bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
84
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model konseling karir dengan
pendekatan trait and factor untuk meningkatkan kematangan karir (career
maturity) siswa. Kerangka isi dan komponen model disusun berdasarkan kajian
konsep dan teori kematangan karir, kajian konsep konseling trait and factor,
kajian hasil penelitian terdahulu yang relevan, analisis permasalahan kematangan
karir, dan kajian empiris tentang kondisi aktual layanan bimbingan dan konseling
karir yang terkait dengan peningkatan kematangan karir.
Dalam penelitian ini, metode kuantitatif dan kualitatif digunakan secara
bersama-sama. Menurut Cresweel (2002), terdapat tiga model metode kualitatif-
kuantitatif, yaitu two-phase design, dominant-less dominant design, dan mixed
methods design. Dalam penelitian ini dipilih mixed methods design, karena
metode kuantitatif dan kualitatif digunakan secara terpadu dan saling mendukung.
Design ini termasuk exploratory mixed methods yaitu prosedur penelitian
dilakukan menggunakan kualitatif untuk mengeksplorasi dan menganalisis suatu
gejala, dan kemudian mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif yang
berkaitan dengan data kualitatif.
Metode kuantitatif dilakukan dengan penyebaran angket ke sejumlah
siswa untuk menjaring gambaran aspek-aspek kematangan karir, faktor-faktor
yang mempengaruhi kematangan karir, dan upaya siswa dalam meningkatkan
85
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
kematangan karirnya. Selain angket, metode kuantitatif digunakan untuk menguji
efektifitas model konseling karir trait and factor.
Metode kualitatif dilakukan dengan fokus group discussion (FGD)
melibatkan konselor sekolah sebagai peserta diskusi untuk mengkaji substansi
model hipotetik konseling karir trait and factor untuk meningkatkan kematangan
karir siswa. Selain FGD, metode kualitatif digunakan untuk mengamati
pelaksanaan model pada waktu pelaksanaan uji coba model.
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development). Penelitian
pengembangan ini diarahkan sebagai “a process used to develop and validate
educational product” (Borg & Gall, 2003). Produk dalam bidang pendidikan yang
dimaksud adalah berupa model konseling karir trait and factor yang efektif
untuk meningkatkan kematangan karir siswa.
Penelitian dan pengembangan dalam pelaksanaannya menggunakan
beberapa metode, yaitu metode deskriptif, metode partisipatif kolaboratif dan
metode eksperimental. Tujuan setiap metode penelitian tersebut, yaitu:
1. Metode deskriptif untuk melakukan penyanderaan secara sistematik, faktual,
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat yang terkait dengan substansi
penelitian. Dalam hal ini dilakukan untuk menganalisis gambaran kematangan
karir yang dimiliki siswa, faktor yang mempengaruhi kematangan karir siswa,
dan upaya yang dilakukan siswa dalam meningkatkan kematangan karirnya.
Data atau informasi yang diperoleh melalui metode ini masih berupa data
kasar, sehingga perlu diolah agar dapat dijadikan dasar untuk menjawab
86
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
masalah penelitian ini, yaitu : (1) Bagaimana gambaran kematangan karir
siswa SMK?, (2) Faktor-faktor apakah yang menentukan kematangan karir
siswa SMK?, dan (3) Upaya-upaya apakah yang dilakukan siswa untuk
meningkatkan kematangan karir siswa SMK?
2. Metode partisipatif kolaboratif untuk proses uji kelayakan model hipotetik
konseling karir trait and factor. Uji kelayakan model dilaksanakan dengan uji
rasional, uji keterbacaan, uji kepraktisan dan uji coba terbatas. Uji rasional
melibatkan empat orang pakar konseling, uji keterbacaan melibatkan 15 siswa
dari berbagai jurusan (bidang keahlian) di SMKN di Kota Bandung,
sedangkan uji kepraktisan dilaksanakan melalui diskusi terfokus dengan
melibatkan para guru bimbingan dan konseling pada beberapa jurusan (bidang
keahlian) di SMKN di Kota Bandung. Data atau informasi yang diperoleh
melalui metode ini berupa data kualitatif yang akan menjawab masalah
penelitiana: “Bagaimana model hipotetis konseling karir trait and factor untuk
meningkatkan kematangan karir siswa SMK?”.
3. Metode eksperimental menggunakan teknik eksperimen semu (quasi
experimental design) yang menggunakan rancangan Pretest-Posttest
Nonequivalent Group Design. Dilaksanakan dalam uji lapangan model
hipotetik untuk memperoleh gambaran efektivitas model konseling karir trait
and factor untuk meningkatkan kematangan karir siswa, dan menjawab
masalah penelitian: “Bagaimana efektifitas model konseling karir trait and
factor untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMK?
