bab iii metode penelitian -...

24
84 Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model konseling karir dengan pendekatan trait and factor untuk meningkatkan kematangan karir (career maturity) siswa. Kerangka isi dan komponen model disusun berdasarkan kajian konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and factor, kajian hasil penelitian terdahulu yang relevan, analisis permasalahan kematangan karir, dan kajian empiris tentang kondisi aktual layanan bimbingan dan konseling karir yang terkait dengan peningkatan kematangan karir. Dalam penelitian ini, metode kuantitatif dan kualitatif digunakan secara bersama-sama. Menurut Cresweel (2002), terdapat tiga model metode kualitatif- kuantitatif, yaitu two-phase design, dominant-less dominant design, dan mixed methods design. Dalam penelitian ini dipilih mixed methods design, karena metode kuantitatif dan kualitatif digunakan secara terpadu dan saling mendukung. Design ini termasuk exploratory mixed methods yaitu prosedur penelitian dilakukan menggunakan kualitatif untuk mengeksplorasi dan menganalisis suatu gejala, dan kemudian mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif yang berkaitan dengan data kualitatif. Metode kuantitatif dilakukan dengan penyebaran angket ke sejumlah siswa untuk menjaring gambaran aspek-aspek kematangan karir, faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir, dan upaya siswa dalam meningkatkan

Upload: danghanh

Post on 17-Aug-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

84

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model konseling karir dengan

pendekatan trait and factor untuk meningkatkan kematangan karir (career

maturity) siswa. Kerangka isi dan komponen model disusun berdasarkan kajian

konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and factor,

kajian hasil penelitian terdahulu yang relevan, analisis permasalahan kematangan

karir, dan kajian empiris tentang kondisi aktual layanan bimbingan dan konseling

karir yang terkait dengan peningkatan kematangan karir.

Dalam penelitian ini, metode kuantitatif dan kualitatif digunakan secara

bersama-sama. Menurut Cresweel (2002), terdapat tiga model metode kualitatif-

kuantitatif, yaitu two-phase design, dominant-less dominant design, dan mixed

methods design. Dalam penelitian ini dipilih mixed methods design, karena

metode kuantitatif dan kualitatif digunakan secara terpadu dan saling mendukung.

Design ini termasuk exploratory mixed methods yaitu prosedur penelitian

dilakukan menggunakan kualitatif untuk mengeksplorasi dan menganalisis suatu

gejala, dan kemudian mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif yang

berkaitan dengan data kualitatif.

Metode kuantitatif dilakukan dengan penyebaran angket ke sejumlah

siswa untuk menjaring gambaran aspek-aspek kematangan karir, faktor-faktor

yang mempengaruhi kematangan karir, dan upaya siswa dalam meningkatkan

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

85

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

kematangan karirnya. Selain angket, metode kuantitatif digunakan untuk menguji

efektifitas model konseling karir trait and factor.

Metode kualitatif dilakukan dengan fokus group discussion (FGD)

melibatkan konselor sekolah sebagai peserta diskusi untuk mengkaji substansi

model hipotetik konseling karir trait and factor untuk meningkatkan kematangan

karir siswa. Selain FGD, metode kualitatif digunakan untuk mengamati

pelaksanaan model pada waktu pelaksanaan uji coba model.

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, penelitian ini menggunakan

pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development). Penelitian

pengembangan ini diarahkan sebagai “a process used to develop and validate

educational product” (Borg & Gall, 2003). Produk dalam bidang pendidikan yang

dimaksud adalah berupa model konseling karir trait and factor yang efektif

untuk meningkatkan kematangan karir siswa.

Penelitian dan pengembangan dalam pelaksanaannya menggunakan

beberapa metode, yaitu metode deskriptif, metode partisipatif kolaboratif dan

metode eksperimental. Tujuan setiap metode penelitian tersebut, yaitu:

1. Metode deskriptif untuk melakukan penyanderaan secara sistematik, faktual,

akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat yang terkait dengan substansi

penelitian. Dalam hal ini dilakukan untuk menganalisis gambaran kematangan

karir yang dimiliki siswa, faktor yang mempengaruhi kematangan karir siswa,

dan upaya yang dilakukan siswa dalam meningkatkan kematangan karirnya.

Data atau informasi yang diperoleh melalui metode ini masih berupa data

kasar, sehingga perlu diolah agar dapat dijadikan dasar untuk menjawab

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

86

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

masalah penelitian ini, yaitu : (1) Bagaimana gambaran kematangan karir

siswa SMK?, (2) Faktor-faktor apakah yang menentukan kematangan karir

siswa SMK?, dan (3) Upaya-upaya apakah yang dilakukan siswa untuk

meningkatkan kematangan karir siswa SMK?

2. Metode partisipatif kolaboratif untuk proses uji kelayakan model hipotetik

konseling karir trait and factor. Uji kelayakan model dilaksanakan dengan uji

rasional, uji keterbacaan, uji kepraktisan dan uji coba terbatas. Uji rasional

melibatkan empat orang pakar konseling, uji keterbacaan melibatkan 15 siswa

dari berbagai jurusan (bidang keahlian) di SMKN di Kota Bandung,

sedangkan uji kepraktisan dilaksanakan melalui diskusi terfokus dengan

melibatkan para guru bimbingan dan konseling pada beberapa jurusan (bidang

keahlian) di SMKN di Kota Bandung. Data atau informasi yang diperoleh

melalui metode ini berupa data kualitatif yang akan menjawab masalah

penelitiana: “Bagaimana model hipotetis konseling karir trait and factor untuk

meningkatkan kematangan karir siswa SMK?”.

