bab iii metode penelitian a. objek...

12
Fury Ratnadewi, 2014 Behavioral finance dalam keputusan investasi saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Bandung sebagai kota tujuan pendidikan di Indonesia, dinilai BEI sebagai pasar yang potensial untuk meningkatkan jumlah investor dari kalangan akademisi. Dari sebelas jumlah galeri investasi yang ada di Jawa Barat, enam diantaranya berada di perguruan tinggi di kota Bandung. Selain itu, komunitas- komunitas mahasiswa yang mempelajari pasar modal dan berinvestasi di pasar modal juga banyak didirikan, dengan anggota tidak hanya terbatas dari mahasiswa bisnis, tetapi juga mahasiswa non bisnis. Objek Penelitian pada penelitian ini adalah faktor psikologi yang muncul dalam keputusan investasi saham mahasiswa di kota Bandung. Faktor psikologi yang diukur adalah bias perilaku yang dialami investor pada saat membeli, menjual, dan menahan saham. bias perilaku yang diteliti terdiri dari: Overconfidence, Representativeness, Herding, Anchoring, Cognitive Dissonance, Regret Aversion, Gambler’s Fallacy, mental Accounting dan Hindsight. B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif verifikatif, dimana menurut Wibisono (2008) penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan karakteristik sebuah populasi atau suatu fenomena yang sedang terjadi. Sedangkan pengertian penelitian verifikatif menurut Sugiama (2012:37) adalah penelitian yang pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian ini bersifat deskriptif verifikatif dengan melakukan penelitian secara kuantitatif terhadap perilaku investasi mahasiswa di kota Bandung, dan menguji hipotesis guna menggambarkan dan menguji tingkat perbedaan behavioral finance sebagai variabel independen antar gender sebagai variabel moderating dalam keputusan investasi saham sebagai variabel dependen dalam upaya mencari penjelasan

Upload: nguyenngoc

Post on 21-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Fury Ratnadewi, 2014 Behavioral finance dalam keputusan investasi saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Bandung sebagai kota tujuan pendidikan di Indonesia, dinilai BEI sebagai

pasar yang potensial untuk meningkatkan jumlah investor dari kalangan

akademisi. Dari sebelas jumlah galeri investasi yang ada di Jawa Barat, enam

diantaranya berada di perguruan tinggi di kota Bandung. Selain itu, komunitas-

komunitas mahasiswa yang mempelajari pasar modal dan berinvestasi di pasar

modal juga banyak didirikan, dengan anggota tidak hanya terbatas dari mahasiswa

bisnis, tetapi juga mahasiswa non bisnis. Objek Penelitian pada penelitian ini

adalah faktor psikologi yang muncul dalam keputusan investasi saham mahasiswa

di kota Bandung. Faktor psikologi yang diukur adalah bias perilaku yang dialami

investor pada saat membeli, menjual, dan menahan saham. bias perilaku yang

diteliti terdiri dari: Overconfidence, Representativeness, Herding, Anchoring,

Cognitive Dissonance, Regret Aversion, Gambler’s Fallacy, mental Accounting

dan Hindsight.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif verifikatif,

dimana menurut Wibisono (2008) penelitian deskriptif adalah penelitian yang

menggambarkan karakteristik sebuah populasi atau suatu fenomena yang sedang

terjadi. Sedangkan pengertian penelitian verifikatif menurut Sugiama (2012:37)

adalah penelitian yang pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu

hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian ini

bersifat deskriptif verifikatif dengan melakukan penelitian secara kuantitatif

terhadap perilaku investasi mahasiswa di kota Bandung, dan menguji hipotesis

guna menggambarkan dan menguji tingkat perbedaan behavioral finance sebagai

variabel independen antar gender sebagai variabel moderating dalam keputusan

investasi saham sebagai variabel dependen dalam upaya mencari penjelasan

37

mengenai perilaku investor yang tidak rasional yang menyebabkan fenomena

anomali yang terjadi di pasar modal.

C. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu behavioral

finance sebagai variabel bebas, yang menguji bias perilaku investor individual

yang terdiri dari 9 indikator yaitu Overconfidence, Representativeness, Herding,

Anchoring, Cognitive Dissonance, Regret Aversion, Gambler’s Fallacy, mental

Accounting dan Hindsight. konsep keuangan yang akan diteliti adalah keputusan

investasi dalam membeli, menjual, atau menahan saham sebagai variabel terikat,

dengan gender sebagai variabel moderating.