87
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Selanjutnya, menurut Borg & Gall (2003), tahapan yang seyogyanya
ditempuh dalam penelitian pengembangan ini meliputi: (1) penelitian dan
pengumpulan data (research and information collecting), (2) perencanaan
(planning), (3) pengembangan model awal (develop preliminary form of product),
(4) uji coba model awal (preliminary field testing), (5) revisi model awal (main
product revision), (6) uji coba terbatas (main field testing), (7) revisi model uji
coba (operational product revision), (8) uji coba lebih luas (operational field
testing), (9) revisi model akhir (final product revision), dan (10) desiminasi dan
implementasi (dissemination and implementation). Tahap desiminasi dan
implementasi tidak termasuk kegiatan yang dilaksanakan peneliti. Untuk
keperluan sosialisasi dan distribusi akan dilakukan melalui penulisan artikel pada
jurnal ilmiah. Berikut ini digambarkan langkah pengembangan model konseling:
VALIDASI
PENGEMBANGAN
PERENCANAAN
PELAPORAN
STUDI
PENDAHULUAN
DESAIN
AKHIR
UJI COBA LEBIH
LUAS
- Desain halus
- Implementasi - Evaluasi
- Penyempurnaan
UJI COBA TERBATAS
- Desain kasar
- Implementasi - Evaluasi
- Penyempurnaan
L
A
P
O
R
A
N
UJI MODEL
- Tes awal
- Implementasi
- Tes akhir
KONKLUSI
- Rumusan
model
awal
- Uji
kelayakan
terbatas
model
awal
STUDI
LITERATUR - Teori
- Hasil penelitian
terdahulu
STUDI
LAPANGAN - Kondisi
kematangan karir
siswa - Kondisi guru BK
- Kondisi
pelaksanaan BK
- Kondisi sarana
dan prasarana BK
Gambar 3.1
Langkah Pengembangan Model
STUDI
LITERATUR - Teori
- Hasil penelitian
terdahulu
STUDI LAPANGAN
- Kondisi
kematangan karir siswa
- Kondisi guru BK
- Kondisi pelaksanaan BK
- Kondisi sarana
dan prasarana BK
88
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Masing-masing dari tahapan penelitian pengembangan model diuraikan
sebagai berikut:
1. Penelitian dan Pengumpulan Data
Pada tahap ini, ada dua hal yang dilakukan yaitu studi literatur dan studi
lapangan. Pada studi literatur, digunakan untuk menemukan konsep-konsep atau
landasan teoritis yang memperkuat model yang akan dikembangkan. Melalui studi
literatur dikaji ruang lingkup model, keluasan penggunaan, kondisi pendukung,
dan langkah-langkah yang paling tepat untuk mengembangkan model. Studi
literatur memberikan gambaran hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai bahan
perbandingan untuk mengembangkan model.
2. Perencanaan
Hasil studi pendahuluan yang telah diuraikan di atas, selanjutnya dijadikan
sebagai bahan masukan untuk merumuskan model awal (hipotetik) konseling karir
trait and factor untuk meningkatkan kematangan karir siswa. Struktur model awal
konseling karir trait and factor untuk meningkatkan kematangan karir siswa
meliputi: (1) Rasional, menjelaskan pentingnya konseling karir trait and factor
untuk meningkatkan kematangan karir siswa. (2) Tujuan, menjelaskan gambaran
tentang sikap dan perilaku siswa yang diharapkan muncul melalui model
konseling karir trait and factor untuk meningkatkan kematangan karir siswa. (3)
Asumsi, menjelaskan prinsip-prinsip mendasar dalam melaksanakan layanan
konseling karir trait and factor. (4) Target intervensi, menjelaskan perubahan
yang terjadi pada pribadi siswa yang terlibat dalam konseling karir trait and
factor. (5) Komponen model, menjelaskan unsur pokok yang terdapat dalam
89
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
model konseling karir trait and factor (6) Langkah-langkah model, menjelaskan
aktivitas yang harus dijalani oleh konselor dan proses konseling tahapan
pelaksanaan konseling yang dimulai dari kegiatan persiapan dan kegiatan pokok.
Kegiatan pokok meliputi tahap pendahuluan, tahap inti, dan tahap penutup.
Masing-masing tahapan mencakup beberapa langkah atau sesi. (7) Kompetensi
konselor, menjelaskan keahlian-keahlian yang dituntut pada konselor yang akan
menyelenggarakan layanan konseling karir trait and factor. (8) Struktur dan isi
intervensi, menjelaskan gambaran singkat tentang langkah kerja atau kegiatan
yang dilakukan untuk mengimplementasikan model, dan 9) Evaluasi dan indikator
keberhasilan, menjelaskan tentang proses mengukur keberhasilan konseling
konseling karir trait and factor, serta indikator keberhasilannya.
3. Pengembangan Model Awal (Hipotetik)
Model awal (hipotetik) merupakan draft kasar dari model yang akan
dibuat. Meskipun demikian, draft model tersebut disusun selengkap dan
sesempurna mungkin. Draft atau model awal dikembangkan oleh peneliti
berdasarkan hasil kajian konseptual, kajian hasil penelitian terdahulu, dan kondisi
objektif kematangan karir hasil penelitian pendahuluan.
4. Uji Coba Model Awal
Dalam rangka menghasilkan model konseling yang teruji secara efektif,
maka langkah awal yang dilakukan adalah menguji kelayakan model secara
rasional. Uji kelayakan model (validasi rasional) dilakukan melalui penilaian
pakar (expert judgment). Pakar yang terlibat dalam penilaian model berjumlah tiga
orang yang memiliki latarbelakang pendidikan Magister (S2) dan Doktor (S3)
90
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
dalam bidang Bimbingan dan Konseling. Validasi rasional model selain dilakukan
melalui konsultasi dengan pakar bimbingan dan konseling, juga dengan cara
peneliti menyampaikan rumusan model konseling untuk ditelaah oleh para pakar
dan memberikan saran/masukan sebagai bahan penyempurnaan model konseling
sebelum diujicobakan ke lapangan.
