 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Rancangan implikasi hasil penelitian ini yaitu setelah semua data dan hasil
analisis telah selesai dikumpulkan, maka selanjutnya dari hasil kuesioner yang
dibagikan kepada Pasien RSB Limijati, Bandung, akan digunakan untuk
menggambarkan bagaimana hubungan antara komunikasi dokter dan quality
assurance terhadap mutu pelayanan dan dampaknya pada kepuasan pasien
RSB Limijati Bandung .
Dari analisis diatas, apabila terdapat pengaruh dan hubungan yang kuat
antara komunikasi dokter dan quality assurance terhadap mutu pelayanan
maka artinya yang sudah dijalankan oleh RSB Limijati sudah baik karena
mampu menciptakan mutu yang baik kepada pasien. Jika dilihat dari mutu
pelayanan yang sudah baik atau tinggi maka pasien atau dalam kasus ini
adalah pasien rawat inap RSB Limijati, seharusnya pasien merasa puas
terhadap RSB Limijati. Pasien akan percaya terhadap kualitas yang diberikan
dan j uga kemampuan dari para dokter sehingga pasien dapat mengikuti
anjuran-anjuran yang diberikan. J ika program komunikasi dokter dan quality
assurance sudah baik, mutu pelayanan tinggi tetapi t idak membuat pasien
72
merasa puas, berarti ada faktor lain yang menyebabkan hal ini, begitu j uga
sebaliknya.
Dengan adanya gambaran ini, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi
mengenai efektiv itas komunikasi dok ter dan quality assurance yang telah
dilakukan selama ini dalam meningkatkan mutu pelayanan agar pasien menjadi
puas pada RSB Limijati Bandung.