Untuk menjawab persoalan penelitian yang dirumuskan dalam rumusan

masalah dan untuk mempermudah dalam analisis data, akan disusun suatu

instrument penelitian dalam bentuk beberapa pertanyaan yang disesuaikan dengan

uraian teori dengan menggunakan operasionalisasi variabel.

D. Operasionalisasi Variabel

Table 3.1 menjelaskan operasionalisasi variabel penelitian yang akan

diteliti.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Faktor Skala Instrumen

Behavioral

Finance

Behavioral Finance

Ilmu yang

mempelajari

bagaimana manusia

secara aktual

berperilaku dalam

sebuah penentuan

keuangan (a financial

setting) khususnya

mempelajari

bagaimana psikologi

mempengaruhi

keputusan keuangan,

Overconfidence:

Perasaan lebih baik

dari rata-rata

Agresivitas dalam

membeli dan mejual

saham

Tingkat

pengambilan resiko

Ordinal Kuesioner

Representativeness

Pengambilan

keputusan

berdasarkan

kejadian yang

terkemuka atau

Ordinal Kuesioner

38

perusahaan, dan pasar

keuangan. (Nofsinger

dalam Subash,

2012:2)

menonjol pada

masa lalu

Herding

Pengambilan

keputusan

berdasarkan suara

mayoritas

Kurangnya

keputusan yang

dibuat secara

individual

Ordinal Kuesioner

Anchoring

Menilai investasi

berdasarkan point

referensi yang tidak

relevan.

Ordinal Kuesioner

Regret Aversion

Melepaskan

keuntungan dengan

cepat

Menahan kerugian

terlalu lama

Ordinal Kuesioner

Cognitive Dissonance

Pengabayaian

terhadap informasi-

informasi yang

bertentangan

dengan keyakinan

Ordinal Kuesioner

Gambler’s Fallacy

Pengambilan resiko

yang tinggi

Ordinal Kuesioner

Mental Accounting

Alokasi pendapatan

Diversifikasi

investasi

Ordinal Kuesioner

Hindsight

Persepsi peristiwa

tertentu dapat

diprediksi

Ordinal Kuesioner

Gender Perbedaan peran yang

dibentuk oleh

masyarakat serta

perilaku yang

tertanam melalui

proses sosialisasi

Laki-laki

Perempuan

Ordinal Kuesioner

39

yang berhubungan

dengan jenis kelamin

wanita dan Pria

(Leksikawan,

2009:33)

Keputusan

Investasi

saham

Keputusan

menempatkan modal

pada untuk satu atau

beberapa aktiva yang

dimiliki untuk jangka

waktu yang panjang

dengan harapan akan

memperoleh

keuntungan di masa

yang akan datang.

(Sunariyah dalam

Markus, 2013:8)

Keuntungan yang

diharapkan

Risiko investasi

Ordinal Kuesioner

Variabel dalam operasionalisasi variabel disajikan dalam skala ordinal

dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-

variabel tersebut diukur dengan menggunakan instrumen pengukur berupa

kuesioner dengan pilihan jawaban yang memenuhi pengukuran tipe skala likert.

Pertanyaan dalam kuesioner dibuat secara terstruktur dengan pilihan jawaban

yang terdiri dari tiga jawaban yaitu Selalu/Ya untuk jawaban positive dengan

point 3, Kadang-kadang untuk jawaban netral dengan point 2, dan Tidak/Tidak

pernah untuk jawaban negative bernilai 1. Setelah pertanyaan diberi nilai dan

dilakukan perhitungan bobot bagi masing-masing variabel, data kemudian

dikategorikan dengan menggunakan pedoman pentabulasian data dari Redi Panuju

(2000:46) :

“untuk menentukan kategori fungsi, tinggi, sedang dan rendah terlebih

dahulu harus menentukan indeks minimum dan maksimum, dan intervalnya serta

jarak interval sebagai berikut:

a. Nilai indeks minimum adalah skor minimum dikali jumlah pertanyaan

dikali jumlah responden.

b. Nilai indeks maksimum adalah skor tertinggi dikali jumlah pertanyaan

dikali jumlah responden

c. Interval adalah selisih antara nilai indeks maksimum dengan nilai indeks

minimum

d. Jarak interval adalah interval dibagi dengan jumlah jenjang yang

diinginkan.”