3. Metode eksperimental menggunakan teknik eksperimen semu (quasi

experimental design) yang menggunakan rancangan Pretest-Posttest

Nonequivalent Group Design. Dilaksanakan dalam uji lapangan model

hipotetik untuk memperoleh gambaran efektivitas model konseling karir trait

and factor untuk meningkatkan kematangan karir siswa, dan menjawab

masalah penelitian: “Bagaimana efektifitas model konseling karir trait and

factor untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMK?

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

87

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Selanjutnya, menurut Borg & Gall (2003), tahapan yang seyogyanya

ditempuh dalam penelitian pengembangan ini meliputi: (1) penelitian dan

pengumpulan data (research and information collecting), (2) perencanaan

(planning), (3) pengembangan model awal (develop preliminary form of product),

(4) uji coba model awal (preliminary field testing), (5) revisi model awal (main

product revision), (6) uji coba terbatas (main field testing), (7) revisi model uji

coba (operational product revision), (8) uji coba lebih luas (operational field

testing), (9) revisi model akhir (final product revision), dan (10) desiminasi dan

implementasi (dissemination and implementation). Tahap desiminasi dan

implementasi tidak termasuk kegiatan yang dilaksanakan peneliti. Untuk

keperluan sosialisasi dan distribusi akan dilakukan melalui penulisan artikel pada

jurnal ilmiah. Berikut ini digambarkan langkah pengembangan model konseling:

VALIDASI

PENGEMBANGAN

PERENCANAAN

PELAPORAN

STUDI

PENDAHULUAN

DESAIN

AKHIR

UJI COBA LEBIH

LUAS

- Desain halus

- Implementasi - Evaluasi

- Penyempurnaan

UJI COBA TERBATAS

- Desain kasar

- Implementasi - Evaluasi

- Penyempurnaan

L

A

P

O

R

A

N

UJI MODEL

- Tes awal

- Implementasi

- Tes akhir

KONKLUSI

- Rumusan

model

awal

- Uji

kelayakan

terbatas

model

awal

STUDI

LITERATUR - Teori

- Hasil penelitian

terdahulu

STUDI

LAPANGAN - Kondisi

kematangan karir

siswa - Kondisi guru BK

- Kondisi

pelaksanaan BK

- Kondisi sarana

dan prasarana BK

Gambar 3.1

Langkah Pengembangan Model

STUDI

LITERATUR - Teori

- Hasil penelitian

terdahulu

STUDI LAPANGAN

- Kondisi

kematangan karir siswa

- Kondisi guru BK

- Kondisi pelaksanaan BK

- Kondisi sarana

dan prasarana BK

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

88

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Masing-masing dari tahapan penelitian pengembangan model diuraikan

sebagai berikut:

1. Penelitian dan Pengumpulan Data

Pada tahap ini, ada dua hal yang dilakukan yaitu studi literatur dan studi

lapangan. Pada studi literatur, digunakan untuk menemukan konsep-konsep atau

landasan teoritis yang memperkuat model yang akan dikembangkan. Melalui studi

literatur dikaji ruang lingkup model, keluasan penggunaan, kondisi pendukung,

dan langkah-langkah yang paling tepat untuk mengembangkan model. Studi

literatur memberikan gambaran hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai bahan

perbandingan untuk mengembangkan model.

2. Perencanaan

Hasil studi pendahuluan yang telah diuraikan di atas, selanjutnya dijadikan

sebagai bahan masukan untuk merumuskan model awal (hipotetik) konseling karir

trait and factor untuk meningkatkan kematangan karir siswa. Struktur model awal

konseling karir trait and factor untuk meningkatkan kematangan karir siswa

meliputi: (1) Rasional, menjelaskan pentingnya konseling karir trait and factor

untuk meningkatkan kematangan karir siswa. (2) Tujuan, menjelaskan gambaran

tentang sikap dan perilaku siswa yang diharapkan muncul melalui model

konseling karir trait and factor untuk meningkatkan kematangan karir siswa. (3)

Asumsi, menjelaskan prinsip-prinsip mendasar dalam melaksanakan layanan

konseling karir trait and factor. (4) Target intervensi, menjelaskan perubahan

yang terjadi pada pribadi siswa yang terlibat dalam konseling karir trait and

factor. (5) Komponen model, menjelaskan unsur pokok yang terdapat dalam

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

89

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

model konseling karir trait and factor (6) Langkah-langkah model, menjelaskan

aktivitas yang harus dijalani oleh konselor dan proses konseling tahapan

pelaksanaan konseling yang dimulai dari kegiatan persiapan dan kegiatan pokok.

Kegiatan pokok meliputi tahap pendahuluan, tahap inti, dan tahap penutup.

Masing-masing tahapan mencakup beberapa langkah atau sesi. (7) Kompetensi

konselor, menjelaskan keahlian-keahlian yang dituntut pada konselor yang akan

menyelenggarakan layanan konseling karir trait and factor. (8) Struktur dan isi

intervensi, menjelaskan gambaran singkat tentang langkah kerja atau kegiatan

yang dilakukan untuk mengimplementasikan model, dan 9) Evaluasi dan indikator

keberhasilan, menjelaskan tentang proses mengukur keberhasilan konseling

konseling karir trait and factor, serta indikator keberhasilannya.