5. Revisi Model Awal
Hasil validasi rasional terhadap rumusan model awal konseling dijadikan
sebagai bahan masukan untuk pengembangan model. Sebelum dilakukan uji coba
lapangan, dilakukan diskusi dan pembahasan terhadap model konseling di sekolah
dengan guru bimbingan dan konseling. Tanggapan dan komentar dari para guru
tersebut menjadi pertimbangan dalam menyempurnakan model konseling,
terutama berkaitan dengan implementasi model dan kemungkinan pemberlakuan
model di sekolah.
6. Uji Coba Terbatas
Sesuai dengan desain penelitian, uji coba terbatas model konseling
dilaksanakan di SMK Negeri 6 Bandung kepada 15 siswa kelas XI bidang
keahlian Teknik Gambar Bangunan (satu kelompok), dilakukan secara sistematis
sesuai dengan langkah-langkah dan prosedur yang terdapat dalam model. Pada
saat pelaksanaan uji coba terbatas dilakukan evaluasi dan refleksi terhadap
keseluruhan proses uji coba model. Hasil evaluasi dan refleksi menjadi bahan
untuk menyempurnakan model yang sedang dikembangkan.
91
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
7. Revisi Model Uji Coba Terbatas
Penyempurnaan model dilakukan setelah uji coba terbatas di SMKN 6
Bandung. Pada tahap penyempurnaan model awal ini dilakukan hanya pada satu
kelas dan menggunakan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih
difokuskan terhadap proses, sehingga revisi yang dilakukan bersifat
penyempurnaan internal model, seperti keseuaian waktu, materi, dan langkah
konseling. Hasil revisi model konseling karir trait and factor untuk meningkatkan
kematangan karir siswa SMK terlampir.
8. Uji Coba Lapangan Lebih Luas
Uji coba ini dilakukan agar model yang dikembangkan memenuhi standar
tertentu. Oleh karena itu target populasinya pun disesuaikan. Uji coba dan
penyempurnaan pada tahap model awal masih difokuskan kepada pengembangan
dan penyempurnaan materi model, belum memperhatikan kelayakan dalam
konteks populasi. Kelayakan populasi dilakukan dalam uji coba dan
penyempurnaan model yang telah disempurnakan. Dalam tahap ini, uji coba dan
penyempurnaan dilakukan dalam jumlah sampel yang lebih luas yaitu berasal dari
dua sekolah, dengan sampel subjek 30 orang (masing-masing sekolah diambil 15
orang siswa). Langkah-langkah uji coba model lebih luas ini sesuai dengan hasil
penyempurnaan uji model terbatas dengan jumlah sampel yang lebih banyak.
Uji coba diperluas model konseling dilaksanakan di dua sekolah, yaitu di
SMKN 5 dan SMKN 6 Bandung. Sampel menggunakan siswa kelas XI bidang
keahlian Teknik Gambar Bangunan, masing-masing kelompok berjumlah 15
orang siswa, sehingga jumlah sampel yang diuji menjadi 30 orang. Pelaksanaan
92
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
uji coba model ini dilakukan secara sistematis sesuai dengan langkah-langkah dan
prosedur yang terdapat dalam model hasil revisi.
9. Revisi Model Akhir
Penyempurnaan model dari hasil uji lapangan lebih luas ini lebih
memantapkan model yang dikembangkan, karena uji cobanya dilaksanakan pada
sampel yang lebih luas (dua kelas masing-masing satu kelas SMKN 5 dan SMKN
6 Bandung). Hasil evaluasi selain perbaikan yang bersifat internal, juga
penyempurnaan model ini didasarkan pada evaluasi hasil, sehingga pendekatan
yang digunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
B. Definisi Operasional Variabel
1. Kematangan Karir Siswa SMK
Definisi kematangan karir dalam penelitian ini adalah keberhasilan siswa
dalam menyelesaikan tugas perkembangan karir yang ditandai dengan memiliki:
(1) informasi tentang diri seperti kebutuhan, peran hidup, nilai kerja, minat
terhadap jabatan, dan dan informasi lain yang relevan, (2) kemampuan untuk
mengambil keputusan yang efektif dalam memilih karir, (3) pengetahuan tentang
dunia kerja, (4) kemampuan untuk mengintegrasikan informasi diri dengan
informasi karir, dan (5) kemampuan untuk membuat dan menerapkan suatu
rencana karir.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir Siswa
Dalam penelitian ini, faktor yang mempengaruhi kematangan karir siswa
SMK yang diungkap adalah: (1) Lingkungan keluarga dan teman (LK), (2)
93
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Lingkungan masyarakat tempat tinggal (LM), (3) Wawasan tentang dunia kerja
(WD), (4) Lingkungan sekolah (LS), (5) Dukungan infrastruktur dalam membantu
rencana karir masa depan (DI), dan (6) Sikap terhadap konsepsi pekerjaan/jabatan
(SK).