40

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dibagi kedalam dua

golongan data, yaitu :

1. Data Primer adalah data yang diperoleh melalui kuesioner terstruktur yang

disebarkan kepada mahasiswa di kota Bandung yang melakukan investasi

saham di pasar modal. Mahasiswa yang dijadikan subjek adalah

mahasiswa pada lima universitas yaitu : ITB, Universitas Padjadjaran,

Universitas Kristen Maranatha, Universitas Katolik Parahyangan, dan

Universitas Widyatama

2. Data Sekunder yang diperoleh melalui literature research mengenai teori

behavioral finance, melalui berbagai jurnal, tesis, buku-buku, dan juga

internet maupun referensi lainnya.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini termasuk kedalam non

probability sampling dimana menurut non probability sampling tidak semua

individu pada populasi memiliki kesempatan menjadi anggota sampel, hanya

individu-individu tertentu dalam populasi yang mendapatkan kesempatan menjadi

anggota sampel (Sugiama, 2012:120). Populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa di kota Bandung yang melakukan perdagangan saham, dikarenakan

jumlah populasi untuk penelitian ini sulit untuk diketahui jumlah pastinya, maka

pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik convenience

sampling. Convenience sampling, adalah teknik sampling dimana sampel dipilih

secara subjektif oleh peneliti dari suatu populasi, yang dipilih berdasarkan tingkat

kemudahan dan kerelaan untuk dijadikan sampel penelitian dan pertimbangan

kecocokan waktu (Sugiama, 2012: 120-121).

Sebagai acuan untuk mendapatkan jumlah sampel yang dapat mewakili

populasi, berdasarkan Tribunnews.com (2014) pada akhir Desember 2013 jumlah

investor pasar modal di wilayah Bandung adalah sejumlah 8400 investor. Jika

diasumsikan investor dari kalangan mahasiswa 10 %, maka jumlah investor dari

kalangan mahasiswa pada akhir Desember 2013 sebanyak 840 orang yang

41

berinvestasi pada instrument investasi yang beragam di pasar modal. Instrumen

penelitian disebarkan pada 200 responden yang menjadi anggota pada komunitas

pasar modal di masing-masing perguruan tinggi dan juga aktif dalam melakukan

perdagangan saham di galeri investasi. Kurun waktu penyebaran dilakukan selama

kurang lebih 5 minggu, dimulai pertanggal 19 Mei 2014 sampai dengan 23 Juni

2014.

Pada Institut Teknologi Bandung kuesioner disebarkan pada kegiatan

market review di komunitas Kelompok Studi Ekonomi dan Pasar Modal ITB

(KSEP-ITB) yang diadakan 2 minggu sekali, dan juga pada sekuritas di

lingkungan Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB (SBM-ITB) yaitu Kresna

Financial Center selama 1 minggu, total responden diperoleh sebanyak 28

responden. Pada Universitas Padjadjaran kuesioner disebarkan pada komunitas

Financial Market Communities Unpad (FMC-Unpad) di galeri investasi, selama

kurun waktu 1 minggu total responden yang diperoleh sebanyak 22 Responden.

pada universitas Maranatha kuesioner disebarkan di sekuritas atau galeri investasi

Universitas Kristen Maranatha, selama kurun waktu 2 minggu diperoleh

responden sebanyak 32 responden. Pada Universitas Katolik Parahyangan,

kuesioner disebarkan di komunitas Parahyangan Investment Club Unpar

(PICUnpar), selama kurun waktu 1 minggu, total responden yang diperoleh

sebanyak 16 responden, dan pada Universitas Widyatama kuesioner disebarkan di

galeri investasi pada saat perkuliahan pasar modal selama 1 minggu dan diperoleh

responden sebanyak 19 responden.

Total keseluruhan responden yang diperoleh adalah sebanyak 117

responden, tetapi pada prosesnya 3 kuesioner dari responden yang berasal dari 1

mahasiswa ITB dan 2 Mahasiswa Universitas Widyatama tidak dapat digunakan

karena ketidaklengkapan dalam pengisian. Maka total responden yang digunakan

dalam penelitian adalah 114, dengan 27 responden berasal dari ITB, 22 responden

berasal dari Universitas Padjadjaran, 32 responden berasal dari Universitas

Kristen Maranatha, 16 responden berasal dari Universitas Katolik Parahyangan,

dan 17 Responden berasal dari Universitas Widyatama.

42

G. Teknik Pengumpulan Data

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang paling mudah dan

cocok sebagai teknik pengumpulan data. Menurut Taylor et al (2006) kuesioner

merupakan pilihan yang bijaksana ketika informasi dibutuhkan dari jumlah data

yang besar dan merupakan metode yang sangat kuat untuk menangkap opini dan

sikap. Menurut Sugiama (2012:157) Pengembangan kuesioner perlu memenuhi

tiga prinsip yaitu :Penyusunan kata, Pengukuran, dan Penampilan umum atau

general “getup”.