3. Pengembangan Model Awal (Hipotetik)

Model awal (hipotetik) merupakan draft kasar dari model yang akan

dibuat. Meskipun demikian, draft model tersebut disusun selengkap dan

sesempurna mungkin. Draft atau model awal dikembangkan oleh peneliti

berdasarkan hasil kajian konseptual, kajian hasil penelitian terdahulu, dan kondisi

objektif kematangan karir hasil penelitian pendahuluan.

4. Uji Coba Model Awal

Dalam rangka menghasilkan model konseling yang teruji secara efektif,

maka langkah awal yang dilakukan adalah menguji kelayakan model secara

rasional. Uji kelayakan model (validasi rasional) dilakukan melalui penilaian

pakar (expert judgment). Pakar yang terlibat dalam penilaian model berjumlah tiga

orang yang memiliki latarbelakang pendidikan Magister (S2) dan Doktor (S3)

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

90

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

dalam bidang Bimbingan dan Konseling. Validasi rasional model selain dilakukan

melalui konsultasi dengan pakar bimbingan dan konseling, juga dengan cara

peneliti menyampaikan rumusan model konseling untuk ditelaah oleh para pakar

dan memberikan saran/masukan sebagai bahan penyempurnaan model konseling

sebelum diujicobakan ke lapangan.

5. Revisi Model Awal

Hasil validasi rasional terhadap rumusan model awal konseling dijadikan

sebagai bahan masukan untuk pengembangan model. Sebelum dilakukan uji coba

lapangan, dilakukan diskusi dan pembahasan terhadap model konseling di sekolah

dengan guru bimbingan dan konseling. Tanggapan dan komentar dari para guru

tersebut menjadi pertimbangan dalam menyempurnakan model konseling,

terutama berkaitan dengan implementasi model dan kemungkinan pemberlakuan

model di sekolah.

6. Uji Coba Terbatas

Sesuai dengan desain penelitian, uji coba terbatas model konseling

dilaksanakan di SMK Negeri 6 Bandung kepada 15 siswa kelas XI bidang

keahlian Teknik Gambar Bangunan (satu kelompok), dilakukan secara sistematis

sesuai dengan langkah-langkah dan prosedur yang terdapat dalam model. Pada

saat pelaksanaan uji coba terbatas dilakukan evaluasi dan refleksi terhadap

keseluruhan proses uji coba model. Hasil evaluasi dan refleksi menjadi bahan

untuk menyempurnakan model yang sedang dikembangkan.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

91

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

7. Revisi Model Uji Coba Terbatas

Penyempurnaan model dilakukan setelah uji coba terbatas di SMKN 6

Bandung. Pada tahap penyempurnaan model awal ini dilakukan hanya pada satu

kelas dan menggunakan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih

difokuskan terhadap proses, sehingga revisi yang dilakukan bersifat

penyempurnaan internal model, seperti keseuaian waktu, materi, dan langkah

konseling. Hasil revisi model konseling karir trait and factor untuk meningkatkan

kematangan karir siswa SMK terlampir.

8. Uji Coba Lapangan Lebih Luas

Uji coba ini dilakukan agar model yang dikembangkan memenuhi standar

tertentu. Oleh karena itu target populasinya pun disesuaikan. Uji coba dan

penyempurnaan pada tahap model awal masih difokuskan kepada pengembangan

dan penyempurnaan materi model, belum memperhatikan kelayakan dalam

konteks populasi. Kelayakan populasi dilakukan dalam uji coba dan

penyempurnaan model yang telah disempurnakan. Dalam tahap ini, uji coba dan

penyempurnaan dilakukan dalam jumlah sampel yang lebih luas yaitu berasal dari

dua sekolah, dengan sampel subjek 30 orang (masing-masing sekolah diambil 15

orang siswa). Langkah-langkah uji coba model lebih luas ini sesuai dengan hasil

penyempurnaan uji model terbatas dengan jumlah sampel yang lebih banyak.

Uji coba diperluas model konseling dilaksanakan di dua sekolah, yaitu di

SMKN 5 dan SMKN 6 Bandung. Sampel menggunakan siswa kelas XI bidang

keahlian Teknik Gambar Bangunan, masing-masing kelompok berjumlah 15

orang siswa, sehingga jumlah sampel yang diuji menjadi 30 orang. Pelaksanaan

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

92

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

uji coba model ini dilakukan secara sistematis sesuai dengan langkah-langkah dan

prosedur yang terdapat dalam model hasil revisi.

9. Revisi Model Akhir

Penyempurnaan model dari hasil uji lapangan lebih luas ini lebih

memantapkan model yang dikembangkan, karena uji cobanya dilaksanakan pada

sampel yang lebih luas (dua kelas masing-masing satu kelas SMKN 5 dan SMKN

6 Bandung). Hasil evaluasi selain perbaikan yang bersifat internal, juga

penyempurnaan model ini didasarkan pada evaluasi hasil, sehingga pendekatan

yang digunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

B. Definisi Operasional Variabel

1. Kematangan Karir Siswa SMK

Definisi kematangan karir dalam penelitian ini adalah keberhasilan siswa

dalam menyelesaikan tugas perkembangan karir yang ditandai dengan memiliki:

(1) informasi tentang diri seperti kebutuhan, peran hidup, nilai kerja, minat

terhadap jabatan, dan dan informasi lain yang relevan, (2) kemampuan untuk

mengambil keputusan yang efektif dalam memilih karir, (3) pengetahuan tentang

dunia kerja, (4) kemampuan untuk mengintegrasikan informasi diri dengan

informasi karir, dan (5) kemampuan untuk membuat dan menerapkan suatu

rencana karir.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir Siswa

Dalam penelitian ini, faktor yang mempengaruhi kematangan karir siswa

SMK yang diungkap adalah: (1) Lingkungan keluarga dan teman (LK), (2)

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

93

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Lingkungan masyarakat tempat tinggal (LM), (3) Wawasan tentang dunia kerja

(WD), (4) Lingkungan sekolah (LS), (5) Dukungan infrastruktur dalam membantu

rencana karir masa depan (DI), dan (6) Sikap terhadap konsepsi pekerjaan/jabatan

(SK).