3. Upaya Siswa untuk Meningkatkan Kematangan Karir
Upaya siswa yang dilakukan siswa dalam penelitian ini mencakup: (1)
Diskusi dengan guru BK, (2) Diskusi dengan guru mata pelajaran, (3) Diskusi
dengan orang tua, (4) Diskusi dengan saudara kandung (kakak yg sudah bekerja),
(5) Diskusi dengan saudara ayah/ibu, (6) Diskusi dengan teman sekolah, (7)
Diskusi dengan teman di rumah, (8) Membaca buku/majalah tentang dunia
kerja/karir, (9) Menghadiri seminar/diskusi tentang karir, (10) Memperhatikan
acara, tayangan, informasi dunia kerja/karir di internet/televisi, (11)
Memanfaatkan waktu luang untuk bekerja sesuai bidang yang diinginkan, dan
(12) Memperhatikan iklan-iklan lowongan kerja, dll.
4. Model Konseling Karir Trait and Factor
Model konseling karir trait and factor adalah pola pemberian bantuan
kepada siswa yang dilakukan dengan melakukan tiga model aktivitas. Pertama,
analisis diri (personal analysis), yaitu mempelajari individu dengan cara menggali
informasi tentang diri dengan mengandalkan berbagai alat tes terstandar. Kedua,
analisis pekerjaan (job analysis), yaitu mempelajari lapangan kerja sehingga
individu memperoleh gambaran tentang ciri-ciri, tuntutan, imbalan yang akan
diperoleh, dan segala sangsi yang terkandung, tantangan yang akan dihadapi,
trend bidang pekerjaan mutakhir, dan peluang sukses dalam pekerjaan tertentu.
94
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Ketiga, mengintegrasikan trait and factor dengan lapangan kerja dengan cara
mencocokkan karakter diri individu dengan lapangan kerja, sehingga individu
memiliki dasar yang kuat dalam menentukan pilihan pekerjaan.
Model konseling karir trait and factor memungkinkan hubungan antara
guru/konselor dengan konseli merupakan hubungan guru ke siswa. Keterlibatan
konselor secara ekslusif dalam langkah-langkah proses konseling diawali dengan:
analisis atau pengumpulan data yang relevan; sintesis atau organisasi dari data itu
untuk memperoleh gambaran yang selengkap mungkin tentang konseli; diagnosis
atau pernyataan kesimpulan tentang semua unsur pokok masalah konseli dan
sebab-musababnya; prognosis atau perkiraan tentang perkembangan konseli
selanjutnya serta berbagai implikasi dari hasil kegiatan diagnosis; konseling atau
wawancara terhadap konseli untuk memikirkan penyelesaian terhadap problem
yang dihadapi konseli; tindak lanjut (follow-up) atau bantuan kepada konseli
apabila timbul masalah lagi dan evaluasi terhadap efektifitas konseling.
C. Pengembangan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini telah dikembangkan tiga perangkat instrumen
penelitian, yaitu: (1) Angket pengungkap kematangan karir siswa SMK (Bagian
A), (2) Angket pengungkap faktor yang mempengaruhi kematangan karir siswa
(Bagian B), dan (3) Angket pengungkap upaya-upaya yang dilakukan siswa SMK
dalam meningkatkan kematangan karir (Bagian C).
Angket untuk mengungkap kematangan karir ini menggunakan skala
penilaian terhadap item pernyataan meliputi pernyataan positif dan pernyataan
95
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
negatif. Setiap pernyataan disediakan dua alternatif pilihan jawaban (dikotomi),
yaitu “ya” atau “tidak”. Selanjutnya, untuk mengetahui gambaran kematangan
karir siswa, apabila siswa menjawab “ya” untuk item pernyataan positif
memperoleh skor satu (1) dan jika menjawab “tidak” memperoleh skor nol (0).
Pada item pernyataan negatif berlaku sebaliknya, yaitu apabila siswa menjawab
“ya” memperoleh skor nol (0) dan jika menjawab “tidak” memperoleh skor satu
(1).
Data faktor yang mempengaruhi kematangan karir siswa dijaring melalui
instrumen faktor yang mempengaruhi kematangan karir siswa terdiri atas dua
bagian. Pertama, bagian B1 untuk mengungkap aspek lingkungan keluarga dan
teman (LK), lingkungan masyarakat tempat tinggal (LM), dan wawasan tentang
dunia kerja (WD). Skala penilaian yang digunakan untuk setiap item pernyataan
disediakan empat alternatif pilihan yaitu: tidak pernah (TP), kadang-kadang (KD),
sering (SR), dan selalu (SL). kedua, bagian B2 untuk mengungkap aspek
lingkungan sekolah (LS), dukungan infrastruktur (DI), dan sikap terhadap
terhadap konsepsi pekerjaan/jabatan (SK). Skala yang digunakan model skala
Likert, di mana untuk setiap item pernyataan disediakan empat alternatif pilihan
yaitu: tidak setuju (TS), kurang setuju (KS), setuju (ST), dan sangat setuju (SS).
Selanjutnya, data untuk mengungkap jenis/bentuk upaya siswa untuk
meningkatkan kematangan karir digunakan instrumen yang menyediakan
sejumlah alternatif bentuk upaya siswa untuk dipilih sesuai dengan pengalaman
yang pernah dilakukan selama ini.