Kuesioner dalam penelitian ini disusun melalui beberapa pertanyaan, yang

mengukur aspek perilaku investor dan juga didesain untuk menangkap informasi

kuantitatif. Studi literature digunakan oleh penulis sebagai metode pengumpulan

data teoritis, seperti berbagai teori behavioral finance dan teori statistika, untuk

membangun landasan teori guna mendukung analisis dengan melakukan

pengkajian dan pemahaman berbagai literatur yang terdiri dari jurnal-jurnal, buku-

buku, dan referensi lainnya baik yang dipublikasikan maupun yang tidak

dipublikasikan.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam suatu penelitian yang menggunakan suatu instrument sebagai

teknik dalam pengumpulan data, maka uji instrument harus dilakukan. Instrumen

yang disusun harus benar-benar menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut

(valid) dan juga dapat konsisten bila pertanyaan tersebut dijawab dalam waktu

yang berbeda (reliable) (Noor:2011:164).

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana

akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya.

Pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila menghasilkan data

yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti

dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut (Azwar, 2012:8). Validitas

menunjukan kemampuan instrument penelitian mengukur dengan tepat atau benar

apa yang hendak diukur.

43

Untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi item total dikoreksi

(Corrected Item-total correlation).

( )

√ ( )( )( )

Dimana : rix = Koefisien korelasi item total

Sxi = Simpangan baku skor setiap item pertanyaan

SY = Simpangan baku skor total

Azwar dalam Kusnendi (2007:96) item soal yang memiliki validitas yang

memadai memiliki koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0.25 atau 0.30

sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah item.

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability. Suatu

pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas

tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). (Azwar, 2012:6). Hasil

suatu pengukuran akan dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali

pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil

yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum

berubah. Reliabilitas menunjukan keajegan, kemantapan atau kekonsistenan suatu

instrument penelitian mengukur apa yang diukur. Statistik uji yang paling umum

untuk menguji reliabilitas suatu instrument penelitian yaitu koefisien alpha

cronbach (Kusnendi, 2008:94). Suatu instrument diindikasikan memiliki

reliabilitas jika koefisien alpha cronbach lebih besar atau sama dengan 0.70.

(

)(

)

Dimana : k = jumlah item

Si2 = Jumlah variansi setiap item

St2

= Varians skor total

44

I. Hasil Uji Validitas

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri atas 38 pertanyaan, dengan 21

pertanyaan dimaksudkan untuk mengukur perilaku responden dalam pengambilan

keputusan dan 17 pertanyaan selebihnya digunakan untuk menangkap informasi

kuantitatif. 21 pertanyaan tersebut disusun berdasarkan skala likert 3 point dimana

setiap pertanyaan dibentuk untuk jawaban Selalu/Ya untuk jawaban positive

dengan point 3, Kadang-kadang untuk jawaban netral dengan point 2, dan

Tidak/Tidak pernah untuk jawaban negative bernilai 1. Pertanyaan di uji cobakan

terhadap 30 responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek

dalam penelitian. Hasil uji validitas menggunakan koefisien korelasi item-total

dikoreksi (corrected item-total correlation) dengan menggunakan perangkat lunak

SPSS 20.0 disajikan dalam tabel 3.2.

Sumber: Hasil pengolahan data Juni 2014

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Variabel Bias Perilaku

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

OC1 41.53 31.331 .345 .786

OC2 41.58 30.618 .357 .785

OC3 41.25 31.236 .340 .786

OC4 41.34 31.395 .368 .785

OC5 41.58 31.272 .321 .787

REF1 40.89 29.005 .507 .775

REF2 41.10 30.300 .390 .783

HD1 41.00 30.850 .346 .786

HD2 41.47 31.013 .324 .787

ANC1 41.37 30.394 .309 .789

ANC2 41.00 29.664 .376 .785

ANC3 41.39 30.487 .327 .787

RA1 41.09 31.143 .349 .786

RA2 41.36 31.489 .335 .787

RA3 41.30 31.202 .337 .786

CD1 41.48 30.783 .309 .788

CD2 41.33 30.879 .313 .788

GF1 41.47 31.136 .364 .785

MA1 40.89 30.591 .380 .784

HS1 40.86 30.794 .347 .786

HS2 41.21 31.053 .345 .786

45

Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa nilai validitas masing-masing

item pertanyaan lebih dari 0.30, dengan nilai tertinggi 0.507 pada item pertanyaan

ke-6, dengan kata lain nilai ri-itd >0.30. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh

item pertanyaan memiliki validitas internal memadai, semua butir pertanyaan

dalam kuesioner valid tanpa harus mereduksi pertanyaan.