3. Upaya Siswa untuk Meningkatkan Kematangan Karir

Upaya siswa yang dilakukan siswa dalam penelitian ini mencakup: (1)

Diskusi dengan guru BK, (2) Diskusi dengan guru mata pelajaran, (3) Diskusi

dengan orang tua, (4) Diskusi dengan saudara kandung (kakak yg sudah bekerja),

(5) Diskusi dengan saudara ayah/ibu, (6) Diskusi dengan teman sekolah, (7)

Diskusi dengan teman di rumah, (8) Membaca buku/majalah tentang dunia

kerja/karir, (9) Menghadiri seminar/diskusi tentang karir, (10) Memperhatikan

acara, tayangan, informasi dunia kerja/karir di internet/televisi, (11)

Memanfaatkan waktu luang untuk bekerja sesuai bidang yang diinginkan, dan

(12) Memperhatikan iklan-iklan lowongan kerja, dll.

4. Model Konseling Karir Trait and Factor

Model konseling karir trait and factor adalah pola pemberian bantuan

kepada siswa yang dilakukan dengan melakukan tiga model aktivitas. Pertama,

analisis diri (personal analysis), yaitu mempelajari individu dengan cara menggali

informasi tentang diri dengan mengandalkan berbagai alat tes terstandar. Kedua,

analisis pekerjaan (job analysis), yaitu mempelajari lapangan kerja sehingga

individu memperoleh gambaran tentang ciri-ciri, tuntutan, imbalan yang akan

diperoleh, dan segala sangsi yang terkandung, tantangan yang akan dihadapi,

trend bidang pekerjaan mutakhir, dan peluang sukses dalam pekerjaan tertentu.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

94

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Ketiga, mengintegrasikan trait and factor dengan lapangan kerja dengan cara

mencocokkan karakter diri individu dengan lapangan kerja, sehingga individu

memiliki dasar yang kuat dalam menentukan pilihan pekerjaan.

Model konseling karir trait and factor memungkinkan hubungan antara

guru/konselor dengan konseli merupakan hubungan guru ke siswa. Keterlibatan

konselor secara ekslusif dalam langkah-langkah proses konseling diawali dengan:

analisis atau pengumpulan data yang relevan; sintesis atau organisasi dari data itu

untuk memperoleh gambaran yang selengkap mungkin tentang konseli; diagnosis

atau pernyataan kesimpulan tentang semua unsur pokok masalah konseli dan

sebab-musababnya; prognosis atau perkiraan tentang perkembangan konseli

selanjutnya serta berbagai implikasi dari hasil kegiatan diagnosis; konseling atau

wawancara terhadap konseli untuk memikirkan penyelesaian terhadap problem

yang dihadapi konseli; tindak lanjut (follow-up) atau bantuan kepada konseli

apabila timbul masalah lagi dan evaluasi terhadap efektifitas konseling.

C. Pengembangan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini telah dikembangkan tiga perangkat instrumen

penelitian, yaitu: (1) Angket pengungkap kematangan karir siswa SMK (Bagian

A), (2) Angket pengungkap faktor yang mempengaruhi kematangan karir siswa

(Bagian B), dan (3) Angket pengungkap upaya-upaya yang dilakukan siswa SMK

dalam meningkatkan kematangan karir (Bagian C).

Angket untuk mengungkap kematangan karir ini menggunakan skala

penilaian terhadap item pernyataan meliputi pernyataan positif dan pernyataan

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

95

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

negatif. Setiap pernyataan disediakan dua alternatif pilihan jawaban (dikotomi),

yaitu “ya” atau “tidak”. Selanjutnya, untuk mengetahui gambaran kematangan

karir siswa, apabila siswa menjawab “ya” untuk item pernyataan positif

memperoleh skor satu (1) dan jika menjawab “tidak” memperoleh skor nol (0).

Pada item pernyataan negatif berlaku sebaliknya, yaitu apabila siswa menjawab

“ya” memperoleh skor nol (0) dan jika menjawab “tidak” memperoleh skor satu

(1).

Data faktor yang mempengaruhi kematangan karir siswa dijaring melalui

instrumen faktor yang mempengaruhi kematangan karir siswa terdiri atas dua

bagian. Pertama, bagian B1 untuk mengungkap aspek lingkungan keluarga dan

teman (LK), lingkungan masyarakat tempat tinggal (LM), dan wawasan tentang

dunia kerja (WD). Skala penilaian yang digunakan untuk setiap item pernyataan

disediakan empat alternatif pilihan yaitu: tidak pernah (TP), kadang-kadang (KD),

sering (SR), dan selalu (SL). kedua, bagian B2 untuk mengungkap aspek

lingkungan sekolah (LS), dukungan infrastruktur (DI), dan sikap terhadap

terhadap konsepsi pekerjaan/jabatan (SK). Skala yang digunakan model skala

Likert, di mana untuk setiap item pernyataan disediakan empat alternatif pilihan

yaitu: tidak setuju (TS), kurang setuju (KS), setuju (ST), dan sangat setuju (SS).