96
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data yang layak dipakai,
setiap item yang dikembangkan dari kisi-kisi instrumen (sebanyak 50 item untuk
Format A, 65 item untuk Format B, dan 12 item untuk Format C) dikoreksi oleh
tiga orang penimbang untuk dikaji secara rasional dari segi isi dan redaksi item,
serta ditelaah kesesuaian item dengan aspek-aspek yang akan diungkap. Ketiga
penimbang tersebut sebagai pakar konseling yang memiliki keahlian dan
pengalaman yang memadai, dan berkualifikasi pendidikan doktor konseling.
Setiap penimbang memberikan koreksinya. Terhadap item yang menurut
penimbang kurang layak, dilihat dari segi materi, konstruksi, atau bahasa,
dilakukan revisi seperlunya sesuai dengan saran-saran para penimbang tersebut.
Pada langkah berikutnya sebelum dilakukan uji coba instrumen,
dihadirkan para siswa SMK kelas XI sebanyak 15 orang untuk melakukan uji
keterbacaan terhadap setiap butir item dalam instrumen. Terhadap item
pernyataan yang dirasakan sulit dipahami oleh siswa dilakukan penyempurnaan,
baik dari segi materi, konstruksi, terutama dalam penggunaan bahasa. Rangkuman
hasil penimbangan pakar dan uji keterbacaan ini dijadikan bahan untuk perbaikan
dan pengembangan instrumen sebelum diujicobakan disajikan di lampiran I.
Kegiatan uji coba instrumen melibatkan sebanyak 80 siswa yang diambil
masing-masing 40 orang siswa kelas XI dari SMKN 5 dan SMKN 6 Bandung.
Perhitungan uji validitas dan reliabilitas menggunakan bantuan program SPSS for
Window versi 15.0. Hasil uji validitas instrumen kematangan karir (Bagian A)
diperoleh butir yang tidak valid sebanyak tujuh butir dari 50 butir, yaitu butir
97
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
nomor: 14, 22, 30, 32, 38, 42, dan 48. Hasil uji reliabilitas instrumen kematangan
karir diperoleh koefisien Spearman-Brown = 0,939.
Kisi-kisi instrumen kematangan karir hasil penimbangan tim pakar, hasil
uji keterbacaan, dan hasil uji coba (validitas dan reliabilitas) yang selanjutnya
digunakan sebagai instrumen penelitian untuk menjaring data kematangan karir
siswa (Bagian A) disajikan pada tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Kematangan Karir Siswa
(BAGIAN A)
ASPEK INDIKATOR PULTA RESPON-
DEN
NOMOR
ITEM
a. Informasi
diri (Self
Information/
SI)
1) Memahami
kebutuhan-kebutuhan
dalam memilih
pekerjaan (needs)
2) Memahami peran-
peran hidup dalam
memilih pekerjaan
(life roles)
3) Memahami nilai-nilai
kerja dalam memilih
bidang pekerjaan
(work values)
4) Memahami minat
dalam memilih
bidang pekerjaan
(occupational
interests)
5) Mengetahui
informasi lain yang
relevan (other
relevant information)
Kuesi-
oner
Siswa 1,2
3,4
5,6
7,8
9,10,11,12
b. Pengambilan
keputusan
(Decision
Making/
DM)
1) Mengenali kebutuhan
akan suatu keputusan
2) Menentukan tujuan
membuat keputusan
3) Memiliki alternatif
keputusan lain
4) Mengevaluasi
Kuesi-
oner
Siswa 13
15,16
17,18
19,20
98
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
alternatif keputusan
5) Memilih alternatif
yang terbaik
21
c. Informasi
karir (Career
Information/
CI)
1) Memiliki kesadaran
terhadap informasi
karir 2) Memiliki sikap positif
terhadap informasi
karir 3) Mengetahui sumber-
sumber informasi
karir
4) Memiliki komitmen
karir masa depan
Kuesi-
oner
Siswa 23,24,25
26,27
28,29
31
d. Memadukan
antara
informasi
diri dengan
informasi
karir
(Integration
of SI with
CI/INT)
1) Memahami tuntutan
karir yang akan
dipilih 2) Mampu memadukan
informasi diri dan
informasi karir
Kuesi-
oner
Siswa 33,34,35,
36,37
39,40, 41
e. Perencanaan
karir
(Career
Planning/
CP)
1) Memahami persiapan
rencana karir
2) Memahami penerapan
rencana karir
Kuesi-
oner
Siswa 43,44,45,
46,47
49,50
Jumlah item instrumen kematangan karir (Bagian A) setelah item yang
tidak valid (tujuh butir) dibuang menjadi berjumlah 43 item. Selanjutnya,
pemberian nomor yang baru dalam instrumen setelah hasil uji coba diurutkan
kembali mulai dari nomor 1 s.d nomor 43.