J. Hasil Uji Reliabilitas

Tahap pengujian reliabilitas dilakukan setelah pengujian validitas.

Reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan kekonsistenan suatu instrument

penelitian mengukur apa yang diukur (Kusnendi, 2008:94). Hasil uji reliabilitas

dalam penelitian ini seperti yang ditunjukan oleh tabel 3.3, memiliki hasil

cronbach alpha 0.794. Dengan nilai cronbach alpha 0.794, maka instrument

penelitian dinilai memiliki reliabilitas memadai atau reliabel. nilai cronbach alpha

0.794 lebih besar dari nilai cronbach alpha yang dipersyaratkan yaitu sama dengan

atau lebih besar dari 0.70.

Sumber: Hasil pengolahan data Juni 2014

K. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal,

jika data tidak berdistribusi normal maka data tidak dapat digunakan untuk

pengujian statistik. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan analisis

grafik, dimana normalitas dilihat dengan melihat histogram yang membandingkan

antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode

yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi

kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis

Tabel 3.3 Hasil uji Reliabilitas

Bias Perilaku

Cronbach's Alpha N of Items

.794 21

46

lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika

distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data

seseungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2009:107)

L. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif

untuk menganalisis gambaran bias perilaku dalam keputusan investasi. Pengujian

hipotesis menggunakan analisis diskriminan, yang merupakan teknik statistik

untuk meneliti perbedaan antara dua kelompok atau lebih subjek yang

berhubungan dengan beberapa variabel secara bersamaan. Secara teknis analisis

dikriminan ditujukan untuk menghubungkan satu kriteria atau variabel dependen

berskala nominal atau kategori, dengan satu atau beberapa variabel independen

berskala interval atau rasio (Sugiama, 2012:244).

Untuk uji hipotesis dengan uji statistik menggunakan analisis diskriminan

dapat dituliskan fungsi analisis diskriminan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Dimana : D = Fungsi Diskriminan

V = Bobot dari masing-masing variabel

X1-9 = Skore responden untuk masing-masing variabel

a = Nilai konstanta

Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis diskriminan dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Uji signifikansi perbedaan (Wilk’s Lambda dan Uji-F)

Pengujian signifikansi perbedaan Wilk’s lambda dan Uji-F, keputusannya

dapat didasarkan pada angka Wilk’s Lambda. Untuk angka yang

mendekati 0 maka data kedua grup tersebut cenderung berbeda, dan jika

angka mendekati 1 maka data kedua grup cenderung sama. Angka Wilk’s

47

Lambda ini akan setinggi-tingginya 1 dan paling rendah 0. Untuk uji-F

keputusan dapat didasarkan pada angka F test. Jika Sig > 0,05, maka tidak

ada perbedaan antar grup dan jika Sig < 0,05 maka terdapat perbedaan

antar grup.

2. Uji kesamaan Matriks Varians-Kovarians (Asumsi yang harus dipenuhi

dalam analisis diskriminan)

Keputusan dalam uji kesamaan matriks varians-kovarian didasarkan pada

tabel Test Results, jika Sig > 0,05 kedua kelompok memiliki matriks

varians-kovarians yang tidak sama. Jika Sig < 0,05 kedua kelompok

memiliki matriks varians-kovarians yang sama. Asumsi akan terpenuhi

jika Sig <0,05 dan proses diskriminan dapat diteruskan.

3. Menentukan model fungsi klasifikasi diskriminan

Fungsi diskriminan dapat diperoleh dari tabel Classification Function

Coefficients

4. Menentukan ketepatan hasil klasifikasi fungsi diskriminan

Hipotesis statistik dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1) H0 : Bias perilaku secara parsial laki-laki = bias perilaku secara

parsial perempuan

Ha : Bias perilaku secara parsial laki-laki ≠ bias perilaku secara

parsial perempuan

2) H0 : Bias perilaku secara simultan laki-laki = bias perilaku secara

simultan perempuan

Ha : Bias perilaku secara simultan laki-laki ≠ bias perilaku secara

simultan perempuan