Selanjutnya, data untuk mengungkap jenis/bentuk upaya siswa untuk

meningkatkan kematangan karir digunakan instrumen yang menyediakan

sejumlah alternatif bentuk upaya siswa untuk dipilih sesuai dengan pengalaman

yang pernah dilakukan selama ini.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

96

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data yang layak dipakai,

setiap item yang dikembangkan dari kisi-kisi instrumen (sebanyak 50 item untuk

Format A, 65 item untuk Format B, dan 12 item untuk Format C) dikoreksi oleh

tiga orang penimbang untuk dikaji secara rasional dari segi isi dan redaksi item,

serta ditelaah kesesuaian item dengan aspek-aspek yang akan diungkap. Ketiga

penimbang tersebut sebagai pakar konseling yang memiliki keahlian dan

pengalaman yang memadai, dan berkualifikasi pendidikan doktor konseling.

Setiap penimbang memberikan koreksinya. Terhadap item yang menurut

penimbang kurang layak, dilihat dari segi materi, konstruksi, atau bahasa,

dilakukan revisi seperlunya sesuai dengan saran-saran para penimbang tersebut.

Pada langkah berikutnya sebelum dilakukan uji coba instrumen,

dihadirkan para siswa SMK kelas XI sebanyak 15 orang untuk melakukan uji

keterbacaan terhadap setiap butir item dalam instrumen. Terhadap item

pernyataan yang dirasakan sulit dipahami oleh siswa dilakukan penyempurnaan,

baik dari segi materi, konstruksi, terutama dalam penggunaan bahasa. Rangkuman

hasil penimbangan pakar dan uji keterbacaan ini dijadikan bahan untuk perbaikan

dan pengembangan instrumen sebelum diujicobakan disajikan di lampiran I.

Kegiatan uji coba instrumen melibatkan sebanyak 80 siswa yang diambil

masing-masing 40 orang siswa kelas XI dari SMKN 5 dan SMKN 6 Bandung.

Perhitungan uji validitas dan reliabilitas menggunakan bantuan program SPSS for

Window versi 15.0. Hasil uji validitas instrumen kematangan karir (Bagian A)

diperoleh butir yang tidak valid sebanyak tujuh butir dari 50 butir, yaitu butir

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

97

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

nomor: 14, 22, 30, 32, 38, 42, dan 48. Hasil uji reliabilitas instrumen kematangan

karir diperoleh koefisien Spearman-Brown = 0,939.

Kisi-kisi instrumen kematangan karir hasil penimbangan tim pakar, hasil

uji keterbacaan, dan hasil uji coba (validitas dan reliabilitas) yang selanjutnya

digunakan sebagai instrumen penelitian untuk menjaring data kematangan karir

siswa (Bagian A) disajikan pada tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Kematangan Karir Siswa

(BAGIAN A)

ASPEK INDIKATOR PULTA RESPON-

DEN

NOMOR

ITEM

a. Informasi

diri (Self

Information/

SI)

1) Memahami

kebutuhan-kebutuhan

dalam memilih

pekerjaan (needs)

2) Memahami peran-

peran hidup dalam

memilih pekerjaan

(life roles)

3) Memahami nilai-nilai

kerja dalam memilih

bidang pekerjaan

(work values)

4) Memahami minat

dalam memilih

bidang pekerjaan

(occupational

interests)

5) Mengetahui

informasi lain yang

relevan (other

relevant information)

Kuesi-

oner

Siswa 1,2

3,4

5,6

7,8

9,10,11,12

b. Pengambilan

keputusan

(Decision

Making/

DM)

1) Mengenali kebutuhan

akan suatu keputusan

2) Menentukan tujuan

membuat keputusan

3) Memiliki alternatif

keputusan lain

4) Mengevaluasi

Kuesi-

oner

Siswa 13

15,16

17,18

19,20

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

98

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

alternatif keputusan

5) Memilih alternatif

yang terbaik

21

c. Informasi

karir (Career

Information/

CI)

1) Memiliki kesadaran

terhadap informasi

karir 2) Memiliki sikap positif

terhadap informasi

karir 3) Mengetahui sumber-

sumber informasi

karir

4) Memiliki komitmen

karir masa depan

Kuesi-

oner

Siswa 23,24,25

26,27

28,29

31

d. Memadukan

antara

informasi

diri dengan

informasi

karir

(Integration

of SI with

CI/INT)

1) Memahami tuntutan

karir yang akan

dipilih 2) Mampu memadukan

informasi diri dan

informasi karir

Kuesi-

oner

Siswa 33,34,35,

36,37

39,40, 41

e. Perencanaan

karir

(Career

Planning/

CP)

1) Memahami persiapan

rencana karir

2) Memahami penerapan

rencana karir

Kuesi-

oner

Siswa 43,44,45,

46,47

49,50

Jumlah item instrumen kematangan karir (Bagian A) setelah item yang

tidak valid (tujuh butir) dibuang menjadi berjumlah 43 item. Selanjutnya,

pemberian nomor yang baru dalam instrumen setelah hasil uji coba diurutkan

kembali mulai dari nomor 1 s.d nomor 43.