Hasil uji validitas instrumen faktor-faktor yang mempengaruhi
kematangan karir (Bagian B1) diperoleh butir yang tidak valid hanya satu butir
dari 35 butir, yaitu butir nomor 21. Hasil uji reliabilitas instrumen faktor-faktor
yang mempengaruhi kematangan karir diperoleh koefisien Spearman-Brown =
0,940. Kisi-kisi instrumen faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir
99
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
hasil penimbangan tim pakar, hasil uji keterbacaan, dan hasil uji coba (validitas
dan reliabilitas) yang selanjutnya digunakan sebagai instrumen penelitian untuk
menjaring faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir siswa (Bagian B1)
disajikan pada tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir Siswa
(BAGIAN B1)
ASPEK INDIKATOR PULTA RESPON-
DEN
NOMOR
ITEM
1. Lingkungan
keluarga dan
teman (LK)
1) Keterlibatan
keluarga
2) Keterlibatan teman-
teman
Kuesi-
oner
Siswa 1,7,13,19,24,
25,31,32,34
2,8,14,20,26,
33
2. Lingkungan
masyarakat
tempat
tinggal (LM)
1) Keterlibatan orang
dewasa di
lingkungan
masyarakat
2) Kondisi lingkungan
tempat tinggal
Kuesi-
oner
Siswa 3,9,15, 27,
35
4,10,16,21,
28
3. Wawasan
tentang dunia
kerja (WD)
1) Usaha
mendapatkan
wawasan dunia
kerja
2) Manfaat wawasan
tentang dunia kerja
Kuesi-
oner
Siswa 5,11,17,22,
29
6,12,18,23,
30
Jumlah item instrumen faktor yang mempengaruhi kematangan karir di
atas (Bagian B1) setelah item yang tidak valid (satu butir) dibuang menjadi
berjumlah 34 item. Selanjutnya, pemberian nomor yang baru dalam instrumen
setelah hasil uji coba diurutkan kembali mulai dari nomor 1 s.d nomor 34.
Hasil uji validitas instrumen faktor-faktor yang mempengaruhi
kematangan karir (Bagian B2) diperoleh butir yang tidak valid sebanyak lima
100
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
butir dari 30 butir, yaitu butir nomor: 2, 10, 25, 28, dan 30. Hasil uji reliabilitas
instrumen faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir diperoleh koefisien
Spearman-Brown = 0,819. Kisi-kisi instrumen faktor-faktor yang mempengaruhi
kematangan karir hasil penimbangan tim pakar, hasil uji keterbacaan, dan hasil uji
coba (validitas dan reliabilitas) yang selanjutnya digunakan sebagai instrumen
penelitian untuk menjaring faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir
siswa (Bagian B2) disajikan pada tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir Siswa
(BAGIAN B2)
ASPEK INDIKATOR PULTA RESPON-
DEN
NOMOR
ITEM
1. Lingkungan
keluarga dan
teman (LK)
1) Keterlibatan
keluarga
2) Keterlibatan teman-
teman
Kuesi-
oner
Siswa 1,7,13,19,24,
25,31,32,34,
2,8,14,20,26,
33
2. Lingkungan
masyarakat
tempat
tinggal (LM)
1) Keterlibatan orang
dewasa di
lingkungan
masyarakat
2) Kondisi lingkungan
tempat tinggal
Kuesi-
oner
Siswa 3,9,15, 27
4,10,16,21,
28
3. Wawasan
tentang dunia
kerja (WD)
3) Usaha
mendapatkan
wawasan dunia
kerja
4) Manfaat wawasan
tentang dunia kerja
Kuesi-
oner
Siswa 5,11,17,22,
29
6,12,18,23,
30
4. Lingkungan
sekolah (LS)
1) Keterlibatan guru
BK
2) Keterlibatan guru
BS
Kuesi-
oner
Siswa 1,7,13,20,24
8,14,21
5. Dukungan
infrastruktur
dalam
membantu
rencana karir
masa depan
1) Dukungan
keluarga
2) Dukungan
masyarakat
3) Dukungan sekolah
Kuesi-
oner
Siswa 2,15
3,9,16
4,10,17,22
101
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
(DI)
6. Sikap
terhadap
konsepsi
pekerjaan/ja-
batan (ST)
1) Peluang kerja
2) Persepsi kerja
Kuesi-
oner
Siswa 5,11,18,
6,12,19,23
Jumlah item instrumen faktor yang mempengaruhi kematangan karir di
atas (Bagian B2) setelah item yang tidak valid (lima butir) dibuang menjadi
berjumlah 25 item. Selanjutnya, pemberian nomor yang baru dalam instrumen
hasil uji coba diurutkan kembali mulai dari nomor 1 s.d nomor 25.
Berdasarkan hasil uji coba tersebut di atas, terhadap butir-butir yang tidak
valid yang berjumlah 13 butir tidak disertakan (dibuang) dan sebanyak 102 butir
yang valid digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian. Data hasil uji coba,
instrumen sebelum dan sesudah uji coba disajikan pada lampiran II dan III.
D. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SMKN 5 dan SMKN 6 di Kota
Bandung. Subjek penelitian (sampel) adalah siswa kelas XI tahun akademik
2010/2011 program keahlian Teknik Bangunan. Pada tahap studi pendahuluan ini
pengambilan sampel teknik two stage cluster sampling. Pemilihan kelas sampel
dilakukan secara acak berdasarkan kelompok bidang keahlian (tahap satu),
kemudian dari setiap kelas sampel terpilih dilakukan acak untuk menetapkan
sejumlah siswa yang akan diteliti tingkat kematangan karirnya (tahap dua).
Pada tahap pengembangan dan validasi model awal (hipotetik), subjek
penelitian adalah pakar bimbingan dan konseling berjumlah tiga orang.