Hasil uji validitas instrumen faktor-faktor yang mempengaruhi

kematangan karir (Bagian B1) diperoleh butir yang tidak valid hanya satu butir

dari 35 butir, yaitu butir nomor 21. Hasil uji reliabilitas instrumen faktor-faktor

yang mempengaruhi kematangan karir diperoleh koefisien Spearman-Brown =

0,940. Kisi-kisi instrumen faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

99

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

hasil penimbangan tim pakar, hasil uji keterbacaan, dan hasil uji coba (validitas

dan reliabilitas) yang selanjutnya digunakan sebagai instrumen penelitian untuk

menjaring faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir siswa (Bagian B1)

disajikan pada tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir Siswa

(BAGIAN B1)

ASPEK INDIKATOR PULTA RESPON-

DEN

NOMOR

ITEM

1. Lingkungan

keluarga dan

teman (LK)

1) Keterlibatan

keluarga

2) Keterlibatan teman-

teman

Kuesi-

oner

Siswa 1,7,13,19,24,

25,31,32,34

2,8,14,20,26,

33

2. Lingkungan

masyarakat

tempat

tinggal (LM)

1) Keterlibatan orang

dewasa di

lingkungan

masyarakat

2) Kondisi lingkungan

tempat tinggal

Kuesi-

oner

Siswa 3,9,15, 27,

35

4,10,16,21,

28

3. Wawasan

tentang dunia

kerja (WD)

1) Usaha

mendapatkan

wawasan dunia

kerja

2) Manfaat wawasan

tentang dunia kerja

Kuesi-

oner

Siswa 5,11,17,22,

29

6,12,18,23,

30

Jumlah item instrumen faktor yang mempengaruhi kematangan karir di

atas (Bagian B1) setelah item yang tidak valid (satu butir) dibuang menjadi

berjumlah 34 item. Selanjutnya, pemberian nomor yang baru dalam instrumen

setelah hasil uji coba diurutkan kembali mulai dari nomor 1 s.d nomor 34.

Hasil uji validitas instrumen faktor-faktor yang mempengaruhi

kematangan karir (Bagian B2) diperoleh butir yang tidak valid sebanyak lima

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

100

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

butir dari 30 butir, yaitu butir nomor: 2, 10, 25, 28, dan 30. Hasil uji reliabilitas

instrumen faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir diperoleh koefisien

Spearman-Brown = 0,819. Kisi-kisi instrumen faktor-faktor yang mempengaruhi

kematangan karir hasil penimbangan tim pakar, hasil uji keterbacaan, dan hasil uji

coba (validitas dan reliabilitas) yang selanjutnya digunakan sebagai instrumen

penelitian untuk menjaring faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir

siswa (Bagian B2) disajikan pada tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir Siswa

(BAGIAN B2)

ASPEK INDIKATOR PULTA RESPON-

DEN

NOMOR

ITEM

1. Lingkungan

keluarga dan

teman (LK)

1) Keterlibatan

keluarga

2) Keterlibatan teman-

teman

Kuesi-

oner

Siswa 1,7,13,19,24,

25,31,32,34,

2,8,14,20,26,

33

2. Lingkungan

masyarakat

tempat

tinggal (LM)

1) Keterlibatan orang

dewasa di

lingkungan

masyarakat

2) Kondisi lingkungan

tempat tinggal

Kuesi-

oner

Siswa 3,9,15, 27

4,10,16,21,

28

3. Wawasan

tentang dunia

kerja (WD)

3) Usaha

mendapatkan

wawasan dunia

kerja

4) Manfaat wawasan

tentang dunia kerja

Kuesi-

oner

Siswa 5,11,17,22,

29

6,12,18,23,

30

4. Lingkungan

sekolah (LS)

1) Keterlibatan guru

BK

2) Keterlibatan guru

BS

Kuesi-

oner

Siswa 1,7,13,20,24

8,14,21

5. Dukungan

infrastruktur

dalam

membantu

rencana karir

masa depan

1) Dukungan

keluarga

2) Dukungan

masyarakat

3) Dukungan sekolah

Kuesi-

oner

Siswa 2,15

3,9,16

4,10,17,22

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

101

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

(DI)

6. Sikap

terhadap

konsepsi

pekerjaan/ja-

batan (ST)

1) Peluang kerja

2) Persepsi kerja

Kuesi-

oner

Siswa 5,11,18,

6,12,19,23

Jumlah item instrumen faktor yang mempengaruhi kematangan karir di

atas (Bagian B2) setelah item yang tidak valid (lima butir) dibuang menjadi

berjumlah 25 item. Selanjutnya, pemberian nomor yang baru dalam instrumen

hasil uji coba diurutkan kembali mulai dari nomor 1 s.d nomor 25.

Berdasarkan hasil uji coba tersebut di atas, terhadap butir-butir yang tidak

valid yang berjumlah 13 butir tidak disertakan (dibuang) dan sebanyak 102 butir

yang valid digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian. Data hasil uji coba,

instrumen sebelum dan sesudah uji coba disajikan pada lampiran II dan III.

D. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMKN 5 dan SMKN 6 di Kota

Bandung. Subjek penelitian (sampel) adalah siswa kelas XI tahun akademik

2010/2011 program keahlian Teknik Bangunan. Pada tahap studi pendahuluan ini

pengambilan sampel teknik two stage cluster sampling. Pemilihan kelas sampel

dilakukan secara acak berdasarkan kelompok bidang keahlian (tahap satu),

kemudian dari setiap kelas sampel terpilih dilakukan acak untuk menetapkan

sejumlah siswa yang akan diteliti tingkat kematangan karirnya (tahap dua).

Pada tahap pengembangan dan validasi model awal (hipotetik), subjek

penelitian adalah pakar bimbingan dan konseling berjumlah tiga orang.

Sedangkan pada tahap uji coba model terbatas, subjek penelitian adalah siswa

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

102

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

SMKN 5 kelas XI Teknik Gambar Bangunan (TGB1) berjumlah 15 siswa yang

ditentukan secara acak dan pada tahap uji coba model diperluas, subjek penelitian

adalah siswa SMKN 5 kelas XI TGB1 dan siswa SMKN 6 kelas XI TGB3

masing-masing berjumlah 15 siswa yang ditentukan secara acak. Selanjutnya,

pada tahap uji efektifitas model konseling, subjek penelitian adalah siswa SMKN

6 berjumlah 60 siswa yang berasal dari kelas TGB1 berjumlah 30 siswa sebagai

kelompok eksperimen dan kelas TGB2 berjumlah 30 siswa sebagai kelompok

kontrol. Secara rinci, subjek penelitian ini disajikan pada tabel 3.4.

Tabel 3.4

Subjek Penelitian Pengembangan Model Konseling Karir Trait and Factor untuk

Meningkatkan Kematangan Karir Siswa

TAHAP

PENELITIAN SUBJEK PENELITIAN

JUMLAH

POPULASI

JUMLAH

SAMPEL

1. Studi

Pendahuluan

1. Siswa SMKN 5 Bidang Keahlian:

a. Teknik Survey Pemetaan (TSP)

b. Teknik Gambar Bangunan (TGB)

c. Teknik Konstruksi Batu Beton

(TKBB)

2. Siswa SMKN 6 Bidang Keahlian:

a. Teknik Konstruksi Kayu (TKK)

b. Teknik Gambar Bangunan (TGB)

89

190

72

188

206

57

146

23

47

107

2. Validasi

Rasional

Model Awal

Pakar Bimbingan dan Konseling

Praktisi (guru Bimbingan dan Konseling)

3

3

3. Uji Coba

Model

Terbatas

Siswa SMKN 6 kelas XI TGB 15

4. Uji Coba

Model Lebih

Luas

Siswa SMKN 5 kelas XI TGB

Siswa SMKN 6 kelas XI TGB

15

15

5. Uji

Efektivitas

Model

Siswa SMKN 6 Bidang Keahlian

Teknik Gambar Bangunan

a. Kelompok Eksperimen

b. Kelompok Kontrol

30

30

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

103

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi dua jenis data, yaitu data

kuantitatif dan data kualitatif. Data kematangan karir, faktor yang mempengaruhi

kematangan karir, dan upaya siswa meningkatkan kematangan karir berbentuk

data kuantitatif, sedangkan data penilaian kelayakan model oleh para ahli,

pendapat siswa pada setiap akhir sesi intervensi (refleksi), dan wawancara dengan

guru bimbingan dan konseling berbentuk data kualitatif. Untuk menganalisis data

kuantitatif digunakan analisis statistik deskriptif seperti pengukuran tendensi pusat

(central tendency), pengukuran dispersi (dispersion), dan distribusi frekuensi.

Sedangkan untuk data kualitatif digunakan analisis non statistik melalui inferensi

yang logis berdasarkan pertimbangan dan kondisi aktual.

Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini untuk menafsirkan secara

rinci mengenai gambaran kematangan karir secara keseluruhan dan gambaran

aspek-aspek kematangan karir siswa SMKN program keahlian Teknik Bangunan

adalah sebagai berikut: untuk gambaran tingkat kematangan karir siswa berada

pada kategori matang dan belum matang dilakukan dengan membandingkan skor

kematangan yang diperoleh siswa (Xi) dengan skor rata-rata idealnya (𝑋 ) seperti

pada tabel 3.5 di bawah ini.

Tabel 3.5

Kriteria Kematangan Karir

Kriteria Kategori Penafsiran

Xi ≥ 𝑋 Matang Siswa memiliki kematangan karir

yang cukup (tidak perlu

ditingkatkan)

Xi < 𝑋 Belum Matang Siswa memiliki kematangan karir

yang kurang (perlu ditingkatkan)

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

104

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Selanjutnya untuk kriteria aspek kematangan karir siswa berada pada

kategori matang dan belum matang seperti tertera pada tabel 3.6 di bawah ini.

Tabel 3.6

Kriteria untuk Penafsiran Skor Kematangan Karir

Aspek Kematangan

Karir

Penafsiran

Self Information (SI)

Matang Siswa memiliki informasi diri (SI) yang cukup,

skor SI antara 8 s.d 12 (tidak perlu ditingkatkan)

Belum Matang

Siswa memiliki informasi diri (SI) yang tidak

cukup, skor SI antara 4 s.d 7 (perlu

ditingkatkan)

Siswa memiliki informasi diri (SI) yang kurang,

skor SI antara 0 s.d 3 (harus ditingkatkan)

Decision Making (DM)

Matang

Siswa memiliki kemampuan dalam membuat

keputusan (DM) yang cukup, skor DM antara 6

s.d 8 (tidak perlu ditingkatkan)

Belum Matang

Siswa memiliki kemampuan dalam membuat

keputusan (DM) yang tidak cukup, skor DM

antara 3 s.d 5 (perlu ditingkatkan)

Siswa memiliki kemampuan dalam membuat

keputusan (DM) yang kurang, skor DM antara 0

s.d 2 (harus ditingkatkan)

Career Information (CI)