Sedangkan pada tahap uji coba model terbatas, subjek penelitian adalah siswa
102
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
SMKN 5 kelas XI Teknik Gambar Bangunan (TGB1) berjumlah 15 siswa yang
ditentukan secara acak dan pada tahap uji coba model diperluas, subjek penelitian
adalah siswa SMKN 5 kelas XI TGB1 dan siswa SMKN 6 kelas XI TGB3
masing-masing berjumlah 15 siswa yang ditentukan secara acak. Selanjutnya,
pada tahap uji efektifitas model konseling, subjek penelitian adalah siswa SMKN
6 berjumlah 60 siswa yang berasal dari kelas TGB1 berjumlah 30 siswa sebagai
kelompok eksperimen dan kelas TGB2 berjumlah 30 siswa sebagai kelompok
kontrol. Secara rinci, subjek penelitian ini disajikan pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Subjek Penelitian Pengembangan Model Konseling Karir Trait and Factor untuk
Meningkatkan Kematangan Karir Siswa
TAHAP
PENELITIAN SUBJEK PENELITIAN
JUMLAH
POPULASI
JUMLAH
SAMPEL
1. Studi
Pendahuluan
1. Siswa SMKN 5 Bidang Keahlian:
a. Teknik Survey Pemetaan (TSP)
b. Teknik Gambar Bangunan (TGB)
c. Teknik Konstruksi Batu Beton
(TKBB)
2. Siswa SMKN 6 Bidang Keahlian:
a. Teknik Konstruksi Kayu (TKK)
b. Teknik Gambar Bangunan (TGB)
89
190
72
188
206
57
146
23
47
107
2. Validasi
Rasional
Model Awal
Pakar Bimbingan dan Konseling
Praktisi (guru Bimbingan dan Konseling)
3
3
3. Uji Coba
Model
Terbatas
Siswa SMKN 6 kelas XI TGB 15
4. Uji Coba
Model Lebih
Luas
Siswa SMKN 5 kelas XI TGB
Siswa SMKN 6 kelas XI TGB
15
15
5. Uji
Efektivitas
Model
Siswa SMKN 6 Bidang Keahlian
Teknik Gambar Bangunan
a. Kelompok Eksperimen
b. Kelompok Kontrol
30
30
103
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
E. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi dua jenis data, yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif. Data kematangan karir, faktor yang mempengaruhi
kematangan karir, dan upaya siswa meningkatkan kematangan karir berbentuk
data kuantitatif, sedangkan data penilaian kelayakan model oleh para ahli,
pendapat siswa pada setiap akhir sesi intervensi (refleksi), dan wawancara dengan
guru bimbingan dan konseling berbentuk data kualitatif. Untuk menganalisis data
kuantitatif digunakan analisis statistik deskriptif seperti pengukuran tendensi pusat
(central tendency), pengukuran dispersi (dispersion), dan distribusi frekuensi.
Sedangkan untuk data kualitatif digunakan analisis non statistik melalui inferensi
yang logis berdasarkan pertimbangan dan kondisi aktual.
Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini untuk menafsirkan secara
rinci mengenai gambaran kematangan karir secara keseluruhan dan gambaran
aspek-aspek kematangan karir siswa SMKN program keahlian Teknik Bangunan
adalah sebagai berikut: untuk gambaran tingkat kematangan karir siswa berada
pada kategori matang dan belum matang dilakukan dengan membandingkan skor
kematangan yang diperoleh siswa (Xi) dengan skor rata-rata idealnya (𝑋 ) seperti
pada tabel 3.5 di bawah ini.
Tabel 3.5
Kriteria Kematangan Karir
Kriteria Kategori Penafsiran
Xi ≥ 𝑋 Matang Siswa memiliki kematangan karir
yang cukup (tidak perlu
ditingkatkan)
Xi < 𝑋 Belum Matang Siswa memiliki kematangan karir
yang kurang (perlu ditingkatkan)
104
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Selanjutnya untuk kriteria aspek kematangan karir siswa berada pada
kategori matang dan belum matang seperti tertera pada tabel 3.6 di bawah ini.
Tabel 3.6
Kriteria untuk Penafsiran Skor Kematangan Karir
Aspek Kematangan
Karir
Penafsiran
Self Information (SI)
Matang Siswa memiliki informasi diri (SI) yang cukup,
skor SI antara 8 s.d 12 (tidak perlu ditingkatkan)
Belum Matang
Siswa memiliki informasi diri (SI) yang tidak
cukup, skor SI antara 4 s.d 7 (perlu
ditingkatkan)
Siswa memiliki informasi diri (SI) yang kurang,
skor SI antara 0 s.d 3 (harus ditingkatkan)
Decision Making (DM)
Matang
Siswa memiliki kemampuan dalam membuat
keputusan (DM) yang cukup, skor DM antara 6
s.d 8 (tidak perlu ditingkatkan)
Belum Matang
Siswa memiliki kemampuan dalam membuat
keputusan (DM) yang tidak cukup, skor DM
antara 3 s.d 5 (perlu ditingkatkan)
Siswa memiliki kemampuan dalam membuat
keputusan (DM) yang kurang, skor DM antara 0
s.d 2 (harus ditingkatkan)
Career Information (CI)
Matang
Siswa memiliki informasi karir (CI) yang
cukup, skor CI antara 6 s.d 8 (tidak perlu
ditingkatkan)
Belum Matang
Siswa memiliki informasi karir (CI) yang tidak
cukup, skor CI antara 3 s.d 5 (perlu
ditingkatkan)
Siswa memiliki informasi karir (CI) yang
kurang, skor CI antara 0 s.d 2 (harus
ditingkatkan)
Integration of SI with CI
(INT)
Matang
Siswa memadukan informasi diri (SI) dengan
informasi karir (CI) dengan cukup, skor INT
antara 6 s.d 8 (tidak perlu ditingkatkan)
Belum Matang Siswa memadukan informasi diri (SI) dengan
informasi karir (CI) belum cukup, skor INT
105
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
antara 3 s.d 5 (perlu ditingkatkan)
Siswa memadukan informasi diri (SI) dengan
informasi karir (CI) masih kurang, skor INT
antara 0 s.d 2 (harus ditingkatkan)
Career Planning (CP)
Matang
Siswa memiliki kemampuan merencanakan
karir (CP) yang cukup, skor CP antara 5 s.d 7
(tidak perlu ditingkatkan)
Belum Matang
Siswa memiliki kemampuan merencanakan
karir (CP) yang belum cukup, skor CP antara 3
s.d 4 (perlu ditingkatkan)
Siswa memiliki kemampuan merencanakan
karir yang kurang, skor CP antara 0 s.d 2 (harus
ditingkatkan)
Sebelum data digunakan dalam analisis uji hipotesis semua pasangan data
terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan persyaratan data. Kegiatan ini dilakukan
untuk menghitung normalitas dan homoginitas variansi sebaran skor kematangan
karir siswa dari setiap kelompok uji.
Hasil uji normalitas setiap kelompok data menggunakan formula “One-
Sample Kolmogorov-Smirnov Test” dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7
Hasil Uji Normalitas Data Kematangan Karir
Kelompok Data
Nilai
Kolmogorov-
Smirnov Z
Nilai p
Signifikansi Keterangan
Eksperimen Pretest 0,588 0,879 Normal
Posttest 0,556 0,917 Normal
Kontrol Pretest 0,828 0,500 Normal
Posttest 0,530 0,942 Normal
Hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa semua data, baik pada
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol berasal dari populasi yang
106
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
berdistribusi normal karena mempunyai nilai signifikansi atau nilai probabilitas p
> 0,05.
Selanjutnya hasil perhitungan pengujian homoginitas variansi data dengan
menggunakan “Levene’s Test of equality of error variances” dapat dilihat pada
tabel 3.8.
Tabel 3.8
Hasil Uji Homoginitas Variansi Data Kematangan Karir
Nilai Levene
Statistic F df1 df2
Nilai p
Signifikansi Keterangan
1,971 3 116 0,122 Homogin
Hasil uji homoginitas varians menunjukkan bahwa varians homogin
karena mempunyai nilai signifikansi atau nilai probabilitas p > 0,05.
Ternyata, hasil perhitungan yang terlihat pada kedua tabel menunjukkan
bahwa semua kelompok data pada penelitian ini berdistribusi normal dan varian
yang homogin. Dengan demikian data semua kelompok siswa pada penelitian
telah diketahui memenuhi syarat untuk dilakukan perhitungan secara inferensial
guna menguji hipotesis yang telah diajukan.
Selanjutnya, untuk mengetahui keefektifan penggunaan model konseling
karir trait and factor untuk meningkatkan kematangan karir siswa telah dilakukan
kegiatan eksperimen menggunakan teknik eksperimen semu (quasi experimental
design) dengan rancangan Pretest-Posttest Nonequivalent Group Design.
Rancangan Pretest-Posttest Nonequivalent Group Design dengan formula
sebagai berikut:
107
Sudjani, 2012 Model Konseling Karir Trait And Factor Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Smkn Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen Non R O1 X O2
Kontrol Non R O3 - O4
Keterangan: Non R = penempatan subjek dalam kelompok tanpa acak
O1 dan O3 = pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol
O2 dan O4 = posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol
X = perlakuan penelitian, menggunakan model konseling
karir trait and factor untuk meningkatkan kematangan
karir siswa SMK
Uji efektivitas model tersebut dilakukan uji beda data skor rerata
kematangan karir siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Untuk keperluan ini telah
digunakan rumus statistik t-test berpasangan. Selanjutnya, untuk mengetahui
apakah skor posttest yang diperoleh konseli setelah mengikuti konseling karir trait
and factor dipengaruhi oleh skor pretest, akan dilakukan analisis kovarians
(ANCOVA) dengan data skor pretest sebagai kovariat. Dengan ANCOVA ini
sebelumnya diuji terhadap skor pretest kedua kelompok itu tidak ada perbedaan
(identik).
Uji efektivitas ini menekankan pada perbandingan antar rerata kelompok
eksperimen dengan kontrol setelah perlakuan diberikan (posttest). Dengan
demikian, yang diutamakan dalam pengujian ini adalah uji komparasi, sedangkan
uji prediksi dipakai sebagai bagian dari bentuk kontrol terhadap variabel-variabel
ekstra yang turut mempengaruhi keluaran perlakuan yang diberikan. Upaya
kontrol yang dilakukan adalah kontrol secara statistik. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah data posttest dan variabel independen atau kovariannya
adalah data pretest. Adapun teknik pengujian dilakukan dengan menggunakan
bantuan software statistical product and service solutions (SPSS) versi 17.0.