Matang

Siswa memiliki informasi karir (CI) yang

cukup, skor CI antara 6 s.d 8 (tidak perlu

ditingkatkan)

Belum Matang

Siswa memiliki informasi karir (CI) yang tidak

cukup, skor CI antara 3 s.d 5 (perlu

ditingkatkan)

Siswa memiliki informasi karir (CI) yang

kurang, skor CI antara 0 s.d 2 (harus

ditingkatkan)

Integration of SI with CI

(INT)

Matang

Siswa memadukan informasi diri (SI) dengan

informasi karir (CI) dengan cukup, skor INT

antara 6 s.d 8 (tidak perlu ditingkatkan)

Belum Matang Siswa memadukan informasi diri (SI) dengan

informasi karir (CI) belum cukup, skor INT

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

105

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

antara 3 s.d 5 (perlu ditingkatkan)

Siswa memadukan informasi diri (SI) dengan

informasi karir (CI) masih kurang, skor INT

antara 0 s.d 2 (harus ditingkatkan)

Career Planning (CP)

Matang

Siswa memiliki kemampuan merencanakan

karir (CP) yang cukup, skor CP antara 5 s.d 7

(tidak perlu ditingkatkan)

Belum Matang

Siswa memiliki kemampuan merencanakan

karir (CP) yang belum cukup, skor CP antara 3

s.d 4 (perlu ditingkatkan)

Siswa memiliki kemampuan merencanakan

karir yang kurang, skor CP antara 0 s.d 2 (harus

ditingkatkan)

Sebelum data digunakan dalam analisis uji hipotesis semua pasangan data

terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan persyaratan data. Kegiatan ini dilakukan

untuk menghitung normalitas dan homoginitas variansi sebaran skor kematangan

karir siswa dari setiap kelompok uji.

Hasil uji normalitas setiap kelompok data menggunakan formula “One-

Sample Kolmogorov-Smirnov Test” dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7

Hasil Uji Normalitas Data Kematangan Karir

Kelompok Data

Nilai

Kolmogorov-

Smirnov Z

Nilai p

Signifikansi Keterangan

Eksperimen Pretest 0,588 0,879 Normal

Posttest 0,556 0,917 Normal

Kontrol Pretest 0,828 0,500 Normal

Posttest 0,530 0,942 Normal

Hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa semua data, baik pada

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol berasal dari populasi yang

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

106

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

berdistribusi normal karena mempunyai nilai signifikansi atau nilai probabilitas p

> 0,05.

Selanjutnya hasil perhitungan pengujian homoginitas variansi data dengan

menggunakan “Levene’s Test of equality of error variances” dapat dilihat pada

tabel 3.8.

Tabel 3.8

Hasil Uji Homoginitas Variansi Data Kematangan Karir

Nilai Levene

Statistic F df1 df2

Nilai p

Signifikansi Keterangan

1,971 3 116 0,122 Homogin

Hasil uji homoginitas varians menunjukkan bahwa varians homogin

karena mempunyai nilai signifikansi atau nilai probabilitas p > 0,05.

Ternyata, hasil perhitungan yang terlihat pada kedua tabel menunjukkan

bahwa semua kelompok data pada penelitian ini berdistribusi normal dan varian

yang homogin. Dengan demikian data semua kelompok siswa pada penelitian

telah diketahui memenuhi syarat untuk dilakukan perhitungan secara inferensial

guna menguji hipotesis yang telah diajukan.

Selanjutnya, untuk mengetahui keefektifan penggunaan model konseling

karir trait and factor untuk meningkatkan kematangan karir siswa telah dilakukan

kegiatan eksperimen menggunakan teknik eksperimen semu (quasi experimental

design) dengan rancangan Pretest-Posttest Nonequivalent Group Design.

Rancangan Pretest-Posttest Nonequivalent Group Design dengan formula

sebagai berikut:

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0808795_chapter3.pdf · konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and

107

Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen Non R O1 X O2

Kontrol Non R O3 - O4

Keterangan: Non R = penempatan subjek dalam kelompok tanpa acak

O1 dan O3 = pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol

O2 dan O4 = posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol

X = perlakuan penelitian, menggunakan model konseling

karir trait and factor untuk meningkatkan kematangan

karir siswa SMK

Uji efektivitas model tersebut dilakukan uji beda data skor rerata

kematangan karir siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Untuk keperluan ini telah

digunakan rumus statistik t-test berpasangan. Selanjutnya, untuk mengetahui

apakah skor posttest yang diperoleh konseli setelah mengikuti konseling karir trait

and factor dipengaruhi oleh skor pretest, akan dilakukan analisis kovarians

(ANCOVA) dengan data skor pretest sebagai kovariat. Dengan ANCOVA ini

sebelumnya diuji terhadap skor pretest kedua kelompok itu tidak ada perbedaan

(identik).

Uji efektivitas ini menekankan pada perbandingan antar rerata kelompok

eksperimen dengan kontrol setelah perlakuan diberikan (posttest). Dengan

demikian, yang diutamakan dalam pengujian ini adalah uji komparasi, sedangkan

uji prediksi dipakai sebagai bagian dari bentuk kontrol terhadap variabel-variabel

ekstra yang turut mempengaruhi keluaran perlakuan yang diberikan. Upaya

kontrol yang dilakukan adalah kontrol secara statistik. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah data posttest dan variabel independen atau kovariannya

adalah data pretest. Adapun teknik pengujian dilakukan dengan menggunakan

bantuan software statistical product and service solutions (SPSS) versi 17